• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Desa Adat Sangeh Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Sangeh, Kabupaten Badung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Desa Adat Sangeh Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Sangeh, Kabupaten Badung."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN DESA ADAT SANGEH DALAM PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA SANGEH, KABUPATEN BADUNG

THE ROLE OF INDIGENOUS VILLAGE IN MANAGEMENT OF SANGEH TOURIST ATTRACTION, DISTRICT OF BADUNG

Agus Muriawan Putra

Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

ABSTRACT

One of the tourist attractions in Badung regency which is managed by the indigenous village is Sangeh tourist attractions, of which previously this place was developed naturally without any professional management. It was only since 1996 this tourist attraction managed by the Indigenous Village of Sangeh, and began to be imposed to retribution by legislation of badung District No. 20 1995.

The purpose of this study is to determine : (1) potential tourism attractions owned by Sangeh Tourist Attractions; (2) the extent to which Indigenous village role in managing Sangeh Tourist Attractions; (3) the constraints faced by the Village of Sangeh in managing the Sangeh Attractions; and (4) the benefits obtained by the Village People by managing Sangeh Tourist Attractions.

The Method used in the determination of informants was purposive sampling method, which is based on the method of the determining a specific purpose, and upon consideration of the researcher. Accidental method was applied in determining the traveler informants, namely : the method of determining the informant to take tourists who happened to be in the study site at the time of the study conducted. The data was collected by observation, in-depth interviews (guide interview), questionnaires, literature study, and documentation study. The data was analyzed using descriptive qualitative analysis.

The results showed that sangeh has huge potential to be developed into a tourist attraction because it has some uniqueness and provide enormous benefits to people of Sangeh itself, so that the preservation and sustainability of the area of Sangeh can be maintained under the role and participation of Sangeh community. In addition, the Village People as the manager of Sangeh Tourist Attractions implementing the programs properly and in accordance with the culture and religiosity of Sangeh people who think that Sangeh is the spiritual center for the preservation of natural and cultural of Sangeh.

Keyword :Roles, Indigenous Village, Management, Travel Attractions

(2)

PENDAHULUAN

Sejak beberapa dekade terakhir ini, banyak negara berkembang mulai melirik sektor pariwisata sebagai sumber penghasil devisa sehubungan dengan makin melemahnya daya saing komuditas andalan mereka. Di samping itu, ancaman krisis ekonomi global juga semakin mendorong negara-negara di berbagai belahan dunia untuk memprioritaskan pembangunan sektor pariwisata dalam upaya pemulihan ekonomi. Demikian pula di Indonesia, pembangunan sektor pariwisata telah lama menjadi bagian agenda pembangunan nasional dengan motivasi peningkatan kesejahteraan ekonomi, sosial-budaya, dan politik.

Tujuan Program Pengembangan Pariwisata adalah mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan kualitas pariwisata nasional yang berbasis kepada pemberdayaan masyarakat, kesenian, dan kebudayaan, serta sumber daya (pesona) alam lokal dengan tetap mempertahankan kelestarian seni dan budaya tradisonal serta kelestarian lingkungan hidup setempat, dan mengembangkan serta memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negeri (internasional).

Bagi Provinsi Bali, sektor pariwisata telah lama menjad primadona penghasil devisa andalan. Sumbangan sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah Bali dari tahun ke tahun terus meningkat mengungguli sektor-sektor lainnya. Dalam rangka pengembangan sektor kepariwisataan di Bali, Pemerintah Daerah Bali melalui Perda Nomor 3 Tahun 1974, menetapkan bahwa jenis kepariwisataan yang dikembangkan di daerah Bali adalah pariwisata budaya. Pariwisata budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang dalam pengembangannya ditunjang oleh faktor kebudayaan. Kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan Bali yang dijiwai oleh Agama Hindu. Konsep ini dilandasi oleh proposisi bahwa kebudayaan berfungsi terhadap pariwisata menurut pola hubungan yang bersifat linier dan satu arah.

(3)

cita-cita akan adanya hubungan timbal balik antara pariwisata dan kebudayaan, sehingga keduanya berkembang secara serasi, selaras, dan seimbang. Konsep ini dilandasi oleh proposisi bahwa kebudayaan dan pariwisata harus berada dalam pola hubungan interaktif yang bersifat dinamik dan progresif (Geriya, 1996: 46).

Konsep pembangunan pariwisata berwawasan budaya dipandang sangat penting dan relevan mengingat pariwisata sebagai fenomena modern mengandung sejumlah konsekuensi terhadap kebudayaan masyarakat lokal atau tuan rumah. Perkembangan pariwisata pada tingkat tertentu, di samping membawa manfaat positif bagi perekonomian, juga kerap menimbulkan ancaman bagi keberadaan budaya tuan rumah. Kebudayaan ini tumbuh dan berakar pada berbagai lembaga tradisonal yang bersifat sosial religius seperti desa adat dengan banjarnya. Lembaga tradisional ini merupakan pilar-pilar penyangga kelestarian kebudayaan Bali. Ini berarti maju mundurnya kebudayaan Bali sangat tergantung kepada dinamika lembaga ini. Oleh karena kebudayaan Bali tergantung pada lembaga tradisional, sedangkan pariwisata tergantung pada kebudayaan, maka hal ini langsung berarti bahwa pariwisata tergantung pada eksistensi lembaga tradisional tersebut. Kalau konsep pariwisata budaya dilaksanakan secara konsisten, maka lembaga tradisional seperti desa adat harus berperan secara aktif, termasuk aktif di dalam menikmati manfaat ekonomi pembangunan kepariwisataan. Bukti-bukti empiris sebagaimana terlihat dari hasil penelitian di berbagai desa adat menunjukkan bahwa sesungguhnya desa adat mempunyai potensi yang memadai untuk mengelola daya tarik wisata yang ada di daerahnya.

(4)

METODE PENELITIAN

Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu cara penentuan informan yang berdasarkan atas tujuan tertentu dan atas pertimbangan peneliti. Informasi yang ditetapkan sesuai dengan penelitiannya dan memiliki kriteria, yaitu: (1) mereka yang mengetahui kedalaman informasi sehubungan dengan masalah yang diteliti; (2) mereka yang diterima oleh berbagai kelompok yang terkait dengan pengelolaan; dan (3) mereka yang memiliki pengetahuan tentang pariwisata. Dalam menentukan informan untuk wisatawan menggunakan metode accidental, yaitu: cara penentuan informan dengan mengambil wisatawan yang kebetulan berada di lokasi penelitian pada saat penelitian dilaksanakan pada Daya Tarik Wisata Sangeh. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, kuesioner, dandokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Potensi Wisata Sangeh

(5)
(6)

Dengan keberadaan beberapa pura dan tempat-tempat sakral lainnya, maka Daya Tarik Wisata Sangeh juga dapat dikembangkan sebagai Wisata Spiritual, sehingga kesakralan tempat dapat tetap terjaga serta dapat memberikan alternatif pilihan wisata kepada wisatawan/pengunjung.

2. Peranan Desa Adat Sangeh

(7)

seharusnya lebih banyak dirasakan oleh masyarakat Desa Sangeh sendiri. Persentase pembagian tersebut adalah 75% untuk Desa Adat dan 25% untuk Pemerintah Daerah Badung. Dari 75% untuk Desa Adat tersebut kemudian didistribusikan kembali, yaitu: 25% untuk Pengelola dan 75% untuk kepentingan pembangunan dan kegiatan adat di Desa

Sangeh. Penghasilan dari Daya Tarik Wisata Sangeh rata-rata per bulan adalah sebesar Rp. 90.000.000,- (sembilan puluh juta rupiah); (4) Menjaga Kelestarian Hutan Sangeh

(8)

sifatnya tertentu, sehingga pembiayaan dari setiap upacara tersebut dapat ditutupi dari pemasukan Daya Tarik Wisata Sangeh serta pembiayaan terhadap perawatan pura-pura tersebut. Di samping itu, fasilitas-fasilitas umum yang dimiliki oleh Desa Sangeh, seperti Balai Banjar, Wantilan Desa, Gong Desa, dan sebagainya juga memerlukan perawatan-perawatan agar fungsi dari bangunan atau alat tersebut tidak terganggu, sehingga pembiayaan juga didapatkan dari pemasukan Daya Tarik Wisata Sangeh; (7) Mengadakan Penataan-Penataan Terhadap Daya Tarik Wisata Sangeh. Untuk memperindah Daya Tarik Wisata Sangeh, Desa Adat selalu mengadakan penataan-penataan yang tujuannya adalah untuk memberikan kenyamanan dan daya tarik tambahan terhadap wisatawan/pengunjung. Dari penataan track-track untuk melihat keberadaan hutan dan kera juga mengadakan penataan terhadap taman-taman serta papan-papan petunjuk yang berada di sekitarnya. Bangunan-bangunan pendukung di sekitar Sangeh juga ditata agar tidak semberawut dan tidak mengganggu kenyamanan. Selain itu, penampilan dari karyawan, para pedagang, tukang photo juga diseragamkan, sehingga menambah kesan rapi dan enak dipandang. 3. Kendala-Kendala Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Sangeh

(9)

lokal yang cocok dengan karakteristik Daya Tarik Wisata Sangeh; (2) Kendala Eksternal, yang termasuk: tingkat kelancaran dari aksesibilitas menuju Daya Tarik Wisata Sangeh, seperti sarana/prasarana jalan, petunjuk arah, dan sebagainya, kurangnya jalur-jalur wisata yang bisa disinergikan menjadi satu paket wisata dengan Daya Tarik Wisata Sangeh, banyaknya daya tarik-daya tarik yang sejenis, sehingga perlu membuat terobosan-terobosan atau ide-ide kreatif dalam pengelolaan dan pengembangannya, perlu ditertibkan untuk guide-guide luar yang masuk dan memandu langsung wisatawan tanpa didampingi oleh guide lokal, hal ini untuk menghindari salah informasi dan salah penjelasan serta keamanan wisatawan/pengunjung yang menikmati suasana/keindahan Daya Tarik Wisata Sangeh, merangsang dan mengundang para investor di bidang pariwisata untuk datang berinvestasi, sehingga perlu penguatan-penguatan dari Desa Adat dan masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian dan kesakralan Sangeh dengan cara pengelolaan tetap dilakukan oleh Desa Adat atau pengelolaan lokal.

4. Manfaat Daya Tarik Wisata Sangeh Terhadap Masyarakat Lokal

(10)
(11)
(12)

kera-kera tersebut sudah terpenuhi secara teratur, yaitu: pagi diberikan pakan ketela sebanyak 3-4 karung, sore diberikan pakan pisang sebanyak 3-4 keranjang, dan sebagai pakan selingan (camilan) diberikan beras pada saat siang hari sebanyak 3-4 kg, serta makanan dari beberapa wisatawan/pengunjung.

5. Program-Program Desa Adat

(13)
(14)

Wisata Sangeh dan juga Desa Sangeh perlu untuk digali dan ditata serta dikemas agar dapat menjadi keanekaragaman daya tarik yang memberikan berbagai macam pilihan wisata kepada wisatawan/pengunjung. Kegiatan atau aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengkemas berbagai potensi tersebut adalah dengan mengadakan Festival Sangeh. Festival Sangeh merupakan kreativitas dari berbagai komponen Sangeh di dalam menyuguhkan keunikan serta keanekaragaman daya tarik yang dapat dijual kepada wisatawan/pengunjung, mengadakan pemasaran pariwisata secara global untuk memasarkan/mempromosikan Daya Tarik Wisata Sangeh secara global dengan cara mengikuti langsung pameran-pameran pariwisata tingkat internasional untuk secara langsung dapat mempromosikan dan memperkenalkan Daya Tarik Wisata Sangeh, membuat kajian ilmiah terhadap pengelolaan dan pengembangan Daya Tarik Wisata Sangeh karena Sangeh merupakan daya tarik wisata yang berbasis alam dan lingkungan, di samping sebagai daya tarik wisata untuk disuguhkan kepada wisatawan/pengunjung di sisi lain juga sebagai bahan-bahan kajian atau riset demi kepentingan ilmu pengetahuan, menentukan positioning Daya Tarik Wisata Sangeh dengan beberapa program-program untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan Daya Tarik Wisata Sangeh secara spesifik berkaitan dengan adat dan budaya serta kebiasaan masyarakat Sangeh sesuai dengan kondisi alam dan kultur dari Desa Sangeh. Dengan demikian, Daya Tarik Wisata Sangeh mempunyai positioning atau ciri khusus sesuai dengan karakteristik dan kutur dari Desa Sangeh yang pengelolaannya berbasis Desa Adat (Pengelola Lokal).

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Daya Tarik Wisata Sangeh memiliki beragam potensi wisata yang dapat disuguhkan kepada wisatawan/pengunjung serta memiliki daya tarik yang sangat besar sekaligus memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat di daerah lain.

(15)

setelah dikelola oleh Desa Adat dengan sistem pendekatan lokal dengan mengedepankan kepercayaan dan kultur yang berkembang pada masyarakat Sangeh terhadap keberadaan Daya Tarik Wisata Sangeh dengan berbagai keunikan dan misterinya. Peran Desa Adat Sangeh untuk mengelola Daya Tarik Wisata Sangeh, yaitu: penyediaan berbagai fasilitas wisata, merancang program-program pengembangan Daya Tarik Wisata Sangeh, menentukan persentase pembagian pendapatan secara adil, transparan, dan proporsional, menjaga kelestarian dan keberlanjutan Hutan Sangeh beserta kera-keranya, mengadakan monitoring dan evalusi serta pengawasan, membiayai segala keperluan pemeliharaan dan upacara agama yang dilaksanakan di Desa Sangeh, serta melakukan penataan-penataan secara menyeluruh pada Daya Tarik Wisata Sangeh.

3. Dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Sangeh juga terdapat beberapa kendala atau permasalahan yang dihadapi, di mana kendala-kendala tersebut dapat dikategorikan ke dalam 2 (dua) kategori besar, yaitu: kendala internal dan kendala eksternal. Baik kendala internal maupun kendala eksternal mendapatkan porsi pemecahan yang sama.

(16)

Saran

Dari hasil pembahasan dan simpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Pihak Pengelola agar terus mengadakan penataan-penataan pada Daya Tarik Wisata Sangeh, sehingga wisatawan/pengunjung semakin nyaman dan betah berada pada Daya Tarik Wisata Sangeh.

2. Perlu dirancang alternatif-alternatif wisata pilihan untuk memberikan berbagai pilihan serta dapat menangkap berbagai segmen-segmen wisatawan/pengunjung yang datang pada Daya Tarik Wisata Sangeh.

3. Lebih meningkatkan promosi dan penyediaan berbagai fasilitas-fasilitas utama pada Daya Tarik Wisata Sangeh, seperti: money changer, tourist information, jaringan-jaringan internet, dan lain-lain.

4. Agar lebih banyak karyawan yang dikirim untuk mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan pariwisata untuk meningkatkan kualitas SDM agar dapat memberikan pelayanan yang prima kepada wisatawan/pengunjung.

5. Agar diupayakan untuk membuat cinderamata lokal, sehingga wisatawan/pengunjung selalu mengingat Daya Tarik Wisata Sangeh dengan cinderamata lokal tersebut.

6. Pihak Pemerintah Daerah Badung agar senantiasa memberikan pembinaan dan perhatian kepada Daya Tarik Wisata Sangeh.

UCAPAN TERIMA KASIH

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Metode Dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Ardika, Wayan. 2003. Pariwisata Budaya Berkelanjutan (Refleksi dan Harapan di Tengah Perkembangan Global). Denpasar: Unud–Program Studi Magister (S2) Kajian Pariwisata.

Atmaja, Jiwa. 2003. Perempatan Agung (Menguak Konsepsi Palemahan Ruang Dan Waktu Masyarakat Bali). Denpasar: CV. Bali Media Adhikarsa.

Anonim. Majalah DPRD Bali. No. 42 Triwulan II. 1989.

Anonim. Pemerintah Kabupaten Badung. 2008. Profil Pembangunan Desa Sangeh. Anonim. Pemerintah Kabupaten Badung. 2010. Profil Pembangunan Desa Sangeh.

Anonim. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 1991 Tentang Pariwisata Budaya. Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2006. Data Objek dan Daya Tarik Wisata di Bali. Denpasar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001.

Moleong, Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Majalah Cakrawala. 2012. Bali.

Pitana, I Gede. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Pujaastawa. 2005. Pariwisata Terpadu (Alternatif Model Pengembangan Pariwisata Bali Tengah). Denpasar: Universitas Udayana.

R.G. Soekadijo. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Top Destination Bali. 2012. A Comprehensive Information About Bali.

Yoeti, Drs. Oka A. 2008. Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Referensi

Dokumen terkait

Bank Kalteng, hadiah yang lain dapat diambil di Kantor Bank Kalteng tempat penabung membuka tabungan, dengan syarat-syarat sbb :... YOSAPATASI RUKMO SUSEDYANTO Direktur

Osnovni namen diplomskega dela je bil prikaz utaje davka na dodano vrednost s poudarkom na davčnih vrtiljakih in opozoriti odgovorne, da je skrajni čas, da na področju davčne

Dalam memberikan layanan kepada pengguna jasanya, KAP Drs. Chaeroni cukup luas dan bervariasi karena suatu kantor akuntan publik dituntut untuk profesional dalam bidangnya

Salah satu hal yang membuat Amerika Serikat lebih berhati hati dan penuh pertimbangan dalam menentukan kebijakan politik luar negerinya terhadap pengembangan nuklir Korea Utara

Selanjutnya para pemimpin G20 mendukung praktik baik dalam pelaksana kebijakan dan pendekatan regulasi termasuk ketentuan uji coba perusahaan rintisan di bidang keuangan

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

(2) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam perencanaan program pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Pedoman/Standar Teknis yang ditetapkan.. BAB