• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep kepribadian muslin menurut hasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep kepribadian muslin menurut hasan "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP KEPRIBADIAN

`

DISUSUN OLEH :

DESI RATNA DILA B 501 15 074

DEDI KURNIAWAN B 501 15 120

HENDRA ANDARISTA B 501 15 012

NANDA BILI B 501 15 059

YUSTIKA MAGFIRA B 501 15 099

YULI NALMI B 501 14 074

LE ANH THU B 501 15 002

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN I.I Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk open sources artinya bisa terbentuk dari berbagai macam sumber, respon terhadap reaksi lingkungan bisa terbentuk dalam diri. Manusia membutuhkan eksistensi sebagai kebutuhan akan keberadaanya, namun dalam mencapai eksistensi berkaitan dengan esensi, eksistensi bisa berupa apapun yang bisa dijadikan pribadi secara umum. Kepribadian diibaratkan simbol dan arketipe yang menyimbolkan.

Realitas diperuntukkan kepada orang yang mengetahui eksistensinya sehingga mampu menuju tahap selanjutnya yaitu mencapai esensi. Sudah banyak kasus manusia kehilangan esensi dirinya, dan malah lebih memilih eksistensi sebagai upaya untuk mendeskripsikan dirinya di lingkungan. Hal ini tentu menimbulkan permasalahan baru bagi dirinya, karena bertindak tidak sesuai dengan diri aslinya, dalam istilah yunani disebut persona atau topeng yang menggambarkan seolah-olah dan bukan diri aslinya, pada waktu dulu topeng digunakan untuk memerankan karakter lain.

Kepribadian manusia dinilai hanya sebagai kepalsuan, jika hal itu terus menerus terjadi akan mendapat hukuman bagi dirinya sendiri. Aspek pemahaman terhadap diri sesungguhnya manusia tidak mudah, perlu perenungan dan pijakan untuk mencapai diri yang sesungguhnya atau disebut self-realism. Pengalaman manusia sebelumnya sudah melakukan banyak hal 2 untuk mengetahui dirinya sejatinya, namun secara menyeluruh tidak ada yang bisa secara sempurna mengetahui diri sejati, yang mendekati sudah banyak. Karakter kepribadian selalu mengikuti zaman, dan hidup pada masa itu. Arketipe atau pola dasar manusia dibawa sejak lahir, arketipe menjadi pijakkan manusia mencapai realisme diri.

I.II Rumusan Masalah

Apa itu Konsep Kepribadian ?

I.III Tujuan

(3)

BAB II PEMBAHASAN II.1 Pengertian Kepribadian

Banyak para ahli yang mendefinisikan kepribadian. Salah satu yang paling penting menurut Gordon W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Terjadinya Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.

Maksud dinamis pada pengertian tersebut adalah perilaku mungkin saja berubah-ubah melalui proses pembelajaran atau melalui pengalaman-pengalaman, reward, punishment, pendidikan dsb. Misalnya seorang pemalas setelah masuk kuliah menjadi rajin, maka kepribadiannya berubah. Perilaku SMA berubah menjadi perilaku mahasiswa.

Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Depkes, 1992).

Dalam bahasa latin asal kata personaliti dari persona (topeng), sedangkan dalam ilmu psikologi menurut, Gordon W.Allport : suatu organisasi yang dinamis dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu secara khas. Interaksi psiko-fisik mengarahkan tingkah laku manusia.

(4)

memaki-maki dosen dan pendidikan, ada yang segera pulang atau pergi ke perpustakaan. Semua perilaku tersebut bersifat khas artinya hanya dimiliki oleh individu itu. Meskipun orang lain memiliki perilaku yang sama mungkin pemaknaannya berbeda. Misalnya ada yang makan karena belum sarapan, ada yang makan karena kesal menunggu, ada yang makan karena ikut teman atau makan karena mengisi waktu saja.

Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan dari keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.

II.II Dimensi Kepribadian (Personality)

Dimensi Personality (Mc Shane and Von Glinow, 2000 : 188-189), (Kinicki and Kreitner,2003 : 103), (Schermerhom, Hunr, osborn,2005:75) mengemukakan sebagai berikut “Conscientiousness refers to people who are careful, dependable, and self- disciplined Emotional stability-people with high emotional stability are related, secure, and calm.

Kepribadian (personality) juga berpengaruh terhadap tingkah Iaku seseorang. Kepribadian adalah kumpulan dari sejumlah karakteristik, sikap, dan nilai-nilai yang dianut seseorang yang membedakannya dari orang lain (Silverman, 1982). Terbentuknya kepribadian seseorang dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Gibson dkk. (1988) mengemukakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh faktor-faktor: (l) bawaan. (2) keluarga, (3) kebudayaan, dan (4) kelas sosial serta keanegotaannya dengan kelompok vang Iain.

(5)

kelamin, kedua Environment (lingkungan) berkaitan dengan faktor budaya (berkaitan dengan norma-norma yang ada dalam kehidupan keluarga, agama, dan kelompok / organisasi formal dan non formal), faktor sosial, dan faktor situasi (menekankan pada aspek yang berbeda pada pribadi seseorang) . Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 6. Heredity and Environment Linkage With personality Sumber : Schemerhom, Hunt, Osbom. (2005 : 75)

II.III Struktur Kepribadian Manusia

(6)

realitas. Id berfungsi sebagai sumber energi dari kepribadian. Id dikendalikan oleh tingkat bawah sadar, dan berorientasi pada prinsip memenuhi kesenangan individu yang bersangkutan.

2. Hal "Ego" memiliki kesadaran dan mengamati, baik secara internal maupun eksternal. Disini terlokasi akal dan alam pemikiran. Ego hendak menyesuaikan diri dengan kenyataan, prinsip realitas Dalam banyak hal. ego perlu mengendalikan tenaga-tenaga. Kepribadian tidak selalu dapat hidup ke arah keinginan-keinginan, seperti yang dipresentasikan oleh kehidupan tenaga. Kaidah-kaidah hukum dan larangan-larangan ditegakkan yang kadang-kadang bertentangan dengan tenaga-tenaga dari hal Id, Hal/elemen Ego tidak berfungsi berdasarkan prinsip hedonisme (Lustprincipe) , namun berdasarkan prinsip realitas. 3. Hal Super-ego berdasarkan moralitas (conscience). Perwujudan

keinginan yang dilakukan berdasarkan ego, ditimbang oleh superego berdasarkan norma-norma / aturan baik / buruknya

II.IV Sifat Kepribadian (Personality)

Mc Shane and Von Glinow (2000: l9l-192) mengungkapkan sifat lain dari personality (kepribadian) yaitu :

1. Locus ol'conyol (sumber kendali) mengacu pada persepsi seseorang akan sumber dari nasibnya atau sampai sejauhmana orang yakin bahwa mereka menguasai nasib mereka sendiri. Tipe sumber kendali ada dua : pertama internal yaitu individu-individu yakin bahwa mereka mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka. Kedua eksternal yaitu individu-individu yang yakin bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti misalnya kemujuran dan peluang.

2. Self Monitoring. Kepekaan perilaku dengan situasi atau lingkungan. Merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional luar.

(7)

1. Locus of control, berkaitan dengan sejauh mana seseorang dapat mengontrol nasibnya dengan melihat orientasi ekstemal dan internal 2. Authoritarianism / Dogmatism Authoritarianism berkaitan dengan

suatu pandangan yang mempercayai bahwa harus ada perbedaan status dan kekuasaan di antara orang-orang dalam suatu organisasi. Kepribadian dari orang-orang yang berpegangan pada pandangan ini akan cenderung kaku, sehingga akan kurang cocok untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kepekaan terhadap perasaan orang lain atau pekerjaan yang mengharuskan menyesuaikan diri pada lingkungan yang berubah-ubah. Dogmatism berkaitan dengan ancaman yang berasal dari luar menghormati atas perintah yang absolute.

3. Machiavellianism berkaitan dengan sejauhmana seorang individu bersifat pragmatis, menjaga jarak emosional, dan meyakini bahwa rujuan dapat menghalalkan cara.

4. Self monitoring berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dengan situasi / lingkungan.

KESIMPULAN

(8)

menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar  6. Heredity  and  Environment  Linkage  With personality

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan penilaian portofolio pada materi kesebangunan dan kekongruenan kelas IX di SMP Muhammadiyah 1

Tabel I.3 Data Hasil Survei Pendahuluan pada Pegawai Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pangkalpinang .... Tabel I.4 Data Spesifikasi Jabatan Pegawai Struktural di

(2) Faktor penyebab perubahan makna istilah-istilah khusus komunitas Terminal Bulu Pitu Purwokerto ditemukan istilah yang berdasarkan perkembangan dalam ilmu

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kondisi pipa pendingin sekunder, sehingga dapatdiketahui laju penipisan pipa sekunder berdasarkan hasil pengukuran yang pernah

a. Apabial diriwayatkan oleh seorang perawi maka disebut hadis gharib.. Jika diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih namun tidak sampai pada derajat mutawatir maka termasuk

Implikasi penelitian: 1) Upaya meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika melalui Kecerdasan Emosional, guru perlu mengetahui kestabilan emosional siswa

Satu rekod pelajar bernama Siti, dengan nombor pelajar 100555 akan diselitkan ke dalam fail tersebut?. Menggunakan maklumat di atas, di alamat manakah rekod Siti akan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pemahaman keluarga dalam memberikan upaya intervensi untuk mengoptimalkan kemampuan komunikasi pada anak autis usia