• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDONESIA. sistem. impuls dalam bentuk. akan. 2. Dasar Teori. supply. terhubung ke unit pengolahan. sistem. impuls. ikan rangkaian. dalam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INDONESIA. sistem. impuls dalam bentuk. akan. 2. Dasar Teori. supply. terhubung ke unit pengolahan. sistem. impuls. ikan rangkaian. dalam."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kam

Abstrac

yang s telah m ilmu ge Radar merupa teknik mendet mengev dapat karakte mengeb Sistem antena pulsa) pengatu (receive ADC y (data p output-n penting dengan objek karakte yang d diranca generat tanah.

dengan 15ns. U kedalam pulsa a dengan kedalam wet de Sement 55cm ( yang te dry, loa 1. Pen

Per sangat melahir geofisik (GPR).

darat u pencari

Kam mpus ITT Jl. T

ct - Perkemban

angat cepat d melahirkan sebu eofisika eksplo (GPR). Grou akan metode g elektromagn teksi objek yan valuasi kedalam

digunakan un ristik permu bor ataupun me GPR terdiri at yang terhubun

dan high vo uran timing c er), yaitu anten yang kemudian processing) se nya. Generato g untuk men aplikasi GPR yang akan ristik pulsa ya dilewati/ditemb ang dan d tor pulsa pada G

Pulsa yang di frekuensi (10 Untuk beberap man maksimu

adalah 212 m εr = 6, μr = 0 man minimum ngan εr = tara nilai resol (pada tanah sa erendah adalah amy dry dan cl

ndahuluan rkembangan te

cepat dalam rkan sebuah m ka eksplorasi, y Metode GPR untuk memetak an benda-bend

Peranca pada

Trasma Y 1) Faku mpus UIN SGD 2 & 3) F Telekomunikas ngan teknolog dalam beberap

uah metode b orasi, yaitu Gr und Penetratin geofisika deng etik yang d ng terkubur di

man objek ter ntuk mengetah ukaan bawah enggali tanah.

tas pengirim (t ng ke sumber oltage supply circuit, dan na yang terhub n terhubung ke erta display or pulsa meru nghasilkan pu , dimana keda dideteksi ter ang digunakan bus. Pada pen

diimplementas GPR untuk det ihasilkan berb 0 ± 25) MHz pa jenis tanah m yang dapa meter (pada t 0.25 dan σ = 0.

adalah 11cm ( 15, μr = 2.

lusi GPR yang andy wet deng

h 1.5 meter (p layey dry deng

eknologi elekt beberapa tahu metode baru da

yaitu Ground P R sangat inten kan struktur b

da arkeologi,

angan dan Ground P

Yunita

1

He ultas Teknik da D Cibiru Bandu Fakultas Teknik si no.1 Bandung gi elektromagn

pa tahun terak aru dalam bid round Penetra ng Radar (GP gan mengguna

dirancang un i dalam tanah

rsebut. GPR j hui kondisi h tanah ta transmitter), y r pulsa (gener dengan ada bagian pener bung ke LNA e unit pengola sebagai tamp upakan kompo ulsa yang ses alaman maksim rgantung kep n dan profil ta nelitian ini te

ikan rangka teksi objek baw bentuk monocy

dan lebar puls h yang dianali at ditempuh o tanah clayey .0001), sedang (pada tanah sa 5 dan σ = 0 g tertinggi ada gan εr = 30)

pada tanah sa gan εr = 4).

tromagnetik y un terakhir te alam bidang il Penetrating Ra nsif digunakan awah permuka pipa, kabel,

Realisasi Penetrating

eroe Wijant an Sains UIN S ung INDONES k Elektro Instit g INDONESIA netik

khir dang ting PR) akan ntuk dan uga dan anpa yaitu ator anya rima dan ahan ilan onen suai mum pada anah elah aian wah ycle sa ± isis, oleh dry gkan andy 0.1).

alah dan andy

yang elah lmu adar n di

aan, dan

G sistem objek pendet impuls dalam bentuk yang tersebu terkub Gener dari s supply 2. Da 2.1 Pr Pada peman rangka antena genera sistem sinyal impuls freque

Im dalam menga peram homog kecil.

