BAB III
ANALISA DATA DAN DATA PROYEK
III.1 Identifikasi Proyek III.1.1 Data Proyek
Judul Proyek : Condotel di Jimbaran
Lokasi Proyek : Jl. Uluwatu 1 No, 389 Kedonganan, Jimbaran, Bali 80361, Indonesia
Potensi Lokasi :Berada pada kawasan bandara dan pantai.
Luas Bangunan : + 4.400 m2
Jumlah Lantai
:
1 Lantai basement & 5 Lantai Jumlah & Luas Unit : 84 unit dengan perincian 76 unit tipe Deluxe 24 m2
4 unit tipe Deluxe+ 29 m2 4 unit tipe Junior Suite 42 m2
Bintang : Tiga (***)
Fungsi : - Pelayanan Jasa Penginapan
- Pertemuan/Meeting - Wisata
III.1.2 Analisa studi fisik bangunan dan lingkungan
Analisa Fisik bangunan dan lingkungan Condotel di Jimbaran, mempunyai 2 (Dua) Analisa yaitu Analisa Makro skala besar seperti kondisi fisik bangunan dan orientasi bangunan dan Analisa Mikro skala kecil seperti kondisi bangunan, bentuk bangunan dan struktur dalam bangunan.
III.1.2.1 Analisa makro bangunan dan lingkungan
1. Kondisi Fisik Geografis Bali
Gambar 3.1 Peta Bali
Sumber: (Sumber: http://www.berliyanto.com/peta-pulau-bali-lengkap-untuk-wisata)
Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya adalah Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 253 km dan selebar 112 km, sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Terletak pada posisi titik koordinat 08°03'40" - 08°50'48"LS
dan 114°25'53" - 115°42'40"BT. Luas wilayah Provinsi Bali secara keseluruhan adalah 5.636,66 km2.
Wilayah-wilayah di Bali terdiri dari, Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan Kabupaten Gianyar, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Bangli, Kabupaten Mangupura, di
Bali terdapat kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung, dimana daerah Jimbaran terletak di kecamatan ini, berikut adalah letak geografi daerah Badung dan Jimbaran.
2. Kondisi Fisik Kabupaten Badung, Kuta Selatan.
Gambar 3.2 Peta Kuta Selatan
( Sumber : www.kutaselatan.badungkab.go.id )
Kecamatan Kuta Selatan kabupaten Badung ini memiliki Luas Wilayah : 101,13 Km, dengan memiliki batas wilayah : ( Utara : Kecamatan Kuta, Timur : Samudra Hindia, Selatan : Samudra Hindia, Barat : Samudra Hindia), serta memiliki beberapa kelurahan yang dikenal sebagai objek wisata di Bali karena keindahan pantainya seperti Tanjung Benoa dan Jimbaran.
3. Kondisi Fisik Jimbaran, Kab. Badung.
Gambar 3.3 Peta Daerah Jimbaran
(Sumber : Google.com/search/peta/jimbaran diakses pada 15 April 2017) Jimbaran adalah sebuah kelurahan yang terdiri dari 12 banjar adat dan 1 banjar dinas di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Luas wilayah Desa Adat Jimbaran, yaitu kurang lebih 2073 ha dengan batas-batas,yaitu :
Utara : Desa Adat Kedonganan
Timur : Laut / Desa Adat Bualu
Selatan: Desa Adat Ungasan, Desa Adat Kutuh, Desa Adat Kutuh
Barat: Laut Selat Bali
Gambar 3.4 Grafik Iklim di Jimbaran
Suhu rata-rata tahunan adalah 26.9 °C di Jimbaran. Dalam setahun, curah hujan rata-rata adalah 1739 mm. Bulan terkering adalah Agustus, dengan 18 mm curah hujan. Pada Januari, presipitasi mencapai puncaknya, dengan rata-rata 342 mm, suhu terhangat sepanjang tahun adalah November, dengan suhu rata-rata 27.5 °C. Di 25.8 °C rata-rata, Juli adalah bulan terdingin sepanjang tahun.
4. Orientasi Bangunan
Orientasi Bangunan pada Condotel di Jimbaran menurut arah Mata angin, arah Matahari dari Timur ke Barat dan Arah udara atau penghawaan, letak kondotel berada di arah barat menghadap ke timur tepat matahari terbit.
Gambar 3.5 Orientasi Bangunan Condotel di Jimbaran
a. Orientasi bangunan Condotel menurut arah Mata angin menghadap ke Timur yaitu rumah warga dan Jl. Uluwatu Kedongan Kuta.
b. Orientasi bangunan Condotel menurut arah Matahari dari Timur ke Barat, Bangunan yang terkena sinar matahari dari arah Timur di pagi hari adalah fasad bangunan, serta area parkir Condotel, sedangkan yang terkena sinar matahari dari arah Barat di sore hari adalah bagian belakang bangunan Condotel.
5. Faktor Kebisingan.
Lokasi Kondotel yang terletak di pinggir jalan utama cukup mempengaruhi tingkat kebisingan pada bangunan, selain itu lokasi yang tidak jauh dari bandara I Gusti Ngurah Rai juga ikut mempengaruhi faktor kebisingan pada bangunan pada saat pesawat lepas landas ataupun tiba di bandara, oleh sebab itu material pada bangunan haruslah menggunakan material yang mampu meredam kebisingan agar kegiatan di dalam bangunan Kondotel tidak terganggu.
III.1.2.2 Analisa mikro bangunan dan lingkungan
1. Kondisi sekitar tapak Condotel Jimbaran.
a. Lokasi Condotel berdekatan dengan showroom motor Honda, dekat dengan mini market serta ATM BNI.
b. Lokasi Condotel cukup dekat dengan Watermark Hotel & Spa Jimbaran.
c. Lokasi Condotel di sebelah utara yaitu Village Indah Villa , untuk sebelah selatan dan timur yaitu Perumahan Penduduk, sedangkan sebelah Barat yaitu Jl. Bypass Ngurah Rai.
Berikut adalah gambaran lokasi mikro sekitar bangunan :
III.2 Analisa Citra untuk Mendapatkan Tema dan Gaya III.2.1 Analisa citra
Untuk mendapatkan analisa citra yang akan di terapkan pada perancangan interior Condotel di Jimbaran, Bali. Penulis menggunakan sistem mind map, guna untuk mendapatkan hasil akhir berupa citra apa yang akan diterapkan dan diaplikasikan pada seluruh area interior pada Condotel di Jimbaran ini, berikut adalah mind map analisis citra pada Condotel :
Bagan 3.1 Analisis Citra
Condotel di
Jimbaran
Condotel di
bangunan umum yang memberikan jasa kepada orang yang melakukan perjalanan, untuk mendapat imbalan. CONDOTEL DI JIMBARAN Hotel Condo-miniumpemilikan bangunan yang dapat dimiliki secara bersama (fasilitas, unit per kamr) yang biasanya dimiliki oleh individu, dalam lahan tanah & bangunan bersama
Bangunan Vertikal, yang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat masa kini / kekinian. Kontemporer (Masa Kini – KBBI) Lokasi Jimbaran, Bali. Menginap Tenang, Nyaman. Investasi Investor / Pebisnis Daerah Pariwisata Alam (Pantai)
Dari hasil bagan mind map diatas didapatkan beberapa kesimpulan untuk menentukan citra pada interior Condotel di Jimbaran, Bali, berikut adalah penjabaran dari hasil bagan mind map di atas :
III.2.2 Analisa gaya, citra dan tema
Untuk mendapatkan analisa gaya, citra dan tema dapat dijabarkan lebih rinci menggunakan bagan mind map, sebagai berikut :
III.2.3 Analisa suasana
Suasana yang akan diterapkan pada interior Condotel di Jimbaran, Bali ini mengaplikasikan gaya kontemporer dengan sentuhan mewah seperti beberapa suasana ruang seperti berikut :
Area Lobi dan Resepsionis
Gambar 3.8 Suasana Lobi dan Resepsionis
(Sumber : https://id.pinterest.com/search/pins/lobby , diakses 22-04-2017 )
Area Restaurant
Gambar 3.9 Suasana Restauran
Area Meeting Room
Gambar 3.10 Suasana Meeting Room
(Sumber : https://id.pinterest.com/search/pins/meetingroom diakses 22-04-2017 )
Area Kamar
Gambar 3.11 Suasana Kamar
III.3 Analisa Aktivitas Pola Sirkulasi
III.3.1 Analisa aktivitas pola sirkulasi dalam bangunan
Pada sebuah bangunan, salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu sirkulasi, sirkulasi berfungsi sebagai jalur aksesbilitas yang digunakan oleh manusia
( pengguna ruang) dan barang untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya pada sebuah bangunan, dan terbagi menjadi dua cara yaitu :
a. Sirkulasi Horizontal
Ruang sirkulasi horizontal mencangkup antara lain koridor-koridor umum dalam bangunan umum yang lebarnya berkisar antara 60 – 144 inci atau 152,4 – 365,8 cm., lobi, selasar-selasar untuk pejalan kaki dan lain sebagainya1
b. Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi vertikal digunakan untuk mengangkut suatu benda dari bawah ke atas, dan dari atas ke bawah. Ada berbagai jenis sirkulasi vertikal diantaranya tangga, lift, escalator dll.
Hampir semua ruang publik menerapkan sirkulasi ini, sebab sirkulasi ini sangat berguna dalam sebuah bangunan atau ruang publik, jika prasarana ini tidak dirancang dengan mempertimbangkan aspek ukuran tubuh manusia, efisiensi dari pengguna prasarana tersebut akan hilang. Oleh karena itu perancangan sirkulasi vertikal harus dilandasi dengan dimensi manusia.
III.3.2 Analisa aktivitas pola sirkulasi dalam ruangan
Analisa aktivitas pola sirkulasi dalam ruang ada beragam seperti pola linear, pola radial, spiral, grid dan jaringan, namun yang diterapkan pada sebuah Condotel adalah pola sirkulasi linear vertikal untuk area kamar di lt 2-5 dan area restaurant, dan pola sirkulasi radial pada area lobi dan resepsionis.
Gambar 3.12 Pola Sirkulasi Lt 1 Gambar 3.13 Pola Sirkulasi Lt 2-5
Berikut adalah kegiatan dari setiap pemakai dan menggunakan ruang berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan untuk menganalisa ruang yang sesuai dengan kegiatan tersebut.
1. Kegiatan Karyawan atau Staff
Bagan 3.3 Aktifitas Sirkulasi bagi Karyawan
2. Kegiatan Pengunjung Condotel yang menginap.
Bagan 3.5 Aktifitas Sirkulasi bagi Pengunjung yang menginap
3. Kegiatan Pengunjung Condotel yang tidak menginap (bekeperluan khusus : rapat, seminar dll)
Bagan 3.6 Aktifitas Sirkulasi bagi Pengunjung yang tidak menginap
4. Kegiatan Pengunjung Condotel yang tidak menginap (bekeperluan khusus : Sebagai Investor )
III. 4 Analisa Aktifitas Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang III.4.1 Analisa kebutuhan fisik
NO Area Jenis Pekerjaan Aktivitas Fasilitas 1 Receptionist/ Lobby Staff (Front Office) -menerima tamu -membantu transaksi ( Check in & Check Out) - memberi informasi. -mengurus administrasi -meja receptionist -kursi kerja -telepon -alat transaksi ( mesin kasir, laptop dll) 3 Lobby dan kamar ( Fasilitas condotel ) Pengunjung (Menginap) - check in - menuju kamar. - Tidur, beristirahat, mandi, menikmati fasilitas di kamar. -menonton tv, main hp. - Berenang, gym -Check out - Pulang - soffa - tempat tidur - kursi - tv -meja kerja -kursi - daybed - Lemari - nakas -brangkas - toilet - bathtub - shower - sink -cermin
No Area Jenis Pekerjaan Aktivitas Fasilitas 4 Lobby & Fasilitas condotel. Pengunjung (Tidak Menginap) -check in (bertanya informasi) -menunggu di lobby - langsung ke tujuan ( meeting room / restaurant). - pulang. - Soffa - coffe table - kursi rapat - meja 5 Lobby & Fasilitas condotel. Pengunjung (Investor) -check in (bertanya informasi), -menunggu di lobby - melihat – lihat fasilitas yang disediakan condotel (kamar, meeting room / restaurant) - Soffa - coffe table
No Area Jenis Pekerjaan Aktivitas Fasilitas 6 Ruang General Manager General Manager - Duduk - Menulis, membaca - Mengoperasikan computer - Menelpon - Memantau Kegiatan Operasional - Menyimpan File dan Dokumen - Rapat Kecil - Menerima Tamu -Kursi kerja -Meja kerja -Computer -Telepon -Lemari -Kursi hadap -Lemari Penyimpan an. 7 Ruang untuk
House Keeper House
Keeper membersihkan dan menjaga, serta mengawasi ketersediaan kebutuhan di kamar condotel. -kursi -loker -meja 8 Ruang Chief Engineer Chief Engineer -mengecek keamanan mesin -Isturahat
-memperbaiki jika ada kerusakan -kursi -meja -loker -Ruang Kontrol
Tabel 3.1 Analisa aktifitas kebutuhan fisik
No Area Jenis
Pekerjaan
Aktivitas Fasilitas
9 Ruang Sales & Marketing Sales & Marketing -datang -duduk -mengecek data -menelpon -keluar kantor ( promosi / pameran) -kursi kerja -meja kerja -telepon -Komputer -loker 10 Ruang Untuk Hotel Akuntan Hotel Account -mengecek data di komputer -duduk Mengatur keuangan -meja kerja -kursi kerja -komputer -loker
III.4.2 Analisa aktivitas terhadap kebutuhan non fisik
NO Area Aktivitas Kebutuhan
Suasana Warna Bentuk Material
1 Ruang Manager Masuk ke dalam Condotel . - Memeriksa berkas laporan. -memanggil staff ke ruang kerja. - memantau kinerja para karyawan -Nyaman -Tenang -Bersih -Ergonomi Warna terang Simpel dan multi- fungsi -Material kedap suara. -mudah dibersihkan -aman 2 Resepsionis /Lobby -menerima tamu, membantu administrasi - memberi informasi. -Nyaman -Aman -Tertib -Terbuka -Warna Terang multi- fungsi Material kedap suara. -mudah dibersihkan -aman
NO Area Aktivitas Kebutuhan
Suasana Warna Bentuk Material
3 Kitchen -Memasak -Membuat Minuman -Mencuci Piring -Bersih -Tenang -Aman -Rapih -Warna Terang multifungsi -sesuai standarisasi human dimension - Material mudah di bersihkan -Tidak mudah berkarat dan bau -aman 4 Restoran -makan -minum - berbincang-bincang -Rapih -Bersih -Nyaman -Tenang -Aman Warna hangat Dinamis -Mudah dibersihkan -aman 5 Ruang Kamar Condotel -Tidur -makan -menonton tv -menelpon - membaca buku -main hp -Rapih -Bersih -Aman -Nyaman -Tenang -Ergonomi -warna hangat -Dinamis -Multi-fungsi -Aman -Mudah Dibersihkan -Kedap Suara
NO Area Aktivitas Kebutuhan
Suasana Warna Bentuk Material
6 Toilet & Kamar Mandi ( Kamar Condotel) -Mandi -Buang Air (besar & kecil) - membersih-kan muka -menyikat gigi. -Bersih -Aman -Nyaman -Warna Hangat -Multifu ngsi -Aman -Nyaman -Mudah Dibersih- kan -Tidak Licin. 7 Meeting Room -Rapat -diskusi -presentasi -main hp -menggunakan proyektor dan laptop -Rapih -Bersih -Tenang -Nyaman -Ergonomi Warna Dingin -Dinamis -Multifu ngsi -Aman -Mudah Dibersihkan -Kedap Suara.
III.4.3 Analisa ergonomi dan antropometri
Ergonomi juga didefinisikan sebagai suatu penerapan ilmu pengetahuan yang lebih menitik-beratkan rancangan fasilitas peralatan, perkakas sesuai dengan karakteristik anatomi, fisiologi, biomekanik, persepsi serta sikap kebiasaan manusia (NIOSH, 2007).
Antropometri, yaitu suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia yang meliputi ukuran, bentuk dan kekuatan yang nantinya berfungsi untuk mendisain tempat kerja seseorang.
Berikut adalah standar ergonomi dan antropometri di dalam perancangan ruangan dalam sebuah bangunan Condotel.
a. Lobby dan Receptionist
Gambar 3.14 Standar ukuran Area Resepsionis
Gambar 3.15 Standar ukuran Area Tunggu
( Sumber : Human Dimension & Interior Space )
b. Meeting Room
Gambar 3.16 Standar ukuran Area Rapat
c. Restaurant
Gambar 3.17 Standar ukuran Area Restaurant
( Sumber : Human Dimension & Interior Space ) d. Dapur
Gambar 3.18 Standar ukuran Area Dapur
e. Area Kantor
Gambar 3.19 Standar ukuran Area Kerja
( Sumber : Human Dimension & Interior Space )
f. Area Kamar
Gambar 3.20 Standar ukuran Area Tempat Tidur
Gambar 3.21 Standar ukuran Area Meja Kerja/Rias
( Sumber : Human Dimension & Interior Space )
Gambar 3.22 Standar ukuran Area Walk in Closet
Gambar 3.23 Standar ukuran Area Bathtub
( Sumber : Human Dimension & Interior Space )
Gambar 3.24 Standar ukuran Area Shower
g. Area Toilet
Gambar 3.25Standar ukuran Area Sink
( Sumber : Human Dimension & Interior Space )
Gambar 3.26 Standar ukuran Area Toilet
III.4.4 Analisa besaran ruang
Zona Ruang Aktivitas Fasilitas Konfigurasi QT
TY Jumlah Publik Semi Publik Resepsionis, Lobby Dan Ruang Tunggu - Meeting Room. -Berdiri -menunggu -duduk -main hp -membaca majalah - Rapat - Diskusi - Presentasi -Meja Resepsioni s -Kursi -Soffa -Coffe Table -Meja Rapat -Kursi Rapat -Kabinet -Proyektor 7,9 m X 7,9 m = 62,41m2 6 m X 5,58 m = 33,48 m2 1 3 62,41m2 33,48 m2 x 3 = 100,44 m2 Semi Publik Restoran Kitchen -Makan -Minum -Bercakap -memasak -mencuci piring dll -menyiapkan hidangan -Meja makan -Kursi Makan -meja prasmanan -kitchen set -sink -alat masak 13,22 m x 7,49 m = 99,1 m2 6,7 m x 7,45m = 49,9 m2 1 1 99,1 m2 49,9 m2
Zona Ruang Aktivitas Fasilitas Konfigurasi QT TY Jumlah Private Office (R. Manager) ( R. Staff Acc, marketing, engineerr -Bekerja -Rapat Kecil -Bekerja -telepon -Meja Kerja -Kursi Kerja -Credenza -Meja & Kursi Rapat -Meja Kerja -Kursi Kerja -Credenza 8,1m x 3,6m = 29,16m2 5,4 x 3,9 m = 21,06 m2 1 4 29,16m2 21,06 m2 x 4= 84,24 m2 -Loker &WC mengganti pakaian -Loker -Wc 5,6 m x 3,3 m = 18,48 m2 2 18,48 m2 x 2 = 36,9m2 Private Kamar Tidur Tamu Condotel ( Deluxe + Type) -Tidur -makan -menelpon - membaca buku -main hp -Mandi -menikmati Fasilitas kamar - kamar mandi (wc,shower) -Tempat Tidur -Meja Kerja -Daybed -Kursi Kerja -Nakas -cermin -Lemari -Credenza 7,66 m x 3,75 m = 28,73 m2 4 28,73 x 4 = 114,9m2
Zona Ruang Aktivitas Fasilitas Konfigurasi QT TY Jumlah Private Kamar Tidur Tamu Condotel ( Suite Type) -Tidur -makan -menelpon - membaca buku -main hp -Mandi -menikmati Fasilitas kamar - kamar mandi (wc,shower) -Tempat Tidur -Meja Kerja -Daybed -Kursi Kerja -Nakas -Lemari -Credenza -living room set 6,65 m x 6,45m = 42,89 m2 4 42,89 m2 x 4 = 171,5 m2 Kamar Tidur Tamu Condotel ( Deluxe Type) -Tidur -makan -menelpon - membaca buku -main hp -Mandi -menikmati Fasilitas kamar - kamar mandi (wc,shower) -Tempat Tidur -Meja Kerja -Daybed -Kursi Kerja -Nakas -cermin -Lemari -Credenza 3,75 m x 6,41 m = 24,03 m2 76 24,03 m2 x 76 =1.826 m2
Zona Ruang Aktivitas Fasilitas Konfigurasi QT TY Jumlah Service Gudang -penyimpan an barang kebutuhan Condotel. -lemari -Rak 5,3m x 4,7m = 24,91 m2 1 24,91 m2 Service Toilet -membersih kan diri -buang air besar/kecil -toilet -wastafel 5,97 m x 2,4 = 14,32 m2 1 14,32 m2 TOTAL 2.613,78 M2 SIRKULASI (30%) 784,134 M2
TOTAL KESELURUHAN + SIRKULASI 3.397,914 M2
Tabel 3.3 Besaran Ruang
Total Keseluruhan dari besaran Ruang adalah 3.397,914 m2 , luas denah exsisting bangunan 5 lantai dan 1 basement adalah 4400 m2 . Untuk analisa besaran ruang tidak melampaui luas bangunan yang ada dan masih bisa untuk didesain dengan kebutuhan yang telah ditentukan berdasarkan analisa kegiatan
III.5 Analisa Studi Persyaratan Ruang III.5.1 Sistem pencahayaan
Secara umum manusia membutuhkan sinar alami dan buatan yang cukup untuk dapat melakukan aktifitas, tetapi disamping itu sinar matahari juga memiliki sifat yang cukup mengganggu, karena jika sinar matahari berlebihan dapat menimbulkan kesilauan dan panas yang berlebih, faktor cahaya sangat berpengaruh pada kenyamanan manusia
Bangunan Condotel ini akan memaksimalkan penggunaan cahaya alami pada keseluruhan bangunan, sehingga dapat meminimalisir penggunaan cahaya buatan.
Gambar 3.27 Sistem Pencahayaan Lantai 1
Gambar 3.28 Sistem Pencahayaan Lantai 2-5
Sistem pencahayaan alami pada lantai 1 cukup mendapatkan cahaya matahari dari foyer yang menggunakan atap kaca, sehingga cahaya matahari dapat masuk dan tidak berlebihan dan cukup mengurangi pemakaian cahaya buatan, dan untuk lantai 2 sampai 5 cahaya alami msuk dari void pada tiap lorong kamar, sedangkan untuk
di area kamar, terdapat bukaan jendela yang dapat menjadi cahaya alami, namun tetap membutuhkan penggunaan cahaya buatan untuk membantu ruangan yang membutuhkan penerangan.
III.5.2 Sistem tata suara dan akustik
Faktor suara pada Condotel ini cukup dipengaruhi dari lokasi bangunan yang terletak di pinggir jalan utama serta berjarak 3km dari Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, bunyi dari pengguna jalanan seperti kendaraan dan juga pesawat yang datang dan pergi tentu mempengaruhi kebisingan pada bangunan Condotel . Hasil pengukuran menunjukan bahwa pada saat beroperasi kebisingan paling rendah yang dihasilkan dari kebisingan maksimum pesawat yaitu 63.91db dan yang tertinggi 100.10 db, sehingga di perlukan juga akustik yang baik pada sebuah bangunan yang berdekatan dengan bandara dan juga jalan serta pemukiman guna untuk mengurangi kebisingan.
Gambar 3.30 Sistem Tata Suara dan Akustik Lantai 2-5
III.5.3 Sistem penghawaan
Sistem penghawaan pada bangunan Condotel kebanyakan adalah penghawaan buatan di karenakan, lokasi yang terletak di pinggir jalan sehingga tidak dipungkiri banyaknya polusi dari udara, akan tetapi tidak di pungkiri sistem penghawaan alami juga di rancang di dalam bangunan tersebut, seperti halnya pada area kolam renang.
Berikut adalah sistem penghawaan yang di terapkan pada interior Condotel pada lantai 1 sampai lantai 5 seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.31 Sistem Penghawaan Lantai 1.
III.5.4 Analisa Elemen Desain III.5.4.1Studi material
1. Lantai
Lobi dan Resepsionis : Menggunakan material lantai marmer berwarna putih gading
Restaurant : Menggunakan material homogenus tile ukuran 60x60cm
Meeting Room : Menggunakan lantai karpet sekaligus untuk meredam suara.
Kitchen : Lantai dapur menggunakan lantai keramik.
Kamar Deluxe + : Menggunakan lantai Parket
2. Dinding
Lobi dan Resepsionis : menggunakan dinding marmer
Restaurant : Menggunakan emultion paint berwarna kecoklatan
Meeting Room : Menggunakan wallpaper polos
Kamar Deluxe + : Menggunakan wallpaper + emultion paint.
3. Ceilling/Plafond
Lobi dan Resepsionis : menggunakan plafon rangka bambu untuk area resepsionis dan gypsum untuk lobby.
Restaurant : Menggunakan kombinasi gypsum dan bambu.
Meeting Room : Menggunakan plafon gypsum.
Analisa studi material pada lantai 1 bangunan Condotel ini adalah sebagai berikut
:
Gambar 3.33 Studi Material Lt 1.
III.5.4.2 Titik
Titik atau dot menjadi bagian terkecil dari unsur desain yang ada, penambahan bentuk titik pada desain. Titik sering digunakan sebagai hiasan atau ornamen. Titik akan memberi kesan tertentu pada desain bergantung cara penyusunannya. Titik yang disusun berjajar akan memberikan kesan garis, titik yang disusun menyebar memenuhi bidang akan memberi kesan isi ruang.
Gambar 3.34 Titik sejajar Gambar 3.35 Titik Menyebar
III.5.4.3 Garis
Garis adalah barisan titik yang memiliki dimensi memanjang dan arah tertentu dengan kedua ujung terpisah. Garis bisa berupa panjang, pendek, tebal, halus, lurus, lengkung, patah, berombak, horizontal, vertikal, diagonal dan sebagainya. Menurut wujudnya ada dua jenis garis, yaitu :
Garis Nyata : adalah garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan langsung.
Garis Semu : adalah garis yang muncul karena adanya kesan batas (kontur) dari suatu bidang, warna atau ruang.
Gambar 3.36 Beberapa Bentuk Garis
( Sumber : http://staffnew.uny.ac.id/upload/132299487)
III.5.4.4 Bidang
Bidang merupakan bentukan dari garis yang ujungnya bersinggungan/bertemu. Disebut bidang jika memiliki panjang dan lebar, tanpa tebal, mempunyai kedudukan dan arah. Bidang menjadi unsur desain yang paling sering diaplikasikan baik sebagai struktur desain maupun sebagai ornamen. Dalam desain, bidang menjadi hal yang sangat penting, karena mendesain sama halnya dengan menyusun bidang-bidang dan membentuk sesuatu yang memiliki fungsi maupun kebermaknaan. Berikut adalah beberapa jenis bidang :
a. Bidang geometri, bidang yang dibuat berdasar matematika. Bidang geometri terdiri dari lingkaran, segi tiga, persegi panjang, segi enam, trapezium dan lain sebagainya. bentuk geometri menjadi bentuk yang
sederhana dan mudah diingat serta memberi kesan tegas pada benda, sehingga cocok dengan gaya kontemporer yang diterapkan pada Condotel.
Gambar 3.37 Bentuk Geometris
(Sumber : http://arsitekiki.blogspot.co.id/2008/02)
b. Bidang organik, bidang yang dibentuk dengan lengkungan bebas sebagai batas luarnya dan dapat juga memberi kesan pertumbuhan. Selain bentuk non geometri, bentuk makhluk hidup juga digolongkan dalam bentuk bidang organik. Bentuk daun, manusia dan stilasi dari makhluk hidup merupakan bentuk organik yang sering diaplikasikan dalam desain dan menjadi unsur desain yang sangat menarik.
c. Bidang bersudut, bidang yang dibatasi oleh garis yang pada beberapa bagiannya membentuk sudut yang bentuk keseluruhannya tidak beraturan (tidak termasuk dalam bidang geometri). Bidang bersudut juga memiliki keunikan tersendiri, bentuknya yang tidak beraturan namun masih tampak geometris memberi kesan lebih dinamis dan menjadi bagian bentuk unsur desain bidang yang banyak diaplikasikan pada desain kerajinan.
Gambar 3.38 Bentuk Bidang Bersudut
III.5.4.5 Tekstur
Tekstur adalah nuansa,penampilan, atau konsistensi permukaan suatu zat. Tekstur juga berkaitan dengan material dan bahan yang digunakan. Tekstur menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari desain , tekstur dapat dimunculkan oleh jenis bahan dari produk maupun bentukan tekstur buatan dari teknik pewarnaan. Tekstur juga menjadi unsur desain yang tidak dapat diabaikan karena tekstur akan memberi kesan pada benda.
Gambar 3.39 Tekstur Kayu
( Sumber : https://pixabay.com/en/texture-wood-grain-structure-1027700)
Gambar 3.40 Tekstur Granit
III.5.5 Studi psikologi warna
N O Responden U si a
Penggunaan
Warna Komposisi Jenis
Karakter Dan Kesan Efek Psikologis T h n 1 2 >
2 Warna Warna Warna
1 Wanita > 35 √ Analog Warna Lembut (krem) Suasana sejuk, menenangkan dan menghilang-kan stress Tenang, nyaman dan santai 2 Wanita >35 √ Analog Warna Lembut (biru, ungu dan hijau) Suasana sejuk, menenangkan dan menghilangkan stres Tenang, santai, nyaman, hangat dan akrab
N O
Responden U si a Penggunaan
Warna Komposisi Jenis
Karakter Dan Kesan Efek Psikologis Tahun 1 2 >
2 Warna Warna Warna
3 Laki- laki 25 - 35 √ Analog Warna natural dan segar (coklat ) Akrab, hangat , Menghilang kan stress, membuat suasana cerah dan lebih hidup Tenang, santai, nyaman, hangat dan akrab 4 Wanita 25 - 35 √ Mono-kromatik Warna segar (hijau) Menghilang kan stress, membuat suasana cerah dan lebih hidup Segar, mem-bangkitkan semangat, tenang. 5 Wanita >3 5 √ Comple mentary Warna segar (kuning muda, dan pink) Membang- kitkan semangat, membuat lebih hidup dan cerah Semangat
N O
Responden U si a
Penggunaan
Warna Komposisi Jenis
Karakter Dan Kesan Efek Psikologis Tahun 1 2 >
2 Warna Warna Warna
6 Wanita >3 5 √ Monokro matik Warna segar (krem) Suasana sejuk, menghilang hkan stress Tenang 7 Wanita 25 - 35 √ Monokro matik Warna segar (orange dan terakota) Mem- bangkitan semangat, membuat lebih cerah Ber-semangat, tenang, santai dan nyaman 8 Laki- laki >3 5 √ Analog Warna segar (biru) Mem- bangkitan semangat, membuat lebih cerah Ber-semangat dan bebas 9 Wanita >3 5 √ Analog Warna natural (krem dan putih) Mencipta kan suasana sejuk dan meng-hilangkan stress, lebih luas dan bersih
Tenang, nyaman dan santai
N O
Responden U si a
Penggunaan
Warna Komposisi Jenis
Karakter Dan Kesan Efek Psikologis Tahun 1 2 >
2 Warna Warna Warna
1 0 Wanita 25 - 35 √ Analog Warna Lembut (hijau) Mencipta kan suasana sejuk dan menghilang kan stress Tenang, santai dan nyaman 1 1 Wanita >3 5 √ Poli- kromatik Warna Lembut (Biru, muda) Mencipta kan suasana sejuk dan meng- hilangkan stress, menimbu lkan keakraban Tenang, tentram, nyaman dan bebas 1 2 Wanita >3 5 √ Comple mentary Warna segar (hijau, orange) Mem-bangkitkan semangat dan lebih hidup Ber semangat 1 3 Wanita 25 - 35 √ Comple mentary Warna natural (krem/ coklat muda) Menimbul-kan keakraban dan hangat Nyaman, santai dan tentram
N O
Responden U si a
Penggunaan
Warna Komposisi Jenis
Karakter Dan Kesan Efek Psikologis Tahun 1 2 >
2 Warna Warna Warna
1 4 Wanita <2 5 √ Polikro matik Warna lembut dan segar (hijau tosca) Mencipta kan suasana sejuk dan menghila ngkan stress. Nyaman, santai dan tentram 15 Laki- laki 25 - 35 √ Comple mentary Warna segar (kuning kecapi) Menciptakan suasana sejuk dan menghila ngkan stress, menimbulkan keakraban dan hangat Nyaman, santai dan tentram
Tabel 3.4 Analisa Psikologi Warna
Desain warna ruang berdasarkan komposisi warna dan fungsi ruang, bahwa warna monokromatik dapat diterapkan pada area Publik. Pada ruang publik seperti halnya lobi dan resepsionis yang menggunakan komposisi warna monokromatik, yaitu warna putih. Warna putih pada interior ruang publik dikomposisikan dengan teknik monokromatik yaitu pencampuran dengan satu warna secara value.
Penggunaan warna putih pada ruang publik dimaksudkan untuk menimbulkan kesan terang dan luas pada ruang publik dan memberikan efek kenyamanan dan bersih pada ruang. Warna putih adalah warna yang dapat
menimbulkan perasaan dingin, steril, kaku dan terisolir sehingga menimbulkan efek psikologis nyaman, bersih, luas, terang. Untuk area kamar karena lebih private akan diberikan warna monokromatik yaitu warna putih serta sentuhan warna complementary ataupun analog.
III.5.5.1 Warna panas dan warna dingin
Gambar 3.41 Skema Warna Panas dan Dingin
Sifat warna digolongkan menjadi dua golongan ekstrem yaitu warna panas dan warna dingin. Yang termasuk golongan warna panas adalah keluarga merah/jingga yang memiliki sifat dan pengaruh hangat, segar, menyenangkan, merangsang, dan bergairah. Yang termasuk golongan warna dingin adalah kelompok biru/hjau yang memiliki sifat dan pengaruh sunyi, tenang, makin tua, dan makin gelap serta arahnya makin menambah tenggelam dan depresi. Warna dingin bila digunakan untuk mewarnai ruangan akan memberikan ilusi jarak, akan terasa tenggelam atau mundur. Sebaliknya warna hangat terutama keluarga merah akan terasa seolah-olah maju ke dekat mata, memberikan kesan jarak yang lebih pendek.2
III.5.5.2 Lingkaran warna dan arti warna
Warna-warna yang mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang diambil dari buku Design in Dress oleh Mariana L. David (1987:135) sebagai berikut :
Merah : cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitive, menarik, bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas.
2 Darmaprawora W.A.,Sulasmi. Warna : teori dan kreativitas penggunaannya ed. Ke-2. Hal.33.
Merah jingga : semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.
Jingga : hangat, semnagatmuda, ekstremis, menarik.
Kuning jingga : kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimism, terbuka.
Kuning : cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut.
Kuning hijau : persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri.
Hijau muda : kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar, istirahat, tenang.
Hijau biru : tenang, santai, diam, lebut, setia, kepercayaan.
Biru : damai, setia, konservatif, pasif, terhormat, tenang.
Biru ungu : spiritual, kelelahan, hebat, sederhana, rendah hati.
Ungu : misteri, kuat, supermasi, formal, melakolis, pendiam, agung.
Merah ungu : tekanan, intrik, drama, teka-teki.
Coklat : hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, tenang.
Hitam : kuat, duka cita, resmi, kematian, keahlian, tidak menentu.
Abu-abu : tenang.
Putih : senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, cinta, terang.
III.5.5.3 Susunan warna bagi masyarakat Bali
Falsafah warna Bali disebut ‘Panca Maha Buta’. Aristoteles mengatakan bahwa unsur warna itu mengandung air, api, udara dan tanah, sedangkan di bali ditambah satu unsur yaitu akasa atau ather atau angkasa. Susuna warna bali dinamakan ‘Rajah Nawangsa’ yang terdiri dari 9 warna (sang=Sembilan), yang dihubungkan dengan nama dewa dan arah mata angin, lihat bagan berikut :
Warna Dewa Mata Angin
Hitam Biru Putih Jambon Dadu Merah Muda Kuning Hijau Brumbun(Perpaduan Warna 4 Penjuru Mata Angin
Wishnu Sambu Icwara Mahesya/Mahisora Brahma Rudra Mahadewa Sangkara/Cangkara Syiwa/Ciwa Utara Timur Laut Timur Tenggara Selatan Barat Daya Barat Barat Laut Pusat (Tengah)
III.6 Organisasi Ruang
III.6.1 Analisa hubungan kedekatan ruang
( diagram matrik & diagram hubungan antar ruang )
Hubungan kedekatan ruang merupakan gambaran susunan ruang-ruang yang telah dikelompokkan berdasarkan sifat ruang dan kedekatan ruang. Pada organisasi ruang ini juga mempertimbangkan analisis zoning yang juga mempengaruhi letak ruang-ruang tersebut sehingga ruang-ruang dengan fungsi sejenis diletakkan berdekatan.
Bagan 3.9 Diagram Matriks
III.6.2 Analisa Zoning dan Grouping III.6.2.1 Alternatif zoning A
Gambar 3.44 Alternatif Zoning A Lantai 2-5
Kelebihan :
(+) Area publik yaitu pintu masuk terletak jauh dari area private sehingga kenyamanan area private pada lantai 1 – 5 tidak terganggu.
(+) Area Semi publik yaitu dapur pada lantai 1 dekat dengan area restoran sehingga mempermudah dalam proses pelayanan dalam bidang food & beverage.
(+) Hanya terdapat area private pada lantai 2-5 yang merupakan kamar tidur
III.6.2.2 Alternatif zoning B
Gambar 3.45 Alternatif Zoning B Lantai 1
Gambar 3.46 Alternatif Zoning B Lantai 2-5 Kelebihan :
(+) Area publik yaitu pintu masuk terletak jauh dari area private sehingga kenyamanan area private pada lantai 1 – 5 tidak terganggu.
(+) Hanya terdapat area private pada lantai 2-5 yang merupakan kamar tidur.
Kekurangan :
( - ) Area publik yang termasuk restoran seharusnya hanya untuk tamu atau pengunjung yang berkepentingan, bukan untuk publik/umum.
III.6.2.3 Alternatif zoning C
Gambar 3.48 Alternatif Zoning C Lantai 2-5 Kelebihan :
(+) Area semi publik yaitu restoran saling berdekatan dengan dapur dalam zoning yang sama sehingga memudahkan dalam operasional.
Kekurangan :
( - ) Area publik dekat dengan area private yaitu kantor dan juga kamar tidur, dan itu berdampak pada kebisingan di lantai 1.
( - ) Area Semi publik yaitu meeting room dan restoran sangat mengganggu apabila diletakan di lantai 2-5 sebab mengganggu area privat.
III.6.2.4 Alternatif grouping A
Gambar 3.50 Alternatif Grouping A Lantai 2-5 Kelebihan :
(+) Ruang restorant dan dapur saling berdekatan, mempermudah sistem pelayanan pada lantai 1.
(+) kamar semua tipe terletak di lantai 2-5 dan jauh dari area lobi dan resepsionis yang merupakan area publik.
Kekurangan :
( - ) Ruang meeting room dan restaurant yang terletak di lantai 2-5 dapat mengganggu ruang kamar.
( - ) Kamar di lantai 1 berdekatan dengan area lobi dan resepsionis itu dapat mengganggu kenyamanan pengunjung.
-Kamar Deluxe -Kamar Deluxe
(twin)
-Kamar Suite Junior
III.6.2.5 Alternatif grouping B
Gambar 3.51 Alternatif Grouping B Lantai 1
Gambar 3.52 Alternatif Grouping B Lantai 2-5
Kelebihan :
(+) Area lobby dan resepsionis terletak di dekat pintu masuk utama. (+) Meeting room dan restaurant terletak di tengah, sehingga tidak
mengganggu area manapun.
(+) Kamar terletak jauh dari area lobi dan resepsionis
(+) Kantor terletak di dalam, sehingga tidak terganggu oleh area lobi (+) Untuk lantai 2-5 hanya untuk kamar tidur dengan semua jenis tipe.
Kekurangan :
( - ) Dapur dekat dengan kamar dan kantor , dapat menimbulkan kebisingan Terpilih -Kamar Deluxe -Kamar Deluxe (twin) -Kamar Suite Junior
III.6.2.6 Alternatif grouping C
Gambar 3.53 Alternatif Grouping C Lantai 1
Gambar 3.54 Alternatif Grouping C Lantai 2-5 Kelebihan :
(+) Lobi dan resepsionis di lantai 1 terletak di dekat pintu utama, dan jauh dari area kamar.
(+) Dapur dekat dengan restaurant
(+) Lantai 2-5 disediakan hanya untuk kamar, jadi kenyamanan tidak terganggu.
Kekurangan :
( - ) Dapur dekat dengan kamar dan kantor , dapat menimbulkan kebisingan. ( - ) Area lobi dan resepsionis dekat dengan kantor sehingga cukup
mengganggu. -Kamar Deluxe -Kamar Deluxe (twin) -Kamar Suite Junior
III.7 Analisa pra layout
Gambar 3.55 Pra Layout Lantai 1 Gambar 3.56 Pra Layout Lantai 2-5
: Denah Khusus
Pra layout pada gambar di atas merupakan pra layout pada lantai 1-5 di Condotel Jimbaran,Bali. Penggunaan warna biru pada pra layout untuk menjelaskan ruangan apa saja yang akan dijadikan sebagai denah khusus, pada lantai 1 di ruang lobi dan resepsionis, restoran, dan ruang rapat diberi warna biru yang merupakan denah khusus. Lantai 2 hanya ruang kamar bertipe suite junior saja yang diberi warna biru, sebab luasan kamar Junior suite lah yang paling besar dibandingkan dengan tipe deluxe atau deluxe +.
III.8 Analisa sistem keamanan / keselamatan.
Analisa sistem keamanan dan keselamatan pada Condotel di Jimbaran, Bali seperti disediakannya fasilitas yang digunakan untuk ruang tertentu, seperti halnya sprinkle untuk di area private, semi publik, publik, dan service, cctv untuk area publik ataupun semi publik dll
Pemeriksaan secara fisik seperti halnya mendeteksi barang bawaan pengunjung atau pengelola melaui walk through metal detector atau hand held metal detector guna mengingkatkan sistem keamanan pada area masuk condotel Peralatan yang membantu dalam keamanan dan keselamatan pada Condotel ini antara lain :
a. Walk Through Metal Detector
merupakan peralatan detector berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang bawaan yang berada dalam pakaian/badan pengunjung area Condotel yang terbuat dari metal dan dapat membahayakan keselamatan penerbangan, seperti senjata api, benda tajam dll.
b. Hand-Held Metal Detector
merupakan peralatan detector tangan yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan yang terdapat pada pakaian/badan para pengunjung Condotel yang terbuat dari bahan metal dan dapat membahayakan keselamatan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang sejenis.
c. CCTV (Closed Circuit Television)
merupakan peralatan kamera yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi secara visual pada semua
ruang/wilayah di dalam Condotel sebagai system pengamanan.
d. Sprinkler
merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai sistem yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada sebuah bangunan. Sprinkler akan secara otomatis menyala bila ada kebakaran yang terjadi, di letakkan di plafon, jarak antar sprinkler 25m2/unit.
III.9 Analisa furniture dan fixture
Furniture
Kata mebel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi furniture. Istilah “mebel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel. Pengertian mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005. 20).
Berikut adalah beberapa contoh furniture pada Condotel di Jimbaran, Bali ini :
Gambar 3.57 Contoh Furniture
Fixture
Fixture adalah peralatan yang berfungsi untuk menahan benda kerja dan mendukung pekerjaan sehinggga operasi pemesinan dapat dilakukan, serta merupakan pelengkap yang permanen namun tidak terikat berasal dari bangunan itu sendiri, berikut adalah contoh fixture pada Condotel :
Gambar 3.58 Contoh Fixture