• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI ANGKATANLOR 02. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI ANGKATANLOR 02. Oleh"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI ANGKATANLOR

02

Oleh

NIKEN AYU KARTIKA SARI NIM 201833083

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2021

(2)

DAFTAR ISI

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia dan menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan bangsa.Melalui Pendidikan manusia bisa berkembang dan mengerti tentang semua hal-hal yang awalnya tidak mengerti sama sekali menjadi paham.Dalam Pendidikan manusia bisa mempunyai ilmu pengetahuan, wawasan yang luas, ketrampilan, dan pengalaman sehingga saat berkumpul tidak akan mudah minder atau malu.Hal tersebut sebagaimans UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1, disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses belajar dan suasana belajar siswa lebih aktif dan engembangkan potensi pada dirinya untuk memilki kecerdasan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia,serta ketrampilan yang dimiliki untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Maka dari itu melalui sekolah, seorang siswa bisa belajar berbagai banyak hal yang belum diketahui sehingga sesudah mereka belajar akan meraih prestasi belajar atau yang disebut hasil belajar selama mereka bersekolah.Ketercapaian prestasi belajar dari siswa tidak luput dari seorang guru yang sudah berusaha untuk membantu mencapai hasil belajar yang baik.Seorang guru tidak lupa untuk selalu memberi semangat dan motivasi belajar untuk siswa.Dengan prestasi belajar siswa akan tahu bagaiamana kemajuan-kemajuan mereka saat sudah melakukan proses belajar.Berdasarkan kurikulum 2013 oleh Muhammedi menjelaskan bahwa kurikulum 2013 sekarang lebih menekankan pada kompetensi afektif ( sikap ), psikomotorik ( ketrampilan ), kognitif ( pengetahuan ).Dengan adanya kompetensi seperti itu diharapakan dapat membentuk para siswa menjadi lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif dan menyenangkan untuk belajar di sekolah.Kurikulum 2013 yang sudah dikembangkan diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini

(4)

bagi siswa sekolah. Proses belajar sendiri disekolah, sifatnya menyeluruh atau umum.

Maksudnya dari pendapat banyak orang seseorang yang mempunyai prestasi tinggi harus memilki kecerdasan intelektual atau Intelligence Quotient ( IQ ) yang tinggi jadi hasil dari belajar atau prestasi yang dicapai juga tinggi.Nyatanya, dalam proses pembelajaran terdapat beberapa siswa yang tidak bisa meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan IQ atau intelegensi mereka.Ada beberapa siswa yang mampu meraih prestasi tetapi tingkat intelegensinya rendah, begitu juga sebaliknya terdapat siswa yang tidak mampu meraih prestasi belajar tetapi tingkat intelegensinya tinggi.Menurut Binet dalam buku Winkel ( 1997:529 ) hakikat intelegensi yaitu kemampuan seseorang untuk menetapkan atau mempertahankan tujuan, untuk mengadakan penyesuaian guna mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri objektif dan kritis.

Dalam proses pembelajaran, kedua intelegensi IQ dan EQ sangat diperlukan.IQ tidak dapat berfungsi dengan baik apabila tidak ada partisipasi pengahayatan dari kecerdasan emosional pada mata pelajaran yang disampaikan.Maka dari itu, keseimbangan IQ dan EQ sangat penting bagi siswa untuk mencapai keberhasilan atau prestasi belajar.Menurut pendapat dari Goleman, kecerdasan intelektual ( IQ ) hanya menyumbangkan 20% untuk kesuksesan, sedangkan sisanya 80% dari faktorf-faktor lain.Yakni faktor kecerdasan emosional atau Emotional Quotient ( EQ ), seperti memotivasi diri sendiri, mampu mengontrol kemauan atau desakan hati, mengatur suasana hati, mampu mengendalikan emosi dengan baik, dan mampu bekerja sama.

Pada masa sekarang ini jika kita lihat dari karakteristis siswa sekolah dasar kecerdasan emosional sangat perlu dikembangkan dalam diri masing-masing siswa.Sebab, jarang dijumpai pada siswa yang mempunyai prestasi akademik yang bagus tetapi tidak dapat mengelola emosi dengan baik seperti, mudah marah, sombong dan angkuh.Hal tersebut mengakibatkan kurangnya kecerdasan emosional pada dirinya membuat siswa tidak dpat mengendalikan emosi pada situasi yang dihadapi.Karakteristik pada diri siswa sekolah dasar merupakan salah

(5)

satu contoh peserta didik yang masih memerlukan pengaruh dari kecerdasan emosional ( EQ ) ( Slamet, 2005 ).Khususnya kepada orang-orang yag murni dan hanya memilki kecerdasan akademis yang tinggi mereka cenderung memilki rasa gelisah yang tidak beralasan, terkesan cuek atau dingin dan sulit untuk mengekspresikan rasa kesalnya dan amarahnya dengan tepat.Karena menurut sifat- sifat tersebut, apabila seseorang memiliki tingkat IQ yang tinggi maka taraf kecerdasan emosionalnya rendah begitu juga dengan sebaliknya jika seseorang memilki tingkat IQ yang rata-rata tetapi memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.Namun banyak peneliti mengatakan bahwa siswa sekolah dasar yang memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik cenderung mendapatkan hasil belajar atau prestasi yang lebih baik ketimbang siswa yang mempunyai kecerdasan emosional yang rendah.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti, setelah melakukan pengamatan di kelas V saat proses pembelajaran terdapat siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran rata-rata mereka pasif di kelas.Hanya beberapa siswa saja yang mau menyampaikan pendapatnya dan rata-rata siswa masih kurang percaya diri.Saat ada siswa yang maju kedepan mengerjakan soal terlihat beberapa siswa gaduh dan asik mengobrol dengan teman sebangku.Sarana dan prasaran dikelas juga lengkap untuk keberlangsungan pembelajaran.Untuk interaksi dikelas masih sama dengan siswa-siswa pada umumnya dan cukup baik, seperti interaksi siswa dengan siswa, dan interaksi guru dengan siswa juga terlihat cukup baik.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru wali kelas V SD Negeri Angkatanlor 02, mendapatkan hasil dari wawancara yaitu masih ada beberapa siswa yang belum mempunyai kecerdasan emosi atau tingkat emosi siswa yang sangat rendah.Masih sedikit siswa yang mempunyai rasa semangat untuk meraih prestasi belajaranya.Saat menjelaskan atau menerangkan materi pembelajaran terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru didepan.Penyampaian motivasi kepada siswa yang dilakukan setiap akan mulai belajar teraksana dengan baik.Begitu juga dengan tanggungjawab mereka pada tugas-tugas sekolah seperti

(6)

PR yang diberikan guru beberapa siswa ada yang tidak mengerjakan, jadi mereka menyepelekan tugas yang sudah diberikan.

Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian terkait hubungan kecerdasan emosional anak dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Angkatanlor 02.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menuliskan rumusan masalah yang telah didapat :

1. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional anak dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Angkatanlor 02 ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka peneliti dapat merumuskan tujuan yaitu :

1. Mampu mengetahui dan mendeskripsikan apakah terdapat Hubungan Kecerdasan Emosional Anak Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Angkatanlor 02.

1.4 Manfaat Penelitian

Semoga hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini sangat diharapakan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu pendidikan.Selain itu, penelitian ini dapat digunakan untun bahan acuan atau referensi penelitian untuk peneliti yang

(7)

ingin mengetahui hubungan kecerdasan emosional anak dengan prestasi belajar siswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian dapat diharapakan memberi manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai berikut :

1.4.2.1 Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, supaya siswa lebih termotivasi untuk lebih giat lagi belajar dan mampu mengendalikan emosi dirinya.Karena melalui kecerdasan emosi yang baik, siswa mampu menggali prestasi yang lebih baik lagi.

1.4.2.2 Bagi Guru

Adanya penelitian ini supaya dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru untuk mengembangkan kualitas pembelajaran dan mampu membimbing siswa untuk menggali kecerdasan emosi yang dimiliki supaya prestasi belajarnya semakin meningkat.

1.4.2.3 Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber data atau bahan pertimbangan bagi SD Negeri Angkatanlor 02 untuk meningkatkan mutu kualitas pendidikan dan pembelajaran disekolah.Serta dapat membantu siswa untuk meingkatkan kecerdasan emosi yang dimiliki dan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Kecerdaan Emosional

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan sesorang untuk mengendalikan dan mengontrol emosi dirinya dengan orang lain disekitar mereka.Dalam hal ini, emosi cenderung pada perasaan dalam suatu hubungan sosial.Selain itu kecerdasan emosional saling berhubungan dengan kemampuan

(8)

seseorang mengatur kehidupan emosi dan intelegensi.Faktor lingkungan dari orangtua atau keluarga sangat penting untuk pembentukan kecerdasan emosional dalam diri siswa masing-masing.Karena, kecerdasan emosional dipengaruhi lingkungan yang berubah-ubah dan bersifat tidak menetap.Kemampuan- kemampuan yang erakitan dengan kecerdasan emosi yaitu, seperti mengendalikan emosi diri, memotivasi diri, mampu mengekspresikan emosi diri dengan tepat, menjalin hubungan baik dengan orang lain, mengenali emosi seseorang.

1.5.2 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu hasil belajar yang diperoleh seseorang dari pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki yang kemudian berkembang melalui suatu mata pelajaran disekolah.Biasanya dalam bentuk penilaian tes, angka atau kalimat yang menceritakan hasil belajar yang dicapai siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan dalam suatu periode tertentu.Faktor dalam diri siswa sangat mempengaruhi keberlangsungan proses belajar siswa dalam mencapai prestasinya seperti faktor psikologi, jasmani, dan kesehatan siswa.Selain faktor dalam diri siswa faktor dari luar siswa juga berperan penting yaitu dari dukungan keluarga, sekolah, dan teman sebayanya.Sebab, kecerdasan emosi yang ada pada diri siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Konsteptual

2.1.1 Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan terdapat dalam tubuh manusia semenjak lahir, sebab kecerdasan tersebut dikembangkan melalui proses pembelajaran. Baik dilakukan di dalam sekolah atau di luar sekolah. Seluruh umat manusia mempunyai kecerdasan yang tidak sama atau berbeda. Kecerdasan merupakan keahlian siswa sebagaiaman untuk menghadapi permasalahan, menuntaskan permasalahan dengan metode yang baik dan benar sehingga bisa berguna untuk orang lain.Kecerdasan yang terdapat pada diri manusia pula bermacam- macam dan sesuai dengan kemampuan tiap-tiap siswa.

Asal kalimat kecerdasan yaitu dari kata pintar yang secara harfiah mempunyai arti sempurna pertumbuhan ide, budi pekertinya, cerdas, serta pemikiran yang tajam. Tidak hanya itu pintar bisa juga mempunyai arti sempurna perkembangan badannya semacam sehat serta kokoh pada fisiknya(

Poerwadarmita, 1991: 211).Saripudin( 2017: 9) menyatakan bahwa kecerdasan ialah keahlian dalam berpikir, berperan, serta menyesuaikan diri yang bersumber pada pengalaman hidup yang sempat dirasakan dalam kehidupan tiap hari.Howard Gardner, mengatakan kalau kecerdasan merupakan keahlian buat membongkar ataupun menghasilkan suatu yang bernilai untuk budaya tertentu. Baginya, semacam studi yang menunjukan kalau budaya yang berbeda mempunyai pemikiran tentang kecerdasan yang beda juga.

Kecerdasan yaitu dimana siswa mempunyai kemampuan untuk menghadapi permasalahan dan mampu menyelesaikan masalaha dengan cara atau sikap yang positif , sehingga memberikan anfaat bagi orang lain.Menurut pendapat Anita E.Woolflok ( dalam Sunar 2010), teori yang sudah terdahulu atau lama tentang kecerdasan ada tiga kategori yaitu ada keahlian untuk bisa belajar, totalitas

(10)

pengetahuan yang dimiliki, serta keahlian untuk menyesuaikan diri dengan suasana baru atau area pada biasanya.

Berdasarkan, dari pendapat semua ahli jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah dimana seorang siswa yang sudah mengalami proses belajar kemudian berkembang untuk berpikir atau bertindak untuk memecahkan suatu masalah dan mampu menghadapi masalah tersebut dengan cara yang positif atau baik dan kreatif.Jumlah IQ yang besar pada siswa tidak menjamin siswa tersebut memilki kecerdasan yang tinggi juga, apabila kecerdsan dikelola dan dikembangkan dengan baik maka akan memberikan manfat bagi diri sendiri maupun masyarakat.

2.1.2 Kecerdasan Emosional

2.1.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosional

Asal kata emosional yaitu dari Bahasa inggris, yang artinya kerendahan hati, suara yang mempunyai emosi, dan pembelaan dengan perasaan (Daradjat 1984:88).Sebagaimana yang dijelaskan oleh Goleman (1995) kecerdasan emosional merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan memotivasi diri sendiri dan giat menghadapi permasalahan, dapat mengendalikan dorongan yang timbul dari dari dalam dirinya dan juga mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.Jadi, emosi sangat berperan penting bagi kehidupan seseorang, sebab emosi dapat menjadi motivator bagi semua orang tetapi jika tidak dikelola dengan baik emosi bisa meganggu sesorang yang ada disekitar.

Penafsiran lain dari kata emosi ialah perasaan yang meluap dan tumbuh serta surut pada waktu yang sangat pendek dan respon fisologis maupun psikologis semacam, kesenangan, kesedihan, tindakan atau keberanian, dan percintaan (Regu Redaksi, 1991:261).Dari penjelasan diatas Daniel Goleman berpendapat bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan memotivasi diri, serta bertahan mengalami frustasi, mengendalikan pikiran atau suasan hati, mempunyai sifat empati dan selalu berdo’a ( Daniel Goleman, 2003:45 ).

(11)

Selain itu simbolon dan setiawan (2018) juga menjelaskan bahwa kecerdasan emosional ialah keahlian merasakan, menguasai serta secara selektif mempraktikkan energi serta kepekaan emosi selaku sumber tenaga, selain itu sifat manusiawi pada diri siswa juga sangat berpengaruh dengan mempunyai kecerdasan emosional yang besar dalam diri siswa sehingga mampu membuat siswa supaya bisa mengakui dan menghargai emosi pada dirinya dan orang lain serta mampu menanggapi dengan baik, memparaktikkan secara efisien tenaga emosi pada kehidupan yang dilakukan sehari-hari dan disekolahan.Kecerdasan emosional sangatlah penting bagi seorang siswa karena, dapat mempersiapkan masa depan bagi siswa supaya mampu menghadapi tantangan dan mengembangkan kemampuan siswa untuk mengendalikan emosi dengan tepat serta dapat meraih keberhasilan ( Gusniwati, 2015).

Berdasarkan penjabaran dari para ahli tentang kecerdasan emosional dan teori kecerdasan emosional jadi, dapat ditarik kesimpulan yaitu kecerdasan emosional merupakan usaha seorang siswa untuk mengendalikan emosi pada dirinya maupun mengenali emosi orang lain serta dapat memotivasi dirinya dan mampu menjalin hubungan dengan orang sehingga bisa bermanfaat.

2.1.2.2 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional sangatlah penting bagi kehidupan yang dijalani sehari-hari karena mampu mengenali perasaan dan suatu kesadaran tentang pemahaman emosi dan seseorang mampu mengatur atau mengelolanya (Alder, 2001).Menurut Salovey (Goleman, 2007:57) terdapat beberapa aspek atau kemampuan yang dimiliki seseorang, yaitu :

1. Mengenali emosi pada diri sendiri

Mengenali emosi pada dirinya sendiri adalah kemampuan dimana seseorang dapat mengenali perasaannya sendiri yang kapanpun bisa terjadi.Hal tersebut merupakan sumber dari terjadinya atau kemunculan kecerdasan emosional.

2. Mengelola emosi

(12)

Mengelola emosi ialah kemampuan seorang individu supaya bisa menangani perasaan yang terjadi dan mampu mengekspresikan dengan tepat dan benar.Individu yang mampu mengendalikan perasaan emosi akan cepat untuk bangkit lagi dari kejatuhan yang dialami dalam hidupnya.

3. Memotivator diri sendiri

Kemampuan ini sangatlah penting bagi kehidupan seorang individu, karena ia harus memotivasi dirinya sendiri, dan bisa untuk menguasai diri sendiri supya bisa berkreasi.Seseorang yang mempunyai ketrampilan ini cenderung akan lebiah aktif dan efektif dalam hal apa saja yang dikerjakan.

4. Mengenali emosi oranglain

Menegnali emosi dengan kata lain empati, merupakan kemampuan individu untuk bisa mengenali perasaan orang lain dan bergantung pada kesadaran emosi pada dirinya.Dengan, ketrampilan memahami emosi orang lain individu cenderung lebih peka dan mempunyai sikap perduli pada lingkungan sekitar.

5. Menjalin hubungan

Kemampuan membina hubungan adaalah suatu ketrampilan yang dimiliki individu supaya bisa mengelola emosi orang lain.Ketrampilan ini mampu menunjang popularitas seseorang untuk bisa menjalin hubungan atau kerjasama dengan orang lain jadi akan saling memberikan manfaat satu sama lain.

Selain itu ada juga unsur-unsur yang membangun kecerdasan emosional menurut Mayer (2001), yaitu :

1. Penghargaan diri, ialah suatu keahlian untuk bisa menerima serta meningkatkan dirinya sendiri dengan tentu atau pasti.

2. Kesadaran emosional pada diri, ialah keahlian menyadari serta menguasai emosi pada diri.

3. Asertivitas, adalah kemampuan mengendalikan dan mengekspresikan emosi dengan tepat.

4. Toleransi pada stress, suatu keahlian mengelola emosi secara efisen.

(13)

5. Control implus, dimana seseorang harus mampu mengontrol perasaan emosi pada dirinya sendiri.

6. Uji realita, yaitu suatu kemampuan yang bisa menilai perasaan dan benak pikiran dengan objektif.

7. Fleksibilitas, ialah keahlian menyesuaikan diri serta dapat mengatur perasaan maupun pikiran dalam suasana baru.

8. Pemecahan masalah, suatu kemampuan yang bisa memecahkan permasalahan yang ada baik itu personal ataupun interpersonal.

9. Empati, yaitu kemampuan mengidentifikasi serta memhaami perasaan yang terjadi pada seseorang.

10. Hubungan interpersonal, ialah kemampuan untuk bisa menjalin ikatan yang baik bersama orang lain.

Berdasarkan aspek-aspek yang menjadi dasar kecerdasan emosional dan sudah dijelaskan oleh para ahli, seperti mengenali emsi, mengenali perasaan emosi yang dimilki orang lain, memotivasi diri sendiri , memjalin hubungan dengan oran lain bahwa aspek-aspek kecerdasan tersebut mempunyai pengaruh sangat besar.

2.1.2.3 Faktor-Faktor Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional pastilah mempunyai faktor-faktor yang bisa mempengaruhi, menurut Casmini (2007:23) terdapat dua faktor yang berpengaruh pada kecerdasan emosional ada faktor eksternal dan faktor internal.

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang dimana keadaan ini dipengaruhi oleh otak emosi pada seorang individu.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasaal dari luar diri individu yang bisa membuat sikap individu berubah.Biasanya faktor eksternal bisa dari kelompok, teman, masyarakat dan keluarga.Seperti individu yang satu ke yang laian atau ke kelompok yang lain. Pola asuh dari keluarga juga bisa

(14)

berpengaruh bagi seorang anak, biasanya pengaruh tersebut bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Goleman (2015:256-280) berpendapat bahwa terdapat bebera[a faktor yang bisa mempengaruhi kecerdasan emosional anak:

1. Lingkungan Keluaraga

Lingkungan kelaurag sendiri juga mempunyai pengaruh yang sangat besar pertumbuhan kecerdsaan emosi anak.Karena kecerdasan emosi ini bisa dajarakan para orang tua mulai anak tersebut masih bayi biasanya dengan ekspresi.Apabila peristiwa emosinal ini terjadi saat masih anak-anak maka akan selalu melekat pada tubuh indivu sampai mereka dewasa, pola asuh kelauarga yang menetapakan kehdupan emosional yang sudah mataang akan bermanfaat bagi diiri individu maupun orang lain.

2. Lingkungan bukan Keluarga

Lingkungan ini biasanya dari lingkungan masyarakat dan sekolah atau pendidikan.Kecerdasan emosi ini akan berkembang mengikuti perubahan fisik serta mental anak.Cara menerapkan kecerdasan emosi dalam pembelajaran dengan aktivitas belajar bermain peran, yaitu siswa diminta untuk bermain peran serta menggunakan emosinya maka anak tesebut akan mengenali perasaan emosi atau keadaan dari orang lain.

Berdasarkan penjabaran yang sudah disampaikan oleh para ahli, yaitu faktor yang dapat mempengaruhi kecerdsaan emosi dari faktor dalam diri siswa serta faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan keluarga, teman, masyarakat, dan sekolah atau pembelajaran.

2.1.2 Prestasi Belajar 2.1.2.1 Pengertian Belajar

Prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari aktivitas belajar, sebab belajar ialah proses, sedangkan prestasi belajaar yaitu dimana seorang individu memeperoleh hasil belajar yang sudah dicapai selama ia melakukan proses belajar.Belajar sangatlah penting bagi semua orang khususnya bagi seorang

(15)

siswa,karenan hal tersebut suatu kewajiban yang harus ia lakukan.Seorang siswa dalam meraih pendidikan bisa berhasil atau tidak kembali lagi pada proses belajar yang sudah dialami siswa.Winkel (1997:193) menjelaskan bawah belajar pada diri seseorang individu bisa diformulasikan pada suatu aktivitas psikis serta mental yang berjalan dalam suatu interaksi aktif dengan ligkungan sekitar, dan juga dapat menciptakan perubahan pada ilmu pengetahuan serta nilai perilaku.

Pembelajaran bisa dilakukan dimana saja jadi, tidak hanya dilakukan dilingkungan sekolah tetapi bisa dilakukan dirumah, lingkungan masyarakat.Menurut Irwanto (1997:105) belajar yaitu perubahan yang terjadi pada seorang individu yang sudah melalui proses belajar dari yang itdak bisa menjadi bisa dalam kurun waktu tertentu.Belajar ialah suatu usaha untuk melakukan perubahan dalam diri seorang individu yang meliputi prubahan sifat, tingkah laku, ketrampilan, pengetahuan, pengalaman, dan lain-lain (Mudzakir, 1997:34).Proses belajar akan terjadi apabila siswa mendapatkan sesutu dilingkungannya.Seorang siswa yang sudah mempelajari tentang lingkungan berupa benda-benda, hewan, semua itu dijadikan sebagai bahan acuan untuk belajar.Kriteria keberhasilan belajar pada siswa yaitu mengalami perubahan sikap atau tingkah laku pada diri individu.Perubahan tersebut juga manyangkut semua aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Proses belajar mengajar adalah suatu bentuk aspek lingkungan sekolah yang sudah diatur atau diorganisasi.Area ini sudah diatur sedemikan rupa supaya kegitan belajar mengajar tersusun sesuai rencana dan mampu mencaapi tujuan.Lingkungan sekolah yang baik untuk belajar biasanya yang mampu membuat siswa tertarik dan merangsang rasa ingin tahu jadi, siswa akan antusias untuk belajar serta memberikan rasa nyaman dan aman maka akan mencapai tujuan belajar yang sudah diharapkan.Lingkungan belajar yang baik yaitu mampu meragsang siswa dan memebri penjelasan tentng peristiwa belajar yang sudah dilakukan sekelompok siswa.

Berdasarkan pengertian dan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan tentang pengertian belajar yaitu suatu proses dimana seseorang yang awalnya tidak

(16)

mengerti apa dan menjadi tahu, karena sudah diajari tentang ilmu pengetahuan dan ketrampilan dan juga seseorang akan mengalami perubaahan secara menyeluruh dari perubahannya tersebut akan memberikan manfaat untuk dirinya maupun orang lain.

2.1.2.2 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi ialah proses yang sudah dilalukan seseorang dan mendapatkan hasil yang sudah dicapai dari suatu kegiatan tersebut, baik dikerjakan secara individu maupun kelompok.Menurut pendapat Pirwodarminto (1989) prestasi merupakan hasil yang sudah dicapai individu dalam melakukan pekerjaan.Prestasi pada belajar merupakan hasil yang didapat dari pengukuran kepada peserta didik yang dilihat dari faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah peserta ddik melakukan proses pembelajaran dan diukur dengan tes.Prsetasi belajar ialah sebuah hasil yang didapatkan peserta didk selama melakukan proses belajar yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu.Selama mengikuti proses belajar peserta didik mendapatkan hasil dalam bentuk angka, kalimat, huruf yang bisa menyatakan bahwa peserta diidk tersebut sudah mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.

Untuk mendapatkan sebuah prestasi dalam belajar tidaklah mudah tidak seperti apa yang dibayangkan, karena semua individu harus melewati tantangan dan pengorbanan yang harus mereka lewati.Sutratinah Tirtonegoro (2001) menjabarkan prestasi belajar dianggap untuk penilaian dari hasil kegiatan belajar yang dituliskan dalam bentuk symbol, angka atau kalimat.Pendapat dari Muhibbin Syah (1995), prestasi belajar dianggap tingkat untuk mengukur sebuah keberhasilan yang telah dicapai siswa yang sudah ditetapkan dari program pembelajaran.Selain itu pendapat dari Winkel ( 1997:168 ) mengatakan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan mendapatkan hasil berupa perubahan-perubahan pada aspek pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, dan juga perubahan pada sikap.Dengan adanya prestasi belajar siswa dapat melihat perubahan kemajuan yang telah dicapai selama mengikuri proses pembelajaran.

(17)

Marsun dan Martaniah ( dalam Sia Tjundjing 2000:71 ) menjelaskan siswa tersebut mampu menguasi ilmu penegtahuan dalam sebuah materi yang diajarkan suatu hal dengan benar.Maksud dari pernyataan tersebut adalah prestasi belajar siswa bisa dilihat apabila siswa tersebut mengikuti proses beajar dan sudah dilakukan penilaian terhadap hasil belajarnya.Jadi, prestasi belajar adalah suatu perkembangan serta kemajuan siswa dari tugas-tugas pada mata pelajaran tertentu yang diberikan oleh guru dan kemudian dinilai untuk mengetahui berpa hasil yang sudah dicapai.

Berdasarkan penjabaran dari para ahli tentang pengertian prestasi belajar, jadi dapat disimpukan bahwa prestasi belajar merupakan sebuah usaha hasil belajar siswa dalam penguasaan pengetahuan pada bidang studi yang sudah dicapai siswa pada jangka waktu tertentu kemudian akan dicatat dalam bentuk nilai.

2.1.2.3 Faktor-Faktor Prestasi Belajar

Menurut para ahli Sumardi suryabrata dan Shertzer dalam Winkle, terdapat beberapa faktor yang mampu memengaruhi prestasi belajar, ada faktor internal maupaun faktor eksternal, berikut ini :

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh siswa itu sendiri, dan bisa mempengaruhi prestasi belajar.Berikut faktor internal prestasi belajar :

1. Faktor fisiologis merupakan faktor yang berbuhungan dengan kesehatan tubuh serta panca indra.

a. Kesehatan tubuh, dengan keadaan fisik yang sehat individu akan lebih semanagat dalam mengikuti pembelajaran.Karena, untuk mengikuti kegiatan studi pembelajaran yang baik siswa sebaiknya bisa untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengatur pola makan yang benar.

b. Panca indra, dengan panca indra yang berfungsi dengan baik maka keberlangsungan belajar akan baik.Khususnya pada

(18)

pendengaran dan penglihatan karena, sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan dalam hal pendengaran dan penglihatan.

2. Faktor psikologis, terdapat beberapa faktor yang termasuk kedalam faktor psikologis yaitu :

a. Intellegensi, hal ini sangat memepengaruhi prestasi belajar siswa sebab jika siswa mempunyai taraf intelegensi tinggi maka siswa tersebut mampu untuk mendapatkan prestasi yang tinggi begitu juga sebaliknya.

b. Sikap, jika seorang siswa mempunyai sikap yang pendiam, kurang percaya diri dan cenderung pasif dikelas akan menghambat proses belajar sehingga prestasi belajar tidak bisa diraih.Tetapi apabila seorang siswa mempunyai sikap yang baik dan aktif dikelas pada suatu mata pelajaran tertentu akan menjadi langkah yang baik untuk proses belajar.

c. Motivasi, dengan adanya motivasi dalam belajar siswa akan terdorong untuk lebih giat belajar lagi guna memperoleh prestasi belajar yang baik.

b . Faktor eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu.Berikut ini yang merupakan faktor eksternal:

1. Lingkungan keluarga

Dari lingkungan keluarga berkaitan dengan bagaimana cara orangtua mendidik anak dan memberikan perhatian serta dukungan kepada anak tersebut serta mendampingi saat belajar misalnya berupa pujian dan nasehat.Selain itu keadaan ekonomi juga berpengaruh terhadap keberlangsungan siswa dalam mengikuti proses pembelajaaran.

2. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat juga bisa berngaruh bagi ketercapaian prestai belajar siswa, misalnya apakah anak mengikuti kegiatan

(19)

yang ada di msyarakat jadi anak tersebut tidak bisa membagi anatara belajar dan ikut berorganisasi, selain itu pergaulan dengan teman yang seumuran atau sebaya juga bisa mempengaruhi.

3. Lingkungan sekolah

Sarana dan prasarana yang kurang memadai serta lingkungan yang kurang nyaman akan mengganggu proses belajar, serta kualitas guru mengajar, jika hubungan guru dan siswa baik atau terdapat hubungan yang harmonis maka suasana belajar akan menyenangkan dan tentunya siswa akan mudah untuk mencapai prestasi belajarnya.

Berdasarkan uraian diatas tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat disimpulkan, jadi faktor prestasi belajar ada dua yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa tersebut dan faktor eksternal yang bersal dari luar diri siswa.

2.1.2.4 Ciri-Ciri Prestasi Belajar

Walsh ( dalam Kholinda, 1995 ), berpendapat bahwa ciri-ciri prestasi belajar pada siswa yang positif atau baik yaitu :

1. Mampu menyesuaikan dirinya dengan tepat

2. Memiliki dorongan motivasi dan berusaha untuk mencapai prestasi yang tinggi dan baik.

3. Mampu mengekspresikan persaan diri dengan baik.

Sedangkan ciri-ciri prestasi belajar siswa yang negatif yaitu :

1. Selalu memiliki sifat atau persaaan yang dikucilkan , ditolak, dan dikritik.

2. Jika terjadi sesuatu pada dirinya maka ia akan memilih untuk menghindar atau menentang.

3. Tidak bisa menempatkan perasaan serta perilaku dengan tepat.

(20)

Berdasarkan penjelasan diatas menurut para ahli jadi, dapat ditarik kesimpulan yaitu ciri-ciri prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui siswa yang mempunyai perilaku atau kebiasaan yang negatif maupun positif.

2.1.2.5 Cara Meningkatkan Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang didapatkan siswa tidak bisa datang dengan sendirinya, pastilah ada bantuan berupa metode atau cara mencapai prestasi belajar tersebut dari orangtua atau guru disekolah, berikut cara meningkatkan prestasi belajar :

1. Membuat anak menjadi aktif

Seorang anak yang aktif akan lebih banyak informasi yang didapatkan dari guru dan akan disenangi guru.Supaya anak menjadi aktif maka harus diajarkan untuk percaya diri dan harus berani menyampaikan pendapat didepan kelas.Apabila anak tersebut salah dalam berpendapat sebaiknya tetapdihargai agar tidak membuat mental anak tersebut down.

2. Menerapkan metode pembelajaran yang beragam

Jika pembelajaran menggunakan metode yang beragam atau menyenangkan seperti belajar sambal bermain game, menggunakan media dan alat peraga yang menarik.Dalam menerapkan metode beragam yang menyenangkan maka suasana belajar akan lebih menyenangkan dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang dijelaskan.

3. Memberi dukungan serta motivasi belajar pada anak

Dengan adanaya dukungan serta motivasi dari orangtua maupun guru, siswa akan lebih bersemangat lagi belajar.Karena, hal seperti itu juga diperlukan siswa untuk meraih prestasi dikelas.

Berdasarkan penjelasan bagaiamana cara meningkatkan prestasi belajar siswa jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang guru atau orantua juga memiliki kiat- kiat atau cara meningkatkan prestasi belajar terhadap anak seperti selalu

(21)

mendukung mereka belajar, memberikan motivasi belajar supaya anak tersebut lebih rajin.

2.2 Penelitian Relevan

Kajian penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetehaui supaya penelitian berhasil dengan baik serta sempurna, maka peneliti mengambil beberapa referensi berupa skripsi dari peneliti terdahulu :

Skripsi karya dari Nurmayana yang berjudul “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Ketrampilan Bahasa Indonesia Murid Kelas IV SDN No.160 Inpres Bontolebong Kecamatan Polobangkang Selatan Kabupaten Takalar”.Subjek penelitian adalah murid kelas IV yang berjumlah 19 siswa.Data dianalisis menggunkaan kuantitatif statistik deskriptif dan statistik inferensial.Hasil pengolahan data statistik deskriptif kecerdasan emosional dengan hasil belajara sama yaitu kedua variabel ada di kategori sangat rendah.Setelah dihitung dengan korelasi product moment yaitu 0,833 apabila ditarik kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang sangat signifikan anatara kecerdasan emosional dengan hasil belajar ketrampilan Bahasa Indonesia murid kelas IV SDN no.160 Inpres Bontolebong Kecamatan Polobangkang Selatan Kabupaten Takalar.

Skripsi yang tulis oleh peneliti Sri Dewi Puspitasari yang berjudul

“Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara”.Sampel semua siswa kelasV SDN Penjaringan 08 yang jumlahnya 30 siswa.Metode penelitian yang digunakan yaitu survey dengan korelasional analisis product moment Dengan menggunakan analisis product moment dengan koefisien

r

hitung

r

xy = 0,660 apabila dikunsultasikan dengan tabel di taraf signifikansi 0,05 dan dk (n-2)=(30-2) 28 sama dengan 0,374 maka 0,660 > 0,374 :

r

hitung <

r

tabel bahwa dengan itu dapat menunjukkan ada hubungan yang signifikan pada kecerdasan emosional dengan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Penjaringan 08.

