• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KONSEP PERANCANGAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

120 BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Makro

Konsep makro yang diambil adalah pusat wisata spa dan salon sebagai alternatif destinasi relaksasi dan wisata kesehatan bagi keluarga yang menghadirkan nuansa alam yang mudah diakses dan tidak jauh dari pusat kota Semarang. Fasilitas spa dan salon ini tidak hanya menanamkan aspek relaksasi namun juga rekreasi, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan umur, mulai dari anak-anak, dewasa hingga lansia. Pemilihan site juga termasuk ke dalam konsep makro yang ingin dicapai, yaitu dengan memilih lokasi yang dekat dari pusat kota Semarang, memiliki aksesibilitas yang mudah dengan sarana dan prasarana yang lengkap, serta memiliki pemandangan alam sebagai elemen pendukung relaksasi. Kriteria-kriteria site tersebut dimiliki oleh kawasan Gombel Golf dan menjadikannya site yang sangat potensial, baik dari segi sumber daya maupun bisnis. Fasilitas untuk menunjang konsep relaksasi dan wisata kesehatan terdiri dari spa, salon, children playground, restaurant, relaxing pool, area yoga, jogging track, private treatment cottage, dll.

Gambar 5.1 Konsep Makro Sumber: Analisis Penulis

(2)

121 5.1.1 Konsep Relaksasi

Suasana yang tenang dengan pemandangan bukit dapat menjadi potensi untuk berelaksasi. Kegiatan spa dan salon tersebut mencakup kalangan wanita, pria, hingga anak-anak. Kampoeng Spa & Salon ini dapat memfasilitasi para pengunjung Gombel Golf setelah selesai bermain golf.

Para pemain golf tersebut dapat merelaksasikan tubuh di spa dan salon ini.

Selain itu, spa dan salon ini digabungkan dengan konsep wisata kesehatan.

Yaitu dengan pemakaian rempah-rempah dan bahan tradisional lainnya sebagai bahan utama produk spa. Hal tersebut bertujuan agar warga menjadikan spa sebagai sebuah gaya hidup sehat dan mendukung usaha pemerintah untuk mengembangkan wisata kesehatan.

Gambar 5.2 Konsep Relaksasi Sumber: Analisis Penulis

(3)

122 5.1.2 Konsep Rekreasi

Konsep rekreasi ditambahkan untuk lebih menghidupkan suasana dan menarik pengunjung pada Kampoeng Spa & Salon ini. Kegiatan rekreasi dapat dinikmati pengunjung yang tidak melakukan perawatan spa ataupun pengunjung yang telah selesai melakukan perawatan spa. Kegiatan rekreasi ini diwujudkan melalui beberapa fasilitas seperti restaurant, jogging track, area yoga, children playground, dan public space. Area rekreasi akan didesain untuk menghadirkan suasana alami bukit dan ditambah dengan pemanfaatan elemen air.

Gambar 5.3 Konsep Rekreasi Sumber: Analisis Penulis

(4)

123 5.2 Konsep Tata Ruang Luar

5.2.1 Pencapaian

Konsep pencapaian pengunjung dari area parkir menuju bangunan yang digunakan adalah pencapaian secara langsung. Konsep ini diusung untuk memberikan pencapaian yang mudah secara langsung ke area bangunan untuk sirkulasi yang efisien. Dengan efisiensi ini pengunjung mencapai bangunan tanpa harus manuver yang berlebih. Maka area parkir diletakkan berdekatan dengan entrance dan lobby. Berbeda dengan pencapaian untuk staff, area parkir staff terpisah pada bagian Barat Laut site. Area parkir tersebut berdekatan dengan kantor dan ruang staff lainnya. Sehingga pencapaian staff merupakan pencapaian tersamar untuk menghindari benturan antara sirkulasi dengan pengunjung.

