Terapi Musik pada Pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Tentara dr. Soejono Magelang
Agnes Erida Wijayanti
1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
Music Therapy to Lower Blood Pressure in Patients in the Hemodialysis Room, dr.
Soejono Magelang. Hemodialysis patients who undergo hemodialysis often experience anxiety because of threats to their integrity where they often think that their disease will cause physiological disability and even death. It takes an effort to overcome this problem by providing music therapy. The tools used in this activity are smartphone, ear phone, tensimeter, stetoscope. The method used in community service is music therapy for hemodialysis patients, dr. Soejono Magelang. The results of the activity showed a decrease in blood pressure after giving music therapy.
Keywords: Music therapy, blood pressure, hemodialysis ABSTRAK
Terapi Musik untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Tentara dr. Soejono Magelang. Pasien hemodialisis yang menjalani hemodialisis sering mengalami kecemasan karena terjadi ancaman terhadap integritas dirinya dimana mereka sering berfikir bahwa penyakitnya akan menimbulkan ketidakmampuan fisiologis bahkan kematian. Perlu upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan terapi musik. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah smartphone, ear phone, tensimeter, stetoscope. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat adalah terapi musik untuk pasien hemodialisis Rumah Sakit Tentara dr. Soejono Magelang. Hasil kegiatan menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah dilakukan pemberian terapi musik.
Kata kunci: Terapi musik, tekanan darah, hemodialisis
Tersedia online di https://jurnal.stikeswirahusada.ac.id/dimas DIMAS, Vol. 2 No. 2, Juli 2020: 108-110
DIMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN 2656 3843
Korespondensi: Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada, Jl.
Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman. E-mail: [email protected]
1
Pendahuluan
Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur medis yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal akibat kerusakan pada organ tersebut. Selama proses cuci darah, darah akan dialirkan oleh mesin dari dalam tubuh pasien melalui saluran steril dan melewati membran dialisis khusus. Melalui membran tersebut, zat-zat sisa metabolisme tubuh akan dibuang dan ditampung di dalam cairan khusus.
Pasien yang menjalani hemodialisis sering mengalami kecemasan karena terjadi ancaman
terhadap integritas dirinya dimana mereka sering berfikir bahwa penyakitnya akan menimbulkan ketidakmampuan fisiologis bahkan kematian.15 Survei yang dilakukan peneliti diperoleh keterangan bahwa pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodiaisis mengatakan cemas terhadap mesin, selang-selang yang dialiri darah, cemas untuk ditusuk jarum, demikian juga dengan pembayaran yang mahal.
Pasien dengan hipertensi post hemodialisa dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas selama menjalani hemodialisis. Mortalitas meningkat jika tekanan darah post hemodialisis
Diterima 15 Mei 2020 Diperbaiki 25 Mei 2020 Disetujui 25 Juni 2020
meningkat yaitu bila sistolik 180 mmHg dan diastolik 90 mmHg (r =1,96 dan 1,73 berturut- turut) (Kandarini, 2012). Pada pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah sebesar 10 mmHg saat hemodialisis didapatkan peningkatan risiko rawat inap di rumah sakit dan kematian (Inrig, et al., 2009).
Kualitas fisik dan mental dapat ditingkatkan menggunakan terapi musik melalui rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental (Pusat Terapi Musik dan Gelombang Otak, 2011). Musik yang diberikan dengan irama lambat dapat mengurangi pelepasan katekolamin ke dalam pembuluh darah, sehingga konsentrasi katekolamin dalam plasma menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan tubuh mengalami relaksasi, denyut jantung berkurang dan tekanan darah menjadi turun (Yamamoto, et al., 2003).
Pasien yang menjalani hemodialisis di RST dr.
Soejono Magelang belum pernah diberikan terapi musik. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemberian terapi musik pada pasien di rumah sakit tersebut perlu dicoba untuk menurunkan tekanan darah.
Metode
Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat adalah terapi musik. Alat yang digunakan dalam kegiatan ini berupa smartphone, ear
phone, tensimeter, stetoscope. Tempat kegiatan diRuang Hemodialisa RST dr. Soejono Magelang.
Sebelum kegiatan dimulai pengabdi melakukan koordinasi dengan kepala Ruang Hemodialisis dan pasien. Pasien dibagikan inform consent untuk kesediaan mengikuti kegiatan. Pasien dan keluarga pasien yang bersedia mengikuti kegiatan diberikan penjelasan teknis terapi musik. Terapi musik hanya diberikan kepada pasien gagal ginjal/
pasien hemodialisis. Setiap pasien sebelum menjalani terapi musik diukur tekanan darahnya.
Jenis musik yang digunakan dalam kegiatan ini adalah langgam Jawa berdurasi 30 menit. Setiap pasien yang telah selesai menjalani terapi musik kemudian dievaluasi oleh pengabdi melalui pengamatan dan wawancara.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan terlaksana pada tanggal 19 Agustus 2019. kegiatan berlangsung dari pukul 08.00-16.00
Tabel 1 Evaluasi Proses Terapi Musik
No Nama
pasien
TD Sebelum (mmHg)
Informed Concent
Proses terapi Hasil terapi Durasi
(Menit)
Ekspresi Wajah
TD (mmHg) Jam 10.30
TD (mmHg) Jam 11.30
1 Tn. S 180/87 Menerima 19 Rileks 170/90 170/110
2 Tn. J 176/90 Menerima 19 Rileks 160/100 140/100
3 Ny. S 198/101 Menerima 19 Rileks 180/100 160/110
4 Tn. H 158/73 Menerima 19 Tegang 165/80 180/80
5 Tn. R 200/100 Menerima 19 Tegang 200/100 200/100
6 Ny. R 161/107 Menerima 19 Rileks 153/90 120/100
7 Tn. W 182/90 Menerima 19 Rileks 170/100 167/100
8 Ny. D 193/100 Menerima 19 Rileks 190/90 163/90
9 Ny. W 177/121 Menerima 19 Rileks 150/103 180/110
10 Tn. H 167/80 Menerima 19 Rileks 173/90 170/90
Keterangan:
− Informed concent diberikan kepada 10 pasien penerima terapi musik keluarga.
− Proses terapi musik berdurasi 19 menit dimana pasien mendengarkan musik Jawa (Banyu langit), menggunakan headset dan dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terapi
− Dari 10 pasien terdapat 6 orang pasien hemodialisis yang mengalami penurunan tekanan darah, tetapi terdapat 2 pasien dalam kondisi tekanan darah menetap, dan terdapat 2 pasien yang mengalami kenaikan tekanan darah yaitu Tn. H, Ny. W
DIMAS, Vol. 2 No. 2, Juli 2020: 108-110
Diharapkan kepala maupun penanggung jawab ruangan, dapat memberikan monitoring dan evaluasi pada setiap edukasi yang diberikan di ruangan hemodialisis.
Daftar Pustaka
Djohan. (2016). Terapi Musik: Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : Galang Press.
Inrig, et al., (2009). Association of Blood Pressure Increases During Hemodialysis With 2-Year Mortality in Incident Hemodialysis Patients: A Secondary Analysis of the Dialysis Morbidity and Mortality Wave 2 Study. NIH Public Access, 54(5): 881 890.
Pusat Terapi Musik dan Gelombang Otak. (2011).
Terapi musik untuk melancarkan pembuluh darah. Tersedia dari: http://www.terapimusik.com/
darah_tinggi.htm
Putra, Ristianto. (2012). http://musicforlife.co.id/
news/musical-insight/efek-musik-pada- tubuh-manusia.
Ruhyanudin, Faqih. (2013). Buku Ajar Dengan Judul Asuhan Keperawatan Gangguan Kardiovaskuler. Malang: UMM Press ISBN Siritunga, S. Wijewardena, K., Ekanayaka, R.
2013. Effect of music on blood pressure, pulse rate and respiratory rate of asymptomatic individuals: A randomized controlled trial. Health, 05 (04): 59-64.
Tambayong, Jan. (2010). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Vekarisyanti, G.A. 2008. 12 Terapi autis Paling Efektif dan Hemat. Yogyakarta: Galang Press.
Yamamoto, T., Ohkuwa, T., Itoh, H., Kitoh, M., Teresawa, J., Tsuda, T., et al. (2003). Effects of pre-exercise listening to slow and fast rhythm music on supramaximal cycle performance and selected metabolic variables. Archives of Physiology and Biochemistry,111, 211 214.
WIB dan diikuti sebanyak 10 pasien dan keluarga yang hadir. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Kepala Ruang Hemodialisis RST dr. Soejono Magelang. Pasien diberikan penjelasan singkat tentang terapi musik, manfaat serta cara melakukan.
Setiap pasien yang telah bersedia mengikuti program terapi musik kemudian dipersilakan mempraktikan selama mereka melakukan hemodialisis. Peserta yang selama proses hemodialisis dan diberikan terapi musik diamati dan telah selesai diwawancara untuk mengetahui dampak pemberian intervensi terapi musik.
Berdasarkan penilaian pengabdi setelah acara kegiatan selesai, pengetahuan pasien dan keluarganya tentang terapi musik mengalami peningkatan. Hal ini juga ditunjukkan pasien dan keluarga mampu mempraktikan penggunaan terapi musikselama pelaksanaan cuci darah.
Dampak pemberian terapi musik dalam pengabdian ini mampu membuat pasien merasa nyaman serta rileks selama pelaksanaan hemodialisis. Setiap pasien yang telah selesai menjalani terapi musik setelah dilakukan pengukuran menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi musik (Tabel 1).
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini ditunjukkan dengan besarnya minat dan antusiasme pasien hemodialisis selama kegiatan, sehingga kegiatan berlangsung dengan lancar dan efektif. Faktor yang menjadi keterbatasan kegiatan ini adalah tidak semua pasien memiliki
smartphone dan earphone. Masalah itu diatasipengabdi dengan meminjamkan kedua alat tersebut.
Simpulan
Kegiatan pengabdian ini mampu meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang pemberian terapi musik. Pasien mampu mempraktikan penggunaan terapi musik selama tindakan hemodialisis. Pemberian terapi musik menyebabkan menurunnya tekanan darah akibat proses hemodialisis.
Wijayanti, Terapi Musik pada Pasien di Ruang Hemodialisis Rumah Sakit Tentara dr. Soejono Magelang
Pedoman Penulis
Dimas hanya menerbitkan naskah hasil kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat di bidang kesehatan dan perawatan yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa maupun praktisi yang bersifat ilmiah dan informatif. Naskah dikirim ke https://jurnal.stikeswirahusada.ac.id/dimas dengan cara registrasi terlebih dahulu.
Penerimaan, perbaikan maupun persetujuan naskah untuk dipublikasikan akan diberitahukan melalui email penulis utama. Naskah yang masuk akan direview, apabila ada hal yang perlu diperbaiki menurut reviewer akan dikirimkan kembali ke penulis. Naskah yang sudah disetujui reviewer akan disunting oleh editor menyesuaikan gaya selingkung Dimas. Isi naskah, pengutipan maupun penggunaan perangkat lunak menjadi tanggung jawab penulis.
Naskah diketik pada kertas A4 (21 x 29,7 cm), margin atas, bawah, kiri 3 cm, dan kanan 2,5 cm. Bagian tubuh naskah diketik dalam 2 kolom dengan jarak di antaranya 0,7 cm,. Semua kata diketik menggunakan huruf Times New Roman. Jarak baris dalam paragraf 1 spasi.
Judul artikel singkat, spesifik dan informatif mencerminkan masalah kegiatan pengabdian dan unsur- unsur yang dibahas. Judul tidak melebihi 12 kata dengan huruf pertama setiap kata kapital (kecuali kata hubung) sesuai Peubi. Hindari penggunaan singkatan dalam suatu judul kecuali jika sudah dikenal dengan akronimnya (mis. DBD, Germas, dsb). Judul diketik dengan ukuran 14pt tebal dan center.
Semua nama penulis (lengkap) diketik berjarak 2 spasi dari judul dengan ukuran 12pt tebal dan center.
Di belakang setiap nama penulis diberi nomor Arab supercript. Di bawahnya diketik nama asal perguruan/institusi, alamat dan email penulis dengan ukuran 11pt dan center.
Kata abstract/abstrak diketik berjarak 2 spasi dari alamat dan email penulis dengan ukuran 11 pt tebal dan center. Isi abstrak diketik 1 spasi dengan inden 1 cm dari batas margin kiri. Abstrak berisi permasalahan yang membutuhkan kegiatan pengabdian, tujuan, metode, hasil dan manfaat dari pengabdian yang dilakukan, maksimal 200 kata ditulis dalam 1 paragraf. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris (ketik miring) dan bahasa Indonesia. Abstrak dalam bahasa Indonesia diawali judul (tebal).
Paragraf kedua berisi kata kunci maksimal 4 diketik dengan dipisah menggunakan koma.
Pendahuluan [tebal]
Pendahuluan mencakup latar belakang atas isu atau permasalahan serta urgensi dan rasionalisasi pengabdian masyarakat. Tujuan kegiatan dan rencana pemecahan masalah disajikan dalam bagian ini.
Tinjauan pustaka yang relevan dapat dimasukkan dalam bagian ini.
Metode Pelaksanaan
Bagian ini menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, meliputi alat dan bahan waktu pelaksanaan, cara pelaksanaan dan evaluasi.
Hasil dan Pembahasan
Bagian ini menyajikan hasil pengabdian. Hasil dapat dilengkapi dengan tabel, grafik (gambar), dan/atau bagan. Bagian pembahasan menginterpretasikan hasil kegiatan dengan mengaitkan dengan sumber rujukan yang relevan.
Simpulan
Berisi ringkasan hasil pembahasan.
Daftar Pustaka
Penulisan sitasi dan pustaka mengikuti sistem APA Style.
Pendahuluan [12 pt]
Jarak 2 spasi Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx. Xxxx xxxx xxxxx. Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx. Xxxx xxxx xxxxx [12 pt].
Jarak 2 spasi Metode
Jarak 2 spasi Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx.
Jarak 2 spasi Hasil dan Pembahasan
Jarak 2 spasi Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx.
Jarak 2 spasi Tabel 1 Xxxxxx Xxxxx Xxxx
Jarak 2 spasi Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx
Template naskah
Xxxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxx Xxxxxxx [14 pt]
Jarak 2 spasi
Xxxx Xxxx Xxxx1), Xxxx Xxxx Xxxx2)dst. [12 pt]
1Universitas Xxxx , Jl. Xxxx Xxxx. Email: [email protected] [11 pt]
Jarak 2 spasi Abstract [12 pt]
Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx. Xxxx xxxx xxxxx [11 pt].
Jarak 2 spasi Keywords: xxxxx, xxxxxxx, xxxx [11 pt].
Jarak 2 spasi Abstrak
Xxxxxxxx Xxxxxx Xxxxxx Xxxxx Xxxxxxx. Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx. Xxxx xxxx xxxxx [11 pt]
Jarak 2 spasi Kata kunci: xxxxx, xxxxxxx, xxxx [11 pt].
Gambar 1 Xxxxxx Xxxxx Xxxx
Jarak 2 spasi Simpulan
Jarak 2 spasi Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx.
.
Jarak 2 spasi Referensi
Jarak 2 spasi Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx.
Xxxxxxxx xxxxx xxxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx xxxxx xxxx xxx xxx xxxx xxx xxxx xxxx xxx xxx xxx xxx.
Jarak 2 spasi
Penulisan Referensi
Buku
Gore, A.(2006). An inconvenient truth: The planetary emergency of global warmingand what we can do about it. Dunedin, New Zealand: Otago University Press.
Penulisan dalam teks: (Gore, 2006)
Michaels, P. J., & Balling, R. C., Jr. (2000). The satanic gases: Clearing the air aboutglobal warming.
Washington, DC: Cato Institute. Penulisan dalam teks: (Michaels & Balling, 2000)
Galley. K. E. (Ed.). (2004). Global climate change and wildlife in North America.Bethesda, MD: Wildlife Society.
Penulisan dalam teks: (Galley, 2004) Buku tanpa penulis
Environmental resource handbook. (2001). Millerton, NY: Grey House.
Penulisan dalam teks: (Environmental Resource Handbook, 2001) Satu penulis (bab buku)
Easton, B. (2008). Does poverty affect health? In K. Dew & A. Matheson (Eds.), Understanding health inequalities in Aotearoa New Zealand (pp. 97–106). Dunedin, New Zealand: Otago University Press.
Satu penulis, beberapa karya diterbitkan pada tahun yang sama
Rush, E., McLennan, S., Obolonkin, V., Cooper, R., & Hamlin, M. (2015a). Beyond the randomised controlled trial and BMI--evaluation of effectiveness of through-school nutrition and physical activity programmes. Public Health Nutrition, 18(9), 1578–1581. https://doi.org/10.1017/S1368980014003322
Rush, E. C., Obolonkin, V., Battin, M., Wouldes, T., & Rowan, J. (2015b). Body composition in offspring of New Zealand women: Ethnic and gender differences at age 1–3 years in 2005–2009. Annals Of Human Biology, 42(5), 492–497.
Dua penulis (artikel jurnal dengan doi)
Li, S., & Seale, C. (2007). Learning to do qualitative data analysis: An observational study of doctoral work.
Qualitative Health Research, 17(10), 1442-1452. https://doi.org/10.1177/1049732307306924 Tiga penulis
Barnard, R., de Luca, R., & Li, J. (2015). First-year undergraduate students’ perceptions of lecturer and peer feedback: A New Zealand action research project. Studies In Higher Education, 40(5), 933–944.
https://doi.org/10.1080/03075079.2014.881343 Gunakan "&" sebelum penulis terakhir.
Empat hingga tujuh penulis
Szcz Ę Sna, A., Nowak, A., Grabiec, P., Paszkuta, M., Tajstra, M., & Wojciechowska, M. (2017). Survey of wearable multi-modal vital parameters measurement systems. Advances in Intelligent Systems and Computing, 526.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-47154-9_37 Daftar semua penulis dalam entri referensi Lebih dari tujuh penulis
Kasabov, N., Scott, N. M., Tu, E., Marks, S., Sengupta, N., Capecci, E., . . . Yang, J. (2016). Evolving spatio- temporal data machines based on the NeuCube neuromorphic framework: Design methodology and selected applications. Neural Networks, 78, 1-14. https://doi.org/10.1016/j.neunet.2015.09.011
6 penulis pertama ... penulis terakhir. dan ikuti tanggal dan informasi lainnya