• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV KONSEP PERANCANGAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

54 

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

A. Konsep Karya Video Klip

Konsep video klip ”Raja Pesta” akan mengutamakan tampilan visual yang menunjukan keunikan grup musik Khatulistiwa dalam bermusik dengan tujuan memperkenalkan Khatulistiwa kepada para penonton dan menunjukan seperti apakah grup musik Khatulistiwa tersebut. Tampilan visual itu akan disajikan melalui performance dari grup musik Khatulistiwa dalam memainkan lagu “Raja Pesta” dan drama yang bersifat naratif. Sehingga video klip ini terdiri dari dua bagian, yang selanjutanya akan disebut sebagai performance scene untuk menampilkan permainan musik Khatulistiwa dan story scene untuk menampilkan cerita video klip “Raja Pesta”.

Proses penyampaian pesan ditayangkan secara ringan mengingat target penonton video ini adalah masyarakat dengan rentang usia 12 hingga 30 tahun, sehingga video klip nya pun tidak akan membuat para penontonnya serius berpikir, tetapi tetap memunculkan pertanyaan dalam benak mereka supaya mereka mau mencari info lebih lanjut tentang grup musik Khatulistiwa. Selain itu lagu “Raja Pesta” berisi ajakan untuk bergembira bersama, maka yang akan ditampilkan dalam video klip adalah sebuah tampilan yang membuat para penontonnya senang bukan sedih.

(2)

1. Tema

Cerita dalam Video klip “Raja Pesta” mempunyai tema pertemuan orang-orang yang memiliki suatu kesamaan, kemudian orang-orang tersebut menciptakan sebuah kegembiraan dalam bentuk pesta. Kesamaan tokoh-tokoh dalam video ini berupa tato berbentuk sama yang dimiliki oleh kelima tokoh utama dalam video ini. Tato tersebut berbentuk logo Khatulistiwa yang akan diperlihatkan beberapa kali dan menjadi penyebab terjadinya adegan-adegan dalam video klip ini. Hal tersebut bertujuan supaya logo tersebut tertanam dalam benak para penonton sebagai identitas grup musik Khatulistiwa dan mereka menjadi penasaran dengan logo tersebut.

2. Storyline

Storyline dalam Video klip ini menceritakan tentang suatu kisah yang terjadi di sebuah pasar, dimana para personil Khatulistiwa berada di situ dan tidak saling mengenal satu sama lain. Setting yang diambil adalah pasar rakyat yang benuansa Jawa dengan banyak barang-barang antik dan etnik.

Pada awal video klip ini terlihat seorang pemain perkusi sedang memainkan perkusinya, kemudian dia melihat seseorang yang mempunyai tato yang sama dengan yang dimilikinya. Orang tersebut lewat di depannya, kemudian dia mengikuti orang tersebut. Ternyata bukan hanya si pemain perkusi yang mengikuti orang tersebut. Ada beberapa orang lain yang mempunyai tato yang sama dengannya.

(3)

Pemain gamelan yang berdiri diam mengamati si pemain perkusi yang sedang mengikuti orang bertato tersebut, kemudian mengikutinya. Mereka terus menyelinap di antara keramaian pasar hingga mereka bertemu di satu titik dan si pemain perkusi melihat tato sang pemain gamelan. Saat sang pemain gamelan melanjutkan mengikuti orang bertato, dia menabrak keyboardist yang ternyata juga memiliki tato tersebut. Sang pemain gamelan dan keyboardist saling berhadapan dan tanpa disadari ada seorang gadis yang mengamati mereka. Gadis tersebut ternyata mempunyai tato yang samadan dialah si pemain biola. Gadis tersebut akhirnya mengikuti orang misterius tadi. Ke-empat orang yang berjalan bersama mengikuti orang bertato tadi akhirnya dipertemukan di sudut pasar.

Kemudian adegan selanjutnya langsung pada adegan yang memperlihatkan grup musik Khatulistiwa bermain musik dengan dikelilingi keramaian orang-orang pasar hingga akhir lagu.

Selain cerita tersebut, terdapat juga selingan scene lain dimana grup musik Khatulistiwa live perform di sebuah ruangan, dan scene dimana tiap personil khatulistiwa menyanyikan lagu “Raja Pesta”

dalam frame mereka masing-masing.

3. Konsep Visual

Untuk konsep visual terdiri dari beberapa konsep seperti konsep warna, konsep layout, pengambilan gambar dan konsep tipografi.

(4)

a. Konsep Warna

Konsep warna yang diambil dalam pembuatan video klip ini ada dua macam, yaitu konsep warna untuk performance scene dan story scene.

