• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Perencanaan dan Pelestarian Lingkungan Terbangun - Bali, 22 Desember E d i t o r

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Seminar Perencanaan dan Pelestarian Lingkungan Terbangun - Bali, 22 Desember E d i t o r"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iii

E d i t o r

Gusti Ayu Made Suartika, ST., MEng.Sc., PhD.

Ni Ketut Agusintadewi, ST., MT., PhD.

Ni Made Swanendri, ST., MT.

(3)

iv

(4)

v

KATA PENGANTAR

Ide pelestarian menjadi sebuah keharusan di era pembangunan yang pesat ini, di belahan bumi manapun kita berada. Pelestarian bentang alam, sumber daya alam, energi, peninggalan bernilai historis, tata nilai budaya dan sosial, identitas, dan lain-lain menjadi kegiatan-kegiatan yang tidak boleh tidak harus diagendakan. Tujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat telah mendorong komponen-komponen serta para pelaku pembangunan untuk memanfaatkan sumberdaya pendukung yang ada secara maksimal atau malahan secara berlebihan. Seringkali langkah ini tidak atau belum disertai pertimbangan untuk menjaga keberlangsungan serta ketersediaan sumberdaya yang sama untuk generasi di masa yang akan datang. Kadang kala, ketika kita menyisakan sumber daya untuk anak cucu kita di masa yang akan datang, kualitas serta kuantitasnya kemungkinan tidak pada kondisi prima lagi.

Kota sebagai wadah beragam aktivitas pembangunan secara langsung dipengaruhi oleh situasi di atas. Ini direfleksikan oleh kondisi lingkungan binaan, dimana kita hidup dan berinteraksi.

Timpangnya aktivitas pembangunan antara desa dan kota telah mendorong laju urbanisasi yang sangat pesat, khususnya di negara-negara di Asia. Kondisi ini diperparah oleh tingginya laju pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terkontrol. Seringkali sudah didengungkan jika kota-kota kita mengalami masalah kemacetan yang kronis; kebanjiran yang menahun; polusi pada level yang membahayakan; tingkat kepadatan yang melumpuhkan pergerakan dalam maupun antar kota; menurunnya level livabilitas kota; kualitas-kualitas ruang kota yang menurun; dominasi dalam pemanfaatan kawasan strategis oleh kepentingan tertentu; konversi kawasan lindung menjadi kawasan budidaya; merupakan beberapa tantangan dalam pertumbuhan kota saat ini. Sangat sering jika sebuah kota tumbuh dan berkembang tanpa ada rencana. Atau, jikapun blueprint pembangunan spasialnya ada, implementasi serta pengendaliannya yang bermasalah. Atau pada sirkumstansi yang berbeda, dimana terjadi koalisi anatar korporasi dengan para pengambil keputusan (pemerintah), produk perencanaan yang sudah jelas implementasinya bisa dibeli oleh para pemilik modal.

Dengan didasari oleh kondisi-kondisi inilah maka Program Studi Magister Arsitektur, Universitas Udayana dan Ikatan Arsitek Indonesia Daerah Bali berkolaborasi untuk menyelenggarakan seminar tahunan dengan tema Perencanaan dan Pelestarian Lingkungan Binaan di tahun 2015 ini. Kepada Ibu dan Bapak Pembicara Kunci, saya ucapkan terima kasih atas waktu serta kesediaannya untuk berbagi di melalui Seminar ini. Kepada Ibu dan Bapak Pemakalah dan Peserta Seminar, saya ucapkan terima kasih atas partisipasinya. Akhirnya, kepada Ibu dan Bapak Panitia Pelaksana Seminar, saya sampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya untuk kerja kerasnya, sehingga Seminar tahun ini bisa terlaksana dengan sukses.

Sebagai penutup, saya mohon maaf untuk kekurangan dan kesalahan.

Terima kasih.

Gusti Ayu Made Suartika Desember 2015

(5)

vi

(6)

vii

R I N G K A S A N

Proseding Seminar ini merupakan kumpulan paper-paper yang dipresentasikan dan dipublikasi dalam Seminar Perencanaan dan Pelestarian Lingkungan Terbangun yang diselenggarakan oleh Program Magister Arsitektur: Program Keahlian Perencanaan dan Manajemen Pembangunan Desa/Kota dan Program Keahlian Manajemen Konservasi, di Aula Pascasarjana, Lt III Gedung Pascasarjana Universitas Udayana, Kampus Denpasar pada hari Selasa, tanggal 22 Desember 2015.

Adapun sub tema yang diangkat dalam Seminar adalah:

1. Permukiman etnik 2. Permukiman informal 3. Tradisi, arsitektur, dan makna

4. Pelestarian arsitektur-tantangan dan potensi 5. Pusaka kota dan pembangunan kota berbudaya

6. Perencanaan kawasan strategis: ekowisata, pesisir, lindung, pendidikan, bersejarah, rentan bencana, ramah anak, pedestrians kota, dll

Masing-masing paper telah dipresentasikan, baik dalam sesi presentasi untuk para pembicara kunci maupun sesi pararel untuk para pemakalah. Partisipan dan presenter dalam Seminar ini berasal dari para akademisi, mahasiswa program pascasarjana, para pemerhati keberlanjutan lingkungan terbangun maupun bentang alamiah. Besar harapannya jika Seminar ini bisa menjadi ajang diskusi dan berbagi pengetahuan, pengalaman, ide berkenaan pembagunan lingkungan binaan serta pelestariannya. Ini termasuk pembangunan mekanisme terkait perencanaan tatanan spasial kota/daerah serta pelestarian legasi, potensi, serta sumber- sumber daya alamiah, dan non-alamiah yang ada di sekitar kita. Semoga aktivitas ini bisa dijadikan bagian kegiatan rutin, yang penyelenggaraannya dijadwal secara berkelanjutan.

Terima kasih

(7)

viii

(8)

ix

DAFTAR ISI

Halaman muka ………..…………. i

Editor ………..………. iii

Kata Pengantar ……….………. v

Ringkasan ……….…….. vii

Daftar Isi ………. ix

Daftar Pemakalah

Sesi Paralel 1: Permukiman Etnik

Karakteristik Permukiman Tradisional Gampong Lubok Sukon ……… 1

Ahmad Sidiq Pelestarian Pola Permukiman Tradisional Suku Lio Dusun Nuaone, Kabupaten Ende ……. 11

Alfons Mbuu Struktur Organisasi dan Tata Zonasi Permukiman di Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli ………. 25

I Gusti Ayu Canny Utami Konsep Pola Desa dan Tata Hunian Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bali ……… 33

Nyoman Siska Dessy Krisanti Perkembangan Fisik Bangunan pada Permukiman Tradisional Desa Bayung Gede ………… 39

Ida Rayta Wira Pratami Kenyamanan Thermal pada Rumah Tinggal Masyarakat Desa Pekraman Bugbug, Kabupaten Karangasem ……….. 47

Ida Bagus Gde Primayatna, Ida Bagus Ngurah Bupala Konsepsi Tri Hita Karana pada Pola Perumahan Utama Desa Pekraman Gunung Sari ……… 59

Gusti Ayu Cantika Putri

Sesi Paralel 2: Permukiman Informal

Karakteristik dan Faktor Penyebab Kekumuhan pada Permukiman Jalan Cok Agung Tresna I, Denpasar ……….. 67

Ni Putu Diah Agustin Permanasuri Potensi Internalisasi Sektor Informal dalam Rencana Tata Ruang ………. 74 Ida Bagus Gede Agung Prayudha

(9)

x

Sesi Paralel 3: Tradisi, Arsitektur, dan Makna

Mandala Mamargi dalam Arsitektur Tradisional Bali

Pengalaman pada Peristiwa Nuntun Bhatara Hyang di Denpasar, Bali ……… 83 Anak Agung Ayu Oka Saraswati

Peran dan Makna Arsitektur Vernakular Indonesia sebagai Jatidiri

Menuju Arsitektur Nusantara ……… 90 Anak Agung Gde Djaja Bharuna S.

Kajian Elemen Arsitektur Gereja Tua Sikka sebagai Bangunan Bersejarah

Peninggalan Belanda ……… 98 Yohanes Pieter Pedor Parera

Konsep Bentuk Uma Pangembe Melalui Pendekatan Kearifan Lokal

dan Budaya Setempat ……… 107 Ignatius Nugroho Adi

Fungsi dan Estetika dalam Arsitektur Tradisional Bali ………. 115 I Wayan Gomudha

Tradisi Meruang Masyarakat Tradisional Sasak Sade di Lombok Tengah ……….. 127 Ni Ketut Agusinta Dewi

Sesi Paralel 4: Pelestarian Arsitektur-Tantangan dan Potensi

Eksistensi Teba sebagai Ruang Penampung Sampah Organik di Kecamatan Ubud ………… 141 I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Putra

Pengembangan Desa Wisata di Desa Adat Pengotan Kabupaten Bangli ………... 150 Ishak Ferdiansyah

Transformasi Pemanfaatan Ruang di Sekitar Pura Kahyangan Tiga,

Desa Pakraman Peliatan ………... 158 I Putu Hartawan

Puri Kanginan Singaraja: Konsep, Filosofi, dan Tipologi Bangunan ……… 167 Rohana Veramyta

Usaha Pelestarian Kearifan Lokal dalam Awig-Awig Penangkapan Ikan

(Studi Kasus Masyarakat Nelayan Desa Kedonganan) ………... 176 Anak Agung Ayu Dyah Rupini

Dasar Pertimbangan Pengelolaan Karang Bengang di Desa Tegallalang Gianyar ……… 184 Made Prarabda Karma

Pelestarian Hutan Bambu sebagai Bentuk Kearifan Lokal

di Desa Adat Penglipuran, Bangli …... 191 Ni Luh Made Marini

Pelestarian Taman Nasional Bali Barat ………... 197 Bimo Firizki Diadi

(10)

xi

Sesi Paralel 5: Pusaka Kota dan Pembangunan Kota Berbudaya

Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Catuspatha Desa Kesiman Melalui

Pemaknaan Lingkungan Sekitar ……… 205 I Gede Artha Dana Jaya

Strategi Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat sebagai Upaya Pelestarian Aset Pusaka

Kota Denpasar ……….. 215 Anak Agung Ayu Sri Ratih Yulianasari

Mewujudkan Kota Pusaka Yang Berkelanjutan ……….. 222 Nyoman Ary Yudya Prawira

Pengaruh Perkembangan Pariwisata terhadap Fungsi Karang Desa

di Banjar Nyuhkuning, Ubud ……….. 229 Made Bayu Indra Yudha

Pembangunan Denpasar Kota Berbudaya: dari Kota Kerajaan hingga Kota Kolonial ……… 237 Putu Ayu Hening Wagiswari

Identifikasi Stakeholder dan Peranannya dalam Menyelesaikan

Persoalan Pelestarian Kawasan ………. 244 Gede Windu Laskara

226 Tahun Kuatkan Posisi Denpasar sebagai Kota Pusaka ………. 255 Putu Rumawan Salain

Sesi Paralel 6: Perencanaan Kawasan Strategis

Pengaruh Parkir terhadap Infrastruktur Transportasi Jalan di Kota Lama Singaraja ……… 263 I Putu Edy Rapiana

Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga Menuju Pembangunan Berkelanjutan

di Kawasan Pariwisata Ubud ……… 271 Anak Agung Ayu Sara Kusumaningsih

Infrastruktur Manajemen Air sebagai Antisipasi Banjir di Tukad Buleleng,

Pusat Kota Lama Singaraja ……… 278 Anak Agung Ngurah Ardhyana

Kajian Implementasi Tata Ruang dan Bangunan pada Bangunan Hotel

di Kawasan Pesisir Sawangan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ……… 287 Putu Gede Wahyu Satya Nugraha

Optimalisasi Moda Transportasi sebagai Antisipasi Rencana Pembangunan

Bandar Udara Bali Utara dan dalam Upaya Pemerataan Pembangunan ……… 292 Ni Ketut Ayu Intan Putri Mentari Indriani

Faktor dan Aspek Keberadaan Perumahan Gated Community di Kota Denpasar ……… 301 I Gede Hariwangsa Wijaya

(11)

xii

Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Kota Denpasar ……… 308 Wayan Daton Yudhyanggara

Implementasi Konsep Green Architecture pada Bangunan Four Season Tent Camp ………. 315 Kadek Bayu Dwi Laksana

Konsep Penyediaan Taman Kota sebagai Perwujudan Fungsi Sosial

Ruang Terbuka Hijau di Kota Mangupura ………... 323 Kadek Ary Wibawa Patra

Pengaruh Kebijakan Penataan Ruang Tukad Badung terhadap Perilaku Masyarakat

di Desa Pemogan ………... 332 I Ketut Adi Widiadinata

Pengembangan Infrastruktur yang Terintegrasi dengan Kondisi Iklim

pada Lingkungan Pantai Boom Banyuwangi ………..……….. 339 Abu Sufyan

Hutan Kota ………. 349 Cokorda Gede Putra Danendra

Sistem Subak di Desa Jatiluwih, Tabanan dalam Konsep Lingkungan Berkelanjutan ……… 356 L.G. Rara Bianca Sarasaty

Perubahan Fungsi Kawasan di Sekitar Kali Semarang Dari Era Kolonial hingga Modern

(Studi Kasus Kawasan Kali Semarang dari Gang Lombok hingga Kebon Dalem) ……….. 362 Yudistira Nugroho

Potensi Pengembangan Kawasan Pesisir Pantai Air Sanih Sebagai Objek Pariwisata

Perencanaan Berbasis Sustainable Development di Kabupaten Buleleng ……… 369 Untung Bagiotomo

Konsepsi Pengembangan Wilayah Agropolitan di Kabupaten Karangasem ……… 380 Putu Indra Yoga Sariasa

Kontroversi “Datu Swing” sebagai Salah Satu Objek Pariwisata di Gili Trawangan ………… 389 Putu Bayu Aji Krisna

Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan Fungsi Ekologis

di Kawasan Perkotaan Kabupaten Badung ……… 396 Afriyanti Noorwahyuni

Potensi Kawasan Pesisir Pemuteran ……….…. 404 Ayu Mega Silvia Lukitasari

Keragaman Budaya dalam Mewujudkan Sustainabilitas Pembangunan Ekonomi ……… 410 Gede Surya Pramana

Kawasan Wisata Seni dan Budaya Berbasis Ekonomi Kreatif di Kecamatan Sukawati …… 420 Kadek Wira Wibawa

Integrasi Kebijakan Perencanaan dan Prioritas Pembangunan yang Berbasis Masyarakat di Kawasan Pesisir Pantai Amed ……… 428 Kurnia Dwi Prawesti

Ekonomi Hijau sebagai Solusi untuk Mengatasi Dampak Negatif

Pengembangan Sarana Akomodasi Wisata di Ubud ……… 436 Agung Angga Wira Raditya

(12)

xiii Perencanaan Kawasan Pesisir Pantai Soka: Identifikasi Potensi

dan Permasalahan Makro Kawasan Pantai Soka ……….. 444 Mutiara Nandya Putri Narendra Anom

Perkembangan Ruas Pesisir Pantai Geger-Nusa Kecil sebagai Kawasan Wisata

di Kabupaten Badung ……… 450 Ida Ayu Catur Maharani

Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian pada Kawasan Jalur Hijau di Subak Kedampang ……… 459 I Putu Anom Widiarsa

Perilaku Teritorialitas Pengunjung Monumen Bom Bali di Legian, Kuta ……… 467 I Wayan Yogik Adnyana Putra

Teritorialitas Pedagang di Selasar Pertokoan Tekstil Jalan Sulawesi Denpasar ………... 475 Ida Ayu Kade Paramita Pradnyadewi

Pemanfaatan Ruang Greenfield di Kecamatan Ubud, Gianyar ………. 483 Anak Agung Ayu Kasmarina

Telaah Kritis terhadap Diagram Model Penelitian pada Thesis

di Program Pascasarjana Unud: Suatu Usulan Pemikiran ………..……… 491 Syamsul Alam Paturusi

Menjaga Eksistensi Wilayah Pesisir Bali: Antara Teori dan Tradisi ……… 498 I Ketut Mudra

Pemberdayaan Petani Lokal dalam Pengembangan Restoran Organik di Ubud

sebagai Contoh Penerapan Green Development ………. 508 Made Agastya Kertanugraha

Pendidikan Melalui Pendekatan Perilaku: Menanamkan Sikap Ramah Lingkungan Dari Anak-Anak Sekolah Dasar Di Desa Bedulu (Gianyar), dalam

Menanggulangi Permasalahan Sampah ……… 514 Gusti Ayu Made Suartika

Susunan Panitia Pelaksana Seminar ……….……….. xiv

(13)

xiv

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA SEMINAR

Ketua Panitia Pelaksana : Gusti Ayu Made Suartika, ST., MEngSc., PhD.

Wakil Ketua Panitia Pelaksana : Ni Ketut Agusintadewi, ST., MT., PhD.

Sekretaris : Ni Made Swanendri, ST., MT.

Seksi Acara : Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT.

Seksi Seminar Kit : Dr. Ir. Widiastuti, MT.

Seksi Sertifikat : Dr. I Nyoman Widya Paramadhyaksa, ST., MT.

Seksi Proseding : I Wayan Yuda Manik, ST., MT.

Seksi Perlengkapan : Dr. Eng. I Wayan Kastawan, ST., MA.

Seksi Transportasi : Ir. I Gusti Bagus Budjana, MT.

Seksi Publikasi dan Kepesertaan : I Kadek Prana, ST., MT, IAI I Gde Suryawinata, ST., IAI Seksi Konsumsi : I G.A. Dewi Indira Sari, SE.

Seksi Dokumentasi : I Gusti Ngurah Putu Eka Putra

Desain Cover : I Putu Sutama Mandala

(14)

491 PADA TESIS, PROGRAM PASCASARJANA UNUD: SUATU USUL PEMIKIRAN

Syamsul Alam Paturusi1), Widiastuti2)

1)Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Universitas Udayana Email: syamsul_alam_paturusi@yahoo.fr

2)Staf Pengajar Program Studi Arsitektur, Universitas Udayana Email: wiwiedwidiastuti@yahoo.fr

Makalah ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi yang kebenarannya masih bisa diperdebatkan (debatable). Karenanya, sangat terbuka komentar, pendapat darimanapun untuk menyempurnakannya.

Model Penelitian (selanjutnya disingkat MP) adalah satu komponen pada penulisan Tesis/Disertasi di Pasacasarjana Unud, khususnya pada penelitian kualitatif. Selain diagram MP juga dikenal diagram lainnya yaitu “Kerangka Berpikir” (KB). Kedua diagram ini dalam penulisan Tesis/Disertasi mahasiswa, nyaris tidak bisa dibedakan dalam bentuk penyajiannya (Lihat lampiran 1). Ketidaksamaan pendapat dan pengertian mengenai hal ini juga dialami oleh para pengajar, sehingga dalam proses bimbingan dan evaluasi ujian, substansi ini seolah dikesampingkan dan cenderung merujuk pada apa yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan tulisan ini adalah sebagai upaya memperjelas substansi MP pada “Buku Pedoman”dan tentu saja menyamakan persepsi diantara pengajar dan karyasiswa.

Apakah MP memang sama dengan KB?. Di dalam buku pedoman “Penulisan Usulan Penelitian, Tesis dan Disertasi” (2014), dalam penjelasannya kedua diagram tersebut berbeda. Menurut buku pedoman, KB adalah “hasil abstraksi dan sintesis teori dan kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah penelitian, disusun berdasarkan studi teoritik dan proses berpikir deduktif dan studi empirik yang merupakan hasil penelitian terdahulu” (hal.8), sedangkan MP adalah abstraksi dan sintesis antara teori dan masalah penelitian (hal. 12).

Dari pengertian ini secara illustratif keduanya dapat dilihat pada Gambar 1a dan 1b.

Gambar 1a. Kerangka Berpikir (KB)

Gambar 1b Model Penelitian (MP)

TEORI MASALAH

PENELITIAN STUDI

TEORITIK + STUDI EMPIRIK

MASALAH PENELITIAN Proses deduksi

Penelitian terdahulu

(15)

492

Sampai ditahap ini penjelasandan pemahaman yang dapat diperoleh dari Buku-Panduan, namun ketika akan dieksekusi secara operasional dalam penulisan Tesis/Disertasi, tidak ditemukanpetunjuk atau penjelasan misalnya berupa contoh-contoh konkritbagaimana membuat kedua diagram tersebut.

ASAL USUL

Di dalam penelusuran berbagai sumber informasi – internet dan buku Metode Penelitian - istilah MP tidak ditemukan. Kalaupun ada, misalnya dipadankan dengan terjemahanResearch Model, pengertiannya tidak sinkron dengan informasi yang diharapkan. Justru yang banyak diulas dari berbagai sumber adalah istilah Kerangka Berpikir (framework for thinking).

Memang ditemukan istilah “model penelitian” dalam buku “Panduan Praktis Memahami Penelitian” yang dikarang olehMuhidin (2011), namun pengertian model penelitian disamakan dengan Kerangka Berpikir1. Pencarian berdasarkan penelusuran “kata” menemui kesulitan, maka dilakukan pencarian selanjutnya berdasarkan makna yang dikandung dari istilah tersebut dengan berbekal Buku Pedoman dari Pascasarjanaseperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari pendekatan ini, ditemukan beberapa pengertian yang agak mirip meski tidak persis sekali, misalnya di Wikipedia ditemukan istilah: relational “logical” model dan entity-relationship diagramdan juga: literature map of the research (Cresswell, 2009. p.39).

Dari acuan di atas didapat simpulan bahwa, ada dua macam diagram, yaitu: (1) Diagram prosedur dan proses, dan (2) diagram hubungan.

Diagram prosedur contohnya adalah diagram bagan alir (flowchart) yang menggambarkan suatu tahapan tahapan kegiatan mulai dari masukan, proses, dan luaran, juga sering dibarengi dengan umpan balik (feedback control). Bentuk diagram seperti ini memiliki banyak varian, termasuk dalam kategori pendekatan sistem.

Diagram hubungan (relationship), adalah diagram yang menggambarkan hubungan atau keterkaitan antara dua atau lebih faktor (fenomena), hubungan sebab-akibat. Contoh yang paling sederhana bentuk diagram ini adalah “Diagram struktur organisasi”.

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa: Diagram Kerangka Berpikir(KB) termasuk dalam kategori DIAGRAM PROSEDUR; sedangkan MODEL PENELITIAN (MP), termasuk dalam kategori DIAGRAM HUBUNGAN, hal ini sinkron dengan Buku Pedoman yang menyatakan bahwa MP adalah penyajian grafis yang MENGHUBUNGKAN antara MASALAH dan TEORI.

Sekedar mengingatkan bahwa, MP ini hanya ada di Penelitian Kualitatif yang dicirikan dengan:

tidak adanya variabel yang harus diverifikasi; peranan Teori tidak serigid dibanding penelitian kuantitatif dimana Teori sebagai “pengarah”; dan rumusan masalah bisa berubah pada tahapan apa saja dalam proses penelitian. (Babbie.2007; Booth, 2008; Nusa Putera, 2011;

Kumar 2014).

1 Model Penelitian adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi (Sambas Ali Muhidin, 2011)

(16)

493 diagram ini juga mestinya belum muncul, karena posisi MP ini berada SEBELUM Bab Metode Penelitian. Artinya metode penelitian yang digunakan belum diketahui. Secara logika, substansi yang masuk dalam MP adalah terbatas pada materi yang telah dibahas pada Bab – Bab sebelumnya (Rumusan Masalah, Teori).

USULAN PRAKTIS MEMBUAT DIAGRAM MODEL PENELITIAN Ada dua tahapan utama yang harus dilakukan untuk membuat MP, yaitu:

1. Identifikasi hubungan antara Rumusan Masalah satu dengan lainnya.

2. Identifikasi Teori hubungannya dengan Rumusan Masalah.

Penjelasan kedua tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Identifikasi hubungan antara Rumusan Masalah.

Tahapan ini adalah upaya untuk mengidentifikasi dengan cermat hubungan antara Rumusan Masalah (RM) satu dengan lainnya. Sebagai contoh dalam uraian ini diambil 3 (tiga) RM, yaitu RM1, RM2 dan RM3.

Ada berbagai alternatif kemungkinan hubungan antara RM, antara lain:

1. Type 1 (Connecting, accumulation)

Pada Type ini RM sangat bergantung dari jawaban RM sebelumnya, misalnya untuk menjawab RM2 harus menunggu jawaban RM1, demikian juga untuk RM3.

Contoh mudah dalam kehidupan sehari hari. Suatu saat motor anda tidak mau hidup, maka pertanyaan pertama yang anda ajukan adalah “apa penyebab motor tidak mau hidup”

(kemudian terjawab bahwa akinya rusak); baru pertanyaan kedua muncul “ aki apa yang terbaik untuk motor tersebut” (yang kemudian terjawab “aki kering merek X”); dari jawaban ini kemudian menyusul pertanyaan ketiga “dimana aki seperti tersebut dijual?”. Artinya, pertanyaan dan jawaban ini berurutan. Pertanyaan kedua muncul setelah jawaban pertama terjawab, demikian seterusnya.

RM1 RM2 RM3

(17)

494

Pada Type 2, antara RM1, RM2 tidak ada hubungan. Namun untuk menjawab RM3 jawaban RM1 dan RM2 sangat menentukan.

3.Type 3 (Diverging, Independent)

Pada Type 3, antara ketiga RM tidak bergantung satu dengan lainnya (independent). Setiap RM diselesaikan sendiri sendiri tanpa ketergatungan dengan RM lainnya.

Tidak menutup kemungkinan adanya variasi lain selain ketiga Type di atas, hal ini sangat tergantung dari RM setiap Tesis/Disertasi yang memiliki keunikannya masing masing.Hubungan antara RM akan bertambah variasinya seiring dengan bertambahnya jumlah RM. Tahapan identifikasi antara RM perlu dicermati dengan matang dan kritis sebelum menetapkannya, misalnya dengan memperhatikan penelitian penelitian sebelumnya.2

2. Tahap Identifikasi Hubungan Rumusan Masalah dengan Teori

Setelah menetapkan Type RM, selanjutnya adalah mencocokkan Teori yang digunakan/berkontribusi untuk memecahkan setiap RM. Tahapan ini bertujuan untuk memilih dan memilah Teori yang tepat digunakan dalam suatu penelitian. Dengan demikian, bisa dihindari adanya Teori yang hanya sekedar pajangan, namun tidak jelas penggunaan dan konstribusinya dalam memecahkan masalah. Juga sekaligus dapat menghindarikumpulan Teori yang berserakan tanpa ikatan yang runtut dalam suatu bingkai alur uraian yang jelas.

Secara sederhana penentuan teori yang digunakan sangat ditentukan oleh masalah yang akan dipecahkan. Kadangkala satu masalah, untuk memecahkannya dibutuhkan satu teori saja.

2 Akan dibahas pada bagian akhir tulisan ini.

RM1

RM2

RM3

RM1

RM2

RM3

(18)

495 digebyah-uyah sepertiPanacea.

Penggambaran secara grafis hubungan antara RM dengan TEORI inilah yang akan menjadi pola dasar dalam pembuatan diagram Model Penelitian. Contoh Gambar 2 menggambarkan hubungan tersebut sebagai Model Penelitian

Misalkan dalam suatu Tesis/Disertasi menggunakan Type 2, maka penggambaran Model Penelitiannya adalah:

Gambar 2. Model Penelitian (MP)

Pada contoh model ini digunakan 3 (tiga) Teori (A,B dan C). Teori A digunakan untuk membahas RM1 dan RM2; Teori B hanya digunakan untuk membahas RM3; dan Teori C digunakan untuk RM2 dan RM3

KONSEP tidak dimasukkan dalam model penelitian, karena fungsinya hanya untuk memperjelas, mendefinisikan kata atau kalimat yang ada pada Judul Tesis/disertasi dan Rumusan Masalah4. Sifatnya bukan substantif.

Demikian halnya dengan KAJIAN PUSTAKA5 yang merupakan kajian empirik terhadap penelitian terdahulu. Fungsinya hanya mempertajam bentuk/pola Type hubungan antara Rumusan Masalah, misalnya berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa untuk meneliti Kasus X, pola hubungan antara RM pada umumnya berbentuk Type 1 atau 2 atau 3 dan seterusnya.

3 Obat untuk penyakit apa saja. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan satu usulan pemecahan masalah untuk mengatasi masalah apa saja. Ringkasnya hanya satu obat untuk mengobati penyakit apa saja.

4 Sama dengan Definisi Operasional dalam Peneltian Kuantitatif.

5 Dalam tulisan yang akan datang, giliran Kajian Pustaka (Literatur Review) pada Buku Pedoman akan direview

RM1

RM2

RM3 TEORI

A

TEORI B

TEORI C Masalah Penelitian (Problem Research)

Problem Question

(19)

496

(Problem Research)6 yang memperlihatkan kesenjangan antara: cita Vs realita; Teori Vs Praktek; Aturan Vs Realisasi dst. Posisi box dalam diagram adalah dibagian awal/dipuncak diagram (Lihat Gambar 2)

Dari Gambar 2, terlihat bahwa bentuk diagram MP sangat sederhana, tidak seribet yang dibuat selama ini. Mengenai diagram Kerangka Berpikir, tidak dibahas dalam tulisan ini, karena materinya bisa ditemui dengan mudah diberbagai sumber (internet dan buku referensi). Sekali lagi, tulisan ini hanya pendapat pribadi, yang bisa saja salah, tetapi bisa juga benar namun belum sempurna.

BACAAN

Babbie, Earl. 2007. The Practice of Social Research. Eleventh Edition. Belmont-USA: Thomson- Wardworth

Booth,Wayne C., Colomb, Gregory G., Williams, Joseph M. 2008. The Craft of Research. Chicago:

The University of Chicago Press

Creswell, John W., 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Method Approaches, Third Edition. Thousand Oaks: Sage Publication.

Kumar, Ranjit. 2014. Research Methodology: a Step by Step Guide for Beginners. 4th edition.London: Sage

Muhidin, Sambas Ali. 2011. Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Nusa Putera. 2011. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks.

Pascasarjana Unud. 2014. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Tesis dan Disertasi.

Wikipedia. Diagram. http://en.wikipedia.org/wiki/Diagram(diakses 10 Sepetember 2014)

6 Problem research tidak sama dengan Problem Question (biasanya diterjemahkan sebagai Rumusan Masalah)

Gambar

Gambar 2.  Model Penelitian (MP)

Referensi

Dokumen terkait

Pada langkah selanjutnya, penulis berkeliling mengecek kegiatan peserta di- dik saat mengerjakan postes, dan memberikan penjelasan terhadap peserta didik yang kurang

Fungsi pelayanan TDM adalah memilih obat, merancang aturan dosis, menilai respon penderita, menentukan perlunya pengukuran obat dalam serum, dan menetapkan kadar obat dalam plasma

Broling (1989) dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pendidikan Non Formal mengelompokkan life skills menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) kecakapan

Gambar 4.18 menunjukkan bahwa dari 80 petani bawang merah, 60% menyatakan bahwa menabung di bank adalah mudah sedangkan 40% merasa kesulitan untuk menabung di bank. Karakteristik

Hasil penelitian menunjukkan karakter morfologi yang diamati berdasarkan analisis cluster yang digambarkan dengan dendrogram kecamatan terlihat antar desa

Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik

Dalam pendidikan agama Hindu yang diterapkan di sekolah ternyata banyak siswa yang mengalami hal yang serupa yaitu peserta didik mengalami kurang motivasi dan

Keluarga yang berkualitas akan menjadi wahana efektif untuk membentuk SDM berkualitas karena keluarga tersebut dipastikan memiliki ketahanan yang tinggi, dan akan