SISTEM PENGUKURAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PELAYANAN PUSKESMAS MENGGUNAKAN METODE
DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
SKRIPSI
SUTAN GUMALA FARHAN HUTAGAOL
161401114
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SISTEM PENGUKURAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PELAYANAN PUSKESMAS MENGGUNAKAN METODE
DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer
SUTAN GUMALA FARHAN HUTAGAOL
161401114
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : SISTEM PENGUKURAN EFISIENSI DAN
EFEKTIVITAS PELAYANAN PUSKESMAS
MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
Kategori : SKRIPSI
Nama : SUTAN GUMALA FARHAN HUTAGAOL
Nomor Induk Mahasiswa : 161401114
Program Studi : SARJANA (S1) ILMU KOMPUTER
Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Dr. Maya Silvi Lydia, M.sc Dr. Poltak Sihombing, M.Kom.
NIP. 197401272002122001 NIP. 196203171991031001
Diketahui/disetujui oleh
Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,
Dr.Amalia, S.T., M.T NIP. 197812212014042001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
SISTEM PENGUKURAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PELAYANAN PUSKESMAS MENGGUNAKAN METODE DATA
ENVELOPMENT ANALYSIS SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.
Medan, Desember 2021
Sutan Gumala Farhan Hutagaol 161401114
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGHARGAAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kemudahan dan jalan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Pelayanan Puskesmas Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis”.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Studi S-1 Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya hingga skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik.
Dengan segala hormat dan kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Maya Silvi Lydia B.Sc., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kritik, saran, dan motivasi kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini..
3. Ibu Dr. Amalia, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara dan Dosen Penguji I yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat membangun kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan, dukungan, motivasi, saran dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Sri Melvani Hardi, S.Kom, M.Kom selaku Dosen Penguji II yang selalu memberikan bimbingan, dukungan, motivasi, saran dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar di Progam Studi S-1 Ilmu Komputer
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama saya mengikuti pendidikan di S-1 Ilmu Komputer.
7. Orangtua penulis yaitu Ayahanda Parlin Hutagaol, dan Ibunda Dewi Susanti, yang telah memberikan dukungan, doa, semangat, motivasi, dan nasihat selama saya menjalani masa perkuliahan dari awal masuk hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Adik kandung saya Genaldi Raja Fauzan Hutagaol dan Baginda Haykal Farras Hutagaol yang telah memberikan dukungan, doa, semangat dan motivasi selama saya menjalani masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9. Bapak Dr. H. Edwin Effendi, M.Sc ( Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan) yang telah memberi saya izin dalam memperoleh data dan informasi pada Puskesmas Helvetia, Darussalam, Bestari, Rantang, Medan Sunggal yang saya butuhkan untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi saya.
10. Teman dan sahabat baik saya di perkuliahan Caprio, Maulana, Habib dan Randy yang telah memberikan dukungan, semangat, informasi, pengetahuan dan juga canda tawa selama saya kuliah hingga penulisan skripsi saya dapat selesai dengan baik.
11. Seluruh teman-teman Stambuk 2016 terkhusus KOM C yang telah memberikan dukungan dan kenangan selama perkuliahan.
12. Kakak dan abang senior yang telah mengajarkan saya mengenai pendidikan dan kehidupan di lingkungan kampus S1 Ilmu Komputer USU.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Banyak Puskesmas yang tidak mengetahui dan memahami efisiensi dan efektivitas dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga kualitas pelayanan kesehatan suatu puskesmas tidak tercapai. Oleh sebab itu diperlukan sebuah pendekatan yang dapat mengukur efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan. Efisiensi merupakan parameter kinerja yang menggambarkan kinerja secara keseluruhan yang merupakan perbandingan antara output dan input. Pada kondisi ideal di mana efisiensi bernilai 100 % sangat sulit untuk dicapai, sehingga dilakukan pengukuran efisiensi relatif menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil pengujian menggunakan tools LINDO dimana Puskesmas Helvetia, Rantang, Darussalam selalu mendapat nilai Efisiensi Relatif sebesar 1, sedangkan Puskesmas Darussalam dan Sunggal nilai Efisiensi Relatifnya dibawah 1.
Dilihat dari Super Efisiensi rata-rata diperoleh DMU yang paling efisien adalah Puskesmas Bestari, Rantang, Darussalam, sunggal dan yang terakhir adalah Helvetia. Sedangkan hasil model DEA-CCR Dual sama dengan model Primal yaitu untuk Puskesmas Helvetia, Rantang dan Bestari sepanjang periode Januari sampai dengan bulan Maret selalu mendapat nilai Efisiensi Relatif sebesar 1, sedangkan Puskesmas Darussalam, Bestari bulan Mei dan Sunggal nilai Efisiensi Relatifnya dibawah 1. Nilai rata-rata Efisiensi pada 5 Puskesmas pada bulan Januari sampai Maret adalah sebesar 90 %.
Kata Kunci: Efisiensi, Efektifitas, Layanan Kesehatan, Metode Data Envelopment Analysis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEASUREMENT EFFICIENCY AND EFFECTIVENESS VALUE USING THE METHOD DATA ENVELOPMENT ANALYSIS
ABSTRACT
Many Puskesmas do not know understand the efficiency and effectiveness of the services provided to the community, so that the quality of health services at a puskesmas is not achieved. Therefore we need an approach that can measure the efficiency and effectiveness of health services. Efficiency is a performance parameter that describes the overall performance which is a comparison between output and input. In ideal conditions where efficiency is worth 100% it is very difficult to achieve, so the relative efficiency measurement is carried out using the Data Envelopment Analysis (DEA) method. The results of the test using the LINDO tools where the Helvetia, Rantang, Darussalam Health Centers always get a Relative Efficiency value of 1, while the Darussalam and Sunggal Health Centers the Relative Efficiency value is below 1. Judging from the Super Efficiency the average DMU obtained the most efficient is the Bestari Health Center, Rantang, Darussalam , singular and the last one is Helvetia. While the results of the Dual DEA-CCR model are the same as the Primal model, namely for Helvetia, Rantang and Bestari Health Centers throughout the period from January to March they always get a Relative Efficiency value of 1, while for Puskesmas Darussalam, Bestari in May and Sunggal the Relative Efficiency value is below 1. the average efficiency at 5 Puskesmas from January to March is 90%.
Keywords: Efficiency, Effectiveness, Health Services, Data Envelopment Analysis Method
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ... ii
PERNYATAAN ... iiii
PENGHARGAAN ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
1.6 Metodologi Penelitian ... 4
1.7 Sistematika Penulisan ... 5
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pelayanan Puskesmas ... 7
2.1.1 Keadaan Puskesmas ... 7
2.1.2 Sumber Daya Manusia... 8
2.2 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems) ... 9
2.2.1 Konsep Dasar Decision Support Systems ... 9
2.2.2 Aplikasi Decision Support Systems (DSS) ... 11
2.3 Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas ... 12
2.3.1 Pengertian Efisiensi ... 12
2.3.2 Mengukur Kinerja Efisiensi... 13
2.3.3 Pengertian Efektifitas ... 14
2.3.4 Tujuan Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas ... 15
2.3.5 Kriteria Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas ... 15
2.3.6 Aspek-Aspek Sistem pengukuran Efisiensi dan Efektivitas ... 16
2.4 Faktor – Faktor Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas ... 17
2.5 Data Envelopment Analysis (DEA) ... 18
2.5.1 Konsep Data Envelopment Analysis (DEA) ... 19
2.5.2 Keunggulan dan Kelemahan DEA ... 21
2.6 Penelitian Relevan ... 21
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Sistem ... 25
3.1.1 Analisis Masalah ... 25
3.1.2 Diagram Penelitian ... 25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.4 Analisis Data ... 29
3.1.5 Model DEA-CCR Primal ... 33
3.1.6 Model DEA-CCRDual ... 42
3.1.7 Model DEA-CCR Super Efisiensi ... 52
3.1.8 PerhitunganNilaiEfektifitas ... 60
3.2 Perancangan ... 60
3.2.1 Rancangan Hasil Pengolahan Model DEA-CCR ... 60
3.2.2 RancanganHasilPengolahanNilaiEfektifitas ... 61
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem ... 62
4.1.1 Data Yang Digunakan ... 62
4.2 Pengujian ... 63
4.2.1 Model DEA-CCR Primal ... 63
4.2.2 Model DEA-CCR Dual ... 67
4.2.3 Pengukuran Efektifitas ... 79
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 82
5.2 Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian ... 26
Gambar 3.2 Flowchart Algoritma DEA ... 27
Gambar 4.1 Tampilan LINDO 6.1 ... 61
Gambar 4.2 Tampilan Persamaan untuk bulan Januari 2020 ... 63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Data Input Januari 2020 ... 29
Tabel 3. 2 Data Input Februari 2020 ... 30
Tabel 3. 3 Data Input Maret 2020 ... 30
Tabel 3. 4 Data Output Januari 2020 ... 31
Tabel 3. 5 Data Output Februari 2020 ... 31
Tabel 3. 6 Data Output Maret 2020 ... 31
Tabel 3. 7 Data Input Output Januari 2020 ... 32
Tabel 3. 8 Data Input Output Februari 2020 ... 32
Tabel 3. 9 Data Input Output Maret 2020 ... 32
Tabel 3. 10 Data Angket Januari 2020 ... 60
Tabel 3. 11 Hasil Perhitungan DEA-CCR Primal... 61
Tabel 3. 12 Hasil Perhitungan DEA-CCR Super Efisiensi ... 61
Tabel 3. 13 Data Angket Bulan Januari-Maret ... 61
Tabel 4. 1 Data Input Output Januari 2020 ... 63
Tabel 4. 2 Data Input Output Februari 2020 ... 65
Tabel 4. 3 Data Input Output Maret 2020 ... 65
Tabel 4. 4 Hasil Perhitungan DEA-CCR Primal... 65
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan DEA-CCR Super Efisiensi ... 66
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan DEA-CCR Super Efisiensi Rata-rata ... 66
Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan DEA-CCR Dual ... 79
Tabel 4. 8 Data Angket Januari 2020 ... 79
Tabel 4. 9 Data Angket Februari 2020 ... 80
Tabel 4. 10 Data Angket Maret 2020 ... 80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Listing Program ... A - 1 Lampiran 2 Curriculum Vitae ... B - 1 Lampiran 3 Persetujuan Penelitian ... C - 1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemberdayaan institusi pemerintah dalam peningkatan kesehatan manusia punya tujuan untuk memberi kesempatan bagi penduduk untuk mendapatkan derajat kesehatan yang optimal antara lain dengan membangun pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Agar diperoleh peningkatan nilai kesehatan penduduk banyak perihal yang wajib dilakukan antara lain dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan terpadu. Layanan kesehatan berarti adalah upaya yang terus menerus diselenggarakan sendiri atau secara berbarengan pada sebuah organisasi untuk mejaga dan menambah tingkat kesehatan perorangan, keluarga, group dan ataupun penduduk (Kementerian Kesehatan Rl Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, 2016).
Untuk menggapai obyek pembangunan kesehatan berikut diselenggarakan bermacam upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. (Depkes, 2004). Salah satu fungsi Puskesmas adalah sebagai pelayanan kesehatan strata pertama, perihal ini bermakna Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan yang miliki peranan lumayan besar di bidang kesehatan karena sanggup menjadi ujung tombak dalam pembangunan kesehatan. Puskesmas adalah pelopor atau ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, maka keberadaan Puskesmas di tengah masyarakat sangat dibutuhkan yang diberi tugas pokok oleh Pemerintah Daerah dimana Puskesmas diminta untuk dapat menyajikan layanan terbaik dari segi manajemen, sumber daya, sarana dan prasarana sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar operasional prosedur dan memberikan kepuasan kepada pengguna jasanya.
Banyak Puskesmas yang tidak mengetahui dan memahami efisiensi dan efektivitas dari pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga kualitas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pelayanan kesehatan suatu puskesmas tidak tercapai. Oleh sebab itu diperlukan sebuah pendekatan yang dapat mengukur efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan. Tingkat kepuasan pasien atas layanan kesehatan yang diterima adalah suatu nilai perasaan baik untuk pasien yang timbul sebagai akibat berasal dari kinerja layanan yang diperolehnya sesudah membandingkannya bersama apa yang diharapkannya, di mana salah satu atribut mutu pelayanan adalah kemudahan meraih pelayanan yang tentang bersama kejelasan dan kemudahan petugas yang melayani, tanggung jawab yang tentang bersama penerimaan pelayanan dan penanganan keluhan pelanggan, kesopanan dan keramahan dalam pelayanan khususnya jalinan langsung, kenyamanan dalam meraih pelayanan yang tentang bersama lokasi, ruang daerah pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaan informasi dan lain-lain dan juga atribut pendukung pelayanan lainnya yang tentang bersama lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, layanan musik dan lain-lain (Pohan, 2015).
Data Envelopment Analysis (DEA) adalah merupakan pemrograman linier yang berkerja pada tingkat kinerja yaitu suatu nilai efektif berasal dari suatu organisasi gunakan Decision Making Unit (DMU). Sumber energi pada kebanyakan adlah bersifat institusi pendidikan baik sekolah maupun pendidikan tinggi, bank, apotek, rumah sakit dan sebagainya. Program DEA terhitung bisa dipakai dalam sadar tingkat efisiensi suatu DMU digunakan bersama pemanfaatan sumber yang ada untuk membuahkan produk yang punya nilai maksimum. Program ini merupakan sebuah metode optimasi programming matematika yang bisa mengukur efisiensi sebuah DMU dan membandingkannya bersama DMU yang lain di mana tehnik analisisnya dirancang untuk mengukur efisiensi relatif suatu DMU dalam kondisi banyak masukan maupun keluaran. Nilai efisiensi relatif DMU merupakan nilai efisiensi suatu DMU yang dibanding bersama yang lain di mana informasi yang digunakan berjenis yang sama. Program ini memformulasikan DMU sebagai program linear fraksional untuk mencari solusi. Apabila jenis tersebut ditransformasikan ke dalam program linear bersama nilai bobot berasal dari input dan output (Sa’diyah, 2016).
DEA terhitung dipakai dalam mengatasi kekurangan metode anggapan rasio dan regresi berganda yang cuma bisa menyajikan Info bahwa Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) yang tertentu yang mempunyai kebolehan mengkonversi satu jenis input ke satu jenis output tertentu di mana keistimewaan metode DEA adalah bisa melayani pengukuran efisiensi secara relatif sebagian UKE pada jenis yang sama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bersama Mengenakan banyak variabel input dan output. Pada metode ini tidak dibutuhkan pencarian anggapan bentuk kegunaan jalinan antara variabel input dan output berasal dari UKE sejenis yang bakal diukur efisiensinya. UKE bisa dibandingkan secara segera bersama sesamanya dan segi input dan output bisa punya satuan pengukuran yang tidak sama tanpa wajib melakukan perubahan satuan berasal dari ke dua variabel tersebut.
Dengan lihat latar belakang masalah diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian sistem pendukung keputusan yang bisa mengukur efisiensi dan efektivitas pelayanan Puskesmas dengan judul Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Pelayanan Puskesmas Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas pada pelayanan kesehatan di 5 Puskesmas dimana informasi ini sangat dibutuhkan oleh pengambil keputusan pada Dinas Kesehatan Kota Medan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem yang dirancang hanya digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas layanan Puskesmas pada wilayah Kota Medan yaitu Puskesmas Helvetia, Rantang, Darussalam, Bestari dan Medan Sunggal.
2. Variabel yang digunakan antara lain jumlah tenaga medis serta jumlah kunjungan poli umum.
3. Metode yang dibahas tidak dibandingkan dengan metode lainnya.
4. Data yang dilakukan penelitian ini diperoleh dari pusat data pada Dinas Kesehatan Kota Medan.
5. Aplikasi ini dikembangkan berbasis desktop (console) menggunakan tools LINDO 6.1.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini yang akan dicapai sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas pelayanan Puskesmas pada wilayah Kota Medan yaitu Puskesmas Helvetia, Rantang, Darussalam, Bestari dan Medan Sunggal.
2. Membantu masyarakat dalam menemukan Puskesmas yang dapat memberi layanan yang lebih baik.
3. Untuk mengembangkan suatu Sistem Pengukur Efisiensi dan Efektivitas Pelayanan Puskesmas dengan Metode Data Envelopment Analysis.
4. Untuk meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan pelayanan Puskesmas di kota Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat membantu pemerintah dalam menentukan pelayanan Puskesmas yang efisiensi dan efektivitas secara akurat.
2. Untuk menyediakan aplikasi Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas dalam bidang Pelayanan di Puskesmas.
3. Dapat menambah literatur penerapan Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas dalam bidang Pelayanan pada Puskesmas.
1.6 Metodologi Penelitian
Sedangkan metodologi penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kepustakaan (Library Research)
Pada penelitian kepustakaan ini dilakukan penulis dalam mencari referensi metode yang dipakai pada skripsi berupa buku-buku, internet dan juga jurnal nasional dan internasional.
2. Tahap Analisis (Inception)
Tahap ini dilakukan pemaparan hal-hal apa saja pada lingkup sistem secara detil serta penilaian kinerja sebuah Puskesmas dalam melayani pasien, representasi pengetahuan, serta teknik inferensi dalam mengambil keputusan, sehingga dapat diformulasikan dengan baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Tahap Perancangan
Tahap ini dilakukan desain sistem untuk melakukan penilaian efisiensi dan efektifitas sebuah Puskesmas menggunakan kode program berbasis dekstop.
4. Tahap pengujian (Construction)
Setelah tahap pengkodean, maka dilakukan uji aplikasi program mencari tahu apakah program dapat berjalan dengan benar baik atau selaras dengan perancangan dengan memproses beberapa data contoh.
5. Implementasi
Tahap ini dilakukan penggunaan sistem yang telah dirancang pada data yang sebenarnya.
6. Dokumentasi
Tahap ini dilakukan pendokumentasian proses pembuatan sistem mulai dari tahap awal sampai pengujian sistem untuk kemudian disusun dalam format penulisan penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan hal-hal yang merupakan latar belakang masalah, pembuatan rumusan masalah, pembatasan masalah yang ada, pembuatan tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi penelitian yang dilakuan serta sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Berisi dasar teori dari sistem pengambilan keputusan, penilaian kinerja Puskesmas serta metode Data Envelopment Analysis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN
Dari Bab ini berisikan analisis terhadap pengukuran efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan pada Puskesmas, serta pemodelan sistem yang akan dirancang.
BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Berisi bentuk jadi dari sistem yang telah dibangun merupa tampilan- tampilan serta hasil pengujian terhadap data.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi pemaparan hasil kesimpulan dari hasil pengujian yang telah dilakukan serta saran-saran untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pelayanan Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu, sedangkan menurut Kementerian Kesehatan RI 2014 dalam Permenkes nomor 75 Thaun 2014 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Shofia et al., 2020).
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
2.1.1 Keadaan Puskesmas
Puskesmas dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas yang bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan.
Perawat memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).
2.1.2 Sumber Daya Manusia
Seorang personal manusia adalah komponen yang sangat utama dalam organisasi yang menggerakan kegiatan dalam pencapaian tujuan orgnisasi.
Kesuksesan organisasi tidak lepas dari mutu personal yang bekerja. Personal sebagai sumber daya manusia mampu bekerja secara maksimal dan baik jika manajemen organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi dan bidang keunggulan masing-masing personal. Biasanya, pengembangan personal berorentasi kompetensi akan menaikkan produktivitas karyawan sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berdampak pada kepuasan pelanggan sehingga organisasi akan diuntungkan. Sumber Daya Manusia (SDM) dapat didefinisikan sebagai semua personal manusia yang terlibat didalam kegiatan organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Nawawi membagi pengertian SDM menjadi dua, yaitu pengertian secara makro dan mikro.
Secara makro pengertian SDM adalah semua manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan. Pengertian SDM dalam arti mikro secara sederhana adalah personal sebagai manusia yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut buruh, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain (Warsono, 2018).
Sumber daya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah personal manusianya yang memberikan tenaga, pikiran, bakat, kreativitas dan semangat kepada pimpinan organisasinya. Oleh karena itu kesulitan sumberdaya manusia merupakan salah satu permasalahan dalam sebuah organisasi dimana konsekuensi dari hal tersebut adalah ketersedianya SDM yang mempunyai kapasitas sebagai perencana dan pelaksana program kegiatan. Kapasitas ini ditentukan oleh kapabilitas, kompetensi dan produktivitas kerja. Kapabilitas sumber daya manusia yang berorientasi pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) yang akan menentukan berhasilnya seseorang menyeiesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya secara optimal.
Masalah SDM ini masih menjadi fokus dan tumpuan harapan bagi organisasi atau perusahaan agar tetap dapat bertahan dalam kompetenis dunia bisnis yang semakin ketat karenaa SDM berperan penting dalam setiap kegiatan organisasi atau perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber manusia yang handal maka kegiatan perusahaan tidak akan tercapai dengan baik.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems)
DSS merupakan sebuah proses informasi yang berbasis komputer dan termasuk berbasis ilmu manajemen yang digunakan didalam menyajikan keputusannya. Sistem DSS mampu termasuk dikatakan sebagai proses komputer yang memproduksi data menjadi informasi untuk menyita ketetapan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. DSS daapat dideskripsikan sebagai proses yang berkemampuan mendukung kesimpulan ad hoc data dan pemodelan keputusan, berorientasi pada keputusan, orientasi rencana masa depan dan juga mampu dipakai pada saat-saat yang tidak biasa.
Adapun tahapan DSS adalah mengartikan masalah, pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan, pengolahan data menjadi informasi baik didalam bentuk laporan grafik maupun postingan pilih alternatif-alternatif solusi yang umumnya didalam persentase. Sedangkan objek dari DSS adalah mendukung selesaikan masalah semi-terstruktur, mendukung manajerial didalam menyita ketetapan suatu masalah dan juga tingkatkan efektivitas dan bukan efisiensi pengambilan ketetapan (Novian, 2017).
2.2.1 Konsep Dasar Decision Support Systems
Scott Morton pada awal tahun 1970-an pertama sekali mengartikulasikan rancangan penting DSS dimana beliau mendefinisikan proses pendukung ketetapan sebagai “sistem berbasis personal computer interaktif, yang membantu para pengambil ketetapan untuk menggunakan informasi dan beragam style untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur”. Definisi klasik lainnya yaitu “Sistem pendukung keputusan memadukan sumber daya intelektual dari individu bersama dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kekuatan personal untuk meningkatkan mutu keputusan (Novian, 2017). Adapun obyek utama dari DSS adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah pengambil keputusan untuk kasus semi terstruktur.
2. Memberikan informasi pertimbangan ketetaapan bagi manajer yang bukan sebagai pengganti fungsi manajer.
3. Menaikkan nilai efektivitas dan efisiensi setiap keputusan manajer.
4. Para pengambil ketetapan lebih leluasa dalam lakukan banyak proses perhitungan dengan cepat.
5. Peningkatan nilai produktivitas pada group pengambil keputusan terutama kepada manajer dan juga menghidarkan biaya mahal dimana pendukung terkomputerisasi mampu mengurangi ukuran group dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang berbeda-beda.
6. Peningkatan nilai produktivitas staf pendukung didalam menganalisis keuangan dan hukum bersama dengan gunakan peralatan optimalisasi yang memilih cara terbaik untuk menggerakkan sebuah bisnis.
7. Dukungan mutu yang baik bersama dengan pemberian insentif yang mampu meningkatkan mutu ketetapan yang dibuat dimana jadi banyak information yang diakses jadi banyak terhitung alternatif yang mampu dievaluasi.
8. Analisis risiko mampu dilaksanakan secara bersama-sama dengan cepat dan pandangan dari para pakar dimana sebagian dari mereka berada dilokasi yang jauh dan mampu dikumpulkan bersama dengan cepat dan bersama dengan ongkos yang lebih rendah. Keahlian bahkan mampu diambil alih segera dari sebuah proses melalui metode kecerdasan tiruan.
9. Dengan aplikasi komputer, para pengambil ketetapan mampu lakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak skenario yang memungkinkan dan menilai beragam efek secara cepat dan ekonomis.
10. Berdaya saing tinggi dimana manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan terhadapap tekanan kompetisi yang disebabkan beban pengambil ketetapan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada biaya operasi, tetapi terhitung pada kualitas, kecepatan, kustomisasi produk dan pemberian pelanggan.
11. Organisasi perlu mampu secara sering dan cepat membuat perubahan mode operasi, merekayasa lagi proses dan struktur, memberdayakan karyawan, dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
juga berinovasi. Teknologi pengambilan ketetapan mampu menciptakan pemberdayaan signifikan bersama dengan cara memperbolehkan seseorang untuk sebabkan ketetapan yang baik secara cepat, bahkan kalau mereka punyai pengetahuan yang kurang.
12. Digunakan didalam menangani keterbatasan kognitifasi didalam pemrosesan dan penyimpanan dimana otak manusia punyai kekuatan yang terbatas untuk produksi dan menaruh informasi dimana orang-orang kadang susah mengingat dan gunakan sebuah informasi bersama dengan cara yang bebas dari kesalahan.
2.2.2 Aplikasi Decision Support Systems (DSS)
Bantu aplikasi DSS terdiri dari subsistem antara lain ( Igon, 2016):
1. Subsistem manajemen data
Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Data Base Management System (DBMS) dimana subsistem ini dapat diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan.
2. Subsistem manajemen model
Subsistem ini merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat dimana program pemodelan dalam membangun dikustom dapat dimasukkan.
Perangkat lunak itu sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS) dimana komponen tersebut dapat dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model.
3. Subsistem antarmuka pengguna
Subsistem ini memungkinkan pengguna dapat berkomunikasi dengan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tersebut dimana pengguna ini adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari sistem pendukung keputusan berasal dari interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan
Subsistem ini mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional. Selain memberikan inteligensi untuk memperbesar pengetahuan sipengambil keputusan, subsistem tersebut bisa diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan yang merupakan bagian dari sistem manajemen pengetahuan yang kadang- kadang disebut basis pengetahuan organisasional.
Berdasarkan definisi, sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS dan antarmuka pengguna. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, tetapi bisa memberikan banyak manfaat karena memberikan inteligensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem informasi manjemen, pengguna bisa dianggap sebagai komponen sistem pendukung keputusan. Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet, atau internet.
2.3 Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas 2.3.1 Pengertian Efisiensi
Efisiensi adalah ketepatan cara, usaha serta kerja dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya (Mulyadi, 2015). Efisiensi merupakan rasio terbaik antara input (masukan) dan output (keluaran) atau dengan kata lain hasil optimal yang ingin dicapai dengan penggunaan sumber yang ada maupun terbatas. Efisiensi juga sering dikaitkan dengan kinerja suatu organisasi karena efisiensi mencerminkan perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Pengertian efisiensi berkebalikan dengan pengertian produktivitas dengan pengertian produktivitas. Efisiensi dapat dihitung dengan membagi output dengan input, sedangkan produktivitas dapat dihitung dengan membagi input dengan output. Gambar 2.1 menjelaskan hubungan antara input, proses dan output dalam perhitungan efisiensi dan produktivitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2. 1 Konsep Efisiensi dan Produktivitas (Sonedi, 2016)
Pada Gambar 2.1 diatas menerangkan kalau konsep efisiensi ialah sesuatu keadaan ataupun kondisi, dimana penyelesaian sesuatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar serta dengan mengoptimalkan keahlian yang dipunyai dengan kata lain Efisiensi ialah sesuatu keadaan ataupun kondisi, dimana penyelesaian sesuatu pekerjaan dilaksanakan dengan benar serta dengan penuh keahlian yang dipunyai. Keahlian dalam menuntaskan sesuatu pekerjaan dengan benar ataupun dalam pemikiran matematika didefinisikan selaku perhitungan rasio output (keluaran) serta ataupun input (masukan) ataupun jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang digunakan ialah konsep efisiensi yang baku. Selaku contoh suatu Bank dikatakan menggapai efisiensi dalam skala kala perbankan yang bersangkutan sanggup beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return to scale) dimana efisiensi cakupan hendak tercapai kala perbankan sanggup beroperasi pada diversifikasi posisi serta efisiensi alokasi tercapai kala bank sanggup memastikan bermacam output yang sanggup mengoptimalkan keuntungannya. Pada efisiensi teknis, merupakan ialah ikatan antara input dengan output dalam sesuatu proses penciptaan dimana sesuatu proses penciptaan dikatakan efektif bila pada pemakaian input beberapa tertentu bisa menciptakan output yang optimal ataupun buat menciptakan output beberapa tertentu digunakan input yang sangat minimun.
2.3.2 Mengukur Kinerja Efisiensi
Dalam mengukur kinerja efisiensi bisa dihitung dengan analisis parametrik serta non parametrik dimana analisis parametrik ialah Stochastic Frontier Analysis (SFA), sebaliknya analisis non parametrik ialah Informasi Envelopment Analysis (DEA).
DEA ialah perlengkapan analisis yang popular buat melaksanakan efisiensi yang ada pada disertasi Edward Rhodes di dasar pengawasan William W. Cooper di Universitas Carnegie Mellon (Najadat et al., 2019).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DEA merupakan tata cara objektif buat menyamakan efisiensi relatif dari Decision Making Unit (DMU) dengan sebagian input serta output yang sama.
Efisiensi relatif sesuatu DMU merupakan efisiensi sesuatu DMU yang dibanding dengan efisiensi DMU yang lain dalam satu kesatuan populasi ilustrasi. Di mari berlaku ketentuan kalau DMU tersebut mempunyai set informasi yang terdiri dari tipe input serta output yang sama. Metode pengukuran yang digunakan dalam tata cara DEA merupakan dengan menyamakan antara output yang dihasilkan dengan input yang terdapat.
Efisiensi = ……….. (2.1) Dimana tingkatan efisiensi sesuatu unit berkisar antara 0 hingga dengan 1, serta sesuatu DMU dikatakan efektif bila dari segi:
1. Orientasi output
a. Efisiensi naik bila output naik dikala input tetap b. Efisiensi naik bila output senantiasa dikala input turun 2. Orientasi input
a. Efisiensi naik bila input senantiasa dikala output naik
b. Efisiensi senantiasa bila input turun dikala output senantiasa.
Ada 2 tipe permasalahan yang mungkin muncul dalam penyelesaian dengan tata cara DEA, ialah:
a. Single input single output b. Multiple input multiple output.
2.3.3 Pengertian Efektifitas
Pengertian efektivitas adalah sebuah pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan melalui penggunaan dari resource yang dimiliki organisasi dengan efisien, ditinjau dari sisi input, proses, maupun output. Ukuran sebuah efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan atau hasil guna dan efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Efektifitas terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya tercapai, dan efektifitas adalah hubungan antara output dengan tujuan dimana semakin besar kontibusi output terhadap pencapaian tujuan maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Efektifitas lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menekankan pada hasil yang dicapai dan lebih focus pada tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Efektifitas secara umum adalah merupakan perbandingan outcome dengan output. Pengertian efektivitas umumnya berkaitan dengan suatu ukuran kemampuan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Ukuran kemampuan yang dimaksud dapat bermacam-macam, tergantung daripada sasaran atau tujuan yang ingin dicapai atau yang telah ditetapkan (Schmidt & Hazır. 2018).
Dengan melihat pengertian diatas, maka Efektfitas dapat dirumuskan:
Efektifitas =
x 100 % ………. (2.2)
2.3.4 Tujuan Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Tujuan efisiensi dan efektivitas ialah sebagai berikut:
1. Untuk mencapai sebuah hasil atau tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Untuk menghemat atau juga mengurangi penggunaan sumber daya didalam melakukan aktivitas atau kegiatan.
3. Untuk bisa memaksimalkan penggunaan segala sumber daya yang dipunya sehingga tidak ada yang terbuang dengan percuma.
4. Untuk bisa meningkatkan kinerja suatu unit kerja sehingga hasil atau output-nya semakin maksimal.
5. Untuk bisa memaksimalkan keuntungan yang mungkin didapatkan.
2.3.5 Kriteria Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas
Adapun kriteria sebuah sistem pengukuran efisiensi dan efektifitas adalah sebagai berikut (Liu et al., 2018):
1. Efektivitas secara umum adalah sejauh mana seseorang atau organisasi menyelesaikan seluruh tugasnya.
2. Produktivitas adalah sebuah nilai produk atau jasa yang dihasilkan seseorang atau organisasi.
3. Efisiensi secara umum adalah ukuran nilai keberhasilan suatu aktivitas dimana dinilai berdasarkan besarnya sumber energi yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
4. Laba secara umum adalah keuntungan atas modal yang digunakan dalam menjalankan suatu usaha.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Pertumbuhan usaha adalah perbandingan pada keadaan organisasi sekarang dengan kondisi sebelumnya berupa tenaga kerja, fasilitas, harga, penjualan, laba, modal, market share dan lainnya.
6. Stabilitas berfungsi untuk pemeliharaan struktur, fungsi dan sumberdaya selama periode waktu tertentu terutama di dalam masa-masa sulit.
7. Semangat kerja adalah semua kecenderungan seseorang berusaha lebih keras meraih target organisasi, apabila ada keterikatan, target yang serupa dan jadi memiliki.
8. Pengertian kepuasan kerja adalah imbal balik yang positif yang di terima seseorang atas jasanya kepada organisasi.
9. Pengertian penerimaan tujuan Organisasi adalah diterimanya tujuan-tujuan organisasi bagi hampir semua individu serta unit-unit di dalam organisasi.
10. Pengertian keterpaduan adalah terjadinya lebih dari satu komunikasi serta kerjasama yang baik di antara bagian organisasi di dalam mengkoordinasikan bisnis pada pekerjaan mereka.
11. Pengertian keluwesan adaptasi adalah penyesuaian diri personal kepada pergantian di dalam organisasi.
12. Pengertian penilaian pihak luar adalah penilaian pada personal individu di dalam organisasi oleh pihak-pihak lain yang berhubungan bersama dengan individu atau organisasi tersebut.
2.3.6 Aspek-Aspek Sistem pengukuran Efisiensi dan Efektivitas
Adapun aspek-aspek pada sebuah sistem pengukuran efisiensi dan efektifitas adalah sebagai berikut (Liu et al., 2018):
1. Peraturan dan Ketentuan
Efektivitas dapat diakui tercapai kalau berguna atau tidaknya keputusan yang sudah dibikin dalam memelihara kelangsungan sistem kesibukan berikut di mana keputusan berikut berhubungan bersama dengan keputusan baik yang perihal pada antar individu dalam organisasi di mana kalau keputusan itu terjadi bersama dengan baik maka keputusan berikut sudah terjadi bersama dengan efektif.
2. Rencana atau Program kerja
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rencana atau Program kerja adalah merupakan rencana bisnis organisasi yang terprogram dengan baik, misalnya semua rencana dapat dikerjakan bersama dengan baik maka dapat disebut sudah mencapai efektivitas.
3. Fungsi atau Tugas
Fungsi atau Tugas organisasi atau individu disebut efisien jika dapat melakukan mobilisasi tugas dan fungsinya dengan baik, demikian pula bersama dengan model pembelajaran bakal tercapai efektivitas bilamana manfaat dan tugasnya terjadi bersama dengan baik.
4. Kondisi Ideal atau Tujuan
Kondisi Ideal atau Tujuan suatu program atau bisnis dapat disebut mencapai efektivitas jika diamati berasal dari hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, misalnya keadaan ideal atau tujuan program atau kegiatan diraih bersama dengan baik.
2.4 Faktor – Faktor Sistem Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas
Adapun segi yang memengaruhi efektivitas adalah sebagai berikut: (Ransikarbum &
Kim, 2017)
1. Karakteristik sebuah organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif senantiasa seperti lapisan sumber kekuatan manusia yang terkandung di dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang unik memasang manusia di dalam rangka menciptakan sebuah organisasi dimana di dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif senantiasa yang bakal pilih pola hubungan dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karakteristik lingkungan termasuk dua aspek yang berbeda dimana yang pertama berupa lingkungan luar yaitu lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh pada organisasi terlebih pada pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan dan yang kedua adalah lingkungan dalam yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan yang secara total di dalam lingkungan organisasi.
3. Karakteristik pekerja adalah merupakan segi yang paling berpengaruh pada efektivitas dimana di dalam diri tiap-tiap personal ditemukan banyak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perbedaan, bakal tapi kesadaran individu bakal perbedaan itu benar-benar mutlak di dalam usaha menggapai target organisasi yang ingin keberhasilan, maka organisasi tersebut perlu sanggup mengintegrasikan target individu bersama target organisasi.
4. Karakteristik manajemen adalah merupakan cara dan juga mekanisme kerja yang dirancang untuk mengkondisikan seluruh hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas tercapai dimana kebijakan manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan tiap-tiap kegiatan sehingga menggapai target organisasinya. Dalam melaksanakan kebijakan dan praktik manajemen perlu memperhatikan manusianya dan tidak hanya mementingkan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan target strategis, pencarian dan pemakaian atas sumber daya, penciptaan lingkungan prestasi, sistem komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan serta juga adaptasi pada perubahan lingkungan inovasi organisasi.
2.5 Data Envelopment Analysis (DEA)
Pengertian DEA adalah sebuah analisis berbasis pada pemrograman linier pada tingkat performansi suatu efisiensi dari suatu organisasi menggunakan Decision Making Unit (DMU). DMU adalah suatu sumber daya yang bisa berbentuk badan usaha, sekolah, bank, apotek, rumah sakit dan sebagainya. DEA dapat digunakan untuk mengetahui seberapa efisien suatu DMU digunakan dengan pemanfaatan sumber atau peralatan yang ada untuk dapat menghasilkan output yang maksimum (Maryasih et al., 2015).
Istilah istilah yang digunakan terhadap DEA adalah:
1. Input
Merupakan sumber daya atau sesuatu yang dipakai untuk lantas diolah untuk jadi suatu produk yang bernilai
2. Output
Adalah hasil atau sesuatu yang sanggup dihasilkan dari sejumlah sumber atau inputan.
3. Unit
Sesuatu yang dinilai dan dibandingkan antara input dan output agar diperoleh nilai efisiensi relatifnya
4. Efisiensi relatif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Efisiensi suatu unit jika dibandingkan bersama dengan unit-unit yang lain yang mempunyai input dan output bersama dengan jenis yang sama dalam pengolahan tertentu.
5. Bobot
Merupakan nilai untuk suatu aspek yang artinya bahwa aspek selanjutnya memengaruhi efisiensi sebesar nilai bobotnya.
Pada metode DEA, pemanfaatan jenis matematis mempunyai kekhususan jika dibandingkan bersama dengan pemanfaatan jenis matematis lainnya yang dalam hal ini jenis matematis dipakai dalam mengevaluasi dan menganalisis unit organisasi atau DMU berdasarkan knowledge dan kinerja terhadap era lampau untuk perencanaan terhadap era depan.
Adapun dua model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. DEA-CCR Primal
Adalah model utama yang dipakai untuk menghitung nilai efisiensi tiap DMU dimana efisiensi (ep) sebuah DMU didefenisikan sebagai rasio antara jumlah output yang terbobot dengan jumlah input yang diboboti yang merupakan suatu perluasan alami konsep efisiensi.
2. DEA-CCR Dual
Adalah berupa model dipakai untuk menghitung nilai efisiensi relatif setiap DMU untuk mengetahui DMU mana yang akan dijadikan standar untuk meningkatkan nilai efisiensi DMU yang tidak efisien karena memerlukan satu model program linier di atas dimana model program linier untuk masing-masing DMU pada dasarnya adalah sama.
3. DEA-Super-Efisiensi
Model ini yang diukur hanya DMU yang pertama yang efisien yang mempunyai nilai ep= 1.00 yang bertujuan untuk meranking. dimana Perhitungan untuk Super- Efisiensi diaplikasikan ke dalam model matematis DEA-CCR Primal.
2.5.1 Konsep Data Envelopment Analysis (DEA)
Ide dan konsep DEA diawali dari sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur efisiensi teknik suatu unit aktivitas ekonomi yang disebut Decision Making Unit (DMU) dan membandingkan secara relatif terhadap DMU yang lain. Dalam DEA efisiensi relatif didefinisikan sebagai ratio dari keseluruhan output
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terbobot dibagi keseluruhan input terbobot (total weighted output/total weighted input) dimana terdapat dua tipe yang umum dipakai pada pendekatan DEA Zhu dan Cook didalam (Zhang & Han, 2015) yaitu:
a. Model Charnes-Cooper-Rhodes (CCR)
Model ini mengasumsikan ada Constant Return to Scale (CRS), yakni rasio antara menambahkan input dan output adalah sama. Hal ini berarti, andaikan tersedia tambahan sebesar 1% maka output dapat meningkat sebesar 1% juga dimana asumsi lain dari jenis ini adalah tiap tiap DMU beroperasi terhadap skala yang optimal.
b. Model Bankers-Charnes-Cooper (BCC)
Model ini dikembangkan oleh Bankers-Charnes-Cooper (BCC) ini merupakan pengembangan dari model CCR dimana tipe ini mengasumsikan terdapat Variable Return to Scale (VRS) dimana model ini beranggapan bahwa DMU beroperasi terhadap skala yang optimal. Asumsi dari tipe ini adalah bahwa rasio antara menambahkan input dan output tidak sama. Artinya, menambahkan input sebesar 1%
tidak dapat memicu pergantian output sebesar 1% pula dan bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil lagi.
Untuk mengukur efisiensi, maka setiap DMU memerlukan satu model program linier di atas, di mana modelnya untuk masing-masing DMU pada dasarnya sama.
Model matematis yang diperkenalkan dengan tujuan untuk menentukan efisiensi relatif untuk tiap DMU ke-p, dirumuskan sebagai berikut:
Ep = ∑
∑ ………..……….……… (2.2)
dengan syarat bahwa efisiensi semua DMU adalah:
o ≤ ∑ ∑
, untuk p = 1, …, n. ………. (2.3) Yi, …, Ys ≥ 0
Yj, …, Yt ≥ 0 Dalam hal ini:
ep : merupakan efisiensi untuk DMU ke-p s : merupakan jumlah pengukuran output t : merupakan jumlah pengukuran input n : merupakan jumlah DMU yang dievaluasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Oip = merupakan nilai out put pada pengukuran output ke-i (i= 1,…,s) untuk DMU ke-p (p=1, …, n)
Ijp = merupakan nilai out put pada pengukuran input ke-j (j= 1,…,t) untuk DMU ke-p (p=1, …, n)
Yi = merupakan bobot output per unit pada pengukuran output ke i (i= 1, …, s) Xj = merupakan bobot input per unit pada pengukuran input ke j (j=1, …, t)
2.5.2 Keunggulan dan Kelemahan DEA
Adapun keunggulan dan kelemahan metode DEA dari beberapa metode perametrik dan non parametrik adalah sebagai berikut yaitu (Zhang & Han, 2015):
1. Keunggulan
a) Mampu memproses banyak input dan output.
b) Tidak membutuhkan asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.
c) DMU dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.
d) Input dan output bisa menggunakan satuan berbeda.
2. Kelemahan
a) Bersifat spesifik dan sederhana.
b) Jika ada kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal (extreme point technique).
c) Hanya mengukur produktifitas relatif dari DMU bukan produktifitas absolut.
d) Pengujian hipotesis bersifat secara statistik sangat sulit dilakukan.
e) Memakai rumusan program linier terpisah untuk tiap DMU dimana perhitungan secara manual sulit untuk dilakukan apalagi untuk masalah berskala besar.
2.6 Penelitian Relevan
1. Penelitian dari Sa’diyah, N. H. 2016 dengan judul Analisis Efisiensi Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) diangkat dari studi kasus terhadap PT. Indonesia Toray Sinthetic dijalankan kesimpulan kualitatif-kuantitatif yang berwujud deskriptif, yaitu penelitian yang mengusahakan mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan perihal yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berlangsung saat ini. Penelitian ini lebih memusatkan perhatian kepada masing-masing masalah aktual sebagaimana adanya terhadap saat penelitian berlangsung. Variabel yang diteliti sanggup berwujud variabel tunggal atau lebih berasal dari satu variabel. Hasil pengukuran dimana keadaan efisiensi terhadap keempat mesin selama 5 tahun yaitu dari tahun 2011 hingga bersama dengan 2015 secara umum dikatakan mempunyai efisiensi yang sempurna (efisiensi = 1). Dari lima tahun cuma berlangsung 5 kali mendapat nilai efisiensi tidak cukup sempurna pada keempat mesin. Mesin 1 mengalami 1 kondisi efisiensi tidak cukup sempurna, Mesin 2 mengalami 2 kondisi efisiensi tidak cukup sempurna, Mesin 3 mengalami 1 kondisi tidak cukup sempurna, dan Mesin 4 mengalami 1 kondisi efisiensi tidak cukup sempurna. Akan tetapi kondisi efisiensi tidak cukup sempurna tersebut tetap dianggap wajar karena nilai efisiensinya tetap didalam rentan pada 0,998 s.d 0,922. Dengan kata lain tidak ada mesin yang mempunyai nilai efisiensi yang terlalu berbedabersama dengan nilai efisiensi mesin yang lainnya. Urutan mesin berasal dari yang paling efisien hingga yang tidak cukup efisien adalah Mesin 3, Mesin 4, Mesin 1, lantas Mesin 2.
2. Pada penelitian Rambe, I. H. & Syahputra, M. R. (2017) dengan judul Aplikasi Data Envelopment Analysis (DEA) untuk Pengukuran Efisiensi Aktivitas Produksi. Pada penilitian ini proses produksi perusahaan belum pernah melakukan pengukuran efisiensi pada proses produksinya. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran efisiensi pada proses produksi dengan menggunakan suatu alat ukur berupa metode Data Envelopment Analysis (DEA). Metode DEA yang digunakan adalah model CCR Primal untuk menentukan UPK (Unit Pembuat Keputusan) apakah efisien atau tidak dan dari hasil perhitungan didapatkan bahwa UPK 1, UPK 2 dan UPK 4 merupakan UPK yang efisien sedangkan UPK 3 dan UPK 5 masuk dalam kategori UPK yang tidak efisien.
3. Pada penelitian Firmansyah (2020) yang berjudul Analisis Pengendalian Intern Atas Sistem Informasi Penjualan Terhadap Efektivitas Dan Efisiensi Penjualan (Studi Kasus Pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk.) dilakukan analisis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
efisiensi perusahaan telekomunikasi menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dimana dilakukan pendekatan berbasis biaya. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran tingkat efisiensi gabungan perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang memperlihatkan hasil efisien pada tahun tahun penelitan, dimana secara teknis hampir sepanjang tahun penelitian menujukan skor 100 yang berarti efisien, kecuali pada tahun 2010 dan 2011 secara teknis menunjukkan skor 99,29 dan 95,41 masih dalam kriteria cukup efisien dimana tingginya tingkat efisiensi secara teknis menunjukkan bahwa kinerja perusahaan telekomunikasi cukup baik dalam meraih pendapatan, laba operasi serta Ebtida yang memperlihatkan nilai yang positif dengan input yang digunakan.
4. Pada penelitian Mas’ud, Trisnantoro, L. & Hendrartini, J. (2016) dengan judul Analisis Efisiensi Teknis Dana Kapitasi Puskesmas Di Kabupaten Sleman Menggunakan Data Envelopment Analysis Efficiency Technical Analysis Capitation Funds Health District Sleman Using Data Envelopment Analysis.
Dalam penelitiannya dilakukan analisis efisiensi teknis dana kapitasi Puskesmas pada Kabupaten Sleman dimana metode yang dipakai adalah DEA dalam pengukuran efisiensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah peserta JKN masing-masing Puskesmas mengalami fluktuasi setiap bulan, ada puskesmas yang bertambah dan adapula yang berkurang, sehingga berpengaruh pada besaran kapitasi Puskesmas per bulan dimana kondisi ini disebabkan ada peserta yang pindah dan ada yang baru.
5. Pada penelitian Maryasih, l., Mutia, E. & Rahmawaty (2015) dengan judul Pengukuran Efisiensi Pengalihan Pbb Sebagai Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Daerah Dengan Mengunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) dilakukan pengukuran nilai efisiensi pengalihan PBB sebagai pajak daerah terhadap pendapatan daerah dengan metode Data Envelopment Analysis dilakukan pengukuran tingkat efisiensi pengalihan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) sebagai pajak Daerah terhadap pendapatan Provinsi Aceh secara keseluruhan maupun pandapatan kabupaten itu sendiri. Data yang digunakan berasal dari Laporan Realisasi Anggaran Provinsi Aceh dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Laporan Realisasi Anggaran masing-masing kabupaten tahun 2013. Alat analisis yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengetahui efisiensi relatif dari pengalihan PBB sebagai pajak pusat menjadi pajak daerah dan efeknya terhadap pendapat provinsi serta pendapatan masing- masing kabupaten di Provinsi Aceh, perbedaan tingkat efisiensi antar kabupaten dan sumber penyebab inefisiensinya. Hasil analisis efisiensi dari 3 wilayah kabupaten/kota yang dijadikan sampel penelitian hanya Kota Banda Aceh yang efisien secara teknis dan skala, Kabupaten Pidie efisien menurut teknis tetapi tidak efisien menurut skala, sedangkan Kabupaten Pidie Jaya tidak efisien menurut teknis dan skala. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh, dalam pengalihan PBB sebagai pajak daerah sudah efisien.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Analisis Sistem
Pada bab ini dilakukan analisis sistem yang merupakan proses untuk menjelaskan serta memperoleh informasi akan kebutuhan sistem yang akan dibangun sehingga diperoleh gambaran langkah kerja yang akan dilakukan sistem tersebut. Hal ini akan membantu pemodelan serta rancang bangun sistem yang nantinya akan diimplementasikan dalam bentuk nyata.
3.1.1 Analisis Masalah
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran efisiensi dan efektivitas pelayanan Puskesmas menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Puskesmas yang akan diukur efisiensinya adalah Helvetia, Rantang, Darussalam, Bestari dan Medan Sunggal dan selanjutnya disebut Decision Making Unit (DMU).
3.1.2 Diagram Penelitian
Adapun diagram penelitian ini terdiri dari pengumpulan data dari masing- masing Puskesmas, penentuan mode DEA, formulasi program linear dan perhitungan score efisiensi setiap DMU. Diagram penelitian ini dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian
Diagram penelitian diatas dimulai dengan menganalisa permasalahan yang ada, perumusan masalah, studi pustaka, pengumpulan data dari 5 Puskesmas yang akan diteliti, analisis data, perancangan Input/Output DMU, pembentukan Model DEA, pengujian serta hasil berupa nilai efisiensi setiap DMU.
3.1.3 Flowchart Algoritma DEA
Adapun flowchart algoritma DEA dengan asumsi Constant Return to Scale (CRS) dapat dilihat seperti pada Gambar 3.2.
Analisa Masalah
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Perancangan Input dan Output Model DEA
Pengujian
Hasil dan Kesimpulan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.2 Flowchart Algoritma DEA
Pada flowchart DEA pertama-tama di input sejumlah DMU dengan masing-masing variabel inputan dan output dan selanjutnya dilakukan pembentukan mode DEA yang sesuai. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan score efisiensi setiap DMU dengan formulasi liner program.
1. Pengambilan Data
Data yang diambil adalah data sekunder dari setiap Puskemas di lima lokasi Helvetia, Rantang, Darussalam, Bestari dan Medan Sunggal. Adapun data yang diambil adalah variabel Input adalah inti dari jasa pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas dalam melayani pasien serta variabel Output adalah jenis-jenis pasien dengan penyakit tertentu yang sesuai dengan penelitian Wahyudi et al, (2015) bahwa ketersediaan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas belum sepenuhnya terpenuhi akan sangat mempengaruhi pelayanan dan berhubungan dengan tingkat efisiensi layanan Puskesmas, karena biaya untuk pembangunan Puskesmas dan perlengkapannya cukup besar.
Start
Input DMU, Variabel Input dan Output
Model DEA berdasarkan asumsi CRS (Constant Return to Scale)
Formulasi Program Linear
Hitung Score Efisiensi
Score Efisiensi DMU
Stop
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Variabel Input:
1. Jumlah Dokter Umum 2. Jumlah Dokter Gigi 3. Jumlah Bidan 4. Jumlah Perawat
5. Jumlah Tenaga Non Kesehatan b. Variabel Output:
1. Jumlah pasien Poli Umum 2. Jumlah pasien Poli Gigi & Mulut
3. Jumlah pasien Poli Kesehatan Ibu dan Anak 3. Jumlah pasien Diare
4. Jumlah pasien DBD
Dalam penelitian ini akan diukur efisiensi 5 Puskesmas dengan memakai 5 atribut input dan 5 atribut output. Semua Puskesmas memiliki input dan output yang sama dimana efisiensi akan dihitung selama tiga (3) bulan, yaitu Januari sampai dengan Maret. Untuk selanjutnya kelima Puskesmas akan disebut sebagai Decision Making Unit (DMU) yang terdiri dari: Helvetia, Rantang, Darussalam, Bestari serta Sunggal. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dalam bentuk pengelompokan input dan output pada tiap DMU. Data diubah ke dalam bentuk model DEA-CCR Primal untuk menghitung nilai efisiensi relatif. Pada pengolahan data menggunakan DEA-CCR Dual juga diubah ke dalam bentuk modelnya. Model Super efisiensi digunakan untuk merangking semua unit bahkan unit-unit yang efisien. Perhitungan dilakukan dengan membuat model konsep super efisiensi dan semua Perhitungan pada model diatas memakai aplikasi LINDO.
2. Analisis Data
Hasil perhitungan dengan software LINDO dibuat analisis dan interpretasi modelnya yaitu untuk memberikan pembahasan hasil yang diperoleh. Analisis dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan apakah dapat dilakukan perubahan nilai input dan output untuk meningkatkan nilai efisiensi kinerja setiap Puskesmas. Pada peningkatan nilai efisiensi dapat dilakukan menggunakan analisis sensitivitas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3. 1 Data Input Januari 2020
3. Kesimpulan yaitu membangun atau menjabarkan kesimpulan-kesimpulan serta saran-saran dari pembahasan yang sudah dilakukan.
3.1.4 Analisis Data
Analisa adalah suatu usaha untuk membuat uraian secara detail dari sebuah masalah untuk ditindak lanjuti dan pada data yang telah diperoleh kemudian dilakukan perhitungan dan analisis terhadap hasil yang diperoleh. Adapun tahap yang dilakukan untuk menganalisis adalah:
1. Pengumpulan data yang berupa variabel input dan output yang telah ditentukan.
2. Pengolahan data dalam bentuk model DEA-CCR Primal, DEA-CCR Dual dan Super Efisiensi dengan model masing-masing.
3. Hasil yang diperoleh dalam perhitungan akan dianalisis, apakah pada tiap DMU sudah efisien atau belum.
1. Variabel Input
Variabel input yang digunakan adalah jumlah Dokter Umum, Gigi, Bidan, Perawat serta Tenaga Non Kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Bulan Januari
No
DMU (Puskesmas)
Dokter Umum (I1)
Dokter Gigi (I2)
Bidan (I3)
Perawat (I4)
Tenaga Non Kesehatan (I5)
1 Helvetia 7 3 10 12 0
2 Rantang 7 2 5 9 1
3 Darussalam 8 4 9 10 2
4 Bestari 5 3 5 7 2
5 Sunggal 8 3 9 11 1