• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL

Perhitungan Konstanta Teropong SEMESTER III

DISUSUN OLEH :

1. ARDHITO RIZANG N (15/380715/SV/08522) 2. PRABOWO SURYA N (15/380729/SV/08536) 3. AMAT SOLLEH (15/384651/SV/09008)

4. ERMA DWI NOVIANA (15/384656/SV/09013) 5. FADILA SOBASITA (15/384657/SV/09014)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2016

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan yang berjudul

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL Perhitungan Konstanta Teropong

Telah disahkan pada :

hari, tanggal : Jumat, 9 September 2016

Guna melaporkan praktikum

“Perhitungan Konstanta Teropong”

yang praktikum dilakukan di Laboraturium Ilmu Ukur Tanah Teknik Geodesi & Geomatika pada Semester III

Oleh :

Dosen Pembimbing

Muhammad Iqbal Taftazani,S.T.,M.Eng

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Pemetaan Digital Perhitungan Konstanta Teropong” yang praktikumnya dilakukan di Laboraturium Ilmu Ukur Tanah Teknik Geodesi & Geomatika. Terimakasih kepada orangtua yang telah memberi dukungan secara moriil dan materiil, kepada Kepala Diploma III Teknik Geomatika yang telah mendukung kegiatan ini, dan juga tidak lupa kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing dalam teori maupun praktikum.

Pembuatan laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas praktikum yang telah dilakukan. Proses praktikum hingga hasil praktikum akan dibahas dalam laporan ini. Penulis berharap laporan yang penulis buat dapat bermanfaat bagi orang lain dan dapat menambah pengetahuan.

Penulis merasa masih butuh saran dan kritik untuk menjadi lebih baik lagi pada laporan selanjutnya. Jika ada salah ejaan, kata, maksud, teori ataupun lain-lain, penulis meminta maaf sebesar-besarnya. Demikian dari penulis, Terimakasih.

Sleman, 5 September 2016 Penulis

(4)

DAFTAR

ISI

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL...1

HALAMAN PENGESAHAN...2

KATA PENGANTAR... 3

DAFTAR ISI... 4

BAB I PENDAHULUAN... 5

A. Latar Belakang... 5

B. Lokasi dan Waktu... 5

C. Tujuan, Maksud dan Manfaat...5

BAB II METODE PRAKTIKUM...7

A. DASAR TEORI... 7

B. BAHAN DAN ALAT... 8

C. LANGKAH KERJA... 8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...10

BAB IV. PENUTUP... 12

A. KESIMPULAN... 12

B. DAFTAR PUSTAKA...12

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bentuk permukaan bumi sangat tidak teratur. Ketidakteraturan ini memerlukan determinasi untuk merepresentasikan ukuran dan bentuknya. Penggambaran bentuk dan ukuran permukaan bumi pada sebuah peta dapat memudahkan dalam mengamati keadaan suatu wilayah.

Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik

yang diukur di atas permukaan bumi (pengukuran kerangka dasar

horizontal) dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara

titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta pengukuran titik-titik-titik-titik detail. Pengukuran detail memberikan data topografi di atas peta sehingga diperoleh bayangan atau informasi dari relief bumi. Kelengkungan dan ketelitian data topografi tersebut sangat tergantung dari kerapatan titik detail yang akan diukur. Untuk mengukur titik detail yang lengkap dan efisien, maka harus dipahami maksud dan kegunaan peta yang akan dibuat. Sebelum suatu daerah dilakukan pengukuran detail harus sudah ada titik ikat. Biasanya hal-hal yang perlu diukur secara detail adalah segala benda atau bangunan yang terdapat di areal yang dipetakan akan menambah kelengkapan data peta.

Dalam melakukan pengukuran terhadap suatu wilayah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu metode pengukuran dan alat yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Alat-alat yang biasa digunakan pada pengukuruan suatu wilayah adalah total

station.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi : Hutan Teknik Geodesi & Geomatika 2. Waktu Praktikum : Jumat, 2 September 2016

C. Tujuan, Maksud dan Manfaat 1. Tujuan

Praktikum Pemetaan Digital ini bertujuan untuk untuk mengukur jarak elektronik dan mengkoreksi EDM (Elektronic Distance Measurement) pada alat Total Station.

(6)

2. Maksud

Praktikum Aplikasi kali ini adalah untuk memberikan kompetensi mahasiswa tentang kalibrasi jarak dengan melakukan pengukuran dan menghitung konstanta teropong.

3. Manfaat

Penulis dapat mengetahui bahwa tidak ada alat ukur tanpa kesalahan, sehingga mahasiswa diajarkan untuk mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur dengan menghitung konstanta alat ukur tersebut.

(7)

BAB II

METODE PRAKTIKUM

A. DASAR TEORI

Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.

Tujuan kalibrasi adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. Untuk kalibrasi alat ukur digunakan alat standar kalibrasi yaitu kolimator.

Metode yang paling banyak digunakan pada EDM untuk surveying adalah metode beda fase, baik dengan gelomabg mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep dasar pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari suatu alat di ujung garis yang akan diukur jaraknya kemudian diujung lain garis tersebut dipasang prisma reflector. Sinyal tersebut dipantulkan kembali kepemancar, waktu lintas perjalanan sinyal pergi-pulang diukur oleh pemancar sehingga dihasilkan jarak lintasan.

Ketelitian Total Station ditentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan pengukuran yang senading dengan jarak yang diukur ketelitian umumnya dinyatakan dengan ±(2 mm + 2 ppm). Berbicara masalah ketelitian, harus diingat bahwa kedua alat Total station harus dikoreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat. Untuk mengecek ketelitian jarak kami menggunakan baselineyang sudah ditentukan jaraknya. Caranya dalah dengan melakukan pengukuran jarak beberapa kala kemudian dirata-ratakan jaraknya apabila terjadi penyimpangan pada jarak tertentu dilakukan koreksi dengan cara

(8)

memasukan konstanta instrument konstan maka alat akan tekoreksi otomatis.

Tidak ada pengukuran yang meghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah penting untuk megetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umunya dibagi dalam tiga jenis utama yaitu :

1. Kesalahan-kesalahan umum : kebnayakan diebabkan oleh kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalah pembacaan alat ukur, peyetelan yang tidak tepat, dan kesalahan penaksiran.

2. Kesalahan-kesalahan sistematis : disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen itu sendiri seperti kerusakan pada alat atau adanya bagian-bagian yang aus dan penagruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai.

Kesalahan-kesalahan acak : kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak diketahui oleh peruabahan-perubahan parameter

B. BAHAN DAN ALAT

1. Total Station Sokkia Set02N 2. Statif 3. Prisma Standar 4. Pita Ukur 5. Alat tulis 6. Kalkulator C. LANGKAH KERJA

1. Mengisi form peminjaman alat ukur

2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

3. Mencari daerah datar dengan panjang kira-kira lebih dari 60 m 4. Mengukur jarak menggunakan pita ukur dengan pelurusan dengan

ketentuan sebagai berikut :

 A → titik awal

 B → titik yang berjarak 10 m dari titik awal

 C → titik yang berjarak 20 m dari titik B

 D → titik yang berjarak 30 m dari titik C dan menjadi titik akhir

5. Setelah diukur menggunakan pita ukur kemudian diukur dengan menggunakan alat ukur total station

6. Alat Ukur total station berdiri di titik A dan Prisma didirikan pada titik B, kemudian membidik titik B catat jarak antara AB yang diukur menggunakan total station dengan menekan tombol pada

(9)

MFAS pada total station. Melaukukan pengukuran jarak AB tersebut hingga 5 kali pengukuran.

7. Alat ukur masih pada titik A tetapi prisma standar didirikan pada titik C, melakukan pengukuran seperti sebelumnya dan berjumlah 5 kali pengukuran.

8. Alat ukur masih berdiri pada titik A dan prisma standar didirikan pada titik D, kemudian melakukan pengukuran seperti sebelumnya dan berjumlah 5 kali pengukuran.

9. Memindah alat ukur yang semula berdiri di titik A ke titk B, prisma standar masih berdiri di titik D kemudian melakukan pengukuran seperti sebelumnya dan dilakukan sejumlah 5 kali pengukuran jarak.

10.Memindah prisma standar ke titik C kemudian melakukan pengukuran jarak BC sejumlah 5 kali pengukuran.

11.Mendirikan alat ukur di titik C dan mendirikan prisma standar pada titik D kemudian melakukan pengukuran jarak CD dengan 5 kali pengukuran

12.Setelah mendapatkan semua data yang diperlukan, menghitung rata-rata dari setian pengukuran yang dilakukan

13.Mengitung konstanta dengan rumus sebagai berikut :

 k1 = AB + BC - AC

 k2 = AC + CD – AD

 k3 = AB + BD – AD

 k4 = BC + CD – BD

14.Menghitung konstanta rata-rata dari keempat konstanta yang telah dihitung dengan rumus :

k rata−rata=k 1+k 2+k 3+k 4

4

15.Membandingkan konstanta rata-rata dengan TOR yang telah ditentukan yaitu < 2 mm ± 2 ppm

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengukuran

Jarak

(10)

dAB 10.011 10.011 10.012 10.011 10.012 10.0114 dAC 30 30.001 30.001 30.001 30 30.0006 dAD 60.025 60.025 60.024 60.023 60.024 60.0242 dBC 19.993 19.993 19.993 19.993 19.993 19.993 dBD 50.012 50.014 50.013 50.013 50.012 50.0128 dCD 30.025 30.024 30.025 30.025 30.024 30.0246  k1 = AB + BC – AC k1 = 10.0114 + 19.993 - 30.0006 k1 = 0.0038  k2 = AC + CD – AD k2 = 30.0006 + 30.0246 - 60.0242 k2 = 0.001  k3 = AB + BD – AD k3 = 10.0114 + 50.0128 - 60.0242 k3 = 0  k4 = BC + CD – BD k4 = 19.993 + 30.0246 - 50.0128 k4 = 0.0048  k rata−rata=k 1+k 2+k 3+k 4 4  k rata−rata=0.0038+0.001+0+0.0048 4  k rata−rata=0.0024 m Ketelitian pengukuran jarak / EDM ± 2 mm ± 2 ppm

d = 60,0242 m d = 0.0600242 km

(11)

ds = 2 mm ± 2 x d (km) ds = 2 mm ± 2 x 0.0600242 ds = 2 mm ± 0.1200484 mm a. ds1 = 2 mm + 0.1200484 ds1 = 2.1200484 mm b. ds2 = 2 mm – 0.1200484 ds2 = 1.8799516 mm

BAB IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam praktikum Pemetaan Digital kali ini merupakan praktikum yang berisikan tentang Pengenalan Alat Ukur pada Pemetaan Digital. Total station adalah peralatan elektronik ukur sudut dan jarak dimana hasil pengukuran dapat disimpan dalam media perekam berupa card. Praktikum kami ini kami mengukur jarak untuk menentukan kontanta teropong dengan menggunakan alau ukur Total Station Sokkia Set02N. Pada pengukuran jarak yang kami lakukan terdapat kesalahan sebesar 0.0024 m atau 2.4 mm dengan toleransi pengukuran sebesar antara 1.8799516 mm dan 2.1200484 mm. Sehingga pengukuran tersebut belum memasuki toleransi sehingga pengukuran harus diulang kembali.

B. DAFTAR PUSTAKA

1. Darmawan, Mikho Henri. 2015. Studi Keandalan Alat ETS Gowing TKS

202 Dalam Pengukuran Situasi pdf. Diakses pada Rabu, 24 Agustus 2016

2. http://www.globalhutama.net/pages/artikel-17/kalibrasi-alat-ukur-43.html Diakses pada tanggal 4 September 2016

3. Putra, kadek bagus widana.2010. http://pustaka-ts.blogspot.co.id/2010/07/total-station.html Diakses pada tanggal 4 September 2016

Referensi

Dokumen terkait

Audit Internal memiliki fungsi yang sangat esensial untuk dapat mengukur efektifitas dari implementasi ISO/IEC 17025:2005 di Laboratorium Uji Bahan (LUB) PTBN,

Audit Internal memiliki fungsi yang sangat esensial untuk dapat mengukur efektifitas dari implementasi ISO/IEC 17025:2005 di Laboratorium Uji Bahan (LUB) PTBN,

dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu tubuh dengan cara menurunkan produksi panas dan

Menurut Drew Heywood (1996) : standar bahasa komputer universal telah dikembangkan sejak 1969, terdiri dari serangkaian protokol komunikasi

Pengertian kalibrasi itu sendiri adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antar nilai yang ditunjukan oleh suatu alat ukur atau sistem pengukuran,

a) Untuk memeriksa apakah penerapan sistem manajemen mutu di laboratorium telah memenuhi standar ISO/IEC 17025: 2005. b) Menilai kesiapan laboratorium dalam

mutu benih ISO/IEC 17025:2005 2015 Karangploso, Jawa Timur 5 Laboratorium Teknologi Hasil Belum Terakreditasi Karangploso, Jawa Timur Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Gerbang Logika Gerbang Logika atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi