• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba (Ginkgo biloba L.) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba (Ginkgo biloba L.) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK DAUN GINKGO BILOBA (Ginkgo

biloba L.) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT SWISS

WEBSTER JANTAN

Chriestiana Ignacia, 2011. Pembimbing I: Dr.Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Fungsi seksual merupakan hal yang penting bagi pria, terutama dalam kehidupan rumah tangganya. Gangguan fungsi seksual yang sering terjadi adalah disfungsi ereksi (DE). Salah satu alternatif pengobatan DE adalah ginkgo biloba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun ginkgo biloba (EGB) terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.

Hewan percobaan adalah 25 ekor mencit Swiss Webster jantan yang dikelompokkan secara acak menjadi 5 kelompok (n=5). Kelompok I, II, dan III secara berurut diberi EGB dosis 16, 32, dan 48mg/kgBB, kelompok IV (kontrol) diberi CMC 1%, dan kelompok V (pembanding) diberi sildenafil dosis 5mg/kgBB setiap hari selama 7 hari dan pengamatan dilakukan pada hari ketiga, kelima, dan ketujuh. Data yang diukur adalah frekuensi introducing dan mounting selama 30 menit. Analisis data menggunakan uji one way ANOVA dilanjutkan Tukey HSD

dengan α = 0,05 menggunakan program komputer.

Hasil penelitian menunjukkan jumlah rerata introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh, kelompok EGB 1 (162,2), EGB 2 (181,2), dan EGB 3 (163,6) berbeda sangat bermakna dibandingkan dengan kontrol (63,2) dengan p = 0,001; 0,004; 0,004. Hasil penelitian terhadap rerata frekuensi mounting hari ketiga, kelima, dan ketujuh, kelompok EGB 1, 2, dan 3 (13,8; 19,4; 15,6) tidak menunjukkan perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol (7,8) dengan p= 0,703; 0,168; 0,487.

Simpulan adalah EGB dosis 16, 32, dan 48mg/kgBB meningkatkan perilaku seksual, terutama introducing.

(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF GINKGO BILOBA (Ginkgo biloba L.) LEAF

EXTRACT ON SEXUAL BEHAVIOUR OF SWISS WEBSTER

MALE MICE

Chriestiana Ignacia, 2011. Tutor I: Dr.Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes.

Tutor II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

Sexual function is important for a man, especially for his marriage life. Sexual function disorder that often found is erectile dysfunction (ED). One of ED treatment is ginkgo biloba. The purpose of this research is to know the effect of ginkgo biloba leaf extract (GBE) on sexual behaviour of Swiss Webster male mice.

The experimental animals were 25 Swiss Webster male mice, which divided randomly into five groups (n=5). Group I, II, and III treated, in order, with 16, 32, 48mg/kgBW GBE, group IV (control) treated with CMC 1%, and group V (standard) treated with 5mg/kgBW Sildenafil. Treatment was given for seven days and observation was on the 3rd, 5th, and 7th day. The measured data is the frequency of introducing and mounting for 30 minutes. One way ANOVA method was used to analyze the data and continued with Tukey HSD with α = 0,05 using a computer’s program.

Result of this research showed that average numbers from introducing the 3rd, 5th, and 7th day, group I (162,2), II (181,2), and III (163,6) differed very significantly compare to control group (63,2) with p = 0,001; 0,004; 0,004.

Average numbers from mounting on 3rd, 5th, and 7th day, group I, II, and III (13,8; 19,4; 15,6) did not show significant difference compared to control group (7,8) withp= 0,703; 0,168; 0,487.

The conclusion is GBE dose 16, 32, and 48mg/kgBW increase sexual behaviour, especially introducing.

(3)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba (Ginkgo biloba L.) Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:

1. Yang terhormat, Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk penelitian ini, memberi masukkan, dan melakukan revisi karya tulis ilmiah ini.

2. Yang terhormat, Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian dan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Cindy Caroline dan Jessica Wiguna yang telah membantu dan bekerja sama sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Andriani Sheila, Maria Yessica Nathania, Febby Felita, Clarinda Hermanto, Elfira Teresa, Chavia Octaviani, Elissa Evanti, Octaviany, Stefany Cinthya, Richo Bastian, Theodorus Rinal, Ievan Purnama, Charles, Andre Dwijaya yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis.

5. Immanuel Indra Pratama yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada penulis.

6. Pak Nana, Pak Kristiono, dan Pak Wasto yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

(4)

vii

8. Orang tua penulis, Theo Tirtawidjaja dan Cornelia Wenas, yang telah membimbing, mendidik, dan mendukung penulis. Kakak penulis, Christopher Reginald, yang selalu memberi dukungan dan semangat bagi penulis.

9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan.

(5)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ……….. ii

SURAT PERNYATAAN ……….……….. iii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ……… v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ...……… viii

DAFTAR TABEL ...………... xii

DAFTAR GAMBAR ………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………. xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ………. 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……….. 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ……… 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ……… 5

1.6 Metodologi Penelitian ……….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Manusia ………. 6

2.1.1 Definisi ……… 6

2.1.2 Proses terjadinya Perilaku dan Respon ………... 6

2.1.3 Bentuk Perilaku……… 7

(6)

ix

2.2 Sistem Limbik ……….. 7

2.2.1 Hipotalamus ……… 8

2.2.2 Hipokampus ……… 10

2.2.3 Amigdala ………. 11

2.3 Fungsi Reproduksi Laki-laki ……… 12

2.3.1 Respon dan Aksi Seksual Laki-laki .………... 12

2.3.2 Tahap-tahap Aksi Seksual Laki-laki ………... 13

2.3.2.1 Ereksi ……….. 13

2.3.2.2 Lubrikasi ………. 16

2.3.2.3 Emisi dan Ejakulasi ………. 16

2.4 Hormon Kelamin Laki-laki ……….. 17

2.5 Nitrit Oksida ………. 18

2.5.1 Hubungan Nitrit Oksida dengan cGMP ……….. 19

2.6 Disfungsi Ereksi ………... 19

2.7 Feromon, Sistem Chemosensory, dan Perilaku Seksual Mencit ……….. 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ……… 27

3.1.1 Bahan Penelitian ………. 27

3.1.2 Alat Penelitian ………... 27

3.2 Subyek Penelitian ………. 27

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 28

(7)

x

3.3.2 Waktu Penelitian ………. 28

3.4 Metode Penelitian ……… 28

3.4.1 Desain Penelitian ……… 28

3.4.2 Variabel Penelitian ………. 28

3.4.2.1 Definisi Konsepsual Variabel……….. 28

3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ……… 28

3.4.3 Metode Penarikan Sampel ……….. 29

3.4.4 Persiapan Hewan Coba ………... 29

3.4.5 Prosedur Penelitian ………. 29

3.4.6 Metode Analisis ……….. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……… 32

4.1.1 Introducing ……….. 32

4.1.1.1 IntroducingHari Ketiga ……….. 32

4.1.1.2 IntroducingHari Kelima ………... 34

4.1.1.3 IntroducingHari Ketujuh ……… 37

4.1.1.4 Rerata Introducing Hari Ketiga, Kelima dan Ketujuh ………... 39

4.1.2 Mounting………. 41

4.1.2.1 MountingHari Ketiga ………. 41

4.1.2.2 MountingHari Kelima ……… 42

4.1.2.3 MountingHari Ketujuh ………... 43

4.1.2.4 Rerata Mounting Hari Ketiga, Kelima dan Ketujuh ………... 44

4.2 Pembahasan ………..……… 46

4.3 Uji Hipotesis ……… 48

(8)

xi

5.2 Saran ……… 50

DAFTAR PUSTAKA ……… 51

LAMPIRAN ………... 54

(9)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata introducing hari ketiga………. 32

Tabel 4.2 Uji Tukey HSDintroducing hari ketiga………... 33

Tabel 4.3 Rerata introducing hari kelima……… 35

Tabel 4.4 Uji TukeyHSDintroducing hari kelima………... 35

Tabel 4.5 Rerata introducing hari ketujuh……… 37

Tabel 4.6 Uji TukeyHSDintroducing hari ketujuh……….. 38

Tabel 4.7 Rerata introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh……… 39

Tabel 4.9 Uji TukeyHSD jumlah rerata introducing hari ketiga, kelima, ketujuh……….. 40

Tabel 4.10 Rerata mounting hari ketiga……… 42

Tabel 4.11 Rerata mounting hari kelima………... 43

Tabel 4.12 Rerata mounting hari ketujuh……….. 44

(10)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Limbik………. 8

Gambar 2.2 Pusat-pusat Pengatur dalam Hipotalamus……….. 9

Gambar 2.3 Hipokampus……… 10

Gambar 2.4 Jaringan Erektil Penis……….. 14

Gambar 2.5 Tahap Ereksi………... 14

Gambar 2.6 Peran NO Terhadap Pembuluh Darah………. 18

Gambar 2.7 Ginkgo biloba……….. 22

Gambar 2.8 Daun Ginkgo Biloba………... 24

Gambar 4.1 Grafik rerata introducing hari ketiga, kelima, dan ketujuh…… 40

(11)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Perhitungan dan Pembuatan Dosis……….. 54

Lampiran II Prosedur Kerja……… 56

Lampiran III Analisis Statistik Data Penelitian……….... 57

Lampiran IV Foto Penelitian……… 69

Lampiran V Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian………. 70

(12)

54

LAMPIRAN

Lampiran I

1. Perhitungan dosis ekstrak daun Ginkgo biloba

Dosis pada manusia adalah 120 miligram (MIMS, 2008).

Faktor konversi untuk mencit dengan berat 20 gram adalah 0,0026. Mencit yang digunakan pada penelitian beratnya ±25 gram.

Volume lambung mencit ±0,5 cc.

Perhitungan: 120 mg EGB x 0,0026 = 0,312 mg/20 g mencit (25/20) x 0,312 mg = 0,39 mg/25 g mencit/0,5cc

Dosis I = 0,39 mg/0,5 cc

Dosis II = 2 x Dosis I = 0,78 mg/0,5 cc Dosis III = 3 x Dosis I = 0,96 mg/ 0,5 cc

Sediaan EGB berupa tablet 40 mg dan dilarutkan dalam 5 cc Na-CMC 1% sehingga sediaan EGB 4 mg/0,5 cc.

Pembuatan Dosis I

Dosis I = 0,39 mg/ 0,5 cc EGB = 4 mg/ 0,5 cc

4 mg/ 0,5 cc x 5 cc = 0,39 mg/ 0,5 cc x X X = 51,28 cc ≈ 51,3 cc

Dengan demikian, untuk dosis I, 5 cc sediaan EGB ditambahkan CMC 1% hingga 51,3 cc.

Pembuatan Dosis II

Dosis II = 0,78 mg/0,5 cc EGB = 4 mg/ 0,5 cc

(13)

55

Dengan demikian, untuk dosis II, 5 cc sediaan EGB ditambahkan CMC 1% hingga 25,6 cc.

Pembuatan Dosis III

Dosis III = 0,96 mg/ 0,5 cc EGB = 4 mg/ 0,5 cc

4 mg/ 0,5 cc x 5 cc = 0,96 mg/ 0,5 cc x X X = 20,83 cc ≈ 20,8 cc

Dengan demikian, untuk dosis III, 5 cc sediaan EGB ditambahkan CMC 1% hingga 20,8 cc.

Dosis per kgBB mencit

EGB 1: (1000/25) x 0.39 = 15,6 ≈ 16 mg/kgBB mencit EGB 2: EGB 1 x 2 = 32 mg/kgBB mencit

EGB 3: EGB 1 x 3 = 48 mg/kgBB mencit

2. Perhitungan dosis Sildenafil

Sediaan tablet Sildenafil 100 mg (Pfizer, USA). Tablet dibagi 2 menjadi 50 mg per bagian dan dilarutkan dalam 5 cc Na-CMC 1% sehingga sediaan sildenafil 5 mg/0,5 cc.

Dosis Sildenafil untuk mencit adalah 5 mg/kgBB (Tajuddin, 2003). Dosis mencit 25 gr = (25/1000) x 5 mg = 0,125 mg/25 gr mencit/ 0,5 cc

Pembuatan dosis Sildenafil

5 mg/0,5 cc x 5 cc = 0,125 mg/0,5 cc x X X = 200 cc

(14)

56

Lampiran II

Prosedur Kerja

H 1 : Pembelian 50 ekor mencit (25 jantan, 25 betina). H 2-6 : Adaptasi mencit

H 7-13 :Persiapan larutan Na-CMC 1% 0,5 ml per mencit untuk kelompok kontrol.

Pembuatan larutan Sildenafil dosis 5 mg/kgBB mencit dalam 0,5 ml larutan Na-CMC 1% per mencit untuk kelompok pembanding. Pembuatan EGB 1, EGB 2, dan EGB 3 dalam 0,5 ml larutan Na-CMC 1% per mencit untuk kelompok perlakuan

Percobaan:

Mencit Swiss Webster jantan dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit jantan dan diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu :

 Kelompok I : diberi ekstrak daun Ginkgo biloba dosis I (16 mg/KgBB) peroral.

 Kelompok II : diberi ekstrak daun Ginkgo biloba dosis II (32 mg/KgBB) peroral.

 Kelompok III : diberi ekstrak daun Ginkgo biloba dosis III (48 mg/KgBB) peroral.

 Kelompok IV (kelompok pembanding) : diberi Sildenafil sitrat dengan dosis 5 mg/KgBB peroral.

(15)

57

Lampiran III

Introducing Hari Ketiga

Oneway

Descriptives

jumlah introducing 30menit hari ke-3

5 56.200 7.7266 3.4554 46.606 65.794 45.0 64.0

5 68.400 18.5957 8.3162 45.310 91.490 41.0 91.0

5 59.800 16.8434 7.5326 38.886 80.714 40.0 74.0

5 28.200 5.7619 2.5768 21.046 35.354 21.0 37.0

5 42.000 14.9666 6.6933 23.416 60.584 24.0 57.0

25 50.920 19.1766 3.8353 43.004 58.836 21.0 91.0

EGB 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

jumlah introducing 30menit hari ke-3

2.544 4 20 .072

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

jumlah introducing 30menit hari ke-3

5040.240 4 1260.060 6.657 .001

3785.600 20 189.280

(16)

58

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jumlah introducing 30menit hari ke-3 Tukey HSD

-12.2000 8.7013 .633 -38.237 13.837

-3.6000 8.7013 .993 -29.637 22.437

28.0000* 8.7013 .031 1.963 54.037

14.2000 8.7013 .495 -11.837 40.237

12.2000 8.7013 .633 -13.837 38.237

8.6000 8.7013 .857 -17.437 34.637

40.2000* 8.7013 .001 14.163 66.237

26.4000* 8.7013 .046 .363 52.437

3.6000 8.7013 .993 -22.437 29.637

-8.6000 8.7013 .857 -34.637 17.437

31.6000* 8.7013 .013 5.563 57.637

17.8000 8.7013 .281 -8.237 43.837

-28.0000* 8.7013 .031 -54.037 -1.963

-40.2000* 8.7013 .001 -66.237 -14.163

-31.6000* 8.7013 .013 -57.637 -5.563

-13.8000 8.7013 .523 -39.837 12.237

-14.2000 8.7013 .495 -40.237 11.837

-26.4000* 8.7013 .046 -52.437 -.363

-17.8000 8.7013 .281 -43.837 8.237

13.8000 8.7013 .523 -12.237 39.837

(J) pemberian perlakuan

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Homogenous Subsets

jumlah introducing 30menit hari ke-3

Tukey HSDa

Subset for alpha = .05

(17)

59

Introducing Hari Kelima

Oneway

Descriptives

jumlah introducing 30menit hari ke-5

5 54.200 6.2209 2.7821 46.476 61.924 45.0 60.0

5 54.600 27.0795 12.1103 20.976 88.224 29.0 100.0

5 51.600 20.3666 9.1082 26.311 76.889 27.0 80.0

5 15.800 5.1186 2.2891 9.444 22.156 7.0 20.0

5 71.600 24.8757 11.1247 40.713 102.487 38.0 104.0

25 49.560 25.5850 5.1170 38.999 60.121 7.0 104.0

EGB 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

jumlah introducing 30menit hari ke-5

2.107 4 20 .118

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

jumlah introducing 30menit hari ke-5

8382.960 4 2095.740 5.720 .003

7327.200 20 366.360

(18)

60

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jumlah introducing 30menit hari ke-5 Tukey HSD

-.4000 12.1055 1.000 -36.624 35.824

2.6000 12.1055 .999 -33.624 38.824

38.4000* 12.1055 .034 2.176 74.624

-17.4000 12.1055 .612 -53.624 18.824

.4000 12.1055 1.000 -35.824 36.624

3.0000 12.1055 .999 -33.224 39.224

38.8000* 12.1055 .032 2.576 75.024

-17.0000 12.1055 .632 -53.224 19.224

-2.6000 12.1055 .999 -38.824 33.624

-3.0000 12.1055 .999 -39.224 33.224

35.8000 12.1055 .054 -.424 72.024

-20.0000 12.1055 .484 -56.224 16.224

-38.4000* 12.1055 .034 -74.624 -2.176

-38.8000* 12.1055 .032 -75.024 -2.576

-35.8000 12.1055 .054 -72.024 .424

-55.8000* 12.1055 .001 -92.024 -19.576

17.4000 12.1055 .612 -18.824 53.624

17.0000 12.1055 .632 -19.224 53.224

20.0000 12.1055 .484 -16.224 56.224

55.8000* 12.1055 .001 19.576 92.024

(J) pemberian perlakuan

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Homogeneous Subsets

jumlah introducing 30menit hari ke-5

Tukey HSDa

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

(19)

61

Introducing Hari Ketujuh

Oneway

Descriptives

jumlah introducing 30menit hari ke-7

5 51.800 22.8845 10.2343 23.385 80.215 29.0 86.0

5 58.200 13.6455 6.1025 41.257 75.143 42.0 79.0

5 52.200 17.4700 7.8128 30.508 73.892 30.0 76.0

5 19.200 10.1833 4.5541 6.556 31.844 2.0 29.0

5 51.400 14.0107 6.2658 34.003 68.797 35.0 68.0

25 46.560 20.5083 4.1017 38.095 55.025 2.0 86.0

EGB 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

jumlah introducing 30menit hari ke-7

.852 4 20 .509

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

jumlah introducing 30menit hari ke-7

4833.760 4 1208.440 4.594 .009

5260.400 20 263.020

(20)

62

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jumlah introducing 30menit hari ke-7 Tukey HSD

-6.4000 10.2571 .969 -37.093 24.293

-.4000 10.2571 1.000 -31.093 30.293

32.6000* 10.2571 .034 1.907 63.293

.4000 10.2571 1.000 -30.293 31.093

6.4000 10.2571 .969 -24.293 37.093

6.0000 10.2571 .976 -24.693 36.693

39.0000* 10.2571 .009 8.307 69.693

6.8000 10.2571 .962 -23.893 37.493

.4000 10.2571 1.000 -30.293 31.093

-6.0000 10.2571 .976 -36.693 24.693

33.0000* 10.2571 .031 2.307 63.693

.8000 10.2571 1.000 -29.893 31.493

-32.6000* 10.2571 .034 -63.293 -1.907

-39.0000* 10.2571 .009 -69.693 -8.307

-33.0000* 10.2571 .031 -63.693 -2.307

-32.2000* 10.2571 .037 -62.893 -1.507

-.4000 10.2571 1.000 -31.093 30.293

-6.8000 10.2571 .962 -37.493 23.893

-.8000 10.2571 1.000 -31.493 29.893

32.2000* 10.2571 .037 1.507 62.893

(J) pemberian perlakuan

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Homogeneous Subsets

jumlah introducing 30menit hari ke-7

Tukey HSDa

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

(21)

63

Mounting Hari Ketiga

Oneway

Descriptives

jumlah mounting 30menit hari ke-3

5 3.000 .7071 .3162 2.122 3.878 2.0 4.0

5 5.800 5.6303 2.5179 -1.191 12.791 1.0 14.0

5 5.600 2.6077 1.1662 2.362 8.838 3.0 9.0

5 4.400 6.5803 2.9428 -3.770 12.570 .0 16.0

5 6.200 1.7889 .8000 3.979 8.421 3.0 7.0

25 5.000 3.9581 .7916 3.366 6.634 .0 16.0

EGB 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

jumlah mounting 30menit hari ke-3

3.723 4 20 .020

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

jumlah mounting 30menit hari ke-3

34.000 4 8.500 .497 .738

342.000 20 17.100

(22)

64

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jumlah mounting 30menit hari ke-3 Tukey HSD

-2.8000 2.6153 .819 -10.626 5.026

-2.6000 2.6153 .855 -10.426 5.226

-1.4000 2.6153 .983 -9.226 6.426

-3.2000 2.6153 .738 -11.026 4.626

2.8000 2.6153 .819 -5.026 10.626

.2000 2.6153 1.000 -7.626 8.026

1.4000 2.6153 .983 -6.426 9.226

-.4000 2.6153 1.000 -8.226 7.426

2.6000 2.6153 .855 -5.226 10.426

-.2000 2.6153 1.000 -8.026 7.626

1.2000 2.6153 .990 -6.626 9.026

-.6000 2.6153 .999 -8.426 7.226

1.4000 2.6153 .983 -6.426 9.226

-1.4000 2.6153 .983 -9.226 6.426

-1.2000 2.6153 .990 -9.026 6.626

-1.8000 2.6153 .957 -9.626 6.026

3.2000 2.6153 .738 -4.626 11.026

.4000 2.6153 1.000 -7.426 8.226

.6000 2.6153 .999 -7.226 8.426

1.8000 2.6153 .957 -6.026 9.626

(J) pemberian perlakuan

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

Homogeneous Subsets

jumlah mounting 30menit hari ke-3

Tukey HSDa

(23)

65

Mounting Hari Kelima Oneway

Descriptives

jumlah mounting 30menit hari ke-5

5 5.200 4.4385 1.9849 -.311 10.711 .0 11.0

5 6.400 5.8566 2.6192 -.872 13.672 .0 14.0

5 7.800 4.0866 1.8276 2.726 12.874 3.0 12.0

5 1.600 1.1402 .5099 .184 3.016 .0 3.0

5 10.400 10.4785 4.6861 -2.611 23.411 1.0 28.0

25 6.280 6.2551 1.2510 3.698 8.862 .0 28.0

EGB 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

jumlah mounting 30menit hari ke-5

2.477 4 20 .077

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

jumlah mounting 30menit hari ke-5

211.840 4 52.960 1.457 .253

727.200 20 36.360

(24)

66

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jumlah mounting 30menit hari ke-5 Tukey HSD

-1.2000 3.8137 .998 -12.612 10.212

-2.6000 3.8137 .958 -14.012 8.812

3.6000 3.8137 .876 -7.812 15.012

-5.2000 3.8137 .657 -16.612 6.212

1.2000 3.8137 .998 -10.212 12.612

-1.4000 3.8137 .996 -12.812 10.012

4.8000 3.8137 .718 -6.612 16.212

-4.0000 3.8137 .830 -15.412 7.412

2.6000 3.8137 .958 -8.812 14.012

1.4000 3.8137 .996 -10.012 12.812

6.2000 3.8137 .499 -5.212 17.612

-2.6000 3.8137 .958 -14.012 8.812

-3.6000 3.8137 .876 -15.012 7.812

-4.8000 3.8137 .718 -16.212 6.612

-6.2000 3.8137 .499 -17.612 5.212

-8.8000 3.8137 .184 -20.212 2.612

5.2000 3.8137 .657 -6.212 16.612

4.0000 3.8137 .830 -7.412 15.412

2.6000 3.8137 .958 -8.812 14.012

8.8000 3.8137 .184 -2.612 20.212

(J) pemberian perlakuan

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

Homogeneous Subsets

jumlah mounting 30menit hari ke-5

Tukey HSDa

(25)

67

Mounting Hari Ketujuh

Oneway

Descriptives

jumlah mounting 30menit hari ke-7

5 5.600 3.3615 1.5033 1.426 9.774 2.0 10.0

5 7.200 7.4632 3.3377 -2.067 16.467 1.0 20.0

5 2.200 1.6432 .7348 .160 4.240 1.0 5.0

5 1.800 4.0249 1.8000 -3.198 6.798 .0 9.0

5 6.800 5.1672 2.3108 .384 13.216 .0 12.0

25 4.720 4.9204 .9841 2.689 6.751 .0 20.0

EGB 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

jumlah mounting 30menit hari ke-7

1.628 4 20 .206

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

jumlah mounting 30menit hari ke-7

130.640 4 32.660 1.450 .254

450.400 20 22.520

(26)

68

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jumlah mounting 30menit hari ke-7 Tukey HSD

-1.6000 3.0013 .983 -10.581 7.381

3.4000 3.0013 .788 -5.581 12.381

3.8000 3.0013 .714 -5.181 12.781

-1.2000 3.0013 .994 -10.181 7.781

1.6000 3.0013 .983 -7.381 10.581

5.0000 3.0013 .476 -3.981 13.981

5.4000 3.0013 .401 -3.581 14.381

.4000 3.0013 1.000 -8.581 9.381

-3.4000 3.0013 .788 -12.381 5.581

-5.0000 3.0013 .476 -13.981 3.981

.4000 3.0013 1.000 -8.581 9.381

-4.6000 3.0013 .554 -13.581 4.381

-3.8000 3.0013 .714 -12.781 5.181

-5.4000 3.0013 .401 -14.381 3.581

-.4000 3.0013 1.000 -9.381 8.581

-5.0000 3.0013 .476 -13.981 3.981

1.2000 3.0013 .994 -7.781 10.181

-.4000 3.0013 1.000 -9.381 8.581

4.6000 3.0013 .554 -4.381 13.581

5.0000 3.0013 .476 -3.981 13.981

(J) pemberian perlakuan

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

Homogeneous Subsets

jumlah mounting 30menit hari ke-7

Tukey HSDa

(27)

69

Lampiran IV

Foto penelitian

Mencit di kandang pemeliharaan Perlakuan terhadap mencit

Kandang pengamatan Kandang pengamatan diberi sekat antara jantan dan betina sebelum pengamatan

(28)

70

(29)

Lampiran VI

Data Kasar Penelitian Pengaruh Ekstrak Daun Ginkgo Biloba Terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss-Webster Jantan

4.1 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Dosis I (16mg/kgBB) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh Dosis I = 16mg/kgBB hari ke-3 Dosis I hari ke-5 Dosis I hari ke-7

(30)

4.3 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Dosis III (48mg/kgBB) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh

4.4 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Kontrol (CMC 1%) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh

(31)

4.6 Hasil Introducing dan Mounting Kelompok Pembanding (Sildenafil Sitrat) Hari Ketiga, Kelima, dan Ketujuh Sildenafil Sitrat hari ke-3 Sildenafil Sitrat hari ke-5 Sildenafil Sitrat hari ke-7

(32)

74

RIWAYAT HIDUP

Nama : Chriestiana Ignacia T.

Nomor Pokok Mahasiwa : 0810002

Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Januari 1991 Alamat : Jl. Wibisana II Blok C1/17,

Persada Sayang, Jakarta Riwayat Pendidikan :

 TK Carina Sayang, Jakarta, lulus tahun 1996

 SDK Sang Timur, Jakarta, lulus tahun 2002

 SMPK Sang Timur, Jakarta, lulus tahun 2005

 SMA Tarakanita 1, Jakarta, lulus tahun 2008

(33)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fungsi seksual bagi seorang pria adalah hal yang sangat penting, meskipun tidak mempengaruhi harapan hidup, gangguan fungsi seksual pada pria bisa berdampak negatif terhadap kesejahteraan dan kualitas hidup pria itu sendiri, terutama dalam kehidupan rumah tangganya. Fungsi seksual pria dikatakan normal apabila empat tahap ini dapat dipenuhi, yaitu (1) adanya libido (gairah seks), (2) kemampuan mencapai dan mempertahankan ereksi, (3) ejakulasi, dan (4) detumescence (orgasme dan kembali ke keadaan sebelum ereksi) (Fauci et al., 2008). Gangguan pada salah satu tahap di atas akan menyebabkan penurunan dan gangguan fungsi seksual. Salah satu gangguan yang cukup sering terjadi pada pria adalah disfungsi ereksi, yaitu ketidakmampuan mencapai tahap kedua dari aktivitas seksual. Disfungsi ereksi (DE) adalah keadaan di mana ereksi tidak bisa dicapai atau dipertahankan (MedlinePlus, 2011).

Survei yang diadakan oleh Massachusetts Male Aging Study (MMAS) pada pria dengan rentang umur 40 – 70 tahun, dilaporkan 52% responder menderita DE. Pada National Health and Social Life Survey (NHSLS), sampel diwakili populasi pria umur 18-59 tahun, 10% pria dilaporkan tidak dapat menjaga ereksi. Insiden tertinggi adalah pria dengan umur 50-59 tahun (21%), pria miskin (14%), perceraian (14%), dan kurang pendidikan (13%). Penyebab paling sering untuk DE adalah gangguan aliran darah dari dan ke penis (vaskulogenik) (Fauci et al., 2008).

(34)

2

nitrat organik, umumnya digunakan sebagai pengobatan infark miokard, dapat menyebabkan efek hipotensi berlebih (syok hipotensif) yang bisa menyebabkan kematian (Pfizer, 2010). Sildenafil berbeda dengan afrodisiak karena afrodisiak adalah bahan yang berfungsi meningkatkan libido atau gairah seks (Widodo, 2009).

Banyaknya efek samping akibat penggunaan Sildenafil, diperlukan penelitian obat afrodisiak alternatif antara lain yang berasal dari tanaman obat. Tanaman obat berasal dari alam, sehingga banyak tersedia, juga dianggap lebih aman dan lebih mudah diterima masyarakat dibanding obat kimia. Selain itu, dari satu tanaman obat bisa memiliki berbagai kandungan yang secara sinergis dapat meningkatkan efek dari tanaman obat itu sendiri. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat yang akan diteliti adalah Ginkgo biloba (Ginkgo biloba L.).

Ginkgo biloba adalah salah satu pohon tertua yang dibudidayakan oleh penduduk Cina karena kegunaannya sebagai health-promoter selama lebih dari dua milenium. Belakangan ini, ekstrak daun Ginkgo biloba (EGB = Ekstrak Ginkgo Biloba) sudah dijual di pasaran negara Barat dan juga di Indonesia sebagai obat herbal untuk mengobati penyakit pembuluh darah perifer dan meningkatkan aliran darah otak (Meston, Rellini, & Teich, 2008). Ternyata beberapa penelitian secara klinis menunjukan bahwa EGB cukup efektif dalam mengobati berbagai masalah sirkulasi darah termasuk DE.

(35)

3

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identikasi masalah adalah :

 Apakah EGB meningkatkan perilaku seksual, terutama introducing dan

mounting.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mendapatkan obat alternatif dari tanaman obat yang berguna untuk mengatasi disfungsi ereksi.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek EGB terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan, terutama terhadap introducing dan

mounting.

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah dan memperluas pengetahuan ilmiah mengenai efek dari EGB terhadap perilaku seksual mencit Swiss Webster jantan.

Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memperkenalkan Ginkgo biloba kepada masyarakat luas serta peranannya dalam mengatasi disfungsi ereksi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan disfungsi ereksi.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1. Kerangka Pemikiran

(36)

4

saraf parasimpatis sebagai respon terhadap rangsang, baik visual, auditori, olfaktori, raba maupun imaginasi. Saat parasimpatis aktif, jaringan di corpus cavernosum melepaskan beberapa mediator yang berperan dalam relaksasi otot polos corpus cavernosum. Mediator yang dimaksud adalah nitric oxide

(NO), asetilkolin (Ach), vasoactive intestinal polypeptide (VIP) (Steers, 2002) dan prostaglandin (Anderson, 2001). Mekanisme perifer dan sentral ini saling berhubungan. Rangsangan dari perifer akan dilanjutkan ke amigdala, kemudian ke hipotalamus, hipokampus, dan cortex cerebri (Payne, 2002). Kandungan EGB dibagi dalam dua kelompok besar : flavonoid glycosides

(kaempferol, quercetin, derivat isorhamnetin) dan terpenoid (ginkgolides, bilobalide) yang memiliki efek meningkatkan pelepasan NO ke jaringan

corpus cavernosum sehingga melalui beberapa mekanisme, EGB berefek meningkatkan fungsi seksual. Pertama adalah melalui aktivitas vasoregulator yang akan meningkatkan aliran darah genital (vasokongesti). Kedua adalah melalui relaksasi otot polos corpus cavernosum. Aliran darah genital yang meningkat dan relaksasi pembuluh darah genital menyebabkan terjadinya ereksi (Meston, Rellini, & Teich, 2008).

Pada mekanisme ereksi sentral, NO yang dihasilkan dari pemberian EGB akan berinteraksi dengan neuron oxytocinergic, yang dipengaruhi oleh dopamin, sehingga timbul ereksi (Andersson, 2001). EGB juga berefek langsung pada pelepasan prostaglandin (Meston, Rellini, & Teich, 2008) dan inhibisi monoamine oxidase (Sloley et al., 2000). Pada mencit Swiss Webster jantan, pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengenalan (introducing) dan penunggangan (mounting) dari perilaku seksual hewan (Tajuddin, 2003).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis ingin melakukan penelitian tentang efek EGB dalam meningkatkan perilaku seksual, terutama terhadap

(37)

5

1.5.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis mayor adalah EGB meningkatkan perilaku seksual. Hipotesis minor:

 EGB meningkatkan introducing.

 EGB meningkatkan mounting.

1.6. Metodologi Penelitian

(38)

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Ekstrak daun ginkgo biloba meningkatkan perilaku seksual, terutama frekuensi introducing pada dosis 16mg/kgBB, 32mg/kgBB, dan 48mg/kgBB.

5.2 Saran

1. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan lain yang berkhasiat dan mekanisme kerja ekstrak daun ginkgo biloba.

2. Penelitian lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak daun ginkgo biloba terhadap perilaku seksual dengan dosis yang berbeda.

3. Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan ekstrak daun ginkgo biloba pada hewan coba dan manusia.

(39)

51

DAFTAR PUSTAKA

A. Amin. 2010. Pengertian disfungsi ereksi.

http://www.konseling.net/artikel_seks/disfungsi_ereksi.htm. 17 Desember 2010.

Andersson KE. 2001. Pharmacology of Penile Erection. Pharmacol Rev, 53: 417-50

Anonymous. 2010. Erection Enhancer-Natural Male Erection Enhancer.

www.erectionenhancer.org. 21 Juni 2011.

Anonymous. 2005. Ginkgo biloba. http://www.vitaminstuff.com/herbs-gingko-biloba.html. 21 Juni 2011.

Brain M. 2009. How Stuff Works-A Discovery Company.

www.howstuffworks.com. 22 Juni 2011.

Evaria. 2008. MIMS: Edisi Bahasa Indonesia. Volume 9. Jakarta :PT Info Master.

Donner C. 2010. Lymbic system. http://thjuland.net/limbic2.html. 21 Juni 2011. Daniel Wibowo. 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang:

Bayumedia Publishing.

Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Longo DL, Hauser SL, Jameson JL, et al.

2008. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: The McGraw-Hill Companies. Chapter 49.

Frye. 2009. Laughing all the way to the bedroom with Viagra – N.O. means YES!. http://www.timemastermd.com/?cat=60. 22 Juni 2011.

Guyton AC & Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Handrawan Nadesul. 2006. Mengintip Rahasia Seksual Si Doi. Yogyakarta: Gradien Books. Hal 114.

Indira Permanasari. 2010. Biji pala untuk vitalitas lelaki.

http://health.kompas.com/index.php/read/2010/12/28/02370377/Biji.Pala.un tuk.Vitalitas.Lelaki-12. 17 Desember 2010.

(40)

52

ITIS. 2010. Ginkgo biloba L.

http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search _value=183269. 21 Juni 2011.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Rancangan Percobaan Aplikatif: Aplikasi Kondisional Bidang Pertamanan, Peternakan, Perikanan, Industri, dan Hayati. Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. h.10-12

Kenyon. 2006. Hormones & sexual behavior.

http://www.flyfishingdevon.co.uk/salmon/year1/psy128sexual_behaviour/se xbehave.html. 17 Desember 2010.

Lundin RW. 1996. Theories and systems of psychology. 5th ed. UK: D.C. Health and Company.

MedlinePlus. 2011. Erectile Dysfunction.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/erectiledysfunction.html. 17 Desember 2011.

Meston CM, Rellini AH, Telch MJ. 2008. Short- and Long-term Effects of Ginkgo Biloba Extract on Sexual Dysfunction in Women. Springer Science, 37: 530-47

Miller TA. 2000. Diagnostic Evaluation of Erectile Dysfunction.

http://www.aafp.org/afp/20000101/95.html. 11 November 2011.

NCCAM. 2007. Herbs at a glance: Ginkgo.

http://nccam.nih.gov/health/ginkgo/ataglance.htm. 13 Juni 2011.

Nur Rasyid. 2002. Proses Terjadinya Ereksi.

http://profamiliaklinik.tripod.com/ereksi.htm. 22 Juni 2011.

Payne J. 2002. Male Sexual Behavior in Rats.

http://soma.npa.uiuc.edu/labs/greenough/statements/rswain/tech/lect12.html. 25 November 2011.

(41)

53

Price K. 2009. Best Herbal Libido Enhancers - Ginkgo Biloba.

http://ezinearticles.com/?Best-Herbal-Libido-Enhancers---Ginkgo-Biloba&id=1897454. 8 Januari 2011.

Royer DL, Hickey LJ, Wing SL. 2003. Ecological conservatism in the 'living fossil' Ginkgo. Paleobiology, 29 (1): 84–104

Sherwood L. 2001. Human physiology: from cells to systems. ed. 2. Terjemahan : Brahm U. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. h.697-708

Sloley BD, Urichuk LJ, Morley P, Durkin J, Shan JJ, Pang PK, et al. 2000. Identification of kaempferol as a monoamine oxidase inhibitor and potential Neuroprotectant in extracts of Ginkgo biloba leaves. J Pharm Pharmacol, 52(4):451-9.

Solomon PR, Adams F, Silver A. 2002. Ginkgo for memory enhancement: a randomized controlled trial. Journal of the American Medical Association, 288(7):835-40

Steers WD. 2002. Pharmacologic Treatment of Erectile Dysfunction. PubMed, 4(3): S17-25

Tajuddin. 2003. Aphrodisiac activity of 50% ethanolic extracts of Myristica fragrans Houtt. (nutmeg) and Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry. (clove) in male mice: a comparative study. BMC Complementary and Alternative Medicine , 3:6

UNESCO. 2000. Behaviour Modification.

http://www.unesco.org/education/mebam/module_4.pdf. 13 Juni 2011. U.S. National Library of Medicine. 2008. Sildenafil.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a699015.html. 14 Desember 2010.

Widodo Judarwanto. 2009. Afrodisiak: Makanan penambah gairah seksual. http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/11/29/afrodisiak-makanan-penambah-gairah-seksual/. 8 Januari 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum dan sesudah mengajar, praktikan berkonsultasi dengan guru pembimbing dan menyesuaikan materi dengan silabus untuk kemudian menjadi acuan membuat rencana

PERTUNJUKAN GAMELAN MONGGANG PUSAKA KEPANGERANAN GEBANG KINATAR DALAM UPACARA SEREN TAUN DI CIGUGUR KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

siklus hidup untuk pengembangan sistem informasi, juga dikenal sebagai model. siklus hidup

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Penerapan Sistem Informasi Geografis Terhadap Pemetaan Kantor Dinas Se-Kaupaten Pati ini berdasarkan hasil

• Operation adalah implementasi dari sebuah service yang dapat direques dari object class untuk menghasilkan behaviour..

Kemudian seorang jenius lain adalah Yaqut Al- Musta‟shimi yang disebutkan dalam sejarah sebagai yang memberikan keindahan tiada tara semasanya pada bidang kaligrafi,

Pengaruh AdopsiInternational Financial Reporting Standards Good Corporate Governance, Dan Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Dan

“ analisis formalis dari karya seni mempertimbangkan efek estetika yang diciptakan oleh bagian-bagian komponen dari desain, bagian-bagian ini disebut elemen formal,