STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN
BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN
AJARAN 2009-2010
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAN NEGERI
SALATIGA
2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
O le h
MUHAMMADIYAH KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 2009-2010
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertm da tangan di bawah ini :
Nama : Achmad Rofiki
NIM :111050652
Jurusar : Tarbiyah
Prograi in Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bihw a skripsi yang saya tulis ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmi /ah.
Salatiga, 11 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Achmad Rofiki
Setel a i dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara :
Nama : Achmad Rofiki
NIM : 11105062
Jurusin : Tarbiyah
Prog r; m Studi : Pendidikan Agama Islam
Judu : STUDI KORELASI ANTARA PENDISIPLINAN
BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN
AJARAN 2009-2010
Telal kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 12 Agustus 2010 Pembimbing
-■ Muna Erawati, M.Si N IP .197512181999032002
i
I
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JI.Tentara Pelajar N o.02 T elp.323706,323433 Kode Pos 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudara: Achmad rofiki dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11105062 dengan judul: Studi Korelasi Pendisiplinan Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun Ajaran 2009- 2010. Telah ( imunaqosyahkan pada Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri pada h a ri: Sabtu, 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai salah satu syarat ui tuk memperoleh gelar Satjana Pendidikan Islam.
Salatiga, 06 September 2010 Panitia Ujian
Saya yang berta ida tangan di bawah i n i :
Nama : Achmad Rofiki
NIM :111050652
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bzhwa skripsi yang saya tulis ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang ain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmu ah.
Salatiga, 11 Agustus 2010
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
M O T T O
Sebaik-baik manusia adalah
yang banyak manfaatnya (al-Hadist)
Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa
ilmu lumpuh (Albert Einstein)
Seseorang tidak akan bisa mencintai
sesuatu dencan benar kalau tidak
mengenal ob eknya (soe Hok
Gie)
P E R S E M B A H A N
Karya ini kudedikasikan kepada:
1. Ayah dan ibuku tercinta
2. "Lippong" dan kekasih halalnya,
adi ku A If i dan sanak saudaraku
3. Sahabat kampus: "Gus Dur", Ali,
"Tejo", Taufik, Nining, Ayun dan
cs-nya
4. Sahabat lintas kampus: "Beng-
beng", Fany, Rony, Ulee dan rina
5. Sahabat IM2 Community dan NA
Militan Funs Club
Puji syukur hanya untuk Tuhan sekalian alam, Dialah Allah Sang Maha
Penolong yang telah memberikan rahman dan rahim serta secuil qudrah-tiya.
sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul : Studi Korelasi Antara
Pendisiplinan Belajar di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
M uham m adiyai Salatiga Tahun Ajaran 2009-2010.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
nbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
:apkan terima kasih yang sebesar-besarnya k ep ad a:
am Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga
irawati, S. Psi., M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah
tikan bimbingan dan semangat dalam penulisan skripsi;
aryono, S. Pd. selaku Kepala SMP Muhammadiyah Salatiga yang
temberikan ruang dan waktu kepada penulis untuk melaksanakan
penelit an di instansi yang dipimpin.
4. Seluruh staff SMP Muhammadiyah khususnya Bapak Bambang Susmoyo,
S. Ag. selaku waka kurikulum dan Ibu Mursyidatunni’mah selaku wali
kelas yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan bantuan dan bi
penulis mengu»
1. Dr, Im
2. Muna
membe
3. Y u d iF
telah n
memberikan informasi kepada penulis.
5. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan bekal keilmuan yang tidak
6. Ayah daii ibuku tercinta yang tak henti-hentinya berikhtiyar dan berdo’a
demi kelancaran belajar penulis serta kemudahan menyusun skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan moral maupun
spiritual yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis
sangat terbatas, antuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Ahimya semoga penyususnan skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat
sebagaimana yang diharapkan. Amien.
Salatiga, 11 Agustus 2010
Prestasi Tahun .
Belajar Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga
ijaran 2009-2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi
Pendidil an Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Muna Erawati, S. Psi., M. Si.
Kata kunci: Pendisiplinan belajar, Prestasi belajar, Orang tu a
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui korelasi antara peran orang tua dalam mendisiplinkan belajar anaknya di rumah dengan prestasi belajar yang diraihnya di sekolah. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat pendisiplinan belajar anak yang diterapkan oran|* tua di rumah (2) Bagaimana prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran 2009-2010 dan (3) Adakah korelasi pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pert: nyaan-pertanyaan tersebut, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial uji korelasional.
Tujuan pm elitian ini untuk (1) mendeskripsikan pendisiplinan belajar anak yang diterapkan orang tuanya di rumah, (2) mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran 2009-1010, dan (3) mengetahui korelasi pendisiplinan belajar anak di rumah dengan prestasi belajarnya. Dari penelitian ini diketahui seberapa tinggi frekuensi pendisiplinan waktu belajar, pengawasan belajar dan manajemen belajar yang diterapkan orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya di rumah.
Hasil penelitian menginformasikan bahwa pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah termasuk dalam kategori sedang dengan interval 35-40 dan rata-rata 35,65. Sedangkan prestasi belajar siswa telah mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan pihak sekolah dengan jum lah rerata masing-masing 73,34 dan 65,78. Hasil uji korelasional kedua variabel di atas menyatakan bahwa pengaruh pendisiplinan belajar di ruamh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 15%.
Di sam piig hasil korelasional di atas, penulis menginformasikan empat gaya pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah, antara lain
authoritative (26,44%), democratic (34,48%), perm issive-indulgent (26,44%) dan
permissive-indijfi rent (12,64%).
DAFTAR ISI
HALAMAN JU E U L ...
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN KELULUSAN...
PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N ....
MOTTO DAN PERSEM BAHAN...
KATA PEN GANTAR...
A B STR A K ...
DAFTAR IS I...
DAFTAR T A B E L ...
DAFTAR LA M PIRA N ...
DAFTAR G A M B A R ...
BAB I : PENDAHULUAN
A. Lata - belakang m asalah...
B. Rurr
C. Tuji
D. Mar
usan masalah
an penelitian ..
faat penelitian
E. Sistematika penulisan
BAB I I : KERa NGKA TEORI
A. Lan teoretis.
1. Peran orang tua dalam pendidikan anak
5. Pengertian prestasi b elajar... 20
6. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi b elajar... 24
B. Hutungan pendisiplinan belajar dengan prestasi b elajar... 32
BAB I I I : METODE PENELITIAN A. Operasionalisasi v ariab el... 35
B. Pop riasi dan sampel penelitian... 36
C. Lokisi dan waktu penelitian... 36
D. Telelik pengumpulan d a ta ... 37
E. Instiumen pengukuran... 37
F. Teknik analisis d a ta ... 40
BAB IV : HAS L PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gan baran umum karakteristik subjek penelitian... 42
B. V aliiitasdan Reliabilitas... 45
C. D esliipsi hasil penelitian... 51
D. Analisis d a ta ... 58
E. Uji korelasional... 60
F. Pem Dahasan dan temuan la in ... 61
BAB V : PENUTUP A. K e sin p u la n ... 66
B. S aran ... 68
DAFTAR TABEL
1 karakteristik demografis a y a h .
Karakteristik demografis ib u ...
Keadaan orang t u a ...
r "empat tinggal objek penelitian ..
Persentase inform an...
Total jawaban per item kuesioner
Olah data item kuesioner...
S kor item kuesioner dan kuadratnya...
Klasifikasi kategori model la m a ...
J jmlah skor kuesioner dan reratanya...
Etistribusi frekuensi pendisiplinan belajar
Interval dan klasifikasi...
J lmlah nilai pretasi belajar dan reratanya
E istribusi frekuensi prestasi b elajar...
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Raw data variabel pendidiplinan belajar di rumah
Raw data variabel prestasi belajar siswa
3erhitungan validitas dan reliabilitas
^ilai korelasional product moment
koefisien variabel X dan Y
Lembar konsultasi
] Daftar SKK
! Jurat penelitian
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka berfikir .32
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Bela kang Masalah
Runah adalah lingkungan pertama di mana lingkungan-lingkungan
terkecil tumbuh: inilah lingkungan yang di situ kecenderungan, sikap dan
kepribadiar anak-anak dibentuk (Muhammad Ali al-Hasyimi, 2003 : 130).
Seluruh gei ak-gerik, tutur kata dan sikap kebiasaan orag tua bahkan seluruh
proses interaksi antar anggota keluarga adalah lahan subur pembinaan
kepribadian anak agar menjadi pribadi yang utuh, apakah sebagai ‘si fulan’
ataukah sebagai ‘si Achmad’.
Tujt an esensial pendidikan umum adalah mengupayakan subjek didik
menjadi pnbadi yang utuh dan terintegrasi (Moh. Shocib, 1998:1). Untuk
mencapai tujuan itu, maka tugas dan tanggung jawab keluarga (orang tua)
adalah men ;iptakan situasi dan kondisi yang dapat dimengerti, dipahami dan
bisa diterapkan oleh anak-anak. Adapun Tim Pengembangan MKDK IKIP
Semarang ( 991:313) memaparkan bahwa tugas keluarga adalah meletakkan
dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang
secara baik.
Anal, adalah peniru yang ulung, dimana sering terlihat di antara
mereka yang berlaga sebagai Naruto, Power Rangers atau apa pun yang
diidolakamr a. Hal itu merupakan potensi yang bisa dimaksimalkan orang tua
dengan melakukan proses modelling ‘percontohan’ dan pembiasaan yang
didasarkan pada nilai dan norma. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
pendekatan, metode, model atau cara yang tepat dalam penerapannya.
Agar menjadi orang tua yang efektif, Laurence Steinberg (2005:102)
mengatakan:
Anda hiirus memahami pemikiran seseorang yang seusia dengan anak Anda. Anda harus memahami cara dia berpikir, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia alami pada masa perkembangannya ini karena kemungkinan besar pikirannya, perasaannya, dan kecemasannya telah berubah- bahkan mungkin dalam enam bulan terakhir.
Berdasaikan pernyataan Steinberg di atas, penulis bermaksud untuk
mengakaji disiplin belajar di rumah yang diterapkan orang tua siswa kelas VIII
SMP M uhanm adiyah Salatiga. Disiplin belajar di rumah yang diterapkan
orang tua perlu diteliti pengaruh dan efektivitasnya bagi perkembangan anak.
Hal ini terkait dengan keselarasan penerapan disiplin belajar dengan cara
berpikir anal:, perasaan anak dan hal-hal yang dihadapi anak.
Menurut hemat penulis, siswa SMP adalah remaja yang memasuki masa
pubertas, saiah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi
relasinya de igan orang tua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi,
baik secara fisik dan psikologis (Desmita, 2007:217). Seiring dengan
terjadinya p jrubahan kognitif pada masa remaja, perbedaan ide-ide yang
dihadapi sering mendorongnya untuk melakukan pemeriksaan terhadap nilai-
nilai dan peh jaran-pelajaran yang didapatkan dari orang tua.
Anak acalah pelajar yang dididik oleh guru di sekolah sekaligus
berkeduduka i sebagai subjek didik orang tua di rumah. Masa anak menuju
ada Rokol
3
game, obat-obat terlarang, pergaulan bebas, bahaya teman sebaya
dilihat sebagai ancaman bagi perkembangan pendidikan anak, sehingga orang
tua mulai menerapkan batasan.
Ketika kebebasan diambil dan mulai banyak dikendalikan orang tua,
perasaan dikekang dan dibatasi muncul hingga mendorong mereka untuk
melawan dan menentang. Adapun orang tua yang cemas dengan
ancaman-ancaman lv ar mungkin banyak menghukum dan makin mempersempit batas,
sehingga p ida batas tertentu bisa mengakibatkan pemberontakan yang lebih
besar.
Pral tek yang sama juga nampak dalam pendidikan formal di sekolah.
Terhitung sejak diberlakukannya Ujian Nasional (UN) sebagai syarat
kelulusan : ekolah, spontan orang tua merubah kebiasaan-kebiasaan yang
selama ini berlangsung. Rutinitas belajar yang dijalani di sekolah dan belajar
kelompok citambah dengan belajar tambahan di lembaga-lembaga pendidikan
seperti PRIMAGAMA, NEUTRON dan juga les atau privat.
Ada juga orang tua yang merespon positif adanya UN. Bagi mereka
UN adalah Uat yang bisa memacu motivasi anak untuk belajar lebih giat lagi,
jadi bukan ‘momok” yang harus ditakuti. Orang tua semacam ini cenderung
mendukung dari belakang dengan memberi fasilitas belajar yang bisa
mendukung kesuksesan anaknya Jadi, faktor intern seperti membangun
motivasi lebih dimaksimalkan untuk menciptakan kesadaran diri anak akan
Tidiik menampik kemungkinan pula di antara orang tua siswa kelas
V ni SMP Muhammadiyah ada yang tidak responsif terhadap perihal
pendidikan anaknya. Mungkin karena kesibukan keija, karena minimnya
pendidikan dan pemahamannya, atau juga karena kesempatan dan kemampuan
yang terbatas.
Des oipsi-deskripsi di atas adalah gambaran umum kepribadian orang
tua. Pendi siplinan belajar anak terkait dengan pola asuh dan pola
kepemimpinan orang tua, karena disiplin adalah bagian kecil metode yang
mendukung kesuksesan berumah tangga
Disi )lin belajar anak yang diterapkan orang tua di rumah adalah usaha
yang baik. Akan tetapi usaha itu perlu mendapat perhatian, karena suatu
metode tide k akan efektif bila tidak tepat penerapannya Seperti haranpan
orang tua ‘iinakku harus menjadi juara kelas tahun ini” adalah harapan yang
sangat mulia, akan tetapi bila harapan itu dipaksakan dengan menerapkan
disiplin ketit, tanpa memperhatikan dampak psikologis “anak dan remaja”,
maka bisa nenimbulkan problematika di kelak hari. Steinberg (2005:103)
mengatakan, “Anda tidak tengah berperang yang tujuannya adalah bertahan
sambil memaksa anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan Anda
Percayalah, jika Anda mengasuh dengan cara ini maka Anda akan membuat
diri Anda di m anak sengsara”.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan bahwa anak adalah
subjek didi c yang dididik agar menjadi insan kamil (Achmadi, 1992:20)
menyediakan alat seperti penerapan disiplin belajar, disiplin beribadah dan
disiplin diri yang tujuannya adalah memudahkan anak mencapai
kesempurnaan diri. Prestasi belajar merupakan harapan orang tua yang selaras
dengan proses penyempurnaan, secara teoretis metode pendisiplinan belajar
yang ditera]ikan orang tua akan berdampak pada prestasi belajar anaknya.
Oleh karena itu penulis menjadikan pendisiplian belajar yang diterapkan orang
tua sebagai tolok ukur keberhasilannya terhadap pencapaian pretasi belajar
siswa di sekolah.
Pendisiplinan belajar dalam penulisan ini berarti disiplin belajar yang
diterapkan c rang tua dalam rangka menciptakan suasana belajar anak yang
efektif dan efisien. Denagan membiasakan cara hidup berdisiplin dalam
belajar, seoiang anak akan memahami disiplin sebagai norma yang wajib
dilaksanakan Adapun aspek-aspek pendisiplinan belajar di rumah adalah
pengawasan orang tua, pendisiplinan waktu belajar dan manajemen waktu.
B. Rumusan IV [asalah
1. Bagaima ia tingkat pendisiplinan belajar anak di rumah.
2. Bagaima ia prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota
Salatiga lahun ajaran 2009-2010.
3. Adakah hubungan antara pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi
belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga 2009-2010.
C. Tujuan Penolitian
1. Untuk mjndiskripsikan pendisiplinan belajar anak yang diterapkan orang
2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Kota Salatiga 2009-2010.
3. Untuk mengetahui korelasi antara pendisiplinan belajar anak di rumah
dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota
Salatiga 2009-2010.
B. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, semoga dengan penelitian ini dapat menambah wawasan
tentang pendisiplinan belajar dan efektivitasnya bagi perkembangan anak
pada umumnya.
2. Bagi akademik, semoga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi
kemajuan pendidikan dan pembendaharaan pustaka, sekaligus menjadi
bahan ac lan dalam pembekalan mahasiswa di kampus terkait teori dan
prakteknya.
3. Bagi pihak sekolah, memberikan deskripsi tentang kepribadian siswa
secara komprehensif. Dengan mengetahui psikologis siswa, guru bisa lebih
mudah da am menjalankan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Terlebih
bagi gun Bimbingan Konseling (BK) dan bagian kesiswaan bisa
melakukar pendekatan pribadi terkait dengan siswa yang mengalami
kesulitan belajar karena pengaruh lingkungan rumah tangganya. Secara
lebih luas bisa dijadikan upaya kerja sama antara pihak sekolah dan orang
7
4. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan acuan dan tolok ukur sebuah
penelitian agar tepat sasaran dan menjadi nilai lebih yang bisa memberi
manfaat (kerja sama) antar civitas akademika.
5. Bagi orang tua, semoga penelitian ini bisa diambil hikmahnya serta
dijadikan tolok ukur terhadap peran yang telah diberikan orang tua dalam
menciptakan pendidikan anak yang lebih baik, khususnya pendisiplinan
belajar dan prestasi belajarnya.
6. Bagi sisw a, diharapkan dari penelitian ini siswa bisa mengungkapkan hal-
hal yang mereka harapkan serta hal-hal yang menghambat mereka untuk
belajar. Dengan demikian, hambatan dan harapan anak bisa tersampaikan
kepada f ihak-pihak terkait agar bisa melakukan perbaikan untuk
kemaslahe tan bersama.
A. Sistematika j enulisan
PENDAHULUAN A. B A B I
Berisi
peneliti:
B. b a b i:
tentang : Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan
an, Manfaat penelitian, Sistematika penulisan
KERANGKA TEORI
Berisi lentang : Landasan teoretis, Kerangka berpikir, Hipotesis
C. BAB III. METODE PENELITIAN
Berisi
Lokasi
penguk
: Operasionalisasi variabel, Populasi dan sampel penelitian,
dan waktu penelitian, Teknik pengumpulan data, Instrumen
Vali litas dan reliabilitas, Deskripsi hasil penelitian, Pengujian
is, Pembahasan hasil uji hipotesis dan temuan-temuan lain dari hipo
pene
E. BAB V. PENUTUP
::::
BAB
n
A. L andasan
KERANGKA TEORI
eoretis
1. Peran or mg tua dalam pendidikan anak
Jalur pendidikan diklasifikasi menjadi tiga, yaitu pendidikan formal,
nonformal dan informal. Pendidikan formal dan nonformal adalah
lembaga pendidikan berstruktur yang disengaja, sedangkan pendidikan
keluarga adalah pendidikan informal yang yang tidak terikat dan sifatnya
mandiri. Muhammad Ali al-Hasyimi (2003:130) menyatakan, ’’Rumah
adalah 1 ngkungan pertama dimana lingkungan-lingkungan terkecil
tumbuh: inilah lingkungan yang di situ kecenderungan, sikap dan
kepribadun anak-anak dibentuk”.
Pendic ikan merupakan tanggung jaw ab orang tua, sebagaimana sabda
Nabi M uhimmad saw:
Oi
&
Ijjuji
U
j (ji Ifk 'U*
j :<Jl3 d ll <ly*J CP .J d L * ^ Ca aUX .(jU * —lit
.(Muhammad Fuad Abd Al-Baqi, 1995:1211) " ^ j i
Hak den kewajiban orang tua juga termuat dalam Undang-undang
SISDIKNAS (2007:21) Pasal 7 Bab. IV, “Orang tua berhak berperan serta
dalam m enilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang
perkembangan pendidikan anaknya”. Di tangan orang tua, masa depan
seorang am k ditentukan. Berbagai hal awalnya dibentuk dari keluarga,
mulai dari kepribadian, sosialisasi, pengendalian diri, penyesuaian
terhada) lingkungan sekitar, kemampuan berfikir, dan hal lain yang turut
menunjang keberhasilan dan kemandirian seorang anak.
] Bila orang tua mampu menjalankan fungsi-fungsinya, pendidikan
dan percembangan anak akan terjamin. Hal ini dikarenakan anak adalah
pelajar /ang dididik guru di sekolah sedangkan di luar sekolah, orang
tualah yang lebih berhak untuk memberi pengawasan, pengarahan dan
percontohan yang baik. Pada hakikatnya, aktivitas sebuah keluarga
didsarkai pada pembagian tugas, keseimbangan hidup bersama,
pembent ikan keturunan dan pendidikannya, serta upaya mewujudkan
ketenangan dan ketenteraman (Ali Qaimi: 1996:2). Hal ini juga dipertegas
oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1991:312) dengan
pernyata* n “tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi
perkemb; ngan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik”.
D jskripsi orang tua yang baik menurut Bryan Lask (1989:164)
adalah nu reka yang dalam tugasnya mampu :
a Menu nuhi kebutuhan fisik yang paling pokok
b. Memt erikan ikatan dan hubungnan emosional
c. Memt erikan suatu landasan yang kokoh
d. Membimbing dan mengendalikan perilaku
e. Memb erikan berbagai pengalaman hidup yang normal
f. Mengt jarkan cara berkomunikasi
hambatan-hambatan yang umumnya menjadi kendala dalam
:eluarga a d alah : pendidikan
anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua
orang tua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada
sosial ekonomi keluarga yang kurang atau berlebihan yang tidak
bisa menunjang belajar
kasih sayang orang tua yang berlebihan sehingga cenderung untuk
memanjakan anak
orang tua tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan
orang tus yang terlalu tinggi
orang tua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak
orang tua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kreativitas
kepada anak (Tim Pengembang MKDK IKIP Semarang, 1991:314
1. Pengertian disiplin belajar
Untuk memperjelas pengertian disiplin, berikut ini beberapa definisi
yang dikutip dari beberapa sum ber:
a. Secara etimologi, disiplin dalam bahasa Yunani adalah diciplus yang
artinya murid jtengikut guru (Ahmadi dan Supriyono, 2004:174).
dari bahasa Latin yaitu discere yang berarti belajar. Sedangkan disipl
Dari kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran
a. Dalam itam us Besar Bahasa Indonesia (2007:286) disiplin diartikan
dengan: 1 tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); 2 ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb); 3 bidang studi yang
memiliki Dbjek, sistem, dan metode tertentu.
b. Pengertian disiplin menurut Kamus Oxford : 1 training, esp o f the
m ind and character, to produce self-control, habits o f obidience, etc. 2
the result o f such training; order kept 3 set rules o f conduct; be given
method by which traing 4 punishm ent 5 branch o f knowledge; subject
o f instruction (AS Hornby, 1987:244)
c. Dalam Kamos Al-munjid, disiplin b e ra rti:
... di.... 11 t r J <Uo.. > j AjLJI .»j~v i j UUi. i j 1 oh i : ---- '«h' ' 1
A ji ^Ja. j ; i l l h lj A ..J I jr . . . j J u j k J ( o ^ ) f ' h , iH
.(Al-maktabah As-syarqiyyah, 1986: 818) a j-a J j
Kata nidiom adalah bentuk mashdar dari kata nadzoma yang
berarti at-thoriq wa al-'adah ‘metode dan kebiasaan’. Adapun kata
nudzum m adalah bentuk plural dari nidzom yang berarti ikatan yang
mendisiplinkan/mengatur sesuatu.
Ada beber, ipa ungkapan yang memberikan arti luas terhadap
pengertian disiplian, di antaranya:
a. Imam M usbikin (2007:76) berkata, ’’Disiplin berarti mendidik”.
Mendidik adakjh proses mendewasakan seseorang dalam rangka
menggapai derajat insan kamil 'manusia sempurna yang dikatakan
13
b. R udolf I Jreikurs dan Pearl Cassel (1984:7) menyatakan, disiplin adalah
’’bibit yang menghasilkan kebebasan” . Orang yang berdisiplin pada
hakikatnja tidak hidup dalam kekangan. Prinsip disiplin adalah perihal
norm atif yang logis. Mengingkari nilai, fo lk way, hukum dan norma
berarti me awan suatu keharusan yang diapandang kebenaran, oleh
sebab itu pelanggar disiplin selalu dikenakan sanksi sebagai bentuk
konsekuensinya
c. Istilah disiplin berarti penertiban dan pengawasan diri, penyesuaian
diri terhadip aturan, kepatuhan terhadap perintah pemimpin,
penyesuaian diri terhadap norma-norma kemasyarakatan (Ali Qaimi,
1996:234).
d. Seorang penyair Arab mengatakan, LLai Ja*1I fJaJj"
‘pendisiplinar. aktivitas/pekeijaan berarti menghemat setengah waktu’.
Dengan pengartian ini, disiplin bisa diartikan dengan metode yang
membuat segala urusan menjadi lebih efektif dan efisien
Dari beberapa pengertian dan interpretasi disiplin di atas, penulis
merumuskan hakikit pendisiplinan sebagai suatau metode yang diterapkan
orang tua dengan oara pembiasaan yang diikat dengan konsekuensinya
agar menumbuhkan pribadi yang sempurna.
3. Faktor-Faktor Penentu Gaya Pendisiplinan
Gaya pendisiplinan belajar yang diterapkan orang tua di rumah harus
memperhatikan berbagai aspek kepribadian anak, sebagaimana Sylvia
Jika Anda terlalu dini dengan sikap kaku, anak kelas bisa m enjidi penakut dan tak berani berekspresi. Kalau Anda bersi cap negatif dan banyak menghukum, itu akan membuat anak menjadi pemarah dan agresif. Jika Anda terlalu banyak memberi kebebasan, akan mengarahkan anak menjadi implusif dan terlibat pergaulan bebas pada saat remaja. Kalau anak dibiarkan mengambil keputusan seperti orang dewasa terlalu dini, ia tak akan melakukannya dengan bijak dan kelak akan menyesali hal tersebut. Jika pada awalnya Anda terlalu memberikan kebebasan dan kemudian berusaha memegang kendali karena Anda merasa bahwa ia terlalu bebas, maka ini akan membuat anak menjadi remaja pemberontak.
Banyak dasar perilaku tertanam sejak dalam keluarga, juga sikap dan
kebiasaan. Faktor luar dari orang tuanya seperti ekonomi, adat istiadat,
keadaan orang tunya, kesempatan dan cara memuaskan dirinya (Crow
dan Crow, 1990:94). Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi
penentuan metode pendisiplinan yang diterapkan orang tua terhadap
belajar anaknya :
a. Statas Sosial Ekonomi
Sataus sosial adalah posisi atau kedudukan seseorang
dite npatkan. Status sosial sering diartikan dengan kekuasaan dan
ked adukan serta kekuatan ekonomi. Weber merujuk pada status atau
statas sosial yang merupakan prestige yang diberikan berdasarkan
hal-hal kemasyarakatan kepada orang yang menduduki posisi
tertm tu. Weber juga menunjuk pada kekuasaan, yakni kesanggupan
me naksakan kehendak seseorang kepada orang-orang lain (Mifften
dar Mifflen, 1986:227).
Menurut Barger (http://organisasi.org) kelas sosial adalah
15
sisi p< «didikan dan pekerjaan, karena pada zaman sekarang pendidikan
dan pekeijaan sangat mempengaruhi kekayaan/perekonomian
seseorang.
Status sosial orang tua tentunya beragam, ada yang menjadi
pejabit, buruh dan juga pekerja. Maka dengan sendirinya, gaya
pendisiplinan yang mereka terapkan kepada anak-anaknya akan
berbeia-bedapula.
Ekonomi adalah modal materi dalam kehidupan. Segala
kebut ahan primer maupun sekunder tergantung pada kekuatan
ekoncmi seseorang. Jerome S. Arcaro (2007:72) mengatakan ’’kondisi
ekonomi sering menjadi penentu tingkat dukungan orang tu a Para
orang tua sering menjadi korban kondisi ekonomi yang
menghalanginya lebih berperan aktif dalam pendidikan”.
Tingkat ekonomi kelompok atas, kelompok menengah dan
kelompok bawah akan memberikan corak pendisiplinan orang tua
terhadap belajar anaknya Kecukupan hidup bukanlah jaminan
seseorang mampu menerapkan pendisiplinan belajar anak dengan
tepat begitu juga orang tua yang melewati masa sulit dalam hidupnya
mun£ kin tidak konsisten dalam mendisiplinkan dan menangani
anaknya (Rimm, 2000:486). Hal senada juga dinyatakan oleh Arcaro
(200'':72) ’’kondisi ekonomi sering menjadi penentu tingkat dukungan
Status sosial ekonomi orang tua menurut hemat penulis adalah
suatu stratifikasi yang muncul spontanitas di masyarakat yang pada
umumnya didasarkan pada kedudukan sosial dan kemampuan ekonomi
seseo -ang.
b. Statu; Pendidikan
Pendidikan adalah sumber pengetahuan dan pengalaman. Oleh
karena itu, orang tua yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang
besar untuk bisa menerapkan gaya pendisiplinan yang tepat bagi anak-
anakrya Ary Ginanjar (2007; 386) mengatakan "kegagalan proses
diakibatkan oleh pengetahuan yang terbatas, sehingga teijadi
kesal ihan-kesalahan teknis”.
Sesungguhnya berhasilnya pendidikan orang tua terhadap
anaknya ialah bila ia sendiri juga terdidik, berarti bahwa mendidik itu
juga mendidik diri sendiri (Crow dan Crow, 1990:97). Dengan
mem ihami tingkat emosional dan kepribadian anak, berarti telah
berta nbah pengetahuan orang tua dalam mengayomi anak-anaknya
c. Statu 5 Pekeijaan
Pekerjaan oamg tua memang terkait dengan status ekonominya.
Akar tetapi, pengertian pekerjaan disini mengarah pada penggunaan
wakt l, bukan esensi materil. Orang tua yang menghabiskan waktunya
untul; bekerja, berarti juga menghabiskan waktunya untuk keluarga,
17
Dalam kondisi yang demikian, orang tua bisa menerapkan
beber ipa langkah pendisiplinan agar anak tidak lepas dari kontrol
orang tuanya Oleh karena itu, pekeijaan orang tua sangat
mempengaruhi gaya pendisiplian yang diterapkan oleh orang tua.
d. Ling! ungn tempat tinggal
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa beradaptasi
dengtn lingkungannya Lingkungan adalah pembentuk watak, karakter
dan s kap manusia Tempat tinggal orang tua semasa kecil, lingkungan
pergaulan orang tua dan tempat keija orang tua akan menjadi tolok
ukur nodel pendisiplinan yang diterapkan kepada anaknya
e. Koncisi subjek disiplin (anak)
Masa remaja adalah masa antara datangnya pubertas (11 sampai
14 taiun) sampai usia sekitar 18 adalah masa transisi dari kanak-kanak
ke d'jwasa Masa ini merupakan masa tersulit bagi remaja dan juga
orang tua
I ryan Lask (1989:119) mengemukakan bahwa adolesen adalah
masa-mtsa sulit antara orang tua dengan anaknya :
1) Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk
mengemukakan pendapat sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa
men hptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari
kelu irganya.
2) Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya daripada ketika masih
remaji berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda dan
bahkan kadang-kadang bertentangan dengan perilaku dan kesenangan
kelua ga
3) Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik
pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai
munc.il bisa menakutkan, membingungkan, dan menjadi sumber
perasaan salah dan frustasi.
4) Remaja sering menjadi terlalu yakin diri, dan ini bersama-sama dengan
emosinya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang
tua.
4. Efektivitas pendisiplinan
D siplin digunakan oleh lembaga, instansi dan seluruh aktivitas
manusia yang menuntut efektivitas dan efisiensi. Penerapan disiplin harus
memperhatikan beberapa hal agar tidak memicu timbulnya permasalahan.
Terkait dengan hal itu, Imam Musbikin (2007:75-79) menyebutkan
beberapa saran dalam pendisiplinan anak :
a. Kons: sten menerapkan aturan
Terkadang orang tua tidak memahami makna disiplin secara
utuh, adakalanya ia memarahi anak pertama karena berbuat kesalahan,
tapi c i lain waktu tidak diterapkan pada anak kedua Sikap orang tua
yang tidak konsisten akan membuat anak menjadi oportunitis (mencari
19
b. Batas mengkritik
Orang tua yang sering menilai anaknya dengan kritikan ’’jelek
itu”, ’’masa begitu saja tidak bisa” dan sebagainya, akan
mem] lengaruhi perasaan anak dan harga dirinya, sehingga pada tahap
tertentu dia merasa dirinya buruk. Oleh karena itu, semestinya orang
tua memberi pujian kepada anak atas perihal positif yang ia lakukan,
meskpun belum sempurna Dengan membuat perasaan anak senang,
berari membuatnya lebih terampil untuk melakukan sesuatu lebih baik
lagi.
c. Beri]tujian
Orang tua adalah pendidik pertama, memotivasi anak untuk
melalaikan berbaikan diri adalah kewajibannya. Salah satu motivasi
adalai memberikan pujian kepada anak, hal ini akan memberikan
dampak positif berupa sugesti dan kepercayaan diri untuk melakukan
hal y.ing terbaik.
d. Konfol diri Anda
Sering kali orang tua tidak mampu menahan emosinya ketika
dalan keadaan jengkel atau marah. Memaki anak, membanting
sesuctu, berteriak dan sebagainya harus bisa dihindari agar tidak ditiru
oleh anak. Terlebih posisi orang tua adalah pendidik, model bagi anak
dan uga orang terdekat yang selalu menjadi pelarian anak. Oleh
karena itu, yang harus ditampakkan di hadapan anak adalah perilaku
e. Samp tikan pengertian positif dan negatif
Disiplin merupakan bagian dari pendidikan yang esensinya
adalah norma Pembiasaan disiplin terhadap anak berarti membiasakan
anak berbuat baik sesuai dengan norma-norma yang ada Adapun
disipl n selalu bersifat normatif dan adaptif sehingga bentuk hukuman
pun uga bersifat mendidik. Dengan memahamkan disiplin dan
konsekuensinya, berarti telah mengajarkan anak bertanggung jawab.
f. Tanar ikan nilai baik sesering munglda
Anak adalah peniru yang ulung. Setiap hal yang menarik
baginya akan menjadi objek pendidikannya Dengan selalu
memberikan pemahaman tentang nilai, anak akan memahami norma
dengan baik. Seperti ungkapan ’’mengambil milik orang lain itu tidak
baik, carena membuat pemiliknya menjadi sedih”.
5. Pengertian prestasi belajar
a Pengertian Prestasi
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pretasi diartikan
sengan hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau
diker akan) (DEPDIKNAS, 2007:895).
Sedangkan pengertian prestasi menurut para ahli, sebagaimana
21
1) Monurut Mas’ud Khas an Abdul Qahar, memberi batasan prestasi
deigan apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekeijaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan keija
(Djamarah, 1994:20).
2) Peidapat lain mengenai prestai belajar dikemukakan oleh Nasrun
Hrrahab, bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan
peiguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta
nilai-nilai yang terapat dalam kurikulum (Djamarah, 1994:20).
Dari pemaparan pengertian prestasi di atas, maka penulis dapat
menyi npulkan bahwa pengertian prestasi adalah hasil menyenangkan
dari ssbuah proses kegiatan yang telah dikeijakan dan diciptakan
dengan jalan keuletan keija keras,
b. Pengetian belajar
Setelah diketahui pengertian prestasi, selanjutnya akan
dikemakakan pengertian belajar menurut para ahli, antara la in :
1) Morgan berpendapat, belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman (Purwanto, 2000: 84).
2) Qalidjah Hasan (1994:84) mendefinisikan belajar sebagai “suatu
ak ifitas mental/praktis, yang berlangsung dalam interaksi aktif
deigan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan,
3) Menurut Muhibbin Syah (2007:63), belajar adalah kegiatan yang
be 3roses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam
seiiap penyelenggaraan jenjang pendidikan. Hal ini berarti
keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pendidikan
tergantung pada proses belajar yang dialami soleh siswa Belajar
hutan hanya kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di sekolah
setara formal, akan tetapi kecakapan, kebiasaan dan sikap manusia
ju | a terbentuk karena belajar.
4) Pa a ahli modem merumuskan belajar sebagai bentuk pertumbuhan
atau pembahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara
bei tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Oemar
Hamalik, 1983:21).
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka ciri-ciri belajar
dapat ( iformulasikan sebagai berikut:
a) Be ajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
pembahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang
leb h buruk.
b) Be ajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan
ataj pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang
disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan yang tidak
diaaanggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan
23
c) Uituk dapat disebut sebagai belajar, maka perubahan itu harus
relatif mantap, harus merupakan akhir dari suatu periode waktu
yaig cukup panjang (Hamalik, 1983:21).
Jadi secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubi han tingkah laku yang terbentuk dari hasil interaksi seseorang
dengai lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
Perub; han-perubahan itu akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah
laku.
Salah satu indikator wujud perubahan dari hasil belajar di
sekolah adalah prestasi belajar yang diformulasikan menjadi angka-
angka di dalam rapor atau daftar nilai siswa Djamarah (1994:24}
mengu igkapkan pengertian karakteristik prestasi belajar sebagai
berikul :
a) Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk
meigukur tingkah laku tersebut dapat digunakan tes prestasi
belyar.
b) Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu
seb igai pelaku.
c) Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya, baik
berdasarkan atas kriteria yang ditetapkan terlebih dahulu atau
ditetapkan menurut standar yang dicapai oleh kelompik.
d) Pretasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang
Dan uraian prestasi dan belajar di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil maksimal yang
dipercleh siswa setelah mengalami proses belajar di sekolah berupa
perubahan atau pengembangan aspek pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif) dan penerapan (psikomotorik) yang dinyatakan dengan angka
6. Hal-hal yz ng mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Muhibbin Syah (2007:144) faktor-faktor yang
mempengiiruhi prestasi belajar secara global dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yiitu; faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan
atau kond si jasmani dan rohani siswa. Faktor eksternal (faktor dari luar
siswa), ya mi kondisi lingkungan di sekitar siswa Dan faktor pendekatan
belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan n empelajari materi-materi pelajaran,
a. Faktor internal
Faktor internal adalah segala hal yang berhubungan langsung
dengan kondisi fisik individu yang bisa mempengaruhi prestasi
belajarnya Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan psikologis.
1) Aspek fisiologis
Aspek fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
langsung dengan kondisi fisik individu. Pertama, keadaan tonus
jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umunya sangat
25
daa bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
be ajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit
akui menghambat tercapainya prestasi belajar yang maksimal
(B aharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2007:19).
Dengan demikian, untuk mempertahankan tonus jasmani
agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan
dan minuman yang bergizi (Syah, 2007:145).
Kedua, keadaan fungsi jasmani atau fisiologi. Selama
prcses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh
manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra
Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar, karena dalam proses belajar, panca indera
merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditmgkap manusia, dengan demikian mereka dapat mengenal
duria luar. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga
parcaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang
bersifat kuratif (Baharuddin dan Wahyuni, 2007:20).
2) Asf ek psikologis
Faktor psikologis berarti keadaan jiwa atau keadaan
individu yang dapat mempengaruhi suatu prestasi belajarnya.
Beterapa faktor psikologis yang besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan
a) Kecerdasan atau intelegensi
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang sangat
penting dalam proses belajar siswa, karena memiliki andil
besar menentukan kualitas belajarnya Semakin tinggi tingkat
intelegensi seseorang, maka semakin besar peluangnya meraih
sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi seseorang, maka semakin sulit pula ia mencapai
kesuksesan belajar. Oleh sebab itu, perlu bimbingan belajar
dari orang lain, seperti guru, orang tua dan lain sebagainya
(Baharuddin dan Wahyuni, 2007:20-21),
b) Motivasi
Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif mendorong,
memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat. Dari sudut
sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi
intrinsik dan ekstrinsik. Morivasi instrinsik adalah semua
faktoryang berasal dari dalam diri individu dan memeberikan
dorangan untk melakukan sesauatu. Dalam proses belajar,
motivasi instrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif karena
motivasi intrinsik lebih lama dan tidak tergantung pada
motivasi dari luar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah faktor
yang datang dari luardiri individu tetapi memberi pengaru
27
tertib, teladan guru, orang tua, dan lain sebagainya (Baharuddin
dan Wahyuni, 2007:22).
c) Minat
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah,
2007:151). Minat sama halnya kecerdasan dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Jika seseorang
tidak memiliki minat untuk belajar, maka tidak mungkin
mendapat hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya
perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dipelajarinya (Baharuddin dan Wahyuni,
2007:24).
d) Sikap
Yang dimaksud sikap disini adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif
(Syah, 2007:149). Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi
oleh perasaan tidak nyaman, seperti tidak senang dengan
perform an guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya. Maka
untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
professional dan tanggung jawab terhadap profesi yang
dipilihnya (Baharuddin dan Wahyuni, 2007:24-25).
e^ Bakat
Secara umum, bakat diartikan dengan kemampuan
potensial seseorang yang bisa digunakan untuk mencapai
keberhasilan di masa mendatang. Begitu juga dalam belajar,
seseorang yang bakat dalam belajar akan mengetahu perihal
yang akan dilakukan untuk meraih prestasi yang diharapkan.
Bilamana tidak bebakat dalam belajar, maka kegiatan belajar
yang ia lakukan tidak akan pernah teratur dan terarah untuk
mencapai sebuah prestasi, sehingga belajarnya terkesan malas.
Berkenaan dengan bakat, Muhibbin Syah mengatakan apabila
bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil
(Baharuddin dan Wahyuni, 2007:150).
b. Faktor eksternal
Muhibbin Syah (2007:150) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksterral yang mempengaruhi proses belajar dapat digolongkan
menjac i dua golongan, yaitu faktor sosial dan lingkungn nasional.
2) Ling tungn sosial
29
Guru, pegawai administrasi dan teman-teman sekelas secara
tidak langsung turut mempengaruhi prestasi belajar siswa Oleh
carena itu, lingkungan sekolah hendaknya dikondisikan untuk
nenciptakan suasana yang nyaman agar muncul perasaan yang
menyenangkan, di samping itu hubungan yang harmonis antara
etiganya dapat menjadi motivasi siswa untak belajar lebih baik
i sekolah (Muhibbin Syah, 2007:150).
b) lingkungan sosial masyarakat.
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa
beradaptasi, maka tempat tinggal siswa akan memberi pengaruh
lerhadap prestasi belajarnya Faktor dari masyarakat ini antara
lain tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi
] irestasi belajar siswa (Slameto, 1987:69-70).
Lingkungan sosial yang memiliki pengaruh besar terhadap
keberhasilan seseorang adalah situasi dan kondisi keluarga Ali
Qaini (1996:3) menyatakan “Keluarga merupakan instansi sosial
terp< anting dan merupakan sumber utama bagi pembentukan dan
pemeliharaan generasi”. Dengan demikian, seluruh aspek dalam
kehi up an rumah tangga akan menjadi bagian dari pendidikan anak-
anak di rumah.
Seperti halnya pendisiplinan belajar terhadap anak akan
Aktivitas sebuah rumah tangga didasarkan pada pembagian
tugis, keseimbangan hidup bersama, pembentukan keturunan dan
perlindungannya, serta upaya mewujudkan ketenangan dan
ketentraman (Qaimi, 1996:2)
Para psikolog menyebut rumah tangga sebagai sebuah
benleng kokoh dan dasar dalam pembentukan sebuah masyarakat
(Qajmi, 1996:3)
Menurut para psikolog, apa yang diperoleh seseorang dalam
rumah tangga, khususnya semasa kanak-kanaknya, akan melekat
d ala n dirinya Bahkan para psikolog berkeyakinan bahwa lebih dari
70 f ersen dasar-dasar kepribadian dan perilaku manusia terkait erat
deng an masa kanak-kanaknya (Qaimi, 1996:3)
3) Lingkungan nasional
a) Lingkungan ilmiah, seperti kondisi udara, suhu dan letak
j eografis merupakan faktor-faktor yang juga turut mempengaruhi
iktivitas belajar. Bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung,
proses belajar siswa akan terhambat (Baharuddin dan Wahyuni,
20007:27), seperti halnya kegiatan belajar mengajar yang
(iadakan di tengah keramaian pasar atau di samping tempat
pembuangan sampah.
b) I'aktor instrumental yaitu perangkat belajar yang dapat
cigolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware seperti
31
raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan
la ii sebaginya (Baharuddin dan Wahyuni, 20007:28)
c) Factor materi pelajaran yakni materi-amteri yang dipilih dan
diberikan kepada siswa. Dalam hal ini, mestinya materi pelajaran
disesuaikan dengan usia perkembngan siswa dan metode yang
digunakan guru dalam rangka menciptakan happy learning. Oleh
karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai
m a eri pelajaran dan berbagai metode mengjar yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa (Baharuddin dan
Wahyuni, 20007:27-28)
b. Faktor pendekatan belajar
Pada hakikatnya segala sesuatu adalah sumber inspirasi
seseorang. Seluruh aktivitas di sekolah adalah sumber belajar bagi
siswa, termasuk juga benda-benda yang ada. Sedangkan sumber
belajar secara internal adalah emosi siswa yang memotivasinya untuk
7. Kerangka berpikir
B. Hubungan pen disiplinan belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah:
Ltt ts* ' CP /jj\ (j* ;jl4*i fr U—j jjj AiJ—yd Lu : jL»c <jj —ft UuJj.
jjjj—DjJl a U :<u> d>uij U :JlS yfr JjJ —j
.d jU j 1.4. A :Jl3 ?14 Ali j
33
Kata ”huma jannatuka w a naruka” ’mereka (orang tua) adalah (yang
menyebabkar) surgamu dan nerakamu’ merupakan konklusi dimana orang tua
memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan dan pembentukan
pribadi anak.
Orang tia adalah ayah dan ibu yang membesarkan dan mendidik anak-
mbang menjadi manusia seutuhnya. Terkait dengan pendidikan,
('ah dan ibu laiknya guru, dosen dan ustadz di sekolahan. Tanpa
pendidikan keluarga, mustahil pendidikan sekolah akan berjalan anaknya berk
maka peran a
ada dukungan
lancar.
terlibat secara
orang tua yar
wujudkan denj
Laurence Steinberg (2005:92) dalam bukunya ” 10 Prinsip Dasar
Pengasuhan y mg Prima” menyatakan ’’penelitian menunjukkan bahwa pelajar
yang berprestasi lebih baik di sekolah adalah mereka yang orang tuanya
a k tif’. A ktif di sini mengindikasikan bahwa mereka adalah
g memiliki harapan-harapan atau misi dan visi yang mereka
;an menerapkan beberapa pendekatan atau cara.
Salah satu pendekatan itu adalah dengan menerapkan disiplin diri.
Menurut Shochib (1998:9) posisi strategis yang dimiliki orang tua dalam
r anak memiliki dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri
u a meletakkan dasar-dasar” disiplin diri bagi anaknya.
Moh. Shachib (1998:9) memaparkan bahwa intensitas kebutuhan anak
untuk mendapatkan bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan
pengembangan dasar-dasar disiplin diri, menunjukkan adanya kebutuhan
internal, yaitu: (1) tingkat rendah (2) tingkat menengah (3) tingkat tinggi. membantu ag£
Tingkat cebutuhan anak harus dipahami oleh orang tua guna menunjang
penerapan pendidikannya. Steinberg (2005:102) memberikan gambaran:
untuk nunjadi orang tua yang efektif, Anda harus memahami pemikiran seseorang yang seusia dengan anak Anda. Anda harus memahami cara dia berpikir, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia alami pada masa perkembangannya ini karena kemungkinan besar pikirannyt, perasaaannya, dan kecemasannya telah berubah.
Dengan
langkah bijak
memahami tingkat perkembangan dan psikologis anak, berarti
telah ditempuh. Dari kebijakan itulah muncul penerapan metode
pendisiplinan yang sesuai dengan kepribadian anak yang pada tahap tertentu,
menjadi the way o f life. Steinberg (2005:128) mengatakan, ’’Kendali atas
Anda secara bertahap berubah dari eksternal (pemberian Anda
msa lain) menjadi internal (dibuat oleh anak Anda sendiri).
Dengan memahami tingkat perkembangan anak dan psikologisnya, orang
tua bisa menerapkan pendisiplinan belajar yang sesuai pribadinya.
^ang di dalamnya terdapat batasan dan paksaan akan berubah
cebutuhan yang pada tahap tertentu membentuk kepribadiannya. perilaku anak
dan orang dew
Pendisiplinan
menjadi suatu
Dengan sendirinya, jiw a berdisiplin diri akan diterapkannya dalam aktivitas
belajar di seko
anak di rumah
anak dalam be
Terkait c
belajar siswa
ah. Jadi, pendidikan rumah seperti metode pendisiplinan belajar
adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
ajar.
ngan penelitian ini, maka hipotesis yang dirumuskan penulis
adalah ”Ada hubungan antara pendisiplinan belajar di rumah dengan prestasi
elas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran
BAB
m
METODE PENELITIAN
A. Operasionalisasi Variabel
1. Variabe bebas {independent variable) : pendisiplinan belajar di rumah
1 endisiplinan belajar berarti disiplin belajar yang diterapkan orang
tua dal< m rangka menciptakan suasana belajar anak yang efektif dan
efisien ehingga penerapan disiplin bisa dipahami anak sebagai norma
yang wltjib dilaksanakan. Adapun aspek-aspek pendisiplinan belajar di
rumah adalah:
a. Penj awasan orang tua
b. Pent isiplinan waktu belajar
c. Manajemen waktu (untuk belajar, bermain dan istirahat).
2. Variablt terikat {dependent variable) : prestasi belajar siswa
Prestasi belajar mengandung arti “penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”
(DEPDIKNAS, 2007:895). Prestasi belajar merupakan hasil maksimal
yang dperolah siswa setelah mengalami proses belajar mengajar di
sekolah
Nilai yang dijadikan variabel terikat adalah nilai hasil semester
pertama siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Kota Salatiga tahun ajaran
2009-2( 10.
D. Teknik Pen
etode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
/ang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
iapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206).
etode ini penulis gunakan untuk memperoleh :
jumlah siswa
nilai prestasi siswa di dalam buku rapor/legger
KKM siswa kelas VIII
2. Angket
Adalalanya angket disebut interview tidak langsung, karena tidak
mengharuskan bagi seorang peneliti untuk berhadapan langsung dengan
informar
Metode ini berupa item-item pernyataan yang ditujukan kepada
tentang tanggapan mereka terhadap pendisiplinan belajar yang
n orang tuanya di rumah.
engukuran
ator-indikator harus bisa dinilai dan diolah menjadi skor atau
bisa disajikan dalam bentuk data statistik. Berikut ini adalah
strumen pengukuran variabel pendisiplinan belajar :
blue print skala/angket
ari pendisiplinan belajar di rumah, penulis membuat dimensi-
agar lebih mudah menentukan indikatornya Dimensi dan
38
a. Pend isiplinan waktu belajar
1) Feran orang tua dalam memeriksa atau mengontrol pelajaran dan
tugas-tugas belajar anak
2) F eran orang tua dalam mengontrol kedisiplinan belajar anak
3) Peran orang tua dalam mengontrol kewajiban belajar anak
4) Peran orang tua dalam memberikan bimbingan dan perhatiannya
tt rhadap belajar anak
b. Peng awasan orang tua
1. P eran orang tua dalam membiasakan kesiapan belajar anak
2. Pengawasan orang tua terhadap teman sejawat anak atau ternan
ti man dekatnya
3. P engawasan orang tua terhadap aktivitas belajar anak
4. P erhatian orang tua terhadap semangat belajar anak
c. Mani jemen waktu (untuk belajar, bermain dan istirahat).
1. Perhatian orang tua dalam efetktivitas dan efisiensi waktu bagi
aiak.
2. P eran orang tua terhadap terciptanya tata tertib keluarga.
3. Peran orang tua dalam menentukan dan membiasakan aktivitas
belajar anak.
4. P eran orang tua dalam memberikan batasan waktu bagi anak.
2. Menentu kan skala model yang digunakan
Pada penelitian ini, penulis menggunakan skala deskriptif
pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala persetujuan
atau pei olakan terhadap pertanyaan atau pernyataan (Nana Syaodah,
2008:22' ).
A dapun Model skala deskriptif Likert pada penelitian ini terdiri
dari pernyataan-pernyataan yang favorabel (mendukung atau memihak
pada obj ;k sikap) dan tidak favorabel (tidak mendukung atau memihak
pada objisk sikap), kemudian dijawab sesuai dengan pengalaman empiris
informan dengan kriteria:
> STS = Sangat tidak setuju > TS = Tidak setuju > N = Netral/ragu > S = Setuju > SS = Sangat setuju
Bt rikut ini pengelompokan item kuesioner berdasarkan jenis soal
favorabel dan tidak favorabel.
Aspek Pernyataan
favorabel
Pernyataan tidak favorabel Pendi; iplinan belajar 1 dan 8 2 dan 11 Penga\ /asan orang tua 5 dan 10 6 dan 7
Mani jemen waktu 4 dan 12 3 dan 9
3. Membuat
Seli;
sesuai dengj
ini, penuli
kor tiap item kuesioner
ap jawaban dari kuesioner memiliki bobot skor yang berbeda
;an jenis item favorabel atau tidak favorabel. Dalam penelitian
40
Pernyata* n favorabel Skor Pernyataan tidak favorabel Skor
i5S 4 STS 4
F. Teknik Anali tis Data
Data pene
itian diklasifikasi menjadi dua macam, yakni bersifat kuantitif
Adapun data penelitian ini bersifat kuantitaif, yakni berwujud
asil perhitungan atau pengukuran. Dalam penelitian ini, penulis
analisis statistik deskriptif yang berfungsi untuk
an data, menggarap, menyimpulkan, memaparkan, serta
:il olahan (Arikunto, 1990:388).
Angka-angca statistik itu menjadi deskripsi-deskripsi penelitian yang
kemudian diolih dengan analisis statistik inferensial yang berfungsi untuk
menggeneralis* sikan hasil penelitian yang dilakukan pada sampel, bagi
populasi (Ariki nto, 1990:388). Berikut ini tahap-tahap analisis data :
likriptif:
lengetahui gambaran (tingkat persentase) pendisiplinan belajar
ian prestasi belajar siswa digunakan statistik perhitungan
lari masing-masing pengukuran variabel penelitian. Berikut
a. Memb
i
uat interval atau kualifikasi variabel X dan Y dengan rumus
Jarak pengukuran (R)
•i nilai mean masing-masing v ariab el:
M = £ x N
io Hadi, 1989:39)
i Hipotesis
enjawab pertanyaan ketiga (korelasi pendisiplinan belajar di
an prestasi belajar), penulis menggunakan rumus korelasional
lu product moment:
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Karakteristik Subjek Penelitian
1. Pekeijain dan tingkat pendidikan orang tua
Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan data yang bersumber dari
inform; m sebagai berikut:
Karyawan 41 47,13 SMP 28 32,18
Swasta 17 19,54 SD 21 24,14
Wirausaha 15 17,24 SMA 20 22,99
Poli si/TNI 4 4,60 SMK/STM 6 6,90
PNS./guru 2 2,30 SI 2 2,30
K uyawan 20 22,99 SMP 23 26,44
Wirausaha 14 16,09 SMA 17 19,54
Swasta 6 6,90 SMK/STM 3 3,45
Kosong 4 4,60 SI 1 1,15
Kosong 10 11,49
Jumlah 87 100 % Jumlah 87 100 %
Keterangan : Ibu Rumah Tangga (IRT).
43
Diketahui dari tabel 1 dan 2, terdapat 31,03% orang tua siswa
berpendidikan tingkat Sekolah Dasar dan 29,31% dari mereka
berpendi iikan tingkat SLTP, artinya 60,34 % dari orang tua siswa hanya
samapi f ada pendidikan tingkat dasar atau dikenal dengan wajar DIKDAS.
Adapaun yang berpendidikan tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi masing-
masing .ebesar 26,44 % dan 2,3 %, hal ini mengindikasikan bahwa hanya
28,74 % dari orang tua siswa yang berpendidikan tingkat menengah dan tinggi.
2. Kondis: keluarga (ayah/ibu)
yang lay ik dijadikan informan penelitian. Sedangkan 15 % lainnya tidak
termasul dalam kategori pengambilan data penelitian berdasarkan
kriteria-kriteria y ang ditetapkan.
5. Ketentua ti pengambilan skor kuesioner
a. Sisw i atau siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga
b. Sisw t atau siswi yang tinggal bersama ayah atau ibu
c. Sisw i yang telah mengikuti ujian semester pertama
d. Sisw i yang bersedia untuk mengisi dan mengumpulkan kuesioner
Eerikut ini data-data yang tidak bisa digunakan sebagai pelengkap
data penelitian:
a Tiga siswa dari kelas A bertempat tinggal di panti asuhan (3)
b. Tiga siswa dari kelas B bertempat tinggal di panti asuhan dan satu
sisw; . tidak bersedia mengumpulkan kuesioner (4)
c. Emp it siswa kelas C tinggal di panti asuhan. Satu siswi baru yang
tidal sempat mengikuti ujian semester awal. Tiga siswa tidak bersedia
menjawab dan mengumpulkan kuesioner (8)
1otal keseluruhan kuesioner yang tidak layak menjadi data
peneliticii sebanyak 15 informan dari jumlah keseluruhan 102.
B. Validitas d in reliabilitas
1. Validitas
Tntuk mengukur suatu benda dibutuhkan alat yang namanya timbang an. Begitu juga untuk mengukur panjang pendek suatu benda
46
(2002:144) menyatakan ’’validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.
Acapun alat pengukur instrumen penelitian adalah penghitungan
dengan rumus product moment Pearson untuk membuktikan
kevalidam iya/kesahihan item-item kuesioner. Berikut ini langkah-
langkahnja:
a. Memt uat tabulasi j awaban informan
Tabel 7.
b. Membuat tabel perhitungan korelasi hasil kuesioner
Tabel 8.
Hasil olah data tiap aitem kuesioner
Ku sioner X Y X 2 . XY
i 233 3102 681 112994 8478
2 290 3102 1046 112994 10595
3 261 3102 903 112994 9601
4 279 3102 953 112994 10124
5 277 3102 919 112994 10032
6 278 3102 948 112994 10111
7 259 3102 839 112994 9470
8 271 3102 945 112994 9880
9 299 3102 1089 112994 10871
10 215 3102 611 112994 7849
11 215 3102 589 112994 7783
12 225 3102 689 112994 8200