• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN TEKNIK MIND MAPPING"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Ditulis sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Tadris Matematika

Oleh:

AL IZMI 14 105 004

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

BIODATA

Nama : AL IZMI

Panggilan : AL

Tempat/Tanggal lahir : Bukit Kandung /13 Juli 1996 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Tadris Matematika

Agama : Islam

Anak Ke : 2 dari 6 Bersaudara

No. Hp : 082386083948

Nama Orang Tua

Ayah : Wendi Asri

Ibu : Desmi

Riwayat Pendidikan

SD : SDN O8 Bukit Kandung (2002-2008)

SMP/MTs : MTs Mardhatillah (2008-2011) SMA/MA : MAN Gunung (2011-2014)

S1 : IAIN Batusangkar (2014-2019)

Motto

“Jadilah Pemenang yang Tak Salah Menang”

KATA PERSEMBAHAN

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta). Di tambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (di tuliskan) kalimat Allah, sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana”.

(Q.S. Al Luqman : 27) Ya allah ...

Terima kasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung ini, hari ini hamba bahagia. Sebuah perjalanan panjang dan gelap...telah kau berikan secercah cahaya terang. Meskipun hari esok penuh teka-teki dan tanda tanya yang aku sendiri belum tahu pasti jawabanya.

Di tengah malam aku bersujud, kupinta kepada-mu di saat aku kehilangan arah, kumohon petunjuk-mu.

(6)

Aku sering tersandung, terjatuh, terluka dan terkadang harus kutelan antara keringat dan air mata. Namun aku tak pernah takut, aku takkan pernah menyerah karena aku tak mau kalah, Aku akan terus melangkah berusaha dan berdo’a tanpa mengenal putus asa.

Syukur Alhamdulillah...

Kini aku tersenyum dalam iradat-Mu

Kini baru kumengerti arti kesabaran dalam penantian...sungguh tak kusangka.

ya....Allah

Kau menyimpan sejuta makna dan rahasia, sungguh berarti hikmah yang kau beri.

Ibu tersayang (Desmi)...

Kau kirim aku kekuatan lewat untaian kata dan iringan do’a. Tak ada keluh kesah di wajahmu dalam mengantar anakmu ke gerbang masa depan yang cerah. Tuk raih segenggam harapan dan impian menjadi kenyataan. Ibu...kau besarkan aku dalam dekapan hangatmu.Cintamu hiasi jiwaku dan restumu temani kehidupanku.

Ayah tercinta (Wendi Asri)...

Kau begitu kuat dan tegar dalam hadapi hidup ini. Kau jadikan setiap tetes keringatmu sebagai semangat meraih cita-cita. Hari-harimu penuh tantangan dan pengorbanan. Tak kau hiraukan terik matahari membakar kulitmu. Tak kau pedulikan hujan deras mengguyur tubuhmu. Oh....ayah dirimu adalah pelita dalam hidupku.

Ibu dan ayah...

Inilah kata-kata yang mewakili seluruh rasa, sungguh aku tak mampu menggantikan kasihmu dengan apapun, tiada yang dapat kuberikan agar setara dengan pengorbananmu padaku, kasih sayangmu tak pernah bertepi cintamu tak pernah berujung...tiada kasih seindah kasihmu, tiada cinta semurni cintamu, kepadamu al persembahkan salam sejahtera para penghuni surga, salam yang harumnya melebihi kasturi, yang sejuknya melebihi embun pagi, hangatnya seperti mentari di waktu dhuha, salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika diteguk akan menghilangkan dahaga selalu menjadi penghormatan kasih dan cinta yang tidak pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan pristiwa.

Kini....sambutlah al izmi anak ayah dan ibu di depan pintu tempat dimana dulu al mencium tangan ayah n ibu dan terimalah keberhasilan berwujud gelar persembahan al sebagai bukti cinta dan tanda bakti al makasi.

(7)

Dengan ridho allah SWT,

My Sister’s n Brother…………

Dipersembahkan Kepada sister’s n brother tersayang: (Neneng, Uci Ana Fadila S.Pd, Okta Fauza Ilham, Ilham Fauzi, Fahri Ardiansah, Maisya Safitri, Irfan Novendra, Riski Adisra, dan Alfin) terima kasih atas semua dukungannya, semoga semua jasa dan kebaikan selalu tercatat di di sisi Allah Amiin. Makasi saudaraku tercinta...

Sahabat Terbaik………

Sahabat-Sahabatku Elga syaputra S.Pd, Ajrol Muhsinin S.Pd, Gusri Wahyudi, dan Hayyan Alkimi terima kasih atas waktu yang kita lalui bersama.

Thanks for u, I love u n I miss u…. 

Teman-Teman TMTK A 2014

Teman-teman ku TMTK A ( Ajrol, Elga, Agus, Hayyan, Ikhsan, Annisah, Anisa Nur, Tasya, Dani, Fuji, Devi, Ratu, Ela, Feni, Fuji, Agit, Zahra, Eka, dll) thank for u all

Sahabat Sairing Sajalan………

Sahabat-Sahabatku M.fizki S.Pd, Rahmadonal S.Pd, Suci Alveni S.Pd, Riri Khairiah S.Pd walaupun kita hanya mulai akrab disemester terakhir ini, tapi telah banyak suka dan duka yang kita lalui bersama.Akhirnya diujung usaha yang kita lalui bersama kita memperoleh gelar S.Pd Thanks for u, I love u n I miss u….



Wassalam...

for u all I miss u forever

(8)

i

i ABSTRAK

Al IZMI NIM : 14 105 004, Judul Skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X MAN 1 Padang Panjang”, FakultasTarbiyah, JurusanTadris Matematika, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar 2019.

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis, terlihat dalam proses pembelajaran siswa masih sulit dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu kemampuan yang harus dicapai oleh siswa melalui pembelajaran matematika. Untuk menyikapi hal tersebut model pembelajaran quantum teaching dengan teknik mind mapping diasumsikan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Dengan tujuan penelitian apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan teknik mind mapping lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran konvensional kelas X MAN 1 Padang Panjang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment), dengan rancangan penelitian Randomized Control Group Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Padang Panjang Tahun Ajaran 2018/2019 yang terdiri dari empat kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling tepatnya dengan teknik simple random sampling dengan melakukan uji normalitas, homogenitas dan kesamaan rata-rata. Kelas yang terambil ditetapkan sebagai kelas sampel yaitu siswa Kelas X IK1 sebagai kelas eksperimen dan X IK2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis, dan teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas experimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hasil tes diperoleh dengan melakukan uji hipotesis.

Setelah dilakukan uji hipotesis diperoleh hasil Tolak H0 karena tt , atau 65

, 1 01 ,

3  , berdasarkan analisis di atas ditolak H0 dapat disimpulkan bahwa:”Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran Quantum Teaching teknik Mind Mapping lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran secara konvensional”.

Kata Kunci: Quantum Teaching teknik Mind Mapping, Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

(9)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJAR QUANTUM TEACHING DENGAN TEKNIK MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X MAN 1 PADANG PANJANG”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan, dorongan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Penasehat akademik ibu Dr. Elda Herlina, M.Pd yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan menasehati selama masa perkuliahan.

2. Ketua jurusan Tadris Matematika sekaligus pembimbing I Ibu Lely Kurnia, S.Pd, M.Si

3. Ibu Nola Nari, S.Si, M.Pd selaku pembimbing II, bimbingan dan saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

4. Penguji I Ibu Ika Metiza Maris, M.Si yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menguji dan memberikan saran untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

5. Penguji II Ibu Ummul Huda, M.Pd yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk menguji dan memberikan saran untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Validator instrumen yaitu Ibu Kurnia Rahmi Yuberta, S.Pd, M.Sc, dan Bapak Amral, S.Pd, M.Si serta Ibu Sri Ramadona Noferita ,S.Pd

(10)

iii

(11)

iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PEPERRNNYYAATTAAAANN KKEEAASSLLIIAANN SSKKRRIIPPSSII P

PEERRSSEETTUUJJUUAANN PPEEMMBBIIMMBBIINNGG P

PEENNGGEESSAAHHAANN TTIIMM PPEENNGGUUJJII B

BIIOODDAATTAA

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Defenisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika ... 11

B. Kemampuan Pemahaman Konsep ... 13

C. Model Pembelajara Quantum Teaching ... 19

D. Mind Mapping ... 22

E. Model Pembelajaran quantum Teaching Dengan Teknik Mind Maping ... 25

(12)

v

F. Hubungan Quantum Teaching dengan Teknik Mind Maping

terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep ... 27

G. Penelitian Relevan ... 29

H. Kerangka Berfikir ... 30

I. Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Variabel dan Data ... 38

E. Pengembangan Instrumen ... 39

F. Prosedur penelitian ... 45

G. Teknik analisis data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep matematis siswa ... 55

B. Analisis Data Secara Statistik ... 59

C. Pembahasan ... 61

D. Kendaladan Solusi dalam Penelitian ... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

(13)

vi DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persentase Nilai Siswa Berdasarkan KKM Pada Ulangan Harian Matematika Kelas X MAN 1 Padang Panjang Tahun

Pelajaran 2018/2019 ... 5

Tabel 2.1 Kriteria Penskoran Pemahaman Konsep ... 16

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas X Man 1 Padang Panjang... 33

Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas Populasi Kelas X Man 1 Padang Panjang ... 35

Tabel 3.4 Uji Anava Kelas Populasi ... 37

Tabel 3.5 Tabel Bantu Uji Kesamaan Rata-Rata ... 38

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen ... 41

Tabel 3.7 Hasil Validitas Butir Soal Setelah Dilakukan Uji Coba ... 41

Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Soal ... 42

Tabel 3.9 Hasil Daya Pembeda Soal Setelah Dilakukan Uji Coba ... 43

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Kesukaran Soal ... 44

Tabel 3.11 Hasil Indeks Kesukaran Soal Setelah Dilakukan Uji Coba... 44

Tabel 3.12 Klasifikasi Soal ... 45

Tabel 3.13 Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelas Sampel ... 47

Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian ... 55

Tabel 4.2 Hasil Uji Hipotesis ... 60

(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 31

Gambar 4.1 Deskripsi Data Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ... 57

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Kelas Eksperimen ... 57

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Kelas Kontrol ... 58

Gambar 4.4 Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Dan Menjelaskan Model Pembelajaran Quantum Teaching Teknik Mind Mapping ... 62

Gambar 4.5 Guru Membuatkan Contoh Peta Pikiran ... 63

Gambar 4.6 Siswa Dibagi 5-6 Orang Masing-Masing Kelompok ... 64

Gambar 4.7 Membimbing Dan Membantu Siswa Dalam Menyelesaikan Permaslahan Yang Diberikan ... 64

Gambar 4.8 Siswa Membut Peta Pikiran ... 65

Gambar 4.9 Presentasi Perwakilan Kelompok ... 66

Gambar 4.10 Contoh Peta Konsep Yang Di Buat Siswa ... 67

Gambar 4.11 Siswa Melaksanakan Tes Akhir ... 68

Gambar 4.12 Lembar jawaban eksperimen ... 69

Gambar 4.13 Lembar jawaban kontrol... 70

Gambar 4.14 Lembar jawaban eksperimen ... 70

Gambar 4.15 Lembar jawaban kontrol... 71

Gambar 4.16 Lembar jawaban eksperimen ... 71

Gambar 4.17 Lembar jawaban kontrol... 72

Gambar 4.18 Lembar jawaban eksperimen ... 73

Gambar 4.19 Lembar jawaban komtrol ... 74

Gambar 4.20 Lembar jawaban eksperimen ... 74

Gambar 4.21 Lembar jawaban kontrol... 75

Gambar 4.22 Lembar jawaban eksperimen ... 76

Gambar 4.23 Lembar jawaban komtrol ... 77

(15)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Nilai UjianTengah Semester 1 Kelas X MAN 1 Padang Panjang Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran

2018/2019 ... 80

Lampiran II. Uji Normalitas Kelas Populasi ... 81

Lampiran III. Uji Homogenitas Kelas Populasi ... 92

Lampiran IV. Nilai Uji Kesamaan Rata – Rata Populasi ... 94

Lampiran V. Hasil Validasi Soal Uji Coba. ... 97

Lampiran VI. Kisi - Kisi Soal Pemahaman Konsep Matematis ... 98

Lampiran VII. Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis. ... 100

Lampiran VIII. Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ... 101

Lampiran IX. Lembar Validasi Soal Uji Coba Kemapuan Pemahaman Konsep Matematis ... 103

Lampiran X. Hasil validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 109

Lampiran XI. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 110

Lampiran XII. Lembar Validasi Rpp ... 121

Lampiran XIII. Nilai Tes Uji Coba ... 127

Lampiran XIV. Perhitungan Korelasi Product Momen ... 129

Lampiran XV. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Tes Akhir ... 132

Lampiran XVI. Perhitungan Indek Pembeda Soal Uji Coba Tes Akhir ... 134

Lampiran XVII. Perhitungan Taraf Kesukaran Soal Uji Coba ... 139

Lampiran XVIII. Nilai tes Kelas Experimen dan Kelas Kontrol ... 143

Lampiran XIX. Uji Normalitas Sampel ... 145

Lampiran XX. Uji Homogenitas sampel ... 150

Lampiran XXI. Hasil Uji Hipotesis ... 151

Lampiran XXII. Gambar Peta Pikiran ... 153

Lampiran XXIII. Surat - Surat ... 158

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Wiyani 2013: 18)

Proses pembelajaran adalah proses pendidikan dalam lingkup persekolahan, sehingga arti proses pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru, sumber atau fasilitas, dan teman sesama siswa. Menurut konsep komunikasi, pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan (Suherman, 2003: 8).Matematika diketahui sebagai dasar dari pengertahuan lainnya.

Salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada tiap jenjang pendidikan di Indonesia adalah matematika. Matematika memberikan nilai yang sangat penting bagi siswa sekolah dasar maupun sekolah menegah pertama, karena memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan intelektual demi menghadapi perubahan yang semakin maju.

Sehingga perlu adanya upaya yang serius dari berbagai pihak untuk mencapai keberhasilan pendidikan seseorang. Dalam pelaksanaan pendidikan, banyak cabang ilmu yang harus dikuasai dan dipelajari oleh siswa, seperti: ilmu matematika, kimia, biologi, fisika, ekonomi, bahasa dan lain-lain. Dalam pendidikan, matematika merupakan salah satu pelajaran yang wajib dipelajari oleh setiap instansi pendidikan, kemudian dari segi

(17)

pengetahuan matematika merupakan ilmu yang bergelut dengan angka.

Siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam memahami konsep matematika, mengaitkan antara konsep matematika, menggunakan penalaran, kemampuan memahami atau pemecahan masalah, kemampuan komunikasi dan lain-lain. Pada pembelajaran matematika, materi yang satu merupakan merupakan prasyarat bagi materi lainnya, atau konsep yang satu diperlukan untuk menjelaskan konsep yang lainnya. Sebagai ilmu yang saling berkaitan, dalam hal ini siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk memecahkan persoaalan–persoalan matematika yang memiliki kaitan terhadap materi yang dipelajari sebelumnya.

Salah satu tujuan dari matematika yang harus dikuasai siswa adalah kemampuan pemahaman konsep matematis, pemahaman konsep merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa. Seorang siswa mesti memahami konsep terlebih dahulu sebagai dasar untuk melangkah pada tahap selanjutnya yang lebih tinggi seperti menerapkan konsep, analisis dan sintesis. (Zulkardi 2003: 7), menyatakan bahwa dalam mempelajari matematika siswa harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikansoal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. (Sugiman 2006: 1), menyatakan bahwa untuk menguasai materi pelajaran matematika pada tingkat kesukaran yang lebih tinggi diperlukan penguasaan materi sebelumnya sebagai pengetahuan syarat, salah satunya yaitu dengan memiliki pemahaman konsep yang baik dengan tujuan mempermudah siswa dalam memahami materi selanjutnya.

Pemahaman konsep matematis pada saat sekarang ini sangatlah memprihatinkan, dapat dilihat dari permasalahan yang sering muncul dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang berkenaan dengan soal cerita.

Siswa hanya bisa menghapal rumus tetapi maksudnya tidak tahu sama sekali. Sehingga siswa mudah putus asa, dikarenakan pemahaman konsep matematis yang kurang (Imayati, 2013: 1). Mata pelajaran matematika itu sendiri memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.

(18)

3

22 Tahun 2006 dijelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah ialah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan matematika tersebut, terlihat jelas bahwa matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan pemahaman konsep.

(Angga 2012: 19) mengatakan pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari. Purwanto (Angga, 2012: 19) mengatakan pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Penguasaan konsep merupakan modal utama dalam menyelesaikan persoalan, sebagaimana yang diungkapkan Kurniawan (Gusniwati, 2015: 29) modal utama dalam mengerjakan sebuah soal adalah menguasai konsep materi dari soal tersebut.

Siswa dikatakan mampu dalam menyelesaikan permasalahan matematika jika siswa tersebut sudah memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis yang baik. Pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan prasyarat dalam pembelajaran matematika, sehingga dapat membantu untuk memiliki kemampuan matematika yang lain yang lebih tinggi tingkatannya. Jadi, kemampuan siswa yang rendah dalam aspek pemahaman konsep merupakan hal penting yang harus ditindak lanjuti.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa sebagai subjek dan objek dari pembelajaran. Sehingga inti dari proses pembelajaran adalah kegiatan

(19)

belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan. Untuk itu agar materi pembelajaran dapat dipelajari lebih bermakna oleh siswa maka guru sebagai salah satu komponen yang bertanggung jawab dalam meningkatkan kemampuan konsep siswa harus mampu menerapkan metode atau strategi yang lebih dari sekedar menerangkan materi pelajaran dan memberikan latihan seperti umumnya proses belajar yang diterapkan pada saat ini.

Sehingga siswa tidak hanya menghafal tetapi dapat memahami dan menguasai lebih jauh materi ini dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan dapat sampai kepada tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan di MAN 1 Padang Panjang pada tanggal 25 September 2018 bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran seperti: Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, dan Siswa kurang aktif dalam PBM. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis, terlihat dalam proses pembelajaran siswa masih sulit dalam menyelesaikan soal-soal matematika, ketika guru memberikan soal yang modelnya sedikit berbeda dari contoh, pada permasalahan ini siswa belum menguasai indikator pemahaman konsep matematis yaitu memberikan contoh dan non contoh dari konsep, siswa belum mampu mengusai indikator pemahaman konsep menggunakan, memamfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam meyelesaikannya.

Kemudian ketika guru menanyakan kembali mengenai konsep materi pelajaran matematika sebelumnya, sebagian besar siswa sering tidak dapat menjawabnya, terlihat pada saat penulis melakukan pengamatan pada kegiatan ini siswa belum menguasai indikator pemahaman konsep menyatakan ulang sebuah konsep .

Siswa kurang aktif pada saat proses pembelajaran hanya terfokus pada guru dan metode yang digunakan metode ceramah dan diskusi.

Didalam diskusi siswa lebih banyak mengobrol dengan teman sekolompoknya ketimbang mendengarkan materi yang di sampaikan teman yang di depan. Rendahnya pemahaman konsep matematis siswa di MAN 1

(20)

5

Padang Panjang dapat dilihat dari rendahnya nilai ulangan harian matematika siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan (Lilis Novitasari 2017: 763) “rendahnya pemahaman konsep matematis siswa mempengaruhi hasil belajar siswa”. Rendahnya prestasi belajar matematika tidak hanya karena kesalahan siswa tetapi juga disebabkan oleh proses belajar yang tidak sesuai., seperti terlihat pada Tabel berikut:

Tabel 1.1 Persentase Nilai Siswa Berdasarkan KKM pada Ulangan Harian Matematika Kelas X Bidang Studi Matematika MAN 1 Padang Panjang Tahun Pelajaran 2018/2019

Nilai Persentase Nilai Siswa

X IPS 1 X IPS 2 X IPK 1 X IPK 2

20,04 30,04 30 21

79,96 69,96 70 79

(Sumber: Guru bidang studi Matematika MAN 1 Padang Panjang) Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa banyak siswa yang tidak tuntas dikarenakan pemahaman konsep matematis siswa rendah, karena masih banyak siswa yang tidak tuntas di bandingkan siswa yang tuntas. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi. Untuk mencapai pemahaman konsep siswa dalam matematika bukanlah suatu hal mudah karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami konsep-konsep matematika. Meskipun demikian peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa perlu diupayakan demi tercapainya tujuan dari pembelajaran.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka banyak strategi, model, pendekatan dan metode pengajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibrahim dan Syaodih (Imayati, 2013: 3) bahwa dalam interaksi belajar mengajar ditentukan oleh strategi ataupun metode belajar mengajar yang digunakan. Tetapi dalam

(21)

penerapannya, perlu disadari bahwa tidak setiap metode dan pendekatan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Selain itu penerapan model pembelajaran yang tepat juga akan membuat siswa lebih mudah dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru, dengan demikian proses pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa dapat menguasai materi yang disampaikan guru dan telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan sebelumnya. Untuk membantu meningkatkan pemahaman konsep dan perkembangan siswa seorang guru memang perlu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Dengan kondisi yang menyenangkan, siswa pun akan lebih mudah dalam menerima dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru.

Model pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah model quantum teaching sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Seri Oktarina 2015:56) bahwa pemahaman konsep matematis siswa lebih baik pada penerapan model pembelajara quantum teaching dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Quantum teaching mengintegrasikan seluruh komponen kelas dan lingkungan sekolah yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Quantum teaching menekankan agar siswa mengetahui bentuk nyata dari pembelajaran yang berlangsung.

Pembelajaran quantum teaching sering juga dikenal dengan istilah TANDUR. Model pembelajaran TANDUR adalah suatu rancangan model yang diharapkan dapat sepenuhnya membuat siswa tertarik dan berminat pada pelajaran, memberikan pengalaman yang langsung kepada siswa dan berusaha menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka (DePorter, 2005:4).

TANDUR sendiri merupakan akronim yang menjadi bagian atau fase-fase pembelajaran, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

Pembelajaran dengan metode quantum teaching bisa lebih efektif apabila digabungkan dengan teknik mencatat peta atau mind mapping yang berguna untuk mencatat kreatif, karena pada komponen mind mapping ada

(22)

7

beberapa komponen diantaranya gambar. Dengan gambar otak akan lebih cepat di terima otak daripada kata-kata. DePorter( 2010) mengatakan bahwa peta pikiran memungkinkan siswa untuk mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisai materi, dan memberikan wawasan baru. Dengan membuat catatan dengan teknik peta pikiran, catatan yang dibuat membentuk pola gagasan yang saling berkaitan, sehingga siswa dapat mengkonstruksi ide atau konsep sendiri dan kemampuan pemahaman konsep siswa juga dapat berkembang dengan baik.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh( Desrion surya dinata 2014 :96) mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan penerapan quantum teaching dengan teknik mind maping lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional.

Kemampuan pemahaman konsep siswa dikatakan baik apabila hasil belajarnya baik . Berdasarkan permasalahan yang peneliti paparkan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X MAN 1 Padang Panjang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Kurang bervariasinya model yang diterapkan dalam pembelajaran.

3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah pada latar belakang, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas X MAN 1 Padang Panjang

(23)

melalui model pembelajaran quantum teaching dengan teknik mind mapping.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada penerapan model pembelajaran quantum teaching dengan teknik mind mapping lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran konvensional kelas X MAN 1 Padang Panjang?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran quantum teaching dengan teknik mind maping dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas X di MAN 1 Padang Panjang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai :

1. Pengalaman dan masukan bagi peneliti sebagai calon guru.

2. Bahan masukan atau informasi bagi guru matematika dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

3. Masukan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dimasa akan datang.

G. Defenisi Operasional

1. Quantum teaching teknik mind mapping adalah kegiatan pembelajaran dengan nuansa yang menyenangkan disertai pembuatan peta konsep pada penyimpulannya. Adapun langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut:

a. Tumbuhkan (guru memberikan motivasi dan pengetahuan awal pada siswa tentang materi yang akan dipelajari dan memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi).

(24)

9

b. Alami (siswa diberikan beberapa contoh kaitan pelajaran dalam kehidupan sehari –hari, kemudian siswa disuruh melakukan eksperimen (pengamatan) guna mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki).

c. Namai (guru menjelaskan materi pokok pembelajaran kemudian siswa membuatkan kesimpulan dengan bantuan peta pikiran nya).

d. Demonstrasikan (Mind mapping yang telah dibuat siswa kemudian didiskusikan dengan teman sekelompok dan mempresentasikannya di depan kelas).

e. Ulangi (guru memberikan penguatan pada materi yang belum di pahami siswa).

f. Rayakan (pada tahap ini guru memberikan penghargaan).

2. Kemampuan Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan siswa dalam memahami, menyerap, menguasai hingga mengaplikasikan makna suatu materi dalam pembelajaran matematika. Indikator-indikator kemampuan pemahaman konsep matematis yang digunakan dalam penulisan ini yaitu :

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).

c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representatif matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

3. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara klasikal dengan metode ceramah dan pemberian tugas secara individu. Dalam pembelajaran konvensional, siswa kurang aktif karena

(25)

siswa tidak dilibatkan dalam pembelajaran. siswa hanya duduk, mencatat, mendengar penjelasan guru. Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran biasa yang dilakukan dengan metode ceramah.

(26)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika

Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan antara belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran (Wina Sanjaya, 2005:87). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran merupakan proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Belajar merupakan suatu proses untuk menentukan sesuatu.

Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi) (Suherman, 2001: 55).

Matematika diajarkan kepada siswa mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan jenjang pendidikan menengah, hal ini karena pelajaran ini memiliki peranan penting dalam pendidikan. Suherman (2003: 300) menyatakan matematika penting dan harus dikuasai oleh siswa secara komprehensif yang mengandung konsekuensi bahwa pembelajaran matematika mengoptimalkan keberadaan dan peran siswa sebagai pembelajar. Senada dengan itu Suherman (2001: 19) Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah masa bayi dari matematika, sebaliknya masa dewasa dari logika.

Pada permulaannya cabang-cabang matematika yang ditemukan adalah aritmetika atau berhitung, aljabar dan geometri. Setelah itu ditemukan kalkulus yang berfungsi sebagai tonggak penopang terbentuknya cabang matematika baru yang lebih kompleks, antara lain statistika, topologi, aljabar (linear, abstrak, himpunan), geometri (sistem geometri,geometri linear) analisis vektor dan lain-lain. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.

(27)

Matematika sekolah memegang peranan penting, yang dikemukakan oleh Suherman (2001: 58) diantaranya:

a. Para pelajar memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya dapat berhitung, dapat menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan komputer;

b. Sebagai warga negara yang layak, yang sejajar dengan warga negara lain tentunya harus memiliki pengetahuan minimum.

Pengetahuan umum minimumnya itu diantaranya adalah matematika;

c. Bagi mereka yang tidak melanjutkan studi, supaya mereka dapat berdagang dan berbelanja, dapat berkomunikasi malalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan persentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan lain-lain.

d. Supaya matematika tidak punah.

e. Karakteristik matematika yang bersifat hirarkis, menjadikan matematika itu diperlukan untuk matematika itu sendiri.

Matematika memiliki nilai-nilai pendidikan yang akan menuntun siswa kepada tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran matematika menurut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dalam Suherman, (2001: 57 tujuan khusus pengajaran Matematika SLTP adalah agar:

a. Siswa memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika.

b. Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melajutkan ke pendidikan menengah.

c. Siswa memiliki keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika.

Matematika tidak terlepas dari sifat-sifatnya yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa. Oleh karena itu kita harus memperhatikan sifat atau karakteristik pemebelajaran matematika tersebut, diantaranya adalah:

a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap)

(28)

13

Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang (bertahap), yaitu mulai dari hal yang kongkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.

b. Pembelajaran matematika mengikuti metoda spiral

Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Metoda spiral bukanlah mengajarkan konsep hanya dengan pengulangan atau perluasan saja tetapi harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral naik bukan spiral datar.

c. Pembelajaran matematika menekankan pola berfikir deduktif Matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara deduktif aksiomatik. Namun demikian kita harus dapat memilih penedekatan yang cocok dengan kondisi anak yang kita ajar.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

Kebenaran dalam matematika dengan struktur deduktif aksiomatik.

Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan konsistensi, tidak ada pertentanga antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya (Suherman, 2001: 64).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan proses komunikasi antara siswa dengan guru serta siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa. Agar mereka dapat belajar sesuai dengan ketentuan dan minatnya dalam mempelajari ilmu yang bersifat abstrak namun konsep-konsepnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan membantu siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Proses ini melibatkan segala aspek di dalamnya untuk mencapai tujuan pemebalajaran matematika yang sesuai dengan kurikulum agar proses pembelajaran berkembang secara optimal.

B. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari.

Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya (Angga 2012:19). Depdiknas (Mona, 2012:45) mengungkapkan bahwa,

(29)

pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematis yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan pemahaman konsep adalah salah satu kemahiran matematika yang diharapkan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Pemahaman konsep sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan siswa dalam mempelajari matematika.

Sanjaya mengatakan bahwa apa yang dimaksud pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, dimana siswa tidak sekedar mengetahui atau mengingat sejumlah konsep yang dipelajari, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah di mengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Belajar konsep matematika, siswa tidak hanya mengetahui perubahan suatu konsep tetapi siswa harus membantu memahami pembentukan konsep itu berlangsung, dari ungkapan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran yang memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri dan dapat mengaplikasikannya dalam masalah-masalah yang ada pada kehidupan sehari-hari.

2. Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP (2006). Adapun indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

(30)

15

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).

c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Adapun menurut Wardhani indikator pencapaian pemahaman konsep ( Priyambodo, 2016: 12) adalah:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasikan sebuah objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.

c. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

d. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.

Hal senada juga diungkapkan Sa’dijaha (Gusniwati, 2015: 29).

bahwa setidaknya ada tujuh indikator pemahaman konsep matematis yang dapat dilihat oleh siswa yaitu:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

b. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).

c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representatif matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah Pembelajaran quantum teaching teknik mind maping menuntut siswa untuk berfikir serta berdiskusi dengan teman sekelompoknya tentang apa yang dipelajarinya dan konsep yang kurang dipahaminya.

Oleh karena itu peneliti mengambil indikator kemampuan pemahaman konsep yang diungkapkan Sa’dijaha (Gusniwati, 2015: 29). bahwa ada tujuh indikator pemahaman konsep matematis yang dapat dilihat oleh siswa yaitu:

a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

(31)

b. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).

c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representatif matematis.

e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.

g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

Tabel 2.1 Kriteria Penskoran Pemahaman Konsep No Kriteria

pemahaman konsep

Deskripsi Skor 1. Menyatakan ulang

sebuah konsep

Jawaban kosong 0

Tidak dapat menyatakan ulang sebuah konsep 1 Dapat menyatakan ulang sebuah konsep tetapi masih banyak kesalahan.

2 Dapat menyatakan ulang sebuah konsep tetapi belum tepat

3 Dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan tepat 4 2. Mengklasifikasikan

objek

Jawaban kosong 0

Tidak dapat

menglasifikasikan objek sesuai dengan konsepnya.

1 Dapat mengklasifikasian objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya tetapi masih banyak kesalahan.

2

Dapat mengklasifikasian objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya tetapi belum tepat.

3

Dapat mengklasifikasian objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya tetapi tepat.

4 3. Memberikan

contoh dan non contoh dari konsep

Jawaban kosong 0

Tidak dapat memberikan contoh dan non contoh dari 1

(32)

17

No Kriteria pemahaman

konsep

Deskripsi Skor konsep

Dapat memberikan contoh dan non contoh dari konsep tetapi masih banyak kesalahan.

2 Dapat memberikan contoh dan non contoh dari konsep tetapi belum tepat.

3 Dapat memberikan contoh dan non contoh dari konsep dengan tepat.

4 4. Menyajikan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematis

Jawaban kosong 0

Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk representasi matematis (gambar, grafik, dan verbal) tetapi jawaban menunjukkan salah paham yang mendasar.

1

Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk representasi matematis (gambar, grafik, dan verbal) tetapi jawaban memberikan sebagian informasi yang benar.

2

Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk representasi matematis (gambar, grafik, dan verbal) dengan jawaban yang benar dan menyajikan paling sedikit satu konsep.

3

Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk representasi matematis (gambar, grafik, dan verbal) dengan jawaban yang benar dan tepat.

4

5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

Jawaban kosong 0

Tidak dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep.

1 Dapat mengembangkan 2

(33)

No Kriteria pemahaman

konsep

Deskripsi Skor syarat perlu atau syarat cukup

suatu konsep tetapi masih banyak kesalahan.

Dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep tetapi masih belum tepat.

3 Dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep dengan tepat.

4 6. Memanfaatkan dan

menggunakan prosedur atau operasi tertentu

Jawaban kosong 0

Ada prosedur operasi namun

salah 1

Prosedur operasi kurang

lengkap 2

Prosedur operasi benar namun kurang lengkap 3 Prosedur operasi lengkap dan

benar 4

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan

masalah

Jawaban kosong 0

Tidak dapat mengaplikasikan konsep sesuai prosedur dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.

1 Dapat mengaplikasikan konsep sesuai prosedur dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah tetapi masih banyak kesalahan.

2

Dapat mengaplikasikan konsep sesuai prosedur dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah tetapi belum tepat.

3

Dapat mengaplikasikan konsep sesuai prosedur dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan tepat

4

(Sumber: Mawaddah: 2016: 79-80)

(34)

19

C. Model Pembelajaran Quantum Teaching

Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang menyenangkan, dengan segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.

Pembelajaran dimulai di Super Camps, sebuah program percepatan yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De Porter 2005:4).

Penelitian yang dilakukan oleh Jeannette Vos-Groenendal 1991, disertasi doktoral (De Porter, 2005:19) menunjukkan bahwa Super Camps:

68% meningkatkan motivasi, 73% meningkatkan nilai belajar, 81%

memperbesar keyakinan diri, 84% meningkatkan kehormatan diri, 96%

mempertahankan sikap positif terhadap Super Camps, dan 98% melanjutkan memanfaatkan keterampilan. Pembelajaran berakar dari upaya Georgi Lozanov yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar. Pembelajaran mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Dengan pengetahuan NLP para pendidik mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif. Pembelajaran ini dipraktekkan di ruang-ruang kelas dalam bentuk pengajaran.

Quantum Teaching adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang dapat digunakan dalam kegiatan seperti sekolah, bisnis untuk semua teknik orang dan segala usia. Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya, (De Porter, 2005: 3). Maka dapat disimpulkan pengertian dari Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar (De Porter, 2005: 5). Model pembelajaran quantum teaching dibagi atas dua

(35)

kategori yaitu konteks dan isi (De Porter & Nourie, 2001 dalam Wena 2013:163). Konteks meliputi lingkungan, suasana, landasan, dan rancangan.

Sedangkan isi mencakup masalah penyajian dan fasilitasi (mempermudah proses pembelajaran). Dalam konteks guru dituntut harus mampu mengubah:

1. Suasana yang memberdayakan untuk kegiatan PBM.

2. Landasan yang kukuh untuk kegiatan PBM.

3. Lingkungan yang mendukung PBM.

4. Rancangan pembelajaran yang dinamis.

Sedangkan dalam isi, guru dituntut untuk mampu menerapkan keterampilan penyampaian isi pembelajaran dan strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya. Prinsip-prinsip pembelajaran dalam Quantum Teaching (De Porter 2005:7) adalah sebagai berikut:

1. Segalanya berbicara. Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.

2. Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi didalam pengubahan mempunyai tujuan.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama. Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu,proses belajar paling baik terjadi ketika siswa mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4. Akui setiap usaha. Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini,mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaandiri mereka.

5. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuandan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Model pembelajaran TANDUR adalah suatu rancangan model yang diharapkan dapat sepenuhnya membuat siswa tertarik dan berminat pada pelajaran, memberikan pengalaman yang langsung kepada siswa dan berusaha menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka (De Porter, 2005: 4).

TANDUR sendiri merupakan akronim yang menjadi bagian atau fase-fase

(36)

21

pembelajaran, yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.

Penjelasan lebih lanjut dipaparkan oleh Wena (2013: 165-166) Rancangan Penerapan dalam PBM.

1. Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada awal kegiatan

pembelajaran pengajar harus berusaha

menumbuhkan/mengembangkan minat siswa untuk belajar.

Dengan tumbuhnya minat, siswa akan sadar manfaatnya kegiatan pembelajaran bagi dirinya dan kehidupannya.

2. Alami mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mengalami secara langsung atau nyata materi yang diajarkan. Demikian pula pengalaman siswa sebelumnya, akan bermakna bagi guru dalam mengajarkan konsep-konsep yang berkaitan.

3. Namai mengandung makna bahwa panamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Penamaan mampu memuaskan hasrat alami otak untuk memberi identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan.

4. Demonstrasikan berarti bahwa memberi peluang pada siswa untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan siswa ke dalam pembelajaran lain atau ke dalam kehidupan siswa.

Kegiatan ini akan dapat menigkatkan hasil belajar siswa.

5. Ulangi berarti bahwa proses pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu yakin terhadap kemampuan siswa.

6. Rayakan mengandung makna pemberian penghormatan kepada siswa atas usaha, ketekunan, dan kesuksesannya. Dengan kata lain perayaan berarti pemberian umpan balik yang positif kepada siswa atas keberhasilannya, baik berupa pujian,pemberian hadiah, atau bentuk lainnya.

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan para pakar tersebut, maka yang dimaksud dengan model quantum teaching pada penelitian ini adalah suatu model pembelajaran yang menyenangkan dengan memadukan unsur seni, menata lingkungan kelas sehingga tercipta suasana belajar menyenangkan dan kondusif. Adapun langkah-langkah dalam penerapan model quantum teaching yaitu (1) menumbuhkan minat belajar siswa untuk mengikuti pembelajaran (tumbuhkan); (2) memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dengan percobaan (alami); (3) membimbing siswa untuk menarik kesimpulan

(37)

berdasarkan informasi, fakta atau rumus yang ditemukan (namai); (4) memberi kesempatan kepada siswa untuk memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan (demonstrasi); (5) mengarahkan siswa untuk mengulangi pengetahuan yang telah dimiliki ke dalam suatu persoalan supaya memperkuat koneksi saraf dalam pemahaman konsep (ulangi);

dan (6) memberikan perayaan sebagai feedback positif terhadap usaha siswa selama proses pembelajaran (rayakan).

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, begitupula pada model quantum teaching. Menurut DePorter (2005: 10) kelebihan dan kekurangan model quantum teaching adalah sebagai berikut.

1. Kelebihan quantum teaching a. Memberikan kebebasan belajar.

b. Menjadikan siswa lebih aktif, berani mengungkapkan pendapat atau ide.

c. Pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan tinggi.

d. Quantum teaching membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan.

2. Kekurangan quantum teaching

a. Quantum teaching menuntut sarana yang relatif mahal.

b. Quantum teaching memerlukan waktu yang lama.

D. Mind Mapping (Peta Pikiran) 1. Pengertian Mind Mapping

Menurut Buzan (2006: 4) Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran- pikiran kita. Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling berkaitan dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian menjadi cabang-cabangnya.

Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Buzan (2006 : 4), menjelaskan bahwa mind map juga merupakan peta rute hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal.

(38)

23

Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih dapat diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional.

Menurut Buzan (2006 : 12) mind mapping dapat membantu individu dalam banyak hal yaitu, dapat memberikan pandangan menyeluruh terhadap suatu pokok permasalahan, mendorong seseorang untuk memecahkan masalah dengan menemukan penyelesaian yang kreatif, dan dapat menjelaskan semua informasi yang sudah dipeta-petakan. Salah satu metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa lebih tertarik pada materi pelajaran yang disampaikan guru dan melatih siswa dalam berkonsentrasi yaitu mind mapping. Dengan pembelajaran seperti ini maka siswa dapat mengasah kemampuan kognitifnya juga dapat lebih mudah untuk memahami suatu konsep melalui catatan yang dibuatnya sendiri.

Suwadarma (2013 : 3) mengungkapkan bahwa mind mapping dapat mempercepat dan menambah pemahaman pada saat pembelajaran karena dapat melihat keterkaitan antartopik yang satu dengan yang lainnya.

2. Tahapan Pembelajaran Mind Mapping

Tahapan-tahapan (sintaks) dalam menerapkan metode pembelajaran mind mapping (Olivia, 2008) sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan penjelasan tentang materi pelajaran.

c. Siswa diminta membaca kembali sekilas materi yang telah dijelaskan guru pada awal kegiatan pembelajaran.

d. Tanya jawab materi pembelajaran secara garis besar.

e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (2-4 orang setiap kelompok).

f. Setiap kelompok menganalisis materi dan berdiskusi membuat peta pikiran (mind mapping) materi pelajaran.

g. Siswa dibimbing, dimotivasi, dan diawasi guru selama diskusi kelompok membuat mind mapping materi pelajaran.

h. Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi mereka untuk mendapat tanggapan, masukan dari kelompok lain dan guru.

i. Siswa dan guru menyamakan persepsi dan hasil presentasi serta diskusi semua kelompok.

(39)

j. Guru mengulang kembali materi dan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara garis besar dengan bantuan mind mapping materi.

k. Siswa diberi penguatan agar lebih kreatif dalam membuat mind mapping materi pada pembelajaran selanjutnya.

3. Komponen Dasar dalam Pembuatan Mind Mapping

Beberapa komponen dasar dalam pembuatan Mind Mapping menurut Olivia (2013) sebagai berikut :

a. Gambar

Otak memanggil gambar lebih baik daripada kata. Gambar mengaktifkan otak kanan, dan lebih “menempel” di otak.

Gambar juga membantu mengurangi jumlah kata yang harus di ingat.

b. Asosiasi

Dengan menggunakan panah, garis, dan boks, catatan seluruh otak anak akan membuat asosiasi antar informasi! Ini sangat membantu pemahaman dan mengingat kembali.

c. Warna

Warna mengaktifkan otak kanan dan dapat meningkatkan daya ingat sampai 50% .

d. Luar biasa

Otak cenderung melupakan informasi yang membosankan dan mengingat informasi yang disajikan secara luar biasa, kreatif atau dengan cara lucu. Catatan seluruh otak membuat anak menggunakan gambar berbeda, warna, bentuk dan jenis huruf bervariasi untuk membuat fakta jadi menonjol

e. Gambaran Besar

Catatan seluruh otak memberi anak gambaran besar bagaimana seluruh poin saling berhubungan satu sama lain dalam satu halaman. Bukankah lebih mudah untuk memahami segala yang dipelajari jika dapat ditunjukkan dalam satu halaman dibanding 20 halaman.

f. Kata Kunci

Kata kunci merupakan kata-kata tertentu yang penting diingat dan bagaikan “jalan tol” dapat cepat sampi ke otak anak.

Sedangkan menurut Kurniasih dan Berlin (2015: 54) kelebihan dan kekurangan mind mapping adalah sebagai berikut.

1. Kelebihan mind mapping

a. Cepat dimengerti dan cepat juga dalam menyelesaikan persoalan.

(40)

25

b. Mind mapping terbukti dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul di kepala.

c. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d. Diagram yang sudah dibentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

2. Kekurangan mind mapping

a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.

b. Tidak sepenuhnya siswa yang belajar.Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.

Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari pendapat para ahli diatas adalah bahwa kelebihan mind mapping antara lain dapat memacu kreativitas siswa, meningkatkan pemahaman dan lebih diingat siswa. Sedangkan kekurangan mind mapping adalah cenderung hanya siswa yang aktif saja yang terlibat dan detail informasi tidak dapat dimuat semua.

E. Model Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Teknik Mind Mapping Model Pembelajaran dengan metode quantum teaching bisa lebih efektif apabila digabungkan dengan teknik mencatat peta pikiran atau mind mapping yang berguna untuk mencatat kreatif. (De Porter ,2010:131) mengatakan bahwa peta pikiran memungkinkan siswa untuk mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisai materi, dan memberikan wawasan baru.

Dengan membuat catatan dengan teknik peta pikiran, catatan yang dibuat membentuk pola gagasan yang saling berkaitan, sehingga siswa dapat mengkonstruksi ide atau konsep sendiri dan kemampuan koneksi mereka juga dapat berkembang dengan baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Buzan (2009: 12) yang menyatakan bahwa Mind map adalah sistim penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak kita yang menakjubkan. Dengan mind map, setiap potong informasi baru yang kita masukkan ke perpustakaan kita otomatis “dikaitkan” ke semua informasi yang sudah ada di sana. Semakin banyak kaitan ingatan yang melekat pada setiap potong informasi dalam kepala kita, akan

(41)

semakin mudah kita “mengait keluar” apapun informasi yang kita butuhkan. Dengan mind map, semakin banyak kita tahu dan belajar, akan semakin mudah belajar dan mengetahui lebih banyak. Dengan menggabungkan model pembelajaran quantum teaching dengan teknik mind mapping, maka kemampuan pemahaman konsep matematis siswa akan meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Desrion, 2014 :1) mengatakan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan penerapan quantum teaching dengan teknik mind mapping lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional.

Kemampuan pemahaman konsep siswa dikatakan baik apabila hasil belajarnya baik

Model pembelajaran TANDUR adalah suatu rancangan model yang diharapkan dapat sepenuhnya membuat siswa tertarik dan berminat pada pelajaran, memberikan pengalaman yang langsung kepada siswa dan berusaha menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka (De Porter, 2005:4).

TANDUR sendiri merupakan akronim yang menjadi bagian atau fase-fase pembelajaran, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,Ulangi, dan Rayakan.

Tahapan-tahapan (sintaks) dalam menerapkan metode pembelajaran mind mapping (Olivia, 2008) sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Guru menyajikan penjelasan tentang materi pelajaran.

c. Siswa diminta membaca kembali sekilas materi yang telah dijelaskan guru pada awal kegiatan pembelajaran.

d. Tanya jawab materi pembelajaran secara garis besar.

e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (2-4 orang setiap kelompok).

f. Setiap kelompok menganalisis materi dan berdiskusi membuat peta pikiran (mind mapping) materi pelajaran.

g. Siswa dibimbing, dimotivasi, dan diawasi guru selama diskusi kelompok membuat mind mapping materi pelajaran.

h. Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi mereka untuk mendapat tanggapan, masukan dari kelompok lain dan guru.

i. Siswa dan guru menyamakan persepsi dan hasil presentasi serta diskusi semua kelompok.

(42)

27

j. Guru mengulang kembali materi dan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara garis besar dengan bantuan mind mapping materi.

k. Siswa diberi penguatan agar lebih kreatif dalam membuat mind mapping materi pada pembelajaran selanjutnya.

Model pembelajaran quantum teaching dengan teknik mind mapping langkah kegiatannya:

a. Tumbuhkan (guru memberikan motivasi dan pengetahuan awal pada siswa tentang materi yang akan dipelajari dan memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi).

b. Alami (siswa diberikan beberapa contoh kaitan pelajaran dalam kehidupan sehari –hari, kemudian siswa disuruh melakukan eksperimen (pengamatan) guna mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki).

c. Namai (guru menjelaskan materi pokok pembelajaran kemudian siswa membuatkan kesimpulan dengan bantuan peta pikirannya).

d. Demonstrasikan (Mind mapping yang telah dibuat siswa kemudian didiskusikan dengan teman sekelompok dan mempresentasikannya di depan kelas).

e. Ulangi (guru memberikan penguatan pada materi yang belum di pahami siswa).

f. Rayakan (pada tahap ini guru memberikan penghargaan).

F. Hubungan Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Model quantum teaching menurut De Porter,dkk (2004: 3):

“Menyingkirkan segala hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, dan keterlibatan aktif”. Pembelajaran quantum teaching ini menjadikan pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru dan siswa biasa berbagi ilmu pengetahuan, artinya siswa yang memiliki kemampuan tinggi biasa berbagi ilmu pengetahuan dengan siswa yang

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Asupan Asam Folat dengan Fungsi Kognitif .... Hubungan Asupan Vitamin B12 dengan Fungsi

sebagai hasil dari upaya telaten mengidentifikasi pengaruh-pengaruh sosial, budaya, dan politik yang menandai masa modern awal Makassar seperti yang tampak di

Selanjutnya penulis mengambil 2 faktor tertinggi dalam survei awal yang telah dilakukan yaitu gaya hidup dan persepsi konsumen untuk diteliti pengaruhya terhadap keputusan

Lokasi ini dipilih karena beberapa mahasiswa yang menonton Drama Korea menggunakan kosa kata Bahasa Korea sehari-hari dalam pergaulannya saat berkomunikasi secara lisan

3.5.1.1.1 Guru dapat menyusun materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik dalam setiap standar kompetensi

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

Berbagai penelitian juga telah mengaitkan antara kejadian berbagai penyakit autoimun yang lainnya, termasuk lupus eritematosus sistemik, dengan penurunan jumlah

Jadi tidak bisa dipaksa harus mengikuti kaidah oktet, ini terkait juga dengan tingkat energi masing-masing molekul yang lebih disukai pada energi yang relatif lebih