PERIZINAN BERUSAHA
MELALUI OSS RBA
Apa itu OSS RBA?
● Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) yang diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (Risk Base Analysis).
● Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah Perizinan Berusaha berdasarkan tingkat Risiko kegiatan usaha.
● OSS RBA merupakan salah satu amanah dari Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja guna menumbuhkan iklim kemudahan dalam berusaha.
Dasar Hukum Implementasi OSS RBA
● Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
● Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
● Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
● Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2021 tentang
● Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah
● Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,
Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
● Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2021 tentang Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi secara
Elektronik
● Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Fasilitas Penanaman Modal
● Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Meliputi Sektor-Sektor sebagai berikut :
1. kelautan dan perikanan;
2. pertanian;
3. lingkungan hidup dan kehutanan;
4. energi dan sumber daya mineral;
5. ketenaganukliran;
6. perindustrian;
7. perdagangan;
8. pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
9. transportasi;
10. kesehatan, obat, dan makanan;
11. pendidikan dan kebudayaan;
12. pariwisata;
13. keagamaan;
14. pos, telekomunikasi, penyiaran, dan sistem dantransaksi elektronik;
15. pertahanan dan keamanan; dan
16. ketenagakerjaan.
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko pada masing-masing sektor diatur pada PP Nomor 5 tahun 2021, meliputi :
kode KBLI/KBLI terkait, judul KBLI, ruang lingkup kegiatan, parameter Risiko, tingkat Risiko, Perizinan Berusaha, jangka waktu, masa berlaku, dan kewenangan perizinan berusaha
Persyaratan dan/atau kewajiban Perizinan
pedoman Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Standar kegiatan usaha dan/atau standar produk
Pengaturan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko menurut PP Nomor 5 tahun 2021, Pasal 7 :
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dilakukan
berdasarkan penetapan tingkat Risiko dan peringkat skala kegiatan usaha meliputi UMK-M dan/atau usaha besar.
Penetapan tingkat Risiko dilakukan berdasarkan hasil analisis Risiko.
Analisis Risiko wajib dilakukan secara transparan, akuntabel, dan mengedepankan prinsip kehati-hatian berdasarkan data dan/ atau penilaian profesional.
Tingkat Risiko menentukan jenis Perizinan Berusaha.
Analisis Risiko
Dilakukan oleh Pemerintah Pusat melalui:
penetapan tingkat Risiko dan peringkat skala usaha
penetapan jenis Perizinan Berusaha pengidentifikasian
kegiatan usaha penilaian tingkat bahaya penilaian potensi terjadinya bahaya
1 2 3
4 5
Penilaian Tingkat Bahaya
Penilaian tingkat bahaya didasarkan pada:
pemanfaatan dan pengelolaan sumber
daya
aspek risiko lainnya didasarkan pada
kegiatan usaha
kesehatan keselamatan lingkungan
1 2 3
4 5
KLASIFIKASI JENIS RESIKO DAN JENIS PERIZINAN BERUSAHANYA
Risiko RENDAH Nomor Induk Berusaha
(NIB)
Risiko Menengah Rendah
Risiko Menengah Tinggi NIB + Sertifikat Standar
Risiko Tinggi NIB + IZIN*
*Bisa ditambah sertifikat
standar sesuai kegiatan
usaha
NIB, Sertifikat Standar, Izin
Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha untuk melakukan kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaan kegiatan usahanya
Sertifikat Standar adalah pernyataan dan/atau buktipemenuhan standar pelaksanaan kegiatan usaha
lzin adalah persetujuan Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum
melaksanakan kegiatan usahanya
Persyaratan dasar Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
1. Kesesuaian kegiatan
pemanfaatan ruang 2. Persetujuan Lingkungan
3. PBG dan SLF
Pada Perizinan Berusaha yang Berisiko Rendah dan Menengah Rendah, Persyaratan Dasar berupa kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dan persetujuan lingkungan berupa Self Declare (Pernyataan Mandiri); sehingga perizinan berusahanya (NIB/Sertifikat Standar) terbit secara otomatis setelah Pelaku Usaha mengisi data dan membuat Pernyataan Mandiri tersebut.
Pemenuhan persyaratan dan kewajiban sebagaimana tercantum dalam NIB dan Sertifikat Standar, akan dicek saat adanya Pengawasan dari DPMPT beserta OPD teknis terkait.
Ketentuan Penerbitan Perizinan Berusaha
melalui OSS RBA
Pada Perizinan Berusaha yang Berisiko Menengah Tinggi dan Risiko Tinggi, Sertifikasi Standar dan Izin diterbitkan oleh OSS untuk digunakan Pelaku Usaha mempersiapkan kegiatan usaha, namun belum bisa digunakan untuk operasional.
Setelah Persyaratan Dasar dan Persyaratan Teknis terverifikasi oleh OPD Teknis, kemudian mendapatkan Validasi dari DPMPT melalui sistem OSS, Sertifikasi Standar dan Izin tersebut kemudian berstatus TERVERIFIKASI yang berarti dapat digunakan untuk Operasional Kegiatan Berusaha.
Ketentuan Penerbitan Perizinan Berusaha
melalui OSS RBA
Kewajiban Pelaku Usaha
1. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
2. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
3. menyampaikan LKPM;
4. menghormati tradisi budaya
masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha Penanaman Modal
5. meningkatkan kompetensi tenaga kerja warga negara Indonesia melalui pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Kewajiban Pelaku Usaha
6. menyelenggarakan pelatihan dan
melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja asing;
7. mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup bagi perusahaan yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan, yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan.
PENGAWASAN
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
Pengawasan adalah upaya untuk memastikan pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan standar pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan melalui pendekatan berbasis Risiko dan kewajiban yang harus dipenuhi Pelaku Usaha.
Pelaksanaan Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dikoordinasikan oleh DPMPTSP kabupaten/kota atas pelaksanaan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Jika hasil Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko menunjukkan adanya
ketidaksesuaian/ketidakpatuhan Pelaku Usaha atas ketentuan peraturan perundang-undangan, maka akan ditindaklanjuti dengan memberikan rekomendasi berupa :
a.
Pembinaan;
b.
Perbaikan; dan/atau
c.
Penerapan sanksi.
I.
Pengawasan Rutin
a.
Laporan Pelaku usaha, misalnya LKPM;
b.
Inspeksi lapangan.
II.
Pengawasan Insidental
a.
Adanya pengaduan masyarakat;
b.
Adanya pengaduan dan/atau kebutuhan dari pelaku usaha;
c.
Adanya indikasi pelaku usaha tidak mematuhi peraturan perundang-undangan;
d.
Kebutuhan yang sangat mendesak berupa terjadinya pencemaran lingkungan dan/atau halhal lain yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat dan/atau
mengganggu perekonomian nasional maupun perekonomian daerah.
Jenis Pengawasan Perizinan Berusaha
1.
Peringatan tertulis;
2.
Penghentian Sementara Kegiatan Usaha;
3.
Pencabutan Perizinan Berusaha;
atau
4.
Pencabutan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha.
Pemberian Sanksi Administratif bagi Pelaku usaha
yang tidak melaksanakan kewajibannya atau tidak
memenuhi persyaratan perizinan berusaha
Pengaduan Perizinan Berusaha Melalui OSS RBA
Masyarakat dan Pelaku Usaha dapat melakukan pengaduan terhadap:
a. Pelaku Usaha;
b. Lembaga OSS, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, administrator KEK, dan badan pengusahaan KPBPB;
c. Aparatur sipil negara dan/atau d. Profesi ahli yang bersertifikat atau
terakreditasi.
Laporan pengaduan disampaikan secara daring
menggunakan Hak Akses Sistem OSS disertai dengan bukti/dokumen pendukung.
Sistem OSS akan memberikan notifikasi laporan pengaduan kepada :
1. Lembaga OSS, kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kab/Kota, administrator KEK, dan badan pengusahaan KPBPB;
2. Pelaku usaha.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Storyset
MATURNUWUN
Jika ada pertanyaan, silahkan hubungi kami di : Email : dpmpt@bantulkab.go.id
Website : http://dpmpt.bantulkab.go.id Instagram : @dpmpt.bantul
Facebook : dpmpt.bantul WhatsApp : 08112503088 Telpon : (0274) 367867
Leny Yuliani, SS., M.AP.
Bantul, 25 Agustus 2021