5 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
a. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.Adapun hasil penelitian yang tidak terlepas dari topic penelitian yaitu mengenai pengendalian internal fungsi penjualan dan penerimaan kas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Andriani 2015)dimana melakukan penelitian terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas di PT. Sinjori Interbintana Pers Batam hasilnya sudah memenuhi syarat dan unsur-unsur pengendalian internal.
(Saragih 2018)hasil penelitian pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur Medan secara keseluruhan sudah baik sesuai prosedur hanya saja ada beberapa poin seperti perangkapan tugas karyawan dan inspeksi mendadak yang belum diterapkan.
Penelitian(Setiawan 2016) pada Mebel Sakinah (Gresik) menyebutkan kerangka pembagian tanggungjawab fungsional ke setiap unit perusahaan sudah berjalan baik. Pada sistem otorisasi dan prosedur pencatatan tidak ada satupun transaksi yang terjadi tanpa otorisasi dari suatu fungsi yang bersangkutan.
Perbandingan penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu Peneliti/
Kompone n
Peneliti
(Andriani 2015) (Asmila 2012)
(Saragih 2018)
(Setiawan 2016)
(Dhuha 2018)
Judul Penelitian
Analisis Pengendalian Internal atas Sistem
Akuntansi
Penjualan Kredit, Penagihan
Piutang dan Penerimaan Kas Pada PT. Sijori Interbintana Pers Batam
Analisis Sistem Pengendalian Internal Penerimaan dan
Pengeluaran Kas pada Pelayanan Persewaan Politeknik Negeri Batam
Analisis Sistem Pengendalian Intern
Penerimaan Kas Pada PT.
Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur
Analisis Sistem Pengendalian Internal Pengeluaran Kas Pada Mebel
Sakinah (Gresik)
Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Di PT.
Aseli Dagadu DjokDja
Lokasi Penelitian
Batam Batam Medan Gresik Yogyakarta
Metode Penelitian
Metode Dekskriptif
Metode Dekskriptif
Metode Kualitatif
Metode Kualitatif- Dekskriptif
Metode Dekskriptif- Kualitatif Kesimpula
n
Penelitian
Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan perusahaan sudah berjalan
Prosedur sistem penerimaan
kas dan
pengeluaran
Sistem pengendalian intern sudah berjalan baik, saran tentang
.Sistem pengendalian internal pengeluaran kas sudah
SOP penerimaan kas dari penjualan tunai sudah
baik sesuai prosedur
pengendalian internal
Kas sudah cukup baik karena setiap transaksi pengeluaran kas diotorisasi menggunakan formulir dan prosedur penerimaan kas sudah mempertimba ngkan prinsip pengendalian internal namun masih ada
perangkapan fungsi kas dan
akuntansi.
perangkapan tugas dan inspeksi mendadak belum diterapkan.
memisahkan pembukuan/a kuntan dan kassa, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sudah berjalan sebagaimana mestinya.
rinci dan baik, penerapan SPI sudah meliputi semua komponen perusahaan dan tidak ada perangkapan fungsi.
B. Tinjauan Pustaka 1) Pengertian Sistem
Menurut (Romney dan Steinbart 2015), sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.
Menurut Mulyadi(Mulyadi 2014:5) “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan atau rangkaian komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
a. Komponen Sistem
Komponen sistem menurut (Romney dan Steinbart 2015)terdiri dari lima komponen diantaranya:
1. Orang-orang, yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4. Software yang dipakai untuk memproses data.
5. Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
b. Pengertian Pengendalian
Pengertian pengendalian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
“Pengendalian adalah pengawasan atas kemajuan (tugas) dengan membandingkan antara hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha (kegiatan) dalam hasil pengawasan”.
Menurut (Mulyadi 2014:89), aktifitas pengendalian adalah kebijakan prosedur yang dibuat untuk memastikan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk memastikan prosedur dan kebijakan yang dibuat sebuah organisasi telah dilaksanakan agar tujuan dapat tercapai.
c. Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Krismiaji(Krismiaji 2010:218) menyatakan “Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva dan menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.”
Menurut Romney dan Steinbart(Romney dan Steinbart 2015:226), pengendalian internal adalah sebuah proses yang menyebar keseluruh aktivitas pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integraldari aktivitas manajemen dimana pengendalian internal memberikan jaminan yang memadai untuk tujuan pengendalian berupa mengamankan aset, mengelola catatan secara detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar, memberikan informasi yang akurat dan reliabel, menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengendalian internal adalah rencana organisasi yang dipengaruhi oleh manajemen, dewan direksi dan personil lain sebuah organisasi yang tujuannya untuk memberikan dorongan kepada seseorang atau karyawan agar tujuan organisasi tercapai.
d. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Menurut(Mulyadi 2014:163) mengatakan tujuan sistem pengendalian internal yang efektif diantaranya:
1) Menjaga keamanan harta perusahaan dan juga catatan organisasi.
2) Memeriksa ketelitian atas kecermatan dan kebenaran data akuntansi.
3) Memajukan efisiensi perusahaan.
d) Membantu agar tidak ada penyimpangan dari kebijakan-kebijakan manjemen yang ada.
Menurut(COSO 2013:15), pengendalian internal memiliki tiga kategori tujuan yaitu:
1) Tujuan Operasi Tujuan ini berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi operasi entitas, termasuk tujuan kinerja operasional dan keuangan, serta menjaga aset terhadap kerugian.
2) Tujuan Pelaporan Tujuan ini berkaitan dengan pelaporan keuangan dan non keuangan untuk internal maupun eksternal yang mencakup keandalan, ketepatan waktu, transparasi atau ketetapan lain yang ditetapkan oleh regulator, persyaratan yang diakui oleh pembuat standart, atau kebijakan entitas itu sendiri.
3) Tujuan Kepatuhan Tujuan ini berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan dimana entitas tunduk.
Komponen sistem pengendalian internalMenurut (COSO 2013), pengendalian internal memiliki lima komponen yaitu:
a) Lingkungan Pengendalian (control environment)
Merupakan dasar untuk pengendalian internalyangefektif menyediakan disiplin dan struktur yang mencangkup sikap kesadaran, kebijakan, dan tindakan manajemen,dewan direksi mengenai pengendalian internal entitas danpentingnya pengendalian intern dalam entitas.
b) Penilaian risiko (risk assestment)
Mencangkup berbagai cara manajemen dalam mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola resiko-resiko yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan yang secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dengan memperkirakan signifikannya, menilai kemungklinan terjadinya, dan menentukan tindakan untuk mengelolanya
c) Aktivitas pengendalian (control activities)
Mencangkup semua kebijakan dan prosedur yang dapat membantu dalam meyakinkandan memastikan bahwa semua tindakan yang diperlukan dalam menghadapi risiko-risiko yang akan terjadi dalam mencapai entitas.
d) Informasi dan komunikasi (Information and communication)
Suatu sistem informasi yang dapat dikatakan relevan pada pelaporan keuangan meliputi berbagai hal yaitu sistem akuntansi yang terdiri dari suatu metode dan pencatatan yang telah ditetapkan untuk mencatat, mengelola, memproses, mengikhtisar, dan melaporkan segala transaksi dalam suatu entitas untuk mempertahankan akuntabilitas aktiva dan hutang yang berkaitan
e) Pengawasan (monitoring)
Pengawasan merupakan suatu proses yang dapat menilai suatu mutu kinerja dalam meliputi seluruh personil yang tepat untuk menilai desain dan operasi pengendalian dengan dasar yang tepat waktu serta mengambil tindakan korektif atau perbaikan sesuai yang diperlukan.
2. Penjualan
Menurut Mulyadi(Mulyadi 2016:160) Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit menurut(Mulyadi 2016:168-169) adalah:
1) Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman barang. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
membuat back order pada saat tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan
2) Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
3) Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
4) Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan dan fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang
5) Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan salinan faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi
6) Fungsi Akuntasi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan.Disamping itu, fungsi akuntansi juga bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok persediaan yang dijual kedalam kartu persediaan. Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut(Mulyadi 2016:170-172) adalah:
a) Surat order pengiriman dan tembusannya
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada pelanggan.
b) Faktur dan tembusannya
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya piutang.
c) Rekapitulasi beban pokok penjualan
Rekapitulasi beban pokok penjualan merupakan dokumen pendukung yang digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu
d) Bukti memorial
Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke dalam jurnal umum, dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit menurut(Mulyadi 2016:175) adalah sebagai berikut:
1) Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.
2) Prosedur persetujuan kredit
Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.
3) Prosedur pengiriman
Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.
4) Prosedur penagihan
Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.
5) Prosedur pencatatan piutang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan kedalam kartu piutang.
6) Prosedur distribusi penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
7) Prosedur pencatatan beban pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk.
Gambar 2. 1 Prosedur pencatatan Sistem Penjualan Sumber: (Mulyadi 2016:181)
Gambar 2. 2 Prosedur pencatatan Sistem Penjualan (Lanjutan) Sumber : (Mulyadi 2016:182)
Gambar 2. 3 Prosedur pencatatan Sistem Penjualan (Lanjutan) Sumber:
(Mulyadi 2016:183)
Gambar 2. 4 Prosedur pencatatan Sistem Penjualan (Lanjutan) Sumber:
(Mulyadi 2016:184)
3. Penerimaan Kas
Menurut (Mulyadi 2016:379). Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan penjual kepada pembeli. Menurut (Mulyadi 2016:380-383). Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini:
1. Prosedur Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sales
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli
2. Prosedur Penerimaan Kas dari Cash-on-delivery sales (COD Sales) Cash-on-delivery sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkut umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan.
3. Prosedur Penerimaan Kas dari Credit Card Sales
Penerimaan Kas dari Credit Card Sales Sebenarnya kartu kredit bukan merupakan suatu tipe penjualan namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun penjual.
Menurut Mulyadi (Mulyadi 2016) Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a) Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran ke fungsi kas.
b) Fungsi Kas
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab atas penerima kas dari pembeli.
c) Fungsi Gudang.
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab menyiapkan barang yang disimpan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
d) Fungsi Pengiriman.
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.e. Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
Menurut(Mulyadi 2016:387-391) Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
a) Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
b) Pita Register Kas (cas register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas. Pita register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
c) Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit.Bagi perusahaan yang menjual barang atau jasa, dokumen ini di isi oleh fungsi kas dan berfungsi sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit, untuk transaksi penjualan yang telah dilakukan kepada pemegang kartu kredit.
d) Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
e) Faktur penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD .
f) Bukti Setor Bank
Dibuat oleh fungsi kas sebagai penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai kedalam jurnal penerimaan kas.
g) Rekapitulasi harga pokok penjualan
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung bagi pembuatan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
Menurut(Mulyadi 2016:392-393) Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut:
a) Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke ungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang yangakan diserahkan kepada pembeli.
b) Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa pita register kas dan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai) .
c) Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
d) Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas.
e) Prosedur penyetoran kas ke bank
Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh.
f) Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas kedalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
g) Prosedur pencatatan beban pokok penjualan
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi beban pokok penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.Berdasarkan rekapitulasi beban pokok penjualan ini, fungsi akuntansi membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan beban pokok penjualan kedalam jurnal umum.
Gambar 2. 5 Prosedur pencatatan Sistem Penerimaan kas dari Over-the counter sales Sumber: (Mulyadi 2016:397)
Gambar 2. 6 Prosedur pencatatan Sistem Penerimaan kas dari Over-the counter sales (Lanjutan) Sumber: (Mulyadi 2016:398)
Gambar 2. 7 Prosedur pencatatan Sistem Penerimaan kas dari COD sales (Lanjutan) Sumber: (Mulyadi 2016:400)
Gambar 2. 8 Prosedur pencatatan Sistem Penerimaan kas dari credit card sales Sumber: (Mulyadi 2016:401)
Gambar 2. 9 Prosedur pencatatan Sistem Penerimaan kas dari credit card sales (Lanjutan) Sumber: (Mulyadi 2016:402)