• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Orthopedic Hospital and Rehabilitation Center.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Orthopedic Hospital and Rehabilitation Center."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1. 1 Latar Belakang 1

1. 2 Ide Gagasan Perancangan 4

1. 3 Rumusan Masalah 5

1. 4 Tujuan Perancangan 5

1. 5 Manfaat Perancangan 6

1. 6 Ruang Lingkup Perancangan 6

1. 7 Sistematika Penulisan 7

BAB II LANDASAN PERANCANGAN 8

2. 1 Disabilitas 8

2. 2 Kategori Disabilitas 10

2. 3 Disabilitas di Indonesia 10

2. 4 Aksesibilitas Penyandang Disabilitas 12

2. 5 Alat Bantu Penyandang Tuna Daksa 15

2. 6 Penerapan Aksesibilitas dan Ergonomi Penyandang Disabilitas 18

2. 7 Rumah Sakit Ortopedi dan Traumatologi 37

2. 7.1 Persyaratan Kesehatan Bangunan Rumah Sakit 38

2. 8 Pusat Rehabilitasi Penyandang Disabilitas 45

2. 8.1 Aspek-aspek Kepercayaan Diri 46

(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iii

2. 8.3 Aspek-aspek Dukungan Sosial 47

2. 9 Standar Kebutuhan Ruang 48

2. 10 Ruang Publik dan Ruang Terbuka Hijau 49

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 53

3. 1 Deskripsi Proyek 53

3. 2 Deskripsi Site 54

3. 2.1 Analisa Site dan Bangunan 55

3. 3 Identifikasi User 59

3. 4 Kebutuhan Ruang 59

3. 4.1 Sirkulasi 61

3. 5 Ide Implementasi Konsep Pada Objek Studi 62

3. 6 Studi Banding 67

BAB IV PERANCANGAN DESAIN INTERIOR 71

4. 1 General Plan Orthopedic Hospital and Rehabilitation Center 72

4. 2 Denah Khusus 77

4. 3 Detail Interior 86

4. 4 Detail Furniture 90

4. 5 Skema Material 96

4. 6 Perspektif 97

BAB V KESIMPULAN 102

(3)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Penyandang Disabilitas 9

Gambar 2. 2 Alat Bantu Prosthetis 15

Gambar 2. 3 Alat Bantu Prosthetis 15

Gambar 2. 4 Alat Bantu Orthosis 16

Gambar 2. 5 Alat Bantu Orthosis 16

Gambar 2. 6 Alat Bantu Jalan 17

Gambar 2. 7 Kursi Roda 18

Gambar 2. 8 Ruang Gerak Bagi Pemakai “Kruk” 19

Gambar 2. 9 Ukuran Kursi Roda 19

Gambar 2.10 Ukuran Kursi Roda 20

Gambar 2.11 Ukuran Putar Kursi Roda 20

Gambar 2.12 Belokan Dan Papasan Kursi Roda 20

Gambar 2.13 Batas Jangkauan Pengguna Kursi Roda 21

Gambar 2.14 Batas Jangkauan Pengguna Kursi Roda 21

Gambar 2.15 Batas Jangkauan Pengguna Kursi Roda 22

Gambar 2.16 Ruang Bebas Pintu Posisi Berbelok 24

Gambar 2.17 Ruang Bebas Pintu Dua Daun 24

Gambar 2.18 Pintu Dengan Plat Tendang 24

Gambar 2.19 Ruang Bebas Pintu Satu Daun 25

Gambar 2.20 Pegangan Pintu Yang Direkomendasi 25

Gambar 2.21 Kemiringan Ramp 27

Gambar 2.22 Handrail 27

(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA v

Gambar 2.24 Detail Handrail Pada Dinding 28

Gambar 2.25 Tipikal Ramp 29

Gambar 2.26 Ukuran Sirkulasi Masuk 31

Gambar 2.27 Tinggi Peletakan Kloset 31

Gambar 2.28 Analisa Ruang Gerak Toilet 32

Gambar 2.29 Ruang Gerak Dalam Toilet 32

Gambar 2.30 Peletakan Uriner 33

Gambar 2.31 Ketinggian Washtafel 33

Gambar 2.32 Peletakan Kran 34

Gambar 2.33 Ruang Bebas Area Washtafel 34

