GURU PEMBELAJAR
MODUL
MATA PELAJARAN PENIDIDKAN JASMANI OLAH RAGA
DAN KESEHATAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
(SMA/SMK)
KELOMPOK KOMPETENSI E
PEDAGOGIK : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Penulis:
1. Hardiyanto, M.Pd, 081210192220, e-Mail: hardiyanto.enasri@gmail.com
2. Dr. Sri Winarni, M.Pd, 081325071684, e-Mail: winuny@yahoo.co.id
3. Marihot Parlindungan, S.Pd, 08158875736, e-Mail: mp.hutapea@yahoo.co.id
Penelaah:
1. Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, 081392297979, e-Mail: harirachman@yahoo.com.au
2. Drs. Suroto, MA, Ph.D, 081331573321, e-Mail: suroto@unesa.ac.id
3. Dr. Sugito Adiwarsito, 085217181081, e-Mail: sugito72@yahoo.com
Ilustrator:
Yuni Tuningrum, S.H.Hak cipta dilindungi undang-undang
i
KATA SAMBUTAN
Peran guru professional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilannbelajar siswa. Guru professional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.
Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online) dan campuran (blended) tatap muka dengan online.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.
Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.
ii
KATA PENGANTAR
Dalam rangka mendukung pencapaian visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) tahun 2015-2019 “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan
dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong” serta untuk merealisasikan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat dan pembelajaran yang bermutu, PPPPTK Penjas dan BK tahun 2016 telah merancang program peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Salah satu upaya PPPPTK Penjas dan BK dalam merealisasikan program peningkatan kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah melaksanakan Program Guru Pembelajar yang bahan ajar nya dikembangkan dalam bentuk modul berdasarkan standar kompetensi guru.
Sesuai fungsinya bahan pembelajaran yang didesain dalam bentuk modul agar dapat dipelajari secara mandiri oleh para peserta diklat. Beberapa karakteristik yang khas dari bahan pembelajaran tersebut adalah: (1) lengkap (self-contained), artinya seluruh materi yang diperlukan peserta program guru pembelajar untuk mencapai kompetensi tertentu tersedia secara memadai; (2) menjelaskan diri sendiri (self-explanatory), maksudnya penjelasan dalam paket bahan pembelajaran memungkinkan peserta program guru pembelajar dapat mempelajari dan menguasai kompetensi secara mandiri; serta (3) mampu membelajarkan peserta program guru pembelajar (self-instructional), yakni sajian dalam paket bahan pembelajaran ditata sedemikian rupa sehingga dapat memicu peserta untuk secara aktif melakukan interaksi belajar, bahkan menilai sendiri kemampuan belajar yang dicapainya.
Modul ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran utama dalam pelaksanaan program guru pembelajar guru PJOK dan guru BK sebagai tindak lanjut dari Uji Kompetensi Guru (UKG).
Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi serta penghargaan setinggi-tingginya kepada tim penyusun, baik penulis, tim pengembang teknologi pembelajaran, pengetik, tim editor, maupun tim pakar yang telah mencurahkan pemikiran, meluangkan waktu untuk bekerja keras secara kolaboratif dalam mewujudkan modul ini.
iii
DAFTAR ISI
Hal
KATA SAMBUTAN ………. i
KATA PENGANTAR ……….. ii
DAFTAR ISI ………. iv
DAFTAR GAMBAR ………. vii
DAFTAR TABEL ………. viii
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1
B. Tujuan ………... 2
C. Peta Kompetensi ………... 3
D. Ruang Lingkup ………... 4
E. Cara penggunaan Modul ……….. 4
II KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM A. Tujuan ………... 5
B. Uraian Materi 1. Prinsip Pengembangan Kurikulum ...………... 5
2. Prinsip Perubahan Kurikulum 2013 ...……... 9
C. Aktivitas Pembelajaran ……….. 14
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 14
E. Rangkuman ………. 15
F. Umpan Balik dan Tindak lanjut ………. 15
G. Kunci jawaban ……….... 15
III KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PJOK A. Tujuan ……….. 16
iv
2. Komponen-komponen dalam standar proses
pendidikan ... 17
3. Langkah Pelaksanaan Pembelajaran ... 19
4. Pendekatan scientific dalam PJOK ... 20
C. Aktivitas Pembelajaran ……….. 26
D. Latihan/Kasus/Tugas ……… 29
E. Rangkuman ………. 30
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………. 31
G. Kunci Jawaban ……….. 31
IV KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN A. Tujuan ……….. 32
B. Uraian Materi 1. Media pembelajaran ………... 32
2. Sumber pembelajaran ………... 37
C. Aktivitas Pembelajaran ……….. 39
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 39
E. Rangkuman ………. 40
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ………... 40
G. Kunci Jawaban……….... 41
V KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PENILAIAN A. Tujuan ………... 42
B. Uraian Materi 1. Konsep Pengembangan Penilaian ...…………... 42
2. Teknik Penilaian dan Langkah Penilaian ... 49
C. Aktivitas Pembelajaran ……….. 74
D. Latihan/Kasus/Tugas ………. 75
E. Rangkuman ……… 76
v
G. Kunci jawaban ……… 77
EVALUASI ………. 78
PENUTUP ………. 86
GLOSARIUM ………... 87
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Pendekatan saintifik/ilmiah 22
vii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan
berdasarkan elemen-elemen 12
Tabel 1.2 Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara
holistik 12
Tabel 1.3 Kompetensi lulusan satuan pendidikan
SMA/MI/SMALB/Paket C 13
Tabel 2.4 Deskripsi Kegiatan Pembelajaran saintifik ………... 22
Tabel 4.5 Contoh Kisi-kisi penilaian keterampilan proses ……….... 65
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan kegiatan utama di suatu sekolah. Di
dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa.
Interaksi yang terjadi adalah implikasi dari proses komunikasi dalam
pemahaman suatu bahan ajar. Proses interaksi yang terjadi akan diwarnai
dengan metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru. Metode
pembelajaran yang atraktif dan menarik akan menarik minat siswa untuk
memberikan perhatian dan berinteraksi di dalamnya, sehingga diharapkan
terjadi peningkatan kualitas pendidikan.
Untuk mencapai kualitas pendidikan diharapkan, tentu harus diawali
dengan upaya peningkatan proses pembelajaran. Agus Suryobroto (2004)
mengemukakan bahwa terdapat tiga hal penting yang harus ada dalam
suatu proses pembelajaran, yaitu : guru, siswa, dan bahan pelajaran.
Eksistensi ketiga faktor tersebut akan menjadikan proses pembelajaran
dapat terlaksana dengan sebagaimana mestinya. Keberadaan ketiga faktor
di atas berlaku pada semua mata pelajaran termasuk pendidikan jasmani.
Pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan dengan sukses dan lancar
akan sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain: guru, siswa,
kurikulum, sarana dan prasarana, tujuan, metode, lingkungan yang
mendukung dan penelitian.
Terciptanya kualitas pendidikan seperti yang diharapkan tentu
membutuhkan kerja keras dan dedikasi yang tinggi. Totalitas dalam
memajukan pendidikan ini diantaranya ditentukan oleh kualitas sumber
daya manusia yang mumpuni dalam bidangnya. Mutu sumber daya
manusia erat kaitannya dengan mutu pendidikan.
UNESCO pada tahun 2012 melaporkan bahwa Indonesia berada di
peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan penilaian Education Development
2
diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu angka
partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke
atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, angka bertahan siswa
hingga kelas V Sekolah dasar (UNESCO : 2012). Sementara itu The United
Nations Development Programme (UNDP) tahun 2011 juga telah
melaporkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM ) atau Human
Development Index (HDI) Indonesia mengalami penurunan dari peringkat
108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012 dari 180 negara.
Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi urutan
ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan
pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang menunjukkan
kenaikan, tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap
saja Indonesia tidak naik peringkat. Kontras dengan paparan di atas,
sebuah riset yang dilakukan oleh Liga Global yang diterbitkan oleh Firma
Pendidikan Pearson memberikan fakta yang menjadikan system
pendidikan di Indonesia sebagai yang terendah bersama Meksiko dan
Brasil. Dua kekuatan utama yang menjadi pilar pendidikan di dunia yaitu
Finlandia dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut telah berhasil
memberikan status tinggi terhadap guru dan memiliki budaya pendidikan
(BBC, 2012).
Hal ini memberikan gambaran masih rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia. Mutu pendidikan tercermin dari mutu sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang rendah dapat diasumsikan bahwa rendah pula
mutu pendidikannya. Masyarakat masih berasumsi bahwa kualitas
pendidikan mutlak ditentukan oleh keberhasilan dalam ujian nasional (UN).
Nilai ujian nasional yang tinggi, maka tujuan pendidikan sudah tercapai dan
berhasil dalam mendidik anak didik. Hasil akhir adalah patokan
keberhasilan akan sesuatu, tak terkecuali bidang pendidikan.
B. Tujuan
Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam mengnalisis
3 mendapatkan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik
sesuai dengan bekal ajar yang dimiliki serta strategi yang dipilih dalam
pembelajaran. Selain itu Saudara juga diharapkan mampu memahami
aspek-aspek pembelajaran yang meliputi prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum, analisis KI, KD mata pelajaran PJOK, pelaksanaan pkegiatan
pembelajaran , penilaian, media dan sumber pembelajaran, dan modifikasi
materi pembelajaran.
C. Peta Kompetensi
Memiliki kecakapan dalam mengelola pembelajaran mengacu pada konsep keilmuan pendukung PJOK secara profesional serta memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip Pengembangan kurikulum
Prinsip Perubahan kurikulum
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Standar Proses Pendidikan
Komponen dalam Standar Proses
Langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Pendekatan Scientifik
Penilaian
Konsep Pengembangan Penilaian kelas
Teknik Penilaian dan Langkah Penilaian
Media dan Sumber Pembelajaran
Media Pemebelajaran
4
D. Ruang Lingkup
Modul diklat ini berisi tentang, Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum,
Pelaksanaan Pembelajaran Setiap Lingkup Pembelajaran Penjasorkes
Secara Scientific, Media Dan Sumber Pembelajaran, dan Pengolahan Hasil
Penilaian Pembelajaran.
E. Cara Penggunaan Modul
Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi dalam modul ini
Saudara diharapkan membaca secara seksama, menelaah informasi
tambahan yang diberikan oleh fasilitator, serta menggali lebih dalam informasi
yang diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan diskusi,
serta upaya lain yang relevan. Pada tahap penguasaan keterampilan
diharapkan Saudara mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara
bertahap sesuai dengan langkah dan prosedur yang dituliskan dalam modul
ini. Cobalah berkali-kali dan kemudian Saudara bandingkan keterampilan
yang Saudara kuasai dengan kriteria yang ada dalam setiap pembahasan.
Selain itu Saudara juga diminta untuk mengerjakan berbagai tugas/ latihan/
kasus yang disajikan. Pengerjaan tugas/ latihan/ kasus didasarkan pada
informasi yang ada pada modul ini sebelumnya, dan kemudian diperkaya
dengan berbagai informasi yang Saudara dapat dari sumber-sumber lain.
Evaluasi merupakan tugas lain yang perlu Saudara kerjakan sehingga secara
mandiri Saudara akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang
disajikan. Pada setiap akhir kegiatan pembelajaran disajikan kunci jawaban
dari evaluasi tersebut, namun demikian Saudara tidak diperkenankan
5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Tujuan
1.
Kompetensi DasarDengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran
ini, peserta diklat dapat menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan
dan perubahan kurikulum secara terperinci.
2.
Indikator Pencapaian Kompetensia. Mendeskripsikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum secara
terperinci.
b. Mengidentifikasi prinsip perubahan kurikulum 2013.
B. Uraian Materi
1. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia
olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada
saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh
medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam
dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran
untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Pengembangan Kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum
adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum
membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan
Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha
6
Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum
untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat
ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil
kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya
melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja,
namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur–unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan
digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya
merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu
kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1)
prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan
efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan
dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002)
mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :
a. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di
antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi,
organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa
komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan
potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan
perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
b. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan
agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
7 c. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum,
baik secara vertikal, maupun secara horizontal.
Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
d. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber
lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya
memadai.
e. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya; Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
b. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender; Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
8
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan; Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders)
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan
dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan; Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat; Kurikulum diarahkan kepada proses
pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah;
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Bhineka Tunggal Ika).
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara
penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum
sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena
prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum. Dalam
9 pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal
jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi
prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.
2. Prinsip Perubahan Kurikulum 2013
Perubahan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
b. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.
c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
i. urikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah
10
a. Elemen- elemen Perubahan Kurikulum 2013
Beban belajar/jumlah jam pelajaran Kurikulum 2013 akan bertambah
dan mata pelajaran berkurang. Hal baru sebagai perubahan kurikulum
yang menjadi ciri Kurikulum 2013 adalah menyangkut 4 (empat) standar
pendidikan, yakni SKL, Standar Proses, Standar Isi, dan Standar
Penilaian.
Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai berikut : (1) Kompetensi Lulusan; Adanya peningkatan dan keseimbangan soft
skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
(2) Kedudukan Mata Pelajaran (ISI); Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
(3) Pendekatan (ISI), kompetensi dikembangkan melalui; a) SD : Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran b) SMP : Mata pelajaran
c) SMA : Mata pelajaran wajib dan pilihan d) SMK : Mata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi
(4) Struktur Kurikulum;
a) TIK menjadi media semua matapelajaran.
b) Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler.
c) Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10.
d) Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.
(5) Proses pembelajaran
a) Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
b) Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
c) Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
d) Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.
e) SD : Tematik dan terpadu
11 g) SMA : Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai dengan
bakat dan minatnya
h) SMK : Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
(6) Penilaian
a) Pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
b) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).
c) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.
d) Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagaiinstrumen utama Penilaian.
(7) Ekstrakurikuler
a) SD : Pramuka (wajib), UKS, PMR, Bahasa Inggris b) SMP/SMA/SMK :
Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dll.
Perlunya ekstra kurikuler partisipasi aktif siswa dalam permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari pramuka).
b. Analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan
mengidentifikasi apa yang hendak dibentuk, dibangun, dan
diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan
mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan
pendidikan tertentu.Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada
kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan
membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap
individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan
12
Tabel 1.1. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai di bawah ini.
DOMAIN Elemen SD SMP SMA/K
SIKAP
Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan Individu beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik,
dan cinta perdamaian
KETERAMPILAN
Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar,
mengarang
Konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta
PENGETAHUAN
Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi Obyek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
Tabel. 1.2. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
DOMAIN SD SMP SMA/K
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
PENGETAHUAN Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik
13 a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap: Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan: Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan: Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi. Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut: a) perkembangan psikologis anak, b) lingkup dan kedalaman materi, c) kesinambungan, dan d) fungsi satuan pendidikan, d) Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SMP/MTs/SMPLB/Paket B)
Tabel. 1.3. Kompetensi lulusan satuan pendidikan SMA/MI/SMALB/Paket C diuraikan masing-masing berikut ini.
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KETERAMPILAN
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah.
PENGETAHUAN
14
C. Aktivitas Pembelajaran
Lembar kerja 1:
Peserta diklat dalam kelompok yang sama mendeskripsikan penerapan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam mata pelajaran PJOK.
Lembar Pengamatan 2 Prinsip-prinsip
Pengembangan Kurikulum
Pengembangan dalam mata pelajaran PJOK
Relevansi
Flesibilitas
Kontinuitas
Efisiensi
Efektifitas
D. Latihan/ Kasus/ Tugas
1. Guru berfungsi sebagai pelatih dalam pembelajaran pendidikan jasmani, adalah salah satu ciri model kurikulum pendidikan jasmani……
a. Perkembangan c. Analisis gerak
b. Jati diri d. Pendidikan olahraga
2. Salah satu ciri penting model kurikulum ini adalah adanya standar
kompetensi
a. Perkembangan c. Analisis gerak
b. Kurikulum berbasis kompetensi d. Pendidikan olahraga
3. Materi model kurikulum ini mengandung pengetahuan aktual dan
dibutuhkan oleh para remaja, seperti pengetahuan tentang gizi,
penanggulangan dan pengelolaan stress, pemeliharaan kebugaran, dan
pencegahan perilaku yang destruktif:
a. Perkembangan c. Wellness education
15 4. Elemen perubahan pada kurikulum 2013 dibawah ini, kecuali:
a. Kompetensi Lulusan
b. Penilaian
c. Gaya mengajar
d. Ekstrakurikuler.
5. Elemen perubahan pada kurikulum 2013 dibawah ini, kecuali:
a. Kompetensi Lulusan b. Penilaian
c. Gaya mengajar d. Ekstrakurikuler
E. Rangkuman
Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil
penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat
memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Prinsip tersebut
mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai
dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat
dan bangsa. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi (kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD). Elemen perubahan dari kurikulum sebelumnya
terdapat pada kompetensi kelulusan, kedudukan mata pelajaran,
pendekatan struktur kurikulum, proses pembelajaran penilaian, penilaian
dan ekstrakurikuler.
F.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah membaca dan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran ini,
dan Saudara mengerjakan soal evaluasi akhir bab ini, lakukan koreksi
jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia pada setiap
bab dalam modul ini.
G. Kunci Jawaban
16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK 1
A. Tujuan
1. Komepetensi Dasar
Dengan membaca dan menalaah materi pada kegiatan pembelajaran
ini, peserta diklat dapat mengidentifikasi standar proses
pembelajaran, identifikasi langkah-langkah pembelajaran, penilaian
dan mengaplikasikan pembelajaran saintifik pada mata pelajaran
PJOK di Sekolah Menengah Atas.
2. Indikator Pencapaian Kompetensi
a. Mengidentifikasi standar proses pembelajaran PJOK dalam
kurikulum 2013 bagi peserta didik di sekolah menengah atas
secara terperinci.
b. Mengidentifikasi langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
pada tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup bagi
peserta didik di sekolah menengah atas secara terperinci.
c. Mengidentifikasi pendekatan saintifik pada mata pelajaran PJOK
bagi peserta didik di sekolah menengah atas.
B. Uraian Materi
1. Standar Proses Pendidikan
Peraturan pemerintah yang membahas tentang standar proses: Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan menengah
Permen Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus
Permen Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C
Standar Proses merupakan Proses pembelajaran pada satuan
17 menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu,
dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Komponen-komponen dalam Standar Proses Pendidikan a) Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata
pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
b) Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Syarat-syarat terlaksananya suatu proses pembelajaran.
1) Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah:
a) SD/MI : 28 peserta didik
b) SMP/MT : 32 peserta didik
c) SMA/MA : 32 peserta didik
d) SMK/MAK : 32 peserta didik.
2) Beban kerja minimal guru
Guru memiliki beban kerja yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pem¬belajaran, menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan
tugas tambahan sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam
18
3) Buku teks pelajaran
Buku teks pelajaran yang digunakan oleh sekolah/madrasah
dipilih melalui rapat guru dengan pertimbangan komite
sekolah/madrasah dari buku¬buku teks pelajaran yang
ditetapkan oleh Menteri, buku pelajaran peserta didik adalah 1 :
1 per mata pelajaran, dapat menggunakan buku-buku dari
perpistakaan, guru juga menggunakan buku panduan guru,
buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya.
4) Pengelolaan kelas
guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan guru haris mempunyai suara yang jelas
dan dapat didengar oleh semua murid dan memiliki tutur kata
yang santun. Guru harus menggunakan pakaian yang santun
dan rapi, selalu memberitahu silabus mata pelajaran.
5) Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh pendidik terhadap hasil pembelajaran
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik,
serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan
hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian
dilakukan secara konsisten.
c) Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran. Data
yang diperoleh pendidik selama pembelajaran berlangsung
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang
sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator yang akan dinilai.
Penilaian dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti
19 pencil test) atau lisan, penilaian proyek, penilaian produk,
penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portfolio), dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar baik formal
maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan,
sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang
dipahami dan mampu dikerjakannya
d) Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan dan pengawas sekolah. Hal itu sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing. Kegiatan kepengawasan yang dilakukan
meliputi pemantaun, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak
lanjut.
Ada dua macam program pengawasan sekolah yaitu program
tahunan dan program semesteran. Pogram tahunan disusun untuk
tingkat kabupaten atau kota oleh beberapa orang pengawas yang
ditugaskan khusus oleh koordinator pengawas sesuai dengan
kewenangannya.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran di jenjang SMA secara terperinci (pendahuluan, penilaian, dan penutup).
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a) Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: menyiapkan kondisi
pembelajaran agar peserta didik terlibat baik secara psikis
maupun fisik sehingga siap mengikuti proses pembelajaran,
mengabsen, menyampaikan tujuan pembelajaran atau SK dan KD
yang akan dicapai, menjelaskan tentang silabus, mengajukan
pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang akan
20
b) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta membrika ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreatifitas, dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
c) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, pendidik bersama-sama dengan peserta
didik membuat rangkuman/ kesimpulan pelajaran, melakukan
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
melakukan penilaian memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran, memotivasi peserta didik untuk
mendalami materi pembelajaran melalui kegiatan belajar mandiri,
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
4. Pendekatan Scientific dalam pembelajaran PJOK a) Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Proses tersebut memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama
semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk
hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, serta berkontribusi
pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan
21 pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu
bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan,
dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning,
problem-based learning, inquiry learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung
(direct instructional) adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan
keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui
interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam
silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik
melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan
pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan
dampak pembelajaran (instructional effect).
Pembelajaran tidak langsung (indirect instructional) adalah pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran
langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring
(nurturant effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap yang terkandung dalam KI-1 dan
KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap
yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap
sebagai proses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh
seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di
kelas, sekolah, dan masyarakat.
Dalam Langkah-langkah pembelajaran, Proses pembelajaran
menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
22
baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta
didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Pelaksanaan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses
keilmuan merupakan pengorganisasian pengalaman belajar
dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran melaui:
Mengamati; Menanya; Mengumpulkan informasi/mencoba;
[image:34.595.142.380.335.408.2]Menalar/mengasosiasi; dan Mengomunikasikan.
Gambar.2.1. Pendekatan Saintifik/ilmiah
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan
penalaran induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan
penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif
melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang
spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena
atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan.
b) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 2.4: Deskripsi Langkah Pembelajaran *)
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
23 Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat
suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati
Menanya (questioning)
Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan informasi/mencoba
(experimenting)
Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/ mengembangkan
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menalar/Mengasosiasi (associating)
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan
fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,
Menyintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/onsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/ teori/ yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan (communicating)
Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
24
a. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaningfull learning). Metode mengamati
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta
didik, sehingga proses pembelajaran memiliki
kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi
peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini:
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan
diobservasi
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan
mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera,
tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan
dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek
(checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal
(anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal
(mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar
yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor
yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk
25 b. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul
dari siswa. Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan
cara: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik). Menanya dapat juga tidak diungkapkan,
tetapi dapat saja ada di dalam pikiran peserta didik. Untuk
memancing peserta didik mengungkapkannya guru harus
memberi kesempatan mereka untuk mengungkapkan
pertanyaan. Kegiatan bertanya oleh guru dalam
pembelajaran juga sangat penting, sehingga tetap harus
dilakukan.
c. Mengumpulkan informasi/ Eksperimen (Mencoba)
Mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan
pembelajarannya antara lain :
1) Melakukan eksperimen;
2) Membaca sumber lain selain buku teks;
3) Mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
4) Wawancara dengan narasumber.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru
hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan
dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid
mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu
memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan
kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru
membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6)
Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8)
Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan
mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara
26
d. Menalar/Mengasosiasi/ Mengolah informasi
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan
peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah
proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan.
e. Mengomunikasikan
Pada konteks pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
mengomunikasikan mengandung beberapa makna, antara
lain: (1) mengomunikasikan informasi, ide, pemikiran, atau
pendapat; (2) berbagi (sharing) informasi; (3)
memperagakan sesuatu; (4) menampilkan hasil karya; dan
(5) membangun jejaring. Mengomunikasikan juga
mengandung makna: (1) melatih keberanian, (2) melatih
keterampilan berkomunikasi, (3) memasarkan ide, (4)
mengembangkan sikap saling memberi-menerima informasi,
(5) menghayati atau memaknai fenemomena, (5)
menghargai pendapat/karya sendiri dan orang lain, dan (6)
berinteraksi antarsejawat atau dengan pihak lain.
C. Aktivitas Pembelajaran
LK 1
Peserta bekerja dalam kelompok yang terdiri dari lima orang atau lebih.
Susun kegiatan pembelajaran untuk KD dan Materi tertentu, masing-masing
kelompok berbeda.
1. Kegiatan pendahuluan
2. Kegiatan Inti (menggunakan pendekatan saintifik: mengamati, menanya,
mengumpulkan data/mencoba, menganalisis atau menalar,
mengomunikasikan)
27 LK. MENYUSUN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No Komponen Target Indikator Kegiatan
Pembelajaran A. Kegiatan Pendahuluan Melakukan apersepsi, motivasi, penyampaian tujuan
1. Mengecek perilaku awal (entry behaviour)
2. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya
3. Mengajukan pertanyaan menantang, menyampaikan manfaat materi pembelajaran, dan/atau mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema
4. Menyampaikan
tujuan/kompetensi yang akan dicapai peserta didik 5. Menyampaikan lingkup dan
teknik penilaian B. Kegiatan Inti 1. Menguasai Materi
Pelajaran
1. Menyajikan konsep dengan benar
2. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, mengikuti perkembangan terkini, dan kehidupan nyata. 3. Menyajikan materi secara
sistematis
2. Menerapkan Strategi Pembelajaran yang Mendidik
1. Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. 2. Menerapkan strategi-strategi
mengajar yang relevan (bertanya, variasi, menjelaskan, dll)
3. Melakukan kegiatan
pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik (5 M) dan dapat dilanjutkan dengan mencipta.
28
No Komponen Target Indikator Kegiatan
Pembelajaran
3. Menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik (pendekatan berbasis proses keilmuan)
1. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati dalam rangka menemukan masalah yang ingin diketahui.
2. Memancing/memfasilitasi peserta didik untuk merumuskan pertanyaan.
3. Memfasilitasi peserta didik dalam mengumpulkan informasi/ mencoba
4. Memfasilitasi peserta didik dalam mengolah/ menganalisis informasi untuk membuat kesimpulan.
5. Memfasilitasi peserta didik dalam mengomunikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
4. Memanfaatkan Sumber Belajar/ Media dalam Pembelajaran
1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran. 2. Menunjukkan keterampilan
dalam penggunaan media pembelajaran yang bervariasi. 3. Menghasilkan pesan yang
menarik melalui penggunaan media pembelajaran.
4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran. 5. Pelibatan Peserta
Didik dalam Pembelajaran
1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik (mental, fisik, dansosial) melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar. 2. Merespon positif partisipasi
peserta didik.
3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. 4. Menumbuhkan keceriaan atau
antusiasme peserta didik dalam belajar.
6. Menggunakan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
1. Menggunakan bahasa lisan secara runtut.
2. Menggunakan bahasa lisan secara jelas, dan lancar. 3. Menggunakan bahasa tulis yang
dapat dibaca dengan mudah 4. Menggunakan bahasa tulis
29
No Komponen Target Indikator Kegiatan
Pembelajaran
C. Kegiatan Penutup
Menerapkan langkah menutup pelajaran
1. Membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik. 2. Melakukan refleksi yang
mengaitkan materi pelajaran dengan sikap spiritual dan sosial 3. Memfasilitasi pengumpulan hasil
kerja peserta didik sebagai bahan portofolio mereka. 4. Memberi tindak lanjut dengan
memberikan arahan kegiatan berikutnya dan/atau tugas pengayaan dan/atau remedi.
D. Latihan/ Kasus/ Tugas
1) Pada tahap menalar pada proses pembelajaran dibawah ini:
a. Siswa mencari tahu tentang materi yang dipelajari
b. Siswa menampikan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok
c. Siswa membandingkan hasil tendangan dengan menggunakan kaki
bagian dalam dan kaki bagian luar
d. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami dalam materi
2) Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran disajikan pada tahapan:
a. Inti pembelajaran
b. Pendahuluan
c. Sebelum pembelajaran
d. Penutup
3) Isi dari Standar proses adalah
a. Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, peningkatan mutu pembelajaran dan penilaian
pembelajaran
b. Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
30
c. Pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan evaluasi
pembelajaran, pembuatan kisi-kisi penilaian, dan pembuatan
rangkuman pembelajaran
d. Perencanaan proses pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran
4) Pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilakukan kemudian
dievaluasi dan keputusan-keputusan feedback setelah guru melakukan .
.
a. persiapan pembelajaran
b. proses pembelajaran
c. menyusun program pembelajaran
d. mengevaluasi proses pembelajaran
5) Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih disebut penilaian . . . .
a. Ulangan harian
b. Ujian tengah semester
c. Ujian akhir semester
d. Ujian kenaikkan kelas
E. Rangkuman
Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani dalam Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan: pendahuluan, inti
(mengamati, menanya, mengumpulkan data/mencoba, menganalisis atau
menalar, mengomunikasikan), dan penutup.
Kegiatan pendahuluan meliputi: 1. mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan; 2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan
dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan
dipelajari dan dikembangkan; 3. menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; 4. menyampaikan
garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan; dan 5.
31 Kegiatan Inti meliputi: menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan
dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Kegiatan penutup meliputi: kegiatan guru dan peserta didik untuk memaknai
proses pembelajaran yang terdiri dari merangkum, merefleksi, membuat
kegiatan tindak lanjut.
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah membaca dan mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran ini,
kemudian Saudara mengerjakan soal evaluasi akhir bab ini,lakukan koreksi
jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia pada kegiatan
pembelajaran ini dalam modul ini. Pelaksanaan pembelajaran semestinya
didahului dengan melakukan perencanaan pembelajaran. Pembuatan RPP
yang sudah menggunakan format Kurikulum 2013 dan menggunakan
langkah-langkah pembelajaran saintifik.
G.
Kunci Jawaban
1) C
2) B
3) B
4) B
32
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
A. Tujuan
1.
Kompetensi DasarDengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran
ini, peserta diklat dapat menjelaskan pengertian media,
mengidentifikasi bekal ajar sikap, pengetahuan, keterampilan, lingkup
pembelajaran pjok, materi pembelajaran sesuai dengan strategi,
bekal ajar yang akan digunakan di sekolah menengah atas secara
terperinci.
2.
Indikator Pencapaian Kompetensia. Mengidentifikasi Pengertian Media Pembelajaran secara terperinci
b. Mengidentifikasi bentuk dan jenis Media Pembelajaran secara
terperinci.
c. Mengidentifikasi Pemilihan dan penyusuan media pembelajaran
secara terperinci.
d. Mengidentifikasi Penggunaan media pmbelajaran secara
terperinci.
e. Mengidentifikasi pengertian sumber belajar secara terperinci.
f. Mengidentifikasi Bentuk dan jenis sumber belajar secara
terperinci.
g. Mengidentifikasi Pemilihan dan penggunaan sumber belajar
secara terperinci.
B. Uraian Materi
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerimapesan
33 Azhar Arsyad (2011), media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
siswa dalam proses belajar.
Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran
kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru
berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru
seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai. Media
pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
a. Bentuk dan Jenis Media Pembelajaran
Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.
Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual
dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat
bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin
luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Fungsi media pembelajaran antara lain 1) menangkap suatu objek
atau peristiwa-peristiwa tertentu, 2) memanipulasi keadaan, peristiwa,
atau objek tertentu, 3) menambah gairah dan motivasi belajar siswa,
dan 4) mempunyai nilai-nilai praktis tertentu seperti mengatasi
34
Dari ciri-ciri tersebut media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa klasifikasi. Pertama, di lihat dari sifatnya, media
dapat dibagi ke dalam beberapa macam yaitu, media auditif, media
visual, media audiovisual. Kedua, jika di lihat dari kemampuan
jangkauannya media pembelajaran dapat berupa media yang
memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
Ketiga media yang di lihat dari cara atau teknik pemakaiannya.
Media dengan ciri tersebut dapat dibagi ke dalam media yang
diproyeksikan, seperti film, slide,film strip, transparansi, dan lain
sebagainya dan media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar,
foto, lukisan, Radio, dan lain sebagainya.
Pada intinya pengelompokan media-media tersebut bertujuan untuk
menentukan jenis media mana yang cocok untuk suatu
pembelajaran, karena karakteristik setiap materi berbeda satu sama
lain. Pemilihan media pembelajaran yang terlalu mahal tidak
menjamin efektifitas suatu pembelajaran jika dibandingkan dengan
yang lebih murah. Oleh karena itu seorang pendidik harus dengan
bijak memilih dan menggunakan media agar komunikasi yang
dibangun berjalan efektif.
b. Pemilihan dan Penyusunan Media Pembelajaran
Berdasarkan ketersediaannya media dapat dikelompokkan menjadi
Media Jadi (Media By Utilization) dan Media Rancangan (Media By
Design) alasan utama seseorang menggunakan media adalah media
dapat berbuat lebih dari biasa yang dilakukan. Pemilihan media
dilakukan agar penggunaan media dapat mencapai tujuan
pembelajaran, maka haruslah dipilih media pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1) Kriteria Dalam Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk itu beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan
oleh guru dalam memilih dan menggunakan media,
35 guru dan siswa, faktor fleksibilitas (kelenturan), tahan lama
dengan kenyataan, faktor kesediaan media, faktor kesesuaian
antara manfaat dan biaya, faktor kualitas dan tehnik,
objektifitas, program pengajaran, sasaran program.
Kriteria khusus yang dapat kita gunakan untuk memilih media
pembelajaran yang tepat dapat mempertimbangkan faktor Acces,
Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty (ACTION).
Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:
a) Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan siswa
b) Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat dijangkau.
c) Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
d) Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik,
intelektual dan mental.
e) Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara organisatoris mendapatkan dukungan dari
pimpinan sekolah (ada unit organisasi seperti pusat
sumber belajar yang mengelola).
f) Novelty