• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "III. METODE PENELITIAN A."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

c) Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga d) Sumber protein keluarga

e) Pengembangan UMKM berbasis sumberdaya dan kearifan lokal.

5. Efektivitas program dilihat melalui perubahan sikap dan perilaku yang dialami wanita yang disebabkan oleh program KRPL. Efektivitas program dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan konatif (kecenderungan bertindak).

a) Kognitif merupakan tingkat pengetahuan atau pemahaman yang diperoleh wanita tani dalam program KRPL

b) Afektif merupakan perasaan dan sikap wanita tani dalam mengikuti program KRPL

c) Konatif merupakan perubahan keterampilan yang diperoleh wanita tani dalam pelaksanaan program KRPL.

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Denzim dan Lincoln (1994) dalam Moleong (2009) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada. Sedangkan menurut Sugiyono (2013) menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian ini juga merupakan penelitian evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui efektifitas pencapaian tujuan, hasil, atau dampak dari suatu kegiatan atau progam dan juga mengenai proses pelaksanaan suatu kebijakan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

(2)

Penelitian evaluasi bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu evaluasi yang dilakukan pada akhir pelaksanaan program (summative evaluation research) dan evaluasi yang dilakukan masih dalam pelaksanaan program (formative evaluation research (Sutopo, 2002). Pada penelitian ini menggunakan evaluasi

sumatif, evaluasi sumatif digunakan untuk mengukur bagaimana sebuah kebijakan atau program telah memberikan dampak terhadap masalah yang telah ditujukan diawal. Evaluasi sumatif ini masuk dalam tahap post implementation, yakni dilakukan ketika kebijakan atau program sudah selesai

dilaksanakan dan dengan mengukur atau melihat dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kebijakan program tertentu (Dunn, 2003).

Evaluasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan model pendekatan CIPP (context, input, process, dan product). Menurut Sutopo (2002), pendekatan CIPP pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan program, yang secara keseluruhan memperhitungkan keterkaitan antar faktornya (context, input, process, dan product). Dengan demikian akan sangat sesuai bilamana suatu program yang telah dilakukan, dirancangan dengan pendekatan CIPP.

B. Tempat Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan

dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 2008). Lokasi yang dipilih untuk dilakukan penelitian adalah Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul dengan pertimbangan Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang telah melaksanakan program KRPL sejak tahun 2013, namun Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul masih saja mendapat predikat sebagai salah satu Kecamatan rawan pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan salah daerah yang hidup di garis kemiskinan (Pemerintah Daerah DIY, 2016).

Kecamatan Semin merupakan Kecamatan sebagian besar wanita taninya melakukan program KRPL, namun belum mampu memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan

40 39

(3)

pekarangan secara lestari. Menurut SK Gubernur No. 434/KEP/2012 tanggal 28 Desember 2012, Kecamatan Semin merupakan wilayah utama percontohan atau uji coba awal untuk menerapkan program KRPL. Namun, program KRPL di Kecamatan Semin yang dijalankan sepertinya tidak terjadi keberlanjutan karena terdapat pekarangan yang tidak terwat dan di biarkan begitu saja serta beberapa masalah yang terjadi. Oleh karena itu, peneliti memandang perlu dilakukan penelitian mengenai evaluasi program KRPL di Kecamatan Semin Kabupateen Gunungkidul.

Pada penelitian ini memilih dua Kelompok Wanita Tani yaitu Kelompok Wanita Tani Ngudi Rejeki dan Kelompok Wanita Tani Sri Rejeki. Pemilihan dua Kelompok Wanita Tani tersebut yaitu dikarenakan Kelompok Wanita Tani yang telah melakukan kegiatan program KRPL sejak tahun 2013 atau sudah lima tahun berjalan. Kegiatan program KRPL yang sudah lima tahun berjalan atau sudah selesai dalam melakukan kegiatan – kegiatan program maka perlu dilakukan evaluasi program untuk mengetahui tingkat keberlanjutan.

C. Subyek Penelitian

Subyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang mempunyai keterlibatan langsung dengan kegitan program KRPL. Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan KRPL antara lain mereka yang mempunyai informasi tentang kegiatan KRPL. Subyek dalam penelitian ini adalah PPL pendamping program KRPL, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dan wanita tani peserta program KRPL.