Skripsi yang ditulis oleh Qristalia Putri Gayo Arillio, judulnya “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar PPKn Siswa Kelas IV

(22)

SD Se-Dabin I Kecamatan Marganda Kota Tegal.penilitian ini bertujuan guna mengetahui apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional siswa dan motivasi pada hasil belajar PPKn.Jenis penelitian yang digunakan yaitu ex post facto, populasi yaitu dari siswa kelas IV SD Se-Dabin I Kecamatan Marganda Kota Tegal yang berjumlah 263 siswa dengan sampel penelitian hanya 159 siswa.Dilihat dari hasil uji hipotesis pengaruh pada kecerdasan emosional serta motivasi terhadap hasil belajar PPKn yang bersama-sama didapatakan Fhitung > Ftabel ( 18,549 >

3,054 ).Kemudian hasi hipotesis hubungan kecerdasan emosional dan motivasi belajar rhitung > rtabel ( 0,438 > 0/192 ).

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam mencapai keberhasilan siswa saat belajar terdapat faktor yang dapat memepengaruhi proses belajarnya.Faktor yang mempengaruhi bisa dari luar individu maupun dari dalam individu.Faktor dari luar diri individu berupa kesehataan jasmani, sikap, dan mampu menumbuhkan motivasi belajar, jika siswa tersebut mampu menciptakan rasa percaya diri dan semangat terhadap belajar maka ia akan lebih giat lagi dalam belajar dirumah maupun disekolah.Apabila seorang individu ingin mencapai keberhasilan yang lebih baik lagi maka individu tersebut harus mempunyai kecerdasan emosional maupun kecerdasan intelektual yang baik pula.Individu yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik akan mampu mengendalikan emosi supaya bisa menjadi kekuatan untuk mengejar prestasi belajar dan memotivasi diri sendiri guna mencapai keberhasilan.

Hal tersebut diperkuat dengan pendapat dari seorang ahli yang bernama Semiawan ( 2008:12 ) yang menjelaskan tentang IQ selain itu kecerdasan emosional bisa mempengaruhi hasil akhir belajar siswa.Kecerdasan emosional serta kecerdasan intelektual sangat seimbang untuk berkonsentrasi pada suatu materi yang dipelajari, mengatasi rasa cemas terhadap perasaan yang dihadapi.Bila seoarang anak sudah dijarkan tentang ketrampilan keceradasan maka akan memperoleh sifat yang baik karena emosional penuh dengan pengertian tentang

(23)

perasaan yang dihadapi dan ketrampilan dalam meneyelesaikan masalah.Berdasarkan penjelasan diatas dapat dismpulkan bahwa kecerdasan emosional yang baik akan memperoleh prestasi yang baik atau prestasi yang tinggi.

Gambar kerangka berpikir Hubungan anatara Kecerdasan Emosional Anaka dengan Pretasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Angkatnlor 02.

Gambar bagan 2.3 Rancangan Penelitian

2.4 Hipotesis

Hipotesis mempunyai arti yaitu jawaban yang masih bersifat sementara pada rumusan asalah yang sudah ditulis peneliti.Hipotesis dianggap benar apabila semua data sudah terkumpul dan mendukung pernyataan, begitu juga sebaliknya jika data yang sudah dikumpulkan tidak mendukung pernyataan tersebut maka hipotesis akan ditolak :

Adanya permasalahan terhadap rendahnya prestasi belajar siswa

Observasi Wawancara guru, wawancara

siswa, dan angket siswa

Prestasi belajar siswa yang masih rendah

Hubungan antara Kecerdasan Emosional Siswa dengan Prestasi

Belajar Siswa

(24)

Berikut hipotesis penelitin ini :

Ha : Ada hubungan yang signfikan pada hubungan antara kecerdasan emosional anak dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Angkatanlor 02.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan pada hubungan kecerdasan emosional anak dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Angkatanlor 02.

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Guna mendapatkan data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, penulis melakukan penelitian yang dilaksanakan pada :

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di sekolah tepatnya di SD Negeri Angkatanlor 02 yang beralamat di Desa Angkatanlor, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati.Memilih penelitian disekolah tersebut karena, terdapat beberapa siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah dan mereka belum menguasai kecerdasan emosional dan mengatur diri untuk memotivasi supaya mendapatkan prestasi belajar yang lebih tinggi.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2021/2022 , pada semester ganjil dan genap.

3.2 Rancangan Penelitian

Jenis peneltian yang digunakan ini yaitu penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif merupakan bentuk penelitian yang berupa angka atau nilai.Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional.Metode korelasional yaitu suatu metode penelitian yang prosesnya harus mengumpulkan data terlebih dahulu, kemudian ditentukan apakah terdapat hubungan antar dua variabel.Dengan menggunakan teknik pada penelitian ini digunakan untuk mencari korelasi atau hubungan pada kecerdasan emosional dengan presatsi belajar siswa kelas V SD Negeri Angkatanlor 02.Selain itu mengumpulkan data dilakukan dengan instrument penelitian serta menganalisis data bersifat statistik yang bertujuan untuk

(26)

dilakukannya uji pada hipotesis yang sebelumnya sudah ditentukan ( Sugiyono, 2015:14 ).

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi ialah semua wilayah generalisasi atau umum yang sudah ditentukan dan memiliki objek serta subjek tiap-tiap bagian tersebut sudah memiliki ciri-ciri serta mutu yang sebelumnya sudah ditetapkan peneliti supaya bisa dilakukan penelitian dan selanjutnya bisa ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2015:117 ).Jadi, populasi merupakan jumlah dari keseluruhan bagian yang akan diteliti oleh penliti.

Populasi pada penelitian ini yaitu semua siswa SD Negeri Angkatanlor 02 khususnya kelas V, Berikut rincian populasinya :

Tabel 3.3 populasi siswa SD Negeri Angkatnlor 02

No Kelas Jumlah

1. Kelas V 18 siswa

3.3.2 Sampel

Menurut pendapat dari Sugiyono ( 2006 ), sampel merupakan jumlah karakteristik serta bagian yang didapatkan dari populasi.Selain itu sampel juga diartikan sebagai suatu bagian yang sebelumnya sudah dipilih dengan menggunakan cara tertentu guna mewakili seluruh atau semua kelompok pada populasi, pendapat dari Soenarto ( 1987:2 ).Bisa dikatakan, sampel yang sudah diambil melalui populasi dan tidak hanya separuh dari populasi, tapi hasilnya harus representatif.Agar sampel bisa representatif, jadi pengambilan sampel hanya sebagian dari populasi menggunakan cara yang sudah ditentukan supaya bisa dipertanggungjawabkan.

(27)

Pada penelitian ini pengambilan sampel teknik sampling dengan Nonprobability sampling menggunakan Sampling Jenuh merupakan jenis teknik untuk menentukan sampel jika semua populasi dijadikan sampel ( Sugiyono, 2018:124 ).Hal tersebut sering kali dilakukan jika jumlah populasi hanya sedikit atau kurang dara 30 siswa dikelas.Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Angkatanlor 02 yang jumlahnya ada 18 siswa dalam satu kelas.

3.3.3 Variabel Penelitian

Pendapat dari Sugiyono ( 2015:60 ) variabel penelitan ialah semua hal yang sudah ditetapkan peneliti supaya bisa dipelajari kemudian memperoleh data sehingga bisa ditarik kesimpulan.Penelitian ini memakai sua tipe variabel yaitu variabel bebas ( independent ) serta menngunakan variabel terikat ( dependent ).

3.3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas biasanya juga disebut dengan varaiabel independent .Sugiyono ( 2015:4 ) berpendapat variabel bebas yaitu variabel yang bisa mempengaruhi kemudian menjadi penyebab berubah atau munculnya variabel terikat.Pada penelitian ini yang bisa menjadi variabel bebas yaitu kecerdasan emosional.

3.3.3.2 Variabel Terikat

Varibel terikat juga bisa disebut dengan variabel dependent.Menurut pendapaat ahli Sugiyono ( 2015:4 ) yang menjelaskan varaibel terikat merupakan variabel yang dapat dipengaruhi ataupun bisa menjadi akibat, sebab terdapatnya variabel bebas.Pada penelitian ini termasuk variabel terikat adalah prestasi belajar siswa.

3.4 Pegumpulan Data 3.4.1 Wawancara

(28)

Wawancara adalah suatu bentuk pengumpulan data atau informasi yang dilakukan penulis guna memperoleh informasi yang akan dicari.Menurut pendapat dari seorang ahli Arikunto ( 2014:45 ) mempunyai penjelasan sendiri tentang wawancara yaitu sebuah metode tanya jawab guna memperoleh jawaban atau informasi dari responden.Pada saat wawancara berlangsung responden tidak boleh mengajukan pertanyaan kepada pewawancara atau kepada peneliti sedikit pun.Penelitian ini menggunakana Teknik wawancara tidak terstruktur yang artinya artinya responden tidak diberi batasan saat menjawab pertanyaan yang diberika, dengan adanya wawancara peniliti

3.4.2 Angket

Angket atau yang biasa disebut juga kuisioner merupakan cara atau teknis untuk mengumpulkan data dengan memberikan pertanyaan tertulis kemudian diberikan kepada responden ( Sugiyono, 2015:199 ).Mengumpulkan data dengan memberikan angket selalu digunakan untuk mengetahui dan mencari berapa jumlah sampel yang banyak maupun cukup banyak.Pada umumnya angket beri pernyataan atau pertanyaaan yang sesuai dengan konidisi responden.

3.4.3 Dokumentasi

Pendapat dari Sugiyono ( 2011:240 ) menjelaskan bahwa dokemntasi adalah sebuah gambar peristiwa yang sudah terjadi pada masa lampau.Dokumentasi tidak hanya berupa gambar saja tetapi bisa berupa tulisan, karya monumental seseorang, video.Pada penelitian ini memerlukan dokumentasi untuk menghasilkan sebuah dokumen bahwa benar-benar melakukan penelitian, dokumentasi dapat berupa tulisan maupun gambar foto saat berlangsungnya penelitian dan pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Perencanaan dan Penyusunan Instrumen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kcerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Angkatanlor 02.

Untuk mengukur instrumen penelitan menggunakan skala pengukuran skala likert.Jika menggunakan skala likert maka variabel yang sudah diukur akan

(29)

diperjelas lagi menjadi indikator pada variabel, lalu indikator variabel menjadi dasar penyusunan instrumen pertanyaan ( Sugiyono :2015:134-135 ).

Untuk skala penilaian kecerdasan emosional serta skala penilaian pertanyaan positif dan negative.Pada pernyataan skala tersebut mempunyai 4 pilihan jawaban, adalah sangata setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS).

Tabel 3.5 Pola pilihan jawaban untuk skala kecerdasan emosional dan skala prestasi belajar.

No Pilihan Jawaban Skor positif Skor negatif

1. SS 4 1

2. S 3 2

3. KS 2 3

4 TS 1 4

3.5.2 Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen ialah suatu alat ukur instrumen untuk membuktikkan kebenaran atau kevalidan sebuah instrumen.Hasil dari sebuah penelitian yang benar jika ada persamaan anatara data yang sudah dikumpulkan dengan data yang sebenarnya ( Sugiyono, 2015:384 ).Instrumen bisa digunakan untuk mengukur yaitu instrument yang mempunyai nilai kevalidan yang baik atau tinggi begitu juga sebaliknya jika instrument memiliki nilai yang rendah maka data dari isntrumen tersebut rendah dan kurang valid.Pengukuran validitas instrument bertujuan agar uji validitas pada instrument penelitian ini bisa mengukur apakah terdapat kesesuaian hasil mengukur dan jumlah instrument yang dibuat, dan berapa besar kesesuaiannya.

Selanjutnya melakukan pengujian instrument dengan uji validitas konstruk yaitu uji instrumen.Untuk melakukan uji coba pada instrumen yaitu dengan siswa kelas V SD yang berjumlah 18 siswa dikelas, selanjutnya satu persatu instrumen

(30)

dianalisis dengan teliti.Analisis pada instrumen ini bertujuan untuk mengetahaui mana instrumen yang benar dan instrumen yang salah sehingga terpaksa instrumen tersebut harus dihapus.Jadi, sebelum instrumen digunakan pertanyaan maupun pernyataan yang akan diberikan kepada para siswa akan terlihat lebih rapi dan mudah dipahami siswa.

Pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi product momen untuk mengukur validitas pada instrument angket yang diteskan, berikut rumusnya :

r

xy

=

𝑛∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)

{𝑛∑𝑋2−(∑𝑋)2}{𝑛∑𝑌2−(∑𝑌)2

Keterangan :

Rxy : koefisien korelasi

N : jumlah semua responden

∑X : jumlah skor pada variabel x

∑Y : Jumlah skor pada variabel y

∑X2 : Jumlah kuadrat pada variabel x

∑Y2 : Jumlah kuadrat pada variabel y

∑XY : Jumlah perkalian skor pada variabel Independen (bebas) serta variabel Dependen (terikat)

3.5.3 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen merupakan sebuah uji yang dilakukan setelah pengujian validitas instrument.Uji reliabilitas biasanya digunakan untuk

(31)

mengetahui tingkat ketetapan suatu alat ukur yang dipakai.Instrumen yang mempunyai tingkatan reliabilitas yang benar jika instrument tersebut mampu digunakan dalam hal pengukuran aspek-aspek instrument secara berulang-ulang dan hasilnya tetap atau sama ( Sugiyono, 2015:384 ).Tujuan dilakukannya pengjian reliabilitas yaitu untuk menunjukkan bahwa isntrumen yang dibuat betul-betul baik dan benar sehingga dapat mengahsilkan data yang valid.

Pada uji instrument ini menggunakan metode uji reliabilitas Alpha Cronbach.Karena dengan menggunakan teknik tersebut maka pada uji reliability nilai Alpha Cronbach >0,60 bisa dikatakan instrument tersebut reliabel begitu juga sebaliknya jika <0,60 instrumen tersebut tidak reliabel.Dibawah ini adalah rumus Alpha Cronbach ( Sugiyono,2015:365 ).

r

i = 𝑘

(𝑘−1)

{1 −

∑𝑆𝑖2

𝑆𝑡2

}

Keterangan :

ri = koefisien pada reliabilitas tes

k = jumlah seluruh soal

∑Si2 = jumlah varians pada setiap skor soal St2 = jumlah varian total

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji prasyarat dan uji hipotesis.Selanjutnya pada paragraf dibawah ini penjelasan mengenai uji prasyarat dan uji hipotesis.

3.6.1 Uji Prasyarat

(32)

Penelitian ini menggunakan uji prasyarat yang mempunyai dua jenis yaitu uji normalitas serta uji linieritas.Berikut penjabaran mengenai uji normalitas dan uji linieritas.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ialah sebuah uji prasyarat yang digunakan untuk mengukur kelayakan data pada sebuah instrument .Uji normalitas bertujuan guna mengetahui skor data variabel normal atau tidak normal.Pada saat dilakukannya penelitian ini dan membutuhkan uji normalitas guna mengecek kembali bahwa sampel yang sudah diambil kemudian digunakan untuk kepentingan penelitian yang bersumber dari populasi yang distribusinya normal.

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji nomalitas dengan jenis Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS.Data yang dihasilkan bisa dibilang berdistribusi normal jika angka signifikansi lebih besar 0,05 dan begitu juga sebaliknya jika angka signifikansi kurang dari 0,05 maka data distribusi tidak normal.

a) Merumuskan formulais Hipotesis H0 : data distribusi normal

H1 : data tidak distribusi normal b) Cara hitungan standart deviasi

1. Tentukanlah rata-rata nilai pada data 2. Hitunglah standart deviasi

SD =

∑(𝑥𝑖− 𝑥 ̅)

𝑛−1

3. Cara hitung z score sebagai pembatas kelas interval Z = 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠− 𝑥̅

𝑠𝑑

4. Carilah luas dari 0-Z pada tabel kurva normal 5. Mencarai luas pada masing-masing kelas interval 6. Tentukanlah frekuensi (Ei )

(33)

7. Cari X2 hitung

X2 hitung =

Σ

( 0𝑖 − 𝐸𝑖 )2

𝐸𝑖 Keterangan :

Ei =Frekuensi diharapkan

Oi = Frekuensi hasil yang diamati K = Banyak kelas interval

c) Cara menentukan taraf nyata X2 kritis = X2 ( 1 − 𝛼 )dk d) Selanjutnya tentukan kriteria

Ho = ditolak apabila X2 hitung ≥ X2 kritis Ha = diterima apabila X2 hitung < X2 kritis e) Menarik kesimpulan

3.6.1.2 Uji Linieritas

Uji linieritas bisa dikatakan guna mengetahui apakah dalam variabel bebas dan varaiebl terikat terdapat hubungan atau tidak.Uji linieritas termasuk kedalam uji prasayarat analisis supaya menegetahui bentuk data, apakah berbentuk data yang linier atau tidak.Aturan yang berlaku adalah apabila nilai signifikansi lebih 0,05 maka terdapat hubungan pada keduanya jadi bisa dikatakan linier dan begitu juga sebaliknya.

3.6.2 Uji Hipotesis

Setelah melakukan pengukuran atau menghitung dengan meggunakan uji normalitas dan uji linieritas, selanjutnya ketahap uji hipotesis.Uji hipotesis kali ini dilakukan dengan Teknik analisis korelasi.Teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu Teknik statistik Korelasional Product Moment . Dengan menggunakan Teknik tersebut bisa untuk mencari hubungan dan sekaligus membuktikkan bahwa hipotesis hubungan antar dua variabel atau lebih nilainya masih tetap sama ( Sugiyono, 2015:228 ).Berikut cara analisis data uji hipotesisi menggunkaan bantuan aplikasi SPSS.

(34)

1. Menguraikan hipotesis

Ho = Tidak ada korelasi kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa

Ha = Ada korelasi kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa 2. Menghitung uji statistik

r

hitung

= r

xy

=

Σ𝑥𝑦

√(𝑥2)(𝑦2)

Selain itu bisa juga menggunakan rumus seperti yang ada dibawah ini ;

r

hitung

= r

xy

=

𝑛Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)

{𝑛.Σ𝑥2−(Σ𝑋)2} {𝑛.Σ𝑌2−(Σ𝑌)2}

Keterangan :

Rxy : korfisien dipake kurelasional N : jumlah semua responden

∑X : jumlah semua skor varibael X

∑Y : jumlah semua skor pada variabel Y

∑X2 ; jumlah semua kuadrat yang ada pada variabel x

∑Y2 : jumlah semua kuadrat pada varaiabel y

∑XY : jumlah semua perkalian skor antara varaibel bebas serta variabel terikat.

Tabel 3.6 Penafsiran Koefisien Korelasi ( + ) Positif Jangkauan Koefisien Keterangan

0,8<rxy≤1 Sangat Baik

0,6<rxy≤0,8 Baik

0,4<rxy≤0,6 Cukup

0,2<rxy≤0,4 Rendah

0<rxy≤0,2 SangatRrendah

(35)

Tabel 3.7 Penafsiran Koefisien Korelasi (-) Negatif Jangkauan Koefisien Keterangan

-1 <rxy≤-0,8 Sangat Rendah

-0,8 <rxy≤ -0,6 Rendah

-0,6 <rxy≤ 0,4 Cukup

-0,4 <rxy≤ -0,2 Baik

-0,2 <rxy≤ 0 Cukup Baik

3. Tentukanlah rtabel

rtabel = ran

Keterangan

𝛼 = Taraf yang nyata ( taraf yang signifikan )5% atau 1%

n = jumlah banyaknya data

4. Menentukan jenis pengujian hipotesis Ho ditolak apabila rhitung ≥ rtabel

Ho diterima apabila rhitung < rtabel

5. Terakhir menarik kesimpulan

Gambar

Gambar    kerangka  berpikir  Hubungan  anatara  Kecerdasan  Emosional  Anaka dengan Pretasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Angkatnlor 02
Tabel 3.3 populasi siswa SD Negeri Angkatnlor 02
Tabel 3.5 Pola pilihan jawaban untuk skala kecerdasan emosional dan  skala prestasi belajar
Tabel 3.6 Penafsiran Koefisien Korelasi ( + ) Positif  Jangkauan Koefisien  Keterangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan bongkar muat yang tersedia saat ini khususnya Gantry Crane sampai dengan tahun 2020 masih mampu untuk menangani kegiatan.. bongkar muat, sehingga tidak dibutuhkan

No Satuan Kerja Kegiatan Nama Paket Jenis Volume Pagu Sumber.. Dana Lokasi Pekerjaan Pemilihan Penyedia Pelaksanaan Pekerjaan

Penawaran meliputi Kelengkapan Persyaratan Administrasi, Teknis dan Biaya dengan masa berlaku penawaran paling kurang 30 (Tiga puluh) hari kalender terhitung sejak batas akhir

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa budaya sekolah adalah norma, nilai, dan keyakinan yang menjadi sifat, kebiasaan

menjelaskan hubungan tahap implementasi dengan tahapan proses keperawatan

Rumusan masalah berdasarkan hasil identifikasi masalah adalah “ Bagaimana peningkatan efikasi diri dan penguasaan konsep siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika siswa pada materi volume bangun ruang (kubus dan balok)

Menimbang : bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna penyaluran distribusi Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) Tahun 2015 perlu menetapkan Keputusan