BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian akan menguraikan temuan hasil penelitian mengenai perilaku hidup sehat di sekolah dasar negeri atas Gugus Garuda, Kecamatan Tempuran, Magelang. Berdasarkan hasil jawaban responden diperoleh nilai tertinggi 98, nilai terendah 63, nilai rata-rata 81,48 dan standar deviasi 5,71. Untuk mengetahui tingkat perilaku sehat siswa kelas atas gugus garuda, maka jawaban responden dikategorikan menjadi lima yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi. Distribusi jawaban responden tentang perilaku sehat siswa kelas atas gugus garuda berdasarkan lima kategori tersebut selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 7. Kategori Jawaban Reponden Perilaku Sehat Siswa Kelas Atas Gugus Garuda
Kategori Formula Batasan Jumlah Persentase Sangat rendah x ≤ M - 1,5 SD x < 73 29 7.3 Rendah M - 1,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 73 < x < 79 102 25.8 Sedang M - 0,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 79 < x < 84 149 37.7 Tinggi M + 0,5 SD < x ≤ M + 1,5 SD 84 < x < 90 95 24.1 Sangat Tinggi x > M + 1,5 SD x > 90 20 5.1 Jumlah 395 100
Menurut Handoko Riwidikdo (2007: 43)
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 395 responden 5,1% responden memiliki perilaku sehat dalam kategori sangat tinggi, 24,1% responden memiliki perilaku sehat dalam kategori tinggi, 37,7% responden memiliki
perilaku dalam kategori sedang, 25,8% responden memiliki perilaku sehat dalam kategori rendah dan 7,3% responden memiliki perilaku sehat dalam kategori sangat rendah. Angka tertinggi dalam kategori sedang menunjukkan bahwa perilaku sehat siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran dalam kategori sedang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
7,3 25,8 37,7 24,1 5,1 0 5 10 15 20 25 30 35 40 SANGAT RENDAH
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI Gambar 2 Grafik Kategori Jawaban Reponden Perilaku Sehat
Siswa Kelas Atas Gugus Garuda
Perilaku hidup sehat diukur dengan lima faktor yaitu perilaku makan dan minum, kebersihan pribadi, perilaku kebersihan lingungan, perilaku terhadap sakit dan penyakit serta keseimbangan kegiatan, olahraga dan istirahat. Deskripsi data masing-masing faktor adalah sebagai berikut.
a. Perilaku makan dan minum
Faktor perilaku makan dan minum dalam penelitian ini diukur dengan indikator kebiasaan makan pagi, pemilihan jenis makanan, jumlah makanan dan minuman, kebersihan makanan. Angket yang digunakan sebanyak 8 butir dengan 3 pilihan jawaban yaitu sering, kadang dan tidak pernah. Setelah diakumulasi jawaban responden tentang perilaku makan dan minum, diperoleh nilai tertinggi 22, nilai terendah 12, rata-rata 17,83 dan standar deviasi 1,86. Berdasarkan angka-angka tersebut, langkah selanjutnya adalah membuat kategori perilaku makan dan minum dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Distribusi jawaban responden tentang perilaku makan dan minum berdasarkan lima kategori tersebut selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 8. Kategori Jawaban Reponden Perilaku Makan dan Minum
Kategori Formula Batasan Jumlah Persentase Sangat Tinggi x > M + 1,5 SD x < 15 34 8,6 Tinggi M + 0,5 SD < x ≤ M + 1,5 SD 15 < x < 17 137 34,7 Sedang M - 0,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 17 < x < 19 147 37,2 Rendah M - 1,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 19 < x < 21 74 18,7 Sangat rendah x ≤ M - 1,5 SD x > 21 3 0,8 Jumlah 395 100
Menurut Handoko Riwidikdo (2007: 43)
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa dari 395 responden 0,8% responden memiliki perilaku makan dan minum dalam kategori sangat
tinggi, 18,7% responden memiliki perilaku makan dan minum dalam kategori tinggi, 37,2% responden memiliki perilaku makan dan minum dalam kategori sedang, 34,7% responden memiliki perilaku makan dan minum dalam kategori rendah dan 8,6% responden memiliki perilaku makan dan minum dalam kategori sangat rendah. Angka tertinggi dalam kategori sedang menunjukkan bahwa perilaku makan dan minum siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran dalam kategori sedang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
8,6 34,7 37,2 18,7 0,8 0 5 10 15 20 25 30 35 40 SANGAT RENDAH
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
Gambar 3 Grafik Kategori Jawaban Reponden Perilaku Makan dan Minum
b. Perilaku Membersihkan Diri
Faktor perilaku membersihkan diri dalam penelitian ini diukur dengan indikator perilaku mandi, gosok gigi dan membersihkan
rambut. Angket yang digunakan sebanyak 6 butir dengan 3 pilihan jawaban yaitu sering, kadang dan tidak pernah. Setelah diakumulasi jawaban responden tentang perilaku membersihkan diri, diperoleh nilai tertinggi 18, nilai terendah 10, rata-rata 15,43 dan standar deviasi 1,56. Langkah selanjutnya adalah membuat kategori kebersihan pribadi dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah menggunakan rumus mean dan standar deviasi.
Distribusi jawaban responden tentang perilaku membersihkan diri berdasarkan kategori tersebut selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 9 Kategori Jawaban Reponden Perilaku Membersihkan Diri
Kategori Formula Batasan Jumlah Persentase Sangat Tinggi x > M + 1,5 SD x < 13 32 8,1 Tinggi M + 0,5 SD < x ≤ M + 1,5 SD 13 < x < 15 171 43,3 Sedang M - 0,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 15 < x < 16 67 17,0 Rendah M - 1,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 16 < x < 18 125 31,6 Sangat rendah x ≤ M - 1,5 SD x > 18 0 0,0 Jumlah 395 100
Menurut Handoko Riwidikdo (2007: 43)
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa dari 395 responden tidak ada responden memiliki perilaku membersihkan diri dalam kategori sangat tinggi, 36,1% responden memiliki perilaku membersihkan diri dalam kategori tinggi, 17% responden memiliki perilaku membersihkan diri dalam kategori sedang, 43,3% responden memiliki
perilaku membersihkan diri dalam kategori rendah dan 8,1% responden memiliki perilaku membersihkan diri dalam kategori sangat rendah. Angka tertinggi dalam kategori rendah menunjukkan bahwa perilaku membersihkan diri siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran dalam kategori rendah. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
8,1 43,3 17 31,6 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 SANGAT
RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGATTINGGI Gambar 4 Grafik Kategori Jawaban Reponden Perilaku
Membersihkan Diri c. Kebersihan Pribadi
Faktor kebersihan pribadi dalam penelitian ini diukur dengan indikator kebiasaan berpakaian dan kebersihan pribadi, kebiasaan mencuci tangan serta kebiasaan memotong kuku dan rambut. Angket yang digunakan sebanyak 6 butir dengan 3 pilihan jawaban yaitu sering, kadang dan tidak pernah. Setelah diakumulasi jawaban
responden tentang kebersihan pribadi, diperoleh nilai tertinggi 18, nilai terendah 8, rata-rata 15,44 dan standar deviasi 1,6. Berdasarkan nilai standar deviasi dan mean, langkah selanjutnya adalah membuat kategori kebersihan pribadi dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.
Distribusi jawaban responden tentang kebersihan pribadi berdasarkan lima kategori tersebut selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 10 Kategori Jawaban Reponden Kebersihan Pribadi
Kategori Formula Batasan Jumlah Persentase Sangat Tinggi x > M + 1,5 SD x < 13 41 10,4 Tinggi M + 0,5 SD < x ≤ M + 1,5 SD 13 < x < 15 142 35,9 Sedang M - 0,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 15 < x < 16 102 25,8 Rendah M - 1,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 16 < x < 18 110 27,8 Sangat rendah x ≤ M - 1,5 SD x > 18 0 0,0 Jumlah 395 100
Menurut Handoko Riwidikdo (2007: 43)
Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa dari 395 responden tidak ada responden memiliki perilaku kebersihan pribadi dalam kategori sangat tinggi, 27,8% responden memiliki perilaku kebersihan pribadi dalam kategori tinggi, 25,8% responden memiliki perilaku kebersihan pribadi dalam kategori sedang, 35,9% responden memiliki perilaku kebersihan pribadi dalam kategori rendah dan 10,4% responden memiliki perilaku kebersihan pribadi dalam kategori sangat rendah.
Angka tertinggi dalam kategori rendah menunjukkan bahwa perilaku kebersihan pribadi siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran dalam kategori rendah. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
10,4 35,9 25,8 27,8 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 SANGAT RENDAH
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI Gambar 5 Grafik Kategori Jawaban Reponden Kebersihan Pribadi d. Perilaku Kebersihan Lingkungan
Faktor perilaku kebersihan lingkungan dalam penelitian ini diukur dengan indikator perilaku kebersihan lingkungan di sekolah dan di rumah. Angket yang digunakan sebanyak 7 butir dengan 3 pilihan jawaban yaitu sering, kadang dan tidak pernah. Setelah diakumulasi jawaban responden tentang perilaku kebersihan lingkungan, diperoleh nilai tertinggi 21, nilai terendah 10, rata-rata 17,03 dan standar deviasi 2,26. Langkah selanjutnya adalah membuat kategori perilaku kebersihan lingkungan dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah menggunakan rumus mean dan standar deviasi.
Distribusi jawaban responden tentang perilaku kebersihan lingkungan berdasarkan lima kategori tersebut selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 11 Kategori Jawaban Reponden Perilaku Kebersihan Lingkungan
Kategori Formula Batasan Jumlah Persentase Sangat Tinggi x > M + 1,5 SD x < 14 53 13.4 Tinggi M + 0,5 SD < x ≤ M + 1,5 SD 14 < x < 16 107 27.1 Sedang M - 0,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 16 < x < 18 123 31.1 Rendah M - 1,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 18 < x < 20 83 21.0 Sangat rendah x ≤ M - 1,5 SD x > 20 29 7.3 Jumlah 395 100
Menurut Handoko Riwidikdo (2007: 43)
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa dari 395 responden 7,3% responden memiliki perilaku kebersihan lingkungan dalam kategori sangat tinggi, 21% responden memiliki perilaku kebersihan lingkungan dalam kategori tinggi, 31,1% responden memiliki perilaku kebersihan lingkungan dalam kategori sedang, 27,1% responden memiliki perilaku kebersihan lingkungan dalam kategori rendah dan 13,4% responden memiliki perilaku kebersihan lingkungan dalam kategori sangat rendah. Angka tertinggi dalam kategori sedang menunjukkan bahwa perilaku kebersihan lingkungan siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran dalam kategori
sedang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut: 13,4 27,1 31,1 21 7,3 0 5 10 15 20 25 30 35 SANGAT
RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGATTINGGI Gambar 6 Grafik Kategori Jawaban Reponden Perilaku Kebersihan
Lingkungan
e. Perilaku Sehat dan Keseimbangan Kegiatan
Faktor perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan dalam penelitian ini diukur dengan indikator berobat, istirahat dan olahraga. Angket yang digunakan sebanyak 7 butir dengan 3 pilihan jawaban yaitu sering, kadang dan tidak pernah.
Setelah diakumulasi jawaban responden tentang perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan, diperoleh nilai tertinggi 21, nilai terendah 10, rata-rata 15,74 dan standar deviasi 1,69. Langkah selanjutnya adalah membuat kategori perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan
dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah menggunakan rumus mean dan standar deviasi.
Distribusi jawaban responden tentang perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan berdasarkan lima kategori tersebut selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 12 Kategori Jawaban Reponden Perilaku Sehat dan Keseimbangan Kegiatan
Kategori Formula Batasan Jumlah Persentase Sangat Tinggi x > M + 1,5 SD x < 13 32 8.1 Tinggi M + 0,5 SD < x ≤ M + 1,5 SD 13 < x < 15 141 35.7 Sedang M - 0,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 15 < x < 17 169 42.8 Rendah M - 1,5 SD < x ≤ M + 0,5 SD 17 < x < 18 34 8.6 Sangat rendah x ≤ M - 1,5 SD x > 18 19 4.8 Jumlah 395 100
Menurut Handoko Riwidikdo (2007: 43)
Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa dari 395 responden 4,8% responden memiliki perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan dalam kategori sangat tinggi, 8,6% responden memiliki perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan dalam kategori tinggi, 42,8% responden memiliki perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan dalam kategori sedang35,7% responden memiliki perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan dalam kategori rendah dan 8,1% responden memiliki perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan dalam kategori sangat rendah. Angka tertinggi dalam kategori sedang menunjukkan bahwa perilaku sehat dan keseimbangan kegiatan siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri
Gugus Garuda Kecamatan Tempuran dalam kategori sedang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:
8,1 35,7 42,8 8,6 4,8 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 SANGAT
RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGATTINGGI Gambar 7 Grafik Kategori Jawaban Reponden Perilaku Sehat dan
Keseimbangan Kegiatan B. Pembahasan
Hasil analisis secara keseluruhan diketahui bahwa perilaku sehat siswa kelas atas di Sekolah Dasar Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran dalam kategori sedang yaitu sebesar 37.7%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa belum semua siswa menerapkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari. Dari faktor perilaku makan dan minum dapat diketahui bahwa tidak semua siswa sarapan pagi di rumah, sehingga mereka jajan di sekolah. Sedangkan di sekolah belum ada kantin atau warung, akhirnya siswa jajan di luar sekolah yang belum tentu makanan tersebut bersih dan sehat. Oleh karena
itu siswa perlu diberikan pengetahuan tentang zat-zat gizi sehingga siswa dapat memilih makanan secara seimbang yang penting untuk pertumbuhan dan perkambangan. Pemenuhan unsur-unsur dalam komposisi makanan menunjang tercapainya kondisi tubuh yang sehat.
Faktor perilaku membersihkan diri dan kebersihan pribadi diketahui bahwa siswa telah melakukannya dengan baik. Siswa kelas atas SD Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran mengetahui akan manfaat kebersihan diri sendiri dan mampu membersihkan bagian-bagian tubuh, serta mampu menerapkan perawatan kebersihan diri sendiri dalam upaya peningkatan hidup sehat. Mereka hanya perlu pantauan dari orangtua dan guru untuk mengingatkannya karena siswa kadang tidak memperhatikan pakaian yang rapi dan bersih waktu bermain, juga lupa untuk mencuci tangan sebelum makan. Siswa juga kurang memperhatikan dalam hal memotong kuku dan rambut.
Perilaku kebersihan lingkungan di SD Negeri Gugus Garuda Kecamatan Tempuran masih perlu ditingkatkan, karena berdasarkan jawaban responden perilaku kebersihan lingkungan masih dalam kategori sedang. Kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Dengan menyadari akan arti kesehatan lingkungan, jelas bahwa kesehatan lingkungan merupakan salah satu/daya upaya yang bersifat pencegahan yang dapat dilakukan mulai sejak dini, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Oleh karena itu siswa perlu mengenal,
memahami masalah kesehatan lingkungan, siswa perlumemiliki sikap positif dan peran aktif dalam usaha kesehatan lingkungan, dan siswa perlu memiliki keterampilan untuk memelihara dan melestarikan kesehatan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.