Gambar 5.4 Konsep Pencapaian Sumber: Analisis Penulis

Pencapaian pengunjung dari lobby menuju area spa cottage dapat

dilakukan dengan berjalan menyebrangi public space melalui jembatan dan

menuju ke cottage. Sedangkan pencapaian pengunjung dari lobby ke spa

komunal dan salon dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pencapaian luar

melewati pedestrian atau pencapaian dalam melewati bangunan satu ke

bangunan lainnya.

(5)

124 5.2.2 Orientasi dan Tata Massa Bangunan

Gambar 5.5 Konsep Orientasi dan Tata Massa Bangunan Sumber: Analisis Penulis

Orientasi bangunan mengutamakan menghadap ke area bukit dengan

berpusat ke arah public space. Pada bangunan publik dan semi privat yang

berada di bagian Selatan hingga Barat Laut menghadap ke arah bukit untuk

mendapatkan pemandangan area bukit. Selain itu, bangunan publik dan semi

privat juga mendapatkan pemandangan yang baik ke arah public space. Pada

bangunan cottage yang memiliki tingkat privasi yang tinggi, orientasi

bangunan menghadap ke arah Utara yaitu ke arah bukit, agar tidak terganggu

oleh aktivitas publik di area seberang. Vegetasi di sepanjang sisi site yang

berdekatan dengan jalan juga diperbanyak untuk membatasi pandangan dari

luar ke dalam site maupun sebaliknya, serta untuk memfilter kebisingan dari

area jalan. Tata massa untuk bangunan cottage adalah berupa cluster privat.

(6)

125

Gambar 5.6 Konsep Orientasi dan Tata Massa Bangunan Sumber: Analisis Penulis

5.2.3 Tata Parkir

Efisiensi dan efektivitas merupakan tuntutan sebuah tata parkir. Konsep penataan parkir menggunakan pola parkir lurus dua arah yang memberikan efektivitas lahan sebanding dengan kemudahan parkir. Hal ini memudahkan manuver sehingga cukup mudah untuk akses keluar dan masuk ke area parkir.

Area parkir pengunjung diletakkan berdekatan dengan lobby. Berbeda dengan area parkir untuk staff, area parkir staff terpisah pada bagian Barat Laut site.

Gambar 5.7 Konsep Tata Parkir Sumber: Analisis Penulis

(7)

126 5.3 Konsep Tata Ruang Dalam

5.3.1 Zonasi Ruang Dalam

Zonasi dibedakan menjadi dua zona, yaitu zona publik-semi privat dan zona privat yang dipisahkan oleh sebuah publik space di tengahnya. Public space tersebut merupakan area rekreasi yang terdiri atas semi outdoor restaurant, jogging track dan area yoga.

Gambar 5.8 Zonasi Ruang Dalam Sumber: Analisis Penulis

Berikut ini adalah zonasi ruang dalam pada masing-masing massa

bangunan.

(8)

127

Gambar 5.9 Zonasi Ruang Bangunan Lobby Sumber: Analisis Penulis

Gambar 5.10 Zonasi Ruang Bangunan Salon Sumber: Analisis Penulis

Gambar 5.11 Zonasi Ruang Bangunan Spa Komunal Sumber: Analisis Penulis

(9)

128

Gambar 5.12 Zonasi Ruang Bangunan Service Sumber: Analisis Penulis

Gambar 5.13 Zonasi Ruang Bangunan Spa Cottage Sumber: Analisis Penulis

5.3.2 Sirkulasi Ruang

Gambar 5.14 Skema Sirkulasi Ruang Sumber: Analisis Penulis

Konsep sirkulasi ruang dari area parkir hingga ke public space terlihat

dari skema di atas. Sirkulasi tersebut juga menunjukkan alur kegiatan yang

berlangsung. Pengunjung memulai kegiatan dari parkir, memasuki entrance

kemudian menuju lobby. Bagi pengunjung yang akan melakukan perawatan,

setelah pendaftaran dapat menunggu di ruang tunggu serta menitipkan anak di

(10)

129 bawah umur di sebuah ruang penitipan anak. Setelah itu, pengunjung dapat memilih diantara 3 perawatan yang dilakukan di tempat yang berbeda yaitu hair & beauty salon, spa komunal, atau menuju ke spa cottage untuk melakukan private spa. Setelah semua rangkaian relaksasi selesai, pengunjung dapat menikmati area rekreasi yaitu jogging track, restaurant, dan yoga area. Bagi pengunjung yang tidak melakukan kegiatan perawatan baik spa atau salon, atau bagi pengunjung yang hanya mengantar dapat langsung menikmati public space atau sekedar menikmati hidangan di area restoran.

5.4 Konsep Program Ruang

Berikut ini adalah konsep program ruang, ruang berwarna merah muda menunjukkan ruang bersifat publik, ruang berwana jingga menunjukkan ruang bersifat semi privat, sedangkan ruang berwarna biru menunjukkan ruang bersifat privat.

Dari area parkir pengunjung dapat langsung menuju lobby yang merupakan

titik awal kegiatan pengunjung. Kemudian, dari lobby dapat memutuskan untuk

melakukan perawatan spa dan salon atau hanya mengantar dan menikmati fasilitas

publik. Lobby memiliki akses langsung ke toilet,ruang penitipan anak, public

space serta menuju ruang tunggu untuk menunggu persiapan melakukan

perawatan. Dari ruang tunggu pengunjung dapat menuju salon, spa cottage atau

spa komunal. Sedangkan jika tidak melakukan perawatan, pengunjung dapat

langsung menuju public space yang kemudian dapat mengakses restaurant,

jogging track dan area yoga.

(11)

130

Gambar 5.15 Skema Konsep Program Ruang Sumber: Analisis Penulis

5.5 Utilitas Bangunan

Utilitas pada bangunan spa dengan jumlah lantai paling banyak dua tingkat ini, terdiri dari skema distribusi listrik, skema air bersih, dan skema air kotor.

Berikut merupakan skema masing-masing distribusinya.

5.5.1 Jaringan Listrik

Jaringan listrik pada bangunan spa ini bersumber dari PLN. Memiliki dua buah gardu trafo yang berisi panel induk dan sub panel induk. Gardu 1 mengalirkan listrik ke bangunan bagian Selatan-Barat Laut, sedangkan gardu 2 mengalirkan listrik ke spa cottage dan public space. Berikut adalah skema distribusinya serta ilustrasi pada site.

Gambar 5.16 Skema Jaringan Listrik Sumber: Analisis Penulis

(12)

131

Gambar 5.17 Ilustrasi Distribusi Listrik Sumber: Analisis Penulis

5.5.2 Jaringan Air Bersih

Distribusi jaringan air bersih untuk mencukupi kebutuhan air di kamar mandi, bathtub, dapur, dan pool ditunjang oleh penyediaan tandon air. Terdapat dua buah

tandon air yang bersumber dari PDAM, yaitu tandon air untuk bangunan utama serta tandon air untuk sebagian lain spa cottage. Berikut skema ditrsibusinya.

Gambar 5.18 Skema Alur Distribusi Air Bersih Sumber: Analisis Penulis

Gambar 5.19 Ilustrasi Distribusi Air Bersih Sumber: Analisis Penulis

(13)

132 5.5.3 Jaringan Air Kotor

Jaringan air kotor dibedakan menjadi dua bagian, yaitu jaringan untuk bangunan utama (bagian Selatan-Barat Laut) dan jaringan untuk spa cottage.

Masing-masing memiliki sumur resapan, sentic tank, dan bak control yang terpisah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan maintenance. Berikut skema distribusi dan ilustrasinya.

Gambar 5.20 Skema Alur Distribusi Air Kotor Sumber: Analisis Penulis

5.5.4 Penerapan Arsitektur Ekologis

Pembangunan di kota Semarang saat ini telah didominasi oleh gedung- gedung bertingkat tinggi seperti apartemen, hotel, dan mall yang tentunya akan membawa dampak buruk bagi lingkungan, salah satunya global warming. Selain itu, para developer di kota Semarang belum banyak yang menerapkan konsep ekologis pada bangunannya. Perancangan Kampoeng Spa & Salon ini menerapkan arsitektur ekologis untuk meminimalisasi dampak destruktif terhadap lingkungan. Konsep ekologis yang akan diterapkan pada bangunan Kampoeng Spa & Salon antara lain sebagai berikut.

Gambar 5.21 Konsep Ekologis pada Bangunan Sumber: Analisis Penulis

(14)

133 1. Sistem Pencahayaan Alami

Mengumpulkan cahaya yang masuk secara optimal dan meneruskan ke dalam bangunan dengan berbagai sumber dan meminimalkan penggunaan energi listrik. Bangunan diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam secara optimal tanpa kesilauan. Peletakan bukaan, jendela dan skylight secara optimal juga dapat membantu sistem pencahayaan alami.

Sehingga pada siang hari penggunaan pencahayaan buatan dapat diminimalisir.

 Toplighthing, Sidelighthing, Light Shelves

Strategi ini memaksimalkan potensi sinar matahari langsung (skylight) dari bagian atas dan samping bangunan. Ini bisa diterapkan pada bangunan seperti bangunan utama spa, salon dan restoran, dengan desain ceiling yang dibelokkan dan dengan bukaan samping yang ditambah kanopi pada bagian dalam bangunan. Biasanya menggunakan bahan kaca akrilik bening dan transparan. Cahaya masuk akan dipantulkan ke arah interior bangunan yang diinginkan.

Gambar 5.22 Konsep Bukaan pada Bangunan Sumber: Analisis Penulis

(15)

134

 Shading Devices

Pengumpulan cahaya dengan strategi desain pada shading bangunan.

Gambar 5.23 Shading Devices Sumber: faculty.ivytech.edu

2. Sistem Penghawaan

Konsep penghawaan yang digunakan adalah cross ventilation, stack ventilatition dan Evaporative Cool Towers yang meminimalkan penggunaan AC pada bangunan dan site yang merupakan daerah bukit dan terletak pada kawasan Semarang atas.

 Cross Ventilation

Sistem ini didesain pada ventilasi yang memasukkan udara dengan alur menyilang. Konsep ini bisa diterapkan pada semua ruangan yang bersifat publik, seperti area makan, lobby dan area yang berhubungan langsung dengan pengunjung.

Gambar 5.24 Cross Ventilation Sumber: Analisis Penulis

(16)

135

 Stack Ventilation

Strategi penghawaan yang pasif yang memberikan fungsi penghawaan dalam berbagai tingkat suhu. Stack ventilation ini bisa digunakan pada area pengelola dan kantor administrasi di bangunan nantinya.

Gambar 5.25 Stack Ventilation Sumber: Analisis Penulis

 Evaporative Cool Towers

Daerah kawasan merupakan daerah perbukitan, hal ini mendukung untuk penggunaan evaporative cool tower pada bangunan. Ini merupakan strategi penghawaan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan kondisi cuaca dan site.

Gambar 5.26 Evaporative Cool Towers Sumber: Analisis Penulis

3. Pemilihan Material Bangunan

(17)

136 Material bangunan mengutamakan bahan bangunan alami yang ramah lingkungan, bahan lokal, bahan bangunan yang dapat didaur ulang, serta material yang tidak mengandung racun berbahaya.

Gambar 5.27 Penggunaan Material Alami Sumber: Analisis Penulis

4. Optimalisasi Vegetasi

Optimalisasi vegetasi dilakukan dengan menciptakan kawasan penghijauan diantara bangunan sebagai paru-paru hijau. Unsur hijau yang diidentikkan dengan vegetasi ditunjukkan dengan menambahkan elemen-elemen penghijauan tidak hanya pada lansekap saja tetapi juga dalam bangunan, seperti pemberian roof garden, pemberian vegetasi rambat pada dinding bangunan dan lain sebagainya.

Gambar 5.28 Green Roof pada Bangunan Sumber: bayanbox.ir

(18)

137

Gambar 5.29 Vertical Garden Sumber: assets.inhabitat.com

5.6 Konsep Eksterior Bangunan

Konsep eksterior terbagi menjadi dua tipe bangunan, yaitu bangunan utama dan spa cottage. Bangunan utama terdiri dari zona lobby, salon, spa komunal, ruang staff, dan ruang pendukung lainnya. Bangunan utama terdiri dari beberapa massa bangunan yang memiliki fungsi majemuk yang dihubungkan dengan koridor dalam dan pedestrian di depannya. Eksterior bangunan utama mengadopsi beberapa aspek ethnic pada rumah adat Jawa Tengah yang kontekstual dengan site yang berada di Semarang, namun didominasi sentuhan modern dengan penggunaan teknologi bangunan kekinian. Sedangkan untuk bangunan spa cottage akan lebih didominasi sentuhan ethnic untuk me

nciptakan suasana yang lebih tenang dan homey.

Gambar 5.30 Preseden Konsep Eksterior Bangunan Utama Sumber: Analisis Penulis

(19)

138 Aplikasi ethnic tersebut secara eksterior terdapat pada penggunaan material kayu, dan jenis atap khas rumah joglo. Selain itu juga dilakukan permainan solid- void pada fasad bangunan, tujuannya untuk memaksimalkan view dan sirkulasi udara segar di dalam bangunan. Selain itu pada eksterior bangunan utama ditambahkan beberapa ornamen untuk memperkuat citra bangunan menjadi khas dan unik. Salah satunya dengan menambahkan hiasan daun jendela atau pintu kayu untuk memberikan gambaran akan 1000 pintu yaitu Lawang Sewu.

Gambar 5.31 Ilustrasi Ornamen pada Eksterior Bangunan Utama Sumber: www.sixsense.com

Solusi desain pada bangunan yang memerlukan ruang terbuka namun tetap terjaga privasinya dan jauh dari kebisingan, seperti pada area bath tub di spa cottage, yaitu dengan mengatur orientasi bukaan agar tidak terlihat oleh orang lain, penggunaan sekat, dan penggunaan kaca satu arah. Konsep relaxing pool dibuat unik, yaitu semi-outdoor pool, dimana tamu dibuat seolah-olah berendam di dalam hutan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep eksterior bangunan adalah ethnic modern.

Gambar 5.32 Ilustrasi Relaxing Pool pada Spa Cottage Sumber: www.sixsense.com

(20)

139 5.6.1 Konsep Pintu Masuk

Menurut bentuknya, pintu masuk / entrance dapat dikelompokkan dalam kategori berikut: rata, dijorokkan, dan dimundurkan. Sebuah pintu masuk yang rata akan mempertahankan kemenerusan permukaan dinding dan jika diinginkan, dapat dengan sengaja disembunyikan. Sebuah pintu masuk yang dijorokkan akan membentuk sebuah ruang peralihan, memberitakan fungsinya pada pencapaian, serta memberikan kanopi pelindung. Sebuah pintu masuk yangdimundurkan juga dapat menyediakan perlindungan dan mendapatkan sebagian ruang eksterior ke dalam area bangunan.

Gambar 5.33 Ilustrasi Kategori Pintu Masuk

Sumber: Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Tatanan. Francis D.K Ching

Bentuk entrance yang dipilih adalah bentuk menjorok. Bentuk tersebut

dipilih agar orang mudah mengetahui bahwa bangunan tersebut adalah bagian

entrancenya. Selain itu, entrance dapat menaungi bagi para pengunjung yang

di antar ke area drop off. Bentuk yang dipilih adalah dua buah joglo. Joglo

pertama berukuran lebih kecil, terletak di area drop off. Kemudian

pengunjung akan melewati sebuah lorong yang diapit oleh dua buah kolam

ikan. Setelah itu pengunjung akan masuk ke joglo kedua yang berukuran

lebih besar, kemudian memasuki lobby. Hal tersebut bertujuan agar ketika

pengunjung datang, mereka merasakan pengalaman ruang yang

menghadirkan suasana alami. Sehingga memunculkan suasana relaksasi.

(21)

140

Gambar 5.34 Ilustrasi Pintu Masuk Sumber: Analisis Penulis

5.6.2 Konsep Bentuk Massa Bangunan

Untuk mendapatkan sebuah bentuk yang mampu menciptakan citra kebudayaan Jawa Tengah khususnya Semarang maka bentuk yang ideal adalah dengan transformasi aditif. Transformasi aditif berupa penambahan elemen yang terapkan dengan penambahan pada massa bangunan. Massa bangunan yang ada pada Kampoeng Spa & Salon terdiri dari beberapa massa bangunan dengan tata massa cluster, seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, sesuai dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Pola bentuk dasar dari perancangan Kampoeng Spa & Salon diambil dari bentuk dasar Rumah Joglo, yaitu kotak dan segitiga.

Gambar 5.35 Transformasi Bentuk Massa Bangunan Sumber: Analisis Penulis

(22)

141

Gambar 5.36 Bentuk Massa Bangunan Sumber: Analisis Penulis

5.7 Konsep Interior Bangunan

Konsep interior bangunan adalah natural modern, dengan mengutamakan ambience meditasi, terutama pada zona spa komunal dan spa cottage. Natural modern merupakan sebuah pemikiran untuk membuat interior bangunan terasa alami pada sebuah frame yang modern. Hal tersebut diwujudkan dalam hal penggunaan material alam pada interior bangunan, pemaksimalan potensi pemandangan alam di sekitarnya, dll. Natural modern ini diharapkan akan mampu meningkatkan aura relaksasi di dalam bangunan, sebagaimana tujuan utama terapi spa. Pada area spa cottage akan didominasi material kayu, batuan alam, dan material lokal lainnya.

Gambar 5.37 Preseden Konsep Interior Sumber: www.indigo-pearl.com

(23)

142

Gambar 5.38 Konsep Material Interior Sumber: Analisis Penulis

5.8 Konsep Pemanfaatan Elemen Air

Elemen air, dimanfaatkan ke dalam dua jenis pemanfaatan, yaitu soundscape dan landscape. Pemanfaatan elemen air secara fisik pada desain spa ini akan bekerja sebagai pengendali thermal pada lingkungan sekitarnya. Energi yang berasal dari panas matahari mengubah fase cairan menjadi uap air sehingga suhu udara pada bangunan di sekitarnya menjadi lebih dingin. Pada desain akan terdapat dua jenis elemen air, yaitu elemen air di dalam bangunan dan elemen air pada public space. Aspek air di public space juga dilibatkan dalam aksesibilitas menuju bangunan spa cottage, yaitu dengan menggunakan sebuah jembatan penghubung. Elemen air pada bangunan dan public space juga akan memperkuat ambience relaksasi dan meditasi yang menjadi konsep bangunan.

Gambar 5.39 Ilustrasi Elemen Air pada Public Space Sumber: www.google.com

(24)

143 Pemanfaatan air untuk menghasilkan suara atau soundscape, akan mempengaruhi ambience yang diciptakan. Suara yang dihasilkan oleh air terbagi menjadi 2, yaitu suara yang dihasilkan antara air dengan air adalah suara yang redam dan akan digunakan pada area relaksasi. Sedangkan apabila air bertemu dengan permukaan yang keras akan memperkuat suara dan percikan yang dihasilkan, dan akan digunakan pada area yang sifatnya rekreatif.

Gambar 5.40 Ilustrasi Aliran Air

Sumber: Basic Elements of Landscape Architectural Design

Keterangan:

 Gambar 1: Aliran Air Bertemu dengan Pemukaan Air

 Gambar 2: Aliran Air Bertemu dengan Pemukaan Keras

 Gambar 3: Konsep Permainan Air pada Interior 5.9 Konsep Struktur Bangunan

Pemilihan sistem struktur pada bangunan didasarkan pada jenis dan bentuk aktivitas yang akan diwadahi, bentuk bangunan yang diinginkan, daya dukung tanah dan kondisi setempat, kemudahan, serta faktor ekonomi. Bangunan Kampoeng Spa & Salon berada di site yang tergolong datar, dengan tambahan kontur yang landai pada area tepi bukit. Merupakan bangunan yang terdiri dari banyak massa bangunan 1 dan 2 lantai. Pada bangunan utama menggunakan sistem rigid frame. Sedangkan untuk area restaurant dan spa cottage menggunakan struktur konvensional. Pondasi yang diterapkan adalah pondasi umpak. Material yang digunakan seperti bambu, kayu, dan bahan konvensional lainnya.

5.10 Konsep Tata Lansekap

Konsep tata lansekap untuk memasukkan elemen air ke dalam desain sebagai aspek rekreasi yaitu dengan memberikan public space dengan tema taman

1 2 3

(25)

144 air di tengah site, memisahkan bangunan utama dengan spa cottage, sehingga pengunjung akan melewatinya sebelum mencapai bangunan spa cottage. Elemen air pada public space dijadikan air mancur dan kolam ikan hias. Sedangkan konsep tata lansekap yang berkaitan dengan vegetasi yaitu dengan memberikan jenis tanaman yang tinggi dan berdaun lebat di sepanjang batas luar sisi yang berdekatan dengan jalan raya. Hal ini untuk membatasi pandangan dari luar ke dalam dan sebalikanya serta untuk menyaring polusi dan kebisingan yang diakibatkan oleh lalu lalang kendaraan bermotor.

Gambar 5.41 Konsep Tata Lansekap Sumber: Analisis Penulis

Gambar 5.42 Preseden Tata Lansekap Sumber: Analisis Pribadi

Gambar

Gambar 5.2 Konsep Relaksasi  Sumber: Analisis Penulis
Gambar 5.3 Konsep Rekreasi  Sumber: Analisis Penulis
Gambar 5.4 Konsep Pencapaian  Sumber: Analisis Penulis
Gambar 5.5 Konsep Orientasi dan Tata Massa Bangunan  Sumber: Analisis Penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 32 ayat (2) PP 24/1997 menyebutkan: Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh

Ketika komoditas kapitalisme yang dibumbui citra-citra “menawan” itu menjadi simulacrum, model simulasi yang menampilkan citra-citra produk kapitalisme ini menjadi lebih nyata

Dukungan dari masyarakat ditunjukkan berupa dukungan dari Pengasuh dan Pengurus Pondok Pesantren serta Kepala Madrasah Pondok Pesantren Misbahul Ulum Sumbergayam

Dalam melaksanakan kegiatan ini sangat dibutuhkan partisipasi dari pemerintah desa selaku tuan rumah, dan masyarakat sebagai peserta supaya program dapat berjalan

Pangaribuan dan Pujisiswanto (2008) menyatakan bahwa, pada musim tanam pertama suatu lahan yang telah diberikan pupuk organik berupa pupuk kandang unsur nitrogen (N)

1) jumlah contoh semen Portland yang diperlukan untuk pengujian waktu ikat awal semen ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku;.. 2) jika suatu pekerjaan akan menggunakan

transportasi ini, maka perlu dilakukan perhitungan harga pokok produksi dengan memperhatikan aktivitas yang menimbulkan biaya dan dapat mempengaruhi biaya produksi,