Gambar 2.34 Ruang Bebas Area Washtafel 34

Gambar 2.35 Peletakan Pintu Dan Jendela 35

Gambar 2.36 Peletakan Alat Listrik 36

Gambar 2.37 Peletakan Peralatan Toilet 36

Gambar 2.38 Peletakan Peralatan Penunjang Lainnya 36

Gambar 2.39 Alternatif Peralatan Untuk Disabilitas 37

Gambar 2.40 Ruang Rawat Inap Rumah Sakit 37

Gambar 3.1 Map Jalan L.L.R.E.Martadinata No.28, Bandung 54

Gambar 3.2 Denah Lantai Dasar Rumah Sakit Halmahera 55

Gambar 3.3 Denah Lantai 2 Rumah Sakit Halmahera 56

Gambar 3.4 Denah Lantai 3 Rumah Sakit Halmahera 56

Gambar 3.5 Denah Lantai 4 Rumah Sakit Halmahera 57

Gambar 3.6 Denah Lantai 5 Rumah Sakit Halmahera 57

Gambar 3.7 Denah Lantai 6 Rumah Sakit Halmahera 58

(5)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vi

Gambar 3.9 Jalur sirkulasi rumah sakit secara umum 61

Gambar 3.10 Studi Image Bentuk-Bentuk Modern 64

Gambar 3.11 Studi Image Bentuk-Bentuk Modern 64

Gambar 3.12 Studi Image Bentuk-Bentuk Futuristik 64

Gambar 3.13 Studi Image Bentuk-Bentuk Futuristik 64

Gambar 3.14 Studi Image Warna 65

Gambar 3.15 Studi Image Warna 65

Gambar 3.16 Studi Image Warna 65

Gambar 3.17 Studi Image Warna 65

Gambar 3.18 Studi Image Tekstur dan Material 66

Gambar 3.19 Studi Image Tekstur dan Material 66

Gambar 3.20 Studi Image Pencahayaan Terpusat dan Indirect Lighting 67

Gambar 3.21 Studi Image Pencahayaan Terpusat dan Indirect Lighting 67

Gambar 3.22 Studi Image Pencahayaan Alami 67

Gambar 3.23 Bangunan RSKB Halmahera Siaga 69

Gambar 3.24 Penempatan Kursi Roda di Luar RSKB 69

Gambar 3.25 Loby RSKB 69

Gambar 3.26 Area Lab 70

Gambar 3.27 Ceiling loby RSKB 70

Gambar 3.28 dan Gambar 3.29 Ruang Rawat Inap Kelas III 70

Gambar 4.1 General Plan Lantai Dasar 72

Gambar 4.2 General Plan Lantai 2 73

Gambar 4.3 General Plan Lantai 3 73

Gambar 4.4 General Plan Lantai 4 74

(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vii

Gambar 4.6 General Plan Lantai 6 75

Gambar 4.7 Potongan General A-A’ 76

Gambar 4.8 Potongan General B-B’ 77

Gambar 4.9 Layout Loby 78

Gambar 4.10 Floor plan dan Ceiling plan Loby 78

Gambar 4.11 Potongan Loby 79

Gambar 4.12 Floor dan Layout Ruang Tunggu Lantai 2 80

Gambar 4.13 Ceiling Ruang Tunggu Lantai 2 80

Gambar 4.14 Potongan Ruang Tunggu Lantai 2 81

Gambar 4.15 Floor, Ceiling, dan Layout Ruang Praktek 82

Gambar 4.16 Potongan A-A’ Ruang Praktek 82

Gambar 4.17 Potongan B-B’ Ruang Praktek 83

Gambar 4.18 Layout Ruang Fisioterapi 83

Gambar 4.19 Ceiling Ruang Fisioterapi 84

Gambar 4.20 Potongan Ruang Fisioterapi 84

Gambar 4.21 Layout Ruang VVIP 85

Gambar 4.22 Potongan Ruang VVIP 85

Gambar 4.23 Detail Vertical Garden 86

Gambar 4.24 Detail Vertical Garden 86

Gambar 4.25 Detail Roof Garden 87

Gambar 4.26 Detail Kolom 87

Gambar 4.27 Detail Kolom 88

Gambar 4.28 Detail Wall Panel 88

Gambar 4.29 Detail Ceiling Kayu 89

(7)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA viii

Gambar 4.31 Detail meja loby 90

Gambar 4.32 Detail meja loby 90

Gambar 4.33 Detail kursi ruang tunggu 91

Gambar 4.34 Detail kursi ruang tunggu 91

Gambar 4.35 Detail meja praktek 92

Gambar 4.36 Detail meja praktek 92

Gambar 4.37 Detail ranjang VVIP 93

Gambar 4.38 Detail ranjang VVIP 93

Gambar 4.39 Detail ranjang VVIP 94

Gambar 4.40 Detail kursi balkon 94

Gambar 4.41 Detail kursi balkon 95

Gambar 4.42 Detail kursi balkon 95

Gambar 4.43 Perspektif Lobby 97

Gambar 4.44 Perspektif Ruang Tunggu 98

Gambar 4.45 Perspektif Ruang Fisioterapi 99

Gambar 4.46 Perspektif Ruang Praktek Saat Terbuka 100

Gambar 4.47 Perspektif Ruang Praktek Saat Tertutup 100

Gambar 4.48 Perspektif Ruang VVIP 101

(8)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Setiap manusia ingin terlahir sempurna tanpa kekurangan suatu apapun.

Memiliki tubuh dan alat indera yang lengkap, serta dapat melakukan berbagai

kegiatan merupakan keinginan dan hak setiap manusia. Namun pada

kenyataannya ada sebagian orang yang terlahir dengan keadaan kurang

sempurna pada bagian tubuhnya, dan orang-orang itu disebut juga penyandang

disabilitas. Peningkatan jumlah penyandang disabilitas ini terus bertambah setiap

tahunnya dan pertumbuhannya sangat pesat. Seseorang dapat menjadi

penyandang disabilitas akibat berbagai macam hal seperti penyakit, bawaan

lahir, kecelakaan, amputasi, pola hidup, bencana alam, dan lain-lain. Menurut

(9)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2 2010 sampai tahun 2012 meningkat dari 66.488 kasus menjadi 117.949 kasus.

Beberapa kasus kecelakaan tersebut tentu saja dapat mengakibatkan seseorang

menjadi penyandang disabilitas.

Untuk kasus yang terjadi pada orang normal yang mengalami suatu kejadian dan

menyebabkannya menjadi penyandang disabilitas, tentu akan mengguncang

mental dan menyebabkan kasus trauma pada tubuhnya. Trauma mengacu pada

luka tubuh atau kejutan yang dihasilkan oleh cedera fisik secara tiba-tiba, seperti

kekerasan atau kecelakaan. Ini juga dapat digambarkan sebagai luka fisik atau

cedera, seperti fraktur atau pukulan. Trauma merupakan penyebab utama

keenam kematian di seluruh dunia, mencapai 10 persen dari jumlah semua

kematian. Hal ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dengan

biaya sosial dan ekonomi yang signifikan.

Oleh karena itu, penanganan korban trauma perlu ditanggapi lebih lanjut dengan

pengadaan fasilitas khusus. Dalam ilmu kesehatan di Indonesia, fasilitas tersebut

ditangani oleh bidang traumatologi. Traumatologi adalah studi tentang luka yang

disebabkan oleh kecelakaan atau kekerasan kepada seseorang serta terapi bedah

dan perbaikan kerusakan. Ilmu traumatologi ini berkaitan erat dengan kondisi

tulang karena itu merupakan subspesialis dari ilmu bedah tulang (ortopedi),

sehingga ortopedi dan traumatologi merupakan satu kesatuan dalam ilmu

kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, keberadaan fasilitas yang menangani

ortopedi dan traumatologi sangat dibutuhkan, yaitu berupa Rumah Sakit

Ortopedi dan Traumatologi.

Para penyandang disabilitas memiliki banyak sekali masalah dalam menjalani

kehidupan sosial. Selain masalah pendidikan dan pekerjaan yang layak, ternyata

penyandang disabilitas juga mempunyai masalah tersendiri yaitu mental dan

kepercayaan diri. Lautser (1978) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah

salahsatu aspek kepribadian yang paling penting dalam kehidupan manusia.

Tanpa adanya kepercayaan diri maka akan semakin banyak masalah yang timbul

(10)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3 masalah kurang percaya diri, salah satu cara untuk mengatasi rasa kurang

percaya diri tersebut mereka memerlukan bantuan pihak lain.

Johnson dan Medinus (Nuryanti, 1998) mengemukakan bahwa masalah

rendahnya rasa percaya diri sering dialami oleh penyandang cacat tubuh. Remaja

penyandang cacat tubuh mempunyai kelemahan yang berhubungan dengan

keterbatasan yang diakibatkan oleh anggota tubuhnya yang cacat. Keterbatasan

tersebut bisa saja menyebabkan tumbuhnya sikap negatif seperti sikap

egosentrisme, fanatik, dan mempunyai tuntutan yang lebih tinggi untuk berdiri

sendiri, yang merupakan bentuk kompetensi dari kekurangan yang dirasakannya.

Mendukung hal tersebut, Sawrey dan Telfort (Nuryanti, 1998) juga menyatakan

bahwa para penyandang cacat tubuh mungkin mengalami ketakutan akan terluka

atau ditolak secara sosial. Faktor-faktor ini membuat mereka kesulitan untuk

membentuk persepsi yang tepat akan kemampuan dan keterbatasan yang mereka

miliki. Ketidaktepatan itulah yang sering membuat mereka merasa inferior dan

kurang percaya akan kemampuan mereka sendiri.

Selain itu, perhatian pemerintah pada penyandang disabilitas di Indonesia saat

ini masih rendah. Hal ini terbukti dari pihak kementerian yang sampai saat ini

belum memliliki data akurat tentang penyandang disabilitas di Indonesia.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2011, jumlah penyandang

disabilitas di Indonesia mencapai 6,7 juta jiwa atau 3,11 persen. Akan tetapi, bila

mengacu pada standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang lebih ketat,

jumlah penyandang disabilitas di negara berkembang sebesar 15 persen dari total

populasi penduduk dunia. Itu berarti penyandang disabilitas di Indonesia

mencapai 36.841.956 juta jiwa dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan

penyandang disabilitas terbesar se-Asia Tenggara.

Di sisi lain, perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini telah

memberikan banyak manfaat dalam kemajuan di berbagai aspek sosial, salah

satunya di bidang kesehatan. Munculnya teknologi di bidang kesehatan dari

yang sederhana (thermometer, stetoskop) sampai yang sangat kompleks (CT

(11)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4 penggunanya tidak dapat lepas dari perkembangan teknologi tersebut. Sudah

seharusnya perkembangan teknologi yang ada saat ini dapat membantu para

penyandang disabilitas dalam menyelesaikan masalah-masalah diatas.

Mendapatkan pekerjaan, pendidikan yang layak, dapat berkarya, dan diterima

dalam kehidupan sosial merupakan beberapa hal kecil dari sekian banyak hal

yang tidak didapatkan para penyandang disabilitas, dan dapat diwujudkan

dengan mengenalkan teknologi pada mereka.

Sayangnya, di Indonesia sendiri kualitas rumah sakit dapat dikatakan tidak

cukup memuaskan. Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2011

yang dilansir oleh United Nations Development Program, yaitu laporan

mengenai standar kesehatan dan pendidikan, Indonesia berada di peringkat 124

dari 187 negara yang disurvei. Peringkat ini merupakan penurunan dari

peringkat 108 dalam survei tahun sebelumnya.

1. 2 Ide Gagasan Perancangan

Di Indonesia, penyandang disabilitas masih dipandang sebelah mata oleh

masyarakat, bahkan oleh keluarga sendiri. Keterbatasan penyandang

disabilitas seringkali dianggap sebagai hal yang dapat memberatkan hidup

orang-orang disekitarnya. Orang-orang tersebut merasa terbebani untuk

mengurus dan merawat para penyandang disabilitas sehingga

banyak penyandang disabilitas yang mendapatkan perlakukan buruk. Padahal,

penyandang disabilitas dapat hidup dengan mandiri seperti orang normal lainnya

asalkan mendapat fasilitas yang didesain sesuai dengan kekurangannya tersebut.

Penulis menilai perkembangan teknologi yang ada saat ini bukan hanya

dinikmati masyarakat normal tetapi dapat membantu penyandang disabilitas

dalam aktivitasnya, dan apabila penggunaannya tepat maka bukan tidak

mungkin penyandang disabilitas dengan segala kekurangannya dapat

beraktivitas layaknya orang normal dengan bantuan teknologi. Untuk dapat

mewujudkan itu, maka diperlukan suatu tempat yang dapat memfasilitasi

penyandang disabilitas dalam mempelajari penggunaan teknologi serta

(12)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5 kehidupan bermasyarakat. Selain itu, diperlukan suatu tempat untuk dapat

menekan laju pertumbuhan jumlah penyandang disabilitas.

Ide penulis adalah dengan membuat “Orthopedic Hospital and Rehabilitation

Center” yaitu sebuah rumah sakit ortopedi berbasis teknologi, dimana

didalamnya terdapat pusat rehabilitasi para penyandang disabilitas untuk

membantu mental dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam

bersosialisasi, terdapat retail yang menjual barang-barang untuk mereka yang

mempunyai kebutuhan khusus, fisiotherapy yang digunakan untuk mempelajari

penggunaan teknologi di bidang kesehatan terutama masalah ortopedi dan

disabilitas, dan indoor garden sebagai tempat bersosialisasi dan mempercepat

proses penyembuhan baik jiwa maupun raga.

1. 3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam perancangan Orthopedic Hospital and

Rehabilitation Center ini berdasarkan aspek fisik dan fungsionalnya yaitu:

a. Bagaimana mendesain sebuah ruang yang aksesibel dan memberikan

kemudahan untuk penyandang disabilitas.

b. Bagaimana mendesain indoor garden sebagai area sosialisali sehingga dapat

meningkatkan rasa percaya diri para penyandang disabilitas.

1. 4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan perumusan masalah diatas, berikut adalah beberapa tujuan yang

ingin dicapai:

a. Memberikan fasilitas yang selama ini tidak didapatkan oleh penyandang

disabilitas dan memudahkan mereka dalam beraktivitas di dalamnya.

b. Mempersiapkan sebuah ruang yang dapat membantu mental dan rasa percaya

diri para penyandang disabilitas dalam kehidupan sosial serta membantu

(13)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6 1. 5 Manfaat Perancangan

Perancangan Orthopedic Hospital and Rehabilitation Center ini diharapkan

dapat memberikan dampak positif bagi pembaca, berikut adalah beberapa

manfaat yang diharapkan:

a. Dapat menjadi contoh desain sebuah ruang yang aksesibel dan memudahkan

kegiatan para penyandang disabilitas di dalamnya.

b. Dapat meningkatkan kualitas hidup baik untuk pasien itu sendiri maupun

para staff yang bekerja di dalamnya dengan penerapan evidence based

design.

1. 6 Ruang Lingkup Perancangan

Agar tidak menyimpang dari perumusan masalah yang ada, maka penulis

membatasi permasalahan pada penyandang disabilitas dengan kekurangan fisik

(tunadaksa). Kekurangan fisik yang dimaksud adalah suatu keadaan yang

menghambat kegiatan individu sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada

tulang, otot, atau sendi sehingga mengurangi kapasitas normal individu tersebut.

Dengan kata lain, seseorang yang tidak dapat berjalan atau bermasalah dalam

menggerakan anggota tubuhnya. Tidak ada batasan khusus untuk usia dan

gender. Untuk batasan ruang, penulis akan membatasi perancangan pada loby,

ruang fisioterapi, indoor garden, dan ruang-ruang kesehatan seperti kamar

(14)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 7 1. 7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bagian yaitu :

Bab I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, ide gagasan perancangan,

rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup

perancangan, sumber data, serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Perancangan yang berisi tentang hasil studi literatur dan studi

banding, teori dan standar dalam mendesain ruang-ruang rumah sakit, serta

standar aksesibel untuk penyandang disabilitas pada sebuah bangunan.

Bab III Deskripsi Objek Studi yang berisi tentang deskripsi lokasi proyek

perancangan, analisa site, tabel kebutuhan ruang, zoning dan blocking, analisa

survey fungsi sejenis serta penjabaran konsep yang digunakan dalam

perancangan.

Bab IV Perancangan Desain Interior yang berisi tentang konsep dan

implementasi konsep terhadap perancangan interior Orthopedic Hospital and

Rehabilitation Center.

Bab V Kesimpulan yang berisi kesimpulan dari perancangan desain interior

(15)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 102

BAB V

KESIMPULAN

5. 1 Simpulan

Mendapatkan layanan kesehatan merupakan hak setiap individu, dan untuk

mendapatkannya diperlukan sebuah institusi pelayanan kesehatan. Dengan

masyarakat yang sehat dan produktif suatu bangsa tentu akan menjadi bangsa yang

berkembang. Jika dilihat dari segi desain, sebuah desain dapat mempengaruhi

pengguna di dalamnya baik dari kenyamanan, kemudahan dalam beraktifitas,

psikologisnya, dan masih banyak hal lain yang didapat dari sebuah desain. Dengan

konsep Metamorphosis, penulis ingin menunjukan sebuah perubahan dalam desain

rumah sakit yang selama ini terlalu fungsional tanpa mementingkan segi estetikanya.

Perubahan ini tidak mengurangi fungsi, aturan, dan standar rumah sakit.

(16)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 103

efisien, serta penerapan Evidence Based Design dimana sebuah desain mempunyai

peranan penting yang dapat membantu proses kesembuhan pasien. Penerapan konsep

ini dapat terlihat dari perencanaan ruang, bentukan, material, dan elemen-elemen

interior lainnya.

Gambar 5.1 Perspektif Perancangan Orthopedic Hospital and Rehabilitation Center

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, Elizabeth. Interior Design as Healing Agent. Kanada: Canada Media

Association. 1984.

Malkin, Jain. Hospital Interior Architecture. New York: Van Nostrand Reinhold.

1992.

Rosalyn Cama, Fasid. Evidence-Based Healthcare Design. (2009)

Buku Pedoman Teknis Di Bidang Sarana dan Prasarana Kesehatan, Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011

http://www2.agendaasia.org/index.php/information/disability-in-asean/88-disability-in-southeast-asian-countries (Diakses tanggal 14 Mar. 14 jam 12.39)

http://www.kartunet.or.id/simpang-siur-populasi-disabilitas-di-indonesia-1295 (Diakses tanggal 14 Mar. 14 jam 12.03)

http://benitoramio-nugroho.blogspot.com/2012/12/harapan-2013-mari-memperjuangkan-hak_29.html (Diakses tanggal 14 Mar. 14 Jam 12.42)

http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-01320126.pdf (Diakses tanggal 23 Mei. 14 Jam 22.51)

http://kbbi.web.id/ (Diakses tanggal 05 Mar. 14 jam 09.50)

http://suryaden.com/syahadat-indonesia/analisis-kritis-diskriminasi-terhadap-kaum-difabel (Diakses tanggal 6 April 14 Jam 11.22)

http://nisaelfatira.blogspot.com/2013/10/studi-penafsiran-ayat-ayat-difabelbab-ii_2381.html (Diakses tanggal 6 April 14 Jam 11.22)

http://www.accessingsafety.org/index.php/main/main_menu/understanding_disability/a_ new_definition/world_health_organization_s_definition_of_disability (Diakses tanggal 6 April 14 Jam 11.44)

http://mahadarmaworld.wordpress.com/2011/11/25/cacat-difabel-dan-disabilitas-di-mata-masyarakat/ (Diakses tanggal 6 April 14 Jam 12.29)

http://daksablog.wordpress.com/2013/05/06/disabilitas/ (Diakses tanggal 6 April 14 Jam 17.36)

(18)

http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1208/2/jd2d3d-01-02-2004-aksesibilitas_publik_bagi_penyandang.pdf (Diakses tanggal 6 April Jam 18.48)

http://ciptakarya.pu.go.id/pbl/doc/sni/AKSESIBI.PDF (Diakses tanggal 6 April Jam 19.13)

http://www.ugm.ac.id/downloads/Orasi%20Ilmiah%20Dr.%20Sudiharto.pdf (Diakses tanggal 22 Mei.14 Jam 14.45)

http://eprints.undip.ac.id/41221/6/BAB_I.pdf (Diakses tanggal 22 Mei.14 Jam 15.33)

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20340%20ttg%20Klasi fikasi%20Rumah%20Sakit.pdf (Diakses tanggal 22 Mei.14 Jam 16.21)

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._44_Th_2009_ttg_Rumah_Sakit.pdf (Diakses tanggal 23 Mei.14 Jam 10.44)

http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Sakit_Ortopedi_Dr._Soeharso (Diakses tanggal 23 Mei.14 Jam 11.13)

http://aspak.buk.depkes.go.id/beranda/wp-content/uploads/downloads/2014/01/5.-PEDOMAN-TEKNIS-RUANG-PERAWATAN-INTENSIF.pdf (Diakses tanggal 23 Mei.14 Jam 14.12)

http://www.leadership-park.com/new/green-page/ruang-terbuka-hijau-kawasan-perkotaan.html (Diakses tanggal 23 Mei.14 Jam 15.03)

http://slendroo.blogspot.com/2011/10/penghawaan-alami.html (Diakses tanggal 21 Oktober 2013 Jam 23:32)

http://id.scribd.com/doc/60245093/9/Standar-Kenyamanan (Diakses tanggal 04 November 2013 Jam 14.21)

http://kumpulaninfosipil.blogspot.com/2012/02/pencahayaan-alami-dan-buatan.html (Diakses tanggal 11 Nopember 2013 Jam 08.19)

http://www.plants-in-buildings.com/whyplantsstressreduction.php (Diakses tanggal 14 Oktober 2013 Jam 21.00)

http://www.tabloidnova.com/Nova/Griya/Taman/Kurangi-Stres-Dengan-Berkebun (Diakses tanggal 14 Oktober 2013 Jam 21.04 )

Gambar

Gambar 5.1 Perspektif Perancangan Orthopedic Hospital and Rehabilitation Center

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Menimbang : bahwa sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan Penganggaran dalam APRD dan

1 Naman Teran Masjid Taqwa Desa Simacem Rusak Berat 2 Naman Teran Masjid Al-Ikhlas Desa Sigarang-garang Rusak Berat 3 Naman Teran Masjid Al-Hidayah Desa Sukanalu

Halaman berisi nama mahasiswa dan nomor mahasiswa, instansi yang dituju, alamat instansi yang dituju, dan Pembimbing, Ketua Prodi lengkap dengan tanda tangan,

Seperti komunitas ruqyah yang lain, Jam’iyah Ruqyah Aswaja juga memiliki buku panduan, namun buku panduanya tidak diproduksi masal dan dijual di pasaran,

penunjang pada Objek Wisata Air Panas Suaman Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau termasuk pada kategori kurang baik hal ini terjadi karena dari keempat indikator yaitu

Dari beberapa hasil studi tersebut membuktikan pentingnya membangun kualitas keterhubungan (relationship quality ) oleh perusahaan melalui beberapa dimensi yaitu kepercayaan