• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Prinsip Prinsip Dasar Ajaran Tasawuf yang Menyimpang dari Petunjuk Al-Qur an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. Prinsip Prinsip Dasar Ajaran Tasawuf yang Menyimpang dari Petunjuk Al-Qur an"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Penyimpangan Dalam Ajaran Tasawuf

A. Prinsip – Prinsip Dasar Ajaran Tasawuf yang Menyimpang dari Petunjuk Al-Qur’an dan As-sunnah

Para ahli tasawuf memiliki prinsip dasar dan metode khusus dalam memahami dan menjalankan agama ini. Metode tasawuf yang dikenal masyarakat luas, yang banyak orang mengira bahwa metode ini merupakan yang paling efektif untuk mencapai hidayah dan keselamatan. Mereka membangun keyakinan sendiri dengan istilah dan simbol-simbol, dapat kita simpulkan sebagai berikut.

Pertama mereka membatasi ibadah hanya pada aspek mahabbah (kecintaan) saja dan mengesampingkan aspek-aspek lainnya, seperti aspek khauf (rasa takut) dan raja’ (harapan).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “kebanyakan orang yang menyimpang (dari jalan Allah SWT.), orang-orang yang mengikuti ajaran bid’ah berupa sikap zuhud dan ibadah-ibadah yang tidak dilandasi ilmu dan tidak sesuai dengan petunjuk dari al-Qur’an dan as-Sunnah, terjerumus dalam kesesatan, seperti yang terjadi pada orang-orang Nasrani yang mengaku- ngaku mencintai Allah SWT., tetapi bersamaan dengan itu, mereka menyimpang dari syariat- Nya dan enggan untuk ber-mujahaddah (bersungguh-sungguh) dalam menjalankan agama- Nya, dan penyimpangan lainnya.

Kedua, umumnya dalam menjalankan agama dan melaksanakan ibadah tidak berpedoman pada al-Qur’an dan as-Sunnah, tetapi yang mereka jadikan pedoman adalah bisikan jiwa, perasaan, dan ajaran yang digariskan oleh pinpinan mereka, berupa thariqat-thariqat bid’ah, berbagai macam zikir dan wirid yang mereka ciptakan sendiri, dan tidak jarang mengambil pedoman dari cerita-cerita (yang tidak jelas kebenarannya), mimpi-mimpi, bahkan hadis-hadis palsu untuk membenarkan ajaran dan keyakinan mereka.

Ketiga, termasuk doktrin ajaran tasawuf adalah keharusan berpegang teguh dan menetapi zikir dan wirid yang ditentukan dan diciptakan oleh guru-guru thariqat mereka. Adapun zikir yang tercantum dalam al-Qur’an dan as-Sunnah mereka namakan dengan “zikirnya orang- orang umum”, kalimat (La Ilaha Illallah), adapun “zikirnya orang-orang khusus” adalah kata tunggal “Allah” dan “zikirnya orang-orang khusus yang lebih khusus adalah kata

“Huwa/Dia.”

Keempat, sikap ghuluw (berlebihan atau ekstrem) orang-orang ahli tasawuf terhadap orang-orang yang mereka anggap wali dan guru-guru thariqat mereka. Hal ini karena di antara prinsip akidah Ahlu Sunnah wal Jamaah adalah berwala (mencintai atau berloyalitas) kepada orang-orang yang dicintai Allah ‘azza wa jalla dan membenci musuh musuh Allah

‘azza wa jalla.

Kelima, faham tasawuf yang mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wa jalla dengan

(2)

nyanyian, tarian, tabuhan rebana, dan tepuk tangan, yang semua ini mereka anggap sebagai amalan ibadah kepada Allah ‘azza wa jalla. Imam Ahmad ketika ditanya (tentang perbuatan ini), ia menjawab, “Aku tidak menyukainya (karena) perbuatan ini adalah bid’ah”. Menurut mereka, mendengarkan music dan berdansa merupakan sarana berkomunikasi dengan Allah. Demikian pula imam-imam besar lainnya tidak menyukai perbuatan ini.

Para syekh (ulama) yang saleh tidak mau menghadiri (menyaksikan) perbuatan ini, seperti Ibrahim bin Adham, Fudhail bin Iyadh, Ma’ruf Al-Karkhi, Abu Sulaiman Ad-Darani, Ahmad bin Abil Hawari, dan syekh-syekh lainnya.

Keenam, juga termasuk doktrin ajaran tasawuf adalah apa yang mereka namakan sebagai

suatu keadaan atau tingkatan yang jika seseorang telah mencapainya, dia akan terlepas dari kewajiban melaksanakan syariat Islam.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika ditanya tentang sekelompok orang yang mengatakan bahwa diri mereka telah terlepas dari kewajiban melaksanakan syariat, ia menjawab, “Tidak diragukan lagi – menurut pandangan orang-orang yang berilmu dan orang- orang yang beriman – bahwa ucapan ini termasuk kekufuran yang paling besar, bahkan ucapan ini lebih buruk daripada ucapan orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka mengimani sebagian (isi) kitab suci mereka dan mengingkari sebagian lainnya. Mereka itulah orang-orang kafir yang sebenarnya dan mereka juga membenarkan perintah dan larangan Allah ‘azza wa jalla, meyakini janji dan ancaman-Nya.”

B. Kritik terhadap Aliran - Aliran dalam Ajaran Tasawuf

Ajaran tasawuf yang ekstrem dibagi menjadi tiga aliran, yaitu:

1. Aliran Al-Isyraqi. Aliran ini didominasi oleh ajaran filsafat bersama sifat zuhud. Ajaran ini sebenarnya ada pada setiap sekte-sekte tasawuf, tetapi ajaran ini hanya sebatas pada penyimpangan ini dan tidak membawa mereka pada ajaran Al-hulul (menitisnya Allah

’azza wa jalla ke dalam diri makhluk-Nya) dan Wihdatul Wujud (bersatunya wujud Allah ’azza wa jalla dengan wujud makhluk atau Manunggaling Gusti ing Kawulo – Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan).

2. Sekte Al-hulu dan ittihad. Artinya, Allah menduduki seluruh bagian bumi, baik di lautan, pegunungan bukit-bukit, pepohonan, manusia, hewan dan sebagainya. Dengan kata lain, makhluk adalah Khaliq itu sendiri. Semua yang dapat diraba dan dapat dilihat

(3)

di alam imi merupakan Dzat Allah dan diri-Nya.Mahasuci Allah dari semua itu keyakinan ini diserukan oleh beberapa tokoh ekstrem ahli tasawuf, seperti Hasan bin Manshur Al-Hallaj, sehingga para ulama memfatwakan kafir orang ini dan mengharuskannya dihukum mati. Beliau adalah tokh besar dan popular di kalangan ahli tasawuf. Ia meyakini dualism hakikat ketuhanan dan beranggapan bahwa Al-Ilah (Allah

‘azza wa jalla) memiliki dua tabiat, yaitu Al-Lahut (unsure atau sifat ketuhanan) dan An-Nasut (unsure atau sifat kemanusiaan), kemudian Al-Lahut menitis ke dalam An- Nasut . Roh manusia – menurut Al-Hallaj adalah Al-Lahut ketuhanan yang sebenarnya dan badan manusia itu adalah An-Nasut. Al-Hallaj pun akhirnya dibunuh dan disalib pada tahun 309 H.

3. Sekte Wihdatul Wujud, yaitu keyakinan bahwa semua yang ada pada hakikatnya adalah satu dan segala sesuatu yang kita lihat di alam semesta ini merupakan perwujudan atau penampakan Dzat Illahi (Allah ‘azza wa jalla) – Mahasuci Allah ‘azza wa jalla dari segala keyakinan kotor mereka. Artinya, bahwa makhluk adalah aspek lahriyah, sedangkan aspek batin dari segala sesuatu adalah Allah. Dengan demikian dari segi hakikat tidak ada perbedaan antara khaliq dan makhluk maka itu karena di lihat dengan pandangan panca indra lahir karena keterbatasan akal dalam menganggap hakikat yang ada pada Dzatnya dari kesatuan dzatinyah. Yang semua terhimpun pada-Nya. Mereka yang tersesat lagi bodoh tersebut menisbatkan kebohongan dan kesesatan-kesesatannya kepada paham sufi yang benar. Hal itu karena sirkulasi kesesatan mereka dan untuk menyesatkan orang awam. Tokoh dalam sekte ini adalah Ibnu Arabi Al-Hatimi Ath-Thai yang binasa pada tahun 638 H dan dimakamkan di Damaskus. Ahli tasawuf memberikan gelar kehormatan yang tinggi kepadanya, seperti AL-‘Arif Billah (orang yang mengenal Allah ‘azza wa jalla dengan sebenarnya), Al-Quthb Al-Akbar (pemimpin para wali yang paling agung), padahal orang ini terang-terangan memproklamasikan keyakinan Wihdatul Wujud dan keyakinan-keyakinan kufur dan rusak lainnya, seperti pujian dia terhadap Fir’aun dan keyakinannya bahwa Fir’aun mati diatas keimanan, celaan dia terhadap Nabi Harun a.s. yang mengingkari kaumnya yang menyembah anak sapi – yang semua ini jelas-jelas bertentangan dengan nash al-Qur’an-, dan keyakinan dia bahwa kafirnya orang-orang Nasrani adalah karena mereka hanya mengkhususkan Nabi ‘Isa a.s. sebagai Tuhan. Seandainya tidak mengkhususkannya, mereka tidak dikafirkan. Mereka yang tersesat lagi bodoh tersebut menisbatkan kebohongan dan kesesatan-kesesatannya kepada paham sufi yang benar. Hal itu karena sirkulasi kesesatan mereka dan untuk menyesatkan orang awam.

C. Beberapa Contoh Penyimpangan dan Kesesatan Ajaran Tasawuf

Berikut akan ditukilkan beberapa ucapan dan keyakinan yang dianggap sesat dan kufur dari tokoh-tokoh yang sangat diagungkan oleh ahli tasawuf:

(4)

1. Ibnu Al-Faridh

Yang meninggal pada tahun 632 H, tokoh besar sufi penganut paham Wihdatul Wujud dan meyakini bahwa seorang hamba bisa menjadi Tuhan, bahkan – yang lebih kotor lagi – dia menggambarkan sifat-sifat Tuhannya, seperti sifat-sifat wanita, sampai-sampai dia menganggap bahwa

Tuhannya telah menampakkan diri di hadapan Nabi Adam a.s. dalam bentuk Hawwa (istri Nabi Adam a.s.).

2. Ibnu Arabi

Dalam kitabnya Fushushul Hikam yang berisi segudang kesesatan dan kekufuran. Dalam kitab ini ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW. yang memberikan kitab ini.

3. At-Tilmisani

Seorang tokoh besar Tasawuf, ketika dikatakan padanya bahwa kitab rujukan mereka Fushushul Hikam bertentangan denagn al-Qur’an, ia bahkan menjawab, “seluruh isi al- Qur’an adalah kesyirikan, dan sesungguhnya tauhid hanya ada pada ucapan kami.”

4. Abu Yazid Al-Bustami

Yang pernah berkata, “aku heran terhadap orang yang telah mengenal Allah, mengapa dia tetap beribadah kepada-Nya?” (dinukil oleh Abu Nu’aim Al-Ashbahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya’ 10/37.

5. Abu Hamid Al-Ghazali

Seorang yang termasuk tokoh-tokoh ahli tasawuf yang paling besar dan tenar, di dalam kitabnya Ihya’ Ulum Ad-Din, beliau berkata, “pandangan terhadap tauhid jenis pertama, yaitu pandangan tauhid yang murni. Dalam pandangan ini, anda pasti akan dikenalkan bahwa Dialah yang bersyukur dan disyukuri, dan Dialah yang mencintai dan dicintai adalah pandangan orang yang meyakini bahwa tidaklah ada di alam semesta ini, melainkan Dia (Allah ‘azza wa jalla).”

6. Asy-Sya’rani

Seorang tokoh besar tasawuf yang telah menulis sebuah kitab yang berjudul Ath-Thabaqat Al- Kubra, yang memuat biografi tokoh-tokoh ahli tasawuf dan kisah-kisah (kotor) yang dianggap oleh ahli tasawuf sebagai tanda kewalian. Di antaranya kisah seorang wali yang bernama Ibrahim Al-

‘Uryan, orang ini apabila naik mimbar dan berceramah selalu dalam keadaan telanjang bulat.

(5)

D. Latar Belakang Kritik terhadap Tasawuf

Ada beberap asumsi mengenai latar belakang lahirnya tasawuf dalam Islam. Asumsi yang dimaksud di sini adalah pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf itu bersumber dari ajaran di luar Islam yang masuk ke dalam dan menjadi ajaran Islam. Diantara asumsi tersebut adalah menganggap bahwa ajaran tasawuf merupakan ajaran sesat dan menyesatkan yang diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma Hindu, ibadah Yahudi, dan zuhud Budha.

Menurut Sayyid Nur bin Sayyid Ali, kritik terhadap tasawuf berlatar belakang insiden jejak yang terjadi pada permulaan abad ke-4 H, ketika aliran-aliran kebatinan, Syi’ah, Qaramithah, dan kafir zindik memanfaatkan tarekat-tarekat sufisme. Mereka menyebabkan Islam berada pada kondisi yang berbahaya, tetapi sesungguhnya tak ada kelemahan bagi orang sufi. Kejadian itu Ialah Ibnu Saba’, orang berdarah Yahudi memanfaatkan cinta Ahl Al-Bait sebagai tipu daya. Dia menyebarkan benih fitnah dan perang sipil yang menyebabkan wafatnya Khalifah Utsman bin Affan r.a. dan gugurnya sekitar 10.000 orang sahabat dantabi’in sebagai syahid. Peristiwa tersebut tidak ada kelalaian Ahl Al-Bait dan kecintaan terhadap Ali r.a. Demikian pula, paham tasawuf tidak boleh dicemari dengannya. Tasawuf tidak ada kaitannya dengan fitnah tersebut.

Pada permualaan abad ke-7 H, sekelompok kafir zindik dan ahli-ahli bid’ah menyelinap masuk kebarisan orang-orangberpaham sufi. Oleh karena itu, mereka menebarkan akidah- akidah syirik ndan perbuatan-perbuatan bid’ah atas nama agama. Mereka yang tersesat lagi bodoh tersebut menisbatkan kebohongan dan kesesatan-kesesatannya kepada paham sufi yang benar. Hal itu karena sirkulasi kesesatan mereka dan untuk menyesatkan orang awam.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga memungkinkan suatu router akan meneruskan suatu paket dengan hanya melihat label yang melekat pada paket tersebut, sehingga tidak perlu lagi melihat alamat

Selain menggunakan lembar wawancara yang juga sudah dilakukan sebelumnya, peneliti juga menggunaan dokumentasi untuk melengkapi data implementasi nilai- nilai PPK

Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD 4 Puyoh Dawe Kudus melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw I pada Materi Koperasi Tahun

Dalam hal pengalihan Posisi Terbuka sebagaimana dimaksud pada angka 12 huruf c di atas tidak dapat dilakukan pada Hari Bursa AK-OS dinyatakan Gagal Bayar, maka AK-OS tersebut

Aterosklerosis adalah penyakit arteri yang berkembang secara  perlahan, dengan penebalan tunika intima yang terjadi akibat disfungsi endotel, inflamasi

Selain adanya peningkatan jumlah hotel dan fasilitas akomodasi lainnya, perkembangan wisata di Lampung juga memberi dampak pada perkembangan bisnis di bidang

Dari hasil nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis

Engkau harus ingat akan janjimu kepada ibumu bahwa kepergianmu adalah untuk berjuang menyelamatkan nyawamu dari ancaman Buto ljo." Mendengar nasehat itu Timun