• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VII. ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR BERBASIS KEHUTANAN Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

7.1. Keterkaitan Sektor Berbasis Kehutanan

Peran strategis suatu sektor tidak hanya dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan output, peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja, namun hal lain yang juga penting adalah apakah sektor tersebut memiliki daya dukung yang kuat terhadap pertumbuhan sektor hulu maupun sektor hilirnya (forward and backward linkage).

Menurut Millier dan Blair (1989), forward and backward linkage digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem perekonomian (sebuah negara). Bacward linkage suatu sektor menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit final demand pada sektor tersebut terhadap total pembelian input semua sektor di dalam suatu perekonomian. Forward linkage menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh satu unit final demand suatu sektor terhadap total penjualan output semua sektor di dalam suatu perekonomian. Sektor yang

memiliki indeks bacward dan forward linkage yang kuat jika bernilai lebih dari satu ( > 1).

Terkait dengan hal tersebut, pada bagian ini akan dibahas secara khusus seberapa kuat keterkaitan sektor-sektor berbasis kehutanan dengan sektor perekonomian lainnya. Artinya apakah sektor-sektor berbasis kehutanan tersebut mampu menjadi sektor kunci (key sector) dalam mendorong perekonomian nasional. Analisis ini sangat penting untuk mengetahui peranan sektor-sektor

(2)

berbasis kehutanan yang sedang mengalami fase dekonstruktif selama hampir satu dekade terakhir, dimana kontribusi output sektor berbasis kehutanan terus mengalami penurunan terhadap output nasional, baik untuk sektor hulu (sektor kehutanan) maupun sektor hilirnya (sektor industri kayu).

Tabel 22. Indeks Forward dan Backward Linkages Sektor – Sektor Berbasis Kehutanan Tahun 2008

Sektor Backward

Linkages

Forward Linkages

Industri Pulp 1.35 1.58

Industri Mebel dan Kerajinan Kayu-Rotan 1.14 0.66

Industri Kayu Lapis 1.02 1.00

Industri Kayu Gergajian 0.87 1.15

Kayu dan Hasil Hutan Lainnya (Kehutanan) 0.73 1.16 Sumber : Tabel Input – Output Indonesia Tahun 2008 (diolah)

Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor-sektor berbasis kehutanan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan kuat dengan sektor perekonomian

lainnya seperti yang terlihat pada Tabel 22. Adanya keterkaitan yang kuat ke depan maupun ke belakang pada sektor industri pulp dan kayu lapis,

menunjukkan peran strategis sektor tersebut dalam mendorong pertumbuhan sektor hulu – hilirnya.

Dilihat dari keterkaitan ke depan, terlihat bahwa semua sektor berbasis kehutanan kecuali sektor industri mebel dan kerajinan kayu-rotan, memiliki indeks forward linkages lebih besar dari satu (>1) atau memiliki keterkaitan kuat dengan sektor hilirnya. Kuatnya keterkaitan ke depan ini disebabkan output sektor tersebut merupakan row material untuk sektor lainnya maupun sektor berbasis kehutanan sendiri. Dengan kata lain, produk sektor berbasis kehutanan lebih bersifat intermediate input yang akan digunakan untuk proses produksi lebih lanjut.

(3)

Sementara itu dilihat dari keterkaitan ke belakang, terlihat bahwa sektor industri pulp, industri mebel dan kerajinan kayu-rotan serta sektor industri kayu lapis memiliki indeks backward linkages lebih besar dari satu (>1) atau memiliki keterkaitan kuat dengan sektor hulunya. Kuatnya keterkaitan ke belakang ini disebabkan sektor-sektor tersebut merupakan sektor berbasis sumberdaya alam dimana input produksinya sulit disubstitusikan dengan input lain.

7.2. Komposisi Penggunaan Input – Output Sektor Berbasis Kehutanan

Besarnya keterkaitan suatu sektor perekonomian baik ke depan maupun ke belakang dapat dilihat dari struktur penggunaan input–output sektor yang

bersangkutan oleh sektor lain. Pada bagian ini akan diuraikan bagaimana keterkaitan ke depan maupun ke belakang sektor-sektor berbasis kehutanan berdasarkan struktur penggunaan input-output.

Pada Gambar 19 terlihat bahwa sektor kehutanan memiliki keterkaitan kuat ke depan terutama dengan sektor bangunan dan sektor-sektor pada industri kehutanan. Keterkaitan ke depan dengan sektor bangunan karena output sektor kehutanan seperti kayu banyak digunakan sebagai bahan material utama dalam sektor bangunan. Sementara itu, adanya keterkaitan ke depan yang kuat sektor kehutanan dengan sektor industri kehutanan disebabkan karena komoditas kayu merupakan bahan baku utama untuk menghasilkan output pada sektor industri kehutanan.

Sementara itu, sektor kehutanan memiliki keterkaitan ke belakang yang kuat terutama dengan sektor industri mesin dan alat angkutan, perkebunan, migas, angkutan dan bangunan. Penggunaan input yang berasal dari industri mesin dan alat angkutan digunakan sebagai alat atau mesin pemotong kayu, input dari

(4)

industri migas digunakan sebagai bahan bakar mesin dan alat pemotong, input dari sektor angkutan sebagai jasa transportasi untuk mengangkut kayu hasil tebangan, dan input dari sektor bangunan dalam bentuk sarana prasarana seperti pembangunan jalan, instalasi listrik, dan sebagainya.

0 10 20 30 40 50

Bangunan Angkutan Industri Migas Perkebunan Industri Alat Angk, Mesin,Peralatan …

Industri Pulp Industri Kayu gergajian Industri Kayu lapis Industri Mebel dan Kerajinan Kayu-…

Bangunan

8.9 9.0

12.0 17.1

18.2 2.4

13.7 13.7

18.2

43.7

Komposisi Penggunaan Input-Output (%)

Sumber : Tabel Input – Output Indonesia Tahun 2008 (diolah)

Gambar 19. Backward dan Forward Linkages Sektor Kayu dan Hasil Hutan Lainnya (Kehutanan) Berdasarkan Komposisi Penggunaan Input – Output Tahun 2008

Sementara itu pada Gambar 20 terlihat bahwa untuk sektor industri kehutanan, dalam hal ini industri kayu gergajian, kayu lapis, industri mebel dan kerajinan kayu-rotan dan industri pulp memiliki keterkaitan ke depan yang kuat terutama dengan sektor bangunan dan sektor industri kehutanan sendiri.

Keterkaitan ke depan dengan sektor bangunan karena sebagian besar output sektor industri kehutanan seperti kayu lapis, kayu gergajian dan barang kerajinan dari kayu banyak digunakan sebagai bahan baku bangunan, khususnya untuk bangunan tempat tinggal, gedung dan lainnya. Sementara keterkaitan

Forward Linkage

Backward Linkage

(5)

dengan sektor industri kehutanan sendiri terutama antara industri kayu gergajian dan industri kayu lapis sebagai sektor hulu dengan industri mebel dan kerajinan kayu sebagai sektor hilirnya. Output kayu lapis dan kayu gergajian adalah bahan baku utama pembuatan mebel dan kerajinan dari kayu.

Lebih lanjut keterkaitan ke depan industri kehutanan dengan industri barang dari kertas, disebabkan oleh penggunaan pulp sebagai bahan baku utama industri barang dari kertas. Keterkaitan industri kehutanan dengan sektor perdagangan dan industri logam berkaitan dengan jasa pemasaran dan penggunaan output industri kehutanan untuk proses produksi dalam industri logam.

Sedangkan dilihat dari sisi keterkaitan ke belakang, sektor-sektor industri kehutanan memiliki keterkaitan yang kuat terutama dengan sektor kehutanan dan industri kehutanan sendiri. Keterkaitan dengan sektor kehutanan karena bahan baku utama pembuatan kayu gergajian, kayu lapis, mebel dari kayu dan pulp adalah kayu bulat yang berasal dari sektor kehutanan. Sementara keterkaitan dengan sektor industri kehutanan sendiri terutama antara industri kayu gergajian dan industri kayu lapis dengan industri mebel dari kayu. Bahan baku pembuatan mebel dan kerajinan dari kayu sebagian besar merupakan kayu gergajian dan kayu lapis.

Sedangkan input yang berasal dari sektor perdagangan dan angkutan digunakan dalam bentuk jasa pemasaran dan pengangkutan bahan baku ke lokasi industri atau pabrik pengolahan kayu olahan. Kemudian penggunaan input yang berasal dari industri kimia digunakan sebagai bahan baku pembuatan kayu lapis, pulp, kayu gergajian serta mebel dan kerajinan dari kayu. Hasil selengkapnya

(6)

bagaimana keterkaitan ke belakang yang kuat sektor-sektor industri kehutanan dapat dilihat pada Gambar 20.

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 Industri Kimia, Pupuk & Barang dari …

Angkutan Perdagangan Kehutanan Industri Kehutanan Industri Logam Dasar, Besi & Baja Perdagangan Industri barang dari kertas, karton …

Industri Kehutanan Bangunan

8.4 9.2

11.5 18.5

32.1 2.5

3.4 11.4

31.8

47.7

Komposisi Penggunaan Input-Output (%)

Sumber : Tabel Input – Output Indonesia Tahun 2008 (diolah)

Gambar 20. Backward dan Forward Linkages Sektor Industri Kehutanan Berdasarkan Komposisi Penggunaan Input – Output Tahun 2008

Backward Linkage Forward Linkage

Gambar

Gambar 19. Backward  dan Forward Linkages Sektor  Kayu  dan Hasil  Hutan   Lainnya (Kehutanan) Berdasarkan  Komposisi  Penggunaan    Input – Output Tahun 2008

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan emosional dan tingkat ketergantungan nikotin merupakan salah satu ciri kepribadian dan variabel individu lainnya yang dapat mempengaruhi sikap terhadap perilaku,

Teosi S-O-R pada penelitian ini yakni yang menjadi Stimulus (pesan) adalah berupa jenis pelayanan yang diberikan oleh divisi customer relation mal SKA, yakni

Apa yang dapat disimpulkan daripada perbincangan di atas ialah masih wujud konflik bidang kuasa antara Mahkamah Sivil dan Mahkamah Syariah dalam membicarakan

Kemudian dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan di SD Islam Al Azhar 29 Semarang juga sudah cukup baik, Pengelolaan Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu

Dengan demikian, hipotesis pertama berhasil ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan rasio keuangan CAMEL secara simultan bermanfaat dalam memprediksi perubahan

E-CRM adalah strategi bisnis yang menggunakan teknologi informasi yang memberikan perusahaan suatu pandangan pelanggannya secara luas, dapat diandalkan dan terintegrasi

sedangkan variabel yang dinilai tidak memuasakan pasien sekaligus menjadi isu mutu pelayanan meliputi dimensi fisik (kelengkapan peralatan medis, kemenarikan tatanan

dan kegiatan tahun 2017 yang akan dilaksanakan oleh BPAD Kota