Pada performance scene (band perform) digunakan dominasi warna merah dan putih sebagai representasi dari bendera negara Indonesia, yaitu bendera merah putih. Hal ini mempunyai maksud supaya lebih menegaskan bahwa Khatulistiwa merupakan grup musik yang berasal dari Indonesia, negara yang dilewati garis khatulistiwa, dan membawa konsep musik yang modern tapi tetap bernuansa Indonesia.

Warna merah sendiri memiliki arti kuat, berani, percaya diri dan gairah. Menurut Leatrice Elsman, seorang konsultan warna dan penulis buku “More Alive With Color : Personal Color- Personal Style” (2007), penelitian menunjukkan bahwa menatap warna merah bisa meningkatkan detak jantung dan membuat kita bernapas lebih cepat. Oleh karena itu pemakaian warna merah sebagai warna dominan video klip “Raja Pesta” bertujuan menunjukkan keberanian dan rasa percaya diri grup musik Khatulistiwa untuk masuk ke belantika musik Indonesia, selain itu juga untuk membuat para penontonnya bergairah saat melihat video klip “Raja Pesta” dan jantung mereka berdetak lebih keras seperti saat berada dalam pesta yang sesungguhnya. Warna merah

(5)

ini terdapat pada karpet di lokasi pengambilan gambar, tirai pada set lokasi dan wardrobe para personil khatulistiwa.

Selain warna merah, wardrobe para personil Khatulistiwa juga dihiasi dengan kain batik yang senada. Motif batik pada kain yang digunakan adalah batik Sekar Jagad. Motif batik ini mempunyai makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif sekar jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=Peta, Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia. Oleh karena itu batik Sekar Jagad digunakan sebagai aksesoris wardrobe para personil untuk menunjukan keindahan musik Khatulistiwa dan membuat para penonton terpesona. Selain itu juga menunjukan keberagaman yang terdapat pada grup musik Khatulistiwa, seperti beragamnya alat musik yang digunakan Khatulistiwa, dari alat musik modern seperti keyboard hingga alat musik tradisional seperti gamelan

Pada story scene akan dikuatkan kesan ceria dan ramai, sehingga digunakan warna-warna yang lebih beragam tapi tidak terlalu mencolok. Hal ini untuk memunculkan image keberagaman seperti halnya keberagaman budaya di Indonesia, dan Khatulistiwa adalah grup musik yang membawa budaya nusantara. Keberagaman warna ini akan dimunculkan melalui

(6)

wardrobe yang berwarna-warni tetapi tetap dengan sentuhan etnik.

Pada proses akhir pengeditan, pembuatan video klip ini mengacu pada standar warna broadcast yaitu warna RGB (Red, Green, Blue).

b. Konsep Layout

Konsep layout video menggunakan ukuran 16:9 pada layar televisi widescreen dan monitor komputer dengan format fullscreen. Format ini bertujuan agar sesuai dengan standar perangkat media elektronik saat ini seperti TV LCD dan LCD komputer yang berukuran 16:9. Format tersebut juga sesuai dengan format terbesar pilihan kualitas video yang biasa dipakai video klip resmi para musisi yang terdapat dalam YouTube.

c. Konsep Pengambilan Gambar

Konsep yang digunakan bermain pada gerakan kamera yang dinamis. Kamera akan terus bergerak, tidak statis. Zooming tidak menggunakan fitur zoom kamera tetapi menggunakan kaki, yang maksudnya adalah secara manual kameramen bergerak maju mundur, ke kanan dan ke kiri untuk mendapatkan hasil yang bagus. Perpindahan transisi gambar (cut to cut) dilakukan secara cepat, tidak ada satu frame yang durasinya lebih dari 3 detik. Hal tersebut bertujuan untuk menambah nuansa energic dari lagu

“Raja Pesta”. Cara-cara tersebut merupakan dua poin dari 12 poin

(7)

panduan membuat video dari Steve Stockman dalam bukunya yang berjudul “How To Shoot Video That Doesn’t Suck”. Poin tersebut berbunyi “Men-zooming lah menggunakan kaki” dan

“selalu ambil gambar dengan durasi pendek”. (Stockman, 2011 : 13,14). Selain itu penggunaan perpindahan transisi yang cepat juga untuk menyesuaikan tempo lagu yang cepat.

B. Target Audience dan Target Market

Untuk menyusun sebuah promosi diperlukan identifikasi sasaran yang tepat yaitu target market dan target audience, sehingga promosi yang dilakukan tepat sasaran.

Target market dan target audience dari promosi grup musik Khatulistiwa yaitu :

1. Segmentasi Geografis : Seluruh Indonesia 2. Segmentasi Demografis :

Usia : 12 tahun – 30 tahun Gender : Laki- laki dan perempuan

Pendidikan : Konsumen dengan latar belakang pendidikan apapun.

Pendapatan : Konsumen dari kelas sosial menengah ke atas.

Pekerjaan : Konsumen dari semua latar belakang pekerjaan.

3. Segmentasi Psikografis :

Penyuka musik terutama penyuka musik pop modern. Target tidak termasuk penyuka musik keras, seperti metal, hardcore dan turunannya.

(8)

C. Konsep Produksi

Dalam produksi sebuah karya audio visual pada umumnya akan melalui tiga tahap yaitu tahap pra-produksi (pre-production), produksi (production), dan pasca-produksi (post-production).

1. Pra Produksi

Pra-produksi (pre-production) adalah tahap pertama yang dilakukan pada produksi sebuah karya audio visual. Tahap ini adalah awal persiapan/pembuatan konsep karya yang nantinya akan direalisasikan pada tahap produksi (production). Pada tahap ini yang dapat dipersiapkan adalah naskah (storyline), Storyboard dan jadwal produksi

a. Storytelling

Storytelling adalah pembuatan dan pembahasan mengenai naskah (storyline). Naskah adalah sebuah tulisan yang berisi te ntang detail cerita yang akan diproduksi ke dalam sebuah karya audio visual. Naskah biasanya berisi sinopsis cerita, penokohan, dialog, keterangan, waktu, alur dan sebagainya. Storytelling ini disesuaikan keinginan penulis sehingga mempermudah penyusunan dalam pembuatan video klip.

Naskah dari konsep perancangan Tugas Akhir “Video Klip Sebagai Media Promosi Grup Musik Khatulistiwa” dapat dilihat di sub-bab sebelumnya

b. Storyboard

Storyboard adalah gambar diam yang merupakan visualisasi dari naskah (storyline). Storyboard dapat berisi informasi tentang objek yang

(9)

akan di shoot, angle dari kamera, kondisi pencahayaan, pergerakan kamera, durasi, dan lain sebagainya. Pada perancangan video klip lagu

“Raja Pesta”. Storyboard dapat dilihat di lampiran.

c. Shoot-List

Penentuan shot-list pada video klip ini terbagi dalam beberapa poin yang diantaranya adalah:

1. Penentuan lokasi shooting. Lokasi ditentukan berdasarkan storyboard yang dibuat. Semua shooting menggunakan satu lokasi dan menentukan posisi kamera.

2. Penentuan angle kamera dari berbagai sudut dan teknik kamera.

3. Pengambilan image-image gambar yang dapat dijadikan sebagai sensasi visual dan stock-stock gambar cadangan yang kira-kira dapat digunakan apabila stock pengambilan gambar yang disesuaikan dengan storyboard kurang baik hasilnya.

d. Jadwal produksi

Sesuai namanya, jadwal produksi adalah jadwal yang dibuat agar produksi dapat berjalan lancar, dan waktu tidak molor sehingga pembiayaan (budgeting) tidak melar. Pengambilan scene dilakukan pada bulan Maret (untuk live performance dan naratif) dan Mei (untuk story scene).

2. Produksi

Tahap kedua adalah produksi (production). Tahap ini merupakan realisasi dari konsep yang telah dibuat pada tahap sebelumnya (pra-produksi).

(10)

Pada tahap ini dilakukan penataan lokasi (setting) dan pengambilan gambar (shotting) sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan.

Produksi video klip “Raja Pesta” dilaksanakan di dua tempat yang berbeda. Pengambilan performance scene berlokasi di Galeri Seni FSSR UNS dan dilaksanakan pada tanggal 27 April 2014 dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Kemudian pengambilan gambar story scene dilakukan pada tanggal 27 Mei 2014 dari pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB dan bertempat di halaman pasar Triwindu Ngarsopuro.

Produksi merupakan inti dari penggarapan video klip yang akan dijelaskan pada sub bab berikut:

a. Pengambilan Gambar

Penempatan gambar akan terlihat di view finder di kamera, atau dalam hal ini kamera Canon 7D. Pada alat tersebut akan terlihat shoot yang sedang diambil gambarnya apakah sudah sesuai atau mungkin terpotong sebagian objeknya. Disini sangat jelas pentingnya komunikasi antara sutradara dan DOP dalam menentukan sudut pengambilan gambar.

Proses filming dengan menggunakan Canon 7D sebagai kamera utama. Dimensi video yang diproduksi disesuaikan dengan format HDTV PAL 1080p, yaitu 1980 x 1080 pixels. .

b. Teknik Pengambilan Gambar

Dalam pembuatan video klip ini ada berbagai macam teknik pengambilan gambar, diantaranya close up, extreme close up, long shot,

(11)

medium shot, medium close up, zoom in/zoom out, pan left/pan right dan moving camera.

Pengambilan gambar secara close up dan extreme close up digunakan agar terlihat detail apa yang dilakukan atau digambarkan dalam jarak pandang yang dekat. Pengambilan gambar secara medium shoot dan long shoot digunakan agar objek terlihat dan suasananya pun ikut terlihat (background).

Zooming dilakukan dengan teknik moving kamera (zooming menggunakan kaki) yang cepat bertujuan agar video lebih dinamis dan menarik, seakan penontonnya berada dalam video itu dan melihat secara langsung apa yang ada dalam video tersebut.

Terdapat perbedaan cara pengambilan gambar antara perform scene dan story scene. Pada story scene, pengambilan gambar sesuai dengan yang tergambar pada storyboard. Sedangkan pada perform scene, pengambilan gambar secara spontan, kamera terus bergerak ke seluruh area set mencari moment yang bagus. Walau pengambilan gambar pada perform scene dilakukan secara spontan, tetapi tetap teratur dengan menggunakan satu personil sebagai fokus pergerakannya (center), dan ini dilakukan berulang-ulang hingga semua personil mendapat kesempatan untuk menjadi center.

c. Kru (crew) dan pemain (talent)

Produksi video klip tidak dapat dilakukan seorang diri, dibutuhkan bantuan crew agar proses produksi dapat berjalan lancar. Pada

(12)

pembuatan video klip lagu “Raja Pesta”, dibutuhkan sekitar 20 orang crew dan cameo untuk story scene 15 orang.

d. Alat

Sebuah konsep yang bagus akan menjadi kurang maksimal jika tidak diproduksi dengan alat yang mumpuni. Pada pembuatan video klip lagu “Raja Pesta”, alat yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Kamera dan Lensa

Kamera yang digunakan adalah DSLR Canon EOS 7D, didukung dengan lensa tamron 15-50mm untuk pengambilan gambar performance scene dan lensa L-wide 17-40mm untuk pengambilan gambar story scene.

2) Lampu

Dalam hal pencahayaan, pada performance scene, digunakan 2 buah lampu blonde 2000watt. Sedangkan pada story scene tidak menggunakan lampu apapun karena cahaya alami dari matahari sudah dapat diandalkan dan hanya diperlukan sebuah reflektor, hal ini juga dimaksudkan untuk menghemat biaya.

3. Pasca Produksi (post production)

Pasca produksi merupakan tahap akhir dalam pembuatan video klip ini, yang meliputi pemotongan stock movie atau sering sekali disebut editing, final cut, dan penambahan efek video dan diakhiri dengan Output Transfer.

Semua kegiatan tersebut menggunakan software Adobe Premiere CS4.

Penjelasannya dapat dilihat dari sub bab dibawah ini, diantaranya:

(13)

a. Pemotongan Stock Movie/ Editing

Stock movie atau sources hasil dari produksi dipotong-potong berdasarkan scene pada storyboard. Pemilihan scene berdasarkan scene pada storyboard. Pemilihan scene berdasarkan yang paling bagus atau sesuai dan cocok, baik dari segi angle kameranya maupun dari ekspresi objeknya. Setelah dipotong-potong, kemudian disusun berdasarkan nomor urut scene pada Storyboard.

b. Final cut dan Efek Video

Final cut adalah proses pemotongan gambar-gambar akhir yang sudah terseleksi dalam pemotongan stock movie. Final cut tersebut belum disentuh atau diedit secara warna (adjust), edit audio (kejernihan audio dan sebagainya). Final cut disusun menurut Storytelling pada timeline Adobe Premiere CS4, disesuaikan dengan audionya.

Kemudian setiap potongan gambar diberi efek visual yang dibutuhkan seperti motion graphic dan motion text. Penambahan motion graphic dan text bertujuan untuk memperindah tampilan dan menambah keramaian video. Teks yang dijadikan Motion text diambil dari potongan- potongan lirik lagu “Raja Pesta”. Selain motion graphic dan motion text, dibuat pula bumper untuk awal video dan akhir video berupa animasi logo Khatulistiwa dan judul “lagu Raja Pesta”

c. Grading

Setelah potongan-potongan gambar selesai diedit dan ditambahkan efek visual, tahap selanjutnya adalah Grading, seperti mengatur

(14)

ketajaman warna, adjustmen warna dan tambahan-tambahan efek warna pada setiap scene-nya untuk menyesuaikan dengan kualitas standar warna pada tayangan televisi dengan menggunakan manual grading dan bantuan plugin Magic Red Bullet.

Setelah proses grading selesai, hasilnya dirender kedalam format AVI dan H.264 dengan dimensi HDTV PAL 1080p.

D. Konsep Karya Media Pendukung

Video klip merupakan media promosi untuk mempromosikan sebuah karya lagu. Selain video klip, dibutuhkan juga media lain untuk mendukung video klip dalam proses promosi karya lagu, bahkan media lain tersebut bisa menjadi media promosi untuk video klip itu sendiri.

1. Pemilihan Media Pendukung

Beberapa media yang dipilih menjadi media pendukung promosi video klip “Raja Pesta” dari “Khatulistiwa” adalah:

a. Media Lini Atas

Terdiri dari iklan-iklan yang dimuat pada media cetak, elektronik (surat kabar, majalah, brosur, dan poster). Media Elektronik (radio, televisi, film, dan sebagainya) dan media luar ruang (billboard, spanduk, x-banner dan sebagainya). Media Lini Atas yang digunakan dalam promosi video klip “Raja Pesta” antara lain,

(15)

1. Poster

Poster merupakan media yang efektif dalam menyampaikan informasi kepada konsumen karena mudah ditempatkan pada tempat-tempat strategis. Media poster ini dipilih karena relatif memiliki ukuran yang besar sehingga dapat mendominasi pandangan dan mudah menarik perhatian para pemirsanya untuk mengingat isi pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan pada poster ini adalah ajakan untuk menonton video klip “Raja Pesta” di kanal YouTube Khatulistiwa.

Sebagai media promosi promosi yang konvensional, poster akan dipasang di tempat-tempat yang biasa di akses oleh kerumunan atau banyak orang.

2. X-banner

X-banner adalah media promosi yang berupa banner berdiri dengan kontruksi penyangga berbentuk menyilang serupa huruf “X”

sehingga disebut X-Banner. Isi X-banner ini nantinya berupa ajakan untuk menonton video klip “Raja Pesta” dan ajakan untuk membeli DVD single “Raja Pesta”.

3. Cover Kanal YouTube

YouTube merupakan situs yang menjadi sarana penyebaran informasi berbentuk video. Semua orang bisa mengunggah dan menonton video apa saja di situs YouTube. Para musisi juga memanfaatkan situs ini untuk memperlihatkan video klip mereka

(16)

kepada semua orang. Setiap pengunggah video memiliki kanal pribadi (chanel) yang menjadi wadah bagi video-video unggahannya, dan kanal tersebut biasa dihias dengan cover untuk membuat kanal terlihat lebih bagus dan eksklusif. Khatulistiwa yang juga akan memanfaatkan YouTube sebagai media promosi perlu membuat cover untuk kanal mereka. Cover kanal YouTube mempunyai standart ukuran untuk ditampilkan di media-media yang berbeda seperti mobile phone, tablet, PC monitor dan smart TV.

4. Cover Facebook

Sebagai media sosial yang memiliki jutaan pengguna dari seluruh dunia terutama anak muda, facebook dapat dimanfaatkan sebagai media promosi yang tepat dan sarana komunikasi dua arah antara artis dengan penggemar nya. Karena itu setiap musisi biasanya mempunyai halaman facebook resmi (official facebook fanpage). Setiap facebook fanpage bisa dihias dengan cover yang menambah keindahan tampilan facebook fanpage sekaligus mengiklankan berita baru dari artis tersebut.

b. Media Lini Bawah

Media lini bawah merupakan promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen. Pada intinya lini bawah adalah bentuk iklan yang tidak disampaikan atau disiarkan melalui media massa, dan biro iklan tidak memungut komisi atas penyiarannya, contohnya kalender, sticker cuting, direct mail, exhibition, merchandise, serta point of sale display, leaflet,

(17)

dsb. Media lini bawah yang digunakan dalam promosi video klip “Raja Pesta” adalah:

1. Label DVD

Label DVD diperlukan untuk melapisi permukaan muka kaset DVD yang digunakan untuk memuat file video klip animasi lagu

“Raja Pesta”sehingga dapat dinikmati pemirsa lewat DVD player.

Dalam label DVD terdapat logo band Khatulistiwa dan judul lagu

“Raja Pesta”. Bukan hanya untuk melindungi kaset dan menampilkan identitas, label DVD juga turut mempercantik tampilan kaset DVD tersebut.

2. Booklet DVD

Booklet DVD berfungsi untuk menampilkan identitas konten yang terdapat pada kaset DVD di dalamnya seperti lirik lagu, ucapan terima kasih dan daftar nama crew. Dengan melihat cover booklet DVD, calon pembeli dapat mengetahui informasi tentang isi kaset seperti judul lagu, penyanyi /grup musik yang membawakan, jenis video klip, tahun rilis, dll. Selain juga memuat key visual yang membantu brand untuk lebih dikenal, cover booklet DVD juga mempercantik kemasan kaset DVD sehingga terlihat lebih menarik secara visual.

c. Merchandise Scheme

Kegiatan merchandising adalah kegiatan bagaimana produk yang dijual lebih cepat laku atau dibeli, dan dalam promosi video klip “Raja

(18)

Pesta” kegiatan merchandising yang dilakukan dengan cara menawarkan benda-benda koleksi yang mempunyai desain bertema video klip “Raja Pesta” untuk dibeli atau dijadikan souvenir hadiah. Benda-benda merchandise bisa menjadi media promosi yang efektif karna jika digunakan oleh banyak orang bisa menjadi promosi dengan sendirinya.

Merchandise yang dipilih dalam promosi video klip “Raja Pesta” adalah:

1. Kaos 2. Stiker 3. Pin

2. Konsep Visual Media Pendukung

Konsep visual untuk media pendukung promosi video klip

“Khatulistiwa” menggunakan warna putih sebagai warna dasar di poster, X- banner dan cover CD nya kemudian tekstur kain beludru warna merah mendominasi layout setiap media pendukung tersebut. Terdapat pula vignet berbentuk ukiran batik yang menghiasi beberapa media pendukung tersebut.

Logo band Khatulistiwa akan disertakan dalam semua media pendukung promosi video klip “Raja Pesta” dan foto para personil khatulistiwa juga akan disertakan dalam beberapa media pendukung tersebut.

Berikut ini konsep-konsep yang menjadi poin dalam konsep visual video klip “Raja Pesta”:

a. Konsep Fotografi

Fotografi yang digunakan dalam media pendukung ini adalah photoshot dari para personil Khatulistiwa. Para personil akan difoto

(19)

commit to user

berbagai pose dengan menggunakan wardrobe yang bertema fashion batik modern dan memegang instrumen yang mereka mainkan. Mereka akan difoto sendiri satu-persatu, full body dengan background putih, kemudian dipilih satu hasil yang terbaik dari masing-masing personil, kemudian digabungkan dalam satu frame sehingga terkesan bahwa mereka foto bersama.

b. Konsep Warna

Warna yang digunakan dalam media pendukung adalah warna dominan merah, putih, kuning dan coklat sebagai warna batik yang ditampilkan. Coklat disini tidak berupa coklat polos melainkan pola batik sekar jagad yang dominan warna coklat.

Putih digunakan sebagai warna background pada semua media pendukung. Merah adalah warna tekstur kain beludru yang digunakan sebagai dominasi layout media pendukung. Kuning adalah warna logo, teks dan vignet yang menghiasi media pendukung. Kemudian coklat merupakan warna batik yang tampak di beberapa media pendukung.

Berikut merupakan warna-warna simbolik tersebut dalam format warna RGB (video):

R: 205 G: 5 B:9

R: 0 G: 0 B: 0

R: 255 G: 245 B: 57

(20)

Gambar 4.6 Motif batik Sekar Jagad

c. Konsep Tipografi

Jenis tipografi yang digunakan dalam media pendukung dari video klip lagu “Raja Pesta” terdiri dari tiga jenis tipografi dan masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Ketiga jenis font tersebut adalah:

1. Jawa Palsu

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz .,!?@#$%^&*()_+[]:;><{}/”\

Jawa Palsu digunakan untuk menulis judul album “Raja Pesta” dan nama grup musik Khatuslistiwa di dalam logo. Font ini merupakan modifikasi dari aksara Jawa asli dan dipilih karena dapat dapat mewakili konsep dari grup musik Khatulistiwa sebagai grup musik

(21)

commit to user

yang berasal dari Jawa, juga memainkan gamelan yang merupakan alat musik tradisional Jawa.

2. TW Cen MT Condensed

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz .,!?@#$%^&*()_+[]:;><{}/”\

Font ini dipilih karena bentuknya yang pipih sehingga tidak memakan banyak ruang tapi masih mudah untuk dibaca, sehingga membuat font ini cocok untuk dipakai pada X-banner dan poster yang harus bisa memuat informasi yang penting tapi tetap mudah dibaca

3. Times New Roman

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

.,!?@#$%^&*()_+[]:;><{}/”\

Font Times New Roman digunakan pada booklet yang terdapat pada DVD case, karena sifatnya yang memiliki garis-garis kecil (counterstroke) horizontal pada badan huruf dan counterstroke inilah yang membuat Times New Roman lebih mudah dibaca karena garis tersebut membantu menuntun mata pembaca melalui suatu garis teks.

(22)

a. Kepala berita (Headline)

Headline disebut juga sebagai judul/kepala tulisan. Headline digunakan sebagai penangkap perhatian utama (eye catcher). Suatu headline dapat memberikan rangsangan atau ketertarikan pada pembaca untuk membaca iklan lebih jauh.

Kepala berita berisi sebagai pengikat perhatian utama bertujuan merangsang perhatian publik, dimana headline ini cenderung merupakan bagian instansi yang paling penting pengaruhnya. Headline merupakan suatu pendukung ide dan gagasan maka diharapkan dapat menarik perhatian sasaran untuk memasuki tujuan pemahaman pesan, mengantar untuk menterjemahkan bahasa visual dan menarik pihak khalayak untuk membaca body copy lebih lanjut. Headline hendaknya menggunakan kata yang singkat, informatif, komunikatif, mudah dibaca dan mudah dimengerti oleh khalayak sasaran.

Headline yang dipakai pada item pendukung ini adalah judul lagu dari Khatulistiwa yang diangkat dari video klip tersebut yaitu “Raja Pesta”, seakan sebagai seruan pertama yang menyita perhatian pembaca untuk pertama kalinya. Judul mencolok dan bersanding dengan photoshot dari band Khatulistiwa.

Headline yang berupa frasa “Raja Pesta” dibuat secara horizontal menyesuaikan dengan medianya yang antara lain yaitu poster, cover dan booklet DVD, cover fanpage Facebook dan cover kanal YouTube, headline dibuat horizontal dengan font Jawa Palsu, dan berwarna emas.

(23)

Selain headline, terdapat pula kalimat 1st Single album sebagai subtitle yang menjelaskan bahwa ini single pertama dari Khatulistiwa.

b. Penjelasan Kepala Berita (Sub Headline)

Sub headline merupakan jembatan penghubung antara headline dengan body text. Sub headline digunakan untuk memperjelas, apabila kalimat dalam headline cukup panjang sehingga kurang efektif. Apabila headline sudah memiliki kemampuan lebih untuk membangkitkan ketertarikan untuk membaca body text, maka sub headline tidak diperlukan lagi. Kalimat dalam suatu Sub Headline lebih jelas dan lebih menarik agar mudah dicerna oleh konsumen.

Sub headline yang dipakai pada beberapa media pendukung promosi video klip “Raja Pesta” ini adalah kalimat “Lihat videonya di YouTube!” Sub headline ini secara jelas mengajak para pemirsanya untuk menonton video klip “Raja Pesta” di YouTube. Sub headline ini juga dapat memancing rasa penasaran dari para pembacanya karena para penonton biasanya selalu tertarik dengan sesuatu yang baru.

c. Teks (Body Copy)

Bodycopy merupakan penjelas dari headline sehingga perlu dibuat sekomunikatif dan seefektif mungkin. Bodycopy berfungsi menerangkan tentang produk sebenarnya yang yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pesan yang disampaikan bersifat ringkas, sederhana, mudah dimengerti oleh konsumen.

(24)

Bodycopy pada media pendukung video klip lagu “Raja Pesta”

berisi tentang informasi artis, lagu, album dan keterangan terkait mengenai video klip tersebut. Terdapat kalimat persuasif pada poster yang menggiring pembaca untuk membeli DVD-nya serta melihat video klip tersebut pada media-media yang disebutkan pada bagian baseline.

d. Baseline

Baseline adalah unsur yang lainnya dan biasanya ditempatkan di bagian bidang keseluruhan (biasanya dicantumkan nama perusahaan dan mungkin juga slogan atau alamat perusahaan). Kalimat yang digunakan sebagai baseline yaitu link Fanpage Facebook, dan kanal YouTube dari grup Khatulistiwa

E. Media Placement

1. Karya Utama / Video Klip

Video klip “Raja Pesta” akan diupload secara online pada kanalakun YouTube mereka dengan format H.264 mp4 HD 1080p sebagai video viral karena tidak memakan biaya dan penyebarannya sangat mudah. Hanya dengan satu alamat surel (link) dari video tersebut, dapat disebarkan pada berbagai media sosial seperti facebook, twitter, path, kaskus dan lain sebagainya. Video dalam YouTube ini juga bisa diakses kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja, dengan demikian video klip Khatulistiwa dengan lagu “Raja Pesta” ini dapat ditonton secara online oleh masyarakat dalam skala nasional, bahkan internasional tanpa terhalang ruang dan waktu. Selain

(25)

commit to user

itu akan diusahakan pula untuk penayangan pada stasiun televisi swasta yaitu RCTI melalui program DAHSYAT dan SCTV melalui program INBOX untuk menyebarluaskan video klip tersebut sehingga nama Khatulistiwa makin dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Jika feedback dari masyarakat bagus dan ada yang ingin memiliki video klip “Raja Pesta” secara eksklusif, video klip ini juga siap dijual dalam bentuk DVD berformat MPEG4 DVD dan dikemas dengan bagus sehingga dapat dibeli ditoko-toko musik tertentu maupun dibeli secara online, melalui fanpage Khatulistiwa. Pembayarannya via transfer rekening bank dan pengiriman DVD menggunakan jasa pengiriman barang.

2. Media Pendukung a. Poster

Poster ditempatkan di beberapa tempat seperti:

1. Tempat makan atau kios makanan yang pelanggan nya didominasi oleh remaja dan anak muda di kota Solo seperti Playground, Ice Pasco, Big Daddy, Mom Milk, Chicken Hut dan lain sebagainya.

2. Studio musik di kota Solo seperti Matadewa Studio dan Carmesha Studio

3. Radio yang mempunyai fasilitas untuk program musik untuk band indie seperti PTPN Solo Radio, dan Prambors.

4. Distro clothing yang menjual album dari grup musik Khatulistiwa seperti Rown Division, Tomcat, Couster Cattle dan lain sebagainya

(26)

6. Tempat-tempat dimana anak muda biasa berkumpul atau nongkrong dan berbagi informasi.

b. X-Banner

X-Banner nantinya akan ditempatkan di bagian depan toko CD atau tempat-tempat yang menjual DVD “Raja Pesta” agar orang tertarik dan mendatangi toko tersebut

c. Label DVD

Label DVD direkatkan pada muka/permukaan atas kaset DVD sehingga mempercantik penampilan kaset tersebut serta memberikan identitas pada DVD terkait video yang terdapat di dalamnya.

d. Booklet DVD

Booklet DVD ditempatkan pada tutup wadah DVD dan bisa menjadi cover DVD case. Terdapat dua versi cover pada DVD “Raja Pesta” ini.

e. Cover Fanpage Facebook

Cover Fanpage Facebook diunggah sebagai gambar sampul di fanpage resmi Khatulistiwa pada situs facebook.com.

f. Cover Kanal YouTube

Cover kanal YouTube diunggah sebagai gambar sampul di kanal YouTube resmi Khatulistiwa pada situs youtube.com dan mempunyai tampilan yang berbeda ukuran jika diakses dari media yang berbeda, seperti mobile phone, tablet, desktop dan smart TV.

g. Stiker

Stiker akan dibagikan sebagai hadiah dalam kemasan DVD “Raja Pesta”.

(27)

commit to user h. Kaos

Kaos akan dijual melalui akun media sosial resmi Khatulistiwa.

i. Pin

Pin akan menjadi bonus pembelian kaos Khatulistiwa.

F. Estimasi Biaya

Dengan merealisasikan konsep karya serta media-media pendukung untuk mempopulerkan lagu “Raja Pesta” dalam bentuk video klip, diperlukan biaya dengan rincian sebagai berikut:

No. Jenis Media Ukuran Produksi Biaya

1. Video Klip Rp 15.000.000

2. Keping DVD d 11,8cm 100 buah Rp 250.000

3.

- Booklet DVD - Backcover DVD - DVD Case

24cm x 12cm 15cm x 11,8cm

200 booklet 200 lembar 200 buah

Rp 500.000 Rp 100.000 Rp 600.000

4. Poster A3 500 lembar Rp 1000.000 5. X-Banner 160cm x 60 5 lembar Rp 425.000

6. Kaos L dan M 2 lusin Rp 1.100.000

7. Stiker 5cm x 12cm 200 lembar Rp 80.000

8. Pin Diameter 5cm 50 Rp 200.000

* TOTAL Rp 19.255.000

Referensi

Dokumen terkait

persegipanjang dan gunakan y untuk menyatakan ukuran lebar. Kemudian dari tabel yang kalian buat, gambarkan grafiknya. Apakah hubungan x dan y senilai, berbalik nilai,

Hubungan Antara Kreativitas, Moral Judgment, Dan Perilaku Menyontek Pada Siswa Sma “X” Di Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam menerapkan model pembelajaran langsung diharapkan guru guru dapat memberikan perhatian secara merata kepada setiap peserta didik yang kurang aktif sehingga semua

Hasil pembelian CP (dalam bentuk hardcopy ) yang telah diperiksa KSEI harus diserahkan oleh Arranger atau Agen Penjualan kepada KSEI dengan menggunakan surat pengantar

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ialah data-data yang berkaitan dengan profil SD Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta, sarana dan prasarana SD Muhammadiyah

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya kecakapan personal remaja memiliki nilai rata-rata 29.34 (SD = 4.52) yang berarti kemampuan remaja dalam kecakapan personal

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung