• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media pembelajaran training kit sistem starter. Development of learning media for training kits. This starter system

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan media pembelajaran training kit sistem starter. Development of learning media for training kits. This starter system"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan media pembelajaran training kit sistem starter

63,5% dengan kategori “baik”

Kata kunci: Pengembangan; media pembelajaran; sistem starter

Development of learning media for training kits. This starter system

Abstract: Research and development aims to produce learning media in the form training kits of starter systemthat are suitable for learning about electrical system maintenance. This research is a type of research and development R&D (research and development) with using the ADDIE step. In this study, the respondents were 2 lecturers of automotive electrical competence experts, 1 teacher of electrical system maintenance subjects and 22 students. The research instrument used in this study was a validation questionnaire by lecturers and teachers and a student response questionnaire. Data analysis was conducted to determine the feasibility level of training kit the Starter System. Based on the results of the research, it is shown that training kit the starter systemdeveloped is suitable for use in learning about electrical system maintenance. This can be seen from the results of the validation by lecturers and teachers of 89.78% with the "very good" category. Thetraining kit motorcycle starter systemdeveloped has also met the quality criteria of learning media. This is indicated by the percentage of student responses to the training kit of 63.5% in the "good" category.

Keywords: Development; learning media; starter system

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Bab II Pasal 3 UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003) menjelaskan mengenai fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Received: 23 September 2021ril 2019; Revised: 28 November 2021y 2020; Accepted: 01 December 202121 June 2020

Abstrak: Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran berupa Training Kit sistem starter yang layak dignakan untuk pembelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan. Penlitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan R&D (research and development) dengan menggunakan tahapan ADDIE. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai responden adalah 2 dosen ahli kompetensi kelistrikan otomotif, 1 guru mata pelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan dan 22 peserta didik. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket validasi oleh dosen dan guru dan angket respon siswa. Aanalisis data dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan training kit Sistem Stater. Berdasarkan hasil penelitian, ditunjukan bahwa training kit sistem starter yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan. Hal ini dapat dilihat hasil validasi oleh dosen dan guru sebesar 89,78% dengan kategori “sangat baik. training kit sistem starter sepeda motor yang dikembangkan juga telah memenuhi kriteria kualitas media pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan presentase respon siswa terhadapm training kit sebesar

*Corresponding Author. Email: *tominuswantoro@gmail.com, samijompust@gmail.com, abeje_janoko@yahoo.com

Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Tomi Nuswantoro Aji, Samidjo, Arif Bintoro Johan

How to Cite: Tomi Nuswantoro Aji, Samidjo, Arif Bintoro Johan, (2021). Pengembangan media pembelajaran training kit sistem starter. Jurnal Taman Vokasi, 9(2), 112-119.

doi:http://dx.doi.org/10.30738/jtv.vXiY.0000

(2)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Ma’arif 1 Sleman pada mata pelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan sepeda motor, masih banyak siswa yang belum memahami materi sistem starter sepeda motor. Hal tersebut terlihat pada saat siswa melakukan praktik individu untuk pengambilan nilai. Saat melakukan praktik, sebagian besar siswa selalu bertanya maupun meminta bantuan temannya yang paham mengenai materi tersebut. Hal tersebut disebabkan karena siswa belum atau tidak paham sama sekali mengenai sistem starter sepeda motor (Nurtanto et al., 2019).

Berdasarkan hasil pengamatan dan survei peneliti selama observasi, tidak tercapainya tujuan pembelajaran disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu keterbatasan sumber daya yang tersedia, model pembelajaran yang masih didominasi model ceramah, kurangnya interaksi siswa dengan guru, kondisi kelas yang kurang kondusif dan belum memadainya media pembelajaran dalam bentuk alat peraga maupun Training Kit. Media pembelajaran merupakan salah salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Arsyad (Azhar, 2011), media pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa- peristiwa di lingkungan mereka

Media pembelajaran Training Kit sistem kelistrikan starter sepeda motor adalah alat peraga yang berbentuk rangkaian sistem kelistrikan starter sepeda motor. Berdasarkan observasi peneliti, SMK Ma’arif 1 Sleman belum menggunakan media pembelajaran Training Kit sehingga siswa belajar pemeliharaan sistem kelistrikan sepeda motor masih menggunakan unit sepeda motor. Melihat hal tersebut, perlu adanya pembuatan media pembelajaran berupa Training Kit sistem kelistrikan starter sepeda motor dengan tujuan dapat mempermudah proses pembelajaran, waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, serta dapat membantu siswa memperkuat daya ingat rangkaian sistem kelistrikan starter pada sepeda motor. Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa memang perlu dilakukan pengembangan media pembelajaran Training kit sistem starter sepeda motor yang digunakan untuk Mata Pelajaran Pemeliharaan Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor SMK Ma’arif 1 Sleman. Sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan kurangnya media pembelajaran yang memadai di sekolah tersebut.

Media Pembelajaran

Media adalah segala bentuk yang berfungsi untuk menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan, fokus dan keinginan peserta didik sehingga dapat termotivasi untuk ikut aktif dalam proses Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang sedang gencar dikampanyekan oleh pemerintah, maka salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran tersebut harus mampu untuk membuat siswa berminat dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga ilmu yang ingin disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa. Keberhasilan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga tergantung pada proses penyelenggaraan pembelajaran di kelas baik secara teori maupun praktik. Kemampuan mengatur proses pembelajaran yang baik akan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, tanpa tekanan dan mampu merangsang anak untuk belajar. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tanggung jawab melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran, mulai dari pengembangan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, pemilihan bahan pelajaran, pemilihan metode, penggunaan media serta penentuan sistem penilaian untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal (Triyono & Köhler, 2015)(Wagiran et al., 2020). Guru harus memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No. 20 Tahun 2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

(3)

pembelajaran. (Angkowo & Kosasih, 2007). Menurut E. De Corte (Soenarto et al., 2012) media pembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional. Sedangkan Briggs dalam Sunaryo Soenarto (Soenarto et al., 2012) mendifinisikan media pembelajaran sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran. Media pembelajaran menurut Rabiman (Rabiman et al., 2020) adalah semua alat bantu baik yang berwujud hardware maupun software yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dua arah atau interaksi antara guru, sumber belajar dan siswa dalam pembelajaran, sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Berdasarkan beberapa pernyataan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang digunakan sebagai sarana penyaluran pesan dan informasi dari pendidik atau sumber materi kepada peserta didik. Dengan media pembelajaran penyampaian materi dapat lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

Sistem Starter Sepeda Motor

Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus kerja mesin (Akhmadi & Suprihadi, 2020). Sistem starter listrik saat ini dapat ditemukan hampir di semua jenis sepeda motor. Sistem starter pada sepeda motor berfungsi sebagai pengganti kick starter, agar pengendara tidak perlu lagi mengengkol kakinya untuk menghidupkan mesin (Julius Jama, 201 C.E.) (Arif & Aswardi, 2020) . Pada umumnya, sistem starter listrik menggunakan motor listrik yang dipasangkan/dihubungkan dengan poros engkol menggunakan perantara roda gigi maupun rantai.

Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai, dan motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan adalah konstruksi motor starter harus sekecil mungkin. Kebanyakan sistem starter menggunakan motor seri arus searah (DC) (Akhmadi & Suprihadi, 2020) (Africa et al., 2020).

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2013), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Produk dalam penelitian ini berupa Training Kit sistem kelistrikan starter sepeda motor untuk siswa SMK Ma’arif 1 Sleman. Produk yang sudah dikembangkan dilakukan uji kelayakan oleh ahli materi dan ahli media serta uji lapangan dengan jumlah siswa terbatas. Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE. Molenda (Forest, 2017) menyatakan bahwa ADDIE is an acronym referring to the major processes that comprise the generic Instruction System Development proses. Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Beyond that, I think there is a widely shared understanding that when used in Instruction System Development models, these processes are considered to be sequential but also interatif.”. Jenis model pengembangan ADDIE terdiri dari 5 tahap, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

Pengembangan alat peraga ini menggunakan langkah pengembangan ADDIE karena pengembangan jenis ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan. Sesuai dengan pendapat Fatimah Hishamudin (Hishamudin, 2016), tahapan pengembangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahap Analisis (Analysis)

Tahap ini merupakan tahap menganalisis perlunya pengembangan media pembelajaran mata pelajaran pemeliharaan kelistrikan sepeda motor khususnya kompetensi dasar sistem starter sepeda

(4)

motor. Pengembangan ini diawali oleh adanya masalah mengenai media pembelajaran berupa alat peraga di SMK kompetensi Keahlian Teknik Bisnis Sepeda Motor yang masih minim dan kurang.

Alat peraga Training Kit sistem kelistrikan starter sepeda motor ini akan digunakan sebagai alternatif sarana pembelajaran untuk mata pelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan sepeda motor, khususnya rangkaian sistem kelistrikan starter dimana siswa masih sulit memahami konsep-konsep kelistrikan yang masih abstrak.

Tahap Perancangan (Desigen)

Tahap ini bertujuan untuk merancang alat peraga sistem kelistrikan starter sepeda motor yang akan dijadikan media pembelajaran untuk mata pelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan sepeda motor. Alat peraga ini menggambarkan secara sederhana bagaimana cara kerja dan rangkaian sistem starter sepeda motor disertai dengan komponen asli yang bekerja. Keduanya akan ditopang oleh rangka penyangga.

Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan ini mempunyai maksud untuk memperbaiki prototype produk dari media pembelajaran Training Kit yang dikembangkan, meskipun garis besar Training Kit telah dihasilkan pada tahap design, tahapan ini akan menentukan kelayakan produk akhir. Tahap Validasi Ahli Kegiatan ini merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan media pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan oleh ahli materi dan ahli media dari subtansi. Saran-saran yang diberikan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Tahap Uji coba terbatas ini dilakukan dengan melakukan pengujian eksperimen dalam suatu kelas nyata. Uji coba terbatas ini melibatkan kelompok kecil sebanyak 22 siswa kompetensi keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Ma’arif 1 Sleman sebagai calon pengguna dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan situasi nyata yang akan dihadapi. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk yang ditinjau dari daya tarik dan kepraktisan alat peraga sebagai media pembelajaran sistem starter sepeda motor. Hasil dari uji coba ini nantinya akan dianalisis untuk revisi akhir sebelum melangkah ke tahap uji coba lapangan atau implementasi dalam pembelajaran.

Tahap Penerapan (Implementation)

Alat peraga yang telah diuji dan direvisi beberapa kali pada tahap sebelumnya dan dinyatakan layak, selanjutnya diuji cobakan atau diimplementasikan untuk diterapkan dalam pembelajaran sistem starter sepeda motor. Proses uji coba lapangan tersebut populasi penelitiannya adalah siswa SMK Ma’arif 1 Sleman.

Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap ini merupakan tahap evaluasi dari hasil uji coba terbatas dari penggunaan alat peraga dalam skala kecil sebelum diujicobakan dalam uji coba lapangan. Pada penelitian ini, kegiatan evaluasi adalah revisi akhir produk setelah uji coba terbatas yang kemudian menjadi sebuah produk akhir yang benar-benar layak untuk diujicobakan dalam uji coba lapangan.

Teknik pengumpulan dalam penelitian ini Menggunakan angket. Angket digunakan untuk memperoleh data dari validasi ahli media, validasi ahli materi, dan uji coba kelompok kecil. Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengolah data menjadi sebuah informasi baru yang dapat digunakan dalam pengambilan kesimpulan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kriteria deskriptif penilaian untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran.

Apabila hasil yang diperoleh dari hasil uji coba mencapai skor minimal 60% maka produk media pembelajaran dapat dikembangakan lebih lanjut dan media pembelajaran ini bisa dimanfaatkan sebagai media instruksional dalam kegiatan pembelajaran dan dalam menghitung data setiap item angket, pengembang menentukan penilaian yaitu jika jawaban A skor yang diperoleh 4, jika jawaban B skor yang diperoleh 3, jika jawaban C skor yang diperoleh 2, dan jika jawaban D diperoleh skor 1 (Sudjana, 1992:45).

(5)

Tabel 1. Tabel Kriteria interprestasi

Kriteria Interpretasi Persentase Kriteria

A 80%-100% Sangat Baik

B 60%-79% Baik

C 50%-59% Cukup

D < 50% Kurang

Rumus untuk mengolah data tanggapan ahli media, ahli materi dan respon dari siswa adalah sebagai berikut

HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Training kit

Perancangan training kit sistem starter dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan materi sistem starter, untuk memenuhi hal tersebut maka peneliti merancang produk training kit sistem starter ini dengan kriteria seperti berikut:

1. Mudah dalam penggunaan dan desain yang cukup menarik.

2. Hemat dalam segi pembiayaan dan pembuatan tanpa mengesampingkan kualitas training kit.

3. Dapat mempelajari materi kelistrikan khususnya sistem starter untuk melatih pemahaman siswa terhadap sistem starter

Produk Yang Dihasilkan

Produk yang dihasilkan berupa Training Kit sistem starter sepeda motor dengan spesifikasi menggunakan komponen sistem starter sepeda motor Honda Supra X 125.

Pengujian Kelayakan Media (oleh ahli media dan ahli materi)

Untuk menguji kelayakan media pembelajaran Training Kit sistem starter sepeda motor maka tahap selanjutnya adalah uji validasi atau uji ahli. Uji kelayakan Training Kit sebagai media pembelajaran di tentukan oleh hasil validasi 2 dosen ahli di bidang kelistrikan otomotif dan 1 guru mata pelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan sepeda motor.

Kelayakan media pembelajaran Training Kit sistem starter sepeda motor ini dinilai dari beberapa aspek yaitu: desain media, desain job sheet, ketepatan pemilihan media, kualitas media, relevansi materi dan kesesuaian materi. Pada tahap validasi, ketiga validator diminta untuk memvalidasi rancangan awal Training Kit yang dihasilkan, dengan cara mengamati seluruh bagian Training Kit kemudian memberikan penilaian sesuai dengan aspek-aspek yang terdapat pada angket lembar validasi yang telah disediakan oleh peneliti. Berikut adalah tabel hasil validasi Training Kit sistem starter sepeda motor

(6)

Tabel 2. Tabel validasi para ahli

Dari data penilaian validasi terhadap Training Kit yang telah dikembangkan diatas, diketahui bahawa presentase rata-rata dari enam aspek penilaian validasi oleh validator sebesar 89,78%. Hasil persentase ini menunjukan bahwa Training Kit yang dikembangkan dalam kategori sangat baik, kategori ini ditunjukan dari hasil validasi yang mencapai kriteria antara 80%-100% yang diperoleh dari interpretasi dalam skala Likert.

Respon Siswa terhadap Training Kit

Untuk mengetahui tanggapan dari siswa mengenai Training Kit yang telah dikembangkan maka peneliti memberikan angket kepada siswa agar dapat menilai kualitas Training Kit sistem starter sepeda motor yang dikembangkan, angket ini diberikan kepada siswa kelas XI Teknik Bisnis Sepeda Motor dengan jumlah sempel 22 siswa. Berikut adalah tabel hasil validasi Training Kit sistem starter sepeda motor.

Tabel 3. Tabel uji coba kelompok

Aspek Rerata Kriteria

Desain media 62,6 Baik

Manfaat produk 64,25 Baik Rata-rata penilaian kelayakan (%) 63,52%

Dari data respon siswa terhadap Training Kit yang telah dikembangkan diatas, diketahui bahwa presentase rata-rata dari kedua penilaian aspek respon siswa sebesar 63,52%. Hasil presentase ini menunjukan bahwa Training Kit yang dikembangkan dalam kategori baik. Kategori ini ditunjukan dari hasil respon siswa yang mencapai kriteria antara 60%-79% yang diperoleh dari interpretasi dalam skala Likert dan dapat dinyatakan mendapat respon positif dari para siswa.

Revisi Produk

Dari beberapa masukan ahli media, ahli materi, dan siswa sebagai uji coba kelompok kecil terdapat beberapa masukan/revisi pada media pembelajaran Training Kit sistem starter sepeda motor yang dikembangkan oleh peneliti. Beberapa revisi dari para ahli antara lain: (1) perlu ditambahkan gambar rangkaian sistem kelistrikan starter sepeda motor. (2) Pelabelan pada nama-nama komponen agar diperbesar.

Aspek Rerata Kriteria

Desain media 100 Sangat baik

Desain job sheet 62.5 Baik

Ketepatan pemilihan media 100 Sangat baik

Kualitas media 83.33 Sangat baik

Relevansi materi 92.85 Sangat baik

Kesesuaian 100 Sangat baik

Rata-rata penilaian kelayakan (%) 89,78%

(7)

Gambar sebelum direvisi para ahli

Gambar 1. Gambar produk sebelum direvisi Gambar sesudah direvisi para ahli

Gambar 2. Gambar produk setelah direvisi

Media pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru untuk melakukan penyampaian materi pembelajaran sistem starter sepeda motor pada mata pelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan sepeda motor di SMK Ma’arif 1 Sleman, sehingga proses pembelajatan lebih menarik, efisien dan juga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Hal tersebut sesuai pendapat (Putra et al., 2019) yang berpendapat bahwa media memiliki beberapa kegunaan dalam proses pembelajaran antara lain: (1) Memperjelas penyampaian pesan dalam pembelajaran (2) Keterbatasan indera, waktu dan ruang dapat diatasi (3) Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dapat mengatasi sifat pasif peserta didik (4) Memberi rangsangan yang sama untuk belajar (5) Menyamakan pengalaman (6) Tidak menimbulkan persepsi berbeda. Media adalah alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan (Syahriar & Rabiman, 2018). Hal ini menunjukan pentingnya media dalam dunia pendidikan saat ini. Berdasarkan dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat menjadi solusi untuk mempermudah penyampaian materi guru kepada siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien yang akan membuat tujuan pembelajaran lebih mudah dicapai.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pengembangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa proses penembangan media pembelajaran Training Kit sistem starter sepeda motor di SMK Ma’arif 1 Sleman melalui beberapa tahap, yaitu a) Tahap Analisis (Analysis), b) Tahap Perancangan (Desigen), c) Tahap Pengembangan (Development), d) Tahap Penerapan (Implementation), e) Tahap Evaluasi (Evaluation). Validasi media pembelajaran dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan juga siswa

(8)

sebagai uji coba kelompok kecil. Hasil dari validasi yang dilakukan oleh tiga validator terhadap Training Kit sistem starter sepeda motor yang telah dikembangkan diperoleh presentase rata-rata sebesar 89,78% dengan kriteria “Sangat Baik dan respon siswa terhadap Training Kit sistem starter sepeda motor diperoleh presentase rata-rata sebesar 63,52% dengan kriteria “Baik”. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa produk media pembelajaran Training Kit sistem starter sepeda motor yang di kembangkan di SMK Ma’arif 1 Sleman layak digunakan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran pemeliharaan sistem kelistrikan sepeda motor..

DAFTAR PUSTAKA

Africa, A. D. M., Abaluna, D. A. P., Abello, A. J. A., & Lalusin, J. M. B. (2020). Feedforward and feedback dc motor control methods of control systems. International Journal of Emerging Trends in Engineering Research. https://doi.org/10.30534/ijeter/2020/109892020

Akhmadi, A. N., & Suprihadi, A. (2020). MANUFAKTUR TRAINER CUTTING MOTOR

STARTER ENGINE DIESEL SEBAGAI MEDIA PERAGA PEMBELAJARAN

PERAWATAN MESIN. Jurnal ASIIMETRIK: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi.

https://doi.org/10.35814/asiimetrik.v2i2.1302

Angkowo, R., & Kosasih, A. (2007). Optimalisasi media pembelajaran. In PT. Grasindo.

Arif, D. T., & Aswardi, A. (2020). Kendali Kecepatan Motor DC Penguat Terpisah Berbeban Berbasis

Arduino. JTEV (Jurnal Teknik Elektro Dan Vokasional).

https://doi.org/10.24036/jtev.v6i2.108395

Azhar, A. (2011). Media Pembelajaran. In Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.

Forest, E. (2017). ADDIE Model: Instructional Design. Frameworks & Theories.

Hishamudin, F. (2016). Model ADDIE. In Universiti Teknologi Malaysia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pub. L. No. Nomor 20 Tahun 2003, 1 (2003). https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007- 1776.2003.03.004

Julius Jama, D. (201 C.E.). Teknik Sepeda Motor. In Teknik Sepeda Motor jilid 3 untuk SMK, Jakarta, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Nurtanto, M., Sofyan, H., Fawaid, M., & Rabiman, R. (2019). Problem-based learning (PBL) in industry 4.0: Improving learning quality through character-based literacy learning and life career skill (LL-LCS). Universal Journal of Educational Research.

https://doi.org/10.13189/ujer.2019.071128

Soenarto, S., Suyanto, Widodo, N., Suparman, Karomah, P., & Haryadi, B. (2012). Media Pembelajaran. In Media Pembelajaran Teknologi Dan Kejuruan.

Putra, B., Sulton, S., & Soepriyanto, Y. (2019). Pengembangan Screencast sebagai Electronic Performance Support System dalam Pemanfaatan Sipejar UM. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan. https://doi.org/10.17977/um038v2i42019p252

Rabiman, R., Nurtanto, M., & Kholifah, N. (2020). Design and development E-learning system by learning management system (Lms) in vocational education. International Journal of Scientific and Technology Research.

Sugiyono. (2013). Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Repository.

Syahriar, H. A., & Rabiman, R. (2018). PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

(9)

Triyono, B. M., & Köhler, T. (2015). Development of an E-Learning instructional model for vocational training in Indonesia. Wissens-Gemeinschaften 2015.

Wagiran, Pardjono, & Sofyan, H. (2020). What industry needs of vocational school graduate competence in the era of industrial revolution 4.0. J, 29(5).

SISTEM REM PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA. TAMAN VOKASI. https://doi.org/10.30738/jtvok.v5i2.2473

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai mata kuliah teori, Teknik Presentasi berisi materi teoritis tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Presentasi, meliputi: Pemahaman dasar tentang Public Speaking,

Dari tabel tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa galat solusi numerik skema beda hingga eksplisit untuk persamaan FitzHugh-Nagumo 3.3.3 konvergen pada interval −59.2

Although her own memory is of &#34;doing no work whatsoever&#34; and instead she &#34;wore heavy eyeliner, listened to Rowling graduated from Exeter in 1986and moved to London

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Prapto Prawiro tersebut bahwa Tirtha yang digunakan dalam ritual Pasar Jajan Tradisional Naliko Semono tersebut sudah diberi mantra

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta..

Sementara kompetensi pendidik dan etika peserta didik dalam kisah Ya‟qub dan Yusuf dapat dijelaskan sebagai sikap-sikap yang dimiliki oleh subjek didik tersebut, seperti:

Bila dibandingkan antara hasil dari penukar kation dan anion , data yang diperoleh lebih stabil pada resin kation dibandingkan dengan resin anion yang tidak stabil pada hasil Ca

Kepribadian dari orang-orang yang berpegangan pada pandangan ini akan cenderung kaku, sehingga akan kurang cocok untuk pekerjaan- pekerjaan yang membutuhkan kepekaan