PEMANFAATAN STYROAFOAM BEKAS SEBAGAI MEDIA BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG
SELAMA MASA PANDEMI COVID-191
Fifi Dwiyaningsih2, Khusnul Fatimah2, Muhammad Jauharul Haq2, Senda Kartika Rakainsa2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Universitas Negeri Semarang
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia sekarang ini, tak luput juga di Indonesia memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat. Banyak sektor kehidupan yang terkena dampak secara langsung dari adanya pandemi Covid- 19 ini. Kesehatan, pendidikan, juga dalam sektor ekonomi terdampak secara langsung. Banyak pekerja yang bekerja dari rumah hingga dirumahkan. Hal tersebut mengakibatkan perekonomian masyarakat menurun. Kegiatan budidaya tanaman kangkung yang memanfaatkan styrofoam bekas bisa menjadi salah satu refrensi kegiatan produktif yang menghasilkan. Styrofoam bekas sebagai media budidaya kangkung juga dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk memberikan edukasi dan pengetahuan di bidang pertanian. Studi ini dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap sektor pertanian yang identik dengan kotor, cangkul, dan lumpur. Kegiatan ini dilaksanakan dalam kurun waktu 1 bulan dengan sasaran ibu-ibu RT 04 RW 03 desa Rempoah. Metode yang digunakan yaitu sosialiasi tentang pentingnya pertanian dan metode pelatihan budidaya dengan memanfaatkan barang bekas lahan sempit. Hasil yang dicapai dalam program ini adalah pengetahuan ibu-ibu terhadap pertanian. Dengan memanfaatkan barang bekas dan lahan sempit yang digunakan untuk budidaya tanaman kangkung dapat menjadi kegiatan yang positif dan meningkatkan produktifitas ibu-ibu selama masa pandemi.
Kata kunci : Styrofoam bekas, budidaya kangkung, Pandemi Covid-19
PENDAHULUAN Masa pandemi Covid-19
membawa dampak yang sangat besar
bagi kehidupan masyarakat, banyak kegiatan masyarakat yang terhenti akibat adanya pandemi Covid-19.
Sektor ekonomi menjadi salah satu sektor kehidupan yang terdampak Covid-19. Hampir semua kegiatan dilakukan secara online dari rumah, serta banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya sehingga pendapatan masyarakat berkurang.
Budidaya tanaman kangkung menggunakan media styrofoam bekas dapat menjadi salah satu refrensi kegiatan produktif untuk mengisi keseharian masyarakat. Kegiatan ini juga dapat berkembang dalam rangka megubah persepsi masyarakat terhadap sektor pertanian yang identik dengan kotor, cangkul, dan lumpur.
Selain itu, kegiatan ini tidak membutuhkan lahan yang luas, sehingga dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang sempit.
Kegiatan budidaya
menggunakan styrofoam bekas juga bisa sebagai kegiatan pemanfaatan limbah, sehingga dapat berkontribusi dalam penanggulangan sampah.
Penggunaan styrofoam saat ini dapat dikatakan tinggi sebagai media pembungkus makanan. Padahal limbah styrofoam memiliki karakteristik sulit terurai, sehingga apabila dibuang secara langsung akan berdampak terhadap pencemaran ekosistem perairan dan lingkungan. Oleh karena itu, apabila limbah styrofoam ini tidak dimanfaatkan akan menjadi masalah serius bagi lingkungan.
Adanya inovasi pemanfaatan limbah styrofoam sebagai media untuk kegiatan budidaya tanaman kangkung
dapat menjadi solusi untuk mengurangi limbah styrofoam yang semakin meningkat. Selain itu, kegiatan ini dapat mengubah limbah menjadi pundi- pundi rupiah untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, atau setidaknya bisa dimanfaatkan sendiri selama masa pandemi ini.
Berdasarkan kondisi tersebut, dilakukanlah kegiatan sosialisasi untuk menyampaikan pengetahuan tentang pelatihan dan pemanfaatan limbah styrofoam bekas menjadi media budidaya tanaman kangkung. Kegiatan ini dilakukan terhadap ibu-ibu sebagai pengetahuan dalam mengenal pertanian, memanfaatkan limbah, serta menjadi sumber pemasukan tambahan selama masa pandemi Covid-19.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu : 1. Mensosialisasikan pelatihan
budidaya tanaman kangkung.
2. Memanfaatkan limbah styrofoam sebagai media tanam untuk budidaya tanaman kangkung sebagai salah satu upaya meminimalisir volume limbah yang terus meningkat, memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan budidaya pada lahan minimalis dan mengemas styrofoam menjadi produk baru yang bermanfaat di kalangan masyarakat luas.
3. Mengisi kegiatan produktif ibu- ibu dan menjadi sumber penghasilan tambahan selama masa pandemi.
METODE
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2020. Pemanfaatan barang bekas styrofoam menjadi media budidaya tanaman kangkung dilakukan oelh ibu- ibu Rt 04 Rw 03 desa Rempoah.
Dengan medote pelaksanaannya dimulai dari sosialisasi tentang penanaman kangkung, pelatihan budidaya kangkung
1. Sosialisasi
a. Sosialisasi tentang cara penyemaian benih
b. Sosialisasi tentang media yang digunakan dalam budidaya kangkung
c. Sosialisai tentang cara penanaman benih kangkung d. Sosialisasi cara perawatan
tanaman kangkung 2. Pelatihan
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan.
Pertemuan 1: membahas tentang media dan penyemaian benih kangkung
Pertemuan 2: membahas tentang cara penanaman dan perawatan tanaman kangkung.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampah bekas styrofoam merupakan salah satu jenis sampah yang sulit terurai. Untuk memanfaatkan styrofoam tersebut agar tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan, dapat dimanfaatkan sebagai media penanaman kangkung. Hasilnya tidak hanya mencegah pencemaran lingkungan, tetapi juga bisa menghasilkan keuntungan dengan cara
memanfaatkan sebagai media penanaman.
Penggunaan styrofoam saat ini dapat dikatakan tinggi sebagai media pembungkus makanan. Padahal limbah styrofoam memiliki karakteristik sulit terurai, sehingga apabila dibuang secara langsung akan berdampak terhadap pencemaran ekosistem perairan dan lingkungan. Oleh karena itu, apabila limbah styrofoam ini tidak dimanfaatkan akan menjadi masalah serius bagi lingkungan. Adanya inovasi pemanfaatan limbah styrofoam sebagai media untuk kegiatan budidaya tanaman kangkung dapat menjadi solusi untuk mengurangi limbah styrofoam yang semakin meningkat.
Adanya alih fungsi limbah styrofoam juga dapat diajarkan kepada ibu-ibu sehingga menjadi edukasi dan pengetahuan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap sektor pertanian.
Berdasarkan kondisi tersebut, dilakukanlah kegiatan sosialisasi untuk menyampaikan pengetahuan tentang pemanfaatan limbah styrofoam sebagai media penanaman kangkung. Kegiatan ini dilakukan terhadap ibu-ibu Rt 04 Rw sebagai pelatihan budidaya tanaman kangkung.
Pemanfaatan styrofoam menjadi media penanaman merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengenalkan pertanian secara luas kepada ibu-ibu Rt 04 Rw, untuk memngolah barang bekas agar tidak menumpuk. Biasanya ibu-ibu sangat kualahan mengolah sampah-sampah, kali ini ibu-ibu bisa memanfaatkan barang bekas untuk bercocok tanam.
Langkah awal yang dilakukan sebelum memulai program ini adalah melakukan konfirmasi ulang kepada ibu-ibu Rt 04 Rw 03 untuk
Pelaksanaan program pengabdian masyarakat disesuaikan dengan metode pelaksanaan dalam dua tahap, yaitu tahap sosialisasi dan pelatihan. Tahap sosialisasi dilaksanakan pada hari Senin, 19 Juli 2020. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu Rt 04 Rw 03 desa Rempoah dengan jumlah peserta 5 orang karena sedang masa pandemi seperti tidak boleh berkerumunan. Materi yang diberikan pada tahap sosialisasi mengenai penyemaian benih, media yang digunakan dalam budidaya kangkung, cara penanaman benih kangkung, perawatan tanaman kangkung. Materi tersebut disampaikan dalam bentuk diskusi, presentasi dan tanya jawab. Respon awal yang diberikan dalam kegiatan ini cukup baik, ibu-ibu nampak antusias.
Pelatihan 1 dilakukan dengan cara melakukan penyemaian benih kangkung, langah awal merendam benih kangkung selama semalaman.
setelah itu biji kangkung yang telah di rendam semalam dibungkus menggunakan kain, tutup rapat dan beri air sediki untuk membuat kain menjadi lembab. Setelah itu biasrkan selama sehari untuk menunggu bji yang sudah mulai tumbuh kecambah.
Pelatihan 2 dilakukan dengan cara menanam biji kangkung yang telah tumbuh kecambah kedalam gelas plastik yang sudah diberi arang skam dan kompos. Tutup kembali biji kangkung tetapi jangan terlalu tertutup
agar proses pertumbuhan cepet.
Tunggu selama 4hari sampai tanaman kangkung tumbuh lalu tempatkan tanaman kangkung pada styrofoam yang berisi air.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam kegiatan ini adalah mensosialisasikan pelatihan budidaya kangkung dengan memanfatkan limbah styrofoam sebagai media tanam untuk meminimalisir menumpukna limbah sampah styrofoam yang sulit diuraikan dan untuk memanfaatkan lahan yang sempit serta memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan budidaya pada lahan minimalis dan mengemas styrofoam menjadi produk baru yang bermanfaat di kalangan masyarakat luas serta mengisi kegiatan produktif
ibu-ibu dan menjadi sumber penghasilan tambahan selama masa pandemi.
DAFTAR PUSTAKA
Lingga P. 2006. Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Roidah IS. 2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo. 1(2): 4350.
Febrianti Teti, Aini Fadilla, Andriansyah, Asih Puteri Galura. 2019.
Pemanfaatan limbah styrofoam untuk media hidroponik. Universitas Muhammadiyah Sukabumi