Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 79 PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP TINGKAT NYERI DISMINORE
PADA REMAJA DI SMKN 1 KARANGANYAR
Yoga Gymnastics Influence On The Level Of Pain Teens In Dysmenorrhea In SMKN 1 Karanganyar
Erny Purnaningsih, Mursudarinah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
ABSTRACT
Teens or commonly known as the "adolescence" is derived from the Latin word "adolescere" (the noun adolescentia = adolescents), which means it grows into an adult or in development to become adult. As the peak of maturity, the woman began to experience uterine bleeding first called "menarche". The purpose of this study was to know the effect on the level of pain yoga exercises disminore adolescents at SMKN 1 Karanganyar.
This type of research is quantitative with statistical data processing is to compare or look for differences before and after treatment. This study design is Pre Experiment with the design of One Group Pre-Post Test Test. This research was carried out by conducting pre-test (preliminary observations) before the intervention and provide post test (concluding observations) after the intervention.
The results of this study showed that of the 20 respondents that the frequency of adolescents who experienced mild pain as much as 4 respondents (20%), pain was as much as 23 respondents (65%), and severe pain control as many as three respondents (15%). The highest frequency of pain disminore before doing yoga exercises are moderate pain with pain scale of 4-6, while the lowest pain scale is severe pain controlled with pain intensity 7-9.
Research concluded that disminore pain in adolescents in SMKN 1 Karanganyar before doing yoga exercises majority is moderate pain with pain scale of 4-6, disminore pain in adolescents in SMKN 1 Karanganyar after doing yoga exercises meyoritas is mild pain with pain scale 1-3. There is yoga exercise influence on the level of pain in adolescents disminore in SMKN 1 Karanganyar.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 80 ABSTRAK
Remaja atau yang biasa dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata bahasa Latin “adolescere” (kata bendanya adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Sebagai puncak kedewasaan, wanita mulai mengalami perdarahan rahim pertama yang disebut
“menarche”. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh senam yoga terhadap tingkat nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu dengan pengolahan data secara statistik dengan cara membandingkan atau mencari perbedaan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Desain penelitian ini yaitu Pre Eksperimen dengan rancangan One Group Pre Test-Post Test. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pre test (pengamatan awal) sebelum intervensi dan memberikan post test (pengamatan akhir) setelah dilakukan intervensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa dari 20 responden frekuensi remaja yang mengalami nyeri ringan sebanyak 4 responden (20%), nyeri sedang sebanyak 23 responden (65%), dan nyeri berat terkontrol sebanyak 3 responden (15%). Frekuensi nyeri disminore tertinggi sebelum melakukan senam yoga adalah nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6, sedangkan skala nyeri terendah adalah nyeri berat terkontrol dengan intensitas nyeri 7-9.
Berdasarkn hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar sebelum melakukan senam yoga mayoritas adalah nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6, nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar sesudah melakukan senam yoga meyoritas adalah nyeri ringan dengan skala nyeri 1-3. Terdapat pengaruh senam yoga terhadap tingkat nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar.
Kata Kunci : Senam yoga, Nyeri disminore
PENDAHULUAN
Remaja atau yang biasa dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata bahasa Latin “adolescere” (kata bendanya adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Jumlah kelompok remaja di dunia menurut WHO adalah 1,2 milyar atau 18% dari total jumlah penduduk dunia.
Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari total jumlah penduduk.
Sebagai puncak kedewasaan, wanita mulai mengalami perdarahan rahim
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 81 menunjukkan hasil bahwa rata-rata usia
menarche di Indonesia adalah 13 tahun
(20%). Rata-rata usia menarche di DKI Jakarta adalah 11-12 tahun (30,3%) dan di daerah NTT sekitar 12,1%. Sedangkan di Jawa Tengah, rata-rata usia menarche adalah 13-14 tahun sebanyak 38,6%.
Survei tahun 2009 menemukan sebanyak 72 persen perempuan Indonesia mengalami masalah kewanitaan, dan 62 persen di antaranya adalah nyeri haid. Angka kejadian (prevalensi) nyeri haid di kalangan wanita usia produktif berkisar 45-95% (tahun 2006) (CNN, 2015). Walaupun pada umumnya disminore tidak berbahaya, namum sering kali dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2011 biasanya saat pertama kali menjelang menstruasi dan saat menstruasi terjadi, perempuan akan merasakan rasa nyeri di perutnya. Rasa nyeri yang dirasakan oleh setiap wanita berbeda-beda, nyeri menstruasi yang
dirasakan dapat berupa nyeri yang samar, sebagian yang lain terasa kuat sehingga dapat membuat aktivitas
terganggu, bahkan ada yang tidak merasakan nyeri sama sekali. Rasa nyeri yang timbul ini biasanya dikenal dengan nama nyeri menstruasi (disminore) (Laila, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Rosalina et.al, menyimpulkan bahwa karakteristik usia yang sering
mengalami nyeri haid adalah usia 15-17 tahun (91,5%) dan berdasarkan frekuensi disminore setiap kali menstruasi, sebanyak 20 orang (33,9%) mengalami disminore selama 2 hari pertama menstruasi. Penelitian dari Utami et.al, di SMA N 1 Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan hasil bahwa dari 232 orang diperoleh 87,1% responden mengalami disminore.Pada penelitian yang dilakukan Winarso di MTsN Jatinom Klaten dengan 152 siswi, ditemukan 45 responden yang mengalami nyeri saat haid.
Pengobatan yang dapat dilakukan pada disminore biasanya menggunakan obat anti peradangan non-steroid. Selain
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 82 berjalan), pemijatan, kompres hangat di
daerah perut, dan yoga. Beberapa olah raga yang dapat meminimalisir rasa nyeri adalah dengan berjalan cepat selama 30 menit, lari santai, berenang, aerobik, menari, dan yoga. Dengan latihan pernapasan, pikiran dapar fokus untuk mengalirkan oksigen ke daerah yang sakit, salah satunya di daerah perut. Hal ini efektif untuk meredakan nyeri haid.
Yoga merupakan kombinasi dari aktivitas yang mengandung unsur-unsur peregangan (stretching), menekuk (bending), fokus, penekanan (pressing),
pernapasan(breathing),kekuatan(strengt h), ketahanan (endurance), keseimbangan (balancing), dan
penghayatan. Yoga hanya melibatkan sistem otot, sistem respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja. Prinsip gerakan yoga adalah memperlancar peredaran darah.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan secara langsung di SMK N 1 Karanganyar pada bulan April 2015, dari 977 siswi kelas X dan kelas XI,
murid yang menderita disminore sebanyak 229 siswi. Murid yang mengalami nyeri disminore ringan sebanyak 69 siswi, nyeri disminore sedang 141 siswi, nyeri disminore berat terkontrol 18 siswi, dan nyeri disminore berat tidak terkontrol 1 siswi. Studi pendahuluan ini juga menunjukkan hasil bahwa 85% dari total populasi belum mengetahui senam yoga sebagai pengobatan untuk mengurangi nyeri disminore. Hal yang dilakukan saat mengalami nyeri disminore adalah memberi kompres hangat 35%, tidur 10%, minum jamu/obat 10%, banyak
minum air putih 15%, dan hanya dibiarkan sebanyak 30%.Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui
pengaruh senam yoga terhadap tingkat nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu dengan pengolahan data
secara statistik dengan cara membandingkan atau mencari perbedaan
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 83 perlakuan. Desain penelitian ini yaitu
Pre Eksperimen dengan rancangan One
Group Pre Test-Post Test. Penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan pre test (pengamatan awal) sebelum intervensi dan memberikan post test (pengamatan akhir) setelah dilakukan intervensi.
Populasi pada penelitian ini adalah murid perempuan di SMK N 1 Karanganyar kelas X-XI semua jurusan yang sudah menstruasi. Jumlah populasi yang ada yaitu : kelas X + kelas XI = 488+489 = 977 responden. Variabel Penelitian yang digunakan Variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah senam yoga sedangkan untuk variabel terikatnya adalah tingkat nyeri disminore pada remaja.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi gerakan yoga dan lembar kuesioner skala nyeri disminore yang diberikan pada responden sebelum melakukan senam yoga dan setelah melakukan
senam yoga. Lembar observasi gerakan yoga digunakan untuk mengetahui gerakan yang dilakukan responden
sesuai dengan gerakan yang telah ditetapkan. Kuesioner digunakan untuk mengatahui perbedaan tingkat nyeri disminore pada responden.
Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah
skala nyeri sebelum melakukan senam yoga dan setelah melakukan senam
yoga. Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. analisa data bivariate menggunakan uji Wilcoxon.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Tingkat nyeri haid (disminore) sebelum melakukan senam yoga
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid (Disminore) Sebelum Melakukan Senam Yoga
No Skala Nyeri
Kategori F (%)
1 0 Tidak nyeri 0 0
2 1-3 Nyeri ringan 4 20
3 4-6 Nyeri sedang 13 65
4 7-9 Nyeri berat terkontrol
3 15
5 10 Nyeri berat tidak terkontrol
0 0
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 84 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari
20 responden frekuensi remaja yang mengalami nyeri ringan sebanyak 4 responden (20%), nyeri sedang sebanyak 23 responden (65%), dan nyeri berat terkontrol sebanyak 3 responden (15%). Frekuensi nyeri disminore tertinggi sebelum melakukan senam yoga adalah nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6, sedangkan skala nyeri terendah adalah nyeri berat terkontrol dengan intensitas nyeri 7-9.
Tingkat nyeri haid (disminore) sesudah melakukan senam yoga
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Haid (Disminore) Sesudah Melakukan Senam Yoga
No Skala Nyeri
Kategori F (%)
1 0 Tidak nyeri 4 20
2 3 1-3 4-6 Nyeri ringan Nyeri sedang 12 4 60 20
4 7-9 Nyeri berat terkontrol
0 0
5 10 Nyeri berat tidak terkontrol
0 0
TOTAL 20 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 20 responden frekuensi remaja yang telah melakukan senam yoga, responden mengalami perubahan skala nyeri menjadi tidak nyeri sebanyak 4
responden (20%), nyeri ringan sebanyak 12 responden (60%), dan nyeri sedang sebanyak 3 responden (20%). Frekuensi nyeri disminore tertinggi sesudah melakukan senam yoga adalah nyeri ringan dengan skala nyeri 1-3.
Perbedaan skala nyeri disminore sebelum dan sesudah dilakukan senam yoga
Tabel 3. Skala Nyeri Disminore Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam Yoga
Tabel 3 menunjukkan sebelum dilakukan pemberian senam yoga 4 responden mengalami nyeri ringan, 13 responden mengalami nyeri sedang, dan 3 responden mengalami nyeri berat terkontrol. Setelah dilakukan pemberian senam yoga4 responden tidak nyeri, 13 responden mengalami nyeri ringan dan 4 responden mengalami nyeri sedang. Perlaku an Intensitas Nyeri Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Terkontrol Nyeri Berat Tidak Terkontrol Sebelum 0 4 13 3 0 Sesudah 4 12 4 0 0
Perlakuan Jumlah
Sebelum 20
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 85 Pengaruh pemberian senam yoga
terhadap pengurangan rasa nyeri disminore pada remajadi SMK N 1 Karanganyar, dapat diketahui dengan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dengan taraf signifikansi 5%.
Tabel 4. Hasil Uji Statistik Wilcoxon Signed Ranks Test Skala Nyeri Disminore Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam Yoga
Intensitas Nyeri
Z p Keterangan
Pre-Post -3,945 0,000 Bermakna
Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dapat
diketahui bahwa dari 20 responden, skala nyeri dari semua responden setelah diberi perlakuan senam yoga skala nyeri responden lebih kecil dari sebelum diberi perlakuan. Nilai z hitung sebesar (3,945) dengan angka signifikan (0.000) dari hasil tersebut akan dibandingkan dengan z tabel untuk angka signifikan 5% yaitu sebesar 1,96. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa z hitung (3,945) > z tabel (1,96)
atau p (0,000) < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan
senam yoga terhadap pengurangan rasa
nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar.
Bahasan
Skala Nyeri Haid (Disminore) Sebelum Melakukan Senam Yoga
Pada penelitian ini, nyeri ringan memiliki skala nyeri 1-3, nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6, nyeri berat terkontrol dengan skala 7-9, dan nyeri berat tidak terkontrol skala 10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 responden, yang mengalami nyeri ringan sebanyak 4 responden (20%), nyeri sedang sebanyak 13 responden (65%), dan nyeri berat terkontrol
sebanyak 3 responden (15%). Mubarak et.al menjelaskan bahwa nyeri adalah
perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Gangguan nyeri yang sering dialami oleh wanita adalah nyeri disminore.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 86 membuat tak berdaya. Disminore primer
biasanya mulai 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal
antara usia 15 dan 25 tahun. Frekuensi menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan.
Menurut peneliti penanganan lebih lanjut pada nyeri disminore sangat diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Yoga sebagai salah satu terapi alternatif untuk mengurangi nyeri disminore. Yoga dipilih karena yoga dianggap sebagai olah raga yang bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja,
dan dengan biaya yang seminimal mungkin.
Skala Nyeri Haid (Disminore) Sesudah Melakukan Senam Yoga
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 20 responden, sesudah melakukan senam yoga, responden yang tidak mengalami nyeri sebanyak 4 responden (20%), nyeri ringan sebanyak 12 responden (60%), dan nyeri sedang sebanyak 4 responden (20%). Sesudah diberikan perlakuan senam yoga
responden mengalami penurunan skala nyeri.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh senam yoga terhadap penurunan skala nyeri disminore pada remaja. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Mulyani et.al yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang berat seperti olah raga tidak berpengaruh terhadap siklus menstruasi. Penelitian yang dilakukan oleh Safitri et.al juga membuktikan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas olah raga dengan kejadian disminore pada siswi kelas XI di SMA N Palu. Atinya olahraga seperti
senam aerobik mampu memperoduksi bahan alami yang mampu memblok rasa sakit.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 87 memperbaiki sirkulasi dan asupan darah
ke jaringan.
Pengaruh Senam Yoga terhadap Tingkat Nyeri Disminore antara Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Yoga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan senam yoga pada remaja yang mengalami nyeri disminore terbukti mengalami penurunan skala nyeri. Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan uji Saphiro-Wilk diketahui tingkat nyeri sebelum dan sesudah perlakuan senam yoga mempunyai Pvalue< 0,05 sehingga data berdistribusi tidak normal. Hasil uji statistik dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai p valuesebesar 0,000 < 0,05, sehingga
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan senam yoga terhadap pengurangan rasa nyeri pada remaja
yang mengalami nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar.
Hasil penelitian menunjukkan senam yoga mampu memberikan pengaruh relaksasi terhadap penurunan skala nyeri haid (dismenore). Sebelum melakukan senam yoga jumlah
responden yang mengalami nyeri ringan sebanyak 4 responden, nyeri sedang sebanyak 13 responden, dan nyeri berat terkontrol sebanyak 3 responden. Setelah dilakukan senam yoga terdapat perubahan skala nyeri pada remaja dengan hasil 4 responden tidak mengalami nyeri, 12 responden
mengalami nyeri ringan, dan 4 responden mengalami nyeri sedang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sandra juga menunjukkan hasil bahwa sebanyak 34 responden (54,8%) dari 62 responden remaja di Kelurahan Kedungwinong mengetahui penanganan terhadap nyeri disminore. Penelitian tersebut juga menunjukkan hasil bahwa pengurangan nyeri disminore dengan menggunakan minum air hangat sebanyak 46 responden (74,2%), kompres air hangat sebanyak 41 responden (66,1%), penanganan secara farmakologi sebanyak 39 responden (62,9%), senam anti-disminore sebanyak 38 responden (61,3%), dan teknik relaksasi sebanyak 36 responden
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 88 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar sebelum melakukan senam yoga mayoritas adalah nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6.
2. Nyeri disminore pada remaja di SMK
N 1 Karanganyar sesudah melakukan senam yoga meyoritas adalah nyeri
ringan dengan skala nyeri 1-3.
3. Terdapat pengaruh senam yoga terhadap tingkat nyeri disminore pada remaja di SMK N 1 Karanganyar.
Saran
Bagi Remajadi SMK N 1 Karanganyar Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditunjukkan oleh peneliti, diharapkan para remaja yang memiliki anggota keluarga mengalami nyeri disminore dapat mengaplikasikan senam yoga secara mandiri dan senam dilakukan tidak hanya sekali agar mendapat hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. 2015.
http://www.cnnindonesia.com /.
Derek. 2004. Dasar Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates.
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
DISDIKPORA Kabupaten Karanganyar. 2016.
http://www.karanganyarkab.go.id.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Bhakti Husada.
Kumalasari, I., Andhyantoro, I. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.