Informan dalam penelitian kualitatif tidak berfungsi untuk mewakili populasi, tetapi mewakili informasi. Penentuan subjek penelitian bukan pada besarnya jumlah orang yang diperlukan untuk memberikan informasi (data), melainkan siapa saja yang di antara mereka yang lebih banyak atau paling banyak terlibat dalam peristiwa dan/atau memiliki informasi penting yang diperlukan dalam penelitian, sehingga penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling ini dimaksudkan untuk menentukan informan-informan yang memang mewakili sejumlah informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Informan yang ditentukan dengan purposive

(4)

sampling bukanlah informan-informan yang mewakili populasi, melainkan

mewakili informasi (Ahmadi, 2014).

Kemudian jumlah informan ditentukan dengan snowball sampling.

Snowball sampling (Yin 1987 dalam Sutopo, 2002) digunakan bilamana

peneliti ingin mengumpulkan data berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang tepat untuk dipilih, karena tidak mengetahui kondisi dan stuktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut.

Proses kerja snowball sampling diibaratkan seperti halnya bola salju yang diawali sangat kecil, menggelinding semakin jauh dilereng bukit salju dan menjadi padat dan besar. Informan tidak ditentukan batasnya, jumlahnya terus bertambah sampai peneliti menilai data yang dikumpulkan telah mencapai titik jenuh. Key informan dalam penelitian ini adalah Penyuluh Pertanian Lapang sedangkan sampel atau informan yang dipilih dalam penelitian ini antara lain anggota Kelompok Wanita Tani (pelaksana program KRPL, Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) dan pihak Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Berdasarkan jenisnya, data dibedakan menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

a. Data kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang berbentuk selain angka. Data kualitatif dapat dikumpulkan dengan cara wawancara, analisis dokumen, Focus Group Discussion (FGD), observasi, pemotretan gambar atau perekaman video. Umumnya data kualitatif pada akhirnya ditungkan dalam bentuk kata perkata. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data dari hasil wawancara mendalam, observasi dan pemotretan gambar.

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka atau bilangan. Data kuantitatif biasanya dijadikan sebagai bahan dasar bagi

(5)

setiap permasalahan yang bersifat statistik. Data ini umumnya diolah memakai teknik perhitungan matematika. Data kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah data monografi Kecamatan Semin.

2. Sumber Data

Menurut Lofland (1983) dalam Moleong (2009), sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Yang dimaksud dengan kata-kata dan tindakan adalah perkataan dan tindakan dari manusia yang diwawancarai. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer atau data pokok yaitu data yang diperoleh dari informan secara langsung dengan teknik wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara sebagai alatnya. Data primer yang didapat dalam penelitian ini meliputi data tentang evaluasi program KRPL oleh wanita tani melauli pendekatan CIPP (context, input, process, dan product) serta keefektivan program KRPL.

b. Data sekunder

Data sekunder atau data pendukung yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga di Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga- lembaga yang terkait. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data monografi daerah penelitian, data kelompok wanita tani, serta data-data pendukung dari instansi yang terkait dengan penerapan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Tebel 3.1 adalah data yang digunakan dalam penelitian ini.

Table 3.1 Jenis dan Sumber Data

(6)

Data Jenis Data

Sumber Data

Informan Teknik Pegumpulan

Data Kl Kt Pr Sk

1. Konsep

program KRPL

KWT, PPL, Dinas WOD 2. Context KWT, PPL, Dinas WOD 3. Input KWT, PPL, Dinas WOD

4. Process KWT, PPL, Dinas WOD

5. Product KWT, PPL, Dinas WOD

6. Efektivitas KWT WO

Sumber : Data Primer, 2018 Keterangan:

Kl : Kualitatif Kt : Kuantitatif Pr : Primer Sk : Sekunder

W : Wawancara O : Observasi D : Dokumen

(7)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden dan bertujuan untuk memperoleh data primer dalam penelitian.

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam teknik wawancara yang disebut wawancara mendalam (in-depht interviewing) (Sutopo, 2002).

Wawancara mendalam (in-dept intervie) adalah jenis wawaancara semiterstruktur, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,dan ide-idenya. Dalam wawancara ini, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2013). Data yang dikumpulkan dalam wawancara yaitu data mengenai evaluasi wanita tani terhadap program KRPL melauli pendekatan context, input, process, dan product.

2. Observasi

Observasi adalah mengamati secara langsung kegiatan yang sedang berlangsung dilapangan yang berupa peristiwa, aktivitas, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2006). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif. Pada observasi partisipatif, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi

(8)

partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka (Sugiyono, 2013). Peristiwa yang diobservasi oleh peneliti yaitu proses pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) oleh wanita tani.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Menurut Sutopo (2002) dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tertulis (tetapi juga dapat berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa tertentu).

F. Validitas Data

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang didapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013).

Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang diberikan tentang kondisi di lapang memang sesuai dengan apa yang sebenernya terjadi. Reliabitas dalam penelitian kualitatif bersifat majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada data yang bersifat konsisten dan berulang seperti semula. Adapun keabsahan adanya dalam ketepatan data peneliti dengan data yang sesungguhnya dalam penelitian ini, maka dilakukan triangulasi data.

Pengembangan validitas data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007). Pada penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber data dan triangluasi metode.

(9)

1. Triangulasi dengan Sumber Data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan : (1) membandingkan data hasil pengematan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan (Bungin, 2007).

Triangulasi sumber data juga memberi kesempatan untuk dilakukannya hal-hal sebagai berikut : (1) penilaian hasil penelitian dilakukan oleh informan, (2) mengoreksi kekeliruan oleh sumber data, (3) menyediakan tambahan informasi secara sukarela, (4) memasukkan informan dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtisarkan sebagai langkah awal analisis data, (5) menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan.

2. Triangulasi dengan Metode

Mengacu pada pendapat Patton (1987) dalam Bungin (2007), dengan menggunakan strategi : (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah berbeda. Apabila berbeda,

(10)

maka peneliti harus dapat menjelaskan perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda (Bungin, 2007).

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis dalam penelitian kualitatif dilakukan di lapangan bersamaan dengan proses pengumpulan data, sebelum peneliti meninggalkan lapangan studinya. Model yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis). Dalam model ini peneliti tetap bergerak di anatara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Kemudian setelah pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak diantara tiga komponen analisisinya dengan menggunakan waktu yang tersisa bagi penelitiannya. Tiga komponen analisisnya adalah reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan atau verivikasi (Sutopo, 2002).

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisi yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulislengkap dalam catatan lapangan (fieldnote). Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan pebelitian.

Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan isi dari catatan data yang diperoleh dari lapangan.

Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat coding, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan, dan juga menulis memo.

Dari penjelasan singkat diatas, maka bisa dinyatakan bahwa reduksi data adalah bagian dari analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, mebuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga narasi sajian data dan simpulan-simpulandari unit-unit permasalahan yang telah dikaji dalam penelitian dapat dilakukan.

2. Sajian data

(11)

Sebagai komponen analisis kedua, sajian data merupakan satu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini disusun berdasarkan pokok-pokok yang terdapat dalam reduksi data, dan disajikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang merupakan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bisa mudah dipahami. Sajian data merupakan narasi mengenai berbagai hal yang terjadi atau ditemukan di lapangan, sehingga memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan atas pemahamannya tersebut.

Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga table sebagai pendukung narasinya. Semua itu dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti dalam bentuknya yang lebih kompak. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.

3. Penarikan simpulan dan verifikasi

Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan bener-benar bisa dipertangungjawabkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan verivikasi yang merupakan aktivias pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat pemikiran kedua yang timbul merlintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan.

Dalam keadaan ini tampak jelas bahwa penelitian kualitatif prosesnya selalu berlangsung dalam bentuk siklus (Sutopo, 2002). Teknik analisis data tersebut digambarkan sebagai berikut:

(12)

Gambar 3.1 Model Analisis Induktif Interaktif (Miles and Huberrman).

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu tanaman yang dibahas dalam penelitian ini adalah daun kemangi Ocimum citriodorum yang mana dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman tersebut terbukti memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi (IMT/U), tingkat paparan media massa, dan faktor keturunan dengan usia menarche pada siswi di SMP

Pada dasarnya Action Script adalah bahasa pemrograman yang dibangun dari class-class yang telah dibuat oleh developer Flash.Progammer dapat menggunakan class tersebut

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat dari hasil koefisien determinasi yang dilihat dari Negelkerke (R 2 ) adalah 0,073, artinya kombinasi variabel independen yaitu

Nur Fitriana II Honeypot Menggunakan Honeyd… Dari ketiga pengujian terhadap serangan DoS, FTP dan ICMP dibuat grafik hasil pengamatan terhadap ketiga jenis serangan

dengan sejarah berdirinya Kota Lamongan yang pada waktu itu, yaitu “Masjid Ambuko Sucining Manembah” yang berarti Masjid yang memiliki gapura model cina dua genuk atau

Penisilin memiliki aktivitas terbesar terhadap kuman-kuman Gram Positif, Gram Negatif kokkus (bulat), bakteri anaerob yang tidak memproduksi β laktamase dan

Zian karena melihat potensi yang ada cukup banyak dan kopi luwak telah dijadikan ikon Lampung Barat dan harga jual yang relatif tinggi sementara pengusaha kopi luwak