• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Siliwangi Vol. 1 No. 1 Des 2015 ISSN Seri Pengabdian Pada Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Siliwangi Vol. 1 No. 1 Des 2015 ISSN Seri Pengabdian Pada Masyarakat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERAJINAN KELOM GEULIS DI

KECAMATAN TAMANSARI, KOTA TASIKMALAYA

Aripin

1)

, Edvin Priatna

2)

, dan Suyudi

3)

1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi

email: aripin@unsil.ac.id

2Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi

email: ujack05@yahoo.com

3Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Email: suyudi@unsil.ac.id Abstrak

Produk kelom geulis atau sandal cantik sudah menjadi kegiatan bisnis di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Produk sandal kelom geulis banyak diminati oleh pelancong tetapi kreativitas dalam membuat kerajinan belum banyak berubah mengikuti trend pasar. Hal tersebut disebabkan keterbatasan para pengrajin dalam mengembangkan disain dan pola sandal kelom geulis yang selama ini hanya bertumpu pada disain dan pola tradisional seperti sandal kelom geulis berbobot tidak ringan dan bahan anti rayap kayu, kepudaran warna oleh cahaya matahari, serangan jamur dan zat warna hitam (cai meuting) untuk pengawetan kelom geulis. Jika kondisi ini diatasi dengan sentuhan teknologi maka itu akan mendorong pertumbuhan industri kerajinan kelom geulis. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan desain dan pola produk kelom geulis berbobot ringan, menggunakan bahan anti rayap kayu, kepudaran warna, anti jamur dan cai meuting pada kelom geulis, dan kelayakan usaha dan teknik pemasaran produk berbasis online. Metode penerapan ipteks dalam kegiatan ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan (metode penyuluhan dan pelatihan). Tahap persiapan dilakukan dengan survei, tahap pelaksanaan dengan metode diskusi, praktek dan pendampingan. Penyuluhan dan kegiatan praktek pelatihan dilaksanakan pada tanggal 10–12 Juni 2015 dan pendampingan tanggal 13 Juni –30 Oktober 2015. Peserta penyuluhan dan kegiatan praktek berjumlah 30 peserta dari UKM T Wood Project dan Rahayu Amanah. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan dan ketrampilan dua variasi pola disain dan satu model disain corak bunga kelom geulis berbobot ringan dan pembuatan asap cair dan penggunaannya sudah diberikan kepada para pengrajin untuk meningkatkan pengawetan produk kelom geulis dari serangan rayap kayu, kepudaran cahaya matahari, dan anti jamur/ cai meuting kayu.

Abstract

Craft products of kelom geulis or beautiful sandals have become a bussines activity in Tamansari district, Tasikmalaya City, but craftmen of kelom geulis can not change the economc level into an advanced economy and the economic level of craftman mostly belonged to poor people. This is because the income of craftmen still minimal, because the market demand for kelom geulis is small. Craftsmen knowledge to improve the technology is still limited, causing the price of the kelom geulis not increased. Therefore, there should be a breakthrough that could help the development of product design and also help in the preparation of processing technology. IbM activity is done by two methods. They are the method of observation/survey and training. The method of training is done with the discussion and practice (learning by doing) through training activities of various design trends of kelom geulis, drying, water-resistant coating material, web-based marketing techniques, and craft business development through cooperatives. The survey results showed that the two partners do business of kelom geulis in home from preparation of raw materials, pattern formation, bodasan refining, manufacture of floral pattern, until the finishing stage. Results showed that during the training and practice, the participants were quite enthusiastic to follow the material presented by speakers from the University Siliwangi.

(2)

1. PENDAHULUAN

Pembuatan kelom geulis atau sandal kayu cantik sudah menjadi kegiatan bisnis secara home industry di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya (BPS Kota Tasikmalaya, 2013), itu hampir 46% jumlah penduduk yang terdiri dari pengrajin dan buruh di Kecamatan Tamansari menekuni pencaharian pembuatan kelom geulis. Pengrajin kelom geulis belum bisa merubah tingkat perekonomian penduduk menjadi ekonomi yang maju, dan tingkat perekonomian pengrajin kebanyakan termasuk golongan masyarakat miskin. Hal ini dikarenakan pendapatan pengrajin kelom geulis masih minim. Terbatasnya pengetahuan pengrajin kelom geulis untuk meningkatkan teknologinya, menyebabkan harga kelom geulis tidak meningkat bahkan banyak ditinggalkan pembeli.

Sebenarnya dari kacamata geografis, peluang pasar sandal kelom geulis sangat besar di Kecamatan Tamansari sebab berlokasi dekat dengan objek wisata Pantai Cipatujah, tempat ziarah Pamijahan, Pantai Karangtawulan, Pantai Sindang Kerta, Pantai Pamayangsari, Taman Bubujung Indah, Kampung Naga, dan Kawah dan Pemandian Cipanas Galunggung. Menurut data tahun 2012, kunjungan wisata ke tempat-tempat itu mencapai 624.743 orang (Disbudpar Kab. Tasikmalaya, 2012) namun cinderamata yang dijajakan ke objek wisata tersebut bukan hasil karya penduduk setempat, sehingga imbas pariwisata tidak dapat dirasakan oleh penduduk Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Jika kondisi ini tidak tertangani dengan baik maka dunia pariwisata akan menimbulkan kecemburuan, dan akan menimbulkan dampak yang serius jika peran penduduk lokal termarginalkan. Apabila kondisi ini terus terjadi maka pariwisata di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya bisa terancam.

Produk sandal kelom geulis banyak diminati oleh pelancong tetapi kreativitas dalam membuat kerajinan belum banyak berubah mengikuti trend pasar. Hal tersebut disebabkan keterbatasan para pengrajin dalam hal:

a. Desain dan pola sandal kelom geulis dan selama ini hanya bertumpu pada desain dan pola tradisional seperti sandal kelom geulis berbobot tidak ringan.

b. Pengawetan produk sandal kelom geulis dari serangan rayap kayu, kepudaran warna oleh cahaya matahari, serangan jamur dan zat warna hitam (cai meuting). Jika kondisi ini diatasi dengan sentuhan teknologi maka itu akan mendorong pertumbuhan industri kerajinan kelom geulis di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan desain dan pola produk kelom geulis berbobot ringan, menggunakan bahan anti rayap kayu, kepudaran warna, anti jamur dan cai meuting pada kelom geulis, dan kelayakan usaha dan teknik pemasaran produk berbasis online. 2. METODE KEGIATAN

Sasaran pada kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah para pengrajin kelom geulis yang terdiri dari dua mitra kelompok pengrajin yaitu Kelompok Pengrajin T Wood Project dan Rahayu Amanah di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.

Metode penerapan ipteks dalam pengabdian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan (metode penyuluhan, pelatihan dan pendampingan). Setiap tahap dijelaskan sebagai berikut: 1) Persiapan

Persiapan pelaksanaan kegiatan pekerjaan ini tersusun sebagai berikut:

a. Mengadakan koordinasi dengan pihak Kecamatan Tamansari untuk mensosialisasikan program kepada para pejabat di tingkat kecamatan. Rencana kerja mengadakan pertemuan dengan aparat pemerintah di tingkat kecamatan dengan mengundang kepala Kelurahan. Acara pokoknya adalah sosialisasi program pemberdayaan pengrajin kelom geulis kepada kelompok pengrajin di tiap kelurahan. Tahap berikutnya pertemuaan di tingkat kelurahan dengan mengundang ketua RW agar dapat membentuk kelompok.

b. Kegiatan survei lapangan dalam rangka untuk mengetahui potensi usaha kelom

(3)

geulis yang dilakukan bersamaan dengan pertemuan di tingkat kecamatan dan kelurahan dengan memberikan wawancara secara langsung kepada para pengrajin kelom geulis yang dibina. Dari data ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kesediaan pengrajin kelom geulis dan kesinambungan untuk usaha ini. Data yang diperoleh kemudian dihimpun untuk dianalisis yang kemudian diolah untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas.

c. Kajian penelitian terhadap proses pengolahan kelom geulis dalam rangka divertifikasi produk menjadi aneka kerajinan.

d. Kajian kebutuhan bahan baku dan bahan penolong untuk menunjang proses produksi kerajinan yaitu menghimpun kebutuhan perkiraan bahan baku kalau kelompok-kelompok tersebut sudah terbentuk. Berapa jumlah kelompok yang dibutuhkan agar kebutuhan bahan baku cukup dan seterusnya supaya usaha ini dapat berkesinambungan.

e. Kajian kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang tersusun dalam dua bentuk yaitu bentuk pertama dari kelompok pengrajin sendiri yaitu anggota kelompok yang ikut menjadi anggota produksi industri kelom geulis ini, yang secara riil harus dicatat jumlah dan kemampuan untuk berproduksi. Bentuk yang kedua adalah kesiapan SDM untuk menjadi “trading” yang sekaligus menjadi supervisi yaitu yang berasal dari universitas atau mahasiswa yang sanggup untuk membantu dalam pelaksanaan program ini.

f. Kajian kebutuhan sarana dan prasarana pendukung didapatkan dari kebutuhan untuk produksi pada pengolahan kayu menjadi kelom geulis.

g. Kajian kebutuhan alat tepat guna untuk skala rumah tangga yang menguntungkan dengan melakukan survei untuk melihat kebutuhan bahan baku, kebutuhan di kelompok, kebutuhan di tingkat kelurahan.

h. Kajian ekonomi atas kelayakan usaha pengembangan produk kerajinan kelom geulis dengan menggunakan analisa. Hal ini dilakukan dengan melihat pasar yang

ada, menentukan harga jual dan menentukan harga pokok produksi. Dari hasil ini dapat dilihat sebagai studi kelayakan bisnis untuk masing-masing sektor.

2) Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan Penyuluhan dan kegiatan praktek pelatihan dilaksanakan pada tanggal 10–12 Juni 2015 dan pendampingan tanggal 13 Juni–30 Oktober 2015. Peserta penyuluhan dan kegiatan praktek berjumlah 30 peserta. Materi penyuluhan dan kegiatan praktek ditunjukkan pada Tabel 1. Dalam pelaksanaan pelatihan, itu menggunakan metode diskusi dan praktek (learning by doing) (Aripin dkk, 2007; Aripin dkk, 2009; Aripin dkk, 2012).

Gambar 1. Bentuk kelom geulis berbobot ringan (pola 1).

Tabel 1. Materi penyuluhan dan praktek kegiatan iptek bagi masyarakat program Pengabdian Kepada Masyarakat

Penyuluhan (ceramah)

Kegiatan praktek Teknologi disain

dan pola produk kelom geulis

Pembuatan disain dan pola kelom geulis berbobot ringan

Manfaat asap cair untuk pengawetan kelom geulis

Pelapisan asap cair pada produk kelom geulis Teknik pemasaran kerajinan berbasiskan web Pembuatan web untuk pemasaran produk kelom geulis Kelayakan usaha kelom geulis

(4)

Gambar 2. Bentuk kelom geulis berbobot ringan (Pola 2).

Gambar 3. Pola kelom geulis bercorak bunga.

Gambar 4. Alat pirolisis asap cair

Gambar 5. Asap cair dan ter untuk pengawetan kelom geulis.

Gambar 6. Kelom geulis yang sudah dilapisi asap cair dan ter.

Gambar 7. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Survei

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, ada beberapa hal yang ditemukan yaitu:

a. Usaha kelom geulis dilakukan di rumah-rumah para pengrajin yang terdiri dari penyiapan kelom geulis (bahan baku kayu mahoni, membuat pola sandal kelom, penghalusan bodasan dan pengeringan) dan pembuatan kelom geulis dalam hal pemberian corak bunga supaya sandal kelom kelihatan cantik. b. Untuk keperluan sandal kelom yang baik

diperlukan sandal kelom dengan warna alami tanpa penggunaan cat sintetik, tetapi kualitas sandal kelom tidak tahan lama karena gangguan cuaca dan serangan rayap kayu. Pada keadaan ini diperlukan cat alami berwarna dasar bening untuk menjaga keawetan sandal kelom geulis dan menghindarkan serangan rayap kayu.

2. Hasil Penyuluhan dan Praktek

Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui penyuluhan dan praktek desain, pengawetan, pemasaran online produk kelom geulis di Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya. Tabel 2 menunjukkan hasil pelatihan peningkatan produk kelom geulis.

(5)

Tabel 2. Hasil pelatihan peningkatan produk kelom geulis Kegiatan Luaran Pelatihan model pola dan desain Kemampuan mendisain bentuk dan model kelom geulis yang dimiliki oleh pengrajin.

Tercipta 3 variasi pola dan desain kelom geulis Pelatihan

Pengawetan kelom geulis

Menciptakan kelom geulis tahan terhadap serangan rayap kayu, jamur, cai meuting, cuaca dan panas matahari. Pelatihan

manajemen usaha

Terselenggarakannya pembukuan usaha secara tertib, yaitu: (a) buku pembelian, (b) buku penjualan, (c) buku kas, (d) buku neraca, (e) laporan rugi/laba.

Peningkatan pengetahuan dan jiwa wirausaha pengrajin kelom geulis, sehingga pengrajin sanggup mengadakan perubahan-perubahan (inovasi) dalam menjalankan usahanya guna memperluas pasar dan pendapatan.

Pelatihan desain web

Kemampuan

menggunakan media internet sebagai sarana untuk pemasaran produk kerajinan kelom geulis. Tercipta satu buah web sebagai media pemasaran produk kerajinan kelom geulis.

Gambar 1 menunjukkan pola kelom geulis berbobot ringan. Gambar sebelah kiri adalah pola bodasan kelom geulis tradisional yang dikembangkan selama ini oleh pengrajin. Dengan diberikan sentuhan teknologi berupa tiga lubang pada tempat injakan bodasan kelom geulis pada gambar sebelah kanan, itu akan memberikan pengurangan pada bobot kelom geulis. Pada produk akhir kelom geulis lubang-lubang

tersebut tidak akan kelihatan karena tertutup oleh aksesoris karet yang melekat pada tempat injakan. Pola kedua untuk pengurangan bobot kelom geulis dilakukan dengan membuat lubang besar dengan posisi horisontal seperti Gambar 2. Lubang yang dibuat berfungsi ganda selain dibuat untuk pengurangan bobot juga untuk membuat corak seni untuk kelom geulis. Posisi lubang pada tempat injakan dipikirkan setelah mempertimbangkan kekuatan beban pemakai sandal kelom geulis dengan bobot antara 50 kg sampai 80 kg, sehingga sandal kelom geulis tidak retak. Gambar 3 menunjukkan pola corak bunga untuk kelom geulis. Pada pola tradisional tidak ada motif dibuat pada tempat injakan atau biasanya polos. Untuk meningkatkan corak seni kelom geulis maka dibuat corak bunga pada tempat injakan dengan mempertimbangkan kehalusan corak bunga supaya tidak mengganggu tempat injakan. Gambar 4 menunjukkan alat untuk memproduksi asap cair dan Gambar 5 menunjukkan asap cair dan ter untuk pengawetan sandal kelom geulis. Gambar 6 menunjukkan produk kelom geulis yang sudah dilapisi dengan asap cair dan ter. Gambar 7 menunjukkan kegiatan penyuluhan dan pelatihan membuat disain, pola dan pengawetan kelom geulis. Penyuluhan dan pelatihan berlangsung baik dan lancar. Para pengrajin memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan dan menunjukan kerja sama yang baik dalam pelatihan model desain dan pemasaran kelom geulis. Banyak dari para pengrajin mengajukan pertanyaan berkaitan dengan cara pengeringan bodasan kelom geulis dan pencegahan kelom geulis dari serangan rayap kayu, serta kebutuhan bahan untuk menghilangkan zat warna hitam (cai meuting) pada bodasan yang mengganggu penampilan sandal kelom geulis.

Selama berlangsungnya acara penyuluhan dan pelatihan, para peserta cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh pemateri dari Universitas Siliwangi. Demikian halnya pada kegiatan praktek, partisipasi para peserta sangat dominan, sehingga dapat diprediksi bahwa tingkat serapan terhadap materi sangat baik.

(6)

4. KESIMPULAN

a. Pengetahuan dan keterampilan membuat dua variasi pola disain dan satu model disain corak bunga kelom geulis berbobot ringan sudah diberikan kepada para pengrajin.

b. Pengetahuan dan paraktek pembuatan asap cair dan penggunaannya sudah diberikan kepada para pengrajin untuk meningkatkan pengawetan produk kelom geulis dari serangan rayap kayu, kepudaran cahaya matahari, dan anti jamur/ cai meuting kayu.

c. Seperangkat alat produksi asap cair dan ter dihibahkan kepada UKM sebagai mitra kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.

REFERENSI

Aripin, Firdaus, Suremas Frans, 2007. Sosialisasi pembuatan khitosan sebagai bahan finishing kerajinan kayu di kota Kendari, Laporan FK8PT DIKTI, Universitas Haluoleo, Kendari.

Aripin, Nur Untoro, Muhammad Anas, 2009. Sosialisasi pembuatan briket arang dari limbah sagu bagi masyarakat kota Kendari, Laporan Kegiatan Islamic Development Bank (IDB), Universitas Haluoleo, Kendari.

Aripin, Prima Endang Susilowati, Ardiansyah, 2012. Pemberdayaan masyarakat melalui pengolahan ampas sagu menjadi asap cair di Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Laporan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), LPPM, Universitas Haluoleo, Kendari. BPS Kota Tasikmalaya, 2013. Badan Pusat

Statistik Kabupaten Tasikmalaya. Disbudpar Kab. Tasikmalaya, 2012. Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.

Gambar

Gambar  1.  Bentuk  kelom  geulis  berbobot ringan (pola 1).
Gambar 6. Kelom geulis yang sudah dilapisi asap cair dan ter.

Referensi

Dokumen terkait

Sampel penelitian adalah penderita KNF WHO tipe III dewasa (usia >18 tahun) yang telah selesai menjalani radioterapi atau kemoradioterapi (baik dengan terapi ulangan atau

multidivisional. 193) “Return on asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio

Hasil pengujian untuk mencari nilai level pada ekstraksi ciri DWT dengan menggunakan 100 data latih yang paling tepat terhadap akurasi dan waktu komputasi dapat dilihat

Kalimat di atas menggunakan modal dalam jawabannya, modal yang menunjukkan peluang dan kepastian adalah must dan might, karena dilakukan di waktu lampau, maka

Misi dakwah dalam hal ini adalah menyadarkan manusia sebagai makhluk individual yang harus meningkatkan diri pada khaliknya dan mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat..

Sesuai dengan namanya, komisaris independen harus bersifat independen dalam arti bahwa komisaris tersebut tidak terlibat pengelolaan perusahaan dan diharapkan mampu

Hasil yang diperoleh dapat diaplikasikan pada perusahaan untuk mendapatkan stasiun kerja serta efisiensi lintasan yang optimal dengan menerapkan metode Ant Colony

Akhir kata, kami para staf manajemen, karyawan dan para dokter yang bergabung di dalam Rumah Sakit Advent Medan mengucapkan <em>terima kasih</em> kepada pelanggan