• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Risiko Rantai Pasok Material Beton Ready Mix.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Risiko Rantai Pasok Material Beton Ready Mix."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL

(2)

SUPPLY CHAIN RISK ANALYSIS OF READY MIX

projects. It required a system that could manage the procurement of materials in order that material needs can be provided well and the project implementation will not constrained. A system that can assist and manage the supply of materials is “supply chain”. However, there are some risks that can occur in some supply chain. In order to minimize the risks that would happened then it required an analysis of the initial phase of identifying risks before the project is constrained. The method of analysis that can be used is “House of Risk”. This method can determine the priority level of risk agent that should be administered as a preventive measure. The purpose of this study is to analyze the risks of supply chain ready mix concrete materials at the GAIA Hotel project. This research stage starts from observation, mapping the supply chain activity, identification of risk events that may occur, identify the risk agent, and the calculation of Aggregate Risk Potential (ARP). ARP score that obtained from this study represent how much the risks that may occur. The results are six risk events that may occur, that is rejected order, spending more fees, delays in delivery, postponement delivery time, the accident at the time of delivery, and the reject material for setting/is not within specifications. There are five prioritized risk agents in the supply chain of ready mix concrete materials, that is the condition of the vehicle is not able to deal with the field conditions, the congestion on the highway, mileage to the project, the supplier is not able to accept orders too much, and the event or a great day in the Bandung City. Then given the appropriate mitigation for each of risk agents that are prioritized.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 5

2.1 Manajemen Proyek ... 5

2.2 Manajemen Logistik ... 6

2.3 Rantai Pasok dan Manajemen Rantai Pasok ... 11

2.4 Manajemen Risiko ... 13

3.1 Diagram Alir Penelitian ... 26

3.2 Lokasi Penelitian dan Jadwal Pelaksanaan ... 27

3.3 Data Primer ... 31

3.4 Data Sekunder ... 31

BAB IV ANALISIS DATA ... 32

4.1 Observasi Lapangan ... 32

4.2 Pemetaan Aktivitas Rantai Pasok ... 39

4.3 Identifikasi Kejadian Risiko yang Mungkin Terjadi (Potential Causes) ... 39

4.4 Identifikasi Agen/Penyebab Risiko (Risk Agents) ... 40

4.5 Korelasi Kejadian Risiko dan Agen / Penyebab Risiko ... 42

4.6 Penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP)... 42

4.7 Mitigasi Risiko ... 49

(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Triple Constraint ... 6

Gambar 2.2 Siklus Kegiatan Fungsi Logistik ... 9

Gambar 2.3 Konsentrasi Logistik dan SCM ... 17

Gambar 2.4 Kategori Risiko Rantai Pasok ... 18

Gambar 2.5 Model Benda Uji Silinder ... 22

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 26

Gambar 3.2 Diagram Alir pada Analisis Data ... 27

Gambar 3.3 Tampak Atas Lokasi Penelitian... 29

Gambar 3.4 Rencana Pembangunan Hotel GAIA... 29

Gambar 3.5 Hotel GAIA ... 30

Gambar 4.1 Lokasi Proyek Hotel GAIA dari Arah Lembang ... 32

Gambar 4.2 Lokasi Proyek Hotel GAIA dari Arah Bandung ... 33

Gambar 4.3 Lokasi Tempat Mobil Pembawa Beton Ready Mix di Lapangan . 33 Gambar 4.4 Lokasi Pengecoran Fondasi Bangunan C ... 34

Gambar 4.5 Pengecoran Dengan Bantuan Alat 1... 35

Gambar 4.6 Pengecoran Dengan Bantuan Alat 2... 35

Gambar 4.7 Penuangan Beton Ready Mix Langsung dari Mobil ... 36

Gambar 4.8 Pengecoran dengan Menggunakan Beton Ready Mix ... 36

Gambar 4.9 Pengambilan Sampel Uji Ready Mix ... 37

Gambar 4.10 Pengujian Slump Test Beton Ready Mix ... 38

Gambar 4.11 Pengukuran Pengujian Slump Test Beton Ready Mix ... 38

Gambar 4.12 Nilai ARP Supplier A Berdasarkan Ranking ... 45

Gambar 4.13 Nilai ARP Supplier B Berdasarkan Ranking... 45

Gambar 4.14 Nilai ARP Supplier C Berdasarkan Ranking... 46

Gambar 4.15 Nilai ARP Supplier D Berdasarkan Ranking ... 47

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aktivitas Rantai Pasok Berdasarkan SCOR... 12

Tabel 2.2 Metode Pengukuran Untuk Beberapa Tipe Risiko ... 16

Tabel 2.3 Model HOR1 ... 21

Tabel 4.1 Aktivitas Pada Pemesanan Beton Ready Mix Berdasarkan SCOR .. 39

Tabel 4.2 Level Penilaian Severity ... 40

Tabel 4.3 Kejadian Risiko yang Mungkin Terjadi Beserta Nilai Severity ... 40

Tabel 4.4 Level Penilaian Occurrence ... 41

Tabel 4.5 Agen Penyebab Risiko Beserta Nilai Occurrence Setiap Supplier.. 42

Tabel 4.6 Nilai Korelasi Agen Risiko dan Kejadian Risiko ... 42

Tabel 4.7 House of Risk Supplier A ... 43

Tabel 4.8 House of Risk Supplier B ... 44

Tabel 4.9 House of Risk Supplier C ... 44

Tabel 4.10 House of Risk Supplier D ... 44

(7)

DAFTAR SINGKATAN

ARP Aggregate Risk Potential

FMEA Failure Mode and Effects Analysis

FAS Faktor Air Semen

HOR House of Risk HOQ House of Quality RPN Risk Priority Number SCM Supply Chain Management

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengadaan material adalah salah satu faktor penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Jika pengadaan material pada suatu proyek mengalami kendala, pembangunan pada proyek tersebut akan terhambat atau tersendat dan akan berpengaruh pada pekerjaan lainnya. Diperlukan suatu sistem yang dapat mengelola pengadaan material agar kebutuhan material pada suatu proyek dapat tetap tersedia sehingga pelaksanaan proyek tidak terkendala. Material tersebut harus diatur sebaik mungkin agar tersedia dengan tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu, serta mengelola risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Suatu sistem yang dapat membantu proses pengadaan material adalah rantai pasok (supply chain). Rantai pengadaan/rantai pasok adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. Dengan menggunakan strategi rantai pasok ini dapat diperoleh keuntungan-keuntungan diantaranya mengurangi inventory barang dengan berbagai cara, menjamin kelancaran penyediaan barang, dan menjamin mutu (Eko dan Djokopranoto, 2002).

(9)

dibutuhkan mempunyai tingkat pengaruh yang cukup singnifikan terhadap keterlambatan proyek konstruksi, kontraktor harus menghitung kebutuhan bahan yang akan dipakai setiap hari dan menyediakan stok di lapangan. Perencanaan material membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan proyek agar keterkaitan penyediaan dan penggunaan material terhadap suatu pekerjaan dapat berlangsung lancar. Peran logistik sebagai penyedian material sangat penting dalam menjamin ketersediaan material yang diinginkan, sehingga kerja sama tim, merupakan faktor yang perlu diperhatikan.

Menurut Hanafi (2006), secara umum langkah-langkah dalam pengukuran risiko adalah dengan mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut, mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan dan menentukan prioritas risiko tersebut. Menurut Pujawan (2009), dalam menganalisis risiko dapat digunakan metode analisis House of Risk (HOR) untuk memprioritaskan mana agen risiko yang harus

ditangani lebih dahulu dan untuk memilih tindakan yang paling efektif untuk mengurangi risiko potensial yang ditimbulkan oleh agen risiko.

(10)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA?

2. Apa yang menjadi penyebab risiko pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA?

3. Apa yang menjadi penyebab risiko utama rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA ini dan bagaimana penanganannya?

4. Berdasarkan empat supplier pada proyek ini, manakah supplier yang lebih unggul dan memiliki risiko rendah?

5. Apakah mutu/spesifikasi beton ready mix yang telah dipesan selama ini sudah sesuai?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis risiko pada rantai pasok material beton ready mix proyek hotel GAIA.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

2. Mengidentifikasi penyebab risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

3. Menentukan penyebab risiko yang diprioritaskan dan memberikan penanganannya.

4. Memberikan penilaian risiko untuk masing-masing supplier pada rantai pasok material beton ready mix pada proyek Hotel GAIA.

5. Melakukan verifikasi terhadap mutu beton dari supplier pada proyek Hotel GAIA.

1.4 Batasan Penelitian

(11)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Literatur, berisi tentang penjelasan manajemen proyek, rantai pasok, manajemen risiko, manajemen logistik, teori beton, dan prosedur pengumpulan data.

BAB III : Metode Penelitian, berisi diagram alir penelitian, lokasi penelitian dan jadwal pelaksanaan proyek, data primer dan data sekunder.

BAB IV : Analisis Data, berisi observasi lapangan, pemetaan aktivitas rantai pasok, identifikasi kejadian risiko, identifikasi agen penyebab risiko, korelasi kejadian risiko dan agen penyebab risiko, penghitungan Aggregate Risk Potential (ARP), dan beton tepat mutu.

(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan, simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Dari hasil identifikasi kejadian risiko, terdapat enam kejadian risiko yang mungkin terjadi pada rantai pasok pengadaan beton ready mix proyek Hotel GAIA, yaitu pemesanan ditolak, pengeluaran biaya lebih, keterlambatan pengiriman, pemunduran waktu pengiriman, kecelakaan pada saat pengiriman, dan reject material karena setting/tidak sesuai spesifikasi.

2. Dari hasil identifikasi penyebab risiko, terdapat sebelas penyebab risiko rantai pasok pengadaan beton ready mix proyek Hotel GAIA, yaitu kondisi kendaraan yang kurang mampu untuk menghadapi kondisi lapangan, koordinasi dengan keamanan di jalan raya, adanya kemacetan di jalan raya, jarak tempuh menuju proyek, supplier kehabisan material produksi, supplier tidak mampu menerima pemesanan yang terlalu banyak, kerusakan pada mesin produksi supplier, adanya acara atau hari besar di Kota Bandung, harga dari supplier yang lebih mahal, beton ready mix tidak memenuhi spesifikasi, dan lamanya waktu bongkar hingga menimbulkan setting.

3. Terdapat lima penyebab risiko yang diprioritaskan yaitu, kondisi kendaraan yang kurang mampu untuk menghadapi kondisi lapangan (A1), adanya kemacetan di jalan raya (A3), jarak tempuh menuju proyek (A4), supplier tidak mampu menerima pemesanan yang terlalu banyak (A6), dan adanya acara atau hari besar di Kota Bandung (A8). Dari penyebab risiko yang diprioritaskan dapat dilakukan mitigasi/penanganan sebagai berikut:

a. Memilih dan melakukan evaluasi terhadap kondisi kendaraan dari supplier beton ready mix kemudian dipilih supplier dengan kondisi

(13)

b. Memilih supplier yang lokasinya berdekatan dengan lokasi proyek dan memperhatikan waktu pengiriman sehingga terhindar dari jam macet. c. Memilih supplier yang mampu menerima pesanan beton ready mix

dalam jumlah yang dibutuhkan proyek atau membagi ke beberapa supplier agar kuota yang diperlukan tetap terpenuhi.

d. Lebih memperhatikan jadwal pemesanan beton ready mix serta melakukan koordinasi dengan pihak bersangkutan di daerah terkait adanya acara atau hari raya.

4. Nilai ARP untuk supplier A adalah 749, supplier B adalah 834, supplier C adalah 923, dan supplier D adalah 920. Berdasarkan jumlah nilai tersebut,

supplier A memiliki jumlah nilai ARP terendah sedangkan supplier C

memiliki nilai ARP tertinggi. Supplier A memiliki keunggulan dan risiko

yang lebih kecil jika dibandingkan dengan supplier lain. Namun tetap

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hasil penelitian juga

manunjukkan kesesuaian dengan kenyataan di lapangan dimana supplier A

lebih dominan dipilih sebagai pemasok beton ready mix pada Hotel GAIA.

5. Berdasarkan hasil 51 data uji beton, nilai rata-rata kekuatan tekan beton 28 hari adalah 326,82kg/cm2, nilai terkecil kekuatan tekan beton 28 hari adalah 319,11kg/cm2, dan nilai terbesar kekuatan tekan beton 28 hari adalah 337,78kg/cm2 dengan mutu beton rencana K300 (300kg/cm2). Dari data tersebut dapat ditarik simpulan bahwa mutu beton pada proyek Hotel GAIA memenuhi rencana. Hasil penelitian juga menunjukkan kesesuaian dengan nilai ARP penyebab risiko “beton ready mix tidak memenuhi spesifikasi (A10)” yang kecil.

5.2 Saran

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Dapat dilakukan analisis untuk meninjau material bangunan yang lainnya. 2. Dapat dilakukan analisis risiko pada bidang lainnya untuk meminimalisir

(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bailey, M., Thomas, C., 2004, “Managing Risk in The Supply Chain” Paper presented at SAPICS 26th Annual Conference and Exhibition, Cape Town,

South Africa.

2. Bolstorff, P., dan Rosenbaum, R., 2003, Supply Chain Excellence A Handbook for Dramatic Improvement Using the SCOR Model, AMACOM, a division of

America Management Association.

3. Christopher, M., Peck, H., Abley, J., Haywood, Major M., Saw, R., Rutherford, C., dan Strathern, M., 2003, “Creating resilient supply chains: A practical guide ”, Centre for Logistics and Supply chain management, Cranfield School

of Management, Cranfield University, Cranfield, UK.

4. Dwiantara, L., dan Rumsari, S. H., 2004, Manajemen Logistik Pedoman

Praktis Bagi Sekretaris dan Staf Administrasi”, Yogyakarta.

5. Eko, R. I., Djokopranoto, R, 2002, Konsep Manajemen Supply Chain, Jakarta: Grasindo.

6. Fahmi, I., 2010, Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi, Bandung: Penerbit Alfabeta.

7. Flanagan, R., Norman, G., 1993, Risk Management and Construction, Cambridge: University Press.

8. Godfrey, P. S., Sir William Halcrow and Partners Ltd. 1996, Control of Risk A Guide to Systematic Management Of Risk from Construction, Wesminster London:

Construction Industry Research and Information Association (CIRIA). 9. Hanafi, M. M., 2006, Manajemen Risiko, UPP STIM YKPN: Yogyakarta. 10.Ismael, I., 2013, Keterlambatan Proyek Konstruksi Gedung, Faktor Penyebab

dan Tindakan Pencegahannya, Jurnal Momentum ISSN: 1693-752X.

11.Millaty, S. D., Rahman, A., Yuniarti, R., 2013, Analisis Risiko pada Supply Chain Pembuatan Filter Rokok (Studi Kasus: PT. Filtrona Indonesia,

(15)

12.Norrman, A., Jansson, U., 2004, Erricsson’s proactive supply chain risk management approach after a serious sub-supplier accident, International

Journal of Physical Distribution and Logistics Management, vol. 34, no. 5.

13.Parenrengi, S. M., Mallarangeng, A. T., Zahra, I., 2011, Analisis Risiko Supply Chain Management dalam Membangun Ketangguhan Perusahaan dengan

Metode Failure Mode Effect and Analysis (FMEA), Jurusan Mesin Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin.

14.Parenreng, S.M., Pujawan, I.N., dan Wiratno, S. E., 2005, Supply Chain Risk Management; Studi literatur dan pengembangan framework, Prosiding

Seminar Nasional The Application of Technology Toward A Better Life,

Universitas Teknologi Yogyakarta, Indonesia.

15.Pujawan, I. N., 2009, House of Risk: A Model for Proactive Supply Chain Risk Management, Business Process Management Journal, Vol. 15, No. 6.

16.Pujawan, I. N., Mahendrawati, E. R., 2010, Supply Chain Management, Penerbit Gunawidya: Surabaya.

17.Purwandono, D. K., 20xx, Aplikasi Model House of Risk (HOR) untuk Mitigasi Risiko Proyek Pembangunan Jalan Tol Gempol-Pasuruan.

18.Schwalbe, K., 2006, Introduction to Project Management, Minneapolis: Thomson Course Technology.

19.Soeharto, I., 1999, Manajemen Proyek, Jakarta: Penerbit Erlangga. 20.Subagya, 1996, Manajemen Logistik, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

21.Wigaringtyas, L. D., 2013, Pengukuran Kinerja Supply Chain Management dengan Pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR), Jurusan

Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.

22.eprints.undip.ac.id/34600/5/2081_chapter_II.pdf oleh ONES HERMANTO -2010 (diakses pada 3 juni 2016 20.45)

23.http://adman.staf.upi.edu/2012/07/27/konsep-manajemen-logistik/ (diakses pada 3 juni 2016 21.12)

24. http://www.konsistensi.com/2013/04/wawancara-sebagai-metode-pengumpulan.html (diakses pada 3 juni 2016 20.22)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari tabulasi Amphibia dari ordo Anura yang hanya berjumlah 90 spesies, ini jauh lebih kecil jika dibandingkan Anura yang telah diketahui di

Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh lebih dari 38 o C per rektal atau 37,8 o C per axila yang disebabkan oleh proses

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan protein kasar dan serat kasar pada fermentasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ukuran dan nisbah jenis kelamin ikan madidihang yang tertangkap oleh armada rawai tuna di Samudera Hindia bagian timur..

Pada perhitungan faktor median, kendaraan yang diperhitungkan pada Jalan yang dilengkapi dengan median berbentuk ditinggikan, pagar, dan garis adalah kendaraan

Demikian pula sebuah studi untuk sektor perbankan Indonesia oleh Gamaginta dan Rokhim (2011) menunjukkan bahwa bank syariah secara umum memiliki tingkat stabilitas

Lingkungan kerja yang harus diperhatikan bukan hanya tentang lingkungan kerja fisik saja tetapi juga tentang lingkungan kerja non fisik yaitu hubungan antara satu karyawan

Berdasarkan masalah tersebut maka dari itu penulis membuat sebuah aplikasi Virtual Reality berbasis video 360 derajat pada tarian adat suku Minahasa dengan menggunakan