dalam ke an oleh ra

K mengu peneri akan b

Generato g Radar (G

to

2

Budi P Sunan Gunung SIA trasma_yun

tut Teknologi T A hrw@stttelko Ground Penetr m radar yang

yang terku teksian dilaku s elektromagne m tanah dan dip k objek akan d secara terus ut. Impuls r bur dihasilkan rator pulsa m sistem GPR, y.

asar Teori rinsip Kerja G

dasarnya GPR ntulan sinyal. S aian pemanca a yang terhub ator), dan rang m antena yang

. Rangkaian s listrik denga ency), energi, d mpuls ini aka m tanah. Kemud alami atenuasi mbatannya di d gen, maka siny Jika impuls m m tanah, maka a ntena penerima angkaian pener

Gambar

Kedalaman ob

ukur selang imaan impuls.

bolak balik da

or Pulsa GPR)

Prasetya

3

Djati

nita@yahoo.co

Telkom

om.ac.id, bpy@

rating Radar digunakan da ubur di dala ukan dengan m

etik. Impuls in pantulkan oleh dapat diketahu

menerus dikir radar untuk n oleh sebuah merupakan per

yang dicatu

GPR

[6]

R bekerja deng Semua sistem G ar (transmitte bung ke sumb gkaian penerim g terhubung k

pemancar ak an bentuk, prf dan durasi terte an dipancarka dian impuls ele

dan cacat sin dalam tanah. J yal yang dipan menabrak suatu

akan ada sinya a. Sinyal ini k

rima.

r 2.1 Ilustrasi Sis

bjek dapat waktu antara

Dalam selang ari antena ke

om

@stttelkom.ac.i

(GPR) merup alam pendetek am tanah. Pr memancarkan s i akan meramb h objek. Posisi i dari sinyal p rimkan oleh o

mendeteksi o h generator p angkat transm oleh high vo

gan memanfaa GPR pasti mem er), yaitu si

ber impuls (p ma (receiver), ke unit pengol

kan menghas rf (pulse repet entu.

an oleh anten ektromagnetik nyal lainnya se Jika tanah ber ntulkan akan sa u inhomogenit al yang dipantu

kemudian dipr

stem GPR

diketahui de

pemancaran g waktu ini, im

objek dan kem

id

pakan

ksian roses suatu bat di i dan pantul objek objek pulsa.

mitter ltage

atkan miliki istem pulse yaitu lahan silkan tition a ke

akan elama rsifat angat tas di ulkan roses

engan

dan

mpuls

mbali

(2)

2

Untuk mengetahui kedalaman objek yang dideteksi, kecepatan perambatan dari gelombang elektromagnetik haruslah diketahui. Kecepatan perambatan tersebut tergantung kepada kecepatan cahaya di udara, konstanta dielektrik relatif medium perambatan.

r

v c

= ε

……….…..

(2.1)

Konstanta propagasi dihitung untuk menentukan redaman propagasi, nilainya tergantung kepada nilai permitivitas dielektrik tanah (

ε

), permeabilitas magnetik tanah (

μ

), dan konduktivitas listrik tanah (

σ

).

………...………...…….

(2.2)

2.1.2 Komponen GPR

[6]

Sistem GPR terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang terhubung ke sumber pulsa (generator pulsa) dengan adanya pengaturan timing circuit, dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang terhubung ke LNA dan ADC yang kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing) serta display sebagai tampilan output-nya. Mula-mula sinyal impuls dihasilkan oleh pulse generator, kemudian dipancarkan melalui antena pemancar.

Pulsa mengenai objek/clutter dan dipantulkan kembali ke antena penerima, lalu melewati proses sampling, pengolahan sinyal, dan terakhir sampai pada blok display dimana kita dapat melihat bentuk dan kedalaman objek yang dideteksi.

Gambar 2.2 Diagram Blok GPR (Bagian yang direalisasikan: Kuning)

Faktor yang mempengaruhi jenis sinyal dan antena yang digunakan yaitu:

1. Jenis objek yang akan dideteksi 2. Kedalaman objek

3. Karakteristik elektrik medium tanah atau properti elektrik

2.1.3 Parameter GPR

[5]

Tabel 2.1 Parameter GPR

Parameter Simbol Formula Fractional Bandwidth

C

B

f =

C

B f Frequency Step Interval Δ f =

( 1)

B n

Range Resolution ΔR =

( )2 v

B

Time Resolution (two way) Δ t

= 1 B

Max Unambiguous Range

RMAX = (2 )

v Δf Pulse Repetition Frequency PRF = fΔ Pulse Repetition Interval PRI = 1

PRF

Tabel 2.2 Permitivitas Dielektrik, Permeabilitas Magnetik,dan Konduktivitas Listrik Beberapa Jenis Tanah[5]

sandy dry

sandy wet

loamy dry

loamy wet

clayey dry

clayey wet εr

(F/m) 4 - 6 15 –

30 4 - 6

10 - 20

10 – 15 4 - 6 μr

(H/m) 5 2.5 1.3 0.8 0.25 0.05 σ

(S/m) 0.0001

- 0.01 0.01 -

0.1

0.0000001 - 0.001

0.01 - 0.1

0.1 – 1

0.0001 - 0.1

2.1.4 Sensor GPR: Video Impulse Radar (VIR)

[10]

Video Impuls Radar (VIR), sistem ini dikembangkan untuk misi penetrasi tanah. Kelebihan VIR adalah dynamic range receiver yang rendah dibutuhkan untuk memisahkan clutter, bentuk gelombang yang memiliki durasi pendek dan resolusi yang tinggi hanya membutuhkan sedikit pengolahan.

Karakter impuls yang dipancarkan akan mempengaruhi performansi sistem GPR dan desain antena. Kedalaman penetrasi dan resolusi sangat dipengaruhi oleh durasi impuls. Impuls yang lebar akan menghasilkan frekuensi yang lebih rendah dari impuls yang sempit. Frekuensi yang lebih rendah akan mengalami redaman yang lebih kecil di dalam tanah. Sehingga impuls yang lebih lebar mampu menembus tanah lebih dalam. Akan tetapi resolusi yang dihasilkan oleh impuls lebar lebih buruk dari impuls sempit.

2.2 Ultra Wide – Band (UWB)

Ultra-wideband (UWB, ultra-wide band, ultraband)

berdasarkan definisi modern [F.C.Committee, FCC:

First Report and Order, April 22, 2002] transmitter UWB merupakan radiator yang memiliki fractional bandwidth ekivalen dengan atau lebih besar dari 0.2 (20%). UWB dapat digunakan pada level energi yang sangat rendah untuk komunikasi range pendek dan bandwidth lebar.

2.3

Series-FED CLASS A Amplifier[2]&[8]

Jika kita berikan suatu tegangan tertentu pada gerbang BE (V

BE

), maka akan mengalir arus (I

B)

, I

B

sebagai fungsi dari tegangan V

BE

dikatakan sebagai karakteristik masukan dari transistor. Jika diandaikan ada arus basis yang mengalir, jika tegangan (V

CE

) diperbesar dari nol, maka arus kolektor (I

C

) akan membesar secara linier, sampai pada batas tertentu, transistor akan mengalami saturasi, perbesaran V

CE

tidak akan memperbesar I

C

lagi (perbesarannya tidak signifikan).

C B

I I

β=

……….…...

(2.3)

(3)

CC C

R V I

=

CC B

R V

= I

Daya in Daya ou

3. Pera 3.1 P Sistem direalis

3.2 Ran

• Leb

• Ber

Bf

seh ban 50 ant

• Seh

fC

• Fra

• Da pow me red

• Ke aru mW

• Ber kar

mea

Seh seb

• Lal (pr

• Tim

3.3 Ran MATL 3.3.1 Si Lan monocy

CE C

V I

………

BE B

V I

…………

nput=

V . ICC CQ

… utput=

Po=VCE.

ancangan da Pemilihan F Ground Penet asikan adalah p

ncangan Pulsa bar pulsa :

tC=

rdasarkan

200.106 C

B B

= f = >

hingga

B>

ndwidth peran MHz, karena tena transmisi.

hingga

fL=175 200MHz.

=

actional bandw aya keluaran wer) adalah empertimbangk daman propaga emudian denga us 260 mA dih W.

rdasarkan buk rangan D.J.Dan

_ _

an pulse power

hingga dipero besar

pri= =T

lu didapatkan

rf)

9

1 65 10

= =

×

me Resolution t

ncangan Pulsa LAB 7.0.1

inyal Sinusoid ngkah awal ycle adalah

…….……..……

………….………

………...………

.IC

…….………

n Realisasi G rekuensi G trating Radar pada frekuensi

a Monocycle

6

1 1

200.10 5 fC

= = =

syarat U

>0.2

0.2 200.10× 6>

ncangan yang mempertimba

5MHz

dan

fU=

width=

50

C 200

B M

f =

generator pu 20 mW = 1 kan sensitivi asi di dalam tan an peak pulse hasilkan peak p

ku Surface P niels (1996: 2

5.109

26 tc

r T T

= = ×

oleh jarak/inte

65 .ns

=

nilai pulse rep

15.38MHz.

two way

( )Δ =t

a Monocycle d dal

untuk men dengan cara

….…...

(2.4)

…..…...

(2.5)

………

(2.6)

……….

(2.7)

Generator Pu enerator Pu (GPR) yang a i (

fC

) 200 MH

5ns

UWB, dim

40MHz,

m digunakan ada angkan bandw

225MHz

=

den

0.25 0 0

MHz MHz= >

ulsa (mean pu 13 dBm, den itas LNA nah.

voltage 1 V pulse power = Penetrating Ra

265):

60mW=20mW.

erval antar pu

petition freque

6

1 1

50.10 20n

B= =

dengan Softwa

nghasilkan pu membangkit

ulsa ulsa akan

Hz.

mana

maka alah idth ngan

0.2

ulse ngan dan dan 260 adar

ulsa

ency

. ns

are

ulsa tkan

Gamb Gamb

3.3.2 P L memb 5ns, T halnya kotak pulsa.

Gamb

= 60ns Gamb dengan

3.3.3 P

L mengh dihara yang sinuso dihasi period 65ns, kotak.

Gamb Pulsa R Gamb Lebar P

3.4 D Gener

G

ar 3.1 Sinyal Sin ar 3.2 Spektrum

Frekuens

Pulsa Kotak

angkah kedu bangkitkan puls T

LOW

= 60ns, d a sinyal sinus

juga di-plot

ar 3.3 Pulsa Kot

ar 3.4 Spektrum n periode 65ns

Pulsa Monocy angkah terak hasilkan pulsa apkan adalah d telah dibangk oidal dan pul

lkan memilik de pulsa (Pulse sama dengan

ar 3.5 Pulsa Mo Repetition Interv ar 3.6 Spektrum Pulsa 5ns & pri

Desain dan Imp

rator Sinyal S Generator sinya

nusoidal Frekue m Frekuensi Siny

si 200 MHz

ua yang d sa kotak perio dan periode p soidal, spektru t untuk meng

tak Periodik den m Frekuensi Puls

ycle

khir yang monocycle pe dengan menga kitkan sebelum

sa kotak per i lebar pulsa e Repetition Int n T

HIGH

dan p

onocycle dengan val (pri) 65ns

m Frekuensi Puls

65ns

plementasi Ra inusoidal al yang diimp

ensi 200MHz yal Sinusoidal

dilakukan ad dik dengan T

H

pulsa 65ns. Se um frekuensi p

getahui bandw

ngan THIGH= 5ns a Kotak Periodik

dilakukan u eriodik seperti alikan kedua s mnya, yaitu s iodik. Pulsa sebesar 5ns terval – pri) seb periode pada p

n Lebar Pulsa 5ns

a Monocycle de

angkaian plementasikan

dalah

HIGH

= eperti pulsa width

s & TLOW k

untuk yang sinyal sinyal yang dan besar pulsa

s &

engan

pada

(4)

4

tersedia osilator Kristal 200MHz, maka didesainlah rangkaian pengali frekuensi dengan menggunakan IC MC1496. Karena IC tersebut hanya sanggup berfungsi sebagai pengali dua (doubler), maka digunakan rangkaian doubler bertingkat. Yang pertama bertujuan untuk mengalikan frekuensi dari nilai osilator Kristal yaitu 49.475 MHz (Kristal 50MHz dan 100MHz tidak ditemukan di pasaran) menjadi 98.95MHz dan yang kedua adalah untuk mengalikan frekuensi yang telah diperoleh yaitu 98.95MHz menjadi 197.9MHz (mendekati frekuensi yang diharapkan, 200MHz). Kemudian seperti generator sinyal lainnya, dibutuhkan catuan DC (power supply) untuk mengaktifkan osilator Kristal.

Pada penelitian ini digunakan catuan DC sebesar 12Volt. Perancangan Printed Circuit Board (PCB) menggunakan software Altium DXP.

3.5 Desain dan Implementasi Rangkaian Generator Pulsa Kotak

Gambar 3.7 Rangkaian Multiplier (Doubler) Frekuensi 49.475MHz menjadi 98.95MHz

Pulsa kotak didesain dengan menggunakan blok FPGA (Field Programmable Gate Array). Tetapi FPGA ternyata hanya mampu menghasilkan pulsa dengan lebar pulsa 10ns (frekuensi clock 100MHz), tidak sanggup untuk frekuensi lebih tinggi dari itu.

Pertama, dilakukan proses penanaman program ke blok FPGA dengan menggunakan software Xilink ISE dan diimplementasikan dengan Logic Analyzer LA2124A. Setelah program ditanam, hasil pulsa yang telah diimplementasikan tersebut dapat dilihat dengan menggunakan osiloskop. Pulsa kotak yang dirancang dan direalisasikan pada penelitian ini memiliki lebar pulsa 10ns dan periode 70ns.

3.6 Desain dan Implementasi Rangkaian

Pencampur Sinyal Sinus dan Pulsa Kotak (Mixer) Rangkaian mixer yang didesain untuk menggabungkan sinyal sinus dengan pulsa kotak yaitu dengan menggunakan IC MC1496. Karena IC tersebut juga dapat berfungsi sebagai balanced modulator. Dimana tujuannya adalah untuk menghasilkan pulsa monocycle dengan cara menggabungkan sinyal sinus dengan pulsa kotak dengan periode tertentu. Hal ini sama artinya dengan menumpangkan sinyal informasi (pulsa kotak) kepada sinyal carrier (sinusoidal) untuk menghasilkan pulsa monocycle.

Gambar 3.8 Rangkaian Mixer menggunakan IC MC1496

3.7 Desain dan Implementasi Rangkaian Penguat Daya

Penguat daya yang direalisasikan pada generator pulsa untuk GPR ini yaitu penguat daya series-fed kelas A dengan menggunakan transistor RF MRF321.

Untuk rangkaian prategangan Bipolar Junction Transistor (BJT) perhitungannya sebagai berikut.

V

CE

= 5 Volt; I

C

= 500 mA; V

CC

= 12 Volt; β= 50

3

12 5 14 500.10

CC CE

C C

V V

R I

− −

= = = Ω

500.103 10 50

C B

I Iβ mA

= = =

BJT aktif pada saat V

BE

= 0.7 Volt.

3

12 0.7 1.13 10.10

CC BE

B B

V V

R K

I

− −

= = = Ω

Untuk nilai kapasitor kopling C

C

dan C

B

, perhitungannya seperti berikut:

0.01 0.01 1.13 11.3

C B

X ≤ ×R = × KΩ = Ω

6

1 1 70.42

2 C 2 200.10 11.3

C pF

πfX π

≥ = =

× ×

Daerah batas limit operasi daerah transistor:

BJT sebagai penguat haruslah bekerja di daerah aktif.

I

CEO

≤ I

C

≤ I

CMAX

V

CESAT

≤ V

CE

≤ V

CEMAX

V

CE

I

C

≤ P

CMAX

P

CMAX

= V

CB

I

C

Berdasarkan datasheet diperoleh:

I

CMAX

= 1.5 A; hfe max (β

MAX

) = 80; I

CBO

= 1 mA I

CEO

= β

MAX

x I

CBO

= 80 x 1 mA = 80 mA = Ic min Berdasarkan datasheet : VCE

MAX

= 33 volt Berdasarkan rangkaian : VCE

SAT

= 0 volt

0

CE CE

C

R V

= I =

sehingga

12 857.14

14

CC Csat

C

V volt

I mA

= R = =

Ω

Untuk menentukan kemampuan maksimal transistor untuk menerima daya pantul adalah sebagai berikut (dimana R

B

= 1.13 KΩ).

CEO B

I I

= β

=

80 1 80

mA= mA

-3 3 -3

Pthreshold = (1x10 )2 x 1.13x10 = 1.13 x 10 watt = -29.46dBW = 0.53 dBm

Daya_input=

V . I = 12 . 800 mA =9.6 WattCC CQ

Daya_output=

Po=VCE.IC=5.500mA=2.5

Watt

(5)

Gambar 3.9 Rangkaian Wideband RF Power Amplifier

4.1 Pengukuran Domain Waktu dengan Osiloskop 4.1.1 Pengukuran Blok frequency doubler

Pengukuran blok frequency doubler dengan menggunakan alat ukur osiloskop menghasilkan data sebagai berikut:

1. Vp-p = 134.4 mV 2. Vrms = 48.73 mV 3. Vmax = 60.94 mV 4. Vmin = -73.44 Mv 5. Periode = 10.2 ns 6. Duty Cycle = 49%

Gambar 4.1 Pengukuran Sinyal Sinus dengan Osiloskop

4.1.2 Pengukuran Blok FPGA

Diperoleh data lebar pulsa adalah 10ns dan periode pulsa (pri) adalah 70 ns. Dengan demikian diketahui pulse repetition frequency (prf) adalah 14.29MHz dan duty cycle sebesar 14.28%.

Gambar 4.2a) Pengukuran Lebar Pulsa Kotak dengan Osiloskop b) Pengukuran PRI Pulsa Kotak

4.1.3 Pengukuran Blok Frequency Doubler, FPGA, dan Mixer

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pulsa yang dihasilkan dari gabungan blok frequency doubler dan FPGA dengan menggunakan mixer IC MC1496.

Gambar 4.3a) Pengukuran PRF Pulsa Monocycle dengan Osiloskop b) Pengukuran Lebar Pulsa Monocycle

Data yang diperoleh dari pengukuran adalah frekuensi pulsa bernilai 14.37MHz, merupakan nilai prf dari pulsa monocycle. Nilai tersebut mendekati nilai prf pulsa kotak 14.29MHz. Dapat disimpulkan bahwa IC MC1496 telah bekerja sesuai kemampuannya, dimana ketika diberi input tegangan high-level DC akan menghasilkan frekuensi output sebesar frekuensi sinyal informasi. Tetapi untuk lebar pulsa diperoleh nilainya sebesar 25ns, lebih besar daripada lebar pulsa kotak yang hanya 10ns.

4.2 Pengukuran Domain Frekuensi dengan

SPECTRUM ANALYZER (SA)

Dari pengukuran blok frequency doubler yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: pada frekuensi 87.33MHz diperoleh daya -66dBm, pada frekuensi 101.08MHz dayanya sebesar -61dBm, dan pada frekuensi 107dBm diperoleh daya -61dBm, dengan bandwidth sekitar 19.67MHz. Tetapi setelah blok frequency doubler I dan II digabung, frekuensi yang diinginkan yaitu 197.9MHz belum diperoleh.

Gambar 4.4a) Hasil Pengukuran Blok Frequency DoublerI b) Hasil Pengukuran Blok Frequency Doubler Gabungan dengan Spectrum Analyzer

4.3 Pengukuran Rangkaian Prategangan Amplifier Pengukuran rangkaian prategangan BJT blok amplifier dilakukan dengan menggunakan alat ukur multimeter dan power supply 12Volt. Hasilnya:

• VBE = 0.89 V

• VCE = 11.69 V

• VRC = 6.89 V

• VRB = 11.12 V

Dari hasil pengukuran dapat dihitung besar arus yang melalui kolektor yaitu:

6.89 492 14 VRC V

Ic mA

= Rc= =

Ω

Tegangan V

BE

sudah memenuhi syarat aktif transistor, yaitu lebih besar atau sama dengan 0.7 Volt.

4.4 Analisis Kestabilan Pulsa 4.4.1 Frekuensi

Frekuensi yang dihasilkan oleh blok frequency doubler cukup stabil antara 87MHz sampai dengan 107MHz, karena rangkaian osilator menggunakan osilator Kristal. Beda halnya jika rangkaian osilator menggunakan gulungan transformer atau rangkaian resonansi yang biasanya relatif kurang stabil.

4.4.2 Waveform

Pulsa yang dihasilkan bentuknya cenderung stabil, yaitu berbentuk monocycle, tetapi dengan ripple yang besar. Untuk sinyal sinus, bentuk sinyal juga relatif stabil. Hal ini disebabkan karena antar blok juga telah diberi rangkaian matching impedansi berbentuk L kanan bertingkat sebanyak tiga buah, yang bersifat meloloskan sinyal DC.

4.4.3 Daya

Daya yang dihasilkan juga relatif stabil antara - 66dBm sampai dengan -61dBm. Tetapi daya ini belum merupakan daya pancar generator pulsa karena pengukuran hanya dilakukan pada blok frequency doubler, belum dihubungkan dengan blok amplifier dan blok FPGA.

4.4 Analisis Kedalaman Penetrasi Pulsa 4.4.1 Soil: Sandy dry

Berdasarkan data pada tabel 2.2, jenis tanah sandy

(6)

(a) Pa

(c) P

Pad permea dalam permitiv permitiv magnet akan be listrikny 4.5 Ana Per De range dimana dielektr range r permitiv

Gamba Tanah S

5. Kesim 1. Dari

dire 200M kura terd anta freq kom peny ting dala frek 2. Dari a. B 87-1 61dB b. B leba 14.2

ada μr=5, σ =0.0

ada μr=5, σ = 0.

da kondisi n abilitas magneti tanah akan b vitas dielektrik vitas dielektr tik yang sama, erbanding terb ya.

alisis Nilai Re rmitivitas Die engan persamaa

resolution (

ΔR

a besarnya te

rik relatif ma resolution GPR

vitas dielektrik

ar 4.5 Pengaruh Sandy Dry terhad

mpulan i hasil penguku alisasikan belu MHz karena k ang optimal be

apat dalam ara blok freq quency doubler mponen yang

yediaan kompo gi di Indonesia am teknik p kuensi tinggi.

i hasil penguku Blok frequency 107MHz, den

Bm.

Blok FPGA m ar 10ns dan p 29MHz.

Kedala…Ked 0001 (b) Pad

01 (d) Pad

nilai kondukti

ik yang sama, berbanding lu k relatifnya. P rik relatif d

jarak penetra balik dengan n

solusi GPR Be elektrik Tanah an pada tabel 2

R

) dari bebe ergantung kep sing-masing j R berbanding k relatif tanah.

Permitivitas Die dap Nilai Range

uran, generator um dapat beker keterbatasan I kerja pada frek

datasheet, ke quency double r II akibat kura

g digunakan onen untuk pe a, dan keterbat penyolderan u uran:

y doubler beke ngan daya -6 enghasilkan pu periode 70ns,

38 .6

3.

86 0.

39 0

50

σ Soil: S

86 7 123456

εr Soil: Sand da μr=5, σ = 0.0

da μr=5,

ε

r= 4

vitas listrik jarak penetras urus dengan n

Pada kondisi n an permeabil si ke dalam ta nilai konduktiv erdasarkan h

2.1, diperoleh n erapa jenis tan pada permitiv

enis tanah. N terbalik terha

elektrik Relatif Resolution

r pulsa yang te rja pada frekue IC MC1496 y kuensi selain y ekurangsepada erI dengan b ang sesuainya n n, keterbata erangkat frekue tasan kemamp untuk perang

erja pada frekue 66dBm sampa ulsa kotak den dengan frekue

6

Sa

5

dy … 01

dan i ke nilai nilai litas anah vitas

nilai nah, vitas Nilai adap

elah ensi yang yang anan blok nilai asan ensi puan gkat

ensi ai - ngan

ensi

14 3. De

per ke per 4. De per ke kon 5. Pad dis ber die SARA 1. Pen me dan dir 2. Pen

me tek PIN yan FP

[1] B P B [2] Bo

Ele Jer [3] Da

ed.

Ins [4] Da

Ins [5] Lig

Th Ra Jan [6] Ra [7] Sy A Fo ST [8] ht [9] ww

20

[10] w [11] w [12] T K T

.37MHz, deng engan nilai

rmeabilitas ma dalam tanah rmitivitas diele engan nilai pe rmeabilitas ma dalam tanah nduktivitas list da enam j simpulkan bah rbanding ter elektrik relatif t AN

nelitian da erealisasikan g

n memiliki day realisasikan unt

nelitian da erealisasikan knik yang berb

N diode untuk ng lebih bagus PGA sebagai pe DAFT Bluhm, Hansjo Principles and erlin Heidelbe oylestad, Robe ectronic Devi rsey: Prentice H aniels, David.

. - (Radar, son stitution of Ele

aniels, David.

stitution of Ele gthart, L.P. &

e Intensive C adar. Delft Un

nuari 2004.

adar Principles yarif, Tesha R And Simulation or Ground Pen TT Telkom.

ttp://telecom.m ww.gb.nrao.ed 0MHz.pdf www.geomodel www.wikipedia

Team Dosen El Komunikasi (T Telkom. Bandu

an lebar pulsa konduktivit agnetik yang sa berbanding l ektrik relatif tan ermitivitas die agnetik yang sa berbanding ter trik tanah.

enis tanah hwa nilai rang

rbalik terha tanah.

apat dilan generator pulsa

ya pancar yang tuk berbagai fr apat dilan generator pu eda seperti den k menghasilkan s tanpa harus m enghasil pulsa TAR REFERE oachim. Pulse d Applications erg 2006, Germ ert. and Louis ces And Circ Hall Internation Ground-penetr nar, navigation

ctrical Enginee Surface pene ctrical Enginee

E.E. Ligthart, Course On G

niversity of T s and Systems Rofelina Larasa

n Of Logarithm netrating Rada

mercubuana.ac.i du/IPG/Interfer

l.com/

a.or.id

kom. Handout TE3623). Tekn ung: STT Telk

±15ns.

tas listrik ama, jarak pene

lurus dengan nah.

elektrik relatif ama, jarak pene rbalik dengan yang diana ge resolution adap permiti

njutkan de a yang lebih s

g lebih tinggi, rekuensi GPR.

njutkan de ulsa menggun ngan menggun n pulsa monoc menggunakan kotak.

ENSI ed Power Sys

s. Springer-V many.

Nashelsky. (19 cuit Theory.

nal Editions.

rating radar. - ns & avionics).

ers, London, 20 etrating radar.

ers, London, 20 Lecture Notes Ground Penetra

Technology-IRC

ati. (2007). De mic Spiral Ant ar (GPR). Band

id rence/125-

t Elektronika ik Elektro STT kom.

dan etrasi nilai f dan

etrasi nilai alisis, GPR ivitas

engan stabil atau engan nakan nakan cycle blok

stems Verlag 992).

New - 2nd . The 004.

The 004.

s For ating CTR,

esign tenna dung:

T

Gambar

Tabel 2.2 Permitivitas Dielektrik, Permeabilitas Magnetik,dan  Konduktivitas Listrik Beberapa Jenis Tanah [5]
Gambar 3.8 Rangkaian Mixer menggunakan  IC  MC1496 3.7 Desain dan Implementasi Rangkaian Penguat  Daya
Gambar 4.2a) Pengukuran Lebar Pulsa Kotak dengan  Osiloskop  b) Pengukuran PRI Pulsa Kotak

Referensi

Dokumen terkait

Kompromi pekerja media dalam ruang redaksi juga dijelaskan oleh Potter (2006: 57), bahwa pe- kerja media melakukan diskusi antara para pekerja media mengenai keputusan etis apa

tersebut dapat menyulitkan dokter dalam pengambilan data anamnesis, demikian pula dalam pengobatan dan tindak lanjut adanya gangguan kognitif tentu akan mempengaruhi kepatuhan

sendiri (Huntington 1993), merupakan sumber nilai bagi sikap dan perilaku yang kurang mendukung bagi toleransi terhadap pemeluk agama lain, atau bagi kebersamaan antar kelompok

Proses awal sistem kerja EMG ini dimulai pada bagian elektroda di permukaan kulit tubuh yang menangkap dan menghantarkan sinyal elektris yang dihasilkan oleh otot,

dan balok dengan menggunakan model penemuan terbimbing siklus I alatnya berupa butri soal tes tertulis untuk silus I, (5) data keberanian bertanya siswa dalam

Terdapat perbedaan gambaran histologik gaster tikus wistar yang diberi seduhan kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa ) selama 30 hari antara kelompok

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku maka Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 8 Tahun 2002 tentang Retribusi Khusus Tempat Parkir (Lembaran

Dalam analisis data seluruh pernyataan kuesioner, Persentase bobot terbesar yang dipilih oleh responden dari kelima skala yaitu skala 4 (setuju) sebesar 46,8% yang