• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs. Al Khairiyah Kaliawi Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs. Al Khairiyah Kaliawi Bandar Lampung"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL)DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

DI MTs ALKHAIRIYAH KALIAWI

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Pendidikan Islam (M. Pd. I)

Oleh

LILIS YULIANA

NPM : 1422010039

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

ii

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARANCONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL)DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

DI MTs ALKHAIRIYAH KALIAWI TANJUNG KARANG PUSAT

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Islam (M. Pd. I)

Oleh

LILIS YULIANA

NPM : 1422010039

Pembimbing I : Dr. H. ACHMAD ASRORI, MA Pembimbing II : Dr. M. AKMANSYAH, MA

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

(3)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS/ KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

N a m a : LILIS YULIANA

N P M : 1422010039

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “Implementasi

Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTs Al Khairiyah Kaliawi-TANJUNG KARANG PUSAT” adalah benar- benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya sepenuhnya menjadi tangung jawab saya

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan

Bandar Lampung, 03 Januari 2016 Yang Menyatakan,

(4)

iv

ABSTRAK

Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu suatu proses pembelajaran yang memperhatikan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa dengan pembelajaran, dan berusaha menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari- hari.

Hasil belajar siswa MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat pada mata pelajaran Fikih Tahun Pelajaran 2015/2016 masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tentu dipengaruhi berbagai faktor terutama siswa merasa kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan pembelajaran dengan Ibadah sehari- hari dikarenakan dalam proses pembelajaran guru lebih dominan menggunakan pendekatan tekstual/ ceramah berdasarkan buku pegangan/ buku paket saja.

Sedangkan Mata pelajaran Fikih memiliki karakteristik menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan mu’amalah yang benar dan baik. Dan bertujuan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok- pokok hukum Islam dan tatacara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan, sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah(sempurna).

Rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimana Implementasi Contextual Teaching and learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Fikih di MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Implementasi Contextual Teaching and Learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih di MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat dan sudah sesui dengan azas- azas

Contextual Teaching and Learning(CTL) .

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Langkah- langkah pengolahan data mencakup: reduksi data, display data dan verifikasi data dan menarik kesimpulan.

(5)

v

PERSETUJUAN

Judul Tesis : IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat

Nama : LILIS YULIANA

NPM : 1422010039

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Telah disetujui dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 02 Februari 2016

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hi.Achmad Asrori,MA Dr. M.Akmansyah,MA NIP.195507101985031003 NIP.197003181998031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah

(6)

vi

PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Tesis yang berjudul: IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs. AL KHAIRIYAH KALIAWI, ditulis oleh LILIS YULIANA,

NPM. 1422010039, telah di ujikan dalam ujian tertutup dan di setujui dalam Ujian Terbuka Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Tim Penguji:

Ketua Sidang : Prof.Dr. Sulthan Syahrir, M.A (...)

Penguji I : Dr. Subandi, MM (...)

Penguji II : Dr. Hi.Achmad Asrori,M.A (...)

Sekertaris Sidang : Dr. Nasir, S.Pd.,M.Pd. (...)

(7)

vii

PENGESAHAN

Tesis yang berjudul: IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM

MENINGKATKAN. HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs. AL KHAIRIYAH KALIAWI, di tulis oleh LILIS YULIANA,

NPM. 1422010039, telah di ujikan dalam ujian terbuka Program Pasca sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Tim Penguji:

Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid. M.Ag (...)

Penguji I : Dr. Subandi, MM (...)

Penguji II : Dr.Hi. Achmad Asrori,M.A (...)

Sekertaris Sidang : Dr. Nasir, S.Pd.,M.Pd. (...)

Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan lampung

Prof.Dr.Idham Kholid.M.Ag NIP.1960010201988031005

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan curahan nikmat-Nya kepada kita semua terutama kepada penulis, yang dengan izin- Nya jugalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang disebut sebagai puncak karya akademis seorang mahasiswa tingkat magister, dengan lancar tanpa menemui hambatan yang berarti. Shalawat serta salam tidak bosan- bosannya kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada umatnya sekalian alam.

Dengan kesadaran yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian penelitian ini hingga terselesainya menjadi tesis. Ucapan itu kami haturkan kepada: 1. Bapak Prof.Dr.Idham Kholid.M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN

Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Achmad Asrori, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung, sekaligus selaku pembimbing I pada penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. M.Akmansyah, MA, selaku pembimbing II yang juga senantiasa memberikan masukan dan motivasi, pengarahan dan bimbingan sehingga terselesainya penyususnan tesis ini.

4. Bapak Dr.Nasir. S.Pd. M.Pd, selaku sekertaris Prodi PAI IAIN Raden Intan Lampung.

(9)

ix

Khairiyah Kaliawi yang telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini, sehingga tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya.

6. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan tesis ini.

Akhirnya, kiranya tesis ini terdapat banyak kekeliruan mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat Konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung 17 Desember 2015M

05 Robiul Awal 1437H

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERYATAAN ORISINALITAS... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iv

ABSTRAK... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 17

E. Kerangka Pikir... 18

4. Karakteristik Pembelajaran CTL ... 34

5. Asas- Asas CTL ... 36

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A.Deskripsi Objek Penelitian ... 68

(11)

xi

2. Visi,Misi dan Tujuan MTs.Al Khairiyah ... 69

3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 70

4. Keadaan Siswa ... 72

5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 73

6. Kegiatan Pembelajaran ... 75

B. Penyajian dan Analisa Data ... 77

1.Penyajian Data... 77

1. Implementasi Pendekatan CTL ... 77

2. Hasil Belajar ... 87

2.Analisis Data... 100

BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan... 132

2. Rekomendasi ... 135

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Komponen-Komponen Proses Pembelajaran ... 6

