• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN AKAD MURABAHAH PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK KC SYARIAH TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN AKAD MURABAHAH PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK KC SYARIAH TANGERANG"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos )

Oleh :

CHALIMATUS SA’DIYAH NIM: 11160530000009

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M / 1442 H

(2)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Chalimatus Sa’diyah NIM : 11160530000009

Di Bawah Bimbingan

Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, M.A.

NIP. 19660605 199603 1 005

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M/1441 H

(3)
(4)
(5)

Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KC Syariah Tangerang. Dosen Pembimbing Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, M.A.

Bank syariah merupakan tempat untuk melakukan transaksi keuangan, baik untuk penyimpanan maupun penyaluran dana yang berlandaskan syariah. Di bank syariah terdapat beberapa macam pembiayaan salah satunya yaitu pembiayaan murabahah.

Pembiayaan murabahah yaitu pembiayaan yang melibatkan dua pihak yang melakukan transaksi jual beli. Produk murabahah yang akan diteliti yaitu kendaraan bermotor, baik dari segi pertimbangan pembiayaan maupun segi analisis mekanismenya. Dengan adanya pembiayaan kendaraan bermotor ini, maka masyarakat khususnya yang berada di tingkat menengah kebawah dapat membeli kendaraan bermotor dengan mudah. Maka dari itu, pembiayaan kendaraan bermotor ini dapat mempermudah masyarakat untuk memiliki kendaraan.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis mekanisme pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah pada BTN KCS Tangerang apa saja pertimbangan pemberian pembiayaan kendaraan bermotor.

Metode yang digunakan peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi pada BTN KCS Tangerang yang berkaitan dengan judul penelitian.

Hasil penelitian pertimbangan pemberian pembiayaan kendaraan bermotor BTN KCS Tangerang menggunakan analisis pembiayaan 5 C. Sedangkan untuk mekanisme yang dijalankan sesuai dengan SOP BTN KCS Tangerang dan berjalan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah mekanismenya.

Kata Kunci: Analisis, Mekanisme, Pembiayaan Kendaraan Bermotor, Bank Tabungan Negara Syariah.

(6)

i

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dengan izinnya, sehingga penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. KC Syariah Tangerang”. Shalawat dan salam tidak lupa dipanjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang dan semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga telah selesai sesuai dengan yang diharapkan penulis. Dengan memberikan penulis motivasi, arahan, dan bimbingan terhadap peneliti. Maka, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Suparto M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Siti Napsiah, S.Ag. BSW, MSW sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

(7)

ii Jakarta.

3. Drs. Sugiharto, MA dan Amirudin, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah, konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah.

4. Drs. Hasanudin, MA. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis dan telah meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan, petunjuk dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kepada tim penguji skripsi dalam sidang munaqasyah, sehingga penulis mendapatkan masukan dan saran demi kebaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama dosen-dosen di Prodi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah yang telah memberikan ilmu dan nasihatnya bagi penulis.

7. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu dalam administrasi, dan seluruh Staff Perpustakaan Utama dan fakultas yang banyak

(8)

iii

8. Kepada kedua orang tua penulis, Ibu Supatmi, Abi Moch.

Hanafi, dan keluarga yang senantiasa mendoakan penulis serta memberi dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

9. Keluarga PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang, terutama Bapak Taufik Anwar selaku Financing Admin yang telah bersedia menjadi narasumber.

Dan seluruh staff yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian skripsi.

10. Sahabat terdekat penulis yang sangat berperan penting dalam skripsi penulis yaitu Ika Nur Alfiyah.

11. Sahabat terdekat penulis lainnya yaitu Siti Robiah, Syntia Wardah, Nurul Hanifah, Siti Fatimah Hidayatulloh, Nidyatul Qonita, Maryani Oktarina, dan Desi Noer Komala, S.Sos, Mursida, S.Sos

12. Sahabat terdekat penulis di kosan Griya Aini yaitu Windy Ismawati, S.Pd, Egawati, S.H, Egi Anisa Nurjannah, S.Pd, Dilla Syafawiyah, S.S.I, Esti Ittaqillah, S.KPm, dan Shifa Aulia.

13. Sahabat kecil penulis di Sidoarjo yang selalu memberi dukungan yaitu Salsabila Aula Pinsa.

14. Kakak terdekat penulis yang sangat berperan penting dalam skripsi penulis yaitu Syakirul Mahatir Bayhaq.

(9)

iv

Terima kasih untuk semua pihak yang terkait dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.

Maka dari itu, penulis berharap kritik dan saran untuk memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini.

Jakarta, 15 Agustus 2020

Chalimatus Sa’diyah

(10)

v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Kajian Terdahulu ... 6

G. Metode Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG MEKANISME, PEMBIAYAAN, DAN AKAD MURABAHAH ... 17

A. Mekanisme ... 17

1. Pengertian Mekanisme ... 17

2. Tujuan Mekanisme ... 19

B. Pembiayaan Kendaraan ... 20

1. Pengertian Pembiayaan ... 20

2. Tujuan Pembiayaan ... 22

3. Fungsi Pembiayaan ... 23

4. Jenis-jenis Pembiayaan ... 24

5. Analisis Pembiayaan ... 27

6. Pengertian Pembiayaan Kendaraan ... 36

C. Akad Murabahah ... 36

(11)

vi

4. Syarat Murabahah ... 40

5. Penerapan Murabahah pada Bank Syariah ... 41

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BANK BTN KC SYARIAH TANGERANG ... 44

A. Bank BTN Syariah ... 44

1. Sejarah Bank BTN Syariah ... 44

2. Visi Misi Bank BTN Syariah ... 49

3. Nilai-nilai Budaya Bank BTN Syariah ... 50

4. Struktur Organisasi Bank BTN Syariah ... 52

5. Produk Bank BTN Syariah ... 53

B. Bank BTN KC Syariah Tangerang ... 69

1. Sejarah BTN KC Syariah Tangerang ... 69

2. Struktur Organisasi BTN KCS Tangerang ... 71

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 72

A. Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor ... 72

B. Pertimbangan dalam Pembiayaan Kendaraan Bermotor ... 74

C. Tujuan Nasabah dalam Pembiayaan Kendaraan Bermotor .... 74

D. Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Kendaraan Bermotor ... 75

E. Persyaratan Dokumen untuk Pribadi ... 75

F. Cara Mendaftar ... 77

G. Biaya Layanan dari Administrasi ... 77

H. Simulasi Pembiayaan Kendaraan Bermotor ... 78

I. Pembiayaan Bermasalah ... 80

J. Terdapat Kerja Sama atau Tidak antara Pihak Dealer dengan Bank BTN Syariah ... 82

K. Alasan Nasabah yang Melakukan Pembiayaan Kendaraan hanya Sedikit ... 82

L. Character/Karakter ... 84

1. Data dalam BI Checking ... 84

2. Informasi Karakter Nasabah ... 84

M. Capacity/Kapasitas ... 85

(12)

vii

N. Capital/Modal ... 87

1. Analisis Rasio Keuangan ... 87

2. Pembayaran Pembiayaan Kendaraan Bermotor ... 87

O. Collateral/Jaminan ... 88

1. Barang Jaminan ... 88

P. Condition of Economy/Kondisi Ekonomi ... 88

1. Kebijakan Pemerintah dalam Kebijakan Ekonomi ... 88

2. Analisis Tempat Kerja Calon Nasabah ... 90

BAB V HASIL PENELITIAN ... 91

A. Pertimbangan Pemberian Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang ... 91

1. BI Checking ... 91

2. Analisis Pembiayaan 5C ... 93

3. Melakukan Survey Kantor/Tempat Usaha Nasabah ... 108

B. Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang ... 109

1. Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor ... 109

2. Akad Murabahah ... 118

Bentuk Murabahah dan Ilustrasi Nasabah yang Melakukan Pembiayaan Kendaraan Bermotor dan Analisis 5C ... 123

BAB VI PENUTUP ... 127

A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 129 LAMPIRAN

(13)

viii

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Bank BTN Syariah ... 52 Gambar 3. 2 Struktur Organisasi BTN KCS Tangerang ... 71

(14)

ix

Tabel 5. 1 Persyaratan Dokumen untuk Pribadi... 111

(15)

x

Lampiran 2 Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian Skripsi Lampiran 4 Transkip Wawancara

Lampiran 5 Form Aplikasi Consumer Financing

Lampiran 6 Analisa Permohonan Pembiayaan dan Keputusan Permohonan

Lampiran 7 Catatan Wawancara

Lampiran 8 Akad Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB Lampiran 9 Dokumentasi Wawancara

(16)

1 A. Latar Belakang

Di Indonesia, mayoritas penduduknya sangat membutuhkan tempat untuk bertransaksi keuangan yaitu di bank. Bank sangat aman dalam melakukan transaksi keuangan, baik untuk aktivitas penyimpanan maupun penyaluran dana yang dimiliki masyarakat. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan uang mereka apabila ada masalah. Karena terdapat Dewan Pengawas yang bertugas untuk mengawasi transaksi keuangan mereka.

Dalam transaksi di bank, khususnya di bank syariah terdapat beberapa macam pembiayaan syariah, salah satunya yaitu pembiayaan murabahah. Pada pembiayaan murabahah, dimana pembiayaan ini melibatkan dua pihak yang melakukan transaksi jual beli yaitu dengan menjual suatu barang yang seharga dengan barang tersebut dan dengan keuntungan yang sudah disepakati antara kedua belah pihak melalui akad.

Pada pembiayaan di bank, akad sangat penting dalam melakukan transaksi. Dimana, akad mengikat kedua belah pihak yang saling bersepakat, yakni masing-masing pihak terikat untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing

(17)

yang telah disepakati terlebih dahulu. Dalam akad, terms and condition-nya sudah ditetapkan secara rinci dan spesifik (sudah well-defined). Bila salah satu atau kedua pihak yang terikat dalam kontrak itu tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka ia/mereka menerima sanksi seperti yang sudah disepakati dalam akad.1

Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu ‘saya percaya’ atau “saya menaruh kepercayaan”. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan dan syarat- syarat yang jelas serta saling menguntung bagi kedua belah pihak, sebagaimana firman Allah SWT dalam:2

Surah An-Nisa’ (4) ayat 29:

َا ْوُن ما ءَ نْيِذَّلاَا هُّيَ أ َ ي

َ بْلاِبَْمُك نْي بَْمُك لا وْم أَآ ْوُلُكأ ت لَ

َ ن ْوُك تَْن أَ َّلَِّإَِلِط

َ جِت

َْۚمُكْنِ مَ ٍضا ر تَ ْن عَ ًة ر

َْق تَ لَ و َ

َْۚمُك سُفْن أَ آ ْوُلُت

َْمُكِبَ نا كَ اللهَ َّنِإ َ

اًمْي ِح ر

۝

َ

َََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََََ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

1 Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 65.

2 Rivai Veithzal dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke-1, hal. 698.

(18)

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

Dapat dikatakan bahwa saat ini, zaman sudah modern.

Banyak masyarakat yang melakukan aktivitas sehari-hari yang tidak bisa terlepas dari kebutuhan transportasi, yaitu kendaraan bermotor. Rata-rata perekonomian masyarakat Indonesia berada di tingkat menengah ke bawah. Mayoritas yang melakukan pembelian kendaraan bermotor yaitu masyarakat menengah kebawah. Karena banyak masyarakat yang tidak mampu dalam hal ekonomi untuk membeli kendaraan bermotor, maka di BTN Syariah terdapat pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah yang bisa meringankan beban masyarakat.

BTN Syariah bergerak di bidang pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip syariah, salah satu nya terdapat pembiayaan murabahah pada produk kendaraan bermotor. Apabila nasabah sudah memenuhi persyaratan, maka bisa mendapatkan pelayanan pembiayaan ini.

BTN Syariah merupakan Stratetic Business Unit (SBU) dari Bank BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta.3

3 http://eprints.walisongo.ac.id/7278/5/BAB%20III.pdf diakses pada tanggal 15 November 2019 pukul 22.00 WIB

(19)

Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan hasil RUPS tahun 2004.

Dari sekian banyak skripsi yang saya baca, khususnya di repository UIN Jurusan Manajemen Dakwah tidak ada yang mengambil pembiayaan kendaraan bermotor. Kebanyakan skripsi sebelumnya membahas pembiayaan hunian syariah, usaha mikro, gadai emas, perumahan (property), griya, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), mikro multiguna, tabungan cicil emas. Semua pembiayaan tersebut menggunakan akad murabahah. Perbedaan skripsi terdahulu dengan skripsi saya yaitu mengambil pembiayaan kendaraan bermotor. Sementara persamaannya yaitu menggunakan akad murabahah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan mengangkat judul tentang: “Analisis Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang”

B. Batasan Masalah

Melihat luasnya ruang lingkup pembahasan, maka penulis membatasi masalah pada analisis mekanisme pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang tahun 2020.

(20)

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Pertimbangan Pemberian Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

2. Bagaimana Analisis Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Pertimbangan Pemberian Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

2. Untuk menjelaskan Analisis Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademik

Skripsi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perbankan syariah dan non bank mengenai permasalahan-permasalahan yang sudah dibahas di atas, khususnya bagi Jurusan Manajemen Dakwah, umumnya pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Islam Jakarta.

(21)

2. Bagi Praktisi

Untuk memahami dan mengetahui analisis mekanisme pada pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah serta mengetahui pertimbangan pemberian pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

F. Kajian Terdahulu

Penulis menyusun karya ilmiah ini, sebelumnya melakukan penelitian dengan mengkaji peneliti terdahulu yaitu menemukan beberapa skripsi yang permasalahannya hampir sama dengan penulisan karya ilmiah ini. Berikut ini adalah beberapa skripsi yang permasalahnnya hampir sama, yaitu berjudul:

1. Muhammad Abduh Robit Hudaya Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi UIN Malang di susun tahun 2018 yang berjudul Implementasi Akad Murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang. Dalam skripsi ini, membahas masalah implementasi akad murabahah pada pembiayaan kendaraan bermotor di PT.

Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang terdapat akad tambahan yang digunakan yaitu akad wakalah dalam

(22)

pembelian barang tersebut dengan menggunakan nama bank syariah dalam proses pembeliannya.4

2. Syarifah Sinaga Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia di susun tahun 2016 yang berjudul Akad Pembiayaan Murabahah Kendaraan Bermotor Perusahaan Pembiayaan PT. CIMB Niaga Auto Finance. Dalam jurnal ini, membahas masalah perbedaan antara akad murabahah yang menerapkan prinsip syariah dengan perjanjian pembiayaan konsumen secara konvensional, membahas kedudukan hukum surat kuasa untuk membuat akta jaminan fidusia sudah memenuhi prinsip syariah dan kekuatan hukum surat pernyataan bersama yang dibuat antara dealer dan perusahaan pembiayaan.5

3. Indriani Dwi Safitri Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang di susun tahun 2016 yang berjudul Prinsip dan Pelaksanaan Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah di BMT Bina Insan Manshurin Palembang. Dalam skripsi ini membahas masalah prinsip dalam pemberian pembiayaan bermotor dan pelaksanaan yang dilakukan oleh BMT Bina Insan Manshurin dalam memberikan pembiayaan berdasarkan akad murabahah.6

4 Muhammad Abduh Robit Hudaya, Implementasi Akad Murabahah pada Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Roda Empat di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Area Malang (Skripsi-UIN Malang, 2018), hal. 6.

5 Syarifah Sinaga, Akad Pembiayaan Murabahah Kendaraan Bermotor Perusahaan Pembiayaan PT CIMB Niaga Auto Finance (Jurnal-UII, 2016), hal.

3.

6 Indriani Dwi Safitri, Prinsip dan Pelaksanaan Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah di BMT Bina Insan Manshurin Palembang (Skripsi-UIN Raden Fatah Palembang, 2016), hal. 5.

(23)

Demikianlah kajian terdahulu yang penulis lakukan terdapat perbedaan dan persamaan yang akan penulis teliti dengan skripsi terdahulu. Perbedaannya adalah yang pertama membahas implementasi akad murabahah dengan tambahan akad wakalah, yang kedua perbedaan akad murabahah dan kedudukan hukum, yang ketiga prinsip dan pelaksanaan akad murabahah dan untuk permasalahan yang penulis teliti membahas mekanisme pembiayaan dan pertimbangan dalam melakukan pembiayaan murabahah kendaraan bermotor.

Persamaannya adalah membahas masalah akad pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah. Sedangkan, judul penulis adalah Analisis Mekanisme Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan Akad Murabahah di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Kantor Cabang Syariah Tangerang.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Creswell menyatakan penelitian kualitatif yaitu suatu gambaran yang rumit yaitu banyak tahap yang dilakukan. Mulai dari meneliti kata-kata, laporan yang rinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada kondisi yang alami. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan melalui pendekatan induktif dalam menganalisis penelitiannya. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan dari segi perspektif informan.

(24)

2. Jenis Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metodologi penelitian kualiatif yaitu dengan meneliti dari perkataan yang tertulis atau perilaku seseorang yang diamati agar menghasilkan data deskriptif. Penelitian kualitatif adalah cara dalam meneliti dari perkataan tertulis dan perilaku seseorang yang diamati agar menghasilkan data deskriptif.7

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang, sedangkan yang menjadi objek ini adalah beberapa karyawan dan Produk Kendaraan Bermotor PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

4. Cara Menentukan Informan

Penentuan infroman dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling atau sampling bertujuan.

Sampling bertujuan adalah suatu cara apabila seseorang ingin lebih paham tentang kasus-kasus yang sudah dipilih agar pada umumnya semua kasus dapat dipahami secara menyeluruh. Peneliti menggunakan purposive sampling agar

7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet ke-18, hal. 3.

(25)

sedikit sample yang diperoleh bisa meningkatkan dari kegunaan informasi.

Dalam meneliti dimulai dengan menelusuri informan, kelompok-kelompok, tempat-tempat, atau kejadian-kejadian yang menjadi kunci dari informasi, kemudian dipilih beberapa sub-sub unit agar lebih mudah dalam mengkaji yang lebih dalam.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.8

Menurut Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.9

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011), cet ke-1, hal. 333.

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011), cet ke-1, hal. 335.

(26)

Sebelum melakukan reduksi data, peneliti melakukan pengumpulan data terlebih dahulu.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan bekembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori signifikan.10

b. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) menyatakan “Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang besifat naratif.11

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011), cet ke-1, hal. 337.

11 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011), cet ke-1, hal. 339.

(27)

c. Conclusion Drawing/Verification

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.12 6. Keabsahan Data

Teknik keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2007:

330).

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.13

12 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011), cet ke-1, hal. 343.

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) (Bandung:

Alfabeta, 2011), cet ke-1, hal. 308.

(28)

Teknik yang digunakan penulis untuk meneliti dengan mengumpulkan dan mengelola data selama mengadakan penyusunan penelitian yaitu:

a. Primer :

Melakukan penelitian lapangan yang dilakukan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang dengan cara, sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data- data yang berkaitan dengan skripsi ini yaitu penjelasan secara umum PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang, mekanisme pembiayaan dan pertimbangan dalam melakukan pembiayaan kendaraan bermotor. Maka, penulis melakukan observasi ke tempat penelitian secara langsung.

2) Wawancara

Melakukan wawancara dengan karyawan secara langsung dan via telefon dalam melakukan pembiayaan kendaraan bermotor pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

(29)

3) Tempat penelitian

Tempat penelitian di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang di Jl. Raya Serpong No. 34, Lengkong Karya, Kec. Serpong Utara, kota Tangerang Selatan, Banten 15322.

b. Sekunder :

Meneliti dengan mengumpulkan data dari perpustakaan, yaitu dengan membaca beberapa buku yang masih berhubungan dengan pembahasan. Dan terdapat studi dokumentasi dengan mengumpulkan data- data yang diperlukan dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

H. Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah memahami dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari bab-bab dan subbab-subbab. Dimana, setiap bab-bab terdapat subbab-subbab yang masing-masing terdapat penjelasannya. Berikut susunan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian terdahulu, kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

(30)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan secara spesifik mekanisme, pembiayaan kendaraan, akad murabahah.

BAB III GAMBARAN UMUM BANK BTN SYARIAH

Bab ini berisi penjelasan dari sejarah, visi misi, nilai-nilai budaya, struktur organisasi, dan produk Bank BTN Syariah.

BAB IV DATA DAN TEMUAN

Bab ini berisi data yang ditemukan dari hasil wawancara yaitu mekanisme pembiayaan kendaraan bermotor, pertimbangan dalam pemberian pembiayaan kendaraan bermotor, alasan nasabah melakukan pembiayaan kendaraan bermotor, syarat dan ketentuan pembiayaan kendaraan bermotor, persyaratan dokumen untuk pribadi, cara mendaftar, simulasi pembiayaan kendaraan bermotor, pembiayaan bermasalah, terdapat kerja sama atau tidak antara pihak dealer dengan bank BTN Syariah, alasan nasabah yang melakukan pembiayaan kendaraan hanya sedikit, character/karakter, capacity/kapasitas, capital/modal, colateral/jaminan, condition of economy.

(31)

BAB V HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi pertimbangan pemberian pembiayaan kendaraan bermotor dan mekanisme pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari teori dan masalah yang dibahas dan juga berisi saran agar pembaca bisa mengetahui pertimbangan pembiayaan kendaraan bermotor dan mekanisme pada pembiayaan kendaraan bermotor dengan akad murabahah pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, KC Syariah Tangerang.

(32)

17 BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG MEKANISME, PEMBIAYAAN, DAN AKAD MURABAHAH

A. Mekanisme

1. Pengertian Mekanisme

Mekanisme adalah cara untuk mendapatkan sesuatu secara teratur sehingga menghasilkan suatu pola atau bentuk untuk mencapai tujuan yang di inginkan.14

Dalam melaksanakan kegiatan, sebuah organisasi memerlukan langkah-langkah yang sistematis untuk mempermudah pencapaian suatu tujuan dan meminimalkan tingkat kegagalan, hal ini sering disebut dengan mekanisme yang merupakan suatu proses cara kerja atau tata cara pelaksanaan suatu program atau rangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mendapatkan hasil dari apa yang telah direncanakan oleh badan organisasi tersebut.

Menurut bahasa mekanisme berasal dari kata bahasa Yunani mechane yang memiliki arti intrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti untuk

14 Kamus Bahasa Indonesia, (Tim Reality Publisher), hal. 43.

(33)

membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu. Menurut istilah mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan intelegensi sebuah suatu sebab atau prinsip kerja.15

Menurut Poerwadarmita mendefinisikan “Mekanisme adalah seluk beluk atau cara kerja suatu alat (perkakas) dan sebagainya. Secara umum mekanisme adalah mengetahui bagaimana cara menggunakan suatu alat sehingga kita tahu sampai dimana kemampuan suatu alat tersebut bekerja”.

Moenir menjelaskan bahwa “Mekanisme merupakan suatu rangkaian kerja sebuah alat untuk menyelesaikan sebuah masalah yang berhubungan dengan proses kerja untuk mengurangi kegagalan sehingga menghasilkan hasil yang maksimal”. Selanjutnya menurut Bagus, mekanisme adalah interaksi bagian satu dengan bagian lainnya dalam suatu sistem secara keseluruhan untuk menghasilkan fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan.16

Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa mekanisme adalah cara kerja dalam sebuah badan atau organisasi yang saling berhubungan untuk

15 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 612-613.

16 https://definisimenurutparaahli.com diakses pada tanggal 10 Desember 2019 pada pukul 13.23 WIB.

(34)

menghasilkan yang maksimal sehingga tercapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi.17

2. Tujuan Mekanisme

a. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan tertentu.18

b. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi pekerja.

c. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan dalam proses pelaksanaan kegiatan.

d. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainnya.

17 Petter Salim dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta : Modern Inglish Press, 1991), hal. 1534.

18 Isnawati, Mekanisme Pembiayaan Mudharabah pada KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Cabang Husnayain Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur tahun 2019 (Skripsi-UIN Jakarta, 2019), hal. 16.

(35)

B. Pembiayaan Kendaraan 1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan pola operasional berdasarkan syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang di persamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.19

Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah berbeda dengan kredit yang diberikan oleh konvensional. Dalam perbankan syariah, return atas pembiayaan tidak dalam bentuk bunga, akan tetapi dalam bentuk lain sesuai dengan akad-akad yang disediakan di bank syariah. dalam Undang- Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.20

19 Syarif Arbi, Lembaga: Perbankan, Keuangan dan Pembiayaan (Yogyakarta: BPFE, 2013), cet ke-1, hal. 233.

20 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 106.

(36)

Di dalam perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank syariah memiliki skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan. Bank syariah menyalurkan dananya kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan. Sifat pembiayaan, bukan merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada nasabah dalam melakukan usaha.

Dalam Undang-Undang Perbankan UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pada pasal 1 [25] di sebutkan bahwa pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang di persamakan dengan itu berupa:21

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dalam istishna’

d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa

21 Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), hal. 190.

(37)

2. Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan merupakan bagian dari tujuan bank sebagai perusahaan, yaitu memperoleh keuntungan bagi kesejahteraan stakeholders-nya. Oleh karena itu, tujuan pembiayaan harus mendukung visi, misi, dan strategi usaha bank. Tujuan pembiayaan harus dirumuskan dengan jelas, realistis dan dapat diketahui oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi, agar mereka dapat berpartisipasi dengan penuh kesadaran.22

Dalam pemberian suatu pembiayaan tentu memiliki tujuan. Namun tujuan tersebut mencakup lingkup yang luas.23 Berikut adalah tujuan pembiayaan, yaitu:

a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari udaha yang dikelola bersama nasabah.

b. Safety, yakni keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

22 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Azkia Publisher, 2019), cet ke-7, hal. 245.

23 Muhammad Ridwan Basalamah dan Mohammad Rizal, Perbankan Syariah (Jatim: Empat dua Media, 2018), hal. 29.

(38)

c. Membantu usaha nasabah, yaitu membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi ataupun dalam bentuk pembiayaan.

d. Membantu pemerintah, yaitu semakin banyak pembiayaan yang disalurkan bank, maka semakin banyak peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

3. Fungsi Pembiayaan

Pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:24

a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang.

b. Pembiayaan meningkatkan utility (daya guna) suatu barang.25

c. Pembiayaan meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

d. Pembiayaan menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

24 Rivai Veithzal dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke-1, hal. 712.

25 Rivai Veithzal dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke-1, hal. 713.

(39)

e. Pembiayaan sebagai alat stabilisasi ekonomi.26

f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional.

g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional.27

4. Jenis-Jenis Pembiayaan

Pembiayaan bank syariah dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:

a. Pembiayaan dilihat dari Tujuan Penggunaan

Dilihat dari tujuan penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi tiga jenis yaitu pembiayaan investasi, modal kerja, dan konsumsi. Perbedaan masing-masing jenis pembiayaan disebabkan karena adanya perbedaan tujuan penggunaannya. Perbedaan ini juga akan berpengaruh pada cara pencairan, pembayaran angsuran, dan jangka waktunya.

1) Pembiayaan Investasi28 2) Pembiayaan Modal Kerja

26 Rivai Veithzal dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke-1, hal. 714.

27 Rivai Veithzal dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke-1, hal. 715.

28 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 114.

(40)

3) Pembiayaan Konsumsi

b. Pembiayaan dilihat dari Jangka waktunya 1) Pembiayaan Jangka Pendek29

2) Pembiayaan Jangka Menengah 3) Pembiayaan Jangka Panjang

c. Pembiayaan dilihat dari Sektor Usaha 1) Sektor Industri

2) Sektor Perdagangan

3) Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan30

4) Sektor Jasa

Beberapa sektor jasa sebagaimana tersebut di bawah ini yang dapat diberikan kredit oleh bank antara lain:

a) Jasa Pendidikan b) Jasa Rumah Sakit c) Jasa Angkutan d) Jasa Lainnya

29 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 115.

30 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 116.

(41)

5) Sektor Perumahan31

d. Pembiayaan dilihat dari Segi Jaminan 1) Pembiayaan dengan Jaminan

Pembiayaan dengan jaminan merupakan jenis pembiayaan yang didukung dengan jaminan (agunan) yang cukup. Agunan atau jaminan dapat digolongkan menjadi jaminan perorangan, benda berwujud, dan benda tidak berwujud.

a) Jaminan Perorangan b) Jaminan Benda Berwujud

c) Jaminan Benda Tidak Berwujud32

2) Pembiayaan Tanpa Jaminan

Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tanpa didukung adanya jaminan. Pembiayaan ini diberikan oleh bank syariah atas dasar kepercayaan. Pembiayaan tanpa jaminan ini risikonya tinggi karena tidak ada pengaman yang dimiliki oleh bank syariah apabila nasabah tidak mampu membayar dan macet.

31 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 117.

32 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 118.

(42)

e. Pembiayaan dilihat dari Jumlahnya 1) Pembiayaan Retail33

2) Pembiayaan Menegah 3) Pembiayaan Korporasi

5. Analisis Pembiayaan

Merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank syariah untuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang telah diajukan oleh calon nasabah. Dengan melakukan analisis permohonan pembiayaan, bank syariah akan memperoleh keyakinan bahwa proyek yang akan dibiayai layak (feasible). 34

a. Character (Karakter)

Menggambarkan watak dan kepribadian calon nasabah. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon nasabah dengan tujuan untuk mengetahui bahwa calon nasabah mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar kembali pembiayaan yang telah diterima hingga

33 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 119.

34 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 120.

(43)

lunas. Cara yang perlu dilakukan oleh bank untuk mengetahui character calon nasabah antara lain:

• BI Checking

Bank dapat melakukan penelitian dengan melakukan BI Checking, yaitu melakukan penelitian terhadap calon nasabah dengan melihat data nasabah melalui komputer yang online dengan Bank Indonesia. BI Checking dapat digunakan oleh bank untuk mengetahui dengan jelas calon nasabahnya, baik kualitas pembiayaan calon nasabah bila telah menjadi debitur bank lain.35

• Informasi dari Pihak Lain

Dalam hal calon nasabah masih belum memiliki pinjaman di bank lain, maka cara efektif ditempuh yaitu dengan meneliti calon nasabah melalui pihak-pihak lain yang mengenal dengan baik calon nasabah. Misalnya, mencari informasi tentang karakter calon nasabah melalui tetangga, teman kerja, atasan langsung, dan rekan usahannya. Informasi dari pihak lain tentang calon

35 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 121.

(44)

nasabah, akan lebih meyakinkan bagi bank untuk mengetahui character calon nasabah. Character merupakan faktor yang sangat penting dalam evaluasi calon nasabah.

b. Capacity (Kapasitas)

Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya setelah bank syariah memberikan pembiayaan. Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran. Semakin baik kemampuan keuangan calon nasabah, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas pembiayaan, artinya dapat dipastikan bahwa pembiayaan yang diberikan bank syariah dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.

(45)

Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengetahui kemampuan calon nasabah antara lain:36

• Melihat Laporan Keuangan

Dalam laporan keuangan calon nasabah, maka akan dapat diketahui sumber dananya, dengan melihat laporan arus kas. Di dalam laporan arus kas secara keseluruhan dapat diketahui kondisi keuangan secara tunai dari calon nasabah, dengan membandingkan antara sumber dana yang diperoleh dan penggunaan dana.

• Memeriksa Slip Gaji dan Rekening Tabungan

Cara lain yang dapat ditempuh oleh bank syariah, bila calon nasabah pegawai, maka bank dapat meminta fotokopi slip gaji tiga bulan terakhir dan didukung oleh rekening tabungan sekurang-kurangnya untuk tiga bulan terakhir.

Dari slip gaji dan fotokopi rekening tabungan tiga bulan terakhir, maka akan dapat dianalisis tentang sumber dana dan penggunaan dana calon

36 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 122.

(46)

nasabah. Data keuangan digunakan sebagai asumsi dasar tentang kondisi keuangan calon nasabah setelah mendapat pembiayaan dari bank syariah.

• Survei ke Lokasi Usaha Calon Nasabah

Survei ini diperlukan untuk mengetahui usaha calon nasabah dengan melakukan pengamatan secara langsung.

c. Capital (Modal)

Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek pembiayaan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah dana yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai.

Semakin besar modal yang dimiliki dan disertakan oleh calon nasabah dalam objek pembiayaan akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon nasabah dalam mengajukan pembiayaan dan pembayaran kembali.

(47)

Cara yang ditempuh oleh bank untuk mengetahui capital antara lain:37

• Laporan Keuangan Calon Nasabah

Dalam hal calon nasabah adalah perusahaan, maka struktur modal ini penting untuk menilai tingkat debt to equity ratio. Perusahaan dianggap kuat dalam menghadapi berbagai macam risiko apabila jumlah modal sendiri yang dimiliki cukup besar. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan oleh bank untuk dapat mengetahui modal perusahaan. Analisis rasio keuangan ini dilakukan apabila calon nasabah merupakan perusahaan.

• Uang Muka

Uang muka yang dibayarkan dalam memperoleh pembiayaan. Dalam hal calon nasabah adalah perorangan, dan tujuan penggunaannya jelas, misalnya pembiayaan untuk pembelian rumah, maka analisis capital dapat diartikan sebagai jumlah uang muka yang dibayarkan oleh calon nasabah kepada pengembang atau uang muka yang telah

37 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 123.

(48)

disiapkan. Semakin besar uang muka yang dibayarkan oleh calon nasabah untuk membeli rumah, semakin meyakinkan bagi bank bahwa pembiayaan yang akan disalurkan kemungkinan akan lancar.

d. Collateral (Jaminan)

Merupakan agunan yang diberikan oleh calon nasabah atas pembiayaan yang diajukan. Agunan merupakan sumber pembayaran kedua. Dalam hal nasabah tidak dapat membayar angsurannya, maka bank syariah dapat melakukan penjualan terhadap agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagai sumber pembayaran kedua untuk melunasi pembiayaannya.

Bank tidak akan memberikan pembiayaan yang melebihi dari nilai agunan, kecuali untuk pembiayaan tertentu yang dijamin pembayarannya oleh pihak tertentu. Dalam analisis agunan, faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah purnajual dari agunan yang diserahkan kepada bank. Bank syariah perlu mengetahui minat pasar terhadap agunan yang diserahkan oleh calon nasabah. Bila agunan merupakan barang yang diminati oleh banyak orang (marketable), maka bank yakin bahwa agunan yang diserahkan calon

(49)

nasabah mudah diperjualbelikan. Pembiayaan yang ditutup oleh agunan yang purnajualnya bagus, risikonya rendah.

Secara perinci pertimbangan atas collateral dikenal dengan MAST:

• Marketability

Agunan yang diterima oleh bank haruslah agunan yang mudah diperjualbelikan dengan harga yang menarik dan meningkat dari waktu ke waktu.

• Ascertainability of Value

Agunan yang diterima memiliki standar harga yang lebih pasti.

• Stability of Value

Agunan yang diserahkan bank memiliki harga yang stabil, sehingga ketika agunan dijual, maka hasil penjualan bisa meng-cover kewajiban debitur.38

38 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet ke- 1, hal. 125.

(50)

• Transferability

Agunan yang diserahkan bank mudah dipindahtangankan dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.

e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)

Merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi. Bank perlu melakukan analisis dampak kondisi ekonomi terhadap usaha calon nasabah di masa yang akan datang, untuk mengetahui pengaruh kondisi ekonomi terhadap usaha calon nasabah.

Beberapa analisis terkait dengan condition of economy antara lain:

• Kebijakan pemerintah. Perubahan kebijakan pemerintah digunakan sebagai pertimbangan bagi bank untuk melakukan analisis condition of economy.

• Bank syariah tidak terlalu fokus terhadap analisis condition of economy pada pembiayaan konsumsi. Bank akan mengkaitkan antara tempat kerja calon nasabah dan kondisi ekonomi saat ini dan saat mendatang, sehingga dapat diestimasikan

(51)

tentang kondisi perusahaan di mana calon nasabah bekerja. Kelangsungan hidup perusahaan dan pekerjaan calon nasabah menjadi bahan pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan pembiayaan.

6. Pengertian Pembiayaan Kendaraan

Kredit Kepemilikan Kendaraan (K3) adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank atau perusahaan pembiayaan untuk pembelian kendaraan baru atau bekas. Khusus untuk kendaraan bekas, bank biasanya menetapkan batasan usia kendaraan yang dapat dibiayai sesuai dengan ketentuan bank.39

C. Akad Murabahah 1. Pengertian Akad

Istilah akan terdapat dalam UU No. 21 Tahun 2008 dinyatakan dalam Pasal 1 angka 13; akad adalah kesepakatan tertulis antara bank syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.40

39 Otoritas Jasa Keuangan.

40 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah: Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), hal. 118.

(52)

Menurut segi etimologi, akad, antara lain berarti: Ikatan antara dua perkara, baik ikatan secara nyata, maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua segi”.

Pengertian akad dalam arti khusus adalah perikatan yang ditetapkan dengan ijab – kabul berdasarkan ketentuan syara’ yang berdampak pada objeknya.41

Menurut Kamus Hukum, arti kata akad adalah perjanjian. Ditinjau dari hukum Islam, perjanjian yang sering disebut dengan akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih berdasarkan persetujuan masing-masing. Dengan kata lain, akad adalah perikatan antara ijab dan kabul secara yang dibenarkan syara’, yang menetapkan persetujuan kedua belah pihak.42

Sementara itu, pengertian akad menurut Ahmad Azhar Basyir adalah suatu perikatan antara ijab dan kabul dengan cara yang dibenarkan syarak yang menetapkan akibat- akibat hukum. Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan yang diinginkan dan kabul adalah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya.

Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan

41 Neni Sri Imaniyati, Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi (Bandung: CV. Mandar Maju, 2013), hal. 75.

42 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah: Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hal. 119.

(53)

sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai Syariah.43

Dalam istilah Fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai.

Secara khusus akad berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu (Santoso, 2003).

Rukun dalam akad ada tiga, yaitu: 1) pelaku akad; 2) objek akad; 3) Shighah atau pernyataan pelaku akad, yaitu ijab dan qabul.

Syarat dalam akad ada empat, yaitu: 1) syarat berlakunya akad (In’iqod); 2) syarat sahnya akad (Shihah);

3) syarat terealisasikannya akad (Nafadz); dan 4) syarat Lazim.

43 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), cet ke-5, hal. 35.

(54)

2. Pengertian Murabahah

Murabahah adalah istilah Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.44

Tingkat keuntungan ini bisa dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu dari biaya perolehan. Pembayaran bisa dilakukan secara spot (tunai) atau bisa dilakukan di kemudian hari yang disepakati bersama. Oleh karena itu, murabahah tidak dengan sendirinya mengandung konsep pembayaran tertunda (defferred payment), seperti yang secara umum dipahami oleh sebagian orang yang mengetahui murabahah hanya dalam hubungannya dengan transaksi pembiayaan di perbankan syariah, tetapi tidak memahami Fikih Islam.

44 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), cet ke-5, hal. 82.

(55)

3. Rukun Akad Murabahah a. Penjual45

b. Pembeli (musytari) c. Barang/Obyek (mabi’) d. Harga (tsaman)

e. Ijab qabul (sighat)

4. Syarat Murabahah

a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.46 b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang

ditetapkan.

c. Kontrak harus bebas dari riba.

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.

Secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d), atau (e) tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan:

a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya,

b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual,

45 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), cet ke-3, hal. 40.

46 Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), cet ke-1, hal. 102.

(56)

c. Membatalkan kontrak.

5. Penerapan Murabahah pada Bank Syariah

Bank-bank syariah telah berkembang dan mengadopsi berbagai kontrak penjualan Islam untuk membantu pendanaan konsumennya. Kontrak-kontrak tersebut secara mendalam telah dinyatakan dalam syariat Islam dan dikembangkan melalui sejarah yang panjang oleh para pemikir ekonomi Islam. Salah satunya adalah jual beli murabahah, seperti dipraktikkan oleh bank Islam. Namun dalam dunia modern, istilah tersebut sudah merupakan perluasan dari pengertiannya yang klasik.

Penerapannya pada Bank Islam adalah nasabah mengajukan pembiayaan dengan sistem murabahah kepada bank syariah/islam untuk membelikan barang-barang (produktif/konsumtif) yang diketahui sifat-sifatnya, di mana nasabah dan bank mengetahui barang tersebut secara nyata dan bank siap untuk mengadakan barang yang dibutuhkan nasabah. Kemudian dibuat suatu akad atau perjanjian antara bank dan nasabah mengenai kesanggupan pihak bank untuk membeli barang yang dikehendaki dan kesanggupan nasabah untuk membeli barang tersebut. Akad ini bukanlah akad jual beli, melainkan akad untuk mengadakan jual beli.47

47 Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, hal. 57.

(57)

Murabahah, sebagaimana yang digunakan dalam perbankan syariah, prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok, yaitu: harga beli serta biaya yang terkait, dan kesepakatan atas mark up (laba). Bank syariah mengadopsi murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang meskipun si nasabah tidak memiliki uang untuk membayar.

Ciri kontrak murabahah sebagai jual beli dengan pembayaran tunda adalah sebagai berikut:

a. Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan tentang harga asli barang, dan batas laba (mark up) harus ditetapkan dalam bentuk persentase dari total harga plus biaya-biayanya.

b. Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang.

c. Apa yang diperjualbelikan harus ada dan dimiliki oleh setiap penjual dan penjual harus mampu menyerahkan barang itu kepada si pembeli.

d. Pembayarannya ditangguhkan. Murabahah seperti yang dipahami di sini, digunakan dalan setiap pembiayaan di mana ada barang yang bisa diidentifikasi untuk dijual.

(58)

Teknis perbankan :48

a. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah bank dari produsen (pabrik/toko) ditambah keuntungan (mark-up). Kedua pihak harus sepakat harga jual dan jangka waktu pembayaran.

b. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad.

Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara mencicil (bitsaman ajil).

c. Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera kepada nasabah, sedangkan pembayarannya dilakukan secara tangguh.

Gambar 2.1

Skema Ba’i Al-Murabahah

48 Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah : Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia Yogyakarta, 2015), hal. 72.

(59)

44 BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BANK BTN KC SYARIAH TANGERANG

A. Bank BTN Syariah

1. Sejarah Bank BTN Syariah

Tahun 1897: Kelahiran BTN Zaman Belanda

Bank BTN adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak dibidang jasa keuangan perbankan. Cikal bakal bank BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia pada tahun 1897, pada masa pemerintahan Belanda.49

Tahun 1942: Kelahiran Bank BTN Pada Masa Pemerintahan Jepang

Pada 1 april 1942 Postspaarbank diambil alih pemerintahan Jepang dan diganti namanya menjadi Tyokin Kyoku.

Tahun 1950: kelahiran Bank BTN Pada Masa Kemerdekaan

49 https://www.btn.co.id/Tentang-kami diakses pada tanggal 26 April 2020 pukul 22.33 WIB.

(60)

Setelah kemerdekaan diproklamasikan, maka Tyokin Kyoku diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan namanya diubah menjadi Kantor Tabungan Pos RI. Usai dikukuhkannya, Bank Tabungan Pos RI ini sebagai satu- satunya lembaga tabungan di Indonesia. Pada tanggal 9 Februari 1950 pemerintah mengganti namanya dengan nama Bank Tabungan Pos.50

Tahun 1963: Kelahiran Bank BTN Pada Masa Diperalihan Zaman

Pada tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal Bank BTN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 4 tahun 1963 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 62 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963, maka resmi nama bank tabungan Pos diganti namanya menjadi bank Tabungan Negara. Dalam periode ini posisi Bank BTN telah berkembang dari sebuah unit menjadi induk yang berdiri sendiri.

Tahun 1974: Mulai Berdirinya Bank BTN dari Sebuah Unit Menjadi Induk

Kemudian sejarah Bank BTN mulai diukir kembali dengan ditunjuknya oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal

50 https://www.btn.co.id/Tentang-kami diakses pada tanggal 26 April 2020 pukul 22.33 WIB.

(61)

29 Januari 1974 melalui Surat Menteri Keuangan RI No. B- 49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan untuk rakyat. Sejalan dengan tugas tersebut, maka mulai 1976 mulailah realisasi KPR (Kredit Pemilikan Rumah) pertama kalinya oleh Bank BTN di negeri ini.

Waktu demi waktu akhirnya terus mengantar Bank BTN sebagai satu-satunya bank yang mempunyai konsentrasi penuh dalam pengembangan bisnis perumahan di Indonesia melalui dukungan KPR BTN.51

Tahun 1989: Awal Mula Bank BTN Saat Ini

Sayap Bank BTN pun makin melebar pada tahun 1989 Bank BTN sudah mengeluarkan obligasi pertamanya. Pada tahun 1992 status Bank BTN ini menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) karena sukses Bank BTN dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR tersebut. Status persero ini memungkinkan Bank BTN bergerak lebih luas lagi dengan fungsinya sebagai bank umum (komersial).

Demi mendukung bisnis KPR tersebut, Bank BTN mulai mengembangkan produk-produk layanan perbankan sebagaimana layaknya bank umum (komersial)

51 https://www.btn.co.id/Tentang-kami diakses pada tanggal 26 April 2020 pukul 22.33 WIB.

Gambar

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Bank BTN Syariah ................. 52  Gambar 3. 2 Struktur Organisasi BTN KCS Tangerang ............
Tabel 5. 1 Persyaratan Dokumen untuk Pribadi........................ 111

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Penilaian Kredit dan Laporan Keuangan Calon Debitur Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Pada PT Mandala Finance Tbk Cabang Bangka (Studi Kasus Pada Usaha

• Khusus untuk kegiatan wajib yang tidak dilaksanakan ( Kegiatan Utama A dan Kegiatan Tema Unand), maka nilai mahasiswa dinyatakan tidak lulus

Promosi selain bersifat memberitahu juga bersifat untuk membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan mengatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari

Menyadari arti pentingnya kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, maka PT Wahana Wirawan Palembang Cabang Demang Lebar Daun memberikan berbagai fasilitas pelayanan

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penelitian ini akan mengoptimasi derajat keanggotaan dari metode fuzzy Tsukamoto menggunakan Algoritma Genetika untuk diagnosis

Pada proses pembuatan garam, petani garam membutuhkan air laut untuk proses kristalisasi garam, dan untuk memenuhi kebutuhan air laut tersebut, terlebih dahulu

Setelah selesei install , (alankan command seperti gambar di bawah ini untuk di bawah ini untuk memastikan phpunit sudah bisa kita gunakan. +pabila keluaran dari command

Analisis data seismik refleksi menggunakan transformasi Wavelet Morlet dapat dilakukan karena data seismik refleksi tersebut masih dapat dianggap sebagai sinyal yang linier