• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Akuntansi Biaya

Menurut (Mulyadi,2016:7) Akuntansi biaya merupakan proses terhadap penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan melakukan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan menggunakan cara-cara tertentu berserta penjelasan terkait biaya tersebut. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya.

2. Pengertian Biaya

Biaya merupakan sumber ekonomi yang dikorbankan, diukur dalam satuan uang yang sudah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi,2016:8)

3. Tujuan Akuntasi Biaya

Tujuan utama Akuntansi Biaya adalah menyediakan informasi finansial terkait dengan aktivitas ekonomi entitas. (Nasution,2014:9)

Adapun tujuan lain akuntansi biaya yaitu:

a. Mengkomunikasikan baik informasi keuangan maupun nonkeuangan kepada manajemen untuk memudahkan kegiatan perencanaan, pengendalian, dan evaluasi sumber daya.

b. Menyediakan informasi yang memungkinkan manajemen mengambil keputusan berdasarkan informasi yang memadai.

(Pirmaningsih,2016:1)

(2)

4. Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi dalam Akuntansi Biaya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang ingin dicapai, karena dalam Akuntansi Biaya dikenal konsep: : “different costs for different purpose”.

Biaya dapat digolongkan menurut:

a. Objek pengeluran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar objek penggolongan biaya. Misalkan adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut

“biaya bahan bakar”. (Mulyadi,2016:13) b. Fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu: fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1) Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual.

2) Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

3) Biaya administrasi dan umum

Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

(Mulyadi,2016:14)

(3)

c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1) Biaya langsung (Direct Cost)

Biaya Langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya suatu yang dibiiayai. Jika suatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tidak langsung (Inderect Cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh suatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:

1) Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga keja langsung.

2) Biaya semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

(4)

3) Biaya semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi. (Mulyadi,2016:15-16)

e. Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Pengeluaran modal (capital expenditures)

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu produk akuntansi (satu tahun di kalender).

Pengeluaran modal pada saat terjadinya dibebankan sebagai kos aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnyadengan cara didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi.

2) Pengeluaran pendapatan(revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

Pada saat terjadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. (Mulyadi,2016:16)

5. Pengertian Harga Pokok Produksi

“Harga pokok produksi (Cost of goods manufactured) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan”.

(Mulyadi,2016:10)

(5)

Jumlah total biaya produksi

HPP = = Harga Pokok (unit) Hasil Prduksi (unit)

6. Unsur biaya produksi

Unsur biaya produksi dibagi menjadi tiga, yatu:

a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya bahan-bahan yang merupakan komponen utama yang membentuk keseluruhan dari produk jadi”

(Sujarweni, 2015:28) b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah usaha baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh pekerja/karyawan untuk mengolah bahan baku menjadi produk” (Sujarweni, 2015:44).

c. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrikmerupakan elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yang terdiri dari berbagai macam biaya dan semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk atau aktivitas lain dalam upaya perusahaan untuk merealisasikan pendapatan” (Harnanto, 2017:151)

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut jenisnya.

a) Biaya bahan penolong

(6)

Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang bukan utama misalnya perusahaan pomade yang termasuk bahan penolong adalah kaleng.

b) Biaya penyusutan

Biaya penyusutan adalah biaya penyusutan dari aktiva tetap kecuali tanah.

c) Biaya listrik

Biaya listrik adalah biaya penerangan untuk proses produksi dan biaya untuk menyalakan mesin produksi.

2) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Biaya overhead pabrik tetap

Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya yang dipakai oleh perusahaan, overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar tertentu pada perubahan volume kegiatan tertentu.

b. Biaya overhead variabel

c. Biaya overhead pabrik semi variabel

7. Metode Penentuan Biaya Produksi

Perhitungan harga pokok produksi dalam akuntansi biaya dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu menggunakan metode full costing dan variabel costing. Adapun perhitungan yang penulis gunakan yaitu menggunakan metode full costing.

Full costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

(7)

Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead Pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx + Kos produksi xxx

Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya veriabel tetap) ditambahdengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

(Mulyadi,2016:17-18)

a. Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirmya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis (Dewi,2014:21).

b. Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (buruh) yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi (Dewi, 2014:21).

c. Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah seluruh biaya manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barangjadi) dengan cara yang ekonomi.Contohnya biaya overhead pabrik antara lain: biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin pabrik, biaya

(8)

pemeliharaan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin pabrik (Dewi, 2014:21).

Biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:

Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

(Mulyadi, 2016:195)

8. Metode Harga Pokok Produksi

Dalam kebanyakan perusahaan manufaktur, biaya produksi dipertanggungjawabkan menggunakan salah satu dari dua jenis sistem akumulasi biaya. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya.

Pusat biaya umumnya adalah departemen, tetapi dapat juga pusat pemrosesan dalam satu departemen. (Firdaus Ahmad Dunia, Wasilah Abdullah, 2012)

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut:

a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

b. Produk yang dihasilkan dari bulan kebulan adalah sama.

c. Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. (Widilestari ningtyas dkk, 2012)

(9)

9. Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan adalah metode untuk memproduksi produk dan menentukan harga pokok produk perusahaan berdasarkan pesanan dari konsumen. (Sujarweni, 2015:71)

Metode harga pokok pesanan biasanya digunakan oleh perusahaan produksi yang produksi barang sehari hari berdasarkan pesanan dari konsumen, pesanan tersebut bisa berasal dari luar dan dalam perusahaan.

Karakteristik usaha perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Produk yang dihasilkan sesuai pesanan atau permintaan dari konsumen.

b. Persediaan di gudang hanya untuk memenuhi pesanan saja.

c. Karena hanya berdasarkan pesanan saja maka kalau tidak ada pemesanan maka produksinya terputus-putus. Kalau ada pesanan baru memproduksi kalau tidak maka produksi akan berhenti.

d. Produk yang telah selesai langsung diberikan kepada pemesan.

e. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan secara rinci.

Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk. Metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan:

1) Sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, untuk biaya overhead pabrik harus digunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka.

2) Untuk semua elemen biaya produksi dapat digunakan sistem harga pokok yang ditentukan dimuka.

f. Biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang sebenarnya.

(10)

2) Biaya tidak langsung meliputi biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya tidak langsung dibebankan ketiap-tiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

g. Cara pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan kartu biaya pesanan, yang memuat rincian untuk masing-masing pesanan.

Berikut adalah pencatatan metode harga pokok pesanan full costing:

1) Pencatatan pembelian bahan baku Persediaan bahan baku Rp xxx

Hutang dagang Rp xxx

2) Perencanaan pemakaian bahan baku

Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp xxx

Persediaan bahan baku Rp xxx

3) Perencanaan biaya tenaga kerja

a) Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan Gaji dan upah Rp xxx

Hutang gaji dan upah Rp xxx b) Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Barang dalam proses – BTKL Rp xxx BOP Sesungguhnya Rp xxx Biaya administrasi umum Rp xxx Biaya pemasaran Rp xxx Gaji dan upah Rp xxx

c) Pencatatan pembayaran gaji dan upah Hutang dan gaji upah Rp xxx Kas Rp xxx

(11)

4) Pencatatan biaya overhead pabrik

a) Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk

Barang dalam proses – BOP Rp xxx

BOP yang dibebankan Rp xxx b) Pencatatan BOP yang sesungguhnya

BOP sesungguhnya Rp xxx

Akumulasi depresiasi mesin Rp xxx Persediaan bahan penolong Rp xxx Akumulasi depresiasi bangunan Rp xxx

c) Jurnal penutup untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif menyimpan dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, saldo rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.

BOP yang di bebankan Rp xxx BOP sesungguhnya Rp xxx d) Pencatatan selisih

Selisih BOP Rp xxx

BOP sesungguhnya Rp xxx

5) Pencatatan harga pokok produk dijual Harga pokok penjualan Rp xxx

Persediaan produk jadi Rp xxx

6) Pencatatan pendapatan penjualan produk Piutang dagang Rp xxx

Penjualan Rp xxx

(12)

10. Kartu Harga Pokok

Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.

Tabel 2. 1 Kartu Harga Pokok Pesanan

Kartu Pokok Pesanan

No Pesanan : Pemesan : Jenis Produk : Sifat Pesanan : Tanggal Pesan : Jumlah : Tanggal Selesai : Harga Jual :

Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik

Tgl No.BPBG Ket Jumlah Tgl No. Kartu

Jam Kerja Jumlah Tgl Jam Mesin Tarif Jumlah

Sumber : Mulyadi (2016:45)

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk:

a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Oleh karena itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut:

(13)

Penentuan Harga Jual Taksiran biaya produksi untuk pesanan

Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pemesan Taksiran total biaya pesanan

Laba yang diinginkan

Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan

Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Sumber : Mulyadi (2016:39)

Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tertentu perlu dihitung unsur-unsur biaya berikut ini:

Taksiran Biaya Produksi Taksiran biaya bahan baku

Taksiran biaya tenaga kerja langsung Taksiran biaya overhead pabrik Taksiran biaya produksi

Rp xxx Rp xxx Rp xxx + Rp xxx Sumber : Mulyadi (2016:40)

b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan

Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut, manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar perlindungan bagi manajemen agar didalam menerima pesanan perusahaan tidak mengalami kerugian. Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya berikut ini :

(14)

Penentuan harga pokok pesanan Biaya produksi pesanan:

Taksiran biaya bahan baku Taksiran biaya tenaga kerja Taksiran biaya overhead pabrik Taksiran total biaya produksi Biaya nonproduksi:

Taksiran biaya administrasi & umum Taksiran biaya pemesaran

Taksiran biaya nonproduksi

Taksiran total harga pokok pesanan

Rp xxx Rp xxx Rp xxx + Rp xxx

Rp xxx Rp xxx +

Rp xxx + Rp xxx Sumber : Mulyadi (2016:40)

c. Memantau realisasi biaya produksi

Informasi taksiran biaya produksi pesanan tertentu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu dasar untuk menetapkan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan. Perhitungan biaya produksi per pesanan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode hargapokok pesanan. Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan formula berikut ini :

Penentuan Biaya Produksi Sesungguhnya Biaya bahan baku sesungguhnya

Biaya tenaga kerja langsung Taksiran biaya overhead pabrik Total biaya produksi sesungguhnya

Rp xxx Rp xxx Rp xxx + Rp xxx Sumber: Mulyadi (2016:41)

(15)

Pesanan dibebani dengan biayaoverhead pabrik menurut tarif yang ditentukan di muka (taksiran) karena harga pokok pesanan harus dihitung pada saat pesanan selesai, padahal tidak semua biaya overhead pabrik dapat dihitung pada ssat itu.

d. Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan.

Manajemen memerlukan infomasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu. Infomasi laba rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi.

Penentuan Laba atau Rugi Bruto Pesanan

Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xxx Biaya produksi pesanan tertentu:

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xxx

Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp xxx Taksiran biaya overhead pabrik Rp xxx + Total biaya produksi pesanan Rp xxx - Laba bruto Rp xxx

Sumber : Mulyadi (2016:41)

Tahapan Produksi. (Raiborn dan Michael R.Kiney,2011:48) Proses produksi atau konversi terjadi di dalam tiga tahapan : 1) Pekerjaan belum dimulai (bahan baku mentah / raw material) 2) Pekerjaan dimulai tetapi belum terselesaikan (pekerjaan dalam

proses (work in process)

3) Pekerjaan terselesaikan barang jadi (finished goods)

(16)

11. Depresiasi

Depresiasi adalah suatu metode untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva ke periode-periode akuntansi. Istilah depresiasi digunakan untuk menunjukkan alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang dapat diganti, seperti gedung, mesin, alat-alat dan lain-lain.

Menurut Baridwan (2013, 306) tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode, yaitu:

a. Harga perolehan (Cost) yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan.

b. Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarkannya.

c. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut dalam reparasi. Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu.

Perhitungan yang digunakan untuk menghitung metode ini bisa digunakan dengan tiga metode yaitu Metode Garis Lurus (Straight-line method), Metode Jam Jasa, dan Metode Garis Lurus. Adapun metode yang dipakai oleh penulis adalah Metode Garis Lurus (Straight-line method) dikarenakan metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).

(17)

Metode garis lurus = Harga Perolehan − Nilai Residu Taksiran Umur Kegunaan

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang penulis lakukan dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya memiliki kesamaan dan perbedaan disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Hasil Pnelitian Terdahulu Identitas

Penulis Aspek

Hamidah A03140015 Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Banjarmasin 2016

Intan Melani Kusuma Astuti D010316014 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 2019

Devi Aprilia Kartika D010317007 Jurusan Akuntansi Politeknik Ngeri Banjarmasin 2020

1.Judul Perhitungan Harga

PokokProduksi Rumah Tipe 36 Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan Full

Costing pada PT Graha Bhakti

Perhitungan Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 36

Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan Full-Costing pada PT Jofa Dini Lestari

Perhitungan Harga Pokok Produksi Rumah Tipe 36

Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan Full-Costing pada PT Rizky Bumi Persada

(18)

Mulia Banjarmasin Indah Barabai

2. Rumusan masalah

1. Bagaimana penggolongan biaya yang tepat dalam

perhitungan harga

pokok produksi rumah tipe 36 menurut

akuntansi biaya pada PT Graha Bhakti Mulia?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36 yang sesuai dengan metode harga pokok pesanan pada PT Graha Bhakti

Mulia?

1. Bagaimana Penggolongan biaya yang tepat dalam

perhitungan pokok produksi rumah tipe 36 menurut

akuntansi biaya pada? 2.

Bagaimana perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36 yang sesuai dengan metode harga pokok pesanan FullCosting?

1. Bagaimana mengetahui penggolongan biaya dalam perhitungan harga

pokok produksi rumah tipe 36 yang tepat menurut

akuntansi biaya pada PT Rizky Bumi Persada Indah Barabai?

2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36 yang sesuai dengan metode harga pokok pesanan pada PT Rizky Bumi Persada

(19)

Indah Barabai?

3.Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui penggolongan biaya dalam perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36 yang tepat menurut akuntansi biaya pada PT Graha Bhakti Mulia.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36

yang sesuai dengan metode harga pokok pesanan pada PT Graha Bhakti

1. Untuk mengetahui penggolongan biaya dalam perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36 yang tepat menurut akuntansi biaya.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36 yang sesuai dengan metode harga pokok pesanan FullCosting.

1. Untuk mengetahui penggolongan biaya dalam perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36 yang tepat menurut akuntansi biaya pada PT Rizky Bumi Pesad Indah Barabai.

2. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi rumah tipe 36

yang sesuai dengan metode harga pokok pesanan pada PT

(20)

Mulia. Rizky Bumi Persada Indah Barabai.

4. Metode penelitian

Studi Kasus Studi Kasus Deskriptif

Studi Kasus Deskriptif 5. Hasil

penelitian

1. Perusahaan sebaiknya melakukan penggolongan biaya secara tepat sesuai konsep akuntansi biaya.

2. Perusahaan sebaiknya menghitung harga pokok produksi dengan menghitung biaya overhead pabrik juga karena akan berpengaruh terhadap biaya produksi.

1. Perusahaan sebaiknya melakukan penggolongan biaya secara tepat sesuai konsep

akuntansi biaya.

2. Perusahaan sebaiknya menghitung harga pokok produksi dengan menghitung biaya overhead pabrik juga karena akan berpengaruh terhadap biaya produksi.

-

Sumber: Hamidah (2017), Intan Melani Kusuma Astuti (2019), Devi Aprilia Kartika (2020)

Gambar

Tabel 2. 1 Kartu Harga Pokok Pesanan
Tabel 2. 2 Hasil Pnelitian Terdahulu  Identitas  Penulis Aspek  Hamidah  A03140015  Jurusan  Akuntansi  Politeknik Negeri  Banjarmasin  2016  Intan Melani  Kusuma Astuti D010316014 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri  Banjarmasin  2019  Devi Aprilia Kartik

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dalam penelitian ini kontribusi yang diusulkan adalah meningkatkan akurasi lokasi iris mata iris mata mengandung noise, dengan cara melokalisasi posisi iris

ABSTRAK : - Untuk memberikan kepastian hukum dan untuk menjamin terlaksananya penyelenggaraan proses pemilihan kepala desa sesuai dengan amanat undang-undang, maka

Pada saat mencapai waktu enap 1 jam, beningan dalam beker gelas dipisahkan dari endapan dengan cara didekantir atau dipipet secara hati-hati dan dimasukkan ke dalam wadah A,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pembelajaran musik menggunakan gelas berbahan kaca pada mahasiswa jurusan PAUD FIP UNY tahun angkatan 2016/2017. Metode penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan komposisi media cair Azotobacter berbasis molase dengan penambahan asam amino sisteina dan serina untuk menginduksi pertumbuhan

Salah satu saksi sejarah perjalanan bangsa Indonesia, terutama di Kota Jakarta, yang tertua adalah Gedung Stadhuis (balaikota) yang kini berfungsi sebagai museum

• Setiap nomor rekening hanya berlaku untuk pembayaran pesanan dengan 1 nomor pesanan, sesuai yang tertera pada Surat Tagihan2. • Mohon hanya melakukan transfer dana sesuai

2) Pendidikanlah yang berperan membangun manusia yang akan melaksanakan transformasi sosial ekonomi yang sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia agar tumbuh dan berkembang