• Tidak ada hasil yang ditemukan

RKL-RPL KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RKL-RPL KATA PENGANTAR"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat karunia-Nya sehingga Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa selaku Pemrakarsa senantiasa mempertimbangkan aspek lingkungan hidup dalam berbagai kegiatannya. Hal tersebut dilakukan dalam rangka melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha/Kegiatan yang Wajib Dilengkapi AMDAL, maka Kegiatan Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara perlu dilengkapi dengan kajian AMDAL.

Penyusunan laporan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) didasarkan pada hasil evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan hidup dan arahan pengelolaan dampak lingkungan hidup.

Kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan dalam penyusunan laporan ini disampaikan banyak terima kasih.

Manado, Desember 2018 Pemrakarsa,

General Manager

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN... . v BAB I. PENDAHULUAN ... 1.1 1.1. Maksud dan tujuan pelaksanaan RKL-RPL ... ... 1.2 1.2. Pernyataan kebijakan lingkungan... ... .... 1.4

BAB II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ... 2.1

2.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ... 2.1 BAB III RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP... ... 3.1 3.1. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ... 2.25 BAB IV. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHLAN ... 3.1 BAB V. PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL ... 4.1

5.1. Surat pernyataan kesanggupan pengelolaan pemantauan

lingkungan hidup (SPPL) ... 4.1

DAFTAR PUSTAKA ... DP-1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

2.1 Matriks RKL Pengembangan Panasbumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi

Utara ... 2-3 2.2 Dampak Lingkungan Lainnya yang di kelola ... 2-31 3.1 Matriks RPL Pengembangan Panasbumi Prospek Lahendong di

Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi

Utara ... 3-3

3.2 Dampak Lingkungan Lainnya yang di kelola ... 3-22

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

BAB 2

2.1 Dampak-dampak Lingkungan yang tercantum dalam RKL-RPL 2-1

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

Rencana pengelolaan lingkungan hidup yang disebut RKL adalah upaya penanganan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari rencana usaha dan/atau kegiatan, sedangkan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Pelaksanaan pengelolaan lingkungan di setiap rencana/usaha, adalah merupakan kepedulian dunia usaha dalam mewujudkan program pembangunan yang berwawasan lingkungan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan untuk jangka panjang.

Rencana pemantauan lingkungan hidup yang disebut RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup dari rencana usaha atau kegiatan, sedangkan pemantauan lingkungan merupakan upaya sistematis dan terencana untuk memperoleh data kondisi lingkungan hidup secara periodik di ruang tertentu berikut perubahannya menurut waktu.

Pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator dalam mengevaluasi kecenderungan (trendline), tingkat kritis (critical level)dan penaatan (compliance) pengelolaan lingkungan hidup oleh pihak pemrakarsa. Berdasarkan studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa diprakirakan kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak penting bagi lingkungan hidup. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan maka disusun dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

Dokumen ini merupakan salah satu upaya untuk mengelola dan memantau

dampak lingkungan yang diprakirakan akan terjadi dalam pelaksanaan rencana

Pembangunan Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon

dan Kabupaten Minahasa , sejak mulai tahap pra-konstruksi hingga operasi. Acuan

(7)

Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012, tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Dokumen RKL-RPL ini memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak, (sesuai arahan ANDAL), akan tetapi juga untuk beberapa dampak yang disimpulkan sebagai bukan dampak penting, namun harus dikelola dan dipantau, karena dampak terhadap komponen lingkungan tersebut, pemrakarsa telah mempunyai SOP dan rencana pengelolaannya (dampak lingkungan hidup lainnya), maka tetap disertakan rencana pengelolaan dan pemantauannya dalam dokumen RKL-RPL ini.

1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL dan RPL

1.1.1. Maksud Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Maksud pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy berkaitan dengan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa adalah :

a. Mematuhi semua peraturan perundangan-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran, pengelolaan limbah, dan pengawasan kualitas lingkungan

b. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan perubahan yang dialami oleh lingkungan hidup dalam hal ini komponen lingkungan fisik-kimia, biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya, serta kesehatan masyarakat

c. Melakukan kegiatan penanggulangan, penanganan, dan pemulihan fungsi lingkungan hidup yang telah mengalami kerusakan dan pencemaran, agar fungsi lingkungan hidup secara berkelanjutan dapat mendukung segala aspek kehidupan.

d. Meyakinkan bahwa kegiatan-kegiatan PT. Pertamina Geothermal Energy akan

mentaati ketentuan-ketentuan pembangunan berwawasan lingkungan yang

berkelanjutan dengan pengelolaan sumber daya alam sehingga dapat

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya demi pembangunan ekonomi dan sosial

(8)

Sulawesi Utara.

e. Mengevaluasi kesungguhan pemrakarsa dalam melaksanakan rencana pengelolaan lingkungan hidup yang telah disusun, sebagai wujud tanggung jawab lingkungan sebagai pelaksana kegiatan.

f. Sebagai pedoman, arahan dan petunjuk operasional Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa dalam pemantauan lingkungan hidup sehubungan dengan kegiatan yang dilakukannya.

g. Mengetahui keberhasilan penataan, pemeliharaan, pemulihan, pengendalian lingkungan hidup, dan optimalisasi dampak positif yang terjadi akibat pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan oleh pihak pemrakarsa.

H .Mengetahui pelaksanaan sistem pemantauan lingkungan apakah sesuai dengan yang direncanakan.

I .Membuat rumusan bersama pihak-pihak yang terkait tentang pelaksanaan pemantauan lingkungan.

1.1.2 Tujuan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Tujuan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy dalam kaitan dengan kegiatan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa Yaitu:

a. Memberikan pokok-pokok arahan serta prinsip-prinsip yang harus dilakukan dalam

pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup kegiatan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa

b. Tercapainya upaya untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap berbagai komponen lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatan Pembangunan

Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan

Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara

(9)

dengan Institusi yang terkait dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan.

d. Memantau komponen lingkungan yang terkena dampak kegiatan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa sesuai dengan Studi ANDAL yang telah dilakukan.

e Memastikan bahwa pelaksanaan RPL sudah memenuhi target dan dapat menekan dampak negatif seminimal mungkin dan mengembangkan dampak positif semaksimal mungkin.

1.2. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa

Setiap kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang mengabaikan faktor-faktor lingkungan akan menyebabkan terganggunya satu atau lebih komponen lingkungan, yang akan menurunkan fungsi ekosistem. Karena itu, pembangunan harus dilakukan secara bijaksana dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip ekologi dan lingkungan. Kebijakan pengelolaan lingkungan PT. Pertamina Geothermal Energy didasarkan pada pengelolaan lingkungan yang proaktif, yaitu secara dini mengevaluasi dampak lingkungan yang akan timbul dan kemudian menyusun dan melaksanakan program untuk meminimasi dampak tersebut.

Untuk meminimasi dampak-dampak terhadap lingkungan, pengelolaan lingkungan akan dilakukan secara terpadu dengan pengelolaan kegiatan pembangunan Pengembangan Panas Bumi Prospek Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara

akan menerapkan kebijakan sebagai berikut :

- Mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;

- Melakukan kegiatan operasi Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utaradengan cara meminimasi dampak-dampak terhadap lingkungan;

- Melaksanakan pengelolaan lingkungan yang paling efektif-biaya dalam penjagaan lingkungan;

- Melangsungkan program pemantauan untuk pemenuhan baku mutu;

- Mengkaji ulang kondisi lingkungan setiap tahun;

(10)

karyawan;

- Bekerjasama dengan pemerintah daerah dan instansi atau stakeholder lainnya untuk mendukung prioritas pembangunan daerah demi kelestarian lingkungan;

- Berkomunikasi dengan pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan

pemahaman mengenai permasalahan lingkungan.

(11)

BAB II

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

2.1. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) kegiatan Pengembangan Panasbumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara adalah upaya untuk penanganan dampak penting hipotetik (DPH) terhadap lingkungan hidup di lokasi proyek dan sekitarnya, yang timbul akibat rencana kegiatan tersebut. Selain itu, dampak tidak penting hipotetik yang pengelolaan lingkungannya telah direncanakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan yang mengacu pada SOP (DTPH-KP) walaupun tidak dikaji tetapi dimasukkan dalam dokumen RKL dan RPL (Gambar 2.1.).

Gambar 2.1. Dampak-dampak lingkungan yang tercantum dalam RKL RPL.

Evaluasi dampak kegiatan pembangunan Pengembangan Panasbumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara

(12)

menunjukkan terdapat 11 Dampak Penting Hipotetik (DPH); 36 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH) yang tidak perlu dikelola serta 13 Dampak Tidak Penting Hipotetik namun perlu dikelola dan dipantau (DTPH-KP) seperti pada Gambar 2.1.

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dilaksanakan melalui pendekatan teknologi, sosial ekonomi, maupun institusi seperti yang terangkum pada tabel berikut. Dampak-dampak lingkungan yang masuk katagori DTPH-KP disajikan terpisah dari dari tabel dampak-dampak yang masuk katagori DPH.

(13)

Tabel 2.1. Matriks RKL Pengembangan Panasbumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa

No

Dampak Lingkungan yang Dikelola

Sumber Dampak

Indikator Keberhasilan Lingkungan Hidup

Bentuk

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

A. Tahap Pra Konstruksi

Kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Publik 1. Persepsi

Masyarakat

Kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Publik

Penduduk di sekitar lokasi kegiatan memiliki persepsi positif dan tidak ada penolakan dalam arti setuju dengan kegiatan

pengembangan panas bumi prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten

Minahasa

Melakukan sosialisasi berkelanjutan kepada penduduk di sekitar lokasi kegiatan baik secara individu maupun kelompok.

Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan

Pangolombian dan Kelurahan

Tondangow:

Kecamatan Remboken: Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder:

Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Tahap pra- konstruksi

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasuratan, Hukum Tua

(14)

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tua Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kababupaten . Minahasa, DLH Prov. Sulut.

Pembebasan lahan 2. Penambahan Pendapatan

Pembebasan lahan

Masyarakat yang terkena pembebasan lahan

 Pemberian ganti rugi lahan yang layak sesuai kesepakatan.

 Memeriksa legalitas pemilikan lahan agar tidak timbul masalah di kemudian hari.

 Memberikan

kompensasi terhadap bangunan dan/atau tanaman yang terkena

PT. Pertamina Geothermal Energy

Tahap pra- konstruksi

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat

(15)

 Pembinaan kepada bekas pemilik lahan agar menggunakan uang ganti rugi untuk tujuan produktif

Remboken, Hukum Tua Desa Kasurtan, Hukum Tua

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tuan Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Prov. Sulut.

B. Tahap Konstruksi

Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja 3. Kesempatan

Kerja

Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap tinggi minimal 70%.

 Memprioritaskan tenaga kerja berasal dari kelurahan/ desa- desa sekitar lokasi kegiatan sesuai kebutuhan dan kualifikasi pekerjaan.

PT. Pertamina Geothermal Energy

Akhir tahap pra-konstruksi sampai awal tahap konstruksi

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon,

(16)

 Memperhatikan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasuratan, Hukum Tua

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tua Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Prov. Sulut.

4. Peningkatan pendapatan

Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja

Pendapatan meningkat

 Memprioritaskan tenaga kerja berasal dari desa-desa sekitar lokasi kegiatan sesuai kebutuhan dan

PT. Pertamina Geothermal Energy

Saat kegiatan penerimaan tenaga kerja

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

(17)

kualifikasi pekerjaan.

 Memberikan upah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku UMP) atau lebih tinggi.

Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasuratan, Hukum Tua

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tua Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Prov. Sulut.

(18)

Uji Produksi

5 Kualitas udara Kegiata Uji produksi sumur

Kualitas udara khusus gas H2S tidak melebihi baku mutu. (0,02 ppm)

 Penggunaan fan blower dan diffuser di kepala sumur bilamana diperlukan, untuk mempercepat proses dispersi uap. Hal tersebut berguna untuk menurunkan

konsentrasi gas di lokasi kegiatan.

 Menggunakan NaOH untuk menetralisasi gas H2S yang dihasilkan.

Larutan tersebut diberikan pada awal pembukaan sumur.

 Uji produksi dilakukan pada siang hari dan bukan hari minggu

 Penggunaan masker dan tabung udara bagi pekerja

Tapak kegiatan Area PT PGE

Selama kegiatan uji produksi sumur panas bumi

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Instansi Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa Instansi Penerima Laporan

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut

6. Peningkatan kebisingan

Uji produksi sumur

Kebisingan di lokasi pemukiman akibat kegiatan uji produksi tidak melebihi 55 dBA

 Sebelum dilakukan uji produksi pemra-karsa memberitahu-kan kepada masyarakat sekitar kegiatan dan mengkordinasikan

Tapak Kegiatan Saat uji produksi

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Instansi Pengawas:

DLH Kota Tomohon

(19)

dengan pemerintah setempat, bahwa akan dilaksanakan uji produksi

 Menerapkan sistem uji produksi sumur dengan tingkat kebisingan rendah dengan menggunakan twin silencer , rock muffler dan separator. Fungsi bangunan ini adalah untuk mengurangi efek jet dari massa yang keluar dari sumur pada saat uji produksi.

 Uji Produksi dilaksanakan secara horizontal

DLH Kab. Minahasa Instansi Penerima Laporan

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut

,

7. Gangguan vegetasi

Kegiatan Uji produksi

Tidak terjadi perubahan vegetasi atau kerusakan tanaman

Upaya penanganan dampak uji produksi sumur terhadap tanaman pangan dan perkebunan adalah:

 Uji produksi sumur dilakukan pada saat kecepatan angin rendah.

 Mengganti tanaman yang rusak akibat

Tapak kegiatan Saat uji produksi

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Instansi Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa

(20)

kegiatan uji produksi

sumur. Instansi Penerima

Laporan

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut

(21)

C. Tahap Operasi

Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja 8. Peningkatan

kesempatan kerja

Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap tinggi

 Memprioritaskan tenaga kerja berasal dari Kelurahan-Kelurahan sekitar lokasi kegiatan sesuai kebutuhan dan kualifikasi pekerjaan.

 Memberikan upah yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan keahlian yang dimiliki.

 Memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Tapak kegiatan Saat kegiatan penerimaan tenaga kerja

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasurtan, Hukum Tua

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tuan Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon

(22)

DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Prov. Sulut.

9.

Peningkatan pendapatan

Peningkatan pendapatan

Pendapatan bertambah  Merekrut tenaga kerja lokal untuk jenis pekerjaan yang sesuai keahliannya

 Memberikan upah yang layak sesuai UMP atau lebih besar

 Diikutsertakan dalam BPJS ketenagakerjaan

Tapak kegiatan Saat kegiatan penerimaan tenaga kerja

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasurtan, Hukum Tua

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tuan Leilem III

(23)

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Prov. Sulut.

Kegiatan Pengoperasian lapangan uap 10. Subsidance Kegiatan

Pengoperasian lapangan uap

Tidak terjadi subsidance

 Untuk mencegah terjadinya subsidence, maka perlu

memperhatikan

kapasitas reservoir agar tidak terjadi eksploitasi berlebihan (over produksi).

Menjaga

kesetimbangan massa (mass balance) melalui reinjeksi yang optimal dan kesetimbangan panas (heat balance) melalui eksploitasi yang konservatif.

Tapak Kegiatan Saat kegiatan pengoperasian lapangan uap

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut

Kegiatan Pengoperasian PLTP

11.

Penurunan kualitas udara

Kegiatan Pengoperasian PLTP

Konsentrasi gas H

2

S di udara ambien tidak melebihi baku mutu

 Penggunaan fan blower untuk dispersi

gas H

2

S di udara.

 Menggunakan

NaOH di kepala sumur

Tapak kegiatan Saat kegiatan pengoperasian PLTP

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa

(24)

 Penggunaan masker

bagi pekerja

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut

(25)

Tabel 2.2.Dampak Lingkungan Lainnya Yang Dikelola

No

Dampak Lingkungan yang Dikelola

Sumber Dampak

Indikator Keberhasilan Lingkungan Hidup

Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

Periode Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup

A. Tahap Pra Konstruksi Pembebasan lahan

1. Sikap dan persepsi masyarakat

Pembebasan lahan

Persepsi tetap positif

 Melakukan

sosialisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan ganti rugi.

 Memperhatikan usulan masyarakat pemilik lahan yang akan dibebaskan.

 Uang ganti rugi disalurkan melalui rekening Bank pemilik lahan.

Kecamatan Tomohon Selatan: Kelurahan Pangolombian dan Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken:

Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder:

Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Tahap pra- konstruksi

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasurtan,

(26)

Hukum Tua Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tuan Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Prov. Sulut.

B. Tahap Konstruksi

Mobilisasi/Demobilisasi alat berat dan material 2. Gangguan lalu

lintas

Kegiatan Mobilisasi/De- mobilisasi alat berat dan material

Tidak terjadi gangguan lalu lintas

 Mengatur jarak antar mobil pengangkut peralatan dan material

 Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk

Jalan lokasi

pengembangan prospek Lahendong

Selama Tahap konstruksi saat mobilisasi/

demobilisasi alat berat dan material

Instansi Pelaksana PT. Pertamina Geothermal Energy Instansi Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa

(27)

masuk keluar kendaraan di lokasi kegiatan.

 Memasang rambu- rambu peringatan pada lokasi tertentu misalnya di lokasi masuk keluar kendaraan proyek.

Instansi Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov. Sulut

Pembersihan dan Pematangan Lahan 3. Peningkatan

erosi

Kegiatan Pembersihan lahan dan pematangan lahan

Tidak terjadi peningkatan erosi di lahan miring dan sedimentasi

terutama di lahan- lahan yang lebih rendah

 Pada daerah berlereng dibuat tanggul penahan tanah

 Pembuatan selokan/

parit untuk

kelancaran aliran air

 Penanaman rumput penutup tanah dan tanaman penahan tanah antara lain bambu pada tepian lahan khususnya pada bagian berlereng

Tapak kegiatan area PGE

Selama kegiatan pembersihan dan

pematangan lahan

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

-DLH Kota Tomohon .DLH Kab.

Minahasa Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Minahasa

DLH Prov, Sulut,

(28)

 Mencegah

penebangan pohon bila tidak

diperlukan Pemboran

4. Penurunan Kuantitas Air Permukaan

Kegiata pemboran

Tidak ada keluhan Sungai Rano Asem dan Sungai Leilem

 Ikut menjaga kelestarian hutan- hutan yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah Kota Tomohon, instansi terkait dan masyarakat

 Pengamatan dimana air bekas pemboran setelah diolah akan digunakan kembali untuk pemboran.

Tapak kegiatan Selama kegiatan pemboran

Instansi Pelaksana PT. Pertamina Geothermal Energy Instansi Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa Instansi Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov. Sulut

5. Kualitas Air Permukaan

Pemboran sumur

Tidak terjadi pencemaran di air permukaan

Dibuat kolam pengelolaan limbah dengan sistem tertutup

Tapak Proyek Selama kegiatan pemboran sumur (Tahap Konstruksi)

Instansi Pelaksana PT. Pertamina Geothermal Energy Instansi Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa

(29)

Instansi Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov. Sulut Tahap Operasi

6. Sikap dan persepsi masyarakat

Sikap dan persepsi masyarakat

Tidak terjadi keresahan masyarakat

 Pengelolaan yang baik pada dampak primer

 Melakukan sosialisasi tentang tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai kualifikasi

 Memperiritaskan tenaga kerja lokal yang sesuai dengan keahliannya

Kelurahan/Desa sekitar tapak kegiatan

Tahap operasi Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasurtan, Hukum Tua

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan

(30)

Hukum Tuan Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Prov. Sulut.

7. Kualitas udara Kegiatan Pengoperasian lapangan uap

Gas H2S di tapak kegiatan dan kawasan pemukiman

maksimal 0,02 ppm (KepmenLH

 Menggunakan fan blower

Tapak kegiatan Selama pengoperasian lapangan uap

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut 8. Penurunan

kualitas air permukaan

Kegiatan Pengoperasian lapangan uap

Tidak terjadi penurunan kualitas air sungai.

Limbah cair yang dihasilkan diolah kemudian dialirkan sumur reinjeksi.

Tapak Kegiatan Selama pengoperasian lapangan uap

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

(31)

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut 9. Gangguan biota

air

Kegiatan Pengoperasian lapangan uap

Plankto, benthos, dan nekton

Melakukan

pengamatan lapangan dan pengambilam sampel biota air kemudian dianalisis di laboratorium

Sungai dan danau

Selama kegiatan pemboran tiap 6 bulan sekali.

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut 10. Peningkatan

kebisingan

Kegiatan Pengoperasian PLTP

Tingkat kebisingan di tapak kegiatan dan pemukiman tidak melebihi Baku mutu Kep 48 MENLH/11/1996 (industri =70 dBA, pemukiman =55 dBA)

Melakukan perawatan mesin-mesin secara berkala

Tapak kegiatan Selama pengoperasian PLTP

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut

(32)

11. Penurunan kualitas air permukaan

Kegiatan Pengoperasian lapangan PLTP

Tidak terjadi penurunan kualitas air sungai.

Pengelolaan limbah cair menggunakan sistem tertutup

(diinjeksikan ke sumur reinjeksi).

Tapak Kegiatan Selama pengoperasian PLTP

Pelaksana:

PT. Pertamina Geothermal Energy

Pengawas:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa DLH Prov, Sulut 12. Penurunan

kesehatan masyarakat

Angka kesakitan Kegiatan pengoperasian PLTP

 Pengelolaan Kualitas udara dan kebisingan dilakukan dengan baik sebagai sumber dampak bagi kesehatan masyarakat

 Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan cuma- cuma secara rutin.

Puskesmas Lahendong Selatan/Pangolombian, Puskesmas Remboken dan Puskesmas Sonder.

Selama kegiatan pemboran tiap 6 bulan sekali.

PT Pertamina Geothermal Energy DLH Kota Tomohon DLH Kab. Minahasa

13. Pemberdayaan masyarakat dan pembangunan

Pegembangan masyarakat

Pelaksanaan program CSR

Memberikan pelatihan untuk peningkatan ketrampilan dan

Kelurahan/Desa sekitar tapak kegiatan baik eksisting maupun pengembangan

Selama Tahap operasi

Pelaksana:

(33)

fisik desa/

kelurahan

kegiatan ekonomi produktif bagi penduduk sekitar.

Memberikan bantuan pendidikan bagi siswa yang kurang mampu dan berprestasi.

Memberikan bantuan kegiatan social- ekonomi dan kegiatan olah raga bagi

masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

Membantu pembiayaan pembangunan

infrastruktur desa/

kelurahan di sekitar lokasi kegiatan

(Pangolombian, Tondangow,

Lahendong, Kasuratan, Tampusu, Leilem II dan Leilem III).

PT. Pertamina Geothermal Energy Pengawas:

DLH Kota Tomohon, Camat Tomohon Selatan, Lurah Pangolombian, dan Lurah Tondangow;

DLH Kabupaten Minahasa, Camat Remboken, Hukum Tua Desa Kasurtan, Hukum Tua

Tampusu, Camat Sonder, Hukum Tua Leilem II dan Hukum Tuan Leilem III

Penerima Laporan:

DLH Kota Tomohon

(34)

DLH Kababupaten . Minahasa,

DLH Provinsi Sulawesi Utara.

(35)

BAB III

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

3.1 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pemantauan lingkungan hidup kegiatan Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa ,digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional; tergantung pada skala masalah yang dihadapi.Pemantauan setiap tahapan kegiatan pembangunan dan operasi Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa ini merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus, sistematis dan terencana.Pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari pengelolaan lingkungan hidup.

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan rencana pemantauan lingkungan yakni:

a. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup Komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan mendasar, atau terkena dampak penting dan komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya.

b. Aspek-aspek yang dipantau akan memperhatikan benar dampak penting yang dinyatakan dalam ANDAL dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan sifat pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan rencana pengelolaan lingkungan hidup.

c. Pemantauan akan dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap

komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. Dengan

(36)

memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan.

d. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang dikeluarkan untuk pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan pemantauan senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan.

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), disusun berdasarkan hasil

pelingkupan serta Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, mencakup Tahap Pra

Konstruksi, Konstruksi, dan Operasi Pengembangan Panas Bumi Prospek

Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa. Ringkasan Rencana

Pemantauan Lingkungan Hidup pembangunan dan operasi disajikan pada Tabel

3.1 berikut ini.

(37)

Tabel 3.1. Matriks RPL Rencana Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa

No. Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan Lingkungan Hidup Jenis Dampak Parameter

yang Dipantau

Sumber Dampak

Metode

Pengumpulan/analisis data

Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi

Pelaksana Pengawas Penerima laporan

Tahap Pra Konstruksi

Kegiatan Sosialisasi dan Konsultasi Publik 1. Sikap dan

persespi

Persentase masyarakat yang mendukung pembangunan

Kegiatan sosialisasi &

konsultasi publik

 Data persepsi diperoleh dengan melakukan survey/

wawancara dengan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

 Analisis data secara deskriptif

Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian dan Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken:

Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan setiap enam bulan pada tahap pra konstruksi sampai tahap operasional

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa, Camat Tomohon Selatan Camat Remboken Camat Sonder

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(38)

Kegiatan pembebasan Tanah 2 Penambahan

Pendapatan

Pendapatan bekas pemilik lahan

Pembebasan Lahan

Data pendapatan diperoleh melalui survey/ wawancara dengan responden bekas pemilik lahan.

Data dinalisis secara deskriptif.

Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian dan Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken: Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan setiap enam bulan pada tahap pra konstruksi sampai tahap Konstrusi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa, Camat Tomohon Selatan Camat Remboken Camat Sonder

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

Tahap Konstruksi

Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja 3. Peningkatan

Kesempatan Kerja

Tenaga kerja lokal yang terserap

Penerimaan tenaga kerja

Data penyerapan tenaga kerja local diperoleh melalui survey/

wawancara dengan responden pekerja,

Kantor PT PGE Area Lahendong, dan Kontaktor pelaksana

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan setiap enam bulan pada

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa

(39)

pemrakarsa/PT PGE, dan kontraktor pelaksana.

Data dinalisis secara deskriptif.

Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian dan Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken: Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

tahap konstruksi

Camat Tomohon Selatan Camat Remboken Camat Sonder

DLH Provinsi Sulawesi Utara

4. Peningkatan pedapatan

Tambahan pendapatan yang diperoleh melalui penyerapan tenaga kerja lokal

Penerimaan tenaga kerja

Data pendapatan tenaga kerja local diperoleh melalui survey/

wawancara dengan responden pekerja, pemrakarsa/PT PGE, dan kontraktor pelaksana.

Data dinalisis secara

Kantor PT PGE Area Lahendong, dan Kontaktor pelaksana Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan setiap enam bulan pada tahap

konstruksi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa, Camat Tomohon Selatan Camat

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(40)

deskriptif. dan Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken: Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Remboken Camat Sonder

Kegiatan Uji Produksi 5 Penurunan

kualitas Udara

Parameter H2S, dan lumpur bor

Kegiatan Uji Produksi

 Data H2S, diperoleh dengan cara

mengambil contoh udara menggunakan air sampling/gas collector dan selanjutnya dianalisis di laboratorium menggunakan alat spektrofotometer.

Metode yang digunakan adalah Mercury

thiocyanate.

 Pengamatan dampak

Tapak kegiatan dan permukiman penduduk Kelurahan Tondangow, Kelurahan Pangolombian, Desa Kasurata, dan Desa

Tampusu (Lokasi pantau dilakukan pada lokasi kegiatan yang sedang

Satu kali selama kegiatan uji produksi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(41)

uji produksi terhadap tanaman

berlangsung) 6 Peningkatan

kebisingan

Bising Kegiatan uji produksi

Pengukuran tingkat kebisingan dengan alat Sound Level Meter.

Tapak kegiatan dan Kelurahan Pangolombian, Kelurahan Tondangow, Desa Kasuratan dan Desa Tampusu

Satu kali selama kegiatan uji produksi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

7 Gangguan vegetasi

Terganggunya vegetasi

Kegiatan uji produksi

Melakukan pengamatan lapangan berkaitan dengan vegetasi yang terganggu/

rusak.

Lokasi vegetasi di sekitar tapak kegiatan sumur

Satu kali selama kegiatan uji produksi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara Tahap Operasi

Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja 8. Peningkatan

kesempatan kerja

Tenaga kerja lokal yang terserap

Penerimaan tenaga kerja

Data penyerapan tenaga kerja lokal diperoleh melalui survey/

Kantor PT PGE Area Lahendong, Kecamatan

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten

(42)

wawancara dengan responden pekerja, pemrakarsa/PT PGE, dan kontraktor pelaksana.

Data dinalisis secara deskriptif.

Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian, Kelurahan Tondangow dan Kelurahan Lahendong:

Kecamatan Remboken: Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

setiap enam bulan pada tahap operasi

Minahasa, Camat Tomohon Selatan Camat Remboken Camat Sonder

Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

9. Peningkatan pendapatan

Tambahan pendapatan yang diperoleh melalui penyerapan tenaga kerja lokal

Penerimaan tenaga kerja

Data pendapatan tenaga kerja lokal diperoleh melalui survey/

wawancara dengan responden pekerja, pemrakarsa/PT PGE, dan kontraktor pelaksana.

Data dinalisis secara

Kantor PT PGE Area Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian, Kelurahan Tondangow dan

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan setiap enam bulan pada tahap operasi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa, Camat Tomohon Selatan, Camat Remboken, Camat

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(43)

deskriptif. Kelurahan Lahendong:

Kecamatan Remboken: Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Sonder.

Pengoperasian Lapangan Uap 10. Subsidance Penurunan

muka tanah

Kegiatan lapangan uap

- Melakukan

monitoring perubahan elevasi permukaan secara berkala - Melakukan

monitoring

kesetimbangan massa di dalam reservoir melalui pendekatan data geosains dan reservoir secara berkala.

Area panas bumi Lahendong

- Monitoring perubahan elevasi setiap 2 tahun sekali - Monitoring

kesetimban gan massa di dalam reservoir dilakukan setiap tahun

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

Pengoperasian PLTP

(44)

11. Penurunan kualitas udara

Udara ambien H2S dan NH3

 Emisi: H2S dan NH3

Kegiatan pengoperasian PLTP

Pengambilan sampel udara ambien dan emisi kemudian dianalisis di laboratorium.

Tapak kegiatan, permukiman penduduk Kelurahan Tondangow dan Desa Kasuratan, dan cooling tower

Tiap 3 bulan sekali untuk udara ambien dan tiap 6 bulan sekali untuk cooling tower selama kegiatan pengoperasia n PLTP

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(45)

Tabel 3.2.Dampak Lingkungan Lainnya Yang Dipantau

No. Dampak Lingkungan Hidup yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi pemantauan Lingkungan Hidup Jenis Dampak Parameter

yang Dipantau

Sumber Dampak

Metode

Pengumpulan/analisis data

Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi

Pelaksana Pengawas Penerima laporan

Pra-Konstruksi 1. Sikap dan

pesepsi Masyarakat

Sikap dan persepsi

Pembebasan lahan

Data sikap dan persepsi diperoleh melalui survey/

wawancara dengan responden bekas pemilik lahan.

Data dinalisis secara deskriptif.

Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian, Kelurahan Lahendong, Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken:

Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan setiap enam bulan pada tahap pra konstruksi sampai tahap pra-

konstruksi

PT Pertamina Geothermal Energy

 DLH Kota Tomohon

 DLH Kab.

Minahasa,

 Camat Tomohon Selatan

 Camat Remboken

 Camat Sonder

 DLH Kota Tomohon

 DLH Kabupaten Mnahasa

 DLH Provinsi Sulawesi Utara

(46)

Leilem II dan Desa Leilum III Tahap Konstruksi

Kegiatan Mobilisasi/demobilisasi Alat Berat dan Material 2. Gangguan

Lalu Lintas

Gangguan lalu lintas

Mobilisasi/

Demobilisasi alat berat dan material

Melakukan survey/

pengamatan lalu-lintas

Jalan Raya Tomohon , jalan masuk di Desa Leilem II, Kelurahan Tondangow, Pangolombian dan Desa Kasuratan.

Tiap enam bulan sekali pada kegiatan mobilisasi/de mobilisasi alat berat dan material pada tahap

konstruksi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa, Dinas

Perhubungan Kota

Tomohon dan Kabupaten Minahasa

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

Pembesihan dan Pematangan lahan

3. Peningkatan

erosi

Erosi tanah Pembangunan jalan dan sarana

Mengukur besarnya erosi tanah yang terjadi

Tapak Kegiatan Tiap 3 bulan selama tahap konstruksi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten

(47)

pennjang lahan

Minahasa, Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara Kegiatan Pemboran

4. Penurunan Kuantitas Air

Debit air sungai

Pengambilan air untuk pemboran

Mengukur debit air sungai Leilem dan sungai Rano Asem

DAM Pinaras (sungai Rano Asem) dan di Sungai Leilem

Satu kali selama kegiatan pemboran

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara 5. Penurunan

kualitas air permukaan

Parameter kualitas air adalah suhu, pH, H2S, NH3, Hg, As, minyak dan lemak

Kegiatan Pemboran

Pengukuran langsung di lapangan untuk pamameter suhu dan pH.

Sedangakan parameter H2S, NH3, Hg, As dilakukan dengan

mengambil sampel air dan selanjutnya dianalisis di laboratorium dengan alat spetrofotometer.

Outlet IPAL, Sungai

Pangolombian

Tiap 3 bulan sekali selama kegiatan pemboran.

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(48)

Tahap Operasi

Penerimaan Tenaga Kerja 6. Sikap dan

persepsi masyarakat

Sikap dan persepsi

Penerimaan tenaga kerja

Data sikap dan persepai diperoleh melalui survey/

wawancara dengan responden masyarakat..

Data dinalisis secara deskriptif.

Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian, Kelurahan Lahendong dan Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken:

Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Waktu dan frekuensi pemantauan dilaksanakan satu kali setelah selesai tahap operasi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa, Camat Tomohon Selatan Camat Remboken Camat Sonder

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(49)

Pengoperasian Lapangan Uap 7. Penurunan

kualitas air permukaan

Parameter kualitas air adalah suhu, pH, H2S, NH3, Hg, As, minyak dan lemak

Kegiatan pengoperasian lapangan uap

Pengukuran langsung di lapangan untuk pamameter suhu dan pH.Sedangkan parameter H2S, NH3, Hg, As dilakukan dengan mengambil sampel air dan selanjutnya dianalisis di laboratorium dengan alat ASS dan spetrofoto-meter.

 Cluster

Pengembangan:

Outlet IPAL dan Sungai Pangolombian

 Cluster eksisting:

Balong cluster 4,5,13,24

 Sungai Leilem dan Kelong

Tiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengoperasia n lapangan uap.

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

8. Penurunan kualitas udara

Parameter gas adalah H2S

Kegiatan pengoperasian lapangan uap

Pengambilan sampel udara (gas H2S) kemudian dianalisis di laboratorium.

Tapak kegiatan dan permukiman penduduk Kelurahan Tondangow, Kelurahan Pangolombian, Desa Kasurata, dan Desa Tampusu

Tiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengoperasia n lapangan uap

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa

DLH Provinsi Sulawesi Utara

9. Gangguan biota air

Kegiatan pengoperasian lapangan uap

 Cluster

Pengembangan:

Outlet IPAL dan Sungai

Tiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengoperasia

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten

(50)

Pangolombian

 Cluster eksisting:

Balong cluster 4,5,13,24

 Sungai Leilem dan Kelong

n lapangan uap

Minahasa, Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

Pengoperasian PLTP 10. Penurunan

kualitas air permukaan

Parameter kualitas air adalah suhu, pH, Sulfide, NH3, Hg, As, minyak dan lemak Parameter kuantitas air adalah debit air sungai dan kedalaman muka air tanah

Kegiatan Pengoperasian PLTP

Pengukuran langsung di lapangan untuk pamameter suhu dan pH.

Sedangakan parameter Sulfide, NH3, Hg, As dilakukan dengan

mengambil sampel air dan selanjutnya dianalisis di laboratorium dengan alat ASS dan spetrofoto-meter.

(Peraturan Menteri LH N0.19 Tahun 2010 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan minyak dan gas serta panas bumi)

Outlet IPAL Tondangow

Tiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengoperasia n PLTP.

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(51)

11. Peningkatan kebisingan

Bising

Kegiatan Pengoperasian PLTP

Pengukuran tingkat kebisingan dengan alat Sound Level Meter.

Tapak kegiatan dan Kelurahan Pangolombian, Kelurahan Tondangow, Desa Kasuratan dan Desa Tampusu

Tiap 3 bulan sekali selama kegiatan pengoperasia n PLTP.

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa

DLH Provinsi Sulawesi Utara

12. Kesehatan masyarakat

Angka kesakitan

Kegiatan Pengoperasian PLTP

Pengumpulan data

penyakit di puskesmas dan melakukan observasi lapangan

Puskesmas Remboken dan Puskesmas Tomohon Selatan

Tiap tahun sekali

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa,

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara 13. Pemberdayaan

masyarakat dan

pembangunan infrastruktur kelurahan/desa

Peningkatan kapasitas ekonomi dan sumber daya manusia serta jenis dan jumlah anggaran pembangunan

Kegiatan pelaksanaan program CSR

Metode pengumpulan data melalui survey dengan teknikwawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan bantuan table dan utaian verbal.

Kantor PT PGE Area Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan:

Kelurahan Pangolombian, Kelurahan Lahendong dan

Waktu dan frekwensi pemantauan dilaksanakan satu kali tiap tahun selama tahap operasi

PT Pertamina Geothermal Energy

DLH Kota Tomohon DLH Kab.

Minahasa, Camat Tomohon Selatan

DLH Kota Tomohon DLH Kabupaten Mnahasa DLH Provinsi Sulawesi Utara

(52)

infrastruktur kelurahan/desa

Kelurahan Tondangow:

Kecamatan Remboken:

Desa Kasuratan dan Desa Tampusu;

Kecamatan Sonder: Desa Leilem II dan Desa Leilem III

Camat Remboken Camat Sonder

(53)
(54)

BAB IV

JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

Jumlah dan jenis izin PPLH yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

- Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)

- Izin Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) (Jika akan memanfaatkan LB3 yang dihasilkan proses produksi)

- Izin Pembuangan Limbah Cair (Apabila pemrakarsa akan melakukan

pembuangan limbah cair ke badan air)

(55)

BAB V

PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL

Kami yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : PT. Pertamina Geothermal Energy Area Lahendong Alamat Kantor : Jln. Raya Tomohon No.420 Kota Tomohon

Telepon : (0431-); Fax: 0431-351175 Penanggung Jawab : Salvius Patangke

Jabatan : General Manager

Dengan ini menyatakan komitmen-komitmen selaku penanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dari Pengembangan Panas bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara sebagai berikut:

1. Bahwa PT. Pertamina Gheotermal Energy bersedia menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup di lokasi dan di sekitar tempat usaha dan/atau kegiatan.

2. Bahwa PT. Pertamina Gheotermal Energy Bertanggung jawab terhadap kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan tersebut dan bersedia melaksanakan semua kewajiban dan ketentuan yang tertulis dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pengembangan Panas bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara dengan benar dan bertanggung jawab.

3. Bahwa dalam melaksanakan semua kewajiban dan ketentuan yang tersebut dalam butir 1 dan 2 diatas, PT. Pertamina Gheotermal Energy akan membuat pelaporan yang tertulis dalam Dokumen Laporan RKL dan RPL yang kemudian akan menyerahkan dokumen tersebut kepada instansi yang berwewenang/instansi pengawas dan pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku, untuk memeriksa kebenaran dan kelayakan dokumen tersebut.

4. Bahwa apabila terbukti sesuai ketentuan yang berlaku bahwa PT. Pertamina

Gheotermal Energy tidak melaksanakan kewajibannya sesuai yang tertulis

(56)

dalam dokumen RKL, RPL dan Kegiatan Pembangunan Pengembangan Panas bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, maka kegiatan tersebut harus dihentikan sambil menunggu penyelesaian kewajiban sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Bahwa apabila terdapat kelalaian baik disengaja ataupun tidak disengaja sehingga mengakibatkan gangguan/kerusakan kualitas lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, atau tidak melaksanakan dengan sebaik-baiknya semua kewajiban dan ketentuan dalam Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingungan Hidup (RPL) maka semua kegiatan akan dihentikan, dan PT. Pertamina Geothermal Energy harus melakukan perbaikan lingkungan sebagaimana ketentuan yang berlaku dan/ atau melakukan kajian/telaah AMDAL yang baru.

6. Apabila kami lalai untuk melaksanakan pernyataan pada butir 1 sampai dengan butir 5 di atas, maka kami bersedia bertanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikianlah pernyataan komitmen pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingungan Hidup (RPL) kegiatan Pengembangan Panas bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon &

Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara kami buat dengan sebenarnya untuk digunakan sesuai dengan peruntukannya.

Manado, Desember 2018 Yang menyatakan

Salvius Patangke

General Manager

Gambar

Gambar 2.1. Dampak-dampak lingkungan yang tercantum dalam RKL RPL.
Tabel 2.1. Matriks RKL Pengembangan Panasbumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa  No  Dampak  Lingkungan  yang Dikelola  Sumber  Dampak  Indikator  Keberhasilan  Lingkungan Hidup  Bentuk   Pengelolaan Lingkungan  Hidup  Lokasi Penge
Tabel 2.2.Dampak Lingkungan Lainnya Yang Dikelola  No  Dampak  Lingkungan  yang Dikelola  Sumber  Dampak  Indikator  Keberhasilan  Lingkungan Hidup  Bentuk   Pengelolaan  Lingkungan Hidup  Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup  Periode  Pengelolaan  Lingkung
Tabel 3.1. Matriks RPL Rencana Pengembangan Panas Bumi Prospek Lahendong di Kota Tomohon & Kabupaten Minahasa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besarnya hubungan antara keterampilan berpikir rasional siswa SMA dengan hasil belajar ranah kognitif dalam

PPAT yang berhenti menjabat sebagai PPAT karena diangkat dan mengangkat sumpah jabatan Notaris di Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II yang lain daripada daerah kerjanya

TERHADAP PERUBAHAN SUHU PENCAMPURAN DAN SUHU PEMADATAN MENGGUNAKAN METODE MARSHALL..

Pandangan ‘Abduh dan Rasyi>d Rid}a> tentang konsep na>sikh-mansu>kh yang tertuang dalam tafsir mereka yaitu tafsir al-Mana>r, bisa dilihat dari tiga hal,

Di dalam tulisan ini akan disajikan pokok bahasan yang meliputi proses pencarian informasi lalu lintas terdekat dengan user berada menggunakan layanan berbasis lokasi

Bagian meatusacusticus externus pada badak Sumatera relatif kurang terbentuk tetapi badakSumatera hanya memiliki porus acusticus externa yang besar berupa lubangpada dinding

Hasil analisis morfologi permukaan serat pulp pelepah batang pisang tanpa enzim sampah (0%) menunjukkan serat-serat halus dan padat (Gambar 2), dengan penambahan enzim

Turbin pelton atau biasa disebut turbin impuls adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh