KORELASI ANTARA PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR GEOGRAFI
DI RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
SMA NEGERI 1 TAHUNAN JEPARA
TAHUN AJARAN 2009/2010
S K R I P S I
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Noor Rokhmad
NIM : 3201405017
Prodi : Pendidikan Geografi
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “KORELASI ANTARA PENGELOLAAN WAKTU
BELAJAR GEOGRAFI DI RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
SMA NEGERI 1 TAHUNAN JEPARA TAHUN AJARAN 2009/2010 ” telah
disetujui untuk ujian.
Hari : Selasa
Tanggal : 26 Januari 2010
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Tukidi Drs. Suroso, M.Si.
NIP. 195403101983031002 NIP.196004021986011001
Mengetahui Ketua Jurusan Geografi
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitian Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 25 Febuari 2010
Penguji Utama
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP.19620904198901100
Penguji I Penguji II
Drs. Tukidi Drs. Suroso, M.Si.
NIP. 195403101983031002 NIP.196004021986011001
Mengetahui,
Dekan
Drs. Subagyo, M. Pd.
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dan karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2010
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesunguhnya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya” (QS : 2 :286)
“Jadilah orang dengan cukup semangat untuk melakukan sesuatu, cukup
keberanian untuk mewujudkan impian dan cukup tekad untuk menggapai impian
itu serta iringi dengan doa”
“Friendship is my life”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahankan untuk :
1. My father&mother yang selalu
menyayangiku dan mengiringi langkahku
dengan doa.
2. Mbak nik, mbak tutik,jalondo
3. My love “An&” to give your spirit. Thanks
for all with you my life be more wonderfull
4. Teman temanku “Ceplis, Tarjuni, oky,mio,
iwang, Firman, Kebo, Sapi , Bambang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul KORELASI ANTARA
PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR GEOGRAFI DI RUMAH DENGAN
HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 TAHUNAN JEPARA TAHUN
AJARAN 2009/2010 yang disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak memperoleh bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, M. Si. Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Subagyo, M. Pd. Dekan FIS Universitas Negeri Semarang yang telah
memberi ijin penelitian.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. Ketua Jurusan Geografi FIS Universitas
Negeri Semarang yang telah memberi ijin penelitian serta arahan dalam
penyusunan dalam skripsi ini.
4. Drs. Tukidi, selaku pembimbing I yang telah memberikan petunjuk dan
bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.
5. Drs. Suroso, M.Si. Selaku pembimbing II yang telah memberikan petunjuk
6. Sugino Slamet S.Pd, M.M. Selaku Kepala SMA Negeri I Tahunan yang
telah memberi ijin penelitian.
7. Nur Chasanah Z, S. Pd. Selaku guru mata pelajaran IPS sejarah SMP Negeri
I Jambu yang telah membantu dalam penelitian.
8. Para siswa-siswi kelas X-I sampai XII IPS-3 Negeri I Tahunan Tahun
Ajaran 2009/2010 yang telah bersedia secara tulus dan ikhlas sebagai
subyek penelitian skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan (Danik dan Lina), yang setia memberi bantuan.
10. Sahabat-sahabat baikku dan teman-teman Geysyuku yang memberi
semangat dalam menyelesaikan skripsi.
11. Seluruh teman-teman Pendidikan Geografi 2005 yang selalu memberikan
bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dengan sukarela, yang tidak dapat
Penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun mohon pada semua pihak untuk memberikan saran
dan kritik yang sekiranya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Semarang, Januari 2010
SARI
Rokhmad, Noor. 2010. KORELASI ANTARA PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR GEOGRAFI DI RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 TAHUNAN JEPARA TAHUN AJARAN 2009/2010
.
Skripsi. Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. 104 h.Kata kunci: Korelasi, Pengelolaan, Waktu Belajar, Hasil Belajar
Pada survei awal yang dilakukan pada 10 siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara, ditemukan permasalahan pengelolaan waktu belajar, siswa lebih banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang tidak ada manfaatnya seperti nongkrong dengan teman-teman, refresing, dan pacaran. Kebiasaan diri yang tidak baik membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengelola waktu belajar selama sekolah di SMA Negeri 1 Tahunan Jepara. Siswa melaksanakan les prifat hanya mata pelajaran yang ditakuti yang dianggap momok dalam ujian semester.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengelolaan waktu belajar geografi saat di rumah siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010? (2) Apakah ada hubungan antara pengelolaan waktu belajar geografi di rumah dengan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010? Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan waktu belajar geografi di rumah siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010, (2) Untuk mengetahui hubungan antara pengelolaan waktu belajar geografi di rumah dengan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Tahunan jepara Tahun Ajaran 2009/2010 yang berjumlah 865 siswa. Pengambilan sampel yang berjumlah 42 siswa dilakukan dengan simple random sampling. Ada 2 (dua) variabel yang dikaji dalam penelitian ini, (1) Pengelolaan Waktu belajar geografi di rumah, dan (2) Hasil belajar diwujudkan dengan nilai. Pengumpulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif presentatif dan korelasi Product Moment dari Pearson. Untuk uji hipotesis menggunakan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan waktu belajar di rumah siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010 termasuk cukup, hal ini dapat dilihat sekor hasil penelitian sebesar 1792 dibanding dengan skor maksimum sebesar 2772. Tidak terdapat korelasi antara pengelolaan waktu belajar geografi di rumah siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi penelitian sebesar 0,01 < harga kritik (r tabel)sebesar 0,304 pada taraf kepercayaan 95% serta didukung dengan uji hipotesis dari uji t sebesasr 0,66 < harga kritik (t tabel) sebesar 1,68 pada taraf kepercayaan 95%.
maksimal. Tidak ada hubungan antara pengelolaan waktu belajar geografi di rumah dengan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dapat disarankan kepada guru atau siswa. Untuk siswa diharapkan dapat mengelola waktu belajar geografi di rumah dengan baik agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Demikian juga dengan para guru untuk dapat membantu para siswanya untuk mengarahkan cara mengelola waktu belajar geografi di rumah dengan baik.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SARI ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. ... Latar Belakang ... 1
B. ... Rum usan Masalah ... 3
C. ... Tujua n ... 4
E. ... Pene
gasan Istilah ... 5
F. ... Siste matika Skripsi ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. ... Kons ep Belajar ... 8
1. Unsur-unsur dinamis dalam belajar di rumah ... 8
2. Belajar mandiri ... 10
3. Belajar kelompok ... 11
4. Belajar terstruktur ... 12
5. Belajar yang baik ... 13
B. ... Pengelolaan Waktu Belajar di Rumah ... 16
1. Pengertian waktu belajar di rumah ... 16
2. Pengelompokan waktu untuk belajar di rumah ... 18
3. Teknik memanfaatkan wktu untuk belajar di rumah ... 20
4. Pengelolaan jam belajar di rumah ... 21
C. ... Mena namkan Kebiasaan Waktu Belajar Pada Siswa ... 22
E. ... Geog
rafi ... 25
F. ... Hasil
Belajar ... 26
G. ... Korel
asi Pengelolaan Waktu Belajar di Rumah dengan Hasil
Belajar Siswa ... 27
H. ... Kera
ngka Berpikir ... 28
I. ... Hipot
esis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. ...
Populasi ... 30
B. ... Samp
el dan Teknik Sampling ... 31
C. ... Varia
bel Penelitian ... 32
D. ...
Metode Pengumpulan Data ... 32
E. ... Meto
F. ... Uji
Normalitas Data ... 37
G. ... Tekni
k Analisis Data ... 37
H. ... Anali
sis Statistik Korelasi ... 41
I. ... Uji
Hipotesis ... 42
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ... Hasil
Penelitian... 43
B. ... Pemb
ahasan ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. ... Simp
ulan ... 56
B. ... Saran
... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR GAMBAR
Halama
DAFTAR TABEL
Halama
Tabel 1. Penglolaan jam belajar di rumah...22
Tabel 2. Tabel daftar siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/20010 ... 30
Tabel 3. Tabel sampel penelitian ... 31
Tabel 4. Parameter koefisien korelasi ... 35
Tabel 5. Parameter klasifikasi pengelolaan waktu belajar ... 38
Tabel 6. Partameter klasifikasi belajar mandiri ... 39
Tabel 7. Parameter klasifikasi belajar kelompok ... 40
Tabel 8. Parameter klasifikasi belajar terstruktur ... 40
Tabel 9. Frekuensi presentase pengelolaan waktu belajar di rumah... 46
Tabel 10. Frekuensi pengelolaan waktu untuk belajar mandiri ... 47
Tabel 11. Frekuensi pengelolaan waktu untuk belajar kelompok ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Sampel siswa ... 61
Lampiran 2. Sampel uji validitas dan realibilitas ... 63
Lampiran 3. Kisi-kisi angket ... 64
Lampiran 4. Instrumen penelitian ... 66
Lampiran 5. Data uji validitas dan realibilitas Instrumen ... 70
Lampiran 6. Uji validitas instrumen ... 72
Lampiran 7. Uji validitas instrumen dengan bantuan SPSS 12 ... 74
Lampiran 8. Uji realibilitas instrumen ... 76
Lampiran 9. Uji realiilitas instrumen dengan bantuan SPSS 12... 77
Lampiran 10. Uji normalitas data dengan bantuan SPSS 12... 79
Lampiran 11. Korelasi antara pengelolaan waktu belajar di rumah dengan hasil belajar... 81
Lampiran 12. Korelasi antara pengelolaan waktu belajar di rumah dengan hasil belajar.bantuan SPSS12...84
Jepara Tahun Ajaran 2009/2010 ... 85
Lampiran 14. Uji hipotesis ... 91
Lampiran 15.Data hasil ujian siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara ... 93
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan modern menganut pegertian belajar sebagai perubahan
perubahan tingkah laku pada diri anak berkat pengalaman dan latihan. Perolehan
belajarnya tidak hanya sekedar pengetahuan saja melainkan bermacam-macam,
anatara lain dapat berupa fakta, konsep, nilai atau norma, ketrampilan intelektual,
ketrampilan motorik dan sebagainya. Hasil belajar yang bermacam-macam
tersebut oleh Benyamin S. Bloom (Catharina Tri Ani, 2007:7) diklasifikasikan
kedalam tiga domain (ranah), yaitu ranah kognitif yang mengarahkan siswa untuk
untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa dan abilitas, ranah afektif
yang mengarahkan siswa mengembangkan kepekaan emosi dan sikap, dan ranah
psikomotorik yang mengarahkan siswa dalam kegiatan fisik.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah tetapi juga dilakukan di
rumah. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal siswa harus dapat
baik, dan masalah ini juga terjadi pada siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara yang
belum mengelola waktu belajar di rumah dengan baik.
Masa SMA adalah masa-masa yang kritis karena masa SMA adalah masa
pubersitas (dari anak kecil munuju kedewasaan) yang rentan terhadap
kegiatan-kegiatan yang negatif. Masa SMA adalah masa-masa pencarian jati diri seseorang
yang cenderung menuju kearah negatif, sehingga banyak waktu yang terbuang
dengan kegiatan-kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri.
SMA Negeri 1 Tahunan Jepara merupakan salah satu SMA favorit yang
berada di Jepara. Ini dapat terlihat dari jumlah siswa yang lulus dalam Ujian Akhir
Nasional (UAN). SMA Negeri 1 Tahunan Jepara salah satu sekolah ungggulan
dari seluruh SMA yang berada di kabupaten Jepara. Ini dapat dilihat dari hasil
UAN siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara yang semua siswanya lulus ujian pada
ta hun ajaran 2009/2010. Sehingga SMA Negeri 1 Tahunan Jepara dapat
dijadikan untuk tolok ukur kemajuan pendidikan di kota Jepara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru geografi SMA SMA
Negeri 1 Tahunan Ibu Nur Kasanah, menyatakan mata pelajaran geografi di SMA
tersebut memiliki nilai yang kurang dari nilai mata pelajaran yang lain, ini dapat
terlihat dari rekap nilai geografi siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara. Menurut
guru geografi SMA Negeri 1 Tahunan Jepara itu disebabkan karena kurang
maksimalnya pengelolaan waktu belajar geografi di rumah. Hal tersebut dapat
dilihat dari tiap awal pertemuan guru selalu memberikan pertanyaan mengenai
materi pelajaran sebelumnya tetapi hanya sebagian siswa yang dapat menjawab
Ilmu Pengetahuan Sosial seperti geografi merupakan salah satu mata
pelajaran yang membosankan bagi siswa karena bahasanya yang begitu luas.
Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran geografi identik dengan hafalan dan
cenderung teoritis melainkan masih banyak pokok bahasan dalam geografi yang
membutuhkan pemikiran yang mendalam.
Berdasarkan hal diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian,
dari judul” Korelasi Antara Pengelolaan Waktu Belajar Geografi di Rumah
dengan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran
2008/2009”, yang dimaksud adalah ketercapaian peningkatan hasil belajar siswa
dari pengelolaan waktu belajar untuk digunakan oleh siswa SMA Negeri 1
Tahunan Jepara agar tercapai hasil belajar yang maksimal.
B.Perumusan Masalah
Subjek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara sebagai
peserta didik. Pengelolaan waktu belajar menjadi sebuah permasalahan yang perlu
dikaji lebih dalam. Dengan pengelolaan waktu belajar yang lebih baik, besar
kemungkinan siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik.
1. Bagaimana pengelolaan waktu belajar geografi di rumah siswa SMA Negeri
1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010?
2. Apakah ada hubungan antara pengelolaan waktu belajar geografi di rumah
dengan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana pengelolaan waktu belajar geografi di rumah siswa
SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
2. Mengetahui hubungan antara pengelolaan waktu belajar geografi di rumah
dengan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran
2009/2010.
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis.
a. Menjadi sumber informasi baru bagi guru mata pelajaran geografi dalam
meningkatkan mutu pelajaran.
b. Bagi sekolah berguna sebagai bahan masukan kesiapan belajar mengajar
pada umunya dan khususnya bagi guru mata pelajaran geografi.
c. Bagi pembaca dan guru dapat menambah wawasan tentang pentingnya
waktu belajar di rumah bagi siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Dengan melakukan penelitian ini dapat menambah pengalaman dalam
penelitian berikutnya.
b. Sebagai gambaran guru geografi dalam melakukan profesionalisme
sebagai pendidik.
c. Sebagai bahan sumber untuk mengadakan penelitian lebih lanjut pada
E.Penegasan Istilah
Untuk membatasi masalah dan menghindari kesalah pahaman terhadap
istilah dalam skripsi ini, maka perlu dikemukakan penegasan istilah. Batasan
pengertian dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Korelasi
Korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih dikemukakan
oleh Hadi (1990:271). Dalam skripsi ini yang di hubungkan adalah variabel
bebas yaitu pengelolaan waktu belajar geografi di rumah dan variabel
terikat yaitu hasil belajar.
2 Hasil belajar
Hasil belajar adalah nilai yang didapat setelah melaksanakan proses
belajar mengajar selama waktu tertentu dikemukakan oleh Hamalik
(2005:31). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai
siswa.
3 Pengelolaan Waktu
Pengelolaan waktu adalah suatu ketrampilan mengelola dan
menggunakan waktu secara efisien dalam proses belaja dalamr Gie
(1997:167 ). Pengelolaan waktu mulai dari pengelolaan waktu belajar
mandiri, belajar kelompok sampai pengelolaan waktu untuk belajar
terstrukur.
4 Belajar
Belajar secara umum adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan
tersebut terjadi karena adanya pengalaman pada setiap individu. Perubahan
tersebut adalah perubahan sikap, pemikiran, dan perubahan tingkah laku.
F.Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan dan memperjelas skripsi ini, maka akan diuraikan
secara singkat sistematika penulisan skripsi. Ada 3 bagian sistematika penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan pembimbing,
halaman pengesahan, pernyataan, sari, motto dan persembahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi skripsi terdiri dari:
BAB I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, manfaat, penegasan istilah, sistematika skripsi.
BAB II Tinjauan teori berisi sejumlah teori yang mendasari penyusunan
skripsi ini dan mendukung atau menjadi acuan dalam menguji
rumusan masalah, didalamnya meliputi, pengertian geografi,
tinjauan tentang belajar, meliputi unsur-unsur dinamis dalam
belajar, pengelolaan waktu belajar di rumah, pengelompokan
waktu untuk belajar, terknik memanfaatkan waktu untuk belajar
di rumah, pengelolaan jam belajar di rumah, menanamkan
kebiasaan belajar pada siswa, korelasi pengelolaan waktu belajar
geografi di rumah dan waktu belajar.
BAB III. Metodologi penelitian bab ini berisi tentang seting dan subyek
validitas dan realibilitas instrumen, metode analisis data, korelasi
statistik dan uji hipotesis.
BAB IV Hasil penelitian dan pendeskripsian dari hasil penelitian.
BAB V Kesimpulan dan saran berisi kata penutup yang memuat
kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, tabel, dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Belajar
Belajar secara umum adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi
perubahan tingkah laku (Darsono, 2005:5). Perubahan tersebut terjadi karena
adanya pengalaman pada setiap individu. Menurut Reg Revans (1998) dalam
Ubaydillah (2008) adalah proses menanyakan sesuatu bermula dari tidak tahu
tentang apa yang akan dilakukan karena jawaban yang ditemukan saat itu tidak
lagi valid hingga menjadi tahu.
Belajar menurut lokasinya dalam Sofyanto (2009) dibedakan menjadi dua
yaitu belajar di sekolah dan belajar di rumah. Belajar di sekolah adalah belajar di
sekolah yang jadwal mulai belajar dan akhir belajar sudah diatur oleh sekolah
serta kegiatan-kegiatan didalamnya selama proses belajar juga sudah diatur oleh
sekolah. Sedangkan yang dibahas dalam skripsi ini adalah belajar yang
dilaksanakan di luar sekolah atau di rumah, dalam belajar di rumah waktu mulai
dan waktu selesai tidak diatur sekolah serta hal-hal yang dilakukan dalam belajar
di rumah tidak ada yang mengatur.
1 Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar di rumah
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah faktor-faktor yang
keberadaanya berubah-ubah dalam diri individu yang belajar. Pada suatu saat
faktor itu kuat, suatu saat lagi dapat melemah. Bila kondisi faktor tersebut
siswa sedang lemah melalui bantuan gurunya serta pengawasan dari orang tua
untuk mengawasi proses belajar di rumah.
Adapun unsur-unsur dinamis dalam belajar tersebut menurut Darsono
(2000: 26). antara lain:
a. Motivasi Untuk Belajar
Motivasi adalah kekuatan yang timbul dalam diri seseorang yang dapat
mendorong orang tersebut melakukan sesuatu tindakan untuk mencapai
tujuan. Belajar merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan
motivasi. Banyak terlihat berbagai macam motivasi belajar seseorang,
ada yang semangat belajar dan ada juga yang malas belajar. Hal ini
menunjukkan motivasi belajar seseorang tidak secara otomatis muncul
setiap saat. Dalam hal ini waktu merupakan faktor penting dalam
memotivasi siswa untuk belajar, misalkan siswa termotivasi belajar
pada jam 5 pagi. Biasanya siswa termotivasi belajarnya bila ada tugas
untuk dikerjakan di rumah. Jadi seorang guru sebisa mungkin
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah untuk memotivasi siswa
dalam belajar di rumah.
b. Bahan Belajar
Bahan belajar sebagai muatan materi yang diberikan untuk mencapai
tujuan belajar, harus dipilih sesuai dengan kemajuan dibidang ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini, serta minat siswa. Dalam
memilih bahan belajar jangan sampai melupakan faktor relevansinya
melihat dari berbagai pertimbangan, yaitu: 1) tingkat kemampuan
siswa, 2) keterkaitan dengn pengalaman belajar, 3) menarik tidaknya
bahan belajar, 4) tingkat aktualitas bahan belajar.
c. Kondisi Siswa Saat Belajar
Kondisi siswa yang dimaksud adalah kesiapan siswa untuk menerima
materi pelajaran. Kesiapan ini dapat dilihat dengan kesegaran jasmani,
tidak sakit maupun tidak lelah selepas beraktivitas. Sedangkan kesiapan
psikologis meliputi pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola
waktu untuk mempelajari bahan belajar berikutnya.
d. Suasana Belajar
Suasana belajar adalah suatu keadaan pada saat proses belajar
berlangsung. Dalam hal ini, pada pengelolaan waktu belajar seseorang
perlu memperhatikan suasana belajar. Termasuk dalam susana ini
adalah keadaan fisik tempat belajar, cara mengatur perlengkapan belajar
yang tersedia dan kedisiplinan mentaati jadwal untuk belajar tepat
waktu saat di rumah.
2 Belajar Mandiri
Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang
menyalahartikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri. Kesalah pengertian
tersebut terjadi karena pada umumnya siswa cenderung belajar sendiri tanpa
arahan dari orang lain. Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif,
dengan ataupun tanpa bantuan orang lain, dalam belajar misalkan membaca
Sebagai siswa yang mandiri, siswa tidak harus mengetahui semua hal.
Siswa juga tidak diharapkan menjadi siswa jenius yang tidak membutuhkan
bantuan orang lain. Salah satu prinsip belajar mandiri adalah siswa mampu
mengetahui kapan siswa membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain.
Pengertian tersebut termasuk mengetahui kapan siswa perlu bertemu dengan
siswa lain, kelompok belajar, atau tetangga yang sekolah di tempat lain.
Bantuan atau dukungan dapat berupa kegiatan saling memotivasi untuk
belajar, misalnya, mengobrol dengan tetangga yang sekolah ditempat lain,
seringkali dapat memotivasi diri kita untuk giat belajar. Bantuan atau
dukungan dapat juga berarti kamus, buku literatur pendukung, kasus dari surat
kabar, berita dari radio atau televisi, perpustakaan, dan hal lain yang tidak
berhubungan dengan orang.
Intinya adalah siswa mampu mengidentifikasi sumber-sumber
informasi. Identifikasi sumber informasi ini dibutuhkan untuk memperlancar
proses belajar siswa pada saat siswa membutuhkan bantuan atau dukungan
dikemukakan oleh Salim (2009).
3 Belajar Kelompok
Belajar bersama menurut Richard M. Felder (2009) adalah suatu proses
kelompok yang disokong oleh anggota-anggota kelompok, di mana ada
ketergantungan satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan yang
disepakati. Ruang kelas adalah tempat yang baik sekali untuk membangun
kemahiran kelompok yang anda butuhkan kemudian dalam menyelesaikan
a. Belajar bersama adalah pergaulan antar anggota kelompok
Membangun dan memberikan pendapat untuk suatu tujuan yang sehat.
Menambah pengertian tentang suatu masalah atau pertanyaan-pertanyaan,
wawasan dan penyelesaian menanggapi, dan bekerja untuk mengerti
pertanyaan-pertanyaan yang lain, wawasan, dan penyelesaian. Setiap
anggota kelompok berwenang berbicara kepada yang lain dan
menyumbangkan dan mempertimbangkan sumbangan pikiran mereka.
Bertanggung jawab terhadap yang lain.
b. Cara membentuk suatu kelompok belajar yang baik
Kegiatan kelompok dimulai dengan latihan, dan proses pengertian
kelompok. Seorang tutor memulai kegiatan dengan fasilitas diskusi dan
alternatif usulan, tetapi tidak menentukan penyelesaian terhadap kelompok,
khususnya mereka yang sulit bekerja dengan kelompok. Tiga hingga lima
orang kelompok yang besar menimbulkan kesulitan untuk mempertahankan
keterlibatan masing-masing. Keragaman tingkat kemahiran, latar belakang,
dan pengalaman. Setiap individu memperkuat kelompok. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab bukan saja terhadap sumbangan pikirannya,
melainkan juga membantu pengertian yang lain tentang sumber kekuatan
mereka.
4 Belajar Terstruktur
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan tugas terstruktur
silabus maupun RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Metode yang
digunakan seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.
Bagi sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan tugas terstruktur
dirancang dan dicantumkan dalam jadwal pelajaran meskipun alokasi
waktunya lebih sedikit dibandingkan dengan kegiatan tatap muka. Kegiatan
tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan
kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman
belajar. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi dalam Bangkursobo
(2009).
5 Belajar yang Baik
Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan
mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran
berlangsung dibimbing oleh guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah
baik dengan maupun tanpa pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara
terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.
Dibawah ini merupakan kiat-kiat belajar yang baik menurut Maya
(2009)
a. Membuat jadwal belajar dan mematuhinya
Rencanakan jadwal belajar yang seimbang di antara waktu istirahat dan
kegiatan belajar. Jadwal tersebut meliputi kegiatan selama sepekan
sekolah, tidur, makan, atau kewajiban agama. Berilah waktu luang
dalam jadwal tersebut, seperti pada jumat dan sabtu sore.
b. Buat daftar yang harus dikerjakan tiap hari
Buat daftar baru setiap hari, kemudian pada akhir hari tersebut beri
tanda hal-hal yang telah dibuat. Hal ini akan memberi rasa berprestasi
dan mengatasi tindakan yang tidak dapat dilakukan pada hari-hari
berikutnya.
c. Pelajari materi yang paling sulit atau membosankan
Biasanya orang cenderung untuk mengesampingkan sesuatu yang
dibenci, seringkali penyelesaian masalah tersebut membutuhkan energi
intelektual yang lebih banyak. Sebaiknya, simpan pekerjaan yang
disukai untuk dikerjakan belakangan sebagai hadiah setelah
mengerjakan bagian yang sulit.
d. Sadar akan waktu terbaik
Beberapa orang dapat belajar dengan lebih baik pada malam hari.
Namun, kebanyakan orang bisa belajar lebih baik pada waktu siang
hari. Jika hal ini berpengaruh, waktu belajar harus mengikuti waktu
terbaik dalam sehari-hari.
e. Carilah tempat yang baik untuk belajar
Tempat belajar terbaik adalah perpustakaan. Seringkali banyak orang
menjadi tidak mengerti dan tidak memahami materi yang dipelajari saat
belajar di rumah. Pasalnya, jika belajar di rumah atau di tempat lain,
kulkas, dan sebagainya. Sementara itu, belajar di tempat dengan sedikit
gangguan atau di dekat orang-orang yang kerja keras dan konsentrasi
akan memotivasi untuk tetap fokus. Namun demikian, belajar di rumah
akan memudahkan waktu istirahat. Jangan memeras tenaga dan pikiran
untuk belajar dan terus belajar. Jika tidak berhasil memahami sesuatu
dalam jangka waktu lama, jangan duduk di kamar dan mencoba sekeras
mungkin, coba untuk istirahat sebentar dan kembali beberapa saat
kemudian.
f. Belajar mengatakan "tidak"
Para pelajar memang harus akrab dengan lingkungan sekitarnya, seperti
teman, keluarga, dan kerabat dekat yang lain. Namun, seringkali
kebanyakan dari kita ingin menyenangkan orang lain secara berlebihan.
Ini bisa membuat kita mengorbankan kebutuhan kita sendiri. Jadi,
buatlah batas, jangan berat hati untuk mengatakan "tidak" pada orang
lain.
g. Gunakan warna yang menarik
Penggunaan warna pada bagian-bagian tertentu yang sangat penting
ketika membaca akan sangat membantu. Warna dapat berefek otomatis
dan kata-kata tersebut akan selalu menempel di mata. Hal ini
mengefektifkan proses belajar dan membuat siswa terus mengingat
h. Pakailah kalimat sendiri
Kunci sukses membaca bukan pada menghafal kalimat. Orang tidak
belajar dari membaca kalimat, karena mereka cepat bosan. Belajar yang
sebenarnya adalah ketika siswa secara aktif melibatkan diri dalam
materi dan ikut dalam proses kesimpulan, menganalisis, penuturan
kembali dengan bahasanya sendiri, dan mengorganisasikan sendiri
materi tersebut.
i. Sesuaikan strategi belajar Anda dengan gaya belajar
Setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Beberapa
orang bisa belajar hanya dengan membaca, sebagian lain dengan
mendengar, sedangkan yang lainnya lagi dengan menulis. Satu hal yang
menyulitkan adalah ada begitu banyak pilihan tentang cara belajar,
siswa harus menentukan sendiri cara belajar tepat
B. Penglolaan Waktu Belajar di rumah
Menurut Gie (1997:167) pengelolaan waktu merupakan suatu ketrampilan
mengelola dan menggunakan waktu secara efisien dalam masa studi maupun
seluruh kehidupan siswa. Bagi setiap siswa ketrampilan mengelola waktu
khususnya untuk ketrampilan studi harus dikembangkan, dibiasakan, dan
diterapkan selama studinya di SMA.
1 Pengertian Waktu Belajar di Rumah
Secara sederhana dapat dirumuskan pengertian waktu sebagai
kesempatan tidak ada habisnya yang tersedia dalam masa studi untuk
dan tidak akan kembali untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Waktu tidak akan berhenti dan akan terus bergerak maju. Dalam kalangan
siswa banyak keluhan kehabisan waktu atau kekurangan waktu untuk berbagai
macam keperluan yang menyangkut bidang akademis. Untuk itu siswa
dituntut untuk bisa mengelola waktu belajar, bermain, dan waktu istirahat
dirumah. Menurut Gie (1997:167) ada dua faktor yang harus diperhatikan
dalam pemanfaatan waktu untuk belajar di rumah.
1. Sifat dasar waktu belajar di rumah
Sifat dasar waktu tidak pernah berhenti, melainkan terus menerus berlalu
dihadapi setiap orang. Waktu tidak dapat ditunda-tunda untuk menunggu
saat yang tepat. Siswa berkewajiban mengembangkan ketrampilan
mengelola waktu belajar di rumah, dengan jalan melatih pada diri sendiri
penglolaan waktu belajar di rumah, dengan jalan melatih pada diri sendiri
mengelola waktu belajar dengan kebiasaan menggunakan waktu sekarang,
dengan tidak menunda-nunda tanggung jawab studi yang membebani.
2. Asas pemanfaatan waktu belajar di rumah
Sebuah asas pokok untuk memanfaatkan waktu guna belajar yang harus
ditanamkan dalam pikiran setiap siswa, dihayati dalam batin, dan
dilaksanakan dalam tindakan oleh setiap siswa ialah manfaatkan waktu
sebaik-baiknya. Setiap ada kesempatan hendaknya dimanfaatkan saat itu
juga oleh setiap siswa untuk belajar.
Sebagian besar siswa kurang dapat memanfaatkan waktu dengan baik,
menyelidiki waktu-waktu yang terbaik baginya untuk studi, serta tidak
mempunyai rencana studi yang tepat, untuk itu berbagai segi dalam
pengelompokan dan teknik mengelola waktu perlu dipahami, hal tersebut
diungkap oleh Gie (1997:170).
2 Pengelompokan Waktu Untuk Belajar Belajar di Rumah
Ada beberapa pedoman pokok dalam pengelompokan waktu yang
penting sekali untuk dipahami dan diterapkan siswa. Pedoman pokok menurut
Gie (1975:61) adalah sebagai berikut:
a. Pengelompokan waktu belajar sehari-hari saat di rumah
Kelompokkan waktu sehari-hari untuk keperluan belajar, tidur, makan
mandi, olah raga, dan kegiatan-kegiatan pribadi atau sosial.
Pengelompokan waktu sehari-hari menunjukkan kemampuan maupun
aktivitas siswa dalam melaksanakan jadwal belajar di luar sekolah yang
telah diatur dan ditetapkan secara pribadi.
b. Pembagian waktu berdasarkan aktivitas belajar di rumah
Pembagian waktu berdasarkan aktivitas belajar yang memfokuskan
kepada pengaturan waktu siswa untuk belajar mandiri, belajar
kelompok, mengerjakan pekerjaan rumah sampai mempersiapkan
materi yang akan dipelajari dalam kelas.
c. Penyelidikan waktu belajar di rumah
Selidiki dan tentukan yang tersedia untuk studi setiap hari. Penyelidikan
memperbaiki jadwal belajar yang tidak ditaati (konsisten) dengan jalan
menyelidiki dan penentuan waktu belajar.
d. Perencanaan pemanfaatan waktu dalam proses belajar di rumah
Rencanakan penggunaan waktu dengan jalan menetapkan
macam-macam mata pelajaran berikut urut-urutanya yang harus dipelajari
setiap hari. Perencanaan penggunaan waktu belajar merupakan
perencaan waktu belajar semaksimal mungkin dengan jalan menetapkan
jadwal aktivitas belajar. Sesuai dengan situasi dan kondisi siswa saat
ini, baik jadwal belajar di dalam dan di luar sekolah, terutama waktu
belajar di rumah.
e. Kebisaan diri untuk belajar
Siswa hendaknya membiasakan diri untuk seketika mulai mengerjakan
tugas-tugas atau pekerjaan rumah yang berkolerasi dengan studi.
Kebiasaan diri untuk menyegarkan belajar menunjukkan kedisiplinan
siswa, dalam menyelesaikan maupun melaksanakan segala aktivitas
yang berhubungan dengan studi di rumah, karena belajar tidak hanya
dapat dilakukan di sekolah.
f. Kesadaran pengembangan waktu belajar saat di rumah
Berdasarkan dengan pengembangan kesadaran waktu, Setiap siswa
hendaknya menyadari dalam memanfaatkan waktu 24 jam yang
dimilikinya. Untuk itu siswa memerlukan pengelompokan dan
meningkatkan waktu belajarnya dengan jalan menambah waktu belajar
dan konsistan dalam menyediakan waktu belajar di rumah secara tertib.
3 Teknik Memanfaatkan Waktu Belajar di Rumah
Teknik memanfaatkan waktu belajar didasarkan pada asas pokok
tersebut adalah manfaatkan waktu untuk belajar. Jadwal belajar yang ketat
tidak dianjurkan penggunaanya bagi siswa, maka diperlukan mencari cara
alternatif lain yang dapat mengatasi pengelolaan jadwal studi tersebut.
Berdasarkan asas itu Gie (1997:176) menyarankan teknik memanfaatkan
waktu belajar di rumah sebagai berikut:
a. Penetapan mata pelajaran yang akan dipelajari
Siswa hendaknya menetapkan mata pelajaran yang akan dipelajari
sekurang-kurangnya 2 dan sebanyak-banyaknya 4 mata pelajaran.
Penetapan mata pelajaran dibuat dalam daftar mata pelajaran. Tujuanya
agar memiliki jadwal yang tetap dan tidak dapat diubah-ubah
(konsisten).
b. Pengurutan mata pelajaran yang akan dipelajari
Mengurutkan waktu serta mempelajari 2 sampai 4 mata pelajaran yang
terbaik untuk belajar. Pedoman utama untuk pengetahuan itu ialah satu
mata pelajaran yang sukar hendaknya dipelajari pada waktu seorang
siswa dalam kondisi puncak atau kebalikan suatu mata pelajaran yang
termudah hendaknya dipelajari pada waktu seorang siswa menurun
c. Pengaturan lamanya waktu belajar yang baik
Mengatur lamanya periode belajar yang baik untuk siswa sehingga
tidak terlalu pendek atau lama. Suatu periode belajar adalah suatu
jangka waktu tertentu yang digunakan oleh seorang siswa untuk
melakukan pembelajaran dalam sekali belajar (1 sampai 3 jam).
d. Penggunaan metode intensif belajar
Metode mengintensifkan belajar dalam menguasai suatu mata pelajaran.
Menyediakan waktu setiap hari secara tertib selama jangka waktu
tertentu untuk khusus untuk mempelajari mata pelajaran tersebut.
Berulang-ulang kali dibaca dan dipahami secara mendalam.
4 Pengelolaan Jam Belajar Dirumah
Berdasarkan waktu yang tersedia untuk belajar sendiri ini, para siswa
dapat mengatur jadwal belajar di rumah. Dalam Tarmizi (2008:4) menjelaskan
bahwa “Waktu 30 menit 2 x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif
daripada sekali belajar selama 6 jam (360 menit tanpa berhenti), pengaturan
jam belajar tersebut masih tetap diakui kebenarannya. Dalam Tarmizi (2008)
telah mengatur tentang belajar dengan cara menyediakan waktu 30 menit 2 x
sehari selama 6 hari. Pembagian ini lebih baik dan produktif daripada sekali
belajar selama 6 jam (360 menit) tanpa berhenti. Sebaiknya peserta didik perlu
membagi waktu jam belajarnya, contoh jadwal jam belajar menurt Jost yang
Tabel 1 Pengelolaan waktu belajar di rumah
No Waktu Kegiatan
1. 07.00 Pergi sekolah
Sumber: Jost dalam Tarmizi 2009
Belajar dengan teratur merupakan pedoman mutlak yang tidak bisa
diabaikan oleh siswa yang sedang belajar. Belajar dengan teratur berarti pula
mengikuti setiap penjelasan yang dan beberapa dianjurkan oleh guru mata
pelajaran. Selain adanya keteraturan dalam belajar juga diharapkan adanya
kedisiplinan dalam menjalankan kegiatan yang biasa sesuai dengan jadwal
yang sudah dibuat. Belajar dengan teratur merupakan pedoman mutlak yang
tidak bisa diabaikan oleh siswa yang sedang belajar. Belajar dengan teratur
berarti pula mengikuti setiap penjelasan yang dan beberapa dianjurkan oleh
guru mata pelajaran.
Menurut Semiawan dalam Tarmizi (2008), orang tua dapat memberikan
dukungan dalam kegiatan belajar anaknya dengan cara: (1) menanamkan
kebiasaan belajar siswa, (2) menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar pada
siswa, (3) menyediakan segala fasilitas belajar, (4) membantu dan
membimbing siswa dalam menemukan kesulitan belajar.
C. Menanamkan Kebiasaan Memanfaatkan Waktu Belajar Pada
Semiawan dalam Tarmizi (2008) berpendapat, “Dalam proses pendidikan setiap orang tua wajib mengembangkan potensi anak didiknya, dan
banyak tergantung dari suasana bagaimana tugas tersebut diwujudkan.” Untuk
itulah orang tua harus menanamkan kebiasaan belajar anak sedini mungkin
agar anak menjadi terbiasa belajar mandiri. Menurut Djaali dalam Tarmizi
(2000) “Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang
menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku,
mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.”
Kebiasaan belajar yang baik harus ditumbuhkan sejak dini pada diri siswa. Hal
ini harus dimulai dari lingkungan rumah, sebab lingkungan rumah merupakan
yang pertama dan utama yang dominan berpengaruh terhadap kebiasaan
belajar anak. Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak
mendapatkan hasil, hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya karena
belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu
bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah
pengaturan waktu dalam belajar, istirahat yang tidak cukup, dan kurang tidur.
Dalam belajar terdapat hal-hal yang harus ditanamkan oleh orang tua kepada
siswa.
D. Menumbuhkan Kedisiplinan Terhadap Waktu Belajar Pada
Siswa
Menurut pendapat Winkel dalam Tarmizi (2008) “Kedisiplinan adalah suatu
peraturan yang sedikit, tetapi jelas atau tegas di mana isi dan rumusan peraturan
nyata agar yang diinginkan itu dapat terwujud dengan baik, sesuai dengan yang
diharapkan”.
Menumbuhkan kedisiplinan merupakan bagian dari tugas orang tua di
rumah. Menciptakan kedisiplinan ini harus dimulai dari dalam diri kita sendiri,
barulah dapat mendisiplinkan orang lain sehingga hal tersebut sesuai dengan
pendapat Darmodihardjo dalam Tarmizi (1999) yang mengatakan bahwa ”seorang
tidak akan efektif menanamkan kedisiplinan apabila dia sendiri tidak mengetahui
apa yang menjadi keinginan orang lain”.
Menerapkan disiplin yang konsisten merupakan kunci utama untuk
mengatasi sebagian besar masalah yang dihadapi para orang tua dalam mendidik
anak-anak. Proses pendisiplinan memungkinkan orang tua untuk mempertahankan
kewenangan yang efektif di rumah, sehingga hubungan yang serasi antara orang
tua dan anak-anak dapat terwujud.
Orang tua yang disiplin, yaitu mereka yang bisa bersikap tegas, layak
dipercaya dan dapat berkomunikasi dengan jelas, pasti mampu menciptakan suatu
sistem dan menjadi suri teladan bagi anak-anak mereka. Orang tua seperti ini akan
mampu mendorong anak-anak untuk menjadi anak-anak yang disiplin juga.
Dalam hal ini Clemes dalam Tarmizi (2001) mengemukakan alasan utama
mengapa anak-anak yang bermasalah tidak mau berubah adalah karena kedua
orang tua mereka tidak bersedia mengubah cara mereka dalam mengatasi setiap
masalah.
Dalam belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan
kehampaan. Budaya jam karet adalah musuh besar bagi mereka yang
mengagumkan disiplin dalam belajar. Mereka benci menunda-nunda waktu
belajar. Setiap jam bahkan setiap detik sangat berarti bagi mereka yang menuntut
ilmu di mana dan kapan pun juga.
Orang-orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka
selalu menempatkan disiplin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal
belajar yang telah disusun mereka taati dengan ikhlas. Mereka melaksanakannya
dengan penuh semangat dan rela mengorbankan apa saja demi perjuangan
menegakkan disiplin pribadi dalam Tarmizi (2008).
E. Geografi
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan. Konsep geografi tidak lain adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang
hakekatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan
udara), biosfer (lapisan kehidupan) dalam Cut Meurah Regariana (2009). Dari
pengertian geografi maka siswa perlu mempelajari materi yang didapat dari
sekolah dipelajari lagi di rumah agar siswa lebih memahami mengenai materinya.
Objek material geografi berhubungan dengan bahan kajian, maka objek
formal geografi berhubungan dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek formal
adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah.
Adapun metode atau pendekatan objek formal geografi menurut Cut Meurah
Regariana (2009) meliputi beberapa aspek, yakni aspek keruangan (spatial),
1 Aspek Keruangan
Geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi nilai suatu
tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita lalu mempelajari
tentang letak, jarak, keterjangkauan dsb.
2 Aspek Kelingkungan
Geografi mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu
tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam satu kesatuan
wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tidak hidup
seperti tanah, air, iklim dsb, dan komponen hidup seperti hewan,
tumbuhan dan manusia.
3 Aspek Kewilayahan
Geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah
dengan ciri khas. Dari hal ini lalu muncul pewilayahan atau regionalisasi
misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri
serupa sebagai gurun.
4 Aspek Waktu
Geografi mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan
periode-periode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu.
Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis
pantai dari waktu ke waktu.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam diri
siswa dan faktor dri luar atau lingkungan dalam Nana Sudjana (2005:39). Faktor
yang dari dalam adalah kemampuan yang dimiliki siswa. Menurut Clark dalam
Nana Sudjana (2005:40) faktor kemampuan siswa sangat besar pengaruhya
terhadap hasil belajar yaitu sebesar 70% dan 30% dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.
Faktor dari luar yang mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah minat
dan perhatian, sikap dan pengelolaan waktu belajar di rumah siswa, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis, sedangkan Menurut Caroll dalam Nana Sudjana
(2005:40) berpendapat bahwa faktor dari dalam yang mempengaruhi hasil belajar
yaitu: 1) bakat pelajar, 2) waktu yang digunakan untuk belajar, 3) waktu yang
digunakan siswa untuk mempelajari materi pelajaran, 4) kualitas belajar, 5)
kemampuan siswa.
G. Korelasi Pengelolaan Waktu Belajar di Rumah dengan Hasil
Belajar Siswa
Sebuah menejemen waktu yang sesuai dengan kebutuhan dapat membantu
siswa menyelesaikan pekerjaanya. Prioritasnya adalah untuk meningkatkan hasil
belajar, mempelajari cara mengatur belajar untuk mencapai tujuan siswa yaitu
agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dalam Ron Fry (2008:100). Dalam
percobaan mengenai pengelolaan wku belajar di rumah yang diungkap dalam
bukunya Gie (1975:4) dalam sebuah SMA di bagi dua kelompok, kelompok
pertama mengelola waktu belajar di rumah dengan baik dan kelompok kedua tidak
siswa kelompok pertama mendapatkan hasil belajar yang baik sedangkan
kelompok kedua hasilnya kurang baik jadi siswa yang mengelola waktu belajar di
rumah dengan baik hasil belajarnya juga akan baik. Dengan cara belajar yang baik
dan teratur saat di rumah akan memudahkan siswa untuk mengerjakan soal–soal
ujian yang diberikan oleh guru sehingga pada akhirya akan mendapatkan hasil
belajar yang baik. Untuk itu pada siswa hendaknya dibiasakan untuk membuat
jadwal untuk kegiatan sehari- hari.
Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan cara-cara belajar yang efektif dan
efisien terutama di rumah akan menunjukkan bahwa setiap usaha belajar selalu
memberikan hasil yang memuaskan. Ilmu yang sedang dituntut dapat dimengerti
dan dikuasai dengan baik. Ujian-ujian semester dapat dilalui dengan berhasil,
usaha yang berhsil akan menimbulkan kegembiraan dan kepusan dalam hati
siswa. Tidak ada lagi perasaan tertekan dalam di dalam diri siswa, karena setiap
hari harus bekerja keras mempelajari materi-materi pelajaranya.
H. Kerangka Berpikir
Setiap memiliki kegiatan dalam belajar yang berbeda-beda tidak terkecuali
dalam mengelola waktu belajar di rumah. Sukses belajar tidak tergantung dari
kepandaian dan ketekunan saja. Sukses itu tergantung juga dari pengelolaan jam
belajar di rumah. Menurut Clark dalam Nana Sudjana (2005:30) bahwa hasil
belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan. Kecakapan memang diperlukan, namun kecakapan
saja belum cukup. Banyak orang cerdas gagal, hal ini disebabkan mereka kurang
Pengelolaan waktu belajar di rumah siswa berbeda-beda pada setiap individu.
Kegiatan belajar siswa saat di rumah yang terdiri dari: 1) Belajar mandiri, 2)
Belajar kelompok, 3) belajar terstruktur.
Apabila siswa sudah mengelola waktu belajar yang benar maka hasil belajar
siswa akan baik. Pelajar jarang diberi bimbingan sistimatis dalam hal ini.
Kebanyakan siswa hanya belajar pada saat ada pekerjaan rumah saja. Mereka
terpaksa membuat jadwal belajar sendiri tanpa bantuan orang lain. Kebanyakan
mereka tidak pernah memperbaiki dalam mengelola waktu belajarnya sehinga
hasil belajarnya menjadi kurang atau pas-pasan.
I. Hipotesis
Ada hubungan yang positif antara pengelolan waktu belajar di rumah dengan
hasil belajar. Bila siswa mengelola waktu belajarnya dengan baik maka hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Popolasi
Populasi adalah subjek yang nantinya akan diteliti mengenai suatu masalah.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun
Ajaran 2009/2010 yang jumlahnya adalah 865 siswa dari kelas X-1 sampai XII
IPS-3 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2 Daftar siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010
Sumber : Data siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara 2009
NO Kelas Siswa
B.Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Tiap kelas akan diambil 2 siswa secara acak untuk mewakili
kelasnya masing-masing.
Tabel 3 Sampel penelitian
Sumber : Data penelitian 2009
Teknik sampling penelitian ini adalah simple random sampling yaitu
pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhitungkan
strata yang ada dalam populasi. Menggunakan metode simple random sampling
NO Kelas Siswa
karena populasinya adalah homogen yaitu sama-sama siswa SMA Negeri 1
Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.
C.Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi yang ditetapkan oleh
peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut
Sugiyono (2007:2). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai
berikut:
1 Variabel Bebas : Pengelolaan waktu belajar geografi di rumah dengan
indikator sebagai berikut:
a. Pengelolaan waktu untuk belajar mandiri
b. Pengelolaan waktu untuk belajar kelompok
c. Pengelolan waktu untuk belajar terstruktur
2 Variabel Terikat : Hasil belajar siswa diwujudkan dalam bentuk nilai
semester mata pelajaran geografi siswa.
D.Metode Pengumpulan Data
1. Jenis data
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer yang dalam penelitian ini adalah pengelolaan waktu belajar
geografi di rumah.
2. Pengumpulan data
a. Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya
atau mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis dalam lembar pertanyaan
kepada responden. Instrumen yang digunakan dalam kuesioner berupa
seperangkat daftar pertanyaan yang terkait dengan masalah penelitian dan
pertanyaan yang tiap pertanyaan yang terkait dengan masalah mempunyai
makna dalam menguji hipotesis. Tujuan angket dalam penelitian ini adalah
untuk mandapatkan hasil data mengenai pengelolaan waktu belajar siswa
di rumah yang meliputi: 1) pengelolaan untuk belajar mandiri, 2)
pengelolaan waktu untuk belajar kelompok, 3) pengelolaan waktu untuk
belajar terstruktur.
b. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu Sugiyono
(2007:329) dokumen bisa berbentuk tulisan (nilai semester mata pelajaran
geografi siswa).
Dalam penelitian ini yang diambil data untuk dokumentasi adalah nilai
siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010. Nilai yang
digunakan adalah nilai siswa untuk sampel dalam penelitian dan didapat
E.Metode Analisis Data
Uji Instumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bersifat
tertutup dengan jawaban yang sudah disediakan dalam bentuk pilihan ganda.
Angket tersebut berisikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengelolaan
waktu belajar geografi siswa di rumah seperti yang diterangkan dalam sub
variable penelitian kemudian dijabarkan dalam bentuk kisi-kisi instrumen.
Berdasarkan kisi-kisi instrumen selanjutnya dikembangkan menjadi pertanyaan
yang terdapat dalam lembar angket yang berjumlah 22 pertanyaan,
Angket yang telah disusun kemudian diuji cobakan kepada sebagian
populasi, untuk mengetahui angket yang akan digunakan dalam penelitian.
Populasi yang diberi instrumen angket sebanyak 7 responden.
Data hasil ujicoba instrumen angket dihitung dengan validitas dan relibilitas.
Dengan demikian akan diketahui bahwa angket tersebut sudah baik dan
memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.
1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pada pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pada intinya validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang
sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Disini
untuk menguji validitas suatu instrumen dengan menggunakan korelasi bivariate
SPSS 12 atau juga bisa menggunakan rumus korelasi product moment dari
Pearson yaitu:
rxy =
keterangan:
rxy : korelasi product moment pearson.
x : total skor pada angket pertama.
y : total skor pada angket kedua.
(Sugiyono,228)
Harga rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan. Ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh besarnya angka yang
terdapat dalam hasil perhitungan. Angka yang dikehendaki adalah angka mulai 0
sampai angka 1, semakin mendekati angka 1 maka instrumen yang digunakan
semakin valid. Jika angka tersebut terlalu kecil di belakang koma maka dianggap
tidak ada korelasi sehingga instrmen yang digunakan tidak valid. Dengan
parameter sebagai berikut.
Tabel 4 Parameter koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Pengukuran reabilitas dengan menggunakan teknik paralel
yaitu variabel di ukur dua kali pada waktu yang berbeda dengan pertanyaan yang
sama. Hasil penelitian pertama kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian
kedua dan stabilitas dari jawaban di analisis.
Pertama mencari koefisien korelasi Spearman dengan rumus:
p =
Keterangan:
p = Korelasi spearman
D = Selisih akor pada angket 1 dan anket 2
(Moh Nazir: 142)
Dari angka korelasi Spearman tersebut dicari koefisien realibilitas dengan
rumus:
r =
Keterangan:
r = koefisien realibilitas
(Moh Nazir: 142)
indeks yang dikehendaki adalah yang lebih dari 0,9 yang artinya instrumen
realibilitas yang kurang, artinya jawaban pada angket 1 dan angket ulangan
mempunyai sifat yang tidak stabil jadi instumen yang digunakan tidak reliabel.
F.Uji Normalitas Data Penelitian
Tujuan uji normalitas sampel adalah untuk mengetahui data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Sebagai alat untuk menguji normalitas data dalam
penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 12 melalui uji statistik yaitu
Kolmogorof-Smirnov. Parameter yang digunakan adalah dengan membandingkan
angka probabilitas hasil pengujian dengan α = 0,05, bila nilai probabilitas diatas α
maka data berdistribusi normal dan bila nilai probabilitas kurang dari α maka data
yang digunakan tidak normal.
G.Teknik Analisis Data
1 Analisis statistik deskriptif
Rumus deskriptif presentase digunakan untuk menampilkan data-data
kualitatif (angka) kedalam kalimat. Dalam angket penelitian untuk
menggambarkan pengelolaan waktu belajar geografi di rumah siswa dengan
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan skor tiap responden dengan pemberian skor sebagai
berikut:
1) Untuk jawaban a dengan skor 3
2) Untuk jawaban b dengan skor 2
b. Menentukan parameter
Untuk menentukan parameter pengelolaan waktu belajar geografi
dirumah menggunakan perhitungan sebagai berikut:
1) Jumlah responden : 42
2) Jumlah butir soal : 22
3) Skor jawaban maksimal : jumlah responden X jumlah butir angket X
skor maksimal : 42 X 22 X 3 : 2772
4) Skor jawaban minimal : jumlah responden X jumlah butir angket X
skor minimal : 42 X 22 X 1 : 924
5) Rentan skor : 2772 – 924 : 1848
6) Interval kelas skor : rentan skor / 3 : 614,33
Tabel 5 Parameter klasifikasi pengelolaan waktu belajar
Skor Parameter
2772 – 2158 Baik
2158 – 1543 Cukup
1543 – 929 Kurang
Sumber: Hasil penelitian 2009
Dari parameter klasifikasi selanjutnya data yang sudah didapat
dimasukkan dalam tabel frekuensi yang kemudian diskripsikan menjadi
kalimat-kalimat.
Untuk pengelolaan waktu belajar mandiri, belajar kelompok dan belajar
terstruktur digunakan parameter sebagai berikut:
Untuk pengelolaan waktu belajar mandiri adalah sebagai berikut:
1) Skor maksimal : (∑ butir angket X skor maksimal) : 8 X 3 =
2) Skor minimal : (∑ butir angket X skor minimal) : 8 X 1 = 8
3) Rentan skor : skor maksimal– skor minimal : 24 – 8 = 16
4) Interval kelas : rentan skor / skor maksimal : 16 / 3 : 5,3
Tabel 6 Parameter klasifikasi belajar mandiri
Skor Parameter
24 – 19 Baik
19 – 13 Cukup
13 – 8 Kurang
Sumber: Hasil penelitian 2009
Dari parameter pada tabel 6 kemudian dibuat tabel frekuensi. Setelah
menentukan frekuensi untuk membuat keputusan tentang pengelolaan waktu
belajar siswa maka digunakan mean atau nilai rata–rata dengan rumus sebagai
berikut:
Untuk pengelolaan waktu belajar kelompok adalah sebagai berikut:
1) Skor maksimal : (∑ butir angket X skor maksimal) : 10 X 3 = 30
2) Skor minimal : (∑ butir angket X skor minimal) : 10 X 1 = 10
3) Rentan skor : skor maksimal–skor minimal : 30 – 10 = 20
Tabel 7 Parameter klasifikasi belajar kelompok
Skor Parameter
30 – 23 Baik
23 – 17 Cukup
17 – 10 Kurang
Sumber: Hasil penelitian 2009
Dari parameter pada tabel 7 kemudian dibuat tabel frekuensi. Setelah
menentukan frekuensi untuk membuat keputusan tentang pengelolaan waktu
belajar siswa maka digunakan mean atau nilai rata – rata.
Untuk pengelolaan waktu belajar terstruktur adalah ssebagai berikut:
1) Skor maksimal : (∑ butir angket X skor maksimal) : 4 X 3 = 12
2) Skor minimal : (∑ butir angket X skor minimal) : 10 X 1 = 4
3) Rentan skor : skor maksimal – skor minimal : 12 – 4 = 8
4) Interval kelas : rentan skor / skor maksimal : 8 / 3 : 2,67
Tabel 8 Parameter klasifikasi belajar terstruktur
Skor Parameter
12 – 9 Baik
9 – 7 Cukup
7 – 4 Kurang
Sumber: Hasil penelitian 2009
Dari parameter pada tabel 8 kemudian dibuat tabel frekuensi. Setelah
menentukan frekuensi untuk membuat keputusan pengelolaan waktu belajar siswa
maka digunakan acuan mean atau nilai rata–rata.
H.Analisis Statistik Korelasi
Dalam penelitian menggunakan teknik korelasi product moment yaitu
hasil belajar. Rumus untuk koefisien korelasi product momen dari Pearson adalah
:
r
xy =keterangan:
r
xy : korelasi product moment pearsonx : total skor pada angket pertama
y : total skor pada angket kedua
(Sugiyono,228)
Niliai r digunakan untuk menarik kesimpulan tentang ada tidaknya korelasi
antara variabel pengelolaan waktu belajar di rumah dengan variabel hasil belajar
siswa SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Ajaran 2009/2010. Untuk dapat
memberikan kesimpulan terhadap pengaruh korelasi maka nilai dari r tabel
kemudian dibandingkan dengan nilai dari r tabel. Jika nilai r hitung lebih kecil
dari r tabel maka dapat disimpulkan tidak ada korelasi antara pengelolan waktu
belajar geografi di rumah dengan hasil belajar. Atau bisa dengan bantuan SPSS 12
mealui korelasi Pearson.
I. Uji hipotesis
Analisis tahap akhir dilakukan menguji hipotesis penelitian pengujian,
pengujian hipotesis penelitian menggunakan menggunakan uji t yang pada
dasarnya untuk menguji korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat.
Analisis data penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil akhir penelitian,
a) Ha (Hipotesis Alternatif)
Ada pengaruh antara pengelolaan waktu belajar dengan hasil belajar.
Siswa yang sudah mengelola waktu belajar geografi di rumah dengan teratur
hasil belajarnya akan baik sebaliknya siswa yang belum mengelola waktu belajar
geografi di rumah dengan baik hasil belajarnya kurang.
b) Ho (Hipotesis Nol)
Tidak ada pengaruh antara pengelolaan waktu belajar dengan hasil belajar.
Siswa yang sudah mengelola waktu belajar geografi di rumah dengan teratur
dengan siswa yang belum mengelola waktu belajar geografi di rumah dengan
teratur hasil belajarnya sama.
Pengujian hipotesis mengunakan bantuan SPSS 12 melalui uji t yang
hasilnya akan dibandingkan dengan nilai dari t tabel. Apabila t hitung lebih kecil
dar t tabel maka Ho diterima dan menolak Ha sehingga dapat diartikan tidak ada
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
SMA Negeri 1 Tahunan beralamat di Jalan Amarta III Perumahan Tahunan
Jepara. Sebelumnya bernama SMA Negeri 2 Jepara karena ada perubahan
administrasi maka pada tahun 2003 berganti nama menjadi SMA Negeri 1
Tahunan.
Berdiri pada tahun 1991, pada awalnya bergabung dengan SMA Negeri 1
Jepara. Pada tahun ke II sudah menempati gedung baru di Jalan Amarta.
Batas-batas kecamatan Tahunan Jepara adalah:
1. Batas utara : Kecamatan Jepara dan kecamatan Mlonggo.
2. Batas timur : Kecamatan Batealit.
3. Batas Selatan : Kecamatan Pecangaan dan kecamatan Kedung.
4. Bataas barat : Laut Jawa.
Letak astronomis Tahunan Jepara adalah: 6036’30” LS - 6040’50” LS dan
110038’15” BT - 110045’05” BT, hal tersebut dapat terlihat dalam gambar 1
(halaman 45).
Misi dan visi SMA Negeri 1 Tahunan Jepara adalah sebagai berikut:
1. Misi Sekolah
a. Melaksanakan pembelajaran bimbingan secara intensif sehingga
setiap siswa mampu mengembangkan diri secara optimal, sesuai
b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada warga
sekolah.
c. Melakukan pelatihan dan mendorong siswa mengenal potensi diri
sehingga mampu bersaing dalam setiap even/kegiatan.
d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
2. Tujuan Sekolah
a. Pada tahun 2007/2008 rata-rata NEM untuk program IPA = 5,9 dan
IPS = 6,4.
b. Dengan meningkatnya kedisiplinan merupakan sarana untuk
meningkatkan mutu.
c. Siswa menghayati iman sehingga bisa melaksanakan amaliah
ketaqwaan.
d. Siswa memiliki ketrampilan sebagai bekal di masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap sejumlah siswa SMA Negeri 1
Tahunan Jepara hubungan antara pengelolaan waktu belajar geografi di rumah
dengan hasil belajar siswa yang sudah diuji validitas instrumen dan realibilitasnya
sesuai dengan lampiran 6 dan lampiran 8, serta sudah diuji normalitas datanya
sesuai dengan lampiran 10 sebagai berikut:
1. Pengelolaan waktu belajar geografi di rumah
Tujuan dari analisis diskriptif ini adalah untuk membuat gambaran
menganalisis hasil dari penelitian metode deskriptif ini, maka digunakan
penyelidikan pengelolaan waktu belajar di rumah yang dilakukan untuk
menyelidiki secara terperinci bagaimana siswa dalam melakukan pengelolaan
waktu belajar geografi di rumah dari belajar mandiri, belajar kelompok, dan
belajar terstruktur. Aktivitas dari pengelolaan waktu yang digunakan,
diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi untuk keperluan
yang akan datang
Tabel 9 Frekuensi presentase pengelolaan waktu belajar di rumah
Parameter Frekuensi Persentase
2772 – 2157,67 3 7,14%
2157,67 – 1543,33 37 88,1%
1543,33 – 929 2 4,76%
Sumber : Hasil penelitian 2009
Untuk membuat keputusan mengenai pengelolaan waktu belajar geografi
di rumah adalah dengan memasukkan skor siswa yaitu 1792 (pada lampiran 11)
dimasukkan dalam parameter pada tabel 5. Dari tabel 5 dapat dilihat mengenai
pengelolaan waktu belajar geografi di rumah siswa SMA Negeri 1 Tahunan
Jepara sudah cukup.
a. Pengelolaan waktu untuk belajar mandiri
Pengelolaan waktu belajar mandiri yang dilakukan siswa saat di
rumah cukup, namun masih ada cukup banyak siswa yang kurang
membiasakan diri untuk belajar mandiri saat di rumah. Siswa lebih
banyak meluangkan waktunya untuk hal lain yang tentunya tidak
bermanfaat untuk kemajuan pendidikanya. Permasalahan di atas dapat