• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN

BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN

AJARAN 2009-2010

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAN NEGERI

SALATIGA

2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

O le h

(2)

MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertm da tangan di bawah ini :

Nama : Achmad Rofiki

NIM :111050652

Jurusar : Tarbiyah

Prograi in Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bihw a skripsi yang saya tulis ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmi /ah.

Salatiga, 11 Agustus 2010 Yang menyatakan,

Achmad Rofiki

(4)

Setel a i dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :

Nama : Achmad Rofiki

NIM : 11105062

Jurusin : Tarbiyah

Prog r; m Studi : Pendidikan Agama Islam

Judu : STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN

BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN

AJARAN 2009-2010

Telal kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembimbing

-■ Muna Erawati, M.Si N IP .197512181999032002

i

(5)

I

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JI.Tentara Pelajar N o.02 T elp.323706,323433 Kode Pos 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara: Achmad rofiki dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11105062 dengan judul: Studi Korelasi Pendisiplinan Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun Ajaran 2009- 2010. Telah ( imunaqosyahkan pada Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri pada h a ri: Sabtu, 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai salah satu syarat ui tuk memperoleh gelar Satjana Pendidikan Islam.

Salatiga, 06 September 2010 Panitia Ujian

(6)

Saya yang berta ida tangan di bawah i n i :

Nama : Achmad Rofiki

NIM :111050652

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bzhwa skripsi yang saya tulis ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang ain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmu ah.

Salatiga, 11 Agustus 2010

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

M O T T O

Sebaik-baik manusia adalah

yang banyak manfaatnya (al-Hadist)

Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa

ilmu lumpuh (Albert Einstein)

Seseorang tidak akan bisa mencintai

sesuatu dencan benar kalau tidak

mengenal ob eknya (soe Hok

Gie)

P E R S E M B A H A N

Karya ini kudedikasikan kepada:

1. Ayah dan ibuku tercinta

2. "Lippong" dan kekasih halalnya,

adi ku A If i dan sanak saudaraku

3. Sahabat kampus: "Gus Dur", Ali,

"Tejo", Taufik, Nining, Ayun dan

cs-nya

4. Sahabat lintas kampus: "Beng-

beng", Fany, Rony, Ulee dan rina

5. Sahabat IM2 Community dan NA

Militan Funs Club

(8)

Puji syukur hanya untuk Tuhan sekalian alam, Dialah Allah Sang Maha

Penolong yang telah memberikan rahman dan rahim serta secuil qudrah-tiya.

sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul : Studi Korelasi Antara

Pendisiplinan Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP

M uham m adiyai Salatiga Tahun Ajaran 2009-2010.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa

nbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

:apkan terima kasih yang sebesar-besarnya k ep ad a:

am Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga

irawati, S. Psi., M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah

tikan bimbingan dan semangat dalam penulisan skripsi;

aryono, S. Pd. selaku Kepala SMP Muhammadiyah Salatiga yang

temberikan ruang dan waktu kepada penulis untuk melaksanakan

penelit an di instansi yang dipimpin.

4. Seluruh staff SMP Muhammadiyah khususnya Bapak Bambang Susmoyo,

S. Ag. selaku waka kurikulum dan Ibu Mursyidatunni’mah selaku wali

kelas yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan bantuan dan bi

penulis mengu»

1. Dr, Im

2. Muna

membe

3. Y u d iF

telah n

memberikan informasi kepada penulis.

5. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan bekal keilmuan yang tidak

(9)

6. Ayah daii ibuku tercinta yang tak henti-hentinya berikhtiyar dan berdo’a

demi kelancaran belajar penulis serta kemudahan menyusun skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan moral maupun

spiritual yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis

sangat terbatas, antuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan.

Ahimya semoga penyususnan skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat

sebagaimana yang diharapkan. Amien.

Salatiga, 11 Agustus 2010

(10)

Prestasi Tahun .

Belajar Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga

ijaran 2009-2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi

Pendidil an Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Muna Erawati, S. Psi., M. Si.

Kata kunci: Pendisiplinan belajar, Prestasi belajar, Orang tu a

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui korelasi antara peran orang tua dalam mendisiplinkan belajar anaknya di rumah dengan prestasi belajar yang diraihnya di sekolah. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat pendisiplinan belajar anak yang diterapkan oran|* tua di rumah (2) Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran 2009-2010 dan (3) Adakah korelasi pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pert: nyaan-pertanyaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial uji korelasional.

Tujuan pm elitian ini untuk (1) mendeskripsikan pendisiplinan belajar anak yang diterapkan orang tuanya di rumah, (2) mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran 2009-1010, dan (3) mengetahui korelasi pendisiplinan belajar anak di rumah dengan prestasi belajarnya. Dari penelitian ini diketahui seberapa tinggi frekuensi pendisiplinan waktu belajar, pengawasan belajar dan manajemen belajar yang diterapkan orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.

Hasil penelitian menginformasikan bahwa pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah termasuk dalam kategori sedang dengan interval 35-40 dan rata-rata 35,65. Sedangkan prestasi belajar siswa telah mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan pihak sekolah dengan jum lah rerata masing-masing 73,34 dan 65,78. Hasil uji korelasional kedua variabel di atas menyatakan bahwa pengaruh pendisiplinan belajar di ruamh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 15%.

Di sam piig hasil korelasional di atas, penulis menginformasikan empat gaya pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah, antara lain

authoritative (26,44%), democratic (34,48%), perm issive-indulgent (26,44%) dan

permissive-indijfi rent (12,64%).

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JU E U L ...

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN KELULUSAN...

PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N ....

MOTTO DAN PERSEM BAHAN...

KATA PEN GANTAR...

A B STR A K ...

DAFTAR IS I...

DAFTAR T A B E L ...

DAFTAR LA M PIRA N ...

DAFTAR G A M B A R ...

BAB I : PENDAHULUAN

A. Lata - belakang m asalah...

B. Rurr

C. Tuji

D. Mar

usan masalah

an penelitian ..

faat penelitian

E. Sistematika penulisan

BAB I I : KERa NGKA TEORI

A. Lan teoretis.

1. Peran orang tua dalam pendidikan anak

(12)

5. Pengertian prestasi b elajar... 20

6. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi b elajar... 24

B. Hutungan pendisiplinan belajar dengan prestasi b elajar... 32

BAB I I I : METODE PENELITIAN A. Operasionalisasi v ariab el... 35

B. Pop riasi dan sampel penelitian... 36

C. Lokisi dan waktu penelitian... 36

D. Telelik pengumpulan d a ta ... 37

E. Instiumen pengukuran... 37

F. Teknik analisis d a ta ... 40

BAB IV : HAS L PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gan baran umum karakteristik subjek penelitian... 42

B. V aliiitasdan Reliabilitas... 45

C. D esliipsi hasil penelitian... 51

D. Analisis d a ta ... 58

E. Uji korelasional... 60

F. Pem Dahasan dan temuan la in ... 61

BAB V : PENUTUP A. K e sin p u la n ... 66

B. S aran ... 68

(13)

DAFTAR TABEL

1 karakteristik demografis a y a h .

Karakteristik demografis ib u ...

Keadaan orang t u a ...

r "empat tinggal objek penelitian ..

Persentase inform an...

Total jawaban per item kuesioner

Olah data item kuesioner...

S kor item kuesioner dan kuadratnya...

Klasifikasi kategori model la m a ...

J jmlah skor kuesioner dan reratanya...

Etistribusi frekuensi pendisiplinan belajar

Interval dan klasifikasi...

J lmlah nilai pretasi belajar dan reratanya

E istribusi frekuensi prestasi b elajar...

(14)

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Raw data variabel pendidiplinan belajar di rumah

Raw data variabel prestasi belajar siswa

3erhitungan validitas dan reliabilitas

^ilai korelasional product moment

koefisien variabel X dan Y

Lembar konsultasi

] Daftar SKK

! Jurat penelitian

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka berfikir .32

(16)
(17)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Bela kang Masalah

Runah adalah lingkungan pertama di mana lingkungan-lingkungan

terkecil tumbuh: inilah lingkungan yang di situ kecenderungan, sikap dan

kepribadiar anak-anak dibentuk (Muhammad Ali al-Hasyimi, 2003 : 130).

Seluruh gei ak-gerik, tutur kata dan sikap kebiasaan orag tua bahkan seluruh

proses interaksi antar anggota keluarga adalah lahan subur pembinaan

kepribadian anak agar menjadi pribadi yang utuh, apakah sebagai ‘si fulan’

ataukah sebagai ‘si Achmad’.

Tujt an esensial pendidikan umum adalah mengupayakan subjek didik

menjadi pnbadi yang utuh dan terintegrasi (Moh. Shocib, 1998:1). Untuk

mencapai tujuan itu, maka tugas dan tanggung jawab keluarga (orang tua)

adalah men ;iptakan situasi dan kondisi yang dapat dimengerti, dipahami dan

bisa diterapkan oleh anak-anak. Adapun Tim Pengembangan MKDK IKIP

Semarang ( 991:313) memaparkan bahwa tugas keluarga adalah meletakkan

dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang

secara baik.

Anal, adalah peniru yang ulung, dimana sering terlihat di antara

mereka yang berlaga sebagai Naruto, Power Rangers atau apa pun yang

diidolakamr a. Hal itu merupakan potensi yang bisa dimaksimalkan orang tua

dengan melakukan proses modelling ‘percontohan’ dan pembiasaan yang

(18)

didasarkan pada nilai dan norma. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

pendekatan, metode, model atau cara yang tepat dalam penerapannya.

Agar menjadi orang tua yang efektif, Laurence Steinberg (2005:102)

mengatakan:

Anda hiirus memahami pemikiran seseorang yang seusia dengan anak Anda. Anda harus memahami cara dia berpikir, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia alami pada masa perkembangannya ini karena kemungkinan besar pikirannya, perasaannya, dan kecemasannya telah berubah- bahkan mungkin dalam enam bulan terakhir.

Berdasaikan pernyataan Steinberg di atas, penulis bermaksud untuk

mengakaji disiplin belajar di rumah yang diterapkan orang tua siswa kelas VIII

SMP M uhanm adiyah Salatiga. Disiplin belajar di rumah yang diterapkan

orang tua perlu diteliti pengaruh dan efektivitasnya bagi perkembangan anak.

Hal ini terkait dengan keselarasan penerapan disiplin belajar dengan cara

berpikir anal:, perasaan anak dan hal-hal yang dihadapi anak.

Menurut hemat penulis, siswa SMP adalah remaja yang memasuki masa

pubertas, saiah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi

relasinya de igan orang tua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi,

baik secara fisik dan psikologis (Desmita, 2007:217). Seiring dengan

terjadinya p jrubahan kognitif pada masa remaja, perbedaan ide-ide yang

dihadapi sering mendorongnya untuk melakukan pemeriksaan terhadap nilai-

nilai dan peh jaran-pelajaran yang didapatkan dari orang tua.

Anak acalah pelajar yang dididik oleh guru di sekolah sekaligus

berkeduduka i sebagai subjek didik orang tua di rumah. Masa anak menuju

(19)

ada Rokol

3

game, obat-obat terlarang, pergaulan bebas, bahaya teman sebaya

dilihat sebagai ancaman bagi perkembangan pendidikan anak, sehingga orang

tua mulai menerapkan batasan.

Ketika kebebasan diambil dan mulai banyak dikendalikan orang tua,

perasaan dikekang dan dibatasi muncul hingga mendorong mereka untuk

melawan dan menentang. Adapun orang tua yang cemas dengan

ancaman-ancaman lv ar mungkin banyak menghukum dan makin mempersempit batas,

sehingga p ida batas tertentu bisa mengakibatkan pemberontakan yang lebih

besar.

Pral tek yang sama juga nampak dalam pendidikan formal di sekolah.

Terhitung sejak diberlakukannya Ujian Nasional (UN) sebagai syarat

kelulusan : ekolah, spontan orang tua merubah kebiasaan-kebiasaan yang

selama ini berlangsung. Rutinitas belajar yang dijalani di sekolah dan belajar

kelompok citambah dengan belajar tambahan di lembaga-lembaga pendidikan

seperti PRIMAGAMA, NEUTRON dan juga les atau privat.

Ada juga orang tua yang merespon positif adanya UN. Bagi mereka

UN adalah Uat yang bisa memacu motivasi anak untuk belajar lebih giat lagi,

jadi bukan ‘momok” yang harus ditakuti. Orang tua semacam ini cenderung

mendukung dari belakang dengan memberi fasilitas belajar yang bisa

mendukung kesuksesan anaknya Jadi, faktor intern seperti membangun

motivasi lebih dimaksimalkan untuk menciptakan kesadaran diri anak akan

(20)

Tidiik menampik kemungkinan pula di antara orang tua siswa kelas

V ni SMP Muhammadiyah ada yang tidak responsif terhadap perihal

pendidikan anaknya. Mungkin karena kesibukan keija, karena minimnya

pendidikan dan pemahamannya, atau juga karena kesempatan dan kemampuan

yang terbatas.

Des oipsi-deskripsi di atas adalah gambaran umum kepribadian orang

tua. Pendi siplinan belajar anak terkait dengan pola asuh dan pola

kepemimpinan orang tua, karena disiplin adalah bagian kecil metode yang

mendukung kesuksesan berumah tangga

Disi )lin belajar anak yang diterapkan orang tua di rumah adalah usaha

yang baik. Akan tetapi usaha itu perlu mendapat perhatian, karena suatu

metode tide k akan efektif bila tidak tepat penerapannya Seperti haranpan

orang tua ‘iinakku harus menjadi juara kelas tahun ini” adalah harapan yang

sangat mulia, akan tetapi bila harapan itu dipaksakan dengan menerapkan

disiplin ketit, tanpa memperhatikan dampak psikologis “anak dan remaja”,

maka bisa nenimbulkan problematika di kelak hari. Steinberg (2005:103)

mengatakan, “Anda tidak tengah berperang yang tujuannya adalah bertahan

sambil memaksa anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan Anda

Percayalah, jika Anda mengasuh dengan cara ini maka Anda akan membuat

diri Anda di m anak sengsara”.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan bahwa anak adalah

subjek didi c yang dididik agar menjadi insan kamil (Achmadi, 1992:20)

(21)

menyediakan alat seperti penerapan disiplin belajar, disiplin beribadah dan

disiplin diri yang tujuannya adalah memudahkan anak mencapai

kesempurnaan diri. Prestasi belajar merupakan harapan orang tua yang selaras

dengan proses penyempurnaan, secara teoretis metode pendisiplinan belajar

yang ditera]ikan orang tua akan berdampak pada prestasi belajar anaknya.

Oleh karena itu penulis menjadikan pendisiplian belajar yang diterapkan orang

tua sebagai tolok ukur keberhasilannya terhadap pencapaian pretasi belajar

siswa di sekolah.

Pendisiplinan belajar dalam penulisan ini berarti disiplin belajar yang

diterapkan c rang tua dalam rangka menciptakan suasana belajar anak yang

efektif dan efisien. Denagan membiasakan cara hidup berdisiplin dalam

belajar, seoiang anak akan memahami disiplin sebagai norma yang wajib

dilaksanakan Adapun aspek-aspek pendisiplinan belajar di rumah adalah

pengawasan orang tua, pendisiplinan waktu belajar dan manajemen waktu.

