• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Himpunan Di SMPN I Sawan Buleleng.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Himpunan Di SMPN I Sawan Buleleng."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

! " "# $"# # "" %

&''( ) & * ) + & ,! #- $-". # ""-%

) ) &( ) / 0 " # $$". # ""#%

) + & ) &1 0-" ". ". # ""#%

& * ' &' ) ' &' + & * 2 0!","$ !"# # "" %

3 + & ) ! ". $"# # "" %

! "# $ $% $$ $ !

# $ !

45 5

6

5

5

7

5

#"

-4 6

% 8

(2)

# & & & &

& ' & &

& (

& & ) &

& & & * & & & )

& & + & & &

, & & & &

, * & , & &

& ( & &

& & & , & ( - .( -/ 0

0 1 # & & , & &

& + &

( / & , & .2 $$1 / & .33 2 1

* & * &

( - ' , & 4 $ $$$

/ , $ $ ) & )

& , & * &

(3)

-& &

" & * + * 566 (# ( *

& & &

6 ( 7 8 8 ) 7 # 9 )

& & & &

& & & * & & / &

+ &

" , : # 0

&

" & ( + (# ( * * &

&

% ( * + * 566 (# ( *

&

( & & , * + * & &

566 (# ( * " &

) & / &

(4)

0 6

8 2 &

< ===========

" ==========

, 6 ========== 0

, ========== 0

, > ========== 0

, : & ========== 0

6

- - ( ==========

< # ========== %

66 # ,

- " =========== !

# , " =========== !

666 "

- / # ===========

" ( ( =========== ?

@ # " =========== ?

65 ' " =========== 2

5 ( & ===========

, ===========

(5)

0 6

9 8 2 &

! 90 ( * " 566 (# ( * ========= 2

(6)

0 6

8 2 &

> ' " ( * (# ( * ======= A

(7)

0 6

8 2 &

: & " ============ %

: & B +, " ============

: & % : - ( # = 3

(8)

1

SMPN 1 Sawan terletak di desa Sawan Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng. Desa

Sawan merupakan desa yang sudah lumayan maju, dengan mata pencaharian sebagian besar

penduduknya adalah petani dan wirausaha pande besi. Siswa siswa yang bersekolah di SMP

ini sebagian besar merupakan penduduk asli desa ini dan sebagiannya lagi merupakan

penduduk desa disekitar desa Sawan, karena di kecamatan Sawan hanya ada dua SMP dengan

status negeri. Hal ini pula yang menyebabkan penerimaan siswa di sekolah ini tidak melalui

seleksi yang ketat.

Seleksi penerimaan siswa yang tidak ketat menyebabkan kemampuan siswa siswa

yang bersekolah di SMPN 1 Sawan ini menjadi sangat heterogen. Dengan jumlah siswa

sebanyak 899 siswa yang dibagi dalam 27 kelas, menjadi tantangan sekaligus masalah bagi

54 guru yang mengampu siswa di SMPN ini, terutama untuk mata ajar yang menanamkan

konsep seperti mata ajar matematika.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting

dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jam mata pelajaran ini

dibandingkan mata pelajaran lain. Selama ini masih banyak guru yang mengajarkan

matematika dengan paradigma pembelajaran yang lama, yaitu guru menerangkan konsep dan

operasi matematika, memberi contoh mengerjakan soal, serta meminta siswa

untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan guru. Guru lebih

menekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman siswa terhadap konsep dan

operasinya, melainkan pada pelatihan simbol simbol matematika dengan penekanan pada

pemberian informasi dan latihan penerapan dalam soal. Guru masih bergantung pada metode

ceramah, siswa yang pasif, sedikit tanya jawab, dan siswa mencatat dari papan tulis.

Dalam proses pembelajaran matematika keaktifan siswa dalam belajar merupakan

salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Siswa

diharapkan benar benar aktif dalam belajar matematika, sehingga akan berdampak pada

ingatan siswa tentang materi pelajaran yang di ajarkan. Keterlibatan siswa dalam melakukan

langkah langkah pembelajaran dapat mempertajam ingatan tentang materi pelajaran. Suatu

konsep akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat apabila disajikan melalui langkah dan

prosedur yang menarik. Selain kurangnya keaktifan dalam pembelajaran matematika, guru

seringkali kurang memperhatikan tingkat pemahaman siswa dalam mengikuti perubahan,

(9)

2

Usaha usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat

penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh

karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran

merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani (2005),

model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang

dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab

guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah

satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan

siswa selama belajar. Dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik

pembelajaran, diharapkan adanya perubahan dalam mengingat ( ) atau

menghapal ( ) ke arah berpikir ( ) dan pemahaman ( ),

dari model ceramah ke pendekatan atau , dari belajar

individual ke kooperatif, serta dari ke atau

terkonstruksinya pengetahuan siswa.

Penyajian bermacam macam model pembelajaran dan aplikasinya dalam pengajaran

matematika bertujuan agar siswa dan guru memiliki pengetahuan yang luas tentang model

model pembelajaran dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya Salah satu model

pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Divisions).

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika

memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta

memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja

sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000),

semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan

struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada

model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur

penghargaan model pembelajaran yang lain. Tujuan model pembelajaran kooperatif

adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai

keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dkk. STAD

(10)

3

pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru guru yang baru memulai menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif.

Langkah langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD:

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai

kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan

diperoleh skor awal.

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa dengan

kemampuan yang berbeda beda (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.

d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai

kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan untuk

penguatan pemahaman materi (Slavin, 1995).

e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan

penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

f. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.

g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan

hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

Dalam memilih strategi pembelajaran diperlukan beberapa pertimbangan, antara lain

adalah keadaan siswa, keadaan sekolah, lingkungan belajar yang dapat menunjang kemajuan

IPTEK dan kemajuan kehidupan sosial di masyarakat, serta tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Kenyataan di SMPN 1 Sawan jumlah siswanya sangat banyak, tidak seimbang

dengan jumlah guru, siswa di sini juga mempunyai kemampuan yang heterogen.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menempatkan siswa belajar

dalam kelompok kelompok kecil (beranggotakan 4 5 siswa) dengan tingkat kemampuan yang

berbeda serta menekankan kerjasama dan tanggung jawab kelompok dalam mencapai tujuan

yang sama. Karena itu masalah yang diambil dalam pengabdian ini adalah: bagaimana

menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( )

(11)

4

1. Meningkatkan pemahaman konsep matematika yaitu konsep himpunan pada

siswa kelas VII di SMPN 1 Sawan Buleleng.

2. Memberikan pengalaman langsung kepada guru pengampu mata ajar matematika

mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD.

!

Hasil kegiatan ini diharapkan bermanfaat bagi:

a. Peserta Didik:

Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata ajar matematika, meningkatkan

minat dan interaksi siswa dalam pembelajaran matematika.

b. Guru

Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif

(12)

5

"

# $

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang

sedemikian rupa untuk pembelajaran secara berkelompok. Dengan menggunakan lembaran

kegiatan atau perangkat pembelajaran lain, siswa bekerja bersama sama (berdiskusi) untuk

menuntaskan materi. Mereka saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan

pelajaran, sehingga dipastikan semua anggota telah mempelajari materi tersebut secara tuntas.

Pada kegiatan pembelajaran matematika kooperatif tipe STAD ini difokuskan pada

pemahaman konsep himpunan dengan mengaitkan pada benda benda yang ada dalam

kehidupan siswa sehari hari.

Kegiatan dalam pembelajaran ini dimulai dengan tahapan sebagai berikut:

1. Presentasi kelas, diawali dengan penyampaian materi himpunan oleh guru atau tim

pelaksana dari Universitas Udayana.

2. Memberikan tes awal pada siswa secara individual

3. Membagi siswa dalam kelompok kelompok, dengan anggota masing masing kelompok

bersifat heterogen.

4. Kegiatan kelompok, diawali dengan menyiapkan berbagai benda atau barang barang yang

nantinya akan diperagakan untuk menunjukkan yang mana disebut himpunan dan bukan

himpunan.

5. Melaksanakan evaluasi atau tes akhir kepada siswa secara individual

6. Membuat tabel pembentukan dan penghargaan kelompok dengan langkah langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan nilai dasar (awal) masing masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat

berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.

2. Menentukan nilai tes akhir atau nilai kuis terkini.

3. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih

nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing masing siswa dengan menggunakan

(13)

6

% &

Nilai kuis/tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah

nilai awal

5

Nilai kuis/tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di

bawah nilai awal

10

Nilai kuis/tes terkini sama dengan nilai awal sampai

dengan 10 di atas nilai awal

20

Nilai kuis/tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal 30

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata rata nilai peningkatan yang diperoleh

masing masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik, dan

sempurna. Kriteria untuk status kelompok :

Cukup, bila rata rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 atau

(Rata rata nilai peningkatan kelompok < 15).

Baik, bila rata rata nilai peningkatan kelompok antara 15 dan 20 atau

(15 ≤ Rata rata nilai peningkatan kelompok < 20)

Sangat baik, bila rata rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25 atau

(20 ≤ Rata rata nilaipeningkatan kelompok < 25)

Sempurna, bila rata rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan 25 atau

(Rata rata nilai peningkatan kelompok ≥ 25) (Widyantini, dkk, 2006).

' &

Khalayak sasaran kegiatan ini adalah guru yang mengampu mata ajar matematika

kelas VII SMP N 1 Sawan, dan siswa siswa kelas VII SMP N 1 Sawan Buleleng.

$ ()

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah berupa penerapan pembelajaran

(14)

7

* "

Hasil yang sudah dicapai dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

mengenai penerapan pembelajaran CTL DI SDN 2 Sawan adalah berupa nilai evaluasi. Nilai

evaluasi ini diperoleh dari pretes dan postes, data mengenai nilai evaluasi dan kategorinya

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai Evaluasi Siswa Kelas VII SMPN 1 Sawan

( % ( & # +

(15)

8

peningkatan rata rata perolehan nilai post tes dibandingkan dengan pre tes sebesar 20 sampai

25. Sedangkan kelima kelompok lainnya masuk dalam kategori sempurna karena rata rata

peningkatan nilainya lebih dari 25. Suatu pencapaian yang sangat bagus artinya metode

pembelajaran STAD dengan system berkelompok telah mampu meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi yang diberikan. Hasil statistika deskriptif dari data nilai evaluasi adalah

sebagai berikut:

Tabel 2. Descriptive Statistics: Pretes, Postes

* # , &

Pretes 31 75.00 10.95 40.00 90.00

Posttes 31 88.71 8.66 60.00 100.00

Difference 31 13.71 9.13

Hasil yang didapat dari Tabel 1 tercemin pula pada Tabel 2, nilai rataan pretes yang

lebih kecil dari postes menjelaskan bahwa kemampuan siswa memahami materi setelah

diberikan pembelajaran STAD meningkat. Nilai minimal pretes siswa adalah 40 yang

meningkat pada posttes menjadi 60, demikian pula dengan nilai maksimum yang diperoleh

siswa meningkat pada saat pretes dibandingkan dengan nilai maksimum pada saat postes.

Dilihat dari nilai standar deviasi menunjukkan bahwa nilai standar deviasi pretes lebih besar

dari postes, ini berarti nilai pretes siswa lebih beragam dibandingkan nilai posttesnya.

Analisis selanjutnya adalah analisis inferensial yaitu analisis yang melibatkan

pengujian hipotesis untuk mendapatkan kesimpulan secara sahih (Walpole,1995). Hipotesis

yang diajukan dalam pengabdian ini adalah

H0 : E1 = E2 (Rata rata pre tes siswa sama dengan rata rata post tes )

Ho akan diterima jika nilai thit lebih besar dari nilai t tabel dengan α = 0.05 dan Ho ditolak

jika sebaliknya atau jika nilai P yang diperoleh dalam keluaran pake program lebih kecil dari

(16)

9

Dalam analisis uji t ada asumsi yang harus dipenuhi sebelum analisis dilakukan, yaitu

asumsi kenormalan data dan kehomogenan ragam. Hasil uji kenormalan data seperti yang

terlihat dalam Gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Hasil Uji Kenormalan Nilai Siswa SMPN 1 Sawan

Berdasarkan grafik uji kenormalan di atas terlihat titik titik data mengikuti garis lurus

maka dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Hal ini dipertegas dengan hasil uji

AD (Anderson Darling) yang mendapatkan nilai P ( ) = 0.055 yang lebih besar dengan

taraf nyata 0.05, ini mengindikasikan bahwa data sudah menyebar normal.

Selanjutnya adalah pengujian pada asumsi kehomogenan ragam, disini untuk

menentukan apakah ragamnya sudah homogeny atau tidak menggunakan uji Levene’s. Hasil

ujinya seperti terlihat pada Gambar 2. Berdasarkan uji Levene’s didapat nilai P ( ) =

0.055 yang lebih besar dengan taraf nyata 0.05, hal ini menunjukkan bahwa ragam data sudah

homogeny, artinya siswa yang terlibat dalam pembelajaran STAD ini mempunyai

(17)

10

!

!

! " "#

! " "# $ !

% & !

" # #

Gambar 2. Hasil Uji Kehomogenan Ragam Nilai Siswa SMPN 1 Sawan.

Kedua asumsi yang mendasari uji t sudah terpenuhi, karenanya uji t sudah dapat

dilakukan. Hasil dari uji t didapat = 5.47 dengan = 0.000. Dengan

membandingkan = 0.000 dengan taraf nyata 0.05 diperoleh bahwa = 0.000

lebih kecil dari taraf nyata 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti

rata rata nilai evaluasi posttes siswa lebih besar dari rata rata nilai pretes. Dengan kata lain

terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi himpunan.

Dalam penerapan pembelajaran STAD ini terlihat sekali kalau siswa siswa antusias

belajar matematika. Hal ini dapat dilihat dari semangat para siswa saat menyelesaikan soal

soal yang diberikan oleh tentor, dan berlomba untuk menjawab paling pertama. Pembelajaran

STAD ini juga mudah untuk diterapkan, hanya diperlukan pembentukan kelompok kelompok

untuk siswa. Siswa yang sudah dikelompokkan tidak lagi merasa takut atau minder ketika

mereka belum mengerti materi karena mereka bisa menanyakan pada temannya yang sudah

lebih dahulu memahami materi tersebut. Jadi metode pembelajaran STAD ini sangat sesuai

(18)

11

* #

%

1. Hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa rata rata postes siswa lebih besar dari rata rata

pretes. Dan hasil analisis inferensial dengan melakukan uji t diperoleh nilai P = 0.000

lebih kecil dari taraf nyata 0.05, artinya hipotesis nol yang ditolak, ini menunjukkan telah

terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi himpunan.

2. Penerapan pembelajaran STAD telah dapat meningkatkan antusiasme dan semangat siswa

dalam belajar matematika.

Penerapan pembelajaran STAD ini tidak terlalu menyita waktu, sehingga bisa

(19)

12

#

Nur dkk. 2000 . ! " #. Surabaya: UNESA UNIVERSITY PRESS.

Slavin, Robert E. 1995. $ " % & ' , Second

Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sumardi, Bremaniwati. 2005. ( ( ))% Klaten: Prestasi Agung

Pratama.

Wardhani, Sri . 2005. Pembelajaran Matematika Kontekstual. * di PPPG

Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.

Walpole, R.E.1995. ) . Terjemahan Bambang Sumantri.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Widyantini, Th., Edy Prayitno dan Puji Iryanti. 2006. Model Pembelajaran Matematika

dengan Pendekatan Kooperatif. ( %

(20)

13

% - "

1. Ketua Pelaksana:

1.1. Nama : Made Susilawati, S.Si., M.Si.

1.2. Pangkat/Gol / NIP : Penata Tk.1/ IIId / 19710902 199802 2 001

1.3. Jabatan Fungsional : Lektor

1.4. Bidang Keahlian : Statistika

1.5. Tempat Kegiatan : SMPN 1 Sawan Buleleng Bali

e. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana I:

2.1. Nama : Dra. Eniek Kriswiyanti, MS.

2.2. Pangkat/Gol / NIP : Pembina Madya Muda/IVc/19571124 198403 2 004

2.3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

2.4. Bidang Keahlian : Biologi

2.5. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana II:

3.1. Nama : Dr. Dra. Retno Kawuri, M.Phil.

3.2. Pangkat/Gol / NIP : Pembina/IVa/19610112 198803 2 002

3.3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

3.4. Bidang Keahlian : Biologi

3.5. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

4. Anggota Pelaksana III:

4.1. Nama : Ir. I Gusti Ayu Kunti Sri Panca Dewi, M.Si.

4.2. Pangkat/Gol / NIP : Pembina/ IVa / 19640903 199103 2 002

4.3. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

4.4. Bidang Keahlian : Kimia

4.5. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

5. Anggota Pelaksana IV:

5.1. Nama : AAIstri Agung Mayun Laksmiwati, S.Si.,M.Si.

5.2. Pangkat/Gol / NIP : Penata Tk. 1 / IIId / 19670508 199702 2 001

5.3. Jabatan Fungsional : Lektor

5.4. Bidang Keahlian : Kimia

5.5. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu

(21)

14

6.1. Nama : Ni Wayan Sudatri, S.Si.,M.Si.

6.2. Pangkat/Gol/NIP : Penata Tk.1 /IIId/19711031 199802 2 001

6.3.Jabatan Fungsional : Lektor

6.4. Bidang Keahlian : Biologi

6.5. Waktