• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS PROYEK

3.1 Tinjauan Tema

Tema yang akan penulis akan angkat dalam penyusunan skripsi yang berjudul Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) ini adalah “ Arsitektur Tropis“ sebagai pendukung judul sehingga muncul sebuah indentitas yang kuat secara visual, efek secara psikologis yang dapat dirasakan dalam menikmati bangunan secara keseluruhan sehingga dapat diterima oleh pengguna atau masyarakat secara umum sebagai pengamat, sehingga tujuan akhir bangunan ini dapat tercapai dengan baik.

3.2 Pengertian Tema

Arsitektur Tropis merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada lokasi di mana massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang tropis. Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau bentuk modern atau hitech, bisa disebut bangunan tropis, hal ini diatasi dengan adanya system sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan.

Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap lingkungannya.

Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis (building orientation), menggunakan bahan

(2)

atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis, seperti; sunshading, sunprotection, sunlouver, memperhatikan standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar (window radiation), serta memiliki karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan sebagai bangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda. .

Arsitektur tropis adalah karya arsitektur yang mencoba memecahkan problematik iklim setempat. Bagaimana problematik iklim tropis tersebut dipecahkan secara desain atau rancangan arsitektur? Jawabannya dapat seribu satu macam. Arsitek dapat menjawab dengan warna pasca-modern, dekonstruksi ataupun High-Tech, sehingga pemahaman tentang arsitektur tropis yang selalu beratap lebar ataupun berteras menjadi tidak mutlak lagi. Yang penting apakah rancangan tersebut sanggup mengatasi problematik iklim tropis hujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembapan yang tinggi (untuk tropis basah) ataupun kecepatan angin yang relatif rendah sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada di alam terbuka, menjadi nyaman ketika berada di dalam bangunan tropis itu. Bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air hujan untuk tidak masuk bangunan, namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang tepat.

Dengan pemahaman semacam ini, kemungkinan bentuk arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, menjadi sangat terbuka. Ia dapat bercorak atau berwarna apa saja sepanjang bangunan tersebut dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman, menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia yang berada di dalam bangunan itu. Dengan pemahaman semacam ini pula, kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar 'bentuk' atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang rendah, kelembapan relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup, pergerakan udara (angin) memadai, terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari. Dalam bangunan yang dirancang menurut

(3)

kriteria seperti ini, pengguna bangunan dapat merasakan kondisi yang lebih nyaman dibanding ketika mereka berada di alam luar.

Pembahasan arsitektur tropis harus didekati dari aspek iklim. Mereka yang mendalami persoalan iklim dalam arsitektur, persoalan yang cenderung dipelajari oleh disiplin ilmu sains bangunan (fisika bangunan) akan dapat memberikan jawaban yang lebih tepat dan terukur secara kuantitatif.

Dari uraian di atas, perlu ditekankan kembali bahwa pemecahan rancangan arsitektur tropis (basah) pada akhirnya sangatlah terbuka. Arsitektur tropis dapat berbentuk apa saja tidak harus serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan bangunan tersebut mengarah pada pemecahan persoalan yang ditimbulkan oleh iklim tropis seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan dan kelembaban tinggi

Untuk mencapai semua itu diperlukan teori-teori pemikiran yang dapat mendukung tema sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam memberikan keterkaitan antara judul dan tema sehingga di hasilkan sebuah rancangan yang optimal baik secara fungsi atau pesan yang akan disampaikan oleh penulis.

3.2.1 Tinjauan Teoritis Tentang Tema

Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus diperhatikan terutama yang berhubungan dengan ruang dalam. Masalah tersebut mendapat pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di lingkungan sekitarnya, yaitu sinar matahari dan orientasi bangunan, angin dan pengudaraan ruangan , suhu dan perlindungan panas, curah hujan tinggi dan kelembabanudara.

Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat diantara lintasan matahari dan angin, dan bentuk denah yang terlindung adalah titik utama dalam peningkatan iklim mikro yang sudah ada. Dalam hal ini tidak hanya sinar matahari yang mengakibatkan panas saja yang diperhatikan melainkan juga arah angin yang memberi kesejukan. Orientasi

(4)

bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok dan menguntungkan terdapat sebagai kompromi antar aletak gedung dari timur ke barat dan ayng terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung yang berbentuk persegi panjang lebih sejuk daripada bentuk gedung bujur sangkar.

Angin dan pengudaraan ruangan secara terus menerus mempersejuk iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia sehingga angin juga dapat digunakan untuk mengatur udara dalam ruang. Penyegaran udara dalam ruangan disamping tergantung terhadap pergerakan udara, juga pada pertukaran udara.

Suhu dan perlindungan terhadap panas. Pengaruh suhu terhadap ruangan dapat diatur dengan konstyruksi atap yang selain melindungi manusia terhadap cuaca, juga memberi perlindungan terhadap radiasi panas dengan sistem penyejuk udara secara alamiah.

Untuk menyejukan udara dalam rumah beratap datar dapat digunakan sistem kolam air (roof pond) yang menerima panasnya sinar matahari dan mengembalikannya pada waktu malam. Sistem yang agak mirip adalah lapisan tanah diatas atap datar yang ditanami rumput atau gelangtanah yang tahan musim kering.

Pengaruh dari suhu terhadap ruangan dapat diatur juga dengan memperhatikan letak, bentuk dan lapisan permukaan gedung karena bidang yang kurang panas selalu mau menerima panas dari bidang yang lebih panas. Penukaran panas pada lapisan bidang permukaan luar gedung dapat dipengaruhi juga dengan memperhatikan faktor pantulan dan penyerapan sinar panas. Oleh karena penukaran panas diserap oleh bagian dinding luar, maka akan menghangatkan juga permukaan dinding dalam sesuadh beberapa waktu menurut daya serap panas dan tebalnya dinding.

Strategi utama untuk bangunan:

• Menghalangi radiasi sinar matahari langsung (menggunakan sun shading/penghalang sinar matahari)

(5)

• Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)

• Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara

• Kenyamanan Thermis (aliran udara yang mengenai tubuh manusia) Perilaku iklim tropis basah dan bentuk bangunan:

1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam 2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan:

• Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,

• Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.

3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan.

4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan

(6)

3.2.2 Kaitan Tema dengan proyek

Dari beberapa pengertian, falsafah dan cara pandang dari arsitektur tropis dapat di simpulkan bahwa arsitektur tropis memiliki nilai estetika khas bangunan tropis (ramah lingkungan tropis, sesuai kekinian), model bangunan memiliki keabadian baik dari segi desain dan seni, serta benar dari segi fungsi, kebutuhan, iklim, dan lingkungan sekitar.

Kemampuan bangunan mengakomodasi keadaan iklim tropis menambah kenyamanan penghuni dan hemat energi. Bangunan tropis hadir sebagai bangunan yang nyaman dihuni, tampilan desain menarik, dan tanggap terhadap iklim tropis. Hidup di daerah tropis mensyaratkan bangunan ramah lingkungan tropis yang panas dan lembab, serta musim hujan dan musim panas bergantian sepanjang tahun. Bangunan dirancang dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan secara optimal sumber daya alami cahaya dan udara ke dalam rumah.

Kelebihan bangunan tropis yang akomodatif terhadap iklim tropis membuat bangunan terasa lebih hidup dan hangat. Perpaduan kearifan arsitektur (tradisional) tropis, pemenuhan kebutuhan kehidupan modern, serta material modern (beton, baja, kaca, fiberglass) dan material alami (kayu, batu kali, batu bata, terakota). Kepekaan arsitektur tropis mendorong bangunan terbuka terhadap ruang luar sebagai satu kesatuan secara berimbang.

Kehadiran taman menambah nilai bangunan. Nilai ekologis sangat kental. Taman modern tropis menekankan pada pemakaian sedikit jenis tanaman (rumput atau tanaman pengalas lain, 1-3 pohon, bambu pembatas), memberi efek hijau yang kuat, hamparan koral dan 2-3 sumur resapan air (memperbesar daya resap air tanah), serta mudah pemeliharaannya.

Penyelesaian dinding dan lantai plester semen, beton ekspos, pintu dan jendela ekspos kayu polos dengan atau tanpa kusen, hemat biaya konstruksi, tetapi mampu menampilkan keindahan bangunan. Dinding rumah dirambati tanaman untuk meredam kebisingan, menyerap gas polutan, menahan radiasi matahari, dan menyejukkan suhu ruang dalam.

(7)

Keterbatasan lahan dan konsekuensi atas lahan terbangun mendorong pembangunan atap-atap rumput menggantikan atap bangunan konvensional. Kehadiran pohon berfungsi menyaring sinar matahari yang masuk berlebihan (meredam panas dalam bangunan, mengawetkan cat dinding), menciptakan keteduhan, dan menghasilkan efek bayangan pada dinding dan lantai.

3.3 Studi Banding terhadap tema sejenis 3.3.1 Rumah Susun Surabaya

Lokasi : Surabaya Fungsi : Rumah Susun

Gbr. 18 Model trimatra dari perencanaan Rumah Susun Urip Sumoharjo mewadahi nilai regionalisme dengan mengadopsi elemen arsitektur jengki

(8)

Konsep umum

- Memperbaiki kondisi fisik dan lingkungan lewat perbaikan mutu bangunan dan prasarana lingkungan

- Mempertahankan struktur sosial yang sudah terjadi

Gbr. 19 Perspektif udara terlihat orientasi utama bangunan ke arah selatan - JL. Keputran Kejambon. Area servis (jemuran dan dapur) menghadap ke ruang terbuka internal, tidak terlihat dari arah jalan Urip Sumoharjo.

Gbr. 20 Model trimatra eksterior memperlihatkan barrier jalusi pada teras yang berfungsi melindungi efek glare (silau) bagi penghuni

(9)

Konsep Bentuk Bangunan (Arsitektur)

1. Untuk memperoleh tingkat kenyamanan yang cukup, maka konsep arsitektur tropis menjadi pilihan utama, dimana arsitektur ini sangat mengutamakan faktor pencahayaan dan penghawaan alami.

2. Pencahayaan dan penghawaan alami dibuat dengan membuat banyak bukaan pada dinding untuk memasukkan unsur cahaya alami dan udara secara silang, sehingga mampu membuang udara panas di dalam bangunan.

3. Banyak membuat canopy yang lebar pada daerah yang perlu dilindungi dari panas matahari

Gbr. 21 Elemen arsitektur jengki berupa Gapuro Rumah Susun Urip Sumoharjo, sebagai pintu utama

(10)

Konsep Penataan Ruang

Unit hunian pada rusun yang baru dibuat lebih luas dari yang lama dengan penambahan fasilitas utilitas yang lebih tertata.

1. Luas tiap unit hunian adalah 3x6 m untuk ruang utama, ditambah dengan 2x3 m untuk ruang service, yaitu KM/WC, dapur dan cuci/jemur. 2. Selasar lebar 2 m dibuat berhadapan didepan sehingga orientasi unit ke

luar gedung (jalan raya).

3. Tangga dibuat di tengah blok berukuran yang lebar(4 m) dan leluasa sebagai sarana sirkulasi utama vertikal

4. Mengingat luasan lahan yang tersedia, maka jumlah blok yang direncanakan hanya mampu 3 blok (115 unit untuk umum), namun dengan jumlah unit yang lebih banyak, dengan rincian tiap bloknya sebagai berikut :

- Lantai 1 terdiri dari 22 unit hunian ditambah dengan 9 unit untuk fasilitas umum.

- Lantai 2,3 dan 4 terdiri dari 31 unit hunian.

- Fasilitas Penunjang berupa: Dapur Umum, Gudang, TPA/TK (4 unit), Koperasi, Karang Taruna, PKK.

5. Jarak antar blok dibuat sedemikian rupa sehingga cukup nyaman untuk penghuni. Jarak bangunan dengan batas lahan disesuaikan dengan peraturan tentang garis sempadan pada daerah setempat

(11)

Konsep Penataan Lingkungan dan Utilitas :

1. Perkerasan pada lahan sekitar untuk sirkulasi, area bermain anak dan ruang sosial.

2. Dilengkapi dengan sarana air bersih dengan meter air tiap unit. Terdapat tandon bawah dan tandon atas yang digerakkan dengan pompa.

3. Dilengkapi dengan meter listrik untuk tiap unit dengan kapasitas daya 450 watt per unitnya.

4. Dilengkapi dengan sistem pencegahan terhadap bahaya kebakaran secara sederhana.

5. Dilengkapi dengan sistem pembuangan sampah dan TPS yang tertata. 6. Dikelilingi saluran drainase yang cukup untuk menyalurkan air hujan. 7. Terdapat sistem penampungan limbah rumah tangga yang representatif dan memenuhi syarat kesehatan lingkungan

Gbr. 24 Potongan melintang, memperlihatkan desain khusus untuk jemuran di belakang unit

(12)

Konsep Struktur dan Bahan Bangunan

1. Memakai sistem struktur utama rangka beton

2. Memakai bahan-bahan yang mudah perawatan dan tahan terhadap iklim tropis lembab

3. Penutup atap dengan bahan genteng untuk keserasian lingkungan. 4. Dibuat tanpa plafon , kecuali untuk lantai 4

Konsep Pengelolaan

1. Perlu fasilitas ruang pengelola untuk keberlangsungan operasional dan pemeliharaan gedung

2. Perlu dibuat aturan-aturan yang mengikat atas kesepakatan bersama untuk operasional dan pemeliharaan.

3. Perlu penggalian sumber dana internal untuk pembiayaan operasional dan pemeliharaan rusun

Kesimpulan yang didapat dari sebuah bangunan ini adalah bagaimana bangunan tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan fungsi yang beragam dengan menyikapi kondisi tapak yang ada, dalam hal ini dapat dilihat dari penzoningan ruang dibuat vertikal sesuai dengan fungsi, dan dalam pengolahan ruang dibuat optimal secara view dan fungsi.

Gbr. 25 Model kerangka unit, menampilkan pola struktural untuk pembangunan rusun, berciri khas kantilever di dua sisi.

(13)

3.3.2 Apartemen Samawi Lokasi : Bintara, Bekasi

Fungsi : Apartemen bersubsidi/Low Cost Apartment

Konsep yang ditawarkan berbeda dari rusunami biasanya karena mengusung konsep sehat dan manusiawi. Apartemen ini untuk memenuhi kebutuhan masya-rakat menengah ke bawah, tentunya dengan harga yang terjangkau. Pengembang berusaha konsisten dengan konsep yang diusungnya. Hal ini dapat dilihat dari nama Samawi yang merupakan kepanjangan dari kata sehat dan manusiawi.

Konsep sehat yang ditawarkan apartemen bersubsidi ini terkait dengan desainnya yang mengandalkan sirkulasi udara dan pencahayaan matahari. Sedangkan konsep manusiawi yang dimaksud lebih ke arah sosiologis penghuni-nya. Seperti soal pengawasan kepadatan hunian. Ruang tanpa jendela sedini mungkin dihindari.

(14)

Rencananya dua menara siap dikembangkan dengan total 484 unit. Apartemen yang berlokasi tepatnya di wilayah Bekasi Barat ini akan menyelesaikan pembangunan menara pertama pada September 2009 mendatang. Dan secara menyeluruh akan terselesaikan di awal 2010 mendatang.

Gbr. 27 Site plan

(15)

Samawi dibangun berdasarkan kajian untuk membenahi rancangan apar-temen bersubsidi yang sehat dan manusiawi. Konsep ini belum banyak dipenuhi apartemen bersubsidi kelas menengah yang sejenis. Apartemen bersubsidi ini berdiri di atas lahan 5.800 meter persegi ini serta memiliki konsep koridor terbuka. Konsep ini dinilai tepat karena udara bisa mengalir dengan lancar.

Kesimpulan dari bangunan ini adalah bagaimana memberikan kebutuhan ruang yang beragam menjadi satu kesatuan yang harmonis, dengan alur sirkulasi sesuai dengan kebutuhan serta faktor external untuk mendapatkan cahaya atau view.

Untuk mendapatkan tampak yang tidak monoton dilakukan pengolahan bidang garis dan material sehingga tampak terasa dinamis sesuai dengan kebutuhan ruang dalam apakah perlu solid atau transparan. Dengan warna-warna yang tidak mencolok dapat memberikan identitas asalkan warna-warna tersebut masih memiliki warna yang terang dan lembut.

(16)

Kesimpulan dari keselurahan study literatur dengan tema adalah : • Konsep pembangunan arsitektur tropis menekankan peningkatan

efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan.

• Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari.

• Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan.

• Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. • Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan

hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pembelajaran model Problem Posing yang dilengkapi macromedia flash dapat meningkatkan keterampilan proses siswa yaitu 61,11%

Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya; (b)

Hasil penelitian kami mendukung hasil penelitian sebelumnya di berbagai negara lain yang secara konsisten mendapatkan kadar zink plasma yang lebih rendah serta proporsi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan mengenai pengelolaan area bermain outdoor pada anak usia 4-5 tahun di TK LKIA Pontianak, maka

Immunologic al and Psychologica l Benefits of Aromatherap y Massage Hiroko K.et all.2005 12 Variabel Independen: Aromatherapy massage Variable Dependen: Psychological and

Potensi dan Permasalahan Pengembangan Tanaman Obat di Indonesia Seiring dengan meningkatnya jumlah industri obat tradisional di Indonesia dan tingginya penggunaan

Perumusan masalah dalam Karya Ilmiah Akhir Ners (KIA-N) ini adalah bagaimanakah gambaran analisis pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Rheumatic Heart Disease

Penelitian ini menganalisis peran faktor sosial yang ditunjukkan dengan keberadaan modal sosial (ikatan sosial yang muncul dari kohesivitas yang tinggi dan adanya kepercayaan)