• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH WARNA TERHADAP KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK CAHAYA BANGSA MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH WARNA TERHADAP KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK CAHAYA BANGSA MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN PLAYDOUGH WARNA

TERHADAP KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN

DI TK CAHAYA BANGSA

T.A 2013 – 2014

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Guru-Pendidikan Anak Usia Dini Prodi PG-PAUD

Oleh :

RELLY JUNIAR OMPU SUNGGU

NIM: 1103113043

PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan kekuatan, hikmat dan karunianya sehingga dengan izinnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Permainan Playdough Warna Terhadap

Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di TK Cahaya Bangsa Medan T. A 2014/2015”,

disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Ilmu Pendidikan Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan FIP UNIMED Bapak

Drs. Nasrun, M.S.

2. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S dan Bapak Drs. Aman Simare-mare, M.S,

selaku Pembantu Dekan FIP UNIMED.

3. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku ketua jurusan PLS, Ibu Dra. Nasriah,

M.Pd selaku ketua Prodi PG-PAUD.

4. Ibu Dra. Nurmaniah , M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa

ilmu dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi

ini.

5. Ibu Dra. Sariana Marbun, M.Pd, Bapak Drs,Edward Purba, MA dan juga

(6)

serta saran-saran mulai dari perencanaan penelitian hingga selesainya

penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Edward Purba, MA selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam perkuliahan.

7. Kepala Sekolah PG& TK Cahaya Bangsa, Erlianti yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, guru kelas Meri Lie dan

para guru PG & TK Cahaya Bangsa yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Dosen dan staf pegawai jurusan PLS dan Prodi PG-PAUD

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kelancaran selama

penyusunan skripsi ini.

9. Ayah dan Ibu tercinta yang begitu banyak memberikan kasih sayang, doa,

dorongan, motivasi, semangat serta dukungan moral maupun moril

kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan di Unimed. Kepada

kakak, abang dan juga adik tercinta serta seluruh keluarga yang tak

hentinya memberikan doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan perkuliahan.

10.Teman-teman seperjuangan PAUD ’10 dan juga adik-adik

PG-PAUD’11, PG-PAUD’12 dan PG-PAUD’13.

11.Teman-teman kos (Dian, Evi, Nia, Lena, Dorti, Maris,Leo, Egi, Yope,

(7)

iv

12.Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang

telah membantu dan memberi semangat penulis dalam menyelesaikan

skripsi dan perkuliahan.

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun

dari tata bahasa dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

perbaikan skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya

pada pendidikan anak usia dini.

Medan, April 2014

Penulis

Relly Juniar Ompu Sunggu

(8)

ABSTRAK

Relly Juniar Ompu Sunggu, NIM: 1103113043, Pengaruh Permainan Playdough Warna Terhadap Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di TK Cahaya Bangsa Medan T.A 2014/2015

Perkembangan kreativitas anak masih rendah yang ditandai dengan anak masih kurang eksploratif, kurang dalam hal bertanya, belum mampu bereksperimen, kurang berimajinasi dan rasa ingin tahu anak juga belum tersalurkan secara luas. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan kreativitas yaitu dengan penerapan “permainan playdough warna”. Bermain

playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak. Yang mana melalui permainan playdough warna bisa mengenalkan berbagai macam konsep, antara lain : tekstur, warna, ukuran, serta merangsang kreativitas (anak berlatih untuk menciptakan sesuatu).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun dengan cara menerapkan “permainan playdough warna” di TK Cahaya Bangsa Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Objek penelitian ini adalah kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Cahaya Bangsa Medan TA 2014/2015. Subjek penelitian adalah anak kelas B2 (Grace) yang berjumlah 22 orang.

Variabel bebas adalah permainan playdough warna sedangkan variable terikat adalah kreativitas. Teknik pengumpulan yang digunakan yaitu pedoman observasi. Analisa data menggunakan uji-t. Dan observasi dilakukan oleh peneliti dengan pedoman observasi yang telah disediakan.

Hasil analisa data diperoleh bahwa terdapat peningkatan kreativitas anak yang signifikan pada kegiatan belajar dengan menggunakan permainan playdough warna. Adapun hasil uji-t pada taraf signifikansi 0,05 dengan criteria pengujian uji

pihak kanan dimana harga harga thitung ˃ ttabel atau 27,25 ˃ 1,6853 dengan dk = (n1

+ n2 – 2) dan ttabel diperoleh dari hasil interpolasi. Maka dapat dinyatakan H0

ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh

(9)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Desain Penelitian…..……….29

Tabel 3.2: Kisi-Kisi Kreativitas Anak ... 31

Tabel 4.1: Data Hasil Observasi Kreativitas Anak Kelas Kontrol ... 37

Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Data Kreativitas Anak Kelas Kontrol ... 39

Tabel 4.3: Data Hasil Observasi Kreativitas Anak Kelas Eksperimen ... 41

Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Data kreativitas Anak Kelas Eksperimen….43 Tabel 4.5: Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 44

Tabel 4.6: Ringkasan Uji Homogenitas Varians ... 45

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.2: Diagram Batang Hasil Observasi Kreativitas Anak Kelas

Kontrol ... 40

Gambar 4.4: Diagram Batang Hasil Observasi Kreativitas Anak Kelas

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6

tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan,

antara lain pendidikan informal yaitu pendidikan keluarga, pendidikan nonformal

yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu

Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

Usia dini merupakan masa yang sering disebut dengan “Golden Age (usia

emas)”. Dikatakan Golden Age karena pada usia ini anak-anak tingkat

pertumbuhan dan perkembangannya sangat cepat. Dengan demikian pada saat ini

anak sangat membutuhkan yang namanya stimulus (rangsangan), supaya

pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang sesuai dengan

tahapan-tahapan perkembangan seperti social emosional, kognitif, bahasa, motorik halus,

motorik kasar, dan kreativitas yang ada dalam diri anak.

Pada dasarnya kreativitas sudah ada sejak anak lahir. Namun perlu distimulus

kembali lewat lingkungan sehingga perkembangan kreativitas dapat meningkat.

Hal ini sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Torrance dalam Freeman &

Munandar (2001), pada anak-anak di Amerika yang menunjukkan bahwa

kreativitas mencapai puncaknya antara usia 4 sampai 4,5 tahun. Dalam riset

Torrance selanjutnya ditemukan bahwa pada anak-anak di Amerika terlihat

kemampuan kreativitasnya menurun satu tingkat skor saat ia berusia 5 tahun.

(12)

2

pada anak usia 5-6 tahun, perlu orang tua pendidik dan lingkungan merangsang

kreativitas agar semakin meningkat.

Anak usia 5-6 tahun, berada pada tahap perkembangan awal masa

kanak-kanak, yang memiliki karakteristik berpikir konkrit, realism, sederhana, dan

memiliki daya imajinasi yang kaya. Oleh karena karakteristik anak usia dini

tersebut perlu diketahui bahwa anak juga cenderung menunjukkan kreativitasnya

lewat bermain kreatif. Hurlock edisi kelima (1980:109 ) mengatakan bahwa usia

5-6 tahun ini sering juga disebut dengan usia kreatif. Dari bermain kreatif ini anak

usia 5-6 tahun akan terlihat kekreatifannya, yaitu lewat senang bertanya,

mempunyai rasa ingin tahu yang besar, imajinatif, percaya pada diri sendiri,

terbuka, mencoba sesuatu yang baru, suka bereksperimen dan senang bermain

sendiri.

Dalam UUD No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 mengatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga

Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Hal tersebut menyatakan bahwa pendidikan nasional juga terlibat atau

berperan serta dalam mengembangkan kreativitas (daya cipta) yang hendaknya

(13)

3

Sesungguhnya orang-orang kreatiflah yang banyak memberikan sumbangan

bagi dunia dan kemajuan peradaban dengan penemuan karya mereka, dan ilmu

pengetahuan. Karena dengan tercipta orang-orang kreatif yang mampu

menciptakan sesuatu yang baru atau yang berani mencoba sesuatu yang baru maka

akan bermanfaat besar dalam kehidupan, seperti kehidupan yang lebih maju, lebih

mudah, lebih indah, lebih nyaman, lebih cepat dan sebagainya. Namun pada

kenyataannya perkembangan kreativitas di Indonesia tidak dianggap penting

dalam kelangsungan hidup manusia. Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran

keluarga maupun lingkungan terhadap pentingnya nilai-nilai kreativitas.

Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kreativitas yaitu

diri anak itu sendiri, pola asuh, lingkungan, system pendidikan dan latar belakang

sejarah dan budaya ternyata dapat menghambat untuk mengungkapkan

kreativitasnya. Demikian juga dengan pola asuh yang tepat maka anak akan

mampu mengungkapkan kreativitasnya dengan baik atau sebaliknya. Dilihat dari

system pendidikan saat ini seperti yang dinyatakan oleh Supriadi dalam

Rachmawati dan Kurniati (2005:9) mengatakan bahwa system pendidikan lebih

berorientasi pada pendidikan akademik dan industry tenaga kerja. Artinya system

persekolahan lebih mengutamakan upaya pembentukan manusia untuk menjadi

pintar di sekolah saja dan menjadi pekerja bukan menjadi manusia yang kreatif.

Padahal pembelajaran diusia dini seharusnya dilaksanakan dengan system

persekolahan bermain sambil belajar atau sebaliknya belajar sembari bermain.

Dalam sebuah penelitian Munandar dalam Rachmawati dan Kurniati (2005:9)

menemukan bahwa menurut guru dan orang tua, anak ideal adalah murid yang

(14)

4

tepat waktu. Hal ini jauh dari karakteristik anak kreatif, yang memiliki ide sendiri

untuk mengerjakan dan memperkaya tugas-tugasnya. Sejalan dengan penelitian

Munandar bahwa kebanyakan guru lebih menekankan pelajaran yang

mendominasi akademik. Dan yang sering terjadi di sekolah, guru memberikan

tugas menulis dan anak menyelesaikannya sesuai contoh, menghitung angka, dan

membaca. Sehingga tanpa disadari pembelajaran yang dilakukan dapat

mempengaruhi perkembangan kreativitas anak bahkan dapat memperlambat

perkembangan kreativitas anak.

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk memikirkan atau membuat

sesuatu, baik berupa tindakan, gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda

dengan apa yang telah ada. Dilihat dari tindakan manusia, seseorang akan mampu

menciptakan produk berdasarkan proses. Dan produk itu sendiri sangat beragam,

mulai dari penemuan mekanis, proses kimia baru, solusi baru atau pernyataan baru

mengenai sesuatu masalah dalam matematika dan ilmu pengetahuan, komposisi

music yang segar, puisi, cerita pendek, atau novel yang menggugah yang belum

pernah ditulis sebelumnya, lukisan dengan sudut pandang yang baru, seni patung

atau fotografi yang belum ada sebelumnya, sampai dengan terobosan dalam aturan

hukum, agama, pandangan filasafat, atau pola perilaku baru.

Dalam era globalisasi ini, orang tua harus banyak melihat dan mengetahui

bagaimana perkembangan anak seperti perkembangan kreativitas anak. Semua

orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang berbakat dan kreatif. Akan

(15)

5

memiliki rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat

yang luas, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, bebas dalam berpikir,

senang akan hal-hal yang baru.

Dalam mengembangkan kreativitas anak perlu digunakan cara-cara tertentu

agar kreativitas tersebut dapat berkembang dalam diri anak. Salah satunya yaitu

dengan menerapkan permainan. Permainan adalah salah satu metode

pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas, meningkatkan motivasi,

dan dapat mengurangi rasa bosan dan jenuh pada saat belajar.

Pada prinsipnya bermain tidak dapat dilepas begitu saja dari kehidupan

anak-anak karena bermain merupakan proses yang sangat mendasar dalam

pertumbuhan fisik, perkembangan mental, perkembangan kreativitas serta

perkembangan social seorang anak. Banyak jenis permainan yang dapat

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kreativitas anak salah satunya

yaitu permainan playdough warna.

Permainan playdough merupakan permainan yang yang terbuat dari plastisin

dengan berbagai macam warna yang ada. Permainan ini dilakukan dengan

membentuk playdough menjadi berbagai jenis hewan, tumbuhan, buah, tempat,

dan benda lainnya. Melalui permainan playdough anak akan menjadi kreatif

(Murti, 2012:19).

Playdough adalah salah satu alat permainan edukatif dalam pembelajaran yang

termasuk kriteria alat permainan murah dan memiliki nilai fleksibilitas dalam

merancang pola-pola yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya

imajinasi. Bermain playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk

(16)

6

mengenalkan berbagai macam konsep, antara lain : tekstur, warna, ukuran, serta

merangsang kreativitas (anak berlatih untuk menciptakan sesuatu).

(

http://vistabunda.com/parenting/membuat-playdough-plastisin-mainan-yang-aman-buat-si-kecil/).

Setelah peneliti melakukan observasi di lapangan ditemukan bahwa tingkat

kreativitas anak masih rendah yang ditandai dengan anak masih kurang

eksploratif, kurang dalam hal bertanya, belum mampu dalam bereksperimen,

kurang berimajinasi dan rasa ingin tahu anak juga belum tersalurkan secara luas,

Karena cara mengembangkan kreativitas anak yang sering dilakukan hanya

dengan menggambar dan juga mewarnai saja, sehingga untuk mengembangkan

kreativitas anak maka peneliti mencoba untuk melakukan eksperimen yaitu

penggunaan playdough warna dalam upaya meningkatkan kreativitas anak. Hal ini

mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah kurang

melibatkan permainan atau kegiatan bermain (permainan playdough warna)

sebagai metode belajar bagi anak untuk meningkatkan kreativitas anak, dan

setelah peneliti melakukan wawancara dengan orang tua anak yang

menyekolahkan anaknya di TK ini mereka menuntut agar mengutamakan

keberhasilan akademik pada anak. Keberhasilan akademik yang dimaksud adalah

orang tua hanya menginginkan anaknya tahu baca, tulis dan hitung,demikian juga

dengan kesadaran orang tua akan pentingnya mengembangkan kreativitas anak.

Melalui bermain atau permainan playdough warna maka tuntutan akan

(17)

7

kebebasan dalam membentuk playdough tersebut sesuai dengan keinginannya.

Oleh karena itu perlu dilihat apakah permainan playdough warna benar-benar

berpengaruh terhadap kreativitas anak.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa penting untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Permainan Playdough Warna Terhadap

Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Cahaya Bangsa”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang dapat di

identifikasi, yang mana masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tuntutan orang tua yang mengutamakan keberhasilan akademik yaitu

mampu baca,tulis dan hitung (calistung)

2. Rendahnya kreativitas anak yang ditandai dengan anak masih kurang

eksploratif, kurang bertanya, rasa ingin tahu yang belum tersalurkan,belum

percaya pada diri sendiri dan juga ragu untuk mencoba sesuatu yang baru.

Hal ini dikarenakan oleh cara yang sering dilakukan dalam

mengembangkan kreativitas anak hanya dengan menggambar dan juga

mewarnai saja.

3. Guru kurang melibatkan permainan atau kegiatan bermain sebagai metode

belajar bagi anak untuk meningkatkan kreativitas anak.

4. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya mengembangkan

kreativitas anak.

(18)

8

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka perlu ada pembatasan

masalah. Sebab dilihat dari kemampuan, dana dan waktu penelitian yang tidak

memungkinkan untuk meneliti semua permasalahan diatas maka penulis

membatasi masalah pada pengaruh permainan playdough warna terhadap

kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Cahaya Bangsa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah

penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh positif permainan playdough warna

terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun TK B Cahaya Bangsa ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh positif permainan playdough warna terhadap kreativitas anak usia 5-6

tahun TK B Cahaya Bangsa.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Manfaat Teoritis :

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang keilmuan

pendidikan anak usia dini (PAUD) yaitu memberikan sumbangan ilmiah untuk

mengembangkan kreativitas anak melalui bermain playdough warna.

Manfaat Praktis :

1. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru-guru

(19)

9

3. Bagi penulis, dapat menambah wawasan baik bagi guru maupun calon

guru tentang kegiatan belajar mengajar khususnya dengan

menggunakan permainan playdough warna guna meningkatkan

kreativitas anak.

4. Bagi anak, dengan permainan playdough warna dapat meningkatkan

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :

1) Penggunaan pembelajaran dengan permainan playdough warna mampu

memberikan peningkatan kreativitas anak yang lebih baik daripada

pembelajaran tanpa permainan playdough warna. Hal tersebut sesuai

dengan hasil uji hipotesis yang diperoleh thitung˃ ttabel yaitu 27,25 ˃ 1,6853

pada taraf nyata α = 0,05 dengan dk = (n1+n2) dan ttabel diperolehdari hasil

interpolasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Dinyatakan bahwa permainan playdough warna sangat berpengaruh

terhadap kreativitas anak usia 5-6 tahun.

2) Melalui permainan playdough warna dapat menambah semangat anak

untuk berimajinasi dengan bebas

3) Penggunaan pembelajaran dengan permainan playdough warna dapat

mempengaruhi semangat anak dalam belajar

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas

maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat memanfaatkan permainan

(21)

49

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan dan sumber refrensi bagi

peneliti berikutnya yang melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan

penelitian ini.

3. Bagi Sekolah, peneliti diharapkan mampu berusaha untuk bekerja sama

dengan guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam meningkatkan

kreativitas anak.

4. Bagi orang tua, dapat menambah pengetahuan orang tua terkait pemanfaatan

permainan playdough warna dalam meningkatkan kreativitas anak.

5. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam upaya

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Munandar,Utami.(2009). Pengembangan kreativitas anak berbakat.

Jakarta:Rineka cipta.

Munandar,S.C.Utami.(1992).Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah

(Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rachmawati Yeni & Euis Kurniati. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas

Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Kencana Prenada Media

Group.

Kurniasih Imas. Kumpulan Permainan Interaktif Untuk Meningkatkan

Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Cakrawala.

Sugyono.(2006). MetodePenelitian Pendidikan. Alfabeta

Soefandi, Indra. Pramudya, Ahmad. (2009)). Strategi Mengembangkan Potensi

Kecerdasan Anak. Jakarta : Bee Media Indonesia.

Yulianti, Dwi. (2010). Bermain Sambil Belajar Sains Di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta : Indeks.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Susatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Uno, Hamzah Kuadrat, Masri. (2009). Mengelola Kecerdasan Dalam

Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hurlock, Elizabeth, B. Edisi kelima. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

(23)

51

Jatmika Yusep. (2012). Ragam Aktivitas Harian Untuk Playgroup. Diva Press.

http://pkbmrumahutama.blogspot.com/2012/03/manfaat-bermain-play-dough.html

(24)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

DATA PRIBADI

a. Nama : Relly Juniar Ompu Sunggu

b. Nim : 1103113043

c. Tempat Tanggal Lahir : Laelongki, 27 Juni 1991

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Agama : Kristen

f. Alamat : Laelongki,Kec.Siempat Nempu

Hilir Kab. Dairi

II. NAMA ORANG TUA

a. Nama Ayah : Aser Ompu Sunggu

b. Nama Ibu : Remina Silalahi

c. Anak ke : 4(Empat) dari 7(Tujuh) bersaudara

III.

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1998-2004 : SD Negeri 030365 Laelongki

2. Tahun 2004-2007 : SMP Negeri I Siempat Nempu Hilir

3. Tahun 2007-2010 : SMA Negeri I Siempat Nempu Hilir

4. Tahun 2010-2014 : UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Gambar

Tabel 3.1: Desain Penelitian…..…………………………………………….29
Gambar 4.2: Diagram Batang Hasil Observasi Kreativitas Anak Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Pemaknaan simbol-simbol yang digunakan pada upacara pelepasan jenazah yang dilakukan masyarakat Tionghoa beragama Khonghucu di

Telah dipertahankan di hadapan tim penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 31 Oktober

Pengamatan struktur mikro pada daerah las, HAZ dan logam induk memperlihatkan bahwa pada daerah las akan memiliki struktur austenite dan nikel lebih dominan , sedangkan daerah

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa karakteristik koleksi buku langka adalah koleksi yang pada umumnya sangat bernilai, sebagaian perpustakaan menyimpannya

Dalam sistem yang dibuat, mahasiswa dapat melakukan pengambilan mata kuliah dengan validasi prasyarat mata kuliah yang ada, mahasiswa memasukkan nilai setelah meneri- ma kartu

Untuk dapat melakukan performa seperti yang diharapkan maka kompresor harus bekerja sesuai kondisi yang diharapkan, terutama kondisi suhu dan tekanan refrigeran pada saat masuk

Sebelum mengaitkan pendidikan islam dengan disiplin postkolonial, menarik kiranya mengutip pendapat Mustafied (2013) dalam mengelompokkan perkembangan historis

bahwa kewajiban pengusaha merupakan hak pekerja/buruh, dan sebaliknya kewajiban pekerja- /buruh adalah hak pengusaha. Untuk itu jika terjadi pelanggaran kewajiban yang