• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM QUALITY C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM QUALITY C"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM QUALITY CONTROL

Disusun Oleh :

Semester IV B

Dosen Pengampu :

Dian Nurmasnyah S.ST M.Biomed

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI BANJARBARU

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT. berkat bimbingan serta petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini disusun sehubungan dengan tugas mata kuliah Manajemen Laboratorium dengan Bapak Dian Nurmansyah S.ST M.Biomed selaku dsen pengampu. Makalah ini membahas mengenai Quality Control dan bagian bagian didalamnya Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. Kedudukan laboratorium menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan dan karena mengingat dalam pencapaian tujuan pembelajaran di bidang sains, sebaiknya siswa dituntut mampu mengembangkan keterampilannya dalam mengaplikasikan beberapa konsep atau materi yang sedang dipelajari dalam bentuk eksperimen atau percobaan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan berpikir ilmiah, serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan

(5)

dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem manajemen mutu laboratorium. Hasil akhir QC adalah menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan penanggulangan. 1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1. Apa itu Pemantapan Mutu ?

2. Apa itu Pemantapan Mutu Internal dan eksternal ?

3. Apa saja Tujuan Pemantapan Mutu Laboratorium Internal dan eksternal ?

4. Bagaimana Aturan Interpretasi Hasil Pemantapan Mutu Internal dan eksternal ?

5. Apa yang dimaksud dengan Assesment laboratorium ? 6. Bagaimana pelaksanaan Assesement di laboratorium ? 7. Bagaimana proes Assesment di laboratorium ?

8. Apa yang dimaksut dengan audit ?

9. Apa tujuan dan manfaat audit mutu internal ? 10.Bagaimana komunikasi audit mutu internal ?

11.Apa saja jenis dan langkah langkah audit mutu internal ? 12.Apa itu akreditasi ?

1.3.Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pemantapan Mutu internal dan eksternal 2. Untuk Mengetahui Pengertian Pemantapan Mutu Internal dan eksternal 3. Untuk Mengetahui Tujuan Pemantapan Mutu Laboratorium Internal

dan eksternal

4. Untuk Mengetahui Aturan Interpretasi Hasil Pemantapan Mutu Internal dan ekternal

5. Untuk memahami pelaksanana assessment di laboratorium 6. Untuk memahami proses assessment di laboratorium

7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan audit mutu internal 1.4.Manfaat

1. Meningkatkan kualitas laboratorium, meningkatkan moral dalam kehidupan karyawan laboratorium.

2. Merupakan suatu metode pengawasan (kontrol) yang efektif.

3. Untuk melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan dari (konsumen) pasien laboratorium.

4. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil

5. Bagi petugas laboratorium dapat memperbaiki kesalahan bagi dalam pemeriksaan maupun pengujan alat

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemantapan Mutu Internal 1.1.Pengertian Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium (Depkes, 1997).

Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan. Pada makalah ini yang dibahas adalah pemantapan mutu laboratorium internal (PMI).

1.2.Pemantapan Mutu Internal

Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus-menerus agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat serta mendeteksi adanya kesalahan dan memperbaikinya. kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu:

Menurut Depkes RI (2004), dalam kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/ proses pemeriksaan, yang harus dilakukan dan diperhatikan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Analitik

Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di analisa. Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan penerimaan dan preparasi sampel oleh petugas atau staf laboratorium. Kelengkapan formulir permintaan pemeriksaan, persiapan pasien, penanganan spesimen dan persiapan sampel untuk analisa.

2. Tahap Analitik

Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana spesimen di analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode tertentu. Tahap ini meliputi persiapan reagen/media, pipetasi reagen dan sampel, inkubasi dan pemeriksaan. Kesalahan terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan acak atau kesalahan sistematis mencakup pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas reagen, uji ketepatan dan ketelitian. 3. Tahap Post Analitik

(7)

Tujuan dilakukannya pemantapan mutu Internal :

1) Memantapkan dan menyempurnakan metode pemeriksaan dengan

mempertimbangkan aspek analitik dan klinis ;

2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak terjadi mengeluarkan hasil yang salah dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera ;

3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien,

pengambilan spesimen, pengiriman spesimen, penyimpanan serta pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan hasil telah dilakukan dengan benar ;

4) Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya :

5) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan PMI.

Pemantapan Mutu Internal (PMI) dilakukan sendiri olah laboratorium klinik yang bersangkutan untuk mengendalikan mutu analisisnya setiap hari. PMI meliputi presisi, akurasi, sensitifikasi,tidak mahal, cepat dan nilai normal.

B. Pemantapan Mutu Eksternal

2.1Pengertian Pemantapan Mutu Eksternal

Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.

Tujuan dilakukakannya pemantapan mutu Eksternal :

1) Untuk meningkatkan kesadaran peserta akan kemungkinan terjadinya kekurangan laboratorium.

2) Memberikan motivasi penggunaan metode yang standar .

3) Meningkatkan kepercayaan kepada pengguna jasa laboratorium.

4) Untuk memantau ketepatan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh suatu laboratorium dengan cara membandingkan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium lain atau terhadap nilai target laboratorium rujukan,.

2.2. Penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal

Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal (PN PME) adalah suatu program untuk menilai penampilan pemeriksaan laboratorium secara periodik, serentak, dan berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar laboratorium (independen) dengan jalan membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium peserta terhadap nilai target.

C. Assessment di Laboratorium

3.1. Pengertian Assesment Laboratorium

(8)

penting dilakukan dalam pemantauan dan evaluasi evektivitas sistem manajemen mutu laboratorium. Hasil akhir assessment adalah menemukan akar permasalahan dan melakukan perbaikan penanggulangan.

3.2.Pelaksanaan Assessement

Untuk melakukan assessment dapat dilakukan beberapa quality , diantaranya :

a. Quality Planning (Perencanaan)

Pada saat akan menentukan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan di laboratorium, perlu merencanakan dan memilih jenis metode, reagen, bahan, alat, sumber daya manusia dan kemampuan yang dimiliki laboratorium

b. Quality Laboratory Pratice

Membuat pedoman petunjuk, dan prosedur tetap yang merupakan acuan setiap pemeriksaan laboratorium. Standar acuan digunakan untuk menghindari atau mengurangi terjadinya variasi yang akan mempengaruhi mutu pemeriksaan.

c. Quality Control

Pengawasan sistematis periodik terhadap : alat, metode, dan reagen. QC lebih berfungsi untuk identifikasi ketika sebuah kesalahan terjadi. d. Quality Assurance

Mengukur kinerja pada tiap tahap siklus tes laboratorium: pra analitik, analitik dan pasca analitik. Jadi, QA merupakan pengamatan keseluruhan input-proses-output/outcome, dan menjamin pelayanan dalam kualitas tinggi dan memenuhi kepuasan pelanggan.

Tujuan QA adalah untuk mengembangkan produksi hasil yang dapat diterima secara konsisten, jadi lebih berfungsi untuk mencegah kesalahan terjadi (antisipasi error).

Indikator kinerja QA adalah :

Manajemen sampel : phlebotomy, preparasi spesimen

Manajemen proses : turn around time (waktu tunggu), pelaporan hasil, pemeliharaan alat

Manajemen SDM : kompetensi, Continuing Education, Profesional Development Programm.

Keselamatan kerja : kecelakaan jarum suntik (needle stick injury), kimiawi & biologis

e. Quality Improvement

Dengan melakukan QI, penyimpangan yang mungkin terjadi akan dapat dicegah dan diperbaiki selama proses pemeriksaan berlangsung

(9)

Tahapan yang dilakukan dalam assessment atau penilaian didalam laboratorium :

1. Pemantauan / pengawasan

Meliputi kegiatan pemantau dan evalaluasi terhadap semua kegiatan yang ada di dalam laboratorium, melakukan pengujian alat, audit dan kepuasaan terhadap pelayanan pelanggan yang di lakukan di dalam laboratorium.

2. Quality planning improvement

Meliputi kegiataan perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan baik peralatan maupun bahan untuk menngkatakan kualitas perencanaan.

3. Corrective action

Kegiatan evaluaasi atau mengkoreksi kesalahan kesalahan yang terjadi untuk nantinya dilakukan perbaikan.

Semua tahapan diatas dilakukan secara terus menerus agar laboratorium sesuai dengan mutu laboratorium yang berlaku.

D. Audit Mutu Internal 4.1. Pengertian Audit

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuan diadakannya audit adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

Audit harus direncanakan untuk memastikan bahwa, tujuan manajemen yang ditetapkan dalam Sistem Manajemen tercapai, seluruh personil, pada setiap tingkatan melakssanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya secara memadai, prosedur yang dirinci dalam sistem manajemen mutu diikuti (Depkes RI, 2004).

Audit harus dirancang untuk tujuan menilai pencapaian kesesuaian terhadap persyaratan bagi seluruh unsur sistim manajemen, dan harus disajikan untuk memeriksa kemampuan dan integritas manajemen serta personil laboratorium pada setiap tingkatan.

4.2. Tujuan Audit Mutu Internal Laboratorium

a) Identifikasi ketidak sesuaian sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali ketidaksesuaian yang serupa.

b) Identifikasi kesempatan peningkatan sistem manajemen mutu dengan menghindari:

(10)

Persyaratan yang sudah tidak berlaku namun tetap diterapkan di laboratorium;

Kegiatan yang tidak efektif dan efisien namun tetap dipelihara; dan Memberikan jaminan kepada manajemen laboratorium bahwa sistem manajemen mutu yang sedang diterapkan tepat sesuai dengan yang ditetapkan.

4.3. Manfaat Audit Mutu Internal Laboratorium

a) Untuk memeriksa apakah penerapan sistem manajemen mutu di laboratorium telah memenuhi standar ISO/IEC 17025: 2005.

b) Menilai kesiapan laboratorium dalam rangka menghadapi audit eksternal yang dilakukan oleh pihak kedua yaitu pelanggan laboratorium maupun pihak ketiga dari badan akreditasi.

c) Memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh pelanggan apabila

f) Memverifikasi bahwa kegiatan laboratorium dilakukan secara kontinu sesuai persyaratan sistem manajemen .

g) Memeriksa pemenuhan sistem manajemen dengan persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008 atau kesesuaiannya dengan kriteria lain yang relevan. h) Memeriksa kesesuaian semua kebijakan dinyatakan dalam Panduan Mutu dan dokumen-dokumen lain yang terkait terhadap implementasinya diseluruh tingkatan kerja.

i) Ketidaksesuaian yang ditemukan dalam audit internal sebagai informasi yang berharga untuk meningkatkan sistem manajemen laboratorium dan sebagai masukan pada kaji ulang manajemen.

4.4.Jenis dan langkah langkah audit mutu internal a) Audit Pihak Pertama

Audit yang dilakukan oleh suatu organisasi terhadap dirinya sendiri (AUDIT INTERNAL).

b) Audit Pihak Kedua

Audit yang dilakukan oleh pelanggan atau pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap produk atau pelayanan dari suatu organisasi

c) Audit Pihak Ketiga

(11)

Langkah-langkah Audit Mutu Internal :

1. Melakukan assesment (menemukenali) persoalan atau hambatan-hambatan yang dihadapi oleh lembaga, unit, dan perangkat kerja . 2. Mendiagnosa persoalan dan hambatan-hambatan dalampenyelenggaraan

pelayanan pendidikan melalui pemetaan sifat dan karakteristiknya sesuai dengan ketersediaan sumberdaya sebagai modal solutifnya.

3. Menyediakan data untuk meningkatkan kinerja lembaga berbasis resolusi taktis dan strategis dalam rangkai pencapaian visi, misi, dan mandat. 4. Menjadi bagian dari evaluasi melekat terhadap sistem dan mekanisme

kerja melalui peningkatan partisipasi menyeluruh sumberdaya yang terorganisasi secara organik dalam tata kelola yang profesional dan terukur.

5. Memerika kesesuaian atau ketidaksesuaian unsur-unsur sistem mutu dengan standar yang telah ditentukan.

6. Memeriksa kesesuaian pencapaian tujuan mutu yang telah ditentukan (Seyoum, B., 2006).

E. Akreditasi

5.1. Pegertian Akreditasi

Akreditasi adalah pengakuan yang diberikan oleh suatu badan yang berwenang kepada labkes yang telah memenuhi standar yang telah ditentukan

5.2. Tujuan Akreditasi

• Memberikan pengakuan kepada laboratorium kesehatan yg telah mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yg ditetapkan

• Memberikan jaminan kepada petugas laboratorium kesehatan bahwa semua fasilitas, tenaga & lingkungan yg diperlukan telah memenuhi standar, sehingga dapat mendukung pelayanan laboratorium yang baik. • Memberikan jaminan & kepuasan kepada pelanggan & masyarakat bahwa

pelayanan yg diberikan oleh labkes telah diselenggarakan dengan baik

5.3 Manfaat Akreditasi

1. Masyarakat merasa aman & percaya mendapat pelayanan labkes yg telah memenuhi standar.

2. Sebagai alat pemasaran dan simbol peningkatan citra bagi labkes.

3. Sebagai pedoman bagi pemiliki dalam mengelola kinerja dan dapat sebagai forum komunikasi dan konsultasi.

(12)

5. Bagi petugas memberikan rasa aman & terjamin bekerja serta memotivasi terhadap pelayanan yg bermutu.

(13)

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

Didalam suatu laboratorium perlu dilakukan quality control baik untuk petugas laboratorium maupun terhadap alat dan di dalamnya. Quality control yang dilakukkan diantarnya ialah dengan melakukan pemantapan mutu internal dan eksternal , assessment atau penilaian dan audit. Semuanya dilakukan agar laboratorium sesuai dengan standar mutu yang sudah berlaku dan kecil kemungkinan terjadinya kesalahan. Dengan melaukan quality control hasil akhir yang didapatkan oleh sebuah laboratorium yaitu akreditasi atau pengakuan yang diberikan oleh badan yang berwenang, karena laboratorium sudah sesuai dengan standar akreditasi yang ditentukan.

b. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Semoga dengan adanya materi dalam makalah ini bisa menunjang pembelajaran dan diskusi dalam kelas. Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kelancaran dalam penyusunan makalah berikutnya.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, A. 2000. Sistem Manajemen Mutu Laboratorium Sesuai ISO/IEC17025: 2000. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Depkes RI. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good Laboratory Practice) Cetakan 3. Direktorat Laboratorium Kesehatan. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Seyoum, B., (2006)Introduction to Medical Laboratory Technology, Haramaya

University, Ethiopia Public Health Training Initiative (EPHTI) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman PraktekLaboratorium Kesehatan. Jakarta : Direktorat Laboratorium Kesehatan.

Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik Menuju Produk yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-prinsip Manajemen Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit, Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit, RS Dr. Sardjito/FK-UGM, Yogyakarta

Usman, Husaini Prof. Dr, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Muslim,Muhamad dan Kuntjoro, Tjahjono. 2001. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

Nyeneng,I Dewa Putu.2011. Materi Pokok Pengelolaan Laboratorium IPA. Bandarlampung : Universitas Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk perbaikan sistem laboratorium yang lebih maju maka salah satu jalannya adalah menerjemahkan standar ISO 17025 menjadi standar internal yang lebih sederhana

Teknik pengumpulan data, disesuaikan dengan standar / pedoman dari ISO / IEC 27001:2005, analisis secara menyeluruh: survey (dengan memeriksa dan memverifikasi kondisi topologi

Teknik pengumpulan data, disesuaikan dengan standar / pedoman dari ISO / IEC 27001:2005, analisis secara menyeluruh: survey (dengan memeriksa dan memverifikasi kondisi

ISO/IEC 27001:2005 telah diadopsi Badan Standarisasi Nasional (BSN) sebagai Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk SMKI [6].. Standar ini dapat digunakan untuk semua

Audit Internal memiliki fungsi yang sangat esensial untuk dapat mengukur efektifitas dari implementasi ISO/IEC 17025:2005 di Laboratorium Uji Bahan (LUB) PTBN,

Audit Internal memiliki fungsi yang sangat esensial untuk dapat mengukur efektifitas dari implementasi ISO/IEC 17025:2005 di Laboratorium Uji Bahan (LUB) PTBN,

Berdasarkan memo dinas nomor 22/MD/La/2017 tentang Konsep Nomenklatur dan Persiapan Integrasi ISO 17025, Laboratorium Balai Litbang Irigasi akan diintegrasikan dalam satu

Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang