• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 6 LU 'LS dan dari 95 'BT 'BT serta terletak diantara dua benua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 6 LU 'LS dan dari 95 'BT 'BT serta terletak diantara dua benua"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, menyebar di sekitar bercuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT serta terletak diantara dua benua Asia dan benua Australia/Oseania. (http://id.wikipedia.org/wiki/indonesia)

Indonesia adalah salah satu negara paling kaya dalam menghasilkan kain.

Hampir di setiap daerah mempunyai budaya yang tercermin dalam jenis kain khasnya masing-masing. Dari cara pembuatannya, kain Nusantara pada umumnya dikenal dengan cara membatik dan dengan alat tenun. Pembuatan satu lembar kain, baik dengan cara membatik maupun menenun, membutuhkan proses yang cukup rumit dan waktu yang sangat panjang, tergantung dari tingkat kerumitan desain motifnya. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009 pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit (http://id.wikipedia.org/wiki/indonesia)

Kain tradisional adalah kain yang berasal dari budaya daerah lokal yang di buat secara tradisional dan digunakan untuk kepentingan adat dan istiadat (Kamila: 2008). Ada beberapa macam kain tradisional yang sudah cukup dikenal seperti Ulos, patola, dan prada, batik, tenun dayak, sutra bugis, sesaringan, dan

(2)

commit to user

2

kain bebali. Kain adalah suatu bahan yang merupakan hasil dari tenunan benang (poespo: 2005)

Batik Lurik terdiri dari dua kata yaitu batik dan lurik. Pengertian kata batik disebut sebagai kain bercorak. Sementara untuk kata Lurik sendiri menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (tahun 1997) adalah suatu kain hasil tenunan benang yang berasal dari daerah Jawa Tengah dengan motif dasar garis-garis atau kotak-kotak dengan warna-warna suram yang pada umumnya diselingi aneka warna benang. Kata lurik berasal dari akar kata “rik” yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar pelindung bagi pemakainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), lurik adalah kain tenun yang memiliki corak jalur-jalur, sedangkan dalam Kamus Lengkap Bahasa Jawa (Mangunsuwito:2002) pengertian lurik adalah corak lirik-lirik atau lorek-lorek, yang berarti garis-garis dalam bahasa Indonesia. Kain Nusantara adalah warisan budaya yang memiliki sejarah dan arti yang dalam.

Kabupaten Klaten merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan industri kecilnya. Letaknya cukup strategis yaitu di antara Kota Solo dan Kota Yogyakarta. Berbagai macam industri kecil terdapat di Kabupaten Klaten mulai dari jenis konveksi, makanan olahan, hingga kerajinan.

Salah satu yang paling banyak adalah industri kecil berupa industri tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Lurik di Kabupaten Klaten. Industri tersebut menjadi industri unggulan dan utama di Kabupaten Klaten. Pusat Kota Klaten akan terdapat patung berupa orang yang sedang menenun lurik dengan ATBM.

(3)

commit to user

3

KLATEN bisa dibilang adalah IBUKOTA TENUN LURIK (http://id .wikipedia.

org/wiki/Kabupaten_Klaten)

Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah memiliki potensi sosial budaya yang berdaya jual tinggi di dunia pariwisata.Salah satunya adalah karya seni tekstil seperti batik, kain songket, kain tenun, dan lain-lain. Wilayah Kabupaten Klaten merupakan sentra industri tenun ATBM khususnya lurik yang bertahan secara turun-temurun di wilayah Kecamatan Cawas, Pedan, Wonosari, Trucuk, dan Bayat. Tenun lurik merupakan bagian dari local knowledge (Geertz, 1983) yang perlu dipertahankan agar tidak mengalami kepunahan. Pembuatan kain lurik yang sederhana, mendorong masyarakat desa khususnya perempuan masih setia menekuni kerajinan tradisional tenun sampai sekarang (Umi Yuliati,2013:1)

Salah satu desa yang berpotensi untuk dikembangkan adalah Desa Tlingsing merupakan desa dengan mata pencaharian utama sebagai penenun lurik.

Jumlahnya terbanyak di seluruh desa-desa di Kabupaten Klaten yaitu mencapai 250 orang. Jumlah penenun yang aktif dalam desa tersebut adalah 104 penenun yang terbagi menjadi dua kelompok penenun yaitu kelompok Maju Makmur dan Rukun Makmur. Wisata Desa Tlingsing memiliki potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal dan dapat dikemas sedemikan menarik.

Hal ini yang melatarbelakangi laporan Tugas Akhir ini disusun dengan judul POTENSI DAN PENGEMBANGAN DESA WISATA LURIK TLINGSING DI KABUPATEN KLATEN.

(4)

commit to user

4

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Potensi dan daya tarik apa saja yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing?

2. Bagaimana pengembangan yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kunjungan wisata di Desa Wisata Lurik Tlingsing?

3. Bagaimana pengaruh keberadaan Desa Wisata Lurik Tlingsing terhadap kehidupan masyarakat di Desa Tlingsing?

C. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk:

1. Mengetahui potensi dan daya tarik apa saja yang dimiliki Desa Wisata Lurik Tlingsing.

2. Untuk mengetahui pengembangan yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kunjungan Wisata di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

3. Untuk mengetahui pengaruh Wisata Lurik terhadap kehidupan masyarakat di Desa Wisata Lurik Tlingsing.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian mengenai Potensi dan Pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan sebagai bekal agar dapat lebih mengerti baik sebagian maupun menyeluruh mengenai Wisata Desa

(5)

commit to user

5

Tlingsing guna melestarikan kualitas di bidang pariwisata untuk masa yang akan datang.

2. Manfaat Akademis

Sebagai sumbangan informasi dalam usaha untuk menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan serta wawasan di bidang pariwisata umumnya dan Desa Wisata Lurik Tlingsing pada khususnya.

E. Kajian Pustaka 1. Pariwisata

Istilah pariwisata terlahir dari bahasa sansekerta yang komponen- komponennya terdiri dari “pari” yang berarti penuh, lengkap, berkeliling, “wis”

(man) yang berarti rumah, properti, kampung, komunitas, dan atau pergi terus menerus, mengembara. Apabila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti : pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus menerus. Dalam operasionalnya istilah pariwisata sebagai pengganti istilah asing “tourism” atau “travel” diberi makna oleh Pemerintah Indonesia : “Mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah ditempat-tempat yang dikunjungi sambil menikmati kunjungan mereka” (Nyoman S. Pendit, 2002:1).

Happy Marpaung mendefinisikan pariwisata sebagai perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktifitas dilakukan selama wisatawan tinggal di tempat yang dituju dan fasilitas yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan wisatawan (Happy Marpaung, 2002:13).

(6)

commit to user

6

Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan, kepariwisataan diartikan sebagai: segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggara pariwisata (Nyoman S Pendit, 2002:14). Sementara menurut H.Kodhyat wisata adalah perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan tujuan, tetapi bukan untuk tinggal menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi atau untuk melakukan pekerjaan dengan mendapatkan upah.

MA Desky juga menuliskan ciri-ciri perjalanan wisata berupa perjalanan keliling yang kembali lagi ke tempat asal, pelaku perjalanan hanya tinggal untuk sementara waktu, perjalanan tersebut telah direncanakan terlebih dahulu, ada organisasi atau orang yang mengatur perjalanan tersebut, terdapat unsur-unsur produk wisata, ada tujuan yang ingin dicapai dari perjalanan wisata tersebut, biaya perjalanan diperoleh dari negara asal dan dilakukan dengan santai (M.A Desky, 1999:5-7).

Glen F Ross menjelaskan bahwa wisatawan memiliki 4 ciri utama, yaitu:

pertama, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dan tinggal di berbagai tempat tujuan. Kedua, tempat tujuan wisatawan berbeda dari tempat tinggal dan tempat kerjanya sehari-hari, karena itu kegiatan wisatawan tidak sama dengan kegiatan penduduk yang berdiam dan bekerja di tempat tujuan wisatawan.

Ketiga, wisatawan bermaksud pulang kembali dalam beberapa hari atau bulan karena itu perjalanannya bersifat sementara dan jangka pendek, dan terakhir wisatawan melakukan perjalanan bukan untuk mencari tempat tinggal untuk menetap di tempat tujuan atau bekerja untuk mencari nafkah (Psikologi Pariwisata, 1998:4-5).

(7)

commit to user

7 2.Potensi Wisata

Potensi wisata dalam Kamus Pariwisata dan Perhotelan diartikan sebagai segala hal dalam keadaan baik dan nyata dapat diraba, maupun yang tidak teraba, yang digarap, diatur dan disediakan sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat atau diwujudkan sebagai kemampuan, faktor, dan unsur yang diperlukan atau menentukan bagi usaha dan pengembangan kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian, bangunan, maupun pelayanan jasa-jasa (H. Kodhyat Ramaini, 1992:112).

Suatu obyek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah :

a) What to see

Di tempat tersebut harus ada obyek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan ”entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan kesenian, dan atraksi wisata.

b) What to do

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama di tempat itu.

(8)

commit to user

8 c) What to buy

Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ke tempat asal.

d) What to arrived

Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunjungi obyek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan, dan berapa lama tiba di tempat tujuan wisata tersebut.

e) What to stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur di obyek wisata itu. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

3. Pengembangan Wisata

Pengembangan pada dasarnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah produk yang dihasilkan ataupun yang akan dipasarkan.

Dalam kepariwisataan, pengembangan perlu menjadi pemikiran ahli-ahli pariwisata, khususnya para pengelola yang langsung menangani sektor kepariwisataan tersebut. Jadi pengembangan tersebut dapat meliputi perubahan perbaikan pelayanan semenjak seseorang wisatawan meninggalkan tempat kediamannya sampai ke tempat objek yang dituju, sampai kembali ke tempat asalnya (Oka A Yoeti, 1997:53-55).

(9)

commit to user

9 4. Pengertian Desa Wisata

Desa Wisata adalah pengembangan suatu wilayah desa yang pada hakikatnya tidak merubah apa yang sudah ada, tetapi lebih cenderung kepada penggalian potensi desa. Dengan memanfaatkan kemampuan unsur-unsur yang ada dalam desa (dioperasikan dan dikelola oleh penduduk desa) yang berfungsi sebagai atribut produk wisata dalam skala kecil menjadi rangkaian aktifitas, serta mampu menyediakan dan memenuhi serangkaian kebutuhan perjalanan wisata baik aspek daya tarik maupun sebagai aktifitas pendukung (Oka A Yoeti, 1997:53-55).

5. Analisa SWOT

SWOT menurut Freddy dijelaskan sebagai singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat. Dalam bahasa Indonesia Strength artinya kekuatan, Weakness artinya kelemahan, Opportunity artinya

peluang dan Threat artinya ancaman.

Analisa SWOT diartikan sebagai identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threat) (Freddy Rangkuti, 1997:18-19).

Analisa SWOT digunakan untuk menganalisa obyek guna mengetahui potensi-potensi yang dimiliki, mengetahui kelemahan dan ancaman yang ada, sehingga desa wisata tersebut dapat berkembang secara maksimal dengan memanfaatkan peluang yang tersedia

(10)

commit to user

10

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan salah faktor penting di dalam penelitian.

Disamping untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian juga untuk mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan tugas akhir.

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data diperinci sebagai berikut :

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang di pilih yaitu di Desa Wisata Lurik Tlingsing, Cawas, Kabupaten Klaten selama 3 bulan.

2. Teknik Penulisan

Berdasarkan jenis penelitian dan sumber data yang digunakan, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a) Metode Observasi

Obsevasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakanjalan mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung (Slamet Rohadi, 2012).

Observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan secara langsung terhadap Desa Wisata Lurik Tlingsing.

b) Metode Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden, sehingga dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada responden dan jawaban-jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam (Kusmayadi & Endar Sugiarto, 2000:83).

(11)

commit to user

11

Wawancara untuk memperoleh informasi di dapat dari pengelola Desa Wisata Lurik Tlingsing yaitu dengan Ibu Nurul Chotimah (Ketua Pokdarwis), serta berbagai pihak yang mendukung pengembangan Desa Wisata Lurik Tlingsing.

c) Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan membaca, mengkaji serta mempelajari buku-buku, data-data dan bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan. Studi pustaka dilakukan melalui referensi Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, Laboratorium Tour, Perpustakaan Kantor Pariwisata Klaten.

d) Teknik Analisa Data

Metode penelitian yang digunakan dengan cara mendiskripsikan, menggambarkan atau melukiskan keadaan yang diteliti secara sistematis dan dilaksanakan sesudah mendapatkan data-data dari observasi, wawancara serta studi pustaka yang kemudian disajikan secara diskriptif kualitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang diteliti dengan sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Endar Sugiarto dan Kusmayadi,2000).

(12)

commit to user

12

G. Sistematika Penulisan

Materi yang terkandung pada masing-masing bab dalam laporan ini dijelaskan secara garis besar sebagai berikut:

Bab I membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II membahas mengenai geografi masyarakat dan budaya serta potensi wisata Kabupaten Klaten.

Bab III membahas mengenai sejarah pengelolaan, potensi dan daya tarik yang dimiliki, paket wisata, harga tour, analisis SWOT, pengembangan dan strategi pemasaran wisata Desa Wisata Lurik Tlingsing.

Bab IV menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan

Melalui penelitian ini peneliti berharap mampu memberi sumbangan informasi bagi ilmu keperawatan khususnya manajemen keperawatan dan keperawatan jiwa serta bagi

Sebagai akibat lebih lanjut dari keadaan tersebut diatas maka batas harga ditingkat produsen dan di pasar lebih besar diperoleh para pedagang perantara bahkan

pang nuageurkeun ku gamparan seug nyaur Syarif Hidayat lamun kami enggeus tepang jeung kangjeng Nabi Muhammad. Memeh cageur eta diri Naga Pertala geus waras ku karamat Syarif Anom

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, yang menjadi preferensi utama bagi nasabah dalam memilih produk pembiayaan Bank Aceh Syariah di kota Banda Aceh

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi mengenai hubungan tingkat kecukupan asupan natrium dan kalium dengan tekanan darah pada lansia di komunitas

Ditemukan sebanyak 1 data kesalahan penggunaan pengacuan, 2 data kesalahan penggunaan penyulihan ( substitution ), 1 data ketidakefektifan wacana karena tidak ada

1) Untuk menjawab pertanyaan Nomor 1 Anda harus membaca kembali beberapa pendapat ahli tentang definisi/konsep pragmatik. Dari sekian banyak pendapat yang Anda