B. Rumusan IV [asalah

1. Bagaima ia tingkat pendisiplinan belajar anak di rumah.

2. Bagaima ia prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota

Salatiga lahun ajaran 2009-2010.

3. Adakah hubungan antara pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi

belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga 2009-2010.

C. Tujuan Penolitian

1. Untuk mjndiskripsikan pendisiplinan belajar anak yang diterapkan orang

(22)

2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP

Muhammadiyah Kota Salatiga 2009-2010.

3. Untuk mengetahui korelasi antara pendisiplinan belajar anak di rumah

dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota

Salatiga 2009-2010.

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, semoga dengan penelitian ini dapat menambah wawasan

tentang pendisiplinan belajar dan efektivitasnya bagi perkembangan anak

pada umumnya.

2. Bagi akademik, semoga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi

kemajuan pendidikan dan pembendaharaan pustaka, sekaligus menjadi

bahan ac lan dalam pembekalan mahasiswa di kampus terkait teori dan

prakteknya.

3. Bagi pihak sekolah, memberikan deskripsi tentang kepribadian siswa

secara komprehensif. Dengan mengetahui psikologis siswa, guru bisa lebih

mudah da am menjalankan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Terlebih

bagi gun Bimbingan Konseling (BK) dan bagian kesiswaan bisa

melakukar pendekatan pribadi terkait dengan siswa yang mengalami

kesulitan belajar karena pengaruh lingkungan rumah tangganya. Secara

lebih luas bisa dijadikan upaya kerja sama antara pihak sekolah dan orang

(23)

7

4. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan acuan dan tolok ukur sebuah

penelitian agar tepat sasaran dan menjadi nilai lebih yang bisa memberi

manfaat (kerja sama) antar civitas akademika.

5. Bagi orang tua, semoga penelitian ini bisa diambil hikmahnya serta

dijadikan tolok ukur terhadap peran yang telah diberikan orang tua dalam

menciptakan pendidikan anak yang lebih baik, khususnya pendisiplinan

belajar dan prestasi belajarnya.

6. Bagi sisw a, diharapkan dari penelitian ini siswa bisa mengungkapkan hal-

hal yang mereka harapkan serta hal-hal yang menghambat mereka untuk

belajar. Dengan demikian, hambatan dan harapan anak bisa tersampaikan

kepada f ihak-pihak terkait agar bisa melakukan perbaikan untuk

kemaslahe tan bersama.

A. Sistematika j enulisan

PENDAHULUAN A. B A B I

Berisi

peneliti:

B. b a b i:

tentang : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan

an, Manfaat penelitian, Sistematika penulisan

KERANGKA TEORI

Berisi lentang : Landasan teoretis, Kerangka berpikir, Hipotesis

C. BAB III. METODE PENELITIAN

Berisi

Lokasi

penguk

: Operasionalisasi variabel, Populasi dan sampel penelitian,

dan waktu penelitian, Teknik pengumpulan data, Instrumen

(24)

Vali litas dan reliabilitas, Deskripsi hasil penelitian, Pengujian

is, Pembahasan hasil uji hipotesis dan temuan-temuan lain dari hipo

pene

E. BAB V. PENUTUP

::::

(25)

BAB

n

A. L andasan

KERANGKA TEORI

eoretis

1. Peran or mg tua dalam pendidikan anak

Jalur pendidikan diklasifikasi menjadi tiga, yaitu pendidikan formal,

nonformal dan informal. Pendidikan formal dan nonformal adalah

lembaga pendidikan berstruktur yang disengaja, sedangkan pendidikan

keluarga adalah pendidikan informal yang yang tidak terikat dan sifatnya

mandiri. Muhammad Ali al-Hasyimi (2003:130) menyatakan, ’’Rumah

adalah 1 ngkungan pertama dimana lingkungan-lingkungan terkecil

tumbuh: inilah lingkungan yang di situ kecenderungan, sikap dan

kepribadun anak-anak dibentuk”.

Pendic ikan merupakan tanggung jaw ab orang tua, sebagaimana sabda

Nabi M uhimmad saw:

Oi

&

Ijjuji

U

j (ji Ifk '

U*

j :<Jl3 d ll <ly*J CP .J d L * ^ Ca aUX .(jU * —lit

.(Muhammad Fuad Abd Al-Baqi, 1995:1211) " ^ j i

Hak den kewajiban orang tua juga termuat dalam Undang-undang

SISDIKNAS (2007:21) Pasal 7 Bab. IV, “Orang tua berhak berperan serta

dalam m enilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang

perkembangan pendidikan anaknya”. Di tangan orang tua, masa depan

seorang am k ditentukan. Berbagai hal awalnya dibentuk dari keluarga,

mulai dari kepribadian, sosialisasi, pengendalian diri, penyesuaian

(26)

terhada) lingkungan sekitar, kemampuan berfikir, dan hal lain yang turut

menunjang keberhasilan dan kemandirian seorang anak.

] Bila orang tua mampu menjalankan fungsi-fungsinya, pendidikan

dan percembangan anak akan terjamin. Hal ini dikarenakan anak adalah

pelajar /ang dididik guru di sekolah sedangkan di luar sekolah, orang

tualah yang lebih berhak untuk memberi pengawasan, pengarahan dan

percontohan yang baik. Pada hakikatnya, aktivitas sebuah keluarga

didsarkai pada pembagian tugas, keseimbangan hidup bersama,

pembent ikan keturunan dan pendidikannya, serta upaya mewujudkan

ketenangan dan ketenteraman (Ali Qaimi: 1996:2). Hal ini juga dipertegas

oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1991:312) dengan

pernyata* n “tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi

perkemb; ngan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik”.

D jskripsi orang tua yang baik menurut Bryan Lask (1989:164)

adalah nu reka yang dalam tugasnya mampu :

a Menu nuhi kebutuhan fisik yang paling pokok

b. Memt erikan ikatan dan hubungnan emosional

c. Memt erikan suatu landasan yang kokoh

d. Membimbing dan mengendalikan perilaku

e. Memb erikan berbagai pengalaman hidup yang normal

f. Mengt jarkan cara berkomunikasi

(27)

hambatan-hambatan yang umumnya menjadi kendala dalam

:eluarga a d alah : pendidikan

anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua

orang tua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada

sosial ekonomi keluarga yang kurang atau berlebihan yang tidak

bisa menunjang belajar

kasih sayang orang tua yang berlebihan sehingga cenderung untuk

memanjakan anak

orang tua tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan

orang tus yang terlalu tinggi

orang tua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak

orang tua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kreativitas

kepada anak (Tim Pengembang MKDK IKIP Semarang, 1991:314

1. Pengertian disiplin belajar

Untuk memperjelas pengertian disiplin, berikut ini beberapa definisi

yang dikutip dari beberapa sum ber:

a. Secara etimologi, disiplin dalam bahasa Yunani adalah diciplus yang

artinya murid jtengikut guru (Ahmadi dan Supriyono, 2004:174).

dari bahasa Latin yaitu discere yang berarti belajar. Sedangkan disipl

Dari kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran

(28)

a. Dalam itam us Besar Bahasa Indonesia (2007:286) disiplin diartikan

dengan: 1 tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); 2 ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb); 3 bidang studi yang

memiliki Dbjek, sistem, dan metode tertentu.

b. Pengertian disiplin menurut Kamus Oxford : 1 training, esp o f the

m ind and character, to produce self-control, habits o f obidience, etc. 2

the result o f such training; order kept 3 set rules o f conduct; be given

method by which traing 4 punishm ent 5 branch o f knowledge; subject

o f instruction (AS Hornby, 1987:244)

c. Dalam Kamos Al-munjid, disiplin b e ra rti:

... di.... 11 t r J <Uo.. > j AjLJI .»j~v i j UUi. i j 1 oh i : ---- '«h' ' 1

A ji ^Ja. j ; i l l h lj A ..J I jr . . . j J u j k J ( o ^ ) f ' h , iH

.(Al-maktabah As-syarqiyyah, 1986: 818) a j-a J j

Kata nidiom adalah bentuk mashdar dari kata nadzoma yang

berarti at-thoriq wa al-'adah ‘metode dan kebiasaan’. Adapun kata

nudzum m adalah bentuk plural dari nidzom yang berarti ikatan yang

mendisiplinkan/mengatur sesuatu.

Ada beber, ipa ungkapan yang memberikan arti luas terhadap

pengertian disiplian, di antaranya:

a. Imam M usbikin (2007:76) berkata, ’’Disiplin berarti mendidik”.

Mendidik adakjh proses mendewasakan seseorang dalam rangka

menggapai derajat insan kamil 'manusia sempurna yang dikatakan

(29)

13

b. R udolf I Jreikurs dan Pearl Cassel (1984:7) menyatakan, disiplin adalah

’’bibit yang menghasilkan kebebasan” . Orang yang berdisiplin pada

hakikatnja tidak hidup dalam kekangan. Prinsip disiplin adalah perihal

norm atif yang logis. Mengingkari nilai, fo lk way, hukum dan norma

berarti me awan suatu keharusan yang diapandang kebenaran, oleh

sebab itu pelanggar disiplin selalu dikenakan sanksi sebagai bentuk

konsekuensinya

c. Istilah disiplin berarti penertiban dan pengawasan diri, penyesuaian

diri terhadip aturan, kepatuhan terhadap perintah pemimpin,

penyesuaian diri terhadap norma-norma kemasyarakatan (Ali Qaimi,

1996:234).

d. Seorang penyair Arab mengatakan, LLai Ja*1I fJaJj"

‘pendisiplinar. aktivitas/pekeijaan berarti menghemat setengah waktu’.

Dengan pengartian ini, disiplin bisa diartikan dengan metode yang

membuat segala urusan menjadi lebih efektif dan efisien

Dari beberapa pengertian dan interpretasi disiplin di atas, penulis

merumuskan hakikit pendisiplinan sebagai suatau metode yang diterapkan

orang tua dengan oara pembiasaan yang diikat dengan konsekuensinya

agar menumbuhkan pribadi yang sempurna.

3. Faktor-Faktor Penentu Gaya Pendisiplinan

Gaya pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah harus

memperhatikan berbagai aspek kepribadian anak, sebagaimana Sylvia

(30)

Jika Anda terlalu dini dengan sikap kaku, anak kelas bisa m enjidi penakut dan tak berani berekspresi. Kalau Anda bersi cap negatif dan banyak menghukum, itu akan membuat anak menjadi pemarah dan agresif. Jika Anda terlalu banyak memberi kebebasan, akan mengarahkan anak menjadi implusif dan terlibat pergaulan bebas pada saat remaja. Kalau anak dibiarkan mengambil keputusan seperti orang dewasa terlalu dini, ia tak akan melakukannya dengan bijak dan kelak akan menyesali hal tersebut. Jika pada awalnya Anda terlalu memberikan kebebasan dan kemudian berusaha memegang kendali karena Anda merasa bahwa ia terlalu bebas, maka ini akan membuat anak menjadi remaja pemberontak.

Banyak dasar perilaku tertanam sejak dalam keluarga, juga sikap dan

kebiasaan. Faktor luar dari orang tuanya seperti ekonomi, adat istiadat,

keadaan orang tunya, kesempatan dan cara memuaskan dirinya (Crow

dan Crow, 1990:94). Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi

penentuan metode pendisiplinan yang diterapkan orang tua terhadap

belajar anaknya :

a. Statas Sosial Ekonomi

Sataus sosial adalah posisi atau kedudukan seseorang

dite npatkan. Status sosial sering diartikan dengan kekuasaan dan

ked adukan serta kekuatan ekonomi. Weber merujuk pada status atau

statas sosial yang merupakan prestige yang diberikan berdasarkan

hal-hal kemasyarakatan kepada orang yang menduduki posisi

tertm tu. Weber juga menunjuk pada kekuasaan, yakni kesanggupan

me naksakan kehendak seseorang kepada orang-orang lain (Mifften

dar Mifflen, 1986:227).

Menurut Barger (http://organisasi.org) kelas sosial adalah

(31)

15

sisi p< «didikan dan pekerjaan, karena pada zaman sekarang pendidikan

dan pekeijaan sangat mempengaruhi kekayaan/perekonomian

seseorang.

Status sosial orang tua tentunya beragam, ada yang menjadi

pejabit, buruh dan juga pekerja. Maka dengan sendirinya, gaya

pendisiplinan yang mereka terapkan kepada anak-anaknya akan

berbeia-bedapula.

Ekonomi adalah modal materi dalam kehidupan. Segala

kebut ahan primer maupun sekunder tergantung pada kekuatan

ekoncmi seseorang. Jerome S. Arcaro (2007:72) mengatakan ’’kondisi

ekonomi sering menjadi penentu tingkat dukungan orang tu a Para

orang tua sering menjadi korban kondisi ekonomi yang

menghalanginya lebih berperan aktif dalam pendidikan”.

Tingkat ekonomi kelompok atas, kelompok menengah dan

kelompok bawah akan memberikan corak pendisiplinan orang tua

terhadap belajar anaknya Kecukupan hidup bukanlah jaminan

seseorang mampu menerapkan pendisiplinan belajar anak dengan

tepat begitu juga orang tua yang melewati masa sulit dalam hidupnya

mun£ kin tidak konsisten dalam mendisiplinkan dan menangani

anaknya (Rimm, 2000:486). Hal senada juga dinyatakan oleh Arcaro

(200'':72) ’’kondisi ekonomi sering menjadi penentu tingkat dukungan

(32)

Status sosial ekonomi orang tua menurut hemat penulis adalah

suatu stratifikasi yang muncul spontanitas di masyarakat yang pada

umumnya didasarkan pada kedudukan sosial dan kemampuan ekonomi

seseo -ang.

b. Statu; Pendidikan

Pendidikan adalah sumber pengetahuan dan pengalaman. Oleh

karena itu, orang tua yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang

besar untuk bisa menerapkan gaya pendisiplinan yang tepat bagi anak-

anakrya Ary Ginanjar (2007; 386) mengatakan "kegagalan proses

diakibatkan oleh pengetahuan yang terbatas, sehingga teijadi

kesal ihan-kesalahan teknis”.

Sesungguhnya berhasilnya pendidikan orang tua terhadap

anaknya ialah bila ia sendiri juga terdidik, berarti bahwa mendidik itu

juga mendidik diri sendiri (Crow dan Crow, 1990:97). Dengan

mem ihami tingkat emosional dan kepribadian anak, berarti telah

berta nbah pengetahuan orang tua dalam mengayomi anak-anaknya

c. Statu 5 Pekeijaan

Pekerjaan oamg tua memang terkait dengan status ekonominya.

Akar tetapi, pengertian pekerjaan disini mengarah pada penggunaan

wakt l, bukan esensi materil. Orang tua yang menghabiskan waktunya

untul; bekerja, berarti juga menghabiskan waktunya untuk keluarga,

(33)

17

Dalam kondisi yang demikian, orang tua bisa menerapkan

beber ipa langkah pendisiplinan agar anak tidak lepas dari kontrol

orang tuanya Oleh karena itu, pekeijaan orang tua sangat

mempengaruhi gaya pendisiplian yang diterapkan oleh orang tua.

d. Ling! ungn tempat tinggal

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa beradaptasi

dengtn lingkungannya Lingkungan adalah pembentuk watak, karakter

dan s kap manusia Tempat tinggal orang tua semasa kecil, lingkungan

pergaulan orang tua dan tempat keija orang tua akan menjadi tolok

ukur nodel pendisiplinan yang diterapkan kepada anaknya

e. Koncisi subjek disiplin (anak)

Masa remaja adalah masa antara datangnya pubertas (11 sampai

14 taiun) sampai usia sekitar 18 adalah masa transisi dari kanak-kanak

ke d'jwasa Masa ini merupakan masa tersulit bagi remaja dan juga

orang tua

I ryan Lask (1989:119) mengemukakan bahwa adolesen adalah

masa-mtsa sulit antara orang tua dengan anaknya :

1) Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk

mengemukakan pendapat sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa

men hptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari

kelu irganya.

2) Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya daripada ketika masih

(34)

remaji berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda dan

bahkan kadang-kadang bertentangan dengan perilaku dan kesenangan

kelua ga

3) Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik

pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai

munc.il bisa menakutkan, membingungkan, dan menjadi sumber

perasaan salah dan frustasi.

4) Remaja sering menjadi terlalu yakin diri, dan ini bersama-sama dengan

emosinya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang

tua.

4. Efektivitas pendisiplinan

D siplin digunakan oleh lembaga, instansi dan seluruh aktivitas

manusia yang menuntut efektivitas dan efisiensi. Penerapan disiplin harus

memperhatikan beberapa hal agar tidak memicu timbulnya permasalahan.

Terkait dengan hal itu, Imam Musbikin (2007:75-79) menyebutkan

beberapa saran dalam pendisiplinan anak :

a. Kons: sten menerapkan aturan

Terkadang orang tua tidak memahami makna disiplin secara

utuh, adakalanya ia memarahi anak pertama karena berbuat kesalahan,

tapi c i lain waktu tidak diterapkan pada anak kedua Sikap orang tua

yang tidak konsisten akan membuat anak menjadi oportunitis (mencari

(35)

19

b. Batas mengkritik

Orang tua yang sering menilai anaknya dengan kritikan ’’jelek

itu”, ’’masa begitu saja tidak bisa” dan sebagainya, akan

mem] lengaruhi perasaan anak dan harga dirinya, sehingga pada tahap

tertentu dia merasa dirinya buruk. Oleh karena itu, semestinya orang

tua memberi pujian kepada anak atas perihal positif yang ia lakukan,

meskpun belum sempurna Dengan membuat perasaan anak senang,

berari membuatnya lebih terampil untuk melakukan sesuatu lebih baik

lagi.

c. Beri]tujian

Orang tua adalah pendidik pertama, memotivasi anak untuk

melalaikan berbaikan diri adalah kewajibannya. Salah satu motivasi

adalai memberikan pujian kepada anak, hal ini akan memberikan

dampak positif berupa sugesti dan kepercayaan diri untuk melakukan

hal y.ing terbaik.

d. Konfol diri Anda

Sering kali orang tua tidak mampu menahan emosinya ketika

dalan keadaan jengkel atau marah. Memaki anak, membanting

sesuctu, berteriak dan sebagainya harus bisa dihindari agar tidak ditiru

oleh anak. Terlebih posisi orang tua adalah pendidik, model bagi anak

dan uga orang terdekat yang selalu menjadi pelarian anak. Oleh

karena itu, yang harus ditampakkan di hadapan anak adalah perilaku

(36)

e. Samp tikan pengertian positif dan negatif

Disiplin merupakan bagian dari pendidikan yang esensinya

adalah norma Pembiasaan disiplin terhadap anak berarti membiasakan

anak berbuat baik sesuai dengan norma-norma yang ada Adapun

disipl n selalu bersifat normatif dan adaptif sehingga bentuk hukuman

pun uga bersifat mendidik. Dengan memahamkan disiplin dan

konsekuensinya, berarti telah mengajarkan anak bertanggung jawab.

f. Tanar ikan nilai baik sesering munglda

Anak adalah peniru yang ulung. Setiap hal yang menarik

baginya akan menjadi objek pendidikannya Dengan selalu

memberikan pemahaman tentang nilai, anak akan memahami norma

dengan baik. Seperti ungkapan ’’mengambil milik orang lain itu tidak

baik, carena membuat pemiliknya menjadi sedih”.

5. Pengertian prestasi belajar

a Pengertian Prestasi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pretasi diartikan

sengan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau

diker akan) (DEPDIKNAS, 2007:895).

Sedangkan pengertian prestasi menurut para ahli, sebagaimana

(37)

21

1) Monurut Mas’ud Khas an Abdul Qahar, memberi batasan prestasi

deigan apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekeijaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan keija

(Djamarah, 1994:20).

2) Peidapat lain mengenai prestai belajar dikemukakan oleh Nasrun

Hrrahab, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan

peiguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta

nilai-nilai yang terapat dalam kurikulum (Djamarah, 1994:20).

Dari pemaparan pengertian prestasi di atas, maka penulis dapat

menyi npulkan bahwa pengertian prestasi adalah hasil menyenangkan

dari ssbuah proses kegiatan yang telah dikeijakan dan diciptakan

dengan jalan keuletan keija keras,

b. Pengetian belajar

Setelah diketahui pengertian prestasi, selanjutnya akan

dikemakakan pengertian belajar menurut para ahli, antara la in :

1) Morgan berpendapat, belajar adalah setiap perubahan yang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman (Purwanto, 2000: 84).

2) Qalidjah Hasan (1994:84) mendefinisikan belajar sebagai “suatu

ak ifitas mental/praktis, yang berlangsung dalam interaksi aktif

deigan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan,

(38)

3) Menurut Muhibbin Syah (2007:63), belajar adalah kegiatan yang

be 3roses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam

seiiap penyelenggaraan jenjang pendidikan. Hal ini berarti

keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pendidikan

tergantung pada proses belajar yang dialami soleh siswa Belajar

hutan hanya kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di sekolah

setara formal, akan tetapi kecakapan, kebiasaan dan sikap manusia

ju | a terbentuk karena belajar.

4) Pa a ahli modem merumuskan belajar sebagai bentuk pertumbuhan

atau pembahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara

bei tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar

Hamalik, 1983:21).

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka ciri-ciri belajar

dapat ( iformulasikan sebagai berikut:

a) Be ajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

pembahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik,

tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang

leb h buruk.

b) Be ajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan

ataj pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang

disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan yang tidak

diaaanggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan

(39)

23

c) Uituk dapat disebut sebagai belajar, maka perubahan itu harus

relatif mantap, harus merupakan akhir dari suatu periode waktu

yaig cukup panjang (Hamalik, 1983:21).

Jadi secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubi han tingkah laku yang terbentuk dari hasil interaksi seseorang

dengai lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

Perub; han-perubahan itu akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah

laku.

Salah satu indikator wujud perubahan dari hasil belajar di

sekolah adalah prestasi belajar yang diformulasikan menjadi angka-

angka di dalam rapor atau daftar nilai siswa Djamarah (1994:24}

mengu igkapkan pengertian karakteristik prestasi belajar sebagai

berikul :

a) Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk

meigukur tingkah laku tersebut dapat digunakan tes prestasi

belyar.

b) Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu

seb igai pelaku.

c) Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik

berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu atau

ditetapkan menurut standar yang dicapai oleh kelompik.

d) Pretasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang

(40)

Dan uraian prestasi dan belajar di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimal yang

dipercleh siswa setelah mengalami proses belajar di sekolah berupa

perubahan atau pengembangan aspek pengetahuan (kognitif), sikap

(afektif) dan penerapan (psikomotorik) yang dinyatakan dengan angka

6. Hal-hal yz ng mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Muhibbin Syah (2007:144) faktor-faktor yang

mempengiiruhi prestasi belajar secara global dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yiitu; faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan

atau kond si jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar

siswa), ya mi kondisi lingkungan di sekitar siswa Dan faktor pendekatan

belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan n empelajari materi-materi pelajaran,

a. Faktor internal

Faktor internal adalah segala hal yang berhubungan langsung

dengan kondisi fisik individu yang bisa mempengaruhi prestasi

belajarnya Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan psikologis.

1) Aspek fisiologis

Aspek fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

langsung dengan kondisi fisik individu. Pertama, keadaan tonus

jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umunya sangat

(41)

25

daa bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan

be ajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit

akui menghambat tercapainya prestasi belajar yang maksimal

(B aharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007:19).

Dengan demikian, untuk mempertahankan tonus jasmani

agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan

dan minuman yang bergizi (Syah, 2007:145).

Kedua, keadaan fungsi jasmani atau fisiologi. Selama

prcses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh

manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra

Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah

aktivitas belajar, karena dalam proses belajar, panca indera

merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan

ditmgkap manusia, dengan demikian mereka dapat mengenal

duria luar. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga

parcaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang

bersifat kuratif (Baharuddin dan Wahyuni, 2007:20).

2) Asf ek psikologis

Faktor psikologis berarti keadaan jiwa atau keadaan

individu yang dapat mempengaruhi suatu prestasi belajarnya.

Beterapa faktor psikologis yang besar pengaruhnya terhadap

prestasi belajar siswa adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan

(42)

a) Kecerdasan atau intelegensi

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang sangat

penting dalam proses belajar siswa, karena memiliki andil

besar menentukan kualitas belajarnya Semakin tinggi tingkat

intelegensi seseorang, maka semakin besar peluangnya meraih

sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

intelegensi seseorang, maka semakin sulit pula ia mencapai

kesuksesan belajar. Oleh sebab itu, perlu bimbingan belajar

dari orang lain, seperti guru, orang tua dan lain sebagainya

(Baharuddin dan Wahyuni, 2007:20-21),

b) Motivasi

Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai

proses di dalam diri individu yang aktif mendorong,

memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat. Dari sudut

sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi

intrinsik dan ekstrinsik. Morivasi instrinsik adalah semua

faktoryang berasal dari dalam diri individu dan memeberikan

dorangan untk melakukan sesauatu. Dalam proses belajar,

motivasi instrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif karena

motivasi intrinsik lebih lama dan tidak tergantung pada

motivasi dari luar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah faktor

yang datang dari luardiri individu tetapi memberi pengaru

(43)

27

tertib, teladan guru, orang tua, dan lain sebagainya (Baharuddin

dan Wahyuni, 2007:22).

c) Minat

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah,

2007:151). Minat sama halnya kecerdasan dan motivasi, karena

memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang

tidak memiliki minat untuk belajar, maka tidak mungkin

mendapat hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, dalam

konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya

perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi

pelajaran yang akan dipelajarinya (Baharuddin dan Wahyuni,

2007:24).

d) Sikap

Yang dimaksud sikap disini adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,

peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif

(Syah, 2007:149). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi

oleh perasaan tidak nyaman, seperti tidak senang dengan

perform an guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya. Maka

untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam

(44)

professional dan tanggung jawab terhadap profesi yang

dipilihnya (Baharuddin dan Wahyuni, 2007:24-25).

e^ Bakat

Secara umum, bakat diartikan dengan kemampuan

potensial seseorang yang bisa digunakan untuk mencapai

keberhasilan di masa mendatang. Begitu juga dalam belajar,

seseorang yang bakat dalam belajar akan mengetahu perihal

yang akan dilakukan untuk meraih prestasi yang diharapkan.

Bilamana tidak bebakat dalam belajar, maka kegiatan belajar

yang ia lakukan tidak akan pernah teratur dan terarah untuk

mencapai sebuah prestasi, sehingga belajarnya terkesan malas.

Berkenaan dengan bakat, Muhibbin Syah mengatakan apabila

bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang

dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses

belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil

(Baharuddin dan Wahyuni, 2007:150).

b. Faktor eksternal

Muhibbin Syah (2007:150) menjelaskan bahwa faktor-faktor

eksterral yang mempengaruhi proses belajar dapat digolongkan

menjac i dua golongan, yaitu faktor sosial dan lingkungn nasional.

2) Ling tungn sosial

(45)

29

Guru, pegawai administrasi dan teman-teman sekelas secara

tidak langsung turut mempengaruhi prestasi belajar siswa Oleh

carena itu, lingkungan sekolah hendaknya dikondisikan untuk

nenciptakan suasana yang nyaman agar muncul perasaan yang

menyenangkan, di samping itu hubungan yang harmonis antara

etiganya dapat menjadi motivasi siswa untak belajar lebih baik

i sekolah (Muhibbin Syah, 2007:150).

b) lingkungan sosial masyarakat.

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa

beradaptasi, maka tempat tinggal siswa akan memberi pengaruh

lerhadap prestasi belajarnya Faktor dari masyarakat ini antara

lain tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan

bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi

] irestasi belajar siswa (Slameto, 1987:69-70).

Lingkungan sosial yang memiliki pengaruh besar terhadap

keberhasilan seseorang adalah situasi dan kondisi keluarga Ali

Qaini (1996:3) menyatakan “Keluarga merupakan instansi sosial

terp< anting dan merupakan sumber utama bagi pembentukan dan

pemeliharaan generasi”. Dengan demikian, seluruh aspek dalam

kehi up an rumah tangga akan menjadi bagian dari pendidikan anak-

anak di rumah.

Seperti halnya pendisiplinan belajar terhadap anak akan

(46)

Aktivitas sebuah rumah tangga didasarkan pada pembagian

tugis, keseimbangan hidup bersama, pembentukan keturunan dan

perlindungannya, serta upaya mewujudkan ketenangan dan

ketentraman (Qaimi, 1996:2)

Para psikolog menyebut rumah tangga sebagai sebuah

benleng kokoh dan dasar dalam pembentukan sebuah masyarakat

(Qajmi, 1996:3)

Menurut para psikolog, apa yang diperoleh seseorang dalam

rumah tangga, khususnya semasa kanak-kanaknya, akan melekat

d ala n dirinya Bahkan para psikolog berkeyakinan bahwa lebih dari

70 f ersen dasar-dasar kepribadian dan perilaku manusia terkait erat

deng an masa kanak-kanaknya (Qaimi, 1996:3)

3) Lingkungan nasional

a) Lingkungan ilmiah, seperti kondisi udara, suhu dan letak

j eografis merupakan faktor-faktor yang juga turut mempengaruhi

iktivitas belajar. Bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung,

proses belajar siswa akan terhambat (Baharuddin dan Wahyuni,

20007:27), seperti halnya kegiatan belajar mengajar yang

(iadakan di tengah keramaian pasar atau di samping tempat

pembuangan sampah.

b) I'aktor instrumental yaitu perangkat belajar yang dapat

cigolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware seperti

(47)

31

raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum

sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan

la ii sebaginya (Baharuddin dan Wahyuni, 20007:28)

c) Factor materi pelajaran yakni materi-amteri yang dipilih dan

diberikan kepada siswa. Dalam hal ini, mestinya materi pelajaran

disesuaikan dengan usia perkembngan siswa dan metode yang

digunakan guru dalam rangka menciptakan happy learning. Oleh

karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif

terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai

m a eri pelajaran dan berbagai metode mengjar yang dapat

diterapkan sesuai dengan kondisi siswa (Baharuddin dan

Wahyuni, 20007:27-28)

b. Faktor pendekatan belajar

Pada hakikatnya segala sesuatu adalah sumber inspirasi

seseorang. Seluruh aktivitas di sekolah adalah sumber belajar bagi

siswa, termasuk juga benda-benda yang ada. Sedangkan sumber

belajar secara internal adalah emosi siswa yang memotivasinya untuk

(48)

7. Kerangka berpikir

B. Hubungan pen disiplinan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa.

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah:

Ltt ts* ' CP /jj\ (j* ;jl4*i fr U—j jjj AiJ—yd Lu : jL»c <jj —ft UuJj.

jjjj—DjJl a U :<u> d>uij U :JlS yfr JjJ —j

.d jU j 1.4. A :Jl3 ?14 Ali j

(49)

33

Kata ”huma jannatuka w a naruka” ’mereka (orang tua) adalah (yang

menyebabkar) surgamu dan nerakamu’ merupakan konklusi dimana orang tua

memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan dan pembentukan

pribadi anak.

Orang tia adalah ayah dan ibu yang membesarkan dan mendidik anak-

mbang menjadi manusia seutuhnya. Terkait dengan pendidikan,

('ah dan ibu laiknya guru, dosen dan ustadz di sekolahan. Tanpa

pendidikan keluarga, mustahil pendidikan sekolah akan berjalan anaknya berk

maka peran a

ada dukungan

lancar.

terlibat secara

orang tua yar

wujudkan denj

Laurence Steinberg (2005:92) dalam bukunya ” 10 Prinsip Dasar

Pengasuhan y mg Prima” menyatakan ’’penelitian menunjukkan bahwa pelajar

yang berprestasi lebih baik di sekolah adalah mereka yang orang tuanya

a k tif’. A ktif di sini mengindikasikan bahwa mereka adalah

g memiliki harapan-harapan atau misi dan visi yang mereka

;an menerapkan beberapa pendekatan atau cara.

Salah satu pendekatan itu adalah dengan menerapkan disiplin diri.

Menurut Shochib (1998:9) posisi strategis yang dimiliki orang tua dalam

r anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri

u a meletakkan dasar-dasar” disiplin diri bagi anaknya.

Moh. Shachib (1998:9) memaparkan bahwa intensitas kebutuhan anak

untuk mendapatkan bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan

pengembangan dasar-dasar disiplin diri, menunjukkan adanya kebutuhan

internal, yaitu: (1) tingkat rendah (2) tingkat menengah (3) tingkat tinggi. membantu ag£

(50)

Tingkat cebutuhan anak harus dipahami oleh orang tua guna menunjang

penerapan pendidikannya. Steinberg (2005:102) memberikan gambaran:

untuk nunjadi orang tua yang efektif, Anda harus memahami pemikiran seseorang yang seusia dengan anak Anda. Anda harus memahami cara dia berpikir, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia alami pada masa perkembangannya ini karena kemungkinan besar pikirannyt, perasaaannya, dan kecemasannya telah berubah.

Dengan

langkah bijak

memahami tingkat perkembangan dan psikologis anak, berarti

telah ditempuh. Dari kebijakan itulah muncul penerapan metode

pendisiplinan yang sesuai dengan kepribadian anak yang pada tahap tertentu,

menjadi the way o f life. Steinberg (2005:128) mengatakan, ’’Kendali atas

Anda secara bertahap berubah dari eksternal (pemberian Anda

msa lain) menjadi internal (dibuat oleh anak Anda sendiri).

Dengan memahami tingkat perkembangan anak dan psikologisnya, orang

tua bisa menerapkan pendisiplinan belajar yang sesuai pribadinya.

^ang di dalamnya terdapat batasan dan paksaan akan berubah

cebutuhan yang pada tahap tertentu membentuk kepribadiannya. perilaku anak

dan orang dew

Pendisiplinan

menjadi suatu

Dengan sendirinya, jiw a berdisiplin diri akan diterapkannya dalam aktivitas

belajar di seko

anak di rumah

anak dalam be

Terkait c

belajar siswa

ah. Jadi, pendidikan rumah seperti metode pendisiplinan belajar

adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

ajar.

ngan penelitian ini, maka hipotesis yang dirumuskan penulis

adalah ”Ada hubungan antara pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi

elas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran

(51)

BAB

m

METODE PENELITIAN

A. Operasionalisasi Variabel

1. Variabe bebas {independent variable) : pendisiplinan belajar di rumah

1 endisiplinan belajar berarti disiplin belajar yang diterapkan orang

tua dal< m rangka menciptakan suasana belajar anak yang efektif dan

efisien ehingga penerapan disiplin bisa dipahami anak sebagai norma

yang wltjib dilaksanakan. Adapun aspek-aspek pendisiplinan belajar di

rumah adalah:

a. Penj awasan orang tua

b. Pent isiplinan waktu belajar

c. Manajemen waktu (untuk belajar, bermain dan istirahat).

2. Variablt terikat {dependent variable) : prestasi belajar siswa

Prestasi belajar mengandung arti “penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”

(DEPDIKNAS, 2007:895). Prestasi belajar merupakan hasil maksimal

yang dperolah siswa setelah mengalami proses belajar mengajar di

sekolah

Nilai yang dijadikan variabel terikat adalah nilai hasil semester

pertama siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran

2009-2( 10.

(52)

D. Teknik Pen

etode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

/ang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

iapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206).

etode ini penulis gunakan untuk memperoleh :

jumlah siswa

nilai prestasi siswa di dalam buku rapor/legger

KKM siswa kelas VIII

2. Angket

Adalalanya angket disebut interview tidak langsung, karena tidak

mengharuskan bagi seorang peneliti untuk berhadapan langsung dengan

informar

Metode ini berupa item-item pernyataan yang ditujukan kepada

tentang tanggapan mereka terhadap pendisiplinan belajar yang

n orang tuanya di rumah.

engukuran

ator-indikator harus bisa dinilai dan diolah menjadi skor atau

bisa disajikan dalam bentuk data statistik. Berikut ini adalah

strumen pengukuran variabel pendisiplinan belajar :

blue print skala/angket

ari pendisiplinan belajar di rumah, penulis membuat dimensi-

agar lebih mudah menentukan indikatornya Dimensi dan

(53)

38

a. Pend isiplinan waktu belajar

1) Feran orang tua dalam memeriksa atau mengontrol pelajaran dan

tugas-tugas belajar anak

2) F eran orang tua dalam mengontrol kedisiplinan belajar anak

3) Peran orang tua dalam mengontrol kewajiban belajar anak

4) Peran orang tua dalam memberikan bimbingan dan perhatiannya

tt rhadap belajar anak

b. Peng awasan orang tua

1. P eran orang tua dalam membiasakan kesiapan belajar anak

2. Pengawasan orang tua terhadap teman sejawat anak atau ternan­

ti man dekatnya

3. P engawasan orang tua terhadap aktivitas belajar anak

4. P erhatian orang tua terhadap semangat belajar anak

c. Mani jemen waktu (untuk belajar, bermain dan istirahat).

1. Perhatian orang tua dalam efetktivitas dan efisiensi waktu bagi

aiak.

2. P eran orang tua terhadap terciptanya tata tertib keluarga.

3. Peran orang tua dalam menentukan dan membiasakan aktivitas

belajar anak.

4. P eran orang tua dalam memberikan batasan waktu bagi anak.

2. Menentu kan skala model yang digunakan

Pada penelitian ini, penulis menggunakan skala deskriptif

(54)

pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala persetujuan

atau pei olakan terhadap pertanyaan atau pernyataan (Nana Syaodah,

2008:22' ).

A dapun Model skala deskriptif Likert pada penelitian ini terdiri

dari pernyataan-pernyataan yang favorabel (mendukung atau memihak

pada obj ;k sikap) dan tidak favorabel (tidak mendukung atau memihak

pada objisk sikap), kemudian dijawab sesuai dengan pengalaman empiris

informan dengan kriteria:

> STS = Sangat tidak setuju > TS = Tidak setuju > N = Netral/ragu > S = Setuju > SS = Sangat setuju

Bt rikut ini pengelompokan item kuesioner berdasarkan jenis soal

favorabel dan tidak favorabel.

Aspek Pernyataan

favorabel

Pernyataan tidak favorabel Pendi; iplinan belajar 1 dan 8 2 dan 11 Penga\ /asan orang tua 5 dan 10 6 dan 7

Mani jemen waktu 4 dan 12 3 dan 9

3. Membuat

Seli;

sesuai dengj

ini, penuli

kor tiap item kuesioner

ap jawaban dari kuesioner memiliki bobot skor yang berbeda

;an jenis item favorabel atau tidak favorabel. Dalam penelitian

(55)

40

Pernyata* n favorabel Skor Pernyataan tidak favorabel Skor

i5S 4 STS 4

F. Teknik Anali tis Data

Data pene

itian diklasifikasi menjadi dua macam, yakni bersifat kuantitif

Adapun data penelitian ini bersifat kuantitaif, yakni berwujud

asil perhitungan atau pengukuran. Dalam penelitian ini, penulis

analisis statistik deskriptif yang berfungsi untuk

an data, menggarap, menyimpulkan, memaparkan, serta

:il olahan (Arikunto, 1990:388).

Angka-angca statistik itu menjadi deskripsi-deskripsi penelitian yang

kemudian diolih dengan analisis statistik inferensial yang berfungsi untuk

menggeneralis* sikan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel, bagi

populasi (Ariki nto, 1990:388). Berikut ini tahap-tahap analisis data :

likriptif:

lengetahui gambaran (tingkat persentase) pendisiplinan belajar

ian prestasi belajar siswa digunakan statistik perhitungan

lari masing-masing pengukuran variabel penelitian. Berikut

(56)

a. Memb

i

uat interval atau kualifikasi variabel X dan Y dengan rumus

Jarak pengukuran (R)

•i nilai mean masing-masing v ariab el:

M = £ x N

io Hadi, 1989:39)

i Hipotesis

enjawab pertanyaan ketiga (korelasi pendisiplinan belajar di

an prestasi belajar), penulis menggunakan rumus korelasional

lu product moment:

(57)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Pekeijain dan tingkat pendidikan orang tua

Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan data yang bersumber dari

inform; m sebagai berikut:

Karyawan 41 47,13 SMP 28 32,18

Swasta 17 19,54 SD 21 24,14

Wirausaha 15 17,24 SMA 20 22,99

Poli si/TNI 4 4,60 SMK/STM 6 6,90

PNS./guru 2 2,30 SI 2 2,30

K uyawan 20 22,99 SMP 23 26,44

Wirausaha 14 16,09 SMA 17 19,54

Swasta 6 6,90 SMK/STM 3 3,45

Kosong 4 4,60 SI 1 1,15

Kosong 10 11,49

Jumlah 87 100 % Jumlah 87 100 %

Keterangan : Ibu Rumah Tangga (IRT).

43

Diketahui dari tabel 1 dan 2, terdapat 31,03% orang tua siswa

berpendidikan tingkat Sekolah Dasar dan 29,31% dari mereka

berpendi iikan tingkat SLTP, artinya 60,34 % dari orang tua siswa hanya

samapi f ada pendidikan tingkat dasar atau dikenal dengan wajar DIKDAS.

Adapaun yang berpendidikan tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi masing-

masing .ebesar 26,44 % dan 2,3 %, hal ini mengindikasikan bahwa hanya

28,74 % dari orang tua siswa yang berpendidikan tingkat menengah dan tinggi.

2. Kondis: keluarga (ayah/ibu)

(58)

yang lay ik dijadikan informan penelitian. Sedangkan 15 % lainnya tidak

termasul dalam kategori pengambilan data penelitian berdasarkan

kriteria-kriteria y ang ditetapkan.

5. Ketentua ti pengambilan skor kuesioner

a. Sisw i atau siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga

b. Sisw t atau siswi yang tinggal bersama ayah atau ibu

c. Sisw i yang telah mengikuti ujian semester pertama

d. Sisw i yang bersedia untuk mengisi dan mengumpulkan kuesioner

Eerikut ini data-data yang tidak bisa digunakan sebagai pelengkap

data penelitian:

a Tiga siswa dari kelas A bertempat tinggal di panti asuhan (3)

b. Tiga siswa dari kelas B bertempat tinggal di panti asuhan dan satu

sisw; . tidak bersedia mengumpulkan kuesioner (4)

c. Emp it siswa kelas C tinggal di panti asuhan. Satu siswi baru yang

tidal sempat mengikuti ujian semester awal. Tiga siswa tidak bersedia

menjawab dan mengumpulkan kuesioner (8)

1otal keseluruhan kuesioner yang tidak layak menjadi data

peneliticii sebanyak 15 informan dari jumlah keseluruhan 102.

B. Validitas d in reliabilitas

1. Validitas

Tntuk mengukur suatu benda dibutuhkan alat yang namanya timbang an. Begitu juga untuk mengukur panjang pendek suatu benda

(59)

46

(2002:144) menyatakan ’’validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

Acapun alat pengukur instrumen penelitian adalah penghitungan

dengan rumus product moment Pearson untuk membuktikan

kevalidam iya/kesahihan item-item kuesioner. Berikut ini langkah-

langkahnja:

a. Memt uat tabulasi j awaban informan

Tabel 7.

b. Membuat tabel perhitungan korelasi hasil kuesioner

Tabel 8.

Hasil olah data tiap aitem kuesioner

Ku sioner X Y X 2 . XY

i 233 3102 681 112994 8478

2 290 3102 1046 112994 10595

3 261 3102 903 112994 9601

4 279 3102 953 112994 10124

5 277 3102 919 112994 10032

6 278 3102 948 112994 10111

7 259 3102 839 112994 9470

8 271 3102 945 112994 9880

9 299 3102 1089 112994 10871

10 215 3102 611 112994 7849

11 215 3102 589 112994 7783

12 225 3102 689 112994 8200

Gambar

Tabel 1 5opulasi penelitian.......................
Gambar 1Kerangka berfikir
Tabel 2.Karakteristik demografis ayah
Tabel 7.Jumlah jawaban kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangk an SIG berbasis web yang dapat digunak an sebagai sistem penduk ung k eputusan dalam pengelolaan jaringan jalan di

[r]

GRAPH 1. ACADEMIC CLASSIFICATION OF TEACHING STAFF 2015 *) Graduate School's lectures are from faculties.. DATA UM

-Belanja bahan dan perbekalan habis pakai Pengadaan langsung 1 paket RSUD 26,045,000 APBD Januari 2 bulan -Belanja bahan kimia Pemilihan langsung 1 paket RSUD

kehadiran di dalam kelas, penyampaian informasi mengenai tuntutan dan persyaratan perkuliahan, dan pemberian nilai secara adil sesuai dengan standar yang ditetapkan

Dengan menggunakan perbandingan sensitivitas mata ikan pada Gambar 12 terhadap spektrum cahaya lampu pada Gambar 8, Gambar 9, Gambar 10, dan Gambar 11, dapat

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Illahi Robbi karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul ” Pabrik Etilen Glikol