Daftar Nilai Semester Ganjil Pelajaran Fiqih kelas VIII ... 11

Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Konvensional ... 37

Struktur Organisasi MTs Al Khairiyah Kaliawi ... 66

Keadaan Guru dan Karyawan MTs Al Khairiyah Kaliawi ... 67

Keadaan Guru Fiqih MTs Al Khairiyah Kaliawi ... 67

Keadaan Siswa MTs Al Khairiyah Kaliawi ... 68

Keadaan Sarana Prasarana Mts Al Khairiyah Kaliawi ... 70

Struktur Kurikulum MTs Al Khairiyah Kaliawi ... 73

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran di saat Diskusi... 85

Hasil Belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan CTL... 87

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fikih adalah salah satu mata pelajaran di Madrasah Tsanawiyah yang memiliki karakteristik yang menekankan pada kemampuan tatacara melaksanakan ibadah dan mu’amalah yang baik dan benar. Dan “ bertujuan untuk mengantarkan

peserta didik dapat memahami pokok- pokok hukum Islam dan tatacara pelaksanannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan, sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara Kaffah (sempurna).1

Ruang lingkup pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesama.2

Beberapa Aspek yang terdapat dalam ruang lingkup pembelajaran Fikih adalah:

1. Aspek fikih dalam keadaan ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara thaharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqomah, berzikir, dan berdo’a setelah salat, puasa, haji

dan umroh, kurban, akikah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur;

1 Permenag Nomor 2 Tahun 2008,Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi h. 53 2

(14)

2

2. Aspek fikih mu’amalah meliputi: ketentuan dan hukum jual- beli, qiraad, riba, pinjam- meminjam, hutang- piutang, gadai, dan borg serta upah.

Berdasarkan hal tersebut maka muncul kegiatan belajar mengajar mata pelajaran fikih untuk suatu kegiatan yang lebih bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 mengenai system pendidikan nasional menyebutkan bahwa

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab”.3

Mata pelajaran fikih merupakan salah satu bidang studi yang bertujuan menghasilkan peserta didik yang berilmu, cakap,kreatif dan mandiri yang dapat dicapai melalui pembelajaran di kelas. Allah SWT adalah Tuhan seluruh alam semesta, segala sesuatu di alam ini bersumber dari Allah SWT, Demikian juga ilmu pengetahuan, seluruhnya bersumber dari Allah SWT. Allah lah yang mengajari makhluknya tentang ilmu dan segala sesuatu, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 31 -32 yang artinya :

3

(15)

3

Artinya:

Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,

kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang

benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain

dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang

Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"

Manusia dan semua mkhluk tidak mengetahui apa-apa selain yang diajarkan Allah kepada mereka. Dan Allah melengkapi mereka dengan akal pikiran agar dapat digunakan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya yang sudah dianugerahkan olehNya. Manusia didorong memaksimalkan penggunaan akal untuk menyelidiki, dan mengembangkan potensi alam, ilmu pengetahuan alam dan

teknologi sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ar. Rahman ayat 33 yang artinya :

Hai golongan Jin dan Manusia jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru

langit dan bumi, maka lintasilah. Kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan

kekuatan (dalam ilmu dan teknologi)

(16)

4

Learning,bagaimanakah dasar dan penerapan Contextual Teaching and Learning ini dalam pendidikan Islam?

Kalau berbicara tentang pendidikan islam maka berbicara tentang pendidikan yang dimulai sejak Rasulullah SAW mendapat wahyu yang pertama yang dilanjutkan dengan pelaksanaan pendidikan pada masa sahabat (pengikut Nabi), tabiin (pengikut Nabi yang hidup setelah sahabat) sampai pada pendidikan umat islam dewasa ini.

Rasulullah mengajari sahabat sampai mereka faham maknanya, mengetahui hukumnya dan menerapkan pada diri mereka. Sebagian sahabat ada yang mukim di sisi Rasul SAW. Untuk mempelajari hukum islam dan ibadah. Kemudian kembali kepada keluarga dan kaumnya untuk mengajari dan memahamkan materi- materi tersebut kepada mereka. Sebagaimana pernah dipraktekkan oleh Malik bin Huwairith yang mukim selama 20 hari di sisi Rasul SAW. Kemudian beliau bersabda yang artinya :

Artinya: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”. (HR. Bukhari)

Dari hadits tersebut diatas menunjukkan bahwa Rasulullah saw mengajarkan materi pokok Islam yaitu sholat dengan cara mempraktekkan, sedangkan para sahabat langsung melihat dan mengetahui dari Rasul SAW kemudian mempraktekkannya. Sebagaimana Rasul melaksanakan.

(17)

5

kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki peserta didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan.4 Dalam hal ini agar pembelajaran, dan hasil pembelajaran otentik dan tahan lama serta dapat di manfaatkan untuk memecahkan masalah. Materi yang telah dipelajari diolah atau dikembangkan oleh siswa, maka guru harus mampu memilih metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal, dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam hal ini pendekatan CTL, yang di diterapkan pada mata pelajaran fikih di MTs al Khairiyah Kaliawi dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran fikih.

Banyak madrasah yang belum mempunyai siswa yang entry behavior yang baik, guru yang profesional, penggunaan strategi dan pendekatan pembelajaran yang efektif, metode pembelajaran yang tepat atau sarana dan lingkungan pembelajaran yang baik sehingga prestasi siswanya juga kurang baik.

Dewasa ini masyarakat lebih cenderung untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika di lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari bukan hanya mengetahui saja. Pembelajaran yang berorientasi kepada target penguasaan materi saja, terbukti hanya berhasil mengingat dalam jangka waktu yang pendek, tetapi gagal untuk membekali anak untuk hidup dalam jangka waktu yang panjang.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi belajar yang diberikan dengan situasi nyata. Hal ini mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki

(18)

6

dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari mereka di dalam keluarga dan masyarakat.

Hasil pembelajaran dengan konsep ini diharapkan akan lebih bermakna bagi siswa, karena proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan, dimana siswa bekerja dan mengalami sendiri, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.

Siswa dalam hal ini perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari akan berguna dalam hidupnya, dengan demikian akan menempatkan dirinya sebagai yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti. Mereka belajar apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya untuk mencapainya dan dalam hal ini mereka memerlukan guru sebagai pembimbing dan sebagai pengarah agar mereka dapat belajar secara efektif.

Secara fundamental Dollar and Miller yang dinyatakan oleh Abin Syamsuddin Makmun menegaskan bahwa keefetifan belajar itu dipengaruhi oleh empat hal yaitu :

1. Adanya motivasi (drive), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something).

(19)

7

3. Adanya usaha (response), siswa melakukan sesuatu (the learner must do something).

4. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement), siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).5

Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa proses pembelajaran ditentukan oleh motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sebagai dasar dalam mendukung terlaksananya proses pembelajaran dengan baik.

Di samping itu adanya minat atau perhatian siswa terhadap proses dan tujuan pembelajaran, setelah itu baru merespon, dengan melakukan tindakan-tindakan untuk mengkonstruksi informasi yang diterimanya menjadi suatu temuan yang dilakukan sendiri. Siswa mengevaluasi hasil temuannya dan melakukan pendalaman untuk memantabkan hasil yang diperolehnya. Hasil yang diperolehnya tersebut di atas kemudian dilanjutkan dengan jalan penerapan dengan ketrampilan yang memadai sehingga dapat diterima oleh lingkungannya. Akhirnya siswa merasa memilikinya sendiri atau dengan kata lain menjadi ahlinya.

Lore dalam hal ini mengembalikan kepada tiga komponen utama dari proses belajar mengajar (yang harus diperhatikan oleh guru yang bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi PBM) ialah, komponen-komponen : ( sumulus-organisme-response), yang secara sistematik digambarkan sebagai berikut :6

5 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 165.

(20)

8

Sesuai dengan pendapat diatas Sasmoko menyatakan bahwa proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang perlu dievaluasi sebagai berikut : Proses pembelajaran mencakup tiga komponen, yaitu: input, proses, dan output.

Contoh komponen input yang perlu dievaluasi adalah bagaimana entry behavior yang dimiliki peserta didik?; apakah bahan pelajaran cukup relevan dan up to date?), apakah ruang kelas cukup memadai?, apakah bahan-bahan, alat-alat, media, pengajaran telah tersedia?; apakah semua anggota guru atau dosen telah memahami tugas dan kewajiban mereka?; apakah GBPP perlu direvisi?; strategi manakah yang paling cocok.

Contoh komponen proses yang perlu dievaluasi adalah apakah strategi yang dipergunakan telah terbukti efektif?; apakah media pembelajaran yang ada telah dimanfaatkan secara optimal?; apakah cara mengajar telah berhasil membantu belajar secara baik?; apakah cara belajarnya efektif?;dll

(21)

9

Evaluasi terhadap output pembelajaran adalah evaluasi hasil belajar mahasiswa.7

Pendapat Dollar & Miller, Loree dan Sasmoko di atas menyatakan bahwa komponen yang perlu dievaluasi dalam proses pembelajaran ialah komponen input, proces dan output.

Komponen input yang dievaluasi diantaranya adalah entry behavior siswa, bahan pembelajaran, ruang kelas, alat-alat, media pengajaran, guru yang profesional dan GBPP yang sesuai. Komponen proses yang perlu dievaluasi diantaranya adalah penggunaan strategi pembelajarannya, pemanfaatan media pembelajarannya dan keefektifan cara mengajar dan belajarnya. Komponen output yang perlu dievaluasi adalah hasil pembelajaran atau keberhasilan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran di MTs Al-Khairiyah - Kaliawi pada mata pelajaran Fikih.

Guru selalu mengharapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan olehnya berhasil, bahkan dituntut untuk selalu berhasil dengan baik. Materi belajar yang diberikan pada siswa harus dapat diterima dan dimengerti oleh siswanya,namun demikian seringkali siswa tidak dapat menerima atau mengerti, karena

keanekaragaman dan keunikan siswa. Guru harus mengadakan evaluasi dan menyesuaikan keadaan dengan merubah strategi pembelajarannya dengan

pendekatan yang lebih efektif. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

7 Sasmoko dalam http://www.depdiknas.go.id/ju

(22)

10

adalah salah satu pilihan sebagai alternatif yang dapat digunakan sebagai alat perubahan tersebut. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ini mendorong siswa untuk membuat hubungan antar pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Zahorik dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning menyatakan:

Knowledge is constructed, knowledge is not a set of facts. Consepts, or laws

waitingto be discovered, it is not something that existed independent of knower.

Humans creater of construct knowledge as they attemp to bring meaning to their

experience. Everything that we know, we have made”. 8

Pendapat Zahorik tentang pendekatan Contextual Teaching and Learning

adalah pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep dan hukum yang siap diterima, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksikan sendiri oleh siswa. Bukan suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, tetapi kreatifitas manusialah yang mengkonstruksi pengetahuan tersebut, sehingga tidak hanya mengerti tetapi mereka juga mengalami. Pengetahuan yang telah dikonstruksi siswa tersebut kemudian menjadi temuan dan dimiliki, kemudian akan menjadikannya ketrampilan kognitif, afektif dan juga ketrampilan psykomotorik bagi siswa nantinya.

(23)

11

Pendapat Zahorik diatas dikuatkan oleh Goleman yang menyatakan, seorang perencana strategis pembelajaran atau guru secara kontekstual menjalankan tugas dengan tujuan keterampilan kognitif yang dibarengi dengan keterampilan emosi.9

Pendapat Zahorik dan Golemen di atas secara ingklusif menyatakan bahwa pendekatan tekstual adalah menganggap pengetahuan hanya seperangkat fakta, konsep dan hukum yang harus diterima oleh siswa, ilmu berdiri sendiri dan siswa menghafal dan mengerti tanpa, mengkonstruksikan dan mengalami sendiri.

Pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini hanya terpaku pada pendekatan textual seperti, dengan cara ceramah dan tanya jawab yang membawa siswa pada pemahaman textual. Pendekatan textual cenderung hanya dapat mengingat dalam jangka pendek tetapi gagal dalam pemahaman jangka panjang sebagai bekal siswa untuk memecahkan masalah persoalan hidupnya. Pendekatan ini menempatkan guru sebagai sumber utama pengetahuan dan memandang pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal.

Perubahan dalam memilih pendekatan dalam strategi mengajar yang lebih baik sangat diperlukan, ialah yang tidak mengharuskan menghafal fakta-fakta, tetapi dapat mendorong siswa untuk dapat mengkonstruksikan pengetahuan dalam benak mereka sendiri. Bahkan ada kecenderungan kearah siswa tidak memahami saja tetapi juga mengalami apa yang dipelajarinya.

(24)

12

Pembelajaran Fikih mempunyai beberapa kendala, karena sebagian besar siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran Fikih yang diajarkan secara textual. Pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning sesungguhnya pelaksanaannya agak sulit, karena pendekatan ini sebaiknya di dilaksanakan pada sekolah yang telah lengkap peralatannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MTs al Khairiyah Kaliawi, bahwa Ada keraguan beberapa guru di MTs al Khairiyah Kaliawi untuk melaksanakan pendekatan Contextual Teaching and Learning ini, karena belum terbiasa dan kurang menguasai metode dan model pembelajaran yang lebih baik dan Kreatif. hal ini terjadi karena guru-guru yang ada, baru sedikit yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dan siswanya juga belum siap melaksanakan cara belajar sesuai dengan pendekatan sebagaimana tersebut di atas. Di samping itu mereka belum mempunyai pengalaman dalam menggunakan media pembelajaran yang memadai, karena alat-alat yang tersedia belum dapat mendukung proses pelaksanaan pendekatan kontekstual dengan sepenuhnya. Akibatnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan masih perlu perjuangan dan usaha yang serius.10

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Fikih, bahwa memang selama ini minat dan hasil belajar siswa belum optimal, khusus nya dalam Mata Pelajaran Fikih, hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian mereka. Untuk lebih jelasnya dapat

10

(25)

13

dilihat dari Tabel Nilai Semester mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII Al Khairiyah Kaliawi Tahun Pelajaran 2015/2016.11

TABEL 2

DAFTAR NILAI SEMSTER GANJIL PELAJARAN FIQIH KELAS VIII A MTs Al Khairiyah Kaliawi TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Penilaian Kognitif (Tes Tertulis)

Mata Pelajaran : Fikih Kelas : VIII A

No Nama Latihan

Uraian Nilai Konversi Predikat

1. Agus Priyadi 65 2,66 B-

(26)

14

16. Lilis Tania 85 3,4 A-

17. Lusi Rahmawati 85 3,4 A-

18. Marsan 80 3,2 B+

19. M. Rouffurrahim 85 3,4 A-

20. Arif Maulana 75 3 B

Sumber : Dokumentasi leger MTs Al Khairiyah Kaliawi TP. 2015/2016

Dari perolehan nilai diatas dapat dilihat bahwa perolehan nilai siswa kelas VIII MTs al Khairiyah Kaliawi dalam Mata pelajaran Fikih masih sangat rendah, yaitu dibawah KKM, hanya beberapa orang yang mendapat nilai diatas KKM, nilai KKM bidang studi Fikih adalah 70.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di MTs Al Khairiyah Kaliawi bahwa proses pembelajaran sudah menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ), akan tetapi minat belajar siswa dalam pelajaran Fikih masih sangat rendah, hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran Fikih, Siswa kurang bersemangat dalam mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, pembelajaran terlihat jenuh dan membosankan, itu disebabkan guru belum seluruhnya menerapkan azas- azas yang terkandung dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning.12

Berangkat dari hasil prasurvey yang penulis lakukan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Implementasi pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil balajar siswa kelas VIII MTs al Khairiyah

12

(27)

15

Kaliawi. dengan cara ini maka kita akan melihat apakah pendekatan Contextual Teaching Learning benar- benar dapat di implementasikan di MTs al Khairiyah Kaliawi pada tahun pembelajaran 2015/2016. Karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dimasyarakat.13

Terdapat anggapan bahwa pendidikan Agama Islam (PAI) khususnya mata pelajaran Fikih Merupakan mata pelajaran yang mudah sehingga tidak perlu dirisaukan kesanggupan siswa untuk menguasainya. Namun kenyataannya tidak semua siswa menunjukan hasil belajar yang optimal, dan belum mampu merealisasikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kondisi Pembelajaran Fikih saat ini menunjukan kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga hasil belajarnya kurang baik, dalam Penggunaan pendekatan pembelajaran

Contextual Teaching and Learning terhadap mata pelajaran Fiqih pada siswa kelas VIII MTs al Khairiyah Kaliawi, Peran serta guru sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar selain pendekatan CTL itu sendiri.

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

13

(28)

16

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka Identifikasi Masalah adalah sebagai berikut:

a. Guru sudah menerapkan berbagai macam metode pembelajaran akan

tetapi mutu Pendidikan Agama Islam masih sangat rendah khususnya

dalam mata pelajaran Fiqih.

b. Dalam Proses pembelajaran ada tiga aspek yang harus disentuh oleh

seorang pendidik/guru, akan tetapi pada kenyataannya guru banyak

menyentuh pada aspek kognitif saja belum banyak menyentuh aspek

apektif dan psikomotorik.

c. Guru telah memberikan motivasi belajar kepada seluruh siswa, akan

tetapi motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah.

d. Seorang guru yang profesional harus mampu menguasai berbagai macam

metode pembelajaran, akan tetapi guru mata pelajaran fikih kurang

mampu menguasai pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam

proses pembelajaran.

e. Terbatasnya sarana dan perasarana serta kesempatan guru untuk

mengikuti pelatihan CTL.

f. Rendanya partisipasi orang tua siswa dalam mendukung kemajuan

proses pembelajaran.

2. Batasan Masalah

(29)

17

Implementasi pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Al Khairiyah Kaliawi.

C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimana Implementasi pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Fikih di MTs al Khairiyah Kaliawi T.P 2015/2016?”

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui Implementasi pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih di MTs al Khairiyah Kaliawi dan sudah sesuai dengan azas- azas CTL.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun Kegunaan penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:

(30)

18

b. Dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan dalam rangka menentukan dan mengembangkan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran mata pelajaran Fikih pada masa yang akan datang.

c. Dapat memberikan masukan yang berguna dalam memperkaya teori- teori pendidikan yang berkaitan dengan model pembelajaran, dan selanjutnya sebagai pengembangan teori dalam kelas.

d. Implementasi Contextual Teaching and Learnig ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih.

e. Sebagai sumbangan pemikiran yang akan diberikan kepada guru dalam rangka meningkatkan kreativitas/ kualitas guru dalam mendidik anak didiknya.

f. Sebagai bahan masukan bagi siswa MTs al Khairiyah Kaliawi dalam meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran fikih di MTs al Khairiyah Kaliawi.

E. Kerangka Pikir

(31)

19

sehingga mendorong siswa untuk dapat belajar dalam kehidupan mereka.14 Berbagai upaya patut dijalankan guna pencapaian peningkatan pemahaman dan pengamalan siswa dalam ibadah dan mu’amalah, model pembelajaran kontekstual dalam

implementasi atau penerapannya menuntut adanya pengaitan setiap materi pelajaran atau disiplin ilmu apapun dengan nilai- nilai agama. Guru mata pelajaran apapun harus dapat menghubungkan materi yang disampaikan dengan nilai- nilai agama terutama yang menyangkut pengamalan ibadah, agar sebisa mungkin dapat diamalkan dan dipraktekan dalam kegiatan berlansung, sehingga membawa dampak positif dan membekas dihati siswa serta dapat diamalkan dalam kehidupan sehari- hari atau dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam proses pembelajaran CTL terdapat langkah- langkah yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru Fiqih agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Adapun langkah- langkah yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran CTL adalah:

1. Kontruktivisme: Suatu proses pembelajaran yang mana siswa diharapkan mampu membangun pengetahuan yang ada dalam dirinya melalui pengalaman nyata.

2. Inquiri: Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik /siswa didasarkan pada pencapaian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis, dalam proses pembelajaran guru bukannya

(32)

20

mempersiapkan sejumlah materi pembelajaran akan tetapi guru hanya bertugas merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

3. Bertanya (Questioning) dalam proses pembelajaran CTL, guru tidak hanya sebagai penyampai informasi kepada siswa akan tetapi guru harus dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk dapat menemukan dan mengajukan pertanyaan dari setiap materi yang sedang dipelajari. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap siswa, sedangakn menjawab setiap pertanyaan yang diberikan guru mencerminkan kemampuan siswa dalam berfikir. Dengan adanya pertanyaan baik yang diberikan oleh guru atau siswa maka proses pembelajaran dapat berjalan secara produktif. Dalam pembelajaran produktif, kegiata bertanya berguna untuk: menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa, untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan memokuskan perhatian siswa terhadap suatu yang dikehendaki guru.

(33)

21

siswa yang lain dalam bentuk belajar secara kelompok, dengan proses pembelajaran ini siswa diharapkan dapat bekerja sama, saling membantu, saling menghargai pendapat orang lain dan dapat menyelesaikan permasalahan secara bermusyawarah, sehingga dalam kehidupannya kelak siswa diharapkan mampu berinteraksi dengan masyarakat banyak disekitar tempat tinggalnya sehingga dapat hidup dengan nyaman dan harmonis dengan orang lain.

5. Pemodelan: Proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Pemodelan dapat dilakukan oleh guru atau mendatang ahlinya dari luar madrasah, dapat juga dilakukan oleh siswa itu sendiri, atau juga melalui foto dan gambar, melalui pemodelan seperti ini siswa diharapkan mampu memahami materi pelajaran lebih baik lagi dan dapat melaksanakan dalam kesehariannya.

6. Refleksi (reflection): Respon terhadap kejadian yang terdahulu atau kejadian/ pengalaman yang baru ia terima. Siswa diharapkan mampu merespon pengalaman yang baru dan dapat menghubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki sekarang, dengan begitu siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

(34)

22

juga ditentukan oleh proses belajar melalui penilaian nyata. Penilaian nyata dalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar siswa.Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar- benar belajar atau tidak. Penilaian ini dilakukan secara terus- menerus selama kegiatan berlansung. Penilaian ini diarahkan pada proses belajar bukan terhadap hasil belajar. Akan tetapi untuk mengetahui anak benar-benar telah memahami pembelajaran yang sedang berlansung, guru tentu dipandang perlu untuk melakukan tes tulis sebagai bukti pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah telah dilaksanakan. Misalnya, mid semester dan semesteran.

(35)

23

Berdasarkan uraian diatas, maka alur kerangka fikir dapat digambarkan secara praktis mengenai Implementasi Contextual Teaching and Learning pada mata pelajaran Fikih di MTs al Khairiyah Kaliawi adalah:

Langkah- langkah Pembelajaran CTL :

1. Konstruktivisme 2. Inquiry (menemukan) 3. Questioning (Bertanya) 4. Learning Community 5. Pemodelan (modeling) 6. Refleksi (reflection) 7. Penilaian nyata ( authentic

assesment)

Hasil Belajar Fikih:

(36)

i

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL)DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

DI MTs ALKHAIRIYAH KALIAWI

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Pendidikan Islam (M. Pd. I)

Oleh

LILIS YULIANA

NPM : 1422010039

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

(37)

ii

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARANCONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING (CTL)DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

DI MTs ALKHAIRIYAH KALIAWI TANJUNG KARANG PUSAT

TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Pendidikan Islam (M. Pd. I)

Oleh

LILIS YULIANA

NPM : 1422010039

Pembimbing I : Dr. H. ACHMAD ASRORI, MA Pembimbing II : Dr. M. AKMANSYAH, MA

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

(38)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS/ KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

N a m a : LILIS YULIANA

N P M : 1422010039

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “Implementasi

Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Di MTs Al Khairiyah Kaliawi-TANJUNG KARANG PUSAT” adalah benar- benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya sepenuhnya menjadi tangung jawab saya

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan

Bandar Lampung, 03 Januari 2016 Yang Menyatakan,

(39)

iv

ABSTRAK

Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu suatu proses pembelajaran yang memperhatikan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa dengan pembelajaran, dan berusaha menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari- hari.

Hasil belajar siswa MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat pada mata pelajaran Fikih Tahun Pelajaran 2015/2016 masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tentu dipengaruhi berbagai faktor terutama siswa merasa kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan pembelajaran dengan Ibadah sehari- hari dikarenakan dalam proses pembelajaran guru lebih dominan menggunakan pendekatan tekstual/ ceramah berdasarkan buku pegangan/ buku paket saja.

Sedangkan Mata pelajaran Fikih memiliki karakteristik menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan mu’amalah yang benar dan baik. Dan bertujuan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok- pokok hukum Islam dan tatacara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan, sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah(sempurna).

Rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimana Implementasi Contextual Teaching and learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Fikih di MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Implementasi Contextual Teaching and Learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih di MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat dan sudah sesui dengan azas- azas

Contextual Teaching and Learning(CTL) .

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Langkah- langkah pengolahan data mencakup: reduksi data, display data dan verifikasi data dan menarik kesimpulan.

(40)

v

PERSETUJUAN

Judul Tesis : IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MTs Al Khairiyah Kaliawi-Tanjung Karang Pusat

Nama : LILIS YULIANA

NPM : 1422010039

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Telah disetujui dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 02 Februari 2016

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hi.Achmad Asrori,MA Dr. M.Akmansyah,MA NIP.195507101985031003 NIP.197003181998031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah

(41)

vi

PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Tesis yang berjudul: IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs. AL KHAIRIYAH KALIAWI, ditulis oleh LILIS YULIANA,

NPM. 1422010039, telah di ujikan dalam ujian tertutup dan di setujui dalam Ujian Terbuka Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Tim Penguji:

Ketua Sidang : Prof.Dr. Sulthan Syahrir, M.A (...)

Penguji I : Dr. Subandi, MM (...)

Penguji II : Dr. Hi.Achmad Asrori,M.A (...)

Sekertaris Sidang : Dr. Nasir, S.Pd.,M.Pd. (...)

(42)

vii

PENGESAHAN

Tesis yang berjudul: IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM

MENINGKATKAN. HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs. AL KHAIRIYAH KALIAWI, di tulis oleh LILIS YULIANA,

NPM. 1422010039, telah di ujikan dalam ujian terbuka Program Pasca sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Tim Penguji:

Ketua Sidang : Prof. Dr. Idham Kholid. M.Ag (...)

Penguji I : Dr. Subandi, MM (...)

Penguji II : Dr.Hi. Achmad Asrori,M.A (...)

Sekertaris Sidang : Dr. Nasir, S.Pd.,M.Pd. (...)

Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan lampung

Prof.Dr.Idham Kholid.M.Ag NIP.1960010201988031005

(43)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan curahan nikmat-Nya kepada kita semua terutama kepada penulis, yang dengan izin- Nya jugalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang disebut sebagai puncak karya akademis seorang mahasiswa tingkat magister, dengan lancar tanpa menemui hambatan yang berarti. Shalawat serta salam tidak bosan- bosannya kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada umatnya sekalian alam.

Dengan kesadaran yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian penelitian ini hingga terselesainya menjadi tesis. Ucapan itu kami haturkan kepada: 1. Bapak Prof.Dr.Idham Kholid.M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN

Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Achmad Asrori, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung, sekaligus selaku pembimbing I pada penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. M.Akmansyah, MA, selaku pembimbing II yang juga senantiasa memberikan masukan dan motivasi, pengarahan dan bimbingan sehingga terselesainya penyususnan tesis ini.

4. Bapak Dr.Nasir. S.Pd. M.Pd, selaku sekertaris Prodi PAI IAIN Raden Intan Lampung.

(44)

ix

Khairiyah Kaliawi yang telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini, sehingga tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya.

6. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan tesis ini.

Akhirnya, kiranya tesis ini terdapat banyak kekeliruan mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat Konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung 17 Desember 2015M

05 Robiul Awal 1437H

(45)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i PERYATAAN ORISINALITAS... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii PERSETUJUAN TIM PENGUJI ... iv ABSTRAK... v PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi KATA PENGANTAR ... vii D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 17 E. Kerangka Pikir... 18 4. Karakteristik Pembelajaran CTL ... 34 5. Asas- Asas CTL ... 36

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

(46)

xi

2. Visi,Misi dan Tujuan MTs.Al Khairiyah ... 69 3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 70 4. Keadaan Siswa ... 72 5. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 73 6. Kegiatan Pembelajaran ... 75 B. Penyajian dan Analisa Data ... 77 1.Penyajian Data... 77 1. Implementasi Pendekatan CTL ... 77 2. Hasil Belajar ... 87 2.Analisis Data... 100

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan... 132 2. Rekomendasi ... 135

(47)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(48)

24

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Implementasi Contextual teaching and Learning ( CTL )

1. Pengertian Pendekatan Contextual teaching and Learning ( CTL )

Pendekatan adalah: Proses, cara, perbuatan yang diusahakan dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti1.

Contextual Teaching and Learning terdiri dari tiga kata.context artinya berhububgan dengan suasana atau keadaan.2 Teaching artinya mengajar.3 Learning artinya Pengetahuan.4 Menurut bahasa berasl dari bahasa latin yang artinya mengikuti keadaan, situasi dan kejadian. Adapun pengertian CTL menurut Depdiknas adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari- hari.5

Dengan demikian Contextual teaching and Learning adalah system belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Edisi 3, h. 246 2

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia,1997), h.143

3 Ibid., h. 581 4 Ibid., h. 353

(49)

25

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerjaan.6 CTL adalah mengajar dan belajar yang menghubungkan isi pelajaran dengan lingkungan.7 Johnson

mengartikan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari- hari, yaitu dengan kontexs lingkungan pribadinya, social dan budaya. Sedangkan The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning mengartikan pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar sekolah dan diluar sekolah untuk memecahkan seluruh persoalan yang ada dalam dunia yang nyata. Pembelajaran kontexs terjadi ketika siswa menerapkan dan mengalami apa yang diajarkan dengan mengacu pada masalah riil yang berasosiasi dengan peranan dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga, masyarakat, siswa, dan selaku pekerja. Center on Education and Work at The University of Wisconsin Madison, mengartikan Pembelajaran Kontekstual adalah suatu konsepsi belajar- mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan membantu siswa membuat hubungan antara

6 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 6

(50)

26

pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, masyarakat dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.8

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran CTL adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari- hari, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat maupun warga negara. Dengan pembelajaran CTL guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan kompetensi yang mereka miliki, dengan tujuan untuk menemukan makna materi dan menerapkan pengetahuan yang didapatnya. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari kontexs yang terbatas sedikit demi sediki, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Contextual Teaching and Learning ( CTL ) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara utuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung didalamnya:

a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara lansung.

(51)

27

Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan siswa hanya dapat menerima materi pelajaran saja secara pasif, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

b. CTL mendorong siswa agar dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak mudah dilupakan.

c. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari- hari.9

2. Teori yang Melandasi Contextual teaching and Learning ( CTL )

Beberapa Teori yang berkembang yang melandasi CTL adalah sebagai berikut: a. Knowledge- Based Contructivism

Teori ini beranggapan bahwa belajar bukan menghapal, melainkan mengalami, dimana peserta didik dapat mengkontruksi sendiri

9

(52)

28

pengetahuannya, melalui partisipasi aktif secara inovatif dalam proses pembelajaran.

b. Effort- Based learning/ Incremental Teory Of Intellagance

Teori ini beranggapan bahwa bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar akan mendorong siswa memiliki komitmen terhadap belajar.

c. Socialization

Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses social yang menentukan terhadap tujuan belajar. Oleh karena itu, faktor social dan budaya merupakan bagian dari system pembelajaran.

d. Situated Learning

Teori ini beranggapan bahwa pengetahuan dan pembelajaran harus situasional, baik dalam kontexs secara fisik maupun kontexs social dalam rangka mencapai tujuan belajar.

e. Distributed Learning

Teori ini beranggapan bahwa manusia merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang didalamnya harus ada terjadinya proses berbagi pengetahuan dan bermacam- macam tugas.10

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh seluruh siswa untuk mengkontruksi atau

(53)

29

membangun pengetahuan dalam dirinya melalui usaha yang optimal/ bersungguh- sungguh juga dipengaruhi faktor sosial dan budaya yang ada disekitarnya.

Teori lain yang mendukung pembelajaran kontekstual adalah:

d. Teori Perkembangan dari Piaget

Menurut Piaget: bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual, pada umumnya akan berhubungan dengan proses mencari keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ia ketahui pada satu sisi dengan apa yang ia lihat sebagai suatu fenomena baru sebagai pengalaman.

e. Teori Belajar Vygotsky

Vygotsky mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya. Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sesuai dengan teori sosiogenesis. Artinya pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber- sumber sosial di luar dirinya.11

f. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan- aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam pisokologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan

11

(54)

30

kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Yaitu siswa diberi kesempatan yang seluas- luasnya untuk mengembangkan ide- ide yang ia miliki, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.12

g. John Dewey Metode Pengajaran

Menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati- hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan- kesimpulan yang definitif melalui lima langkah, yaitu:

1. Siswa mengenali masalah- masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.

2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang di hadapinya.

3. Lalu dia menghubungkan uraian- uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.

4. Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing- masing.

5. Selanjutnya ia mencoba mempraktekkan salah atu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik .Hasilnya akasn membuktikan betul- tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan dicobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Pemecahan masalah itulah yang benar, yaitu yang berguna untuk hidup.13

12 Trianto, Mendesain Pembelajaran Kontekstual, ( Contextual Teaching and Learning) di Kelas, ( Jakarta: Cerdas Pustaka Pubisher, 2008), h. 40- 41.

13

(55)

31

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan pembelajaran CTL adalah siswa diharapkan mampu memperoleh kecakapan intelektual dan dapat membangun sendiri pengetahuan dalam dirinya serta mampu memecahkan atau menyelesaikan permasalah yang ada, karna guru berfungsi sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, oleh karenanya guru . Dengan begitu siswa akan terbiasa mandiri dan menjadi lebih kreatif dan inovatif di dalam pembelajaran.

3. Konsep Pembelajaran Contextual Teaching Learning( CTL )

Kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan sehari- hari.14

Landasan Filosofis CTL adalah Konstruktivisme yaitu filosofis belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya menghapal, tetapi mengkontruksikan atau membangun pengetahuan dn keterampilan baru lewat fakta- fakta yang mereka alami dalam kehidupannya. Pendekatan ini selaras dengan konsep KTSP yang diberlakukan, KTSP dilandasi dengan pemikiran bahwa beberapa kompetensi akan terbangun secara mantap dan maksimal apabila pembelajaran dilakukan secara kontekstual, yaitu pembelajaran yang dudukung situasi dalam kehidupan nyata.

(56)

32

Untuk memahami secara lebih mendalam konsep pembelajaran kontekstual,

COR (Center For Occupational Research) di Amerika menjabarkannya menjadi lima konsep bawahan yang disingkat REACT yaitu:

1. Relating adalah bentuk belajar dalam kontek kehidupan nyata atau pengalaman nyata, pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan situasi sehari- hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan problema untuk dipecahkan.

2. Experincing adalah belajar dalam kontexs ekplorasi, penemuan, dan penciptaan. Ini berarti bahwa pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pembelajaran yang mengedepankan proses berpikir kritis lewat siklus inguary.

3. Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa menerapkan konsep dan informasi ke dalam kebutuhan kehidupan mendatang yang dibayangkan.

(57)

33

5. Transfering adalah kegiatanbelajar dalam bentuk memampaatkan pengetahuan pengalaman berdasarkan kontexs baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.15

Pendekatan CTL diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalaminya. Dalam konteks ini, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya nanti. Dlam kelas kontekstual, guru berusaha membantu siswa mencapai tujuan, yakni guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi siswa. Pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan menemukan sendiri bukan hanya didapat dari guru.

CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Dari konsep di atas terdapat tiga hal yang harus kita pahami:

a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar dioryentasikan pada proses pengalaman secara langsusng.

15

(58)

34

b. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bagi siswa materi tidak hanya berfungsi secara funfsional, akan tetapi materi tersebut juga dipelajari dan tertanam erat dalam memori mereka, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

c. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, tetapi juga bagaimana materi itu dapat mewarnai perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

4. Karakteristik Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Terdapat beberapa karakteristik dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL yaitu:

1. Kerja sama 2. Saling menunjang

3. Menyenangkan, tidak membosankan 4. Belajar dengan bergairah

(59)

35

8. Sharing dengan teman 9. Siswa kritis, guru kreatif

10. Dinding dan lorong- lorong penuh dengan hasil kerja- sama, peta- peta, gambar, artikel, humor dan lain- lain

11.Laporan kepada orang tua bukan hanya raport tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain- lain.16 Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuan. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada sekedar memberi informasi. Guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar- mengajar lebih diwarnai

Student Centered daripada Teacher Centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut:

1. Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa

2. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama

3. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual

16

(60)

36

4. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan pertimbangan pengalaman yang dimiliki siswa

5. penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti Melaksanakan dijadikan bahan refleksi terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaannya.17

5. Asas- asas Contextual teaching and Learning ( CTL )

a. Konstruktivisme

Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut pengembangan

filsafat kontruktivisme Mark Baldwin dan diperdalam oleh Jean Piage menganggap bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.

Menurut Suparno, secara garis besar prinsip- prinsip kontruktivisme yang diambil adalah:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial;

2. Pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan kearifan siswa sendiri untuk bernalar;

3. Siswa aktif mengkontruksi secara terus- menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah;

17

(61)

37

4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi siswa berjalan mulus.

b. Inquiri

Asas kedua dalam pembelajaran Contextual Teaching Learning( CTL ) adalah inquiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencapaiaan dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

Ada berapa langkah dalam kegiatan menemukan (inquiri) yang dapat dipraktekan di kelas :

1. Merumuskan Masalah

2. Mengamati dan melakukan observasi

3. Menganalisis dan menyajikan hasil tulisan, gambar, laporan bagan, tabel dan karya yang lain

4. Mengkomunikasikannya atau menyajikan hasil karya kepada pembaca, teman sekelas, guru atau audien yang lain.

(62)

38

Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan- pertanyaan, guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi. Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk :

1. Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis 2. Mengecek pemahaman siswa

3. Membangkitkan respon siswa

4. Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa 5. Mengetahui hal- hal yang sudah deketahui siswa

6. Menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru 7. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi petanyaan dari siswa

d.Masyarakat Belajar (Learning Comminity)

Leo Semenovich Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendiri, tetapi membutuhkan orang lain. Kerja sama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan ontuk memecahkan suatu persoalan.

(63)

39

Yang dimaksud dengan asas pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa/ peserta didik.

f. Refleksi ( Reflection )

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengalaman yang baru diterima. Dengan begitu sisswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya.

g.Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

(64)

40

Secara ringkas ada tujuh pilar CTL dan kelemahan pembelajaran Tradisional/ Konvensional, dapat disusun dalam tabel berikut:

TABEL 3

Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Konvensional/ Tradisional.18

18

Suparlan dkk, PAKEM, ( Bandung: Genesindo, 2008), h. 46 Pilar/ Solusi, Indikator

masalah Pendekatan CTL

Pendekatan Konvensional/ Tradisional 1 Konstruktivme Belajar berpusat pada siswa untuk

mengkontruksi bukan menerima

Belajar yang berpusat pada guru, formal dan serius

2 Inquiri Pengetahuan diperoleh dengan

menemukan, menyatukan rasa, karsa dan karya

3 Bertanya Belajar merupakan kegiatan

produktif, menggali informasi, 4 Masyarakat Belajar Kerjasama dan maju bersama, saling

membantu

6 Refleksi Pembelajarn yang konprehenshif,

Gambar

Tabel 1
TABEL 2
Tabel. 4
Tabel.  6
+4

Referensi

Dokumen terkait

REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PROGRAM DAN KEGIATAN.. TAHUN

Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (Tsts) Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Pada Materi Momentum Dan Impuls.. Universitas Pendidikan

Kesimpulan yang dibuat adalah pengunaan AC sentral yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri legionella dan menyebabkan keluhan kesehatan

menyelesaikan studi Pascasarjana S2 di Program Magister Ilmu Lingkungan di. Universitas Diponegoro

PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 INI / MEMPUNYAI PROGRAM KERJA. PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat