PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS ASET
TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK BRI
SYARIAH. Tbk
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Oleh:
Muhammad Taufiqurrokhman (0801093)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Ali Imraan : 18)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk wajah dan harta kalian, namun yang Dia lihat adalah hati dan amalan kalian.”
(Sabda Rasulullah Muhammad SAW)
“Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan dia.”
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh
Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada PT. Bank
BRI Syariah Tbk.” ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian
di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2013
Yang Membuat Pernyataan,
Muhammad Taufiqurrokhman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK BRI SAYARIAH Tbk.
MUHAMMAD TAUFIQURROKHMAN 0801093
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Dr. Ikaputra Waspada M.M NIP. 19610420 198703 1 003
Ketua Program Studi
Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA NIP. 19740307 200212 2 001
Program Studi Manajemen
Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Masalah profitabilitas atau pendapatan bagi bank merupakan masalah penting karena pendapatan bank ini menjadi kunci utama pendukung kontinuitas dan perkembangan bank karena dengan adanya laba kegiatan operasioanl bank dapat berjalan dengan lancar dan optimal. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan PT. Bank BRI Syariah Tbk mengalami kinerja keuangan fluktuatif dan cenderung menurun. Pada beberapa periode rasio profitabilitasnya berada dibawah rata-rata profitabilitas perbankan syariah umum di indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah faktor internal perusahaan, yaitu kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja keuangan yang dibahas adalah Kecukupan Modal (CAR) dan Kualitas Aset (NPF) serta Profitabilitas dengan alat ukur Return On Equty (ROE). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Kecukupan Modal (CAR), Kualitas Aset (NPF), dan Profitabilitas (ROE) serta bagaimana pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas (ROE). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sumber data yang digunakan data sekunder dengan periode pengamatan untuk Kecukupan Modal (CAR) dan Kualitas Aset (NPF) serta Profitabilitas (ROE) dari kuartal ke-1 tahun 2009 – kuartal ke-1 tahun 2013. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, analisis uji asumsi klasik, analisis koefisien korelasi product moment, analisis koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t. Sampel penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan PT. Bank BRI Syariah Tbk kuartal ke-1 tahun 2009 – kuartal ke-1 tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kecukupan Modal (CAR) menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan menurun, Kualitas Aset (NPF) menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan meningkat serta Profitabilitas (ROE) menunjukkan fluktuasi dengan kecenderungan menurun. Berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh negatif terhadap ROE dan NPF memiliki pengaruh positif terhadap ROE. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) CAR dan NPF mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROE dengan nilai signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05. Sedangkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa CAR mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap ROE dengan nilai signifikansi 0,385 lebih besar dari 0,05. Sedangkan NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROE dengan nilai signifikansi 0,015 lebih kecil dari 0,05. Di samping itu, korelasi CAR dan NPFterhadap ROE sebesar 38,80%.
ABSTRACT
Profitability or revenue problem for banks is an important issue because the bank's earnings to be key supporters of continuity and development of the bank due to the profit of the bank operasioanl activities can run smoothly and optimally. In this study the profitability of the company PT. Bank Syariah BRI Tbk experiencing financial performance fluctuates and tends to decrease. In some
periods, profitability ratio is below average profitability of Islamic banking in Indonesia. One of the factors that influence profitability is the internal factors company, that is financial performance of the company. In this research, that is financial performance discussed is Capital Adequacy Ratio (CAR) and Asset Quality (NPF) and profitability ratio measuring devices Return On Equty (ROE) . The goal this research is to know overview of Capital Adequacy Ratio (CAR) , Asset Quality (NPF) , and profitability (ROE) as well as the influence of the Capital Adequacy Ratioand Asset Quality of Profitability (ROE). The method used is descriptive and verification methods. Data sources used secondary data with observation period for Capital Adequacy Ratio (CAR) and Asset Quality (NPF) and profitability ( ROE) from the 1st quarter 2009 - 1st quarter of 2013 . In analyzing the data , this study used multiple linear regression and hypothesis testing using the classical assumption test, product moment correlation coefficient analysis, analysis of coefficient determination , and hypothesis testing using F test and t-test . The sample research using financial statements of BRI Syariah banking from the 1st quarter 2009 - 1st quarter of 2013. Results of the research is Capital Adequacy Ratio (CAR) shows fluctuations with decline tendency trend , Asset Quality ( NPF) shows fluctuations with increase tendency and profitability (ROE) shows fluctuations with declining trend. Based on the multiple linear regression analysis showed that CAR have a negative effect on ROE and NPF have a positive effect on ROE. Results of hypothesis testing using the F test showed that together (simultaneously ) CAR and NPF have a significant influence on ROE with 0.032 significance value is much greater than 0.05 . While the results of hypothesis testing using t-test showed that the CAR had no significant effect on ROE with a significance value of 0.385 is much greater than 0.05 . While the NPF has a significant effect on ROE with a significance value of 0.015 is much smaller than 0.05 . In addition , the correlation of NPF and CAR amounting to 38.80 % of ROE.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDHAULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 19
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 19
1.2.2 Rumusan Masalah ... 19
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 20
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 20
1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 22
2.1.1 Bank ... 22
2.1.1.1Pengertian Bank ... 22
2.1.1.2Jenis-jenis Bank ... 23
2.1.2 Bank syariah ... 25
2.1.2.2Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 26
2.1.2.3Fungsi dan Peran Bank Syariah ... 29
2.1.2.4Tujuan Bank Syariah ... 30
2.1.2.5Karakteristik Dasar Bank Syariah ... 31
2.1.2.6Prinsip Dasar Bank Syariah ... 33
2.2 Modal Bank ... 34
2.2.1 Pengertian Modal Bank ... 34
2.2.2 Fungsi Modal ... 38
2.2.3 Ketentuan Modal Minimum Bank ... 39
2.2.4 Kecukupan Modal ... 40
2.2.5 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) ... 41
2.3 Kualitas Aset ... 45
2.3.1 Kualitas Aset ... 45
2.3.2 Jenis-jenis Kualitas Aset ... 46
2.4 Profitabilitas ... 49
2.4.1 Pengertian Profitabilitas ... 49
2.4.2 Jenis-jenis Profitabilitas ... 51
2.5 Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas ... 53
2.6 Penelitian Terdahulu ... 55
2.7 Kerangka Pemikiran ... 56
2.8 Paradigma Penelitian ... 61
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 63
3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 63
3.2.1 Metode Penelitian ... 63
3.2.2 Desain Penelitian ... 65
3.3 Operasionalisasi Variabel ... 66
3.4 Jenis, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 68
3.4.1 Jenis dan Sumber Data ... 68
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data... 69
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 70
3.5.1 Populasi ... 70
3.5.2 Sampel ... 70
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 71
3.6.1 Pengolahan dan Analisis Data ... 71
3.6.2 Analisis Statistik ... 72
3.6.3 Analisis Regresi Berganda ... 74
3.6.4 Analisis Korelasi Product Moment ... 75
3.6.5 Analisis Koefesien Determinasi... 76
3.6.6 Uji Hipotesis ... 76
3.6.6.1Uji F ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 78
4.1.1 Gambaran Deskripsi Objek Penelitian ... 78
4.1.2 Gambaran Deskripsi Variabel Penelitian ... 80
4.1.2.1Gambaran Deskripsi Kecukupan Modal (CAR) ... 80
4.1.2.2Gambaran Deskripsi Kualitas Aset (NPF) ... 85
4.1.2.3Gambaran Deskripsi Profitabilitas (ROE) ... 89
4.2 Analisis Hasil Statistik ... 94
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 94
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 95
4.2.2.1Uji Asumsi Normalitas ... 95
4.2.2.2 Uji Asumsi Autokorelasi ... 96
4.2.2.3Uji Asumsi Multikolineritas ... 97
4.2.2.4Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 98
4.3 Analisis Regresi Berganda ... 99
4.4 Analisis Koefisien Korelasi Product Moment ... 101
4.5 Analisis Koefisien Determinasi ... 103
4.6 Uji Hipotesis ... 104
4.6.1 Uji F ... 104
4.6.2 Uji t ... 106
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 113
5.2 Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 116
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perbandingan antara profitabilitas (ROE) bank-bank
umum syariah di indonesia dengan bank BRI Syariah
tahun 2009-2011 ... 8
Gambar 1.2 Profitabilitas (ROE) bank BRI Syariah tahun 2009 – 2011... 10
Gambar 1.3 Capital Adequacy Ratio (CAR) bank BRI Syariah
tahun 2009 – 2011 ... 14
Gambar 1.4 Non Performing Financing (NPF) bank BRI Syariah
tahun 2009 – 2011... 18
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kecukupan Modal
dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas
pada bank BRI Syariah Tbk ... 60
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 61
Gambar 4.1 Grafik kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR) pada bank BRI Syariah Dari Kuartal ke-1 Tahun
2009 - Kuartal ke-1 Tahun 2013 ... 82
Gambar 4.2 Grafik Kualitas aset yang diukur dengan Non Performing
Financing (NPF) pada bank BRI SyariahDari Kuartal ke-1 Tahun
2009 - Kuartal ke-1 Tahun 2013 ... 87
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan ROE pada bank BRI Syariah Dari Kuartal
ke-1 Tahun 2009 - Kuartal ke-1 Tahun 2013 ... 92
Gambar 4.4 Normal Probability Plot ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah
Di Indonesia Tahun 2009 - 2012 ... 4
Tabel 1.2 Jumlah KPO dan KCP Bank Umum Syariah ... 5
Tabel 1.3 Perbandingan dan perkembangan profitabilitas (ROE) bank-bank umum syariah di Indonesia dengan bank BRI Syariah tahun 2009 – 2011 ... 7
Tabel 1.4 Rasio Profitabilitas (ROE) bank BRI Syariah tahun 2009 – 2011 ... 8
Tabel 1.5 Perkembangan kinerja keuangan lainnya pada bank BRI Syariah tahun 2009 – 2011 ... 10
Tabel 1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR) bank BRI Syariah tahun 2009 – 2011 ... 13
Tabel 1.7 Non Performing Financing (NPF) bank BRI Syariah tahun 2009 – 2011 ... 17
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Umum ... 27
Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Umum Dalam Imbalan Jasa (return) Kepada Nasabah ... 28
Tabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu ... 55
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 67
Tabel 4.1 Data Kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada bank BRI Syariah ... 81
Tabel 4.2 Data Kualitas aset yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF) pada bank BRI Syariah ... 86
Tabel 4.3 Data Perkembangan ROE pada bank BRI Syariah Dari Kuartal ke-1 Tahun 2009 - Kuartal ke-1 Tahun 2013 ... 91
Tabel 4.4 Descriptive Statistics ... 94
Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ... 97
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas ... 98
Tabel 4.7 Regresi Berganda ... 100
Tabel 4.8 Korelasi Product Moment ... 102
Tabel 4.9 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 102
Tabel 4.10 Koefesien Determinasi ... 103
Tabel 4.11 Uji F Statistik (Anova) ... 104
Tabel 4.12 Uji F Statistik ... 105
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Laporan Keuangan PT. Bank BRI Syariah Tbk. periode kuartal
ke-1 tahun 2009 – kuartal ke-1 tahun 2013
Lampiran 2 Data Kecukupan Modal, Kualitas aset dan Profitabilitas pada PT.
Bank BRI Syariah Tbk. periode kuartal ke-1 tahun 2009 – kuartal
ke-1 tahun 2013
Lampiran 3 Hasil Output SPSS 20 For Windows
Lampiran 4 Tabel Data Distribusi F dan t
Lampiran 5 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi
Lampiran 6 Catatan Bimbingan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
Perekonomian Indonesia triwulan III 2012 tumbuh solid 6,17%.
Pertumbuhan yang tetap berada pada kisaran 6% ini melanjutkan kinerja positif
triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut – turut sebesar
6,3% dan 6,4%. Dengan kinerja pertumbuhan yang relatif stabil ini, kalangan
ekonom memprediksi ekonomi Indonesia tahun 2012 akan tumbuh pada kisaran
6,2-6,3%. Pencapaian pertumbuhan pada kisaran 6,3% merupakan sebuah
prestasi yang patut diapresiasi karena dicapai pada saat perekonomian global
mengalami perlambatan. (www.setkab.go.id).
Kemudian pada tahun 2013 kondisi perekonomian indonesia masih tetap
stabil berada pada kisaran 6%. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada kuartal
pertama tahun 2013, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan
ekonomi Indonesia sebesar 6,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu
atau tumbuh 1,41% dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh
Kepala BPS Suryamin dalam pemaparan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2013
di Kantor BPS, di Jakarta, Senin (6/5/2013). BPS mencatat pertumbuhan
ekonomi indonesia triwulan I-2013 dari sektor keuangan tumbuh sebesar 2,96%.
(http://finance.detik.com/read/2013/05/06/112213/2238807/4/bps-ekonomi-indonesia-tumbuh-602-di-triwulan-i-2013)
Tentunya dengan perekonomian global yang mengalami perlambatan ini,
perkembangan perekonomian di indonesia diantaranya dari sektor pertambangan,
migas, dan perbankan. Melihat kondisi perbankan yang semakin berkembang,
pemerintah melakukan berbagai upaya untuk perkembangan perbankan
diantaranya melakukan restrukturisasi perbankan, yaitu dengan dibentuknya dual
banking system sehingga bank yang ada di indonesia selain bank konvensional
juga hadir perbankan syariah. Dan perbankan syariah ini merupakan salah satu
kekuatan yang mampu menciptakan perekonomian indonesia mengalami
perkembangan karena perbankan syariah mampu menjaga kestabilan dalam krisis
global yang melanda dunia.
Perbankan berdasarkan prinsip syariah ditetapkan oleh pemerintah
melalui UU No. 7 tahun 1992 dan UU No. 10 tahun 1998, dan perubahan
undang-undang terbaru tentang perbankan syariah tertuang dalam UU No 21
tahun 2008. Dimana bank syariah menurut UU No 21 tahun 2008 adalah “ bank
umum syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran”. (www.bi.go.id)
Pada dasarnya produk dalam bank syariah sama dengan bank
konvensional seperti giro, tabungan, deposito, surat berharga dan yang lainnya.
Yang berbeda antara bank syariah dengan bank konvesional adalah dari segi
falsafah, bank syariah tidak berdasarkan bunga, spekulasi, dan gharar
(ketidakjelasan). Sementara untuk bank konvensional berdasarkan bunga. Dari
segi operasional, dana masyarakat dalam bank syariah berupa titipan dan
investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika di usahakan terlebih dahulu.
dibayar bunganya pada saat jatuh tempo. Dan selanjutnya dari segi organisasi,
bank syariah memiliki dewan pengawas syariah (DPS) dan dewan syariah
nasional (DSN). Sementara dalam bank konvensional, tidak. (Syamsu Iskandar,
2008: 31 & 37)
Secara umum industri perbankan syariah tiga dekade terakhir
menunjukkan peran dan keberadaanya dalam panggung sejarah perbankan dunia
serta menunjukkan perkembangan yang cukup tinggi. Tentunya dengan
perkembangan industri perbankan syariah cukup tinggi ini diharapakan mampu
meningkatkan kontribusinya memperkuat stabilitas perekonomian nasional.
Perkembangan perbankan syariah yang ada di indonesia ini tercermin dari
perkembangan jumlah bank atau lembaga keuangan lainnya yang beroperasi
berdasarkan sistem syariah dan pertumbuhan laba dari lembaga keuangan syariah
itu sendiri.
Dimana berdasarkan data bank indonesia tahun 2013, khususnya data
statistik perbankan syariah tahun 2013, jumlah bank syariah di Indonesia adalah
sebanyak 11 Bank Umum Syariah (BUS) dan 24 Unit Usaha Syariah (UUS).
Perkembangan perbankan syariah tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 yang
menggambarkan perkembangan dan pertumbuhan industri perbankan syariah di
Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2009 – 2012
TAHUN BUS UUS
2009 6 25
2010 11 23
2011 11 24
2012 11 24
2013 11 24
Sumber: Bank Indonesia,Statistika Perbankan Syariah (www.bi.go.id)
Bank syariah memiliki peran penting dalam lalu lintas pembayaran di
indonesia untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang. Perkembangan
perbankan syariah yang semakin pesat tentunya akan dihadapkan dengan
kegiatan operasional yang tinggi pula. Hal ini menjadikan bank syariah sangat
krusial dalam lalu lintas keuangan serta dituntut melakukan tindakan manajemen
dalam mengelola tingkat profitabilitas secara efektif dan efisien.
Profitabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:305) mengemukakan
bahwa “rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah
cabang dan sebagainya”. Salah satu indikator profitabilitas yang digunakan
dalam menunjukkan tingkat keberhasilan suatu badan usaha dalam pengembalian
(return) pada pemiliknya ialah melalui Return On Equity (ROE).
Susan Irawati (2006:61) mengemukakan bahwa “ROE adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
Berdasarkan pengertian tersebut Return On Equity (ROE) ini
memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal
sendiri. ROE merupakan rasio antara laba setelah pajak (EAT) dengan total
ekuitas.
Bank BRI Syariah merupakan salah satu bank syariah yang ada di
indonesia dan masuk dalam kategori bank umum syariah (BUS). Beberapa tahun
kegiatan operasional perbankan pada bank BRI Syariah mengalami peningkatan.
Akan tetapi, kinerja keuangan pada bank BRI Syariah mengalami kondisi yang
kurang baik dari segi profitabilitasnya. Hal ini bisa dilihat pada perbandingan
tingkat profitabilitas (ROE) bank BRI Syariah dengan bank-bank umum syariah
di indonesia.
Dari 11 bank umum syariah (BUS) yang terdaftar di bank indonesia (BI)
diambil 5 bank umum syariah (BUS) sebagai perbandingan karena 5 bank umum
syariah tersebut merupakan bank umum syariah (BUS) yang berkembang pesat
karena memiliki kantor pusat operasional (KPO) dan kantor cabang pembantu
(KCP) terbanyak di antara 11 bank umum syariah lainnya yang ada di indonesia.
Jumlah KPO dan KCP tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2
Tabel 1.2 Jumlah KPO dan KCP Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah Kantor Pusat Operasional (KPO)
Kantor Cabang Pembantu (KCP)
PT. Bank Muamalat Indonesia 81 173
PT. Bank Syariah Mandiri 136 433
PT. Bank Mega Syariah 35 315
PT Bank Syariah BRI 50 153
PT. Bank Syariah BNI 64 170
PT. Bank Panin Syariah 5 -
PT. Bank Victoria Syariah 7 6
PT. BCA Syariah 6 6
PT. Bank Jabar dan Banten 8 22
PT. Maybank Indonesia
Syariah 1 -
Sumber: Bank Indonesia,Statistika Perbankan Syariah (www.bi.go.id)
Dan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4382) Bank wajib melakukan penilaian Tingkat
Kesehatan Bank secara triwulanan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diatur
ketentuan pelaksanaan penilaian Tingkat Kesehatan Bank dalam suatu Surat
Edaran Bank Indonesia dengan pokok-pokok ketentuan sebagai berikut: Formula
dan indikator pendukung dalam rangka penilaian setiap komponen sebagaimana
dimaksud dalam angka romawi II tentang faktor penilaian tingkat kesehatan
rentabilitas berpedoman kepada Matriks Perhitungan/Analisis komponen setiap
faktor sebagaimana diuraikan pada lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia ini.
(www.bi.go.id)
a) Peringkat 1 : ROE > 23%
b) Peringkat 2 : 18% < ROE ≤ 23% c) Peringkat 3 : 13% < ROE ≤ 18% d) Peringkat 4 : 8% < ROE ≤ 13% e) Peringkat 5 : ROE ≤ 8%
Perbandingan dan perkembangan profitabilitas (ROE) bank BRI Syariah
Tabel 1.3 Perbandingan dan perkembangan profitabilitas (ROE) bank-bank umum syariah di Indonesia dengan bank BRI Syariah
Tahun 2009 – 2011
bank BRI Syariah berada di bawah rata-rata profitabilitas bank-bank umum
syariah lainnya. Kinerja profitabilitas pada bank-bank syariah indonesia
cenderung fluktuatif dan bank BRI Syariah mengalami kondisi yang kurang baik
di antara 5 bank umum syariah (BUS) tersebut karena mengalami penurunan
disetiap tahunnya serta penurunannya paling besar di antara bank-bank syariah
lainnya yaitu sebesar -64,50%. Lebih jelasnya gambaran perbandingan
profitabilitas bank BRI Syariah dengan profitabilitas bank-bank umum syariah di
Gambar 1.1 Perbandingan antara profitabilitas (ROE) bank-bank umum syariah di Indonesia dengan bank BRI Syariah
tahun 2009 – 2011
Sumber: www.brisyariah.co.id dan www.bi.go.id (data diolah)
Berdasarkan gambar 1.1 perbandingan profitabilitas bank BRI Syariah
dengan profitabilitas bank-bank umum syariah di indonesia sangat signifikan.
Profitabilitas (ROE) bank BRI Syariah berada pada level di bawah rata-rata
profitabilitas bank-bank umum syariah di indonesia. Perkembangan profitabilitas
bank BRI Syariah lebih jauh lagi di sajikan dalam bentuk kuartal I tahun 2009 -
kuartal IV tahun 2011 pada tabel 1.4 dan gambar 1.2, yaitu sebagai berikut:
2011 I 1.23
2011 II 1.52
2011 III 3.18
2011 IV 1.19
Sumber: www.brisyariah.co.id (data diolah)
Dilihat dari tabel 1.4 perkembangan profitabilitas bank BRI Syariah
dianalisis bahwa pada umumnya kondisi tingkat rasio profitabilitas bank BRI
Syariah mengalami penurunan.
Pada tahun 2009 kuartal IV nilai rasio ROE pada bank BRI Syariah
menunjukkan nilai sebesar 3,35% kemudian pada tahun 2010 kuartal IV nilai
rasio ROE pada bank BRI Syariah mengalami penurunan yang di akibatkan
karena adanya kenaikan kredit bermasalah sehingga mengakibatkan biaya
operasianal juga mengalami kenaikan serta adanya penambahan jaringan usaha
bank. Rasio ROE pada tahun 2010 ini turun menjadi 1,28%. Kemudian pada
tahun 2011 kuartal IV nilai rasio ROE pada bank BRI Syariah mengalami
penurunan kembali dari 1,28% menjadi 1,19%. Penurunan tersebut dikarenakan
modal yang semakin meningkat, namun imbal hasil yang diperoleh belum
meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, tahun
2009 kuartal I sampai dengan tahun 2011 kuartal IV kondisi profitabilitas bank
BRI Syariah mengalami kondisi yang kurang optimal dan masih kurang sehat.
Dengan perkembangan profitabilitas ROE yang semakin menurun
tersebut tentunya akan mengakibatkan kinerja keuangan pada bank BRI Syariah
menjadi terkendala sehingga mengakibatkan kemampuan manajemen dalam
mengolah operasionalnya terhambat dan kurang efisien. Perkembangan
Gambar 1.2 Profitabilitas (ROE) bank BRI Syariah kuartal I tahun 2009 – kuartal IV tahun 2011
Sumber: www.brisyariah.co.id (data diolah)
Perkembangan kinerja keuangan pada bank BRI Syariah untuk setiap
rasio keuangan lainnya mengalami perkembangan yang cukup baik.
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan pada bank BRI
Syariah yang ditunjukkan dengan rasio keuangan lainnya yang cukup baik.
Dimana perkembangan laporan keuangan tersebut dapat dilihat dari rasio
efisiensi operasional, rasio profitabilitas lainnya, dan rasio likuiditas.
Perkembangan rasio efisiensi operasional, rasio profitabilitas lainnya, dan rasio
likuiditas pada bank BRI Syariah tersebut dapat dilihat pada tabel 1.5.
Berdasarkan tabel 1.5, kinerja keuangan pada bank BRI Syariah selain
rasio ROE menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Untuk rasio profitabilitas
lain seperti BOPO dan NIM mengalami perkembangan fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat dan masih berada dalam standar rata-rata yang telah di
tetapkan BI untuk BOPO yaitu 92-100% dan untuk NIM minimal 6%. Kemudian
untuk likuiditas pada bank BRI Syariah mengalami penurunan dan masih berada
dalam standar rata-rata BI untuk likuiditas yaitu 85-110%.
Faktor permodalan adalah sebagai ukuran kemampuan bank menyerap
kerugian yang tidak dapat dihindarkan, sebagai dana yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan dan sebagai alat pengukur kekayaan. Penilaian permodalan
berdasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum bank sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan bank indonesia No.9/1/PBI/2007 tanggal 24 Januari
2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah yang dinyatakan dalam rasio modal dibagi aktiva tertimbang
menurut risiko (ATMR). (www.bi.go.id)
Salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah kecukupan
modal, seperti yang dinyatakan Teguh Pudjo Muljono (2002:20) ; “Faktor-faktor
yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu kecukupan modal, kualitas
kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen
pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasional dan
non operasi serta mobilisasi dana masyarakat dalam memperoleh dana yang
Sejalan dengan Teguh Pudjo Muljono, kecukupan modal berpengaruh
terhadap kemampuan bank dalam memperoleh profit juga dinyatakan oleh
Herman Darmawi. Herman Darmawi (2006:39) yang menyatakan bahwa:
“Apabila ketentuan rasio kecukupan modal tidak terpenuhi, akan mengurangi kemampuan ekspansi kredit dan mempengaruhi tingkat profitabilitas bank.”
Dalam posisi tertentu, apabila rasio kecukupan modal (CAR) berada di
atas standar yang telah di tetapkan BI, maka bank banyak menyimpan dana dan
akan mengurangi kemampuan ekspansi kredit, apabila rasio kecukupan modal
(CAR) berada di bawah standar yang telah di tetapkan BI maka bank banyak
melakukan ekspansi atau penyaluran kredit sehingga modal yang dimiliki banyak
digunakan untuk menjamin kredit yang disalurkan bank.
Rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal adalah CAR
(Capital Adequacy Ratio). Seperti yang dinyatakan Dendawijaya (2005: 12)
bahwa: “capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal bank
sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar, seperti
dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain-lain”. Bank Indonesia menetapkan
CAR sebesar 8% - 12%. Jumlah tersebut tertuang dalam peraturan bank indonesia
No.8/7/PBI/2006 tanggal 27 Februari 2006 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
CAR pada bank BRI Syariah mengalami fluktuatif yang cenderung
menurun. Hal ini bisa dilihat dari CAR pada bank BRI Syariah dari kuartal I
tahun 2009 sampai dengan kuartal IV tahun 2011. Adapun data CAR pada bank
BRI Syariah disajikan dalam bentuk kuartal I tahun 2009 sampai dengan
kuartal IV tahun 2011 pada tabel maupun grafik. Gambaran perkembangan data
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.6 Capital Adequacy Ratio (CAR) bank BRI Syariah kuartal I tahun 2009 – kuartal IV tahun 2011
bank BRI Syariah selama tahun 2009 kuartal I sampai dengan tahun 2011 kuartal
IV mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun. Pada kuartal IV tahun
2009 CAR bank BRI Syariah menunjukkan nilai sebesar 17,04% kemudian naik
pada tahun 2010 menjadi 20,62%. Kenaikan tersebut dikarenakan bertambahnya
yang mengandung resiko. Selanjutnya di kuartal IV tahun 2011 mengalami
penurunan dari tahun sebelumya menjadi 14,74%, penurunan tersebut akibat
ekspansi bisnis khususnya pada portofolio Gadai Emas yang meningkat pesat.
Dengan kinerja permodalan yang mengalami penurunan tersebut dapat
mengakibatkan kinerja profitabilitas yang kurang optimal dalam keberlangsungan
dan kelancaran kegiatan operasiaonal pada bank BRI Syariah tersebut.
Dari penjelasan tersebut, pada umumnya kondisi CAR pada bank BRI
Syariah mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Penurunan
tersebut lebih jelas disajikan dalam bentuk grafik yaitu pada gambar 1.3.
Gambar 1.3 Capital Adequacy Ratio (CAR) bank BRI Syariah kuartal I tahun 2009 - kuartal IV tahun 2011
Sumber: www.brisyariah.co.id (data diolah)
Faktor yang mempengaruhi profitabilitas merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan operasi suatu bank secara sehat. Faktor tersebut
diantaranya yaitu kualitas aktiva produktif dari kredit yang di berikan kepada
nasabah. Seperti yang dinyatakan oleh Teguh Pudjo Muljono (2002) "Sesuai
dengan fungsi utama bank yaitu menerima simpanan dari masyarakat (dalam
bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka) dan mengalokasikannya kembali
kepada masyarakat (dalam bentuk kredit/pinjaman yang diberikan), maka aktiva
produktif yang berupa kredit merupakan penempatan dana terbesar di sisi aktiva
bank dibandingkan dengan penempatan dana dalam bentuk lain (seperti:
surat-surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan).
Lebih jauh Teguh Pudjo Muljono menyatakan bahwa bank merupakan
lembaga pemberi kredit, maka dalam aktivitasnya sangat berkaitan dengan sifat
kredit, pengaturan tata cara dan prosedur pemberian kredit, analisis kredit,
penetapan kredit dan pengamanan kredit. Tujuan utama pemberian kredit adalah
untuk mendapatkan hasil yang tinggi, dan tujuan yang lain adalah keamanan bank
sehingga bank tetap dipercaya oleh masyarakat.
Sejalan dengan Teguh Pudjo Muljono, kualitas aset berpengaruh terhadap
kemampuan bank dalam memperoleh profit juga dinyatakan oleh Siswanto Sutojo
(2008:23) yang menyatakan bahwa:
“Semakin besar jumlah saldo kredit bermasalah yang dimiliki bank akan semakin besar jumlah dan cadangan yang harus disediakan serta semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung untuk mengadakan cadangan itu, tentu hal ini akan mempengaruhi profitabilitas usaha bank”.
Dalam pemberian kredit terdapat dua aspek yaitu aspek resiko dan laba,
dalam aktivitasnya bank memperoleh laba dari bunga kredit. Namun dalam
memperoleh laba ini juga tidak terlepas dari resiko kredit yaitu resiko tidak
tertagihnya pinjaman pada saat kredit jatuh tempo atau sering disebut Non
Rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas aset adalah Non
Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) merupakan
istilah yang digunakan untuk rasio pembiayaan bermasalah dalam perbankan
syariah. NPF lebih dikenal dengan nama Non Performing Loan (NPL) di dalam
bank konvensional. Menurut kamus bank indonesia Non Performing Financing
(NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi
kurang lancar, diragukan dan macet. Non performing financing ini akan
mengganggu tingkat laba dalam kegiatan penyaluran kredit yang diberikan.
Resiko tersebut adalah kredit dalam kategori kurang lancar, di ragukan dan macet.
NPF mencerminkan resiko kredit, semakin kecil NPF semakin kecil pula resiko
kredit yang ditanggung pihak bank begitu juga sebaliknya semakin besar NPF
maka semakin besar pula resiko kredit yang di tanggung pihak bank. Bank
Indonesia menetapkan NPF sebesar 5%. Jumlah tersebut tertuang dalam SE
No.4/23/DPNP/2004.
NPF pada bank BRI syariah mengalami fluktuatif dengan
kecenderungan meningkat. Hal ini bisa dilihat dari NPF pada bank BRI Syariah
dari kuartal I tahun 2009 sampai dengan kuartal IV tahun 2011. Adapun data
NPF pada bank BRI Syariah disajikan dalam bentuk kuartal I tahun 2009
sampai dengan kuartal IV tahun 2011 pada tabel 1.7 dan grafik pada gambar
1.4. Gambaran perkembangan data tersebut adalah sebagai berikut:
Di bawah ini merupakan NPF bank BRI Syariah dari kuartal I tahun 2009
Tabel 1.7 Non Performing Financing (NPF) bank BRI Syariah kuartal I tahun 2009 sampai dengan kuartal IV tahun 2011
Sumber: www.brisyariah.co.id (data diolah)
Berdasarkan Tabel 1.7 Non Performing Financing (NPF) bank BRI
Syariah kuartal II tahun 2009 NPF bank BRI Syariah menunjukkan nilai sebesar
1,82% kemudian pada kuartal II tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 3,39%.
Kenaikan tersebut dikarenakan perbaikan sistem dan prosedur collection serta
restrukturisasi pembiayaan dan kualitasnya terkontrol dengan baik. Selanjutnya
pada kuartal II tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan dari tahun sebelumnya
menjadi 3.40%. Kenaikan tersebut terjadi karena naiknya persentase pembiayaan
kurang lancar.
Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa pada umumnya kondisi
NPF pada bank BRI Syariah tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 masih di
bawah batas Bank Indonesia sebesar 5%. Namun NPF cenderung mengalami
kenaikan mendekati 5%. Kenaikan tersebut lebih jelas disajikan dalam bentuk
grafik yaitu pada gambar 1.4.
Gambar 1.4 Non Performing Financing (NPF) bank BRI Syariah kuartal I tahun 2009 sampai dengan kuartal IV tahun 2011
Sumber: www.brisyariah.co.id (data diolah)
Dari penjelasan fenomena penurunan Rasio Profitabilitas (ROE) bank
BRI Syariah tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 tersebut, maka bisa dikatakan
bahwa bank BRI Syariah dilihat dari profitabilitasnya sebagai gambaran aktivitas
kegiatan operasional keuangan dalam lalu lintas keuangan bank mengalami
kondisi yang kurang baik dan berada pada level yang kurang sehat. Pada waktu
yang bersamaan kecukupan modal yang di ukur dengan rasio (CAR) mengalami
fluktuasi dengan kecenderungan menurun dan kualitas aset yang di ukur dengan
rasio (NPF) mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat sehingga bisa
menjadi faktor yang mempengaruhi profitabilitas pada bank BRI Syariah
Dari latar belakang penelitian yang telah dijelaskan di atas, penulis
tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang permasalahan profitabilitas pada bank
BRI Syariah khususnya meneliti lebih jauh bagaimana kecukupan modal dan
Syariah. Untuk itu, penulis akan menuangkan permasalahan tersebut ke dalam
penelitian dengan judul “Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset
Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank BRI Syariah”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Salah satu indikator dalam menunjukkan tingkat kesehatan bank ialah
melalui analisis profitabilitasnya. Masalah profitabilitas adalah hal yang sangat
penting karena bank harus berada dalam keadaan yang profitable. Tanpa adanya
keuntungan maka akan sulit bagi bank untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya. Untuk mengatasi permasalahan profitabilitas, bank BRI Syariah
perlu meningkatkan kecukupan modal untuk memenuhi ketentuan permodalan
yang berlaku. Selain untuk meningkatkan profitabilitas, bank BRI Syariah juga
perlu melakukan efisiensi kualitas asetnya untuk mengurangi resiko kredit
bermasalah.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan di awal maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran Kecukupan Modal pada PT. bank BRI Syariah ?
2. Bagaimana gambaran Kualitas Aset pada PT. bank BRI Syariah ?
3. Bagaimana gambaran Profitabilitas pada PT. bank BRI Syariah ?
4. Bagaimana pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas aset terhadap
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan mengenai :
1. Mengetahui bagaimana gambaran Kecukupan Modal pada PT. bank
BRI Syariah ?
2. Mengetahui bagaimana gambaran Kualitas Aset pada PT. bank BRI
Syariah ?
3. Mengetahui bagaimana gambaran Profitabilitas pada PT. bank BRI
Syariah ?
4. Mengetahui bagaimana Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas aset
terhadap profitabilitas pada PT. bank BRI Syariah ?
1.3.2 Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis
Secara teoritis atau keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif dalam ilmu manajemen keuangan, yaitu manajemen keuangan
perbankan syariah khususnya tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
kecukupan modal, kualitas aset serta masalah profitabilitas yang merupakan
permasalahan paling krusial dan umum pada lembaga keuangan perbankan.
b. Kegunaan Praktis
1) Pihak Bank
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang berguna bagi pihak manajemen bank umum syariah, khususnya pihak
diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengelolaan kecukupan modal
dan kualitas aset untuk menunjang kinerja profitabilitas, khususnya dalam
pengambilan keputusan dan kegiatan manajerial secara efektif dan efesien untuk
mencapai keadaan profitabilitas yang optimal dan sehat serta tidak menyimpang
dari regulasi profitabilitas yang ada. Kondisi profitabilitas yang optimal akan
melancarkan proses kegiatan operasional keungan bank dalam pencapaian tujuan
perusahaan bank itu sendiri.
2) Pihak penulis
Bagi penulis, penelitian ini diharapakan dapat menjadi sumber informasi
dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang perbankan syariah,
khususnya mengenai pengaruh kecukupan modal dan kualitas aset terhadap
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu
dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent
variable). Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah Kecukupan Modal
yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) selanjutnya disebut sebagai
variabel X1 dan Kualitas Aset yang diukur dengan Non Performing Financing
(NPF) yang selanjutnya disebut sebagai variabel X2. Sedangkan variabel terikat
dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan selanjutnya disebut valiabel Y yang
diukur dengan Return On Equity (ROE). Sementara itu, yang menjadi subjek
penelitian ini adalah PT. Bank BRI Syariah.
Berdasarkan objek dan subjek penelitian tersebut, maka penulis akan
meneliti tentang bagaimana pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset
terhadap profitabilitas PT. Bank BRI Syariah dari tahun 2009 – 2013.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah dalam melakukan penelitian
untuk mencari dan menemukan pemecahan suatu fenomena masalah. Menurut
Wirartha (2006:76), mengemukakan bahwa “Metode penelitian adalah suatu cara
atau prosedur untuk memperoleh pemecahan terhadap permasalahan yang sedang
Berdasarkan variabel yang diteliti, maka penelitian ini merupakan metode
penelitian Deskriptif dan Verifikatif. Menurut Sugiyono (2006:11)
mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.Sedangkan menurut Travers dalam Husein Umar (2000:47), mengemukakan bahwa “metode
ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada
saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu”.
Melalui penelitian secara deskriptif ini, maka dapat digambarkan apa
yang terjadi berdasarkan data-data dan informasi yang berlaku. Hal ini sesuai
dengan tujuan penelitian untuk mengetahui deskripsi tentang Kecukupan Modal
yang di ukur dengan CAR, Kualitas Aset yang di ukur dengan NPF dan
profitabilitas yang di ukur dengan ROE pada bank BRI Syariah.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode verifikatif, menurut Suharsini
Arikunto (2006:8) mengemukakan bahwa “penilitian verifikatif pada dasarnya
ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan”. Metode verifikatif ini bertujuan untuk
memperlihatkan pengaruh antara variabel dependen dan independen yang
digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik.
Metode verikatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap profitabilitas PT. Bank
3.2.2 Desain Penelitian
Ulber silalahi (2010:180) menjelaskan bahwa desain penelitian adalah
rencana dan strukur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga
penelitian akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan
penelitiannya. Di sisi lain, Iqbal Hasan (2002:31) mengemukakan bahwa “desain
penelitian merupakan kerangka kerja dalam suatu studi tertentu, guna
mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian”.
Terdapat tiga jenis desain dalam penelitian, yaitu sebagai berikut (Iqbal
Hasan, 2002:32-33):
1. Desain eksplanatori.
Desain ini berusaha mencari ide-ide atau hubungan-hubungan baru,
sehingga dapat dikatakan bahwa desain ini bertitik tolak dari variabel
bukan dari fakta.
2. Desain deskriptif.
Desain ini bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu
fenomena tertentu.
3. Desain kausal.
Desain ini berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel dapat
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal karena sesuai dengan tujuan
penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas
Aset terhadap profitabilitas bank.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang
terkait dalam penelitian, maka diperlukan operasional variabel.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel bebas
(independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable). Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dapat
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel bebas dari penelitian ini adalah Kecukupan Modal (X1) dan
Kualitas Aset (X2). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
profitabilitas (Y).
Adapun penjabaran variabel-variabel tersebut ke dalam operasionalisasi
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Alat ukur Skala
Kecukupan
Modal
Kemampuan perusahaan
untuk mengetahui
bagaimana atau berapa
modal bank tersebut telah
memadai untuk menunjang
kebutuhannya.
(M. Faisal Abdullah,
2005:60)
CAR merupakan rasio yang
memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit
penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) untuk
dibiayai dari dana modal bank
sendiri, disamping memperoleh
dana-dana dari sumber-sumber
diluar, seperti dana masyarakat,
Kualitas Aset Kualitas Aset merupakan
rasio yang mengukur
kemampuan kualitas
aktiva produktif yang
dimiliki bank. Rasio ini
mengindikasikan bahwa
semakin besar rasio ini
menunjukkan semakin
Non Performing Financing
(NPF) adalah kredit
bermasalah yang terdiri dari
kredit yang berklasifikasi
menurun kualitas aktiva
produktif (Taswan,
2010:167)
Profitabilitas Profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan
sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan,
jumlah cabang dan
sebagainya.
Sofyan Syafri Harahap
(2007: 304)
ROE yaitu rasio yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu
perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih
dari modal sendiri yang
digunakan oleh perusahaan
tersebut.
3.3.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penlitian ini adalah data sekunder. Ulber
Silalahi (2010:291) mengemukakan bahwa:
Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Kecukupan Modal yang di ukur dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) pada PT. bank BRI Syariah. periode bulanan, kuartalan dan
tahunan dari kuartal ke-1 tahun 2009 – kuartal ke-1 tahun 2013
2. Data Kualitas Aset yang di ukur dengan Non Performing Financing
(NPF) pada PT. bank BRI Syariah. periode bulanan, kuartalan dan
tahunan dari kuartal ke-1 tahun 2009 – kuartal ke-1 tahun 2013
3. Data profitabilitas yang di ukur dengan Return On Equity (ROE) pada
PT. bank BRI Syariah. periode bulanan, kuartalan dan tahunan dari
kuartal ke-1 tahun 2009 – kuartal ke-1 tahun 2013
4. Data laporan Bank Indonesia periode tertentu, khususnya pada periode
tahunan dari tahun 2009 – tahun 2013
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk mengumpulkan,
mengorganisir dan menganilis data-data yang diperlukan dalam penelitian untuk
menguji hipotesis yang diperlukan. Teknik yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen yang ada atau catatan-catatan yang tersimpan dari
2. Kepustakaan
Metode ini memperoleh informasi dari teks-teks yang tertulis maupun soft
copy edition, seperti buku manajemen keuangan, ebook manajemen
keuangan, jurnal manajemen keuangan, makalah, publikasi pemerintah,
laporan atau arsip organisasi, penelitian-penelitian terdahulu, serta dari
web browsing pada situ-situs yang berkait dengan objek dan subjek yang
diteliti dan lain-lain yang kemudian menelaahnya secara tekun.
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.4.1Populasi
Menurut Sugiyono (2012:61), mengemukakan bahwa “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan definisi populasi di atas, maka dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah laporan-laporan keuangan bank BRI Syariah dari tahun
2009-2013.
3.4.2Sampel
Sugiyono (2012:62), mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Sedangkan menurut Iqbal
Hasan (2002:58) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi
yang diambil melalui cara-cara tertentu dan memiliki karakteristik tertentu, jelas
Berdasarkan beberapa pengertian sampel yang telah diuraikan di atas,
maka sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT. bank BRI Syariah
periode kuartal ke- 1 tahun 2009 – kuartal ke- 1 tahun 2013 yang berisi data Kecukupan Modal yang diukur dengan rasio CAR, data Kualitas Aset yang
diukur dengan rasio NPF dan data profitabilitas yang diukur dengan rasio ROE.
3.5 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.6.1 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan setelah harus dianalisis
supaya data tersebut menjadi akurat. Langkah-langkah dalam menganalisis data
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengorganisir, menghitung, dan menyusun kembali data yang
diperoleh kedalam tabel dan disajikan juga ke dalam bentuk grafik.
2. Analisis deskriptif terhadap Kecukupan Modal pada bank yang akan
diteliti
3. Analisis deskriptif terhadap Kualitas Aset bank yang akan diteliti.
4. Analsisi deskriptif terhadap profitabilitas bank syariah pada saat
penutupan kinerja per kuartal.
5. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal dan
Kualitas Aset terhadap profitabilitas.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka perhitungan keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap profitabilitas adalah
1. Perhitungan Kecukupan Modal yang diukur dengan rasio (CAR)
Dilihat dari laporan keuangan akhir per bulan, per kuartal maupun per
tahun pada PT. bank BRI Syariah.
2. Perhitungan Kualitas Aset yang diukur dengan rasio (NPF)
Dilihat dari laporan keuangan akhir per bulan, per kuartal maupun per
tahun pada PT. bank BRI Syariah.
3. Perhitungan profitabilitas yang diukur dengan rasio (ROE)
Dilihat dari laporan keuangan akhir per bulan, per kuartal maupun per
tahun pada PT. bank BRI Syariah. dan perhitungan rasio profitabilitas
perbankan syariah umum yang ada pada laporan perbankan yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia.
4. Menghitung pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap
profitabilitas.
3.6.2 Analisis Statistik
Model regresi linear berganda (multiple regression) dapat disebut sebagai
model yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria best linear unbiased
estimator (BLUE). Kriteria tersebut dapat dicapai bila memenuhi beberapa
asumsi yang selanjutnya disebut dengan asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Menurut Suharsini Arikunto (2006:259) mengemukakan bahwa uji
normalitas bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah sampel yang
dilakukan untuk mengetahui efektivitas model regresi yang didapatkan.
Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis harus terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data.
2. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah di dalam persamaan
regresi terdapat masalah autokorelasi atau tidak. Yaitu adanya masalah
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi, maka dinamakan terjadi problem
autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak
dipakai. Dalam uji autokorelasi ini digunakan nilai Durbin Watson.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b. Jika nilai DW diantara -2 samapai +2 berati tidak ada autokorelasi
c. Jika nilai DW di atas +2 berati ada autokorelasi negatif
3. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas ini digunakan untuk menguji apakah model regresi
yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk uji multikolinearitas adalah
dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dari
Y = a + b1X1 + b2X2
4. Uji heterokedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi kesamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedasitisitas, salah satunya adalah dengan melihat scatter plot.
Suatu model regresi yang baik apabila pada diagram pencar residualnya
tidak membentuk pola tertentu dan datanya berpencar di sekitar nol pada
sumbu Y. selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti
mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya
kemudian menyempit.
3.6.3 Analisis Regresi Berganda
Pada dasarnya regresi adalah sebuah alat statistik yang memberikan
penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.
Adapun bentuk rumus linear berganda adalah sebagai berikut:
Iqbal Hasan (2002:255)
Keterangan:
Y = Profitabilitas(ROE)
X1 = Kecukupan Modal (CAR)
X2 = Kualitas Aset (NPF)
a = Intersep
3.6.4 Analisis Korelasi Product Moment
Uji ini dilakukan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan linier
antara variabel X dengan variabel Y, dengan menggunakan rumus koefisien
product moment. Rumus koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut:
r
xy = n∑XY –(∑X) (∑Y)√
Sugiyono (2004:213)
Dimana :
r
xy = derajat hubunganX = variabel bebas
Y = variabel terikat
n = lamanya periode
Adapun klasifikasi koefesien korelasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefesin Tingkat hubungan
3.6.5 Analisis Koefesien Determinasi
Untuk mengetahui kuadrat dari koefisien korelasi dengan cara
menghitung koefisien determinasi. Koefisien ini disebut penentu karena varian
yang terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi
pada variable independen. Maka dalam penelitian ini, koefisien determinasi
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal dan
Kualitas Aset terhadap profitabilitas. Untuk mencari koefisien determinasi dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kd = r2 x 100%
Dimana :
Kd = Nilai koefisien determinasi r = Nilai koefisien korelasi
3.6.6 Uji Hipotesis
3.6.6.1 Uji F
Uji F dilakukan untuk pengujian secara bersama-sama pengaruh variabel
independen terhadap dependen. Jika hasil signifikansinya lebih rendah daripada
tingkat keyakinan (α = 0,05), maka seluruh variabel independen memiliki
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependennya
dan begitupun sebaliknya. Selain itu, untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan uji F bisa dilakukan dengan membandingkan hasil F hitung dengan
1. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
3.6.6.2 Uji t
Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara t tabel dengan
t hitung. Rumus t hitung dapat dilihat dalam persamaan berikut:
t-hitung = r √ √
Keterangan :
t-hitung = nilai t
r = koefesien korelasi
n = banyaknya data
Adapun keputusan pengujian t hitung adalah sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dari hasil penelitian ini,
maka beberapa hal yang penulis dapat simpulkan adalah sebagai berikut:
1. Gambaran kecukupan modal (CAR) pada bank BRI Syariah selama periode
kuartal ke-1 tahun 2009 - kuartal ke-1 tahun 2013 menunjukkan fluktuatif dan
cenderung membentuk tren menurun.
2. Gambaran kualitas aset (NPF) pada bank BRI Syariah selama periode kuartal
ke-1 tahun 2009 - kuartal ke-1 tahun 2013 menunjukkan fluktuatif dan
cenderung membentuk tren meningkat.
3. Gambaran profitabilitas (ROE) pada bank BRI Syariah selama periode
kuartal ke-1 tahun 2009 - kuartal ke-1 tahun 2013 menunjukkan tren yang
menurun.
4. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel
kecukupan modal (CAR) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap rasio
profitabilitas (ROE). Sedangkan variabel NPF berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas (ROE). Dan berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
variabel kecukupan modal (CAR) dan kualitas aset (NPF) memiliki pengaruh
5.2Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh kecukupan
modal dengan indikator capital adequacy ratio (CAR) dan kualitas aset dengan
indikator non performing financing (NPF) terhadap profitabilitas dengan
indikator return on equity (ROE) pada PT. bank BRI Syariah Tbk., penulis
mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
manajemen bank BRI Syariah. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa
saran yang mungkin dapat diajukan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, yang menyimpulkan bahwa kecukupan modal
bank BRI Syariah masih berada di atas batas minimal kecukupan modal yang
telah ditentukan oleh bank indonesia. Karena apabila CAR terlalu tinggi,
berarti bank bersikap protektif terhadap penyaluran aktiva, dimana bank
bersikap sangat selektif terhadap penyaluran kredit. Akibatnya adalah
kurangnya penerimaan laba dari penyaluran kredit karena banyaknya uang
yang mengendap (tidak produktif). Maka dari itu, manajemen bank perlu
melakukan pengelolaan modal yang dapat dilakukan dengan cara penyusunan
rencana keuangan kedepan secara keseluruhan, menentukan besaran modal
yang memadai sehingga mampu memperoleh laba yang optimal dan
pemenuhan permodalan dari bank itu sendiri (internal) namun tidak kurang
dari standar minimal yang disyaratkan Bank Indonesia.
2. Untuk mencapai optimalisasi keadaan profitabilitas pada Bank BRI Syariah,
kinerja profitabilitas mencapai kondisi yang optimal untuk kelancaran
kegiatan operasional keuangan perbankan.
3. Untuk kredit macet pada bank BRI Syariah tetap harus di upayakan untuk
efisien dan mengupayakan agar tidak terjadi kenaikan untuk periode
selanjutnya sehingga pendapatan yang di dapat juga akan semakin besar
4. Rasio profitabilitas dalam hal ini Return On Equity (ROE), bisa dijadikan
sebagai tolak ukur gambaran kinerja keuangan perbankan, khususnya bank
syariah karena bisa dikatakan ROE merupakan gambaran bagaimana
perusahaan menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan
untuk kegiatan operasional pada perbankan khususnya dan efektifitas dalam
pemanfaatan modal.
5. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti pengaruh kecukupan modal
dan kualitas aset terhadap profitabilitas bank syariah, disarankan juga
meneliti faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi profitabilitas seperti
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Faisal. (2005). Manajemen Perbankan – Teknik Analisis Kinerja.
Keuangan Bank. Malang: Wina UMM Press
Antonio, M.Syafi’i. (2001). Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani
Arikunto, Suharsini (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Darmawi, Herman. (2006). Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara
Dendawijaya, Lukman. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Ghalia Indonesia: Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, per 1 Oktober
2004, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Irawati, Susan. (2006). Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka
Kasmir . (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono. (2006). Manajemen Perbankan: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Muhammad. (2005). Manajemen Syariah: Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP
AMPYPKN
Pudjo Mulyono, Teguh. (2001). Manajemen Perkreditan. Yogyakarta : Rineka
Cipta
Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Sartono, Agus. (2001). Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
Siamat, Dahlan. (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga.
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Silalahi, Ulber (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama
Sugiyono. (2012). Statsistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sutojo, Siswanto. (2008). Menangani Kredit Bermasalah Konsep Dan Kasus.
Jakarta: Damar Mulia Putaka
Syafri Harahap, Sofyan. (2008). Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Syamsu Iskandar. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta:
Semesta Asa Bersama
Taswan. (2001). Akuntansi Perbankan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN
Umar, Husein (2000). Reseach Methods In Financing And Banking. Jakarta:
Gramedia PustakaUtama
Wiyono, Slamet. (2005). Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah
Berdasarkan PSAK dan PAPSI. Jakarta : Grasindo
Wirartha, I Made. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
Andi Offset
Sumber Internet:
Bank Indonesia. (2013). Statistik Perbankan Syariah. http//www.bi.go.id
Bank BRI Syariah. (2013). Laporan Keuangan. http//www.brisyariah.co.id
(http://finance.detik.com/read/2013/05/06/112213/2238807/4/bps-ekonomi-indonesia-tumbuh-602-di-triwulan-i-2013)
Kamus Bank Indonesia. (2013). Pengertian NPF,