• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI JALAN KAKAP MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI JALAN KAKAP MEDAN."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SD NEGERI JALAN

KAKAP MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Progran Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

NURMASDALIFAH

NIM.8126121034

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

NURMASDALIFAH. Registration Number: 8126121034. The Effect of Cooperative Instructional Model and Interpersonal Intelligence Towards Learning Result to The Mathematics Education of SD at Kakap Medan Street School Year 2013/2014. A Thesis. Educational Technology Study Program Post Graduate Program of State University of Medan. 2014

The objectives of the research are to find out the effect of: (1) The difference of student’s learning result on Mathematics studies that taught by using number head together learning model and two stay two stray learning model, (2) The difference of Mathematics education learning result between who have high interpersonal intelligence and low interpersonal intelligence, (3) The interaction between learning model and interpersonal intelligence in influencing the learning result of student’s Mathematics education.

The methods of the research are quasy experiment. The population consist of 120 (one hundred and twenty) students from SD at Kakap Medan Street that have four classes. Meanwhile cluster random sampling is used for sixty students from two classes as the samples. Before giving observing, first observing samples given interpersonal intelligence test to differ the kinds of interpersonal intelligence of the students. The result learning test is used first to be tested to know the validity of the test and reliability test. The result from thirty six question tested, andd thirthy six questions that’s answered correctly. Statistic descriptive is used in this statistic observin showing data and statistic inferential to test observing hypothesis. Observing hypothesis is tested by using two Anova lines after analysist data test. Normality test Lilliefors test and homogeneity varians test and also Fisher test and Bartlett test.

The hypothesis testing result showed that: (1) Learning result of student’s Mathematics education that learned by two stay two stray learning model is better than number head together learning model. It’s shown by Fc = 32.15 > Ftable = 4.02 at significant level α = 0.05; (2) the students who have high interpersonal intelligence acquired Mathematics education learning result higher than low interpersonal intelligence. This can be indicated by Fc = 11.67 > Ftable = 4.02 at

significant level α = 0.05, (3) there is an interaction between cooperative learning

model and interpersonal intelligence in influencing the student’s Mathematics

educational learning result. It’s shown by Fc = 4.77> Ftable = 4.02 at significant

level level α = 0.05.

(6)

ii ABSTRAK

NURMASDALIFAH. Nomor registrasi: 8126121034. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Negeri Jalan Kakap Medan Tahun Pelajaran 2013/2014. Tesis. Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif number head together dan model pembelajaran kooperatif two stay twoo stray, (2) perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah, (3) interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 120 orang yang berasa dari kelas IV SD Negeri Jalan Kakap Medan. Sedangkan sampel berjumlah 60 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan Cluster Random Sampling. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes kecerdasan interpersonal untuk membedakan jenis kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh siswa. Tes hasil belajar yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas tes dan reliabiitas tes. Hasil yang diperoleh dari 36 soal yang diujikan, sebanyak 36 soal yang memenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliforss dan uji homogenitas varians dengan uji F dan uji Barltlett.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif two stay two stray lebih baik dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif numbered head together. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 32,15 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (2) siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi memperoleh hasil belajar matematika lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 11,67 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05; (3) adanya interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan interpersonal siswa terhadap hasil belajar matematika. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 4,77 > Ftabel = 4,02 pada taraf signifikan α = 0,05.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga melalui proses cukup panjang akhirnya tesis “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa SD Negeri Jalan Kakap Medan Tahun Pelajaran 2013/2014” ini bisa diselesaikan dengan baik.

Pertama, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Direktur Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan, dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai Asisten Direktur I Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

(8)

iv

Ketiga, penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ria Armaya, Ama. sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Jalan Kakap Medan yang memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpin, termasuk pemanfaatan sarana prasarana sekolah, Ibu Lilis Andriyani Situmeang, S.Pd dan Ibu Yuni Harahap, S.Pd sebagai Guru Matematika SD Jalan Kakap Medan, beserta Seluruh Guru, Staf dan Siswa/i SD Negeri Jalan Kakap Medan.

Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ayahanda H. Chairuddin B.A dan Ibunda Hasanah yang memotivasi serta mendukung baik moril dan materil selama proses penyusunan tesis ini. Terima kasih kepada rekan-rekan kuliah khususnya kelas A-2 Reguler Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan XXII Universitas Negeri Medan serta semua pihak yang telah membantu semoga Tuhan Yang Maha Esa mencatatnya sebagai amal baik.

Tiada gading yang tak retak, tiada hal sempurna di dunia ini karena kesempurnaan hanya milikNya. Penulis menyadari proses penyusunan tesis ini merupakan pekerjaan yang tidak ringan sehingga memungkinkan adanya kekurangan maupun kesalahan baik dalam teknik penulisan, tata bahasa, maupun isinya. Oleh karena itu guna penyempurnaan berikutnya penulis sangat mengharapkan saran, kritik, maupun masukan dari pembaca.

Medan, Desember 2014 Penulis

(9)

v

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15

A. Kajian Teoretis ... 15

1. Hakikat Hasil Belajar Matematika ... 15

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

2.1Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TS-TS) ... 31

2.2Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Head Together (NHT) ... 35

3. Hakikat Kecerdasan Interpersonal ... 40

B. Penelitian Relevan ... 51

C. Kerangka Berfikir ... 52

1. Perbedaan Hasil Belajar Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Head Together (NHT) ... 52

(10)

vi

2. Perbedaan Hasil Belajar Kecerdasan Interpersonal Tinggi

dan Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 53

3. Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Kecerdasan Interpersonal ... 55

D. Hipotesis Penelitian ... 56

BAB III METODE PENELITIAN ... 57

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 57

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 57

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 59

D. Definisi Operasional Variabel ... 60

E. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan ... 62

F. Pengontrolan Perlakuan ... 67

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 68

H. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... A. Deskripsi Data Penelitian ... 78

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TS-TS) ... 78

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Number Head Together (NHT) ... 80

3. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi ... 81

4. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 82

5. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TS-TS) dan Memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi ... 84

6. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TS-TS) dan Memiliki Kecerdasan Interpersonal Rendah ... 85

(11)

vii

8. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Number Head Together (NHT) dan Memiliki Kecerdasan

Interpersonal Rendah ... 88

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 89

1. Uji Normalitas Data ... 89

2. Uji Homogenitas Data ... 90

C. Pengujian Hipotesis ... 92

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

E. Keterbatasan Penelitian ... 110

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 112

A. Simpulan ... 112

B. Implikasi ... 113

C. Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

(12)

viii

DAFTAR TABEL 1.1

1.2 Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Matematika Kelas IV

SD Negeri Jalan Kakap Medan Tahun Pelajaran 2007 s/d 2013....

2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 29

2.2 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TS-TS ... 34

2.3 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT ... 39

3.1 Rancangan Eksperimental Factorial 2x2 ... 59

3.2 Tahapan Perlakuan Model Pembeajaran Kooperatif TS-TS ... 63

3.3 Tahapan Perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif NHT ... 65

3.4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa Materi Bangun Ruang ... 73

3.5 Kisi-kisi Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 75

4.1 Perbandingan Data Hasil Belajar Matematika Siswa berdasarkan Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecedasan Interpersonal Siswa ... 78

4.2 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS (A1) ... 79

4.3 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif NHT (A2)... 80

4.4 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi (B1) ... 81

4.5 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki Kecerdasan Interpersonal Rendah (B2) ... 83

4.6 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi (A1B1) ... 84

4.7 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS memiliki Kecerdasan Interpersonal Rendah (A1B2)... 85

4.8 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif NHT memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi (A2B1) ... 87

4.9 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS memiliki Kecerdasan Interpersonal Rendah (A2B2)... 88

4.10 Hasil Uji Normalitas Data berdasarkan Model Pembelajaran Kooperatif ... 89

4.11 Hasil Uji Normalitas Data berdasarkan Kecerdasan Interpersonal ... 90

4.12 Hasil Uji Normalitas Data berdasarkan Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 90

4.13 Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok Sampel A1 dan A2 dengan Uji F ... 91

4.14 Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok Sampel B1 dan B2 dengan Uji F ... 91

4.15 Hasil Uji Homogenitas Varians Data antara Kelompok berdasarkan Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal Siswa berdasarkan Uji Barlett ... 91

4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Analisis Varians Dua Jalur ... 92

4.17 Rangkuman Hasil Uji Schef ... 95 Halaman Tabel

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS (A1) ... 79 4.2 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif NHT (A2) ... 81 4.3 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki

Kecerdasan Interpersonal Tinggi (B1) ... 82 4.4 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang memiliki

Kecerdasan Interpersonal Rendah (B2) ... 83 4.5 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS memiliki Kecerdasan

Interpersonal Tinggi (A1B1) ... 85 4.6 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS memiliki Kecerdasan

Interpersonal Rendah (A1B2)... 86 4.7 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif NHT memiliki Kecerdasan

Interpersonal Tinggi (A2B1) ... 88 4.8 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang diajarkan dengan

Model Pembelajaran Kooperatif NHT memiliki Kecerdasan

Interpersonal Rendah (A2B2)... 89 4.9 Pola Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

1 Silabus Pembelajaran Matematika Kelas IV SD ... 122

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TS-TS ... 125

3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Model Pembelajaran ... 138

4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model Pembelajaran Kooperatif Teknik NHT ... 143

5 Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika dan Kunci Jawaban ... 154

6 Instrumen Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa ... 161

7 Data Perhitungan Berdasarkan Absensi Siswa ... 167

Data Perhitungan Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 168

Data Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 169

Data Perhitungan Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 170

Data Perhitungan Distraktor Butir Soal Tes Hasil Belajar... 171

Data Perhitungan Validitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 172

Data Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 17

8 Perhitungan Validitas,Reliabilitas,Daya Pembeda,Indeks Kesukaran Butir Tes, Validitas Nontes dan Reliabilitas Butir NonTes ... 174

9 Data Nontes SD 05 Berdasarkan Absensi Siswa ... 177

Data Nontes SD 05 Berdasarkan Peringkat ... 178

Data Nontes SD 06 Berdasarkan Absensi Siswa ... 179

Data Nontes SD 06 Berdasarkan Peringkat ... 180

Data Pretes SD 05 Berdasarkan Peringkat ... 181

Data Posttes SD 05 Berdasarkan Peringkat ... 182

Data Pretes SD 06 Berdasarkan Peringkat ... 183

Data Postes SD 06 Berdasarkan Peringkat... 184

10 Pengujian Homogenitas Varians Data ... 185

11 Analisis Varians Data Dua Jalur ... 197

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan nasional yang berhubungan dengan pendidikan tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini juga sesuai dengan UU RI No.2 tahun 1989, sistem pendidikan nasional pasal 4 tentang tujuan pendidikan nasional yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Kita sering menjumpai hal-hal yang berhubungan dengan matematika. Mulai dari bentuk bangunan di sekitar kita, kegiatan jual beli di pasar, pada saat menabung uang di bank, pada tabel, grafik, diagram, persamaan dan lain-lain. Tampaknya kita tidak bisa memungkiri sebuah ungkapan matematika merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan seseorang.

Pelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari jenjang SD sampai perguruan tinggi. Banyak di antara para siswa SD ini yang menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang menakutkan, tidak menarik, membosankan, dan sulit. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan karena jenjang SD merupakan tingkat dasar dari seluruh proses pendidikan yang akan dijalani anak.

(16)

2

Supatmono (2009:5) menyatakan bahwa: secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti „belajar atau hal

yang dipelajari‟ (“thinks that are learned”). Dalam bahasa Belanda disebut

wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuana berkaitan dengan penalaran.

Matematika dapat dipandang sebagai pelayan (servant) dan sekaligus ratu (queen) dari ilmu-ilmu yang lain. Sebagai pelayan, matematika adalah ilmu dasar yang mendasari dan melayani berbagai ilmu pengetahuan yang lain. Tidak mengherankan apabila dalam fungsinya sebagai pelayan ilmu yang lain, matematika muncul di ilmu kimia, fisika, biologi, astronomi, psikologi dan masih banyak yang lain. Sebagai ratu, perkembangan matematika tidak tergantung pada ilmu-ilmu lain. Banyak cabang matematika yang dulu biasa disebut matematika murni, dikembangkan menjadi kalkulus, geometri, aritmatika, aljabar, dan cabang matematika lainnya.

(17)

3

Riedesel, dkk. (1996:10-11), merangkum pandangan matematika: (1) setiap soal matematika mempunyai tepat sebuah jawaban yang benar, (2) matematika adalah kumpulan kebenaran dan aturan. Tugas siswa adalah mengikuti aturan itu untuk menemukan jawaban yang benar. Biasanya aturan yang harus dipakai adalah yang diajarkan guru, (3) siswa tidak perlu mengerti mengapa suatu aturan berlaku, tetapi cukup menghafalkan saja, (4) jika dalam tempo lima menit suatu soal tidak dapat dipecahkan, berarti tidak dapat memecahkannya. Lebih baik berhenti saja, (5) hanya para jenius sajalah yang dapat menemukan atau dapat menciptakan matematika. Siswa tidak dapat memikirkan matematika menurut pikirannya sendiri, dan (6) soal matematika hampir tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Dalam dunia nyata, kita mengerjakan apa yang bermakna, sedangkan dalam matematika kita tinggal menuruti aturan-aturan.

Tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan Riedesel, dkk., Prof. Dr. Andi Hakim Nasution, pakar Matematika Institut Pertanian Bogor menyebutkan bahwa matematika merupakan: “ ilmu struktur, urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek. Ilmu ini melibatkan logika dan kalkulasi kuantitatif, dan pengembangannya telah meningkatkan derajat idealisasi dan abstraksi subjeknya. Semakin orang banyak ditanya apa itu matematika, semakin banyak pula pengertian tentang matematika.

(18)

4

(19)

5

SD Negeri Jalan Kakap adalah salah satu sekolah di kota Medan didirikan tanggal 27 April 1968 yang terdiri dari SD Negeri 060805 dan SD Negeri 060806 Medan. Penelitian dilaksanakan di kelas IV yang seluruhnya ada empat kelas dengan jumlah 120 orang, dimana dalam satu kelas terdapat 30 siswa dan sampelnya hanya dua kelas saja. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru mata pelajaran matematika di SD Negeri 060805 dan SD Negeri 060806 Medan, masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya antusias siswa selama pembelajaran. Siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan guru, diam dan enggan dalam mengungkapkan pertanyaan maupun pendapat. Data hasil belajar matematika siswa selama ini belum menunjukkan hasil optimal dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika 65 (enam puluh lima). Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar Ujian Akhir Semester mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Jalan Kakap Medan Tahun Pelajaran 2007 s/d 2013 pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1 Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Jalan Kakap Medan TP 2007 s/d 2013 Tahun

(Sumber : Tata Usaha SD Negeri Jalan Kakap Medan)

(20)

6

Disamping itu kegiatan pembelajaran matematika di SD Negeri Jalan Kakap Medan masih berjalan secara konvensional, dimana masih didominasi kegiatan ceramah dan berpusat pada guru. Proses pembelajaran yang terjadi sering menjadikan siswa lebih menerima apa adanya semua penjelasan dari guru tanpa dimengerti sama sekali, yang akibatnya siswa menjadi tidak aktif. Siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan guru, diam dan enggan dalam mengungkapkan pertanyaan maupun pendapat. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus bisa memilih metode atau model pembelajaran yang dapat membuat pelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan dan dapat memancing siswa untuk mempelajari matematika. Guru dituntut untuk berusaha mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran matematika sehingga matematika dapat dipahami dengan baik dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(21)

7

persegi yang berukuran sama yang berjumlah 6 buah, rusuk kubus mempunyai panjang yang sama yang berjumlah 12 buah, dan titik sudut kubus ada 8 buah. Balok adalah bangun ruang yang ditutup oleh enam buah persegi yang berhadapan, yang panjang rusuk tiap pasangan berbeda dengan pasangan lainnya. Gabungan dari beberapa persegi panjang yang membentuk balok dinamakan jaring-jaring balok. Terkadang siswa sulit untuk memahami perbedaan kubus dan balok hanya dari penyampaian guru saja. Sebagai makhluk sosial, seseorang harus berinteraksi sosial dengan manusia lainnya. Oleh sebab itu siswa perlu berinteraksi dengan siswa lain agar tercipta pembelajaran lebih efektif dalam menciptakan komunikasi yang multi arah, sehingga diharapkan juga menimbulkan dan meningkatkan interaksi yang proaktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru diharapkan mampu membentuk kelompok-kelompok dengan berhati-hati agar semua anggotanya dapat bekerja bersama-sama untuk memaksimalkan pembelajarannya sendiri dan pembelajaran teman-teman satu kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman-teman anggota untuk mempelajarinya juga.

(22)

8

Kecerdasan merupakan salah satu faktor internal dan sebagai faktor utama yang menentukan sukses gagalnya siswa belajar. Gardner mempunyai pandangan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap. Kecerdasan bersifat laten, ada pada setiap manusia dengan kadar pengembangan yang berbeda pula. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menyangkut pada unsur kecerdasan interpersonal para siswa. Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan siswa dalam menjalin komunikasi secara efektif, mampu berempati secara baik, dan kemampuan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain (Gardner:1999). Misalnya model pembelajaran kooperatif dalam memahami materi bangun ruang kubus dan balok. Disini setiap siswa menunjukkan bagaimana siswa saling percaya, menghargai perbedaan, mendorong anggotanya mengemukakan pendapat, menjadi pendengar dan penanya yang baik, menanggapi kebutuhan orang lain, dan pengendalian diri dengan tidak mudah menyalahkan orang lain. Sehingga setiap anggota kelompok dapat memahami matematika materi bangun ruang kubus dan balok.

(23)

9

bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerja sama menyelesaikan tugas tersebut. Kekacauan dan kegaduhanlah yang terjadi.

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

Dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif dapat mengubah peran guru dari peran terpusat pada guru ke peran pengelola kegiatan kelompok-kecil. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut. Singkatnya, model pembelajaran kooperatif mengacu pada kegiatan pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar dengan kecerdasan interpersonal. Model pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda.

Model pembelajaran kooperatif biasanya menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Sebelumnya, kelompok-kelompok siswa ini diberi penjelasan/pelatihan tentang: bagaimana menjadi pendengar yang baik, bagaimana memberi penjelasan dengan baik, bagaimana mengajukan pertanyaan yang baik, dan bagaimana saling membantu dan menghargai satu sama lain dengan cara-cara yang baik pula.

(24)

10

model pembelajaran kooperatif, siswa harus menjadi partisipan aktif dan melalui kelompoknya, dapat membangun komunitas pembelajaran (learning community) yang saling membantu antarsatu sama lain.

Sebagian besar penelitian tentang model pembelajaran kooperatif mulai berkembang pada tiga dekade terakhir abad kedua puluh. Setidak-tidaknya, ada empat persfektif teoritis yang mendasari pembelajaran kooperatif ini; persfektif motivasional (motivational perspective), persfektif kohesi sosial (sosial cohesion perspektive), persfektif kognitif (cognitive perspective), dan persfektif

perkembangan (developmental persfektive). (Miftahul Huda: 33: 2011).

Menyusun model pembelajaran kooperatif melibatkan lebih dari sekedar menempatkan beberapa orang siswa duduk bersama dan menyuruh mereka untuk saling membantu satu sama lain. Kondisi-kondisi ini adalah komponen-komponen esensial yang membuat kegiatan kooperatif dan individualistik. Komponen-komponen esesnsial ini adalah: melihat secara jelas, interdepensi positif, interaksi mendukung (tatap muka) yang cukup besar, melihat secara jelas tanggung jawab individual dan tanggung jawab personal untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok, sering menggunakan skil-skil kelompok kecil atau kecerdasan interpersonal yang relevan, dan pemrosesan kelompok yang cukup sering dan teratur terhadap pemungsian saat ini untuk mengembangkan keefektifan di waktu berikutnya.

(25)

11

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif. Beberapa diantaranya adalah Jigsaw, Group Investigation (GI), Team Accelerated Instruction (TAI), Think Pair Share (TPS), Student Team Achievement Divisions

(STAD),Team Games Tournament (TGT), Two Stay Two Stray (TS-TS), dan Numbered Head Together (NHT). Penulis mencoba melihat hasil belajar siswa

melalui dua model kooperatif saja yang sesuai dengan materi bangun ruang yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TS-TS) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Numbered Head Together (NHT).

(26)

12

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan meneliti “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal terhadap Hasil Belajar Matematika siswa pada Pokok Bahasan Bangun Ruang di kelas IV SD Negeri Jalan Kakap Medan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

(27)

13

C. Batasan Masalah

Dengan mengingat betapa luasnya permasalahan yang mungkin muncul sesuai dengan identifikasi masalah di atas dan agar penelitian bisa terfokus sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka penelitian ini akan dibatasi pada pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik TS-TS dan teknik NHT serta kecerdasan interpersonal dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Jalan Kakap Medan Tahun Pelajaran 2013/2014 materi ajar bangun ruang.

(28)

14

D. Rumusan Maasalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TS-TS lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif teknik NHT?

2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi lebih tinggi dari hasil belajar matematika siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah?

3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik TS-TS dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif teknik NHT.

2. Hasil belajar matematika pada siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan hasil belajar matematika pada siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah.

(29)

15

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap landasan konsep, prinsip, dan prosedur penelitian model pembelajaran kooperatif.

2. Manfaat penelitian bagi sekolah, guru, dan siswa adalah :

a) Bagi sekolah, memberikan kontribusi dengan adanya model pembelajaran kooperatif.

b) Bagi guru, berguna untuk membantu memecahkan masalah belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan meningkatkan pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran yang ada.

c) Bagi siswa, dengan model pembelajaran yang baru berguna untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran dan pembelajaran dapat dilakukan di mana dan kapan saja

(30)

112

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengelolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TS-TS lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil belajar matematika yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif NHT pada siswa SD Negeri Jalan Kakap Medan.

2. Hasil belajar matematika yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan hasil belajar matematika yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan interpersonal siswa dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Jalan Kakap Medan. Untuk siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi akan lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa jika diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TS-TS, sedangkan untuk siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah, ternyata model pembelajaran kooperatif NHT lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa dibandingkan jika menggunakan model pembelajaran kooperatif TS-TS.

(31)

113

B. Implikasi

1. Hasil Belajar Matematika Siswa diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS Lebih Baik Dibandingkan Hasil Belajar Matematika diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif NHT Siswa Kelas IV SD Jalan Kakap Medan

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TS-TS memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif NHT.

Kesiapan guru dalam mengelola pembelajaran dengan kedua model pembelajaran kooperati tersebut tidaklah kalah penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, karena setiap guru memiliki gaya mengajar yang berbeda. Idealnya, setiap guru memiliki kompetensi untuk membawakan pembelajaran dengan berbagai model. Namun kenyataannya, masih banyak guru memiliki kesiapan yang kurang memadai untuk membawakan setiap model pembelajaran. Guru lebih membawakan pembelajaran berdasarkan kecenderungan dirinya, sehingga hasil pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara maksimal.

(32)

114

Kegiatan berdiskusi hanya dilakukan di satu kelompok tidak berpindah-pindah kelompok.

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Tinggi Lebih Tinggi dari Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal Rendah

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal siswa berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar matematika lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kecerdasan interpersonal signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi lebih memiliki keinginan dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan teman-temannya untuk menemukan solusi ataupun penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga pada hakekatnya, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk memecahkan masalah-masalah sehingga siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi cenderung lebih tinggi tingkat pencapaian hasil belajarnya.

(33)

115

samping itu juga guru dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi diberikan tugas atau latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi sedangkan untuk siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah diberikan materi-materi remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan kepada siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetaghuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Di samping itu, siswa diharapkan mampu untuk meningkatkan retensinya dengan cara menemukan materi-materi penting bukan karena diberitahukan orang lain (guru).

(34)

116

perhatian yang lebih dan kontinu dalam memberikan motivasi dan meningkatkan minat belajar siswa.

3. Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dan Kecerdasan Interpersonal Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kecerdasan interpersonal siswa. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TS-TS, dan juga bagi siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT. Karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TS-TS, guru dapat menentukan tingkah laku yang bagaimana yang akan diperankan dalam merancang suatu pembelajaran sehingga dapat membentuk karakter siswa yang memberikan dampak positif bagi dirinya dalam menjalankan nilai-nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari.

(35)

117

dengan karakteristik siswa, maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik. Meskipun demikian, perlu disadari tidak ada satupun model pembelajaran yang benar-benar sesuai untuk setiap karakteristik siswa maupun karakteristik materi pembelajaran. Namun hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru mata pelajaran matematika untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dan disesuaikan dengan alokasi waktu dalam mengajarkan materi pelajaran sehingga materi yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik dan optimal dalam tujuan meningkatkan hasil belajarnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan beserta implikasinya, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan, yaitu:

1. Guru matematika diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih maupun menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi yang harus disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa.

(36)

118

pembelajaran semata, tetapi guru perlu lebih memberi perhatian penuh untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

3. Hendaknya seorang guru selalu berusaha secara aktif menciptakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa, dan mengadakan evaluasi terhadap keefektifan model pembelajaran tersebut. Dengan dilakukannya evaluasi tersebut, maka guru lebih mudah untuk mendesain pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

4. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang tak terlepas dari rumus dan perhitungan, maka disarankan bagi guru matematika lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran tersebut dengan membuat desain yang menggugah keaktifan siswa dalam memahami pembelajaran matematika sehingga matematika dapat diaplikasikan dalam kesehariannya baik di sekolah maupun di luar sekolah.

(37)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Gambar

1.1DAFTAR TABEL Tabel   Halaman
Gambar
Tabel 1.1 Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Jalan Kakap Medan TP 2007 s/d 2013

Referensi

Dokumen terkait

Jogiyanto (2008:412) menjelaskan bahwa pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat ( quickly ) untuk menyerap abnormal return

dikatakan belum sepenuhnya efektif dalam membentuk partisipasi politik kader perempuan SANTIKA Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Surakarta

Sarannya adalah agar semua yang bekerja dan belajar di dalam dunia per-animasi-an dalam negeri, agar bersama-sama membangun dan membuat animasi menjadi lebih dikenal, lebih

Analisis hasil uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik, modul bermuatan kecerdasan komprehensif yang dikembangkan dikategorikan sangat valid dengan nilai 92,36

Aliran ini sebenarnya masih memiliki keterkitan dengan aliran “Critical Legal Studies” Roberto Unger yang memfokuskan pada upaya Dekontruksi dan Rekontruksi

Jika pemain menjawab dengan benar, maka pemain akan berpindah dari kotak No. Jika pemain menjawab dengan salah, maka pemain akan tetap di

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb) fermentasi pada ternak babi lokal lepas sapih sampai dengan

Peubah yang diamati yaitu bentuk fisik (warna, bau, tekstur), pH, suhu dan unsur hara (nitrogen, karbon, phospor, kalium dan C/N Rasio). Kesimpulan penelitian adalah penambahan