7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif
1. Pengertian
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae ibu, dan berguna sebagai makanan bayi Air Susu ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk dikomsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat (Maryunani, 2012).
ASI merupakan makanan utama yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung protein, lemak, gula, kalsium dengan kadar yang tepat. ASI juga terdapat zat-zat yang disebut antibodi, melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu menyusui (Ramadani, 2017).
ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun (Roesli, 2012).
2. Alasan Pemberian ASI Eksklusif
Menurut (Rudi Haryono & Sulis Setianingsih, 2014) Selama 6 bulan bayi hanya diberi ASI Eksklusif karena:
a. ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk menjamin tumbuh kembang secara optimal sampai 6 bulan.
8
b. Bayi dibawah 6 bulan mempunyai pencernaan yang belum sempurna sehingga belum mampu mencerna makanan dengan baik.
c. Ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik. Makanan tambahan termasuk susu sapi, biasanya mengandung banyak mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjal bayi yang sempurna.
d. Makanan tambahan bagi bayi yang menimbulkan energy mengandung zat tambahan yang berbahaya misalnya zat pewarna dan pengawet.
1. Manfaat
Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna,, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit yaitu imunoglobulin.ASI bersifat praktis, murah, bersih dan mudah diberikan kepada bayi (Rudi Haryono & Sulis Setianingsih, 2014).
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makanan bayi yang terbaik, terutama bayi berumur kurang dari 6 bulan. ASI mengandung berbagai zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk mencukupi gizi bayi pada 6 bulan pertama setelah kelahiran (Damai Yanti & Dian, 2011).
Menurut Astutik (2014) manfaat pemberian ASI Eksklusif adalah sebagai berikut:
a. Manfaat ASI untuk bayi
1) Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi
2) Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi sampai enam bulan.
9
3) ASI mengandung zat pelindung atau antibodi yang melindungi terhadap penyakit.
Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih tinggi untuk mengalami diare dan tiga sampai empat kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
4) Dengan memberikan ASI minimal sampai enam bulan maka dapat menyebabkan perkembangan psikomotrik bayi lebih cepat.
5) ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan.
6) Dengan memberikan ASI maka akan memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.
7) Mengurangi kejadian karies dentis dikarenakan kadar laktosa yang sesuaidengan kebutuhan bayi.
8) Bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi penyakit kuning. Jumlah bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang jika diberikan ASI yang kolostrum sesering mungkin yang dapat mengatasi kekuningan dan tidak memberikan makanan pengganti ASI.
9) Bayi yang lahir prematur lebih cepat menaikkan berat badan dan menumbuhkan otak pada bayi jika diberi ASI.
b. Manfaat ASI untuk Ibu
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding) (Roesli, 2012).
Secara rinci, manfaat pemberian ASI Eksklusif untuk ibu adalah sebagai berikut:
1) Isapan bayi dapat membuat rahim ibu lebih cepat kembali seperti sebelum
10 hamil dan mengurangi resiko perdarahan.
2) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbulKAN pada masa kehamilan berpindah kedalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali.
3) Ibu yang menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara.
4) Menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan dan mensterilkan botol susu.
5) ASI lebih praktis
6) ASI lebih murah karena ibu tidak perlu membeli susu formula.
7) Ibu yang menyusui bayinya memperoleh manfaat fisik dan emosional.
2. Pemberian ASI Menurut Stadium Laktasi a. Kolostrum
Merupakan cairan pertama kali disekresikan oleh kelenjar payudara yang bersifat kental, berwarna kekuning-kuningan, dan lengket. Biasanya kolostrum muncul hingga hari ketiga hingga hari keempat setelah bayi lahir. Kolostrum tinggi protein (immunoglobulin), laktosa, lemak, mineral, vitamin, dan zat lainnya.
Kandungan immunoglobulin (IgA, IgG, IgM) kolostrum merupakan yang paling tinggi dibandingkan dengan ASI Transisi dan ASI Matur sehingga memberikan efek proteksi dari antibody yang paling tinggi. Selain itu, keuntungan lainnya adalah pembersih usus bayi dari mekonium dan membantu agar saluran pencernaan bayi lebih siap dalam menghadapi bahan makanan selanjutnya (Dewi dan Sunarsih, 2011) b. ASI Transisi atau Peralihan
Merupakan cairan ASI yang keluar setelah kolostrum yakni kira-kira pada hari
11
keempat sampai hari kesepuluh. Pada fase ini, protein akan menurun namun karbohidrat dan lemak akan meningkat jumlahnya. Semakin berjalannya waktu, maka volume ASI pun akan meningkat (Dewi dan Sunarsih, 2011)
c. ASI Matur
Merupakan cairan ASI yang berwarna putih kekuningan dikarenakan mengandung ca-caseinat, riboflavin, dan karoten dan disekresikan mulai hari kesepuluh hingga seterusnya. Kandungan dalam ASI matur relative konstan dan semakin menyesuaikan dengan kondisi bayi diamna semakin tinggi laktosa, dan nutrisi lainnya menjadi bayi menjadi lebih cepat kenyang. Faktor-faktor antimikroba juga terdapat di dalamnya misalnya sel-sel limfosit, protein, enzim, dll (Dewi dan Sunarsih, 2011)
3. Langkah-langkah Menyusui Yang Benar
Agar tercapainya tujuan menyusui bayi, langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah (Yuli Astutik,2014)
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air mengalir untuk membersihkan tangan dari kemungkinan adanya kotoran serta kuman yang dikhawatirkan bisa menempel pada bayi dan payudara
b. Massage payudara dimulai dari kurpos menuju areola sampai terabalemas/lunak c. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu
d. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
e. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah
12
f. Cara melepas isapan bayi yaitu dengan memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah
g. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
h. Menyendawakan bayi dengan tujuan mengeluarkan udara dari lambung supayatidak muntah setelah menyusui dengan cara menggendong bayi tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan – lahan. Hal ini data dilakukan juga dengan bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
B. Penyuluhan 1. Pengertian
Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematik, terencana, dan terarah dengan peran serta aktif individu atau kelompok masyarakat untuk memecahkan masalah masyarakat dengan memperhitungkan faktor sosial ekonomi, dan budaya setempat (Suharjo, 2013).
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan pada masyarakat sehingga masyarakat sadar, tahu, mengerti, dan bisa melakukan suatu himbauan yang berhubungan dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah suatu proses perubahan perilaku pada manusia menjadi lebih baik sehingga mampu dan bertanggung jawab untuk mengatasi permasalahan kesehatan sendiri maupun masyarakat sekitar.
13
Sesuai dengan pengertian diatas maka penyuluhan gizi adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan/ mempertahankan gizi baik (Suharjo, 2013).
2. Metode
Menurut Notoatmodjo (2011), metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah :
a. Metode Pendidikan Individual
Dalam promosi kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk merubah perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
b. Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan
1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah dan seminar. Ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah yaitu persiapan. Persiapan Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dalam mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun diagram atau skema. Kemudian
14
mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya. Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran, penceramah dapat melakukan hal-hal seperti sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah, suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah, apabila berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk, dan sebaiknya menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
2). Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain diskusi kelompok, curah pendapat (Brain storming), bola salju (snow balling), kelompok-kelompok kecil (buzz group), memainkan peranan (role play), permainan simulasi.
3). Metode Pendidikan Massa
Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Pendekatan ini biasanya untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap inovasi awareness, dan belum begitu diharapkan sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar.
Metode yang cocok untuk pendekatan massa adalah ceramah umum, pidato, tulisan- tulisan di majalah atau koran, billboard, spanduk, poster.
15 3. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah alat bantu yang digunakan oleh penyuluh dalam menyampaikan bahan materi atau pesan kesehatan. Macam-macam alat bantu yang dapat digunakan sebagai media pendidikan menurut Supariasa dan Suiraoka (2012), adalah :
a. Alat Bantu Lihat (Visual Aids), alat yang berguna untuk membantu menstimulasi indera mata pada waktu terjadinya proses pendidikan. Terdapat dua bentuk yaitu alat yang di proyeksikan (misal slide , film dan game) dan media yang tidak diproyeksikan (misal leaflet, booklet, peta, bagan).
b. Alat Bantu Dengar (Audio Aids), alat yang dapat menstimulasi indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan. Misalnya : piringan hitam, radio, pita suara dan sebagainya.
c. Alat Bantu Lihat-Dengar Alat bantu pendidikan yang lebih dikenal dengan Audio Visual Aids (AVA), misalnya TV dan video casette.
B. Jurnal Yang Terkait Dengan Penelitian
1. Pengaruh Penyuluhan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu (Novin Yetiani, 2019).
Penelitian dilakukan di Posyandu Gernis Jaya, Desa Gernis Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang. Setelah penyuluhan, diketahui adanya peningkatan skor pengetahuan ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif. Penyuluhan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode ceramah yang merupakan salah satu cara untuk menjelaskan suatu ide, pengertian secara lisan kepada sekelompok pendengar disertai dengan diskusi dan tanya jawab sehingga responden pun memahami apa yang
16
diberikan dan disampaikan. Materi yang diberikan ditampilkan melalui power point dan dibantu dengan media Infocus dan Leaflet yang berisi informasi penting mengenai ASI Eksklusif disertai juga dengan gambar-gambar menarik sehingga responden dapat dengan mudah menangkap informasi yang diberikan. Melalui penyuluhan dan pembagian leaflet responden lebih antusias mendengarkan sambil memberi respon yang baik. Hal ini dapat dilihat dari evaluasi yang dilakukan selama 1 minggu setelah dilakukan penyuluhan, ternyata hasilnya sangat berpengaruh terhadap jawaban kuesioner. Pada penelitian sikap ibu tentang Pemberian ASI Eksklusif secara statistik tidak terdapat pengaruh penyuluhan yang bermakna terhadap perubahan sikap ibu terkait Pemberian ASI Eksklusif.
2. Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu Balita Di Kecamatan Balantak Selatan Kabupaten Banggai (Fitrianty Sutadi Lanyumba dkk, 2019)
Dengan jenis penelitian quasi eksperimental desain one group pretest-posttest dimana terjadi peningkatan pengetahuan ibu balita sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan ASI Eksklusif. Begitu pula untuk sikap ibu balita, terjadi peningkatan sikap sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan ASI Eksklusif.. Pada tindakan ibu balita, terjadi pula peningkatan tindakan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan ASI Eksklusif,
C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya. Pengetahuan sangat berbeda dengan dengan kepercayaan (biliefs),
17
takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation).
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapat oleh setiap manusia (Mubarak, 2012). Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu, indera pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan. Sebagian pengetahuan manusia didapat melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2012), mengemukakan terdapat 6 tingkat pengetahuan, diantantaranya:
a. Tahu (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Kemampuan untuk mengetahui, menyebutkan, serta mengintrepretasikan secara benar tentang materi secara benar.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan untuk menggunakan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real, yaitu penggunaan hukum-hukum, rumus- rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
18 d. Analisis (analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis adalah suatu kemampuanuntuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang telah ada.
Menurut Setyawati (2014), pendidikan ibu yang relatif kurang dapat menurunkan perilaku pemberian ASI eksklusif,. Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang ASI atau menyusui yang baik bisa memberi ASI secara eksklusif dan memberikan kolostrum pada bayi. Namun apabila pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif rendah, maka perilaku pemberian ASI secara eksklusif tidak dapat diberikan pada bayi. Untuk meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif perlu dilakukan intervensi dengan meningkatkan penyuluhan tentang ASI kepada ibu-ibu dan keluarganya secara berkala, yang didasarkan kondisi sosial budaya setempat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sri Rahayu, dkk., (2013), dapat dikatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat
19
dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk diubah ke arah yang lebih baik.
3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2012). Data yang bersifat kualitatif di gambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif terwujud angka-angka, hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase. Arikunto (2010) mengklasifikasikan skala pengetahuan menjadi 3 yaitu :
a. Baik : 76-100 b. Cukup : 56-75 c. Kurang : <56
4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Mubarak (2012), faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah mereka menerima informasi, dan pada akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
20
penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek pisik dan psikologis (mental). Secara garis besar pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru.
d. Minat
Minat adalah kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
f. Kebudayaan
Kebudayaan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat secara langsung.
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
21 g. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi melalui penyuluhan.
C. Sikap 1. Pengertian
Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap bukan merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2012).
2. Komponen Sikap
Bambang (2015) mengutip pendapat Abu Ahmadi yang menjelaskan komponen sikap mempunyai tiga aspek berikut:
a. Aspek kognitif yaitu berkaitan dengan gejala mengenai pikiran . aspek ini berwujud pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu. Aspek ini berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran yang didasarkan pada informasi, yang berkaitan dengan objek.
b. Aspek afektif adalah berwujud proses yang berkaitan dengan perasan tertentu, seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipasti, dan sebagainya yan ditujukan
22 pada objek-objek tertentu.
c. Aspek konatif adalah berwujud proses tendensi/ kecenderungan untuk berbuat suatu objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri, dan sebagainya.
Umi Kulsum (2016) dalam bukunya berpendapat bahwa, sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam hal yaitu:
a. Adopsi adalah kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang ulang dan terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya sikap
b. Diferensiasi yaitu dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Dari objek tersebut, sikap dapat terbentuk dengan sendirinya
c. Integrasi adalah pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal yang akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut,
d. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
Dari hasil penelitian yang berjudul Pengetahuan Ibu, Dukungan Sosial, dan Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap Keputusan Memberikan ASI Eksklusif didapatkan hasil penelitian yang berkaitan dengan kesadaran/sikap untuk mengaplikasikan pengetahuan oleh responden, dimana pengetahuan akan membentuk
23
suatu perilaku/sikap apabila ada kesadaran dan sikap positif yang ada dalam diri seseorang (Shohipatul Mawaddah, 2018)
3. Pengukuran Sikap
Sikap dapat diukur dengan menanyakan secara langsung pendapat maupun pernyataan responden terhadap suatu obyek tertentu. Selain itu dapat dilakukan dengan beberapa pernyataan hipotesis kemudian menanyakan menanyakan pendapat responden mengenai pernyataan tersebut (Notoatmodjo, 2012)
Tabel 1
Pernyataan responden berdasarkan skala Likert :
Favorable/Pernyataan Positif Unfavorable/Pernyataan Negatif
STS = 1 SS = 5
TS = 2 S = 4
RG = 3 RG = 3
S = 4 TS = 2
SS = 5 STS = 1
Keterangan
STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju RG = Ragu-Ragu S = Setuju SS = Sangat Setuju Interpretasi Skor Perhitungan
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (Y) dan angka terendah (X) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut :
Y = Skor tertinggi likert x jumlah sampel X = Skor terendah likert x jumlah sampel
24
maka skor nilai sikap sampel adalah skor yang dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.
RUMUS INDEX % = Total Skor / Y x 100
Menurut Budiman (2013) pengukuran sikap seseorang dapat dikategorikan sbb : 1). Tingkat sikap dikatakan baik jika skor 76 – 100
2). Sikap cukup jika skor 56 – 75 3). Sikap kurang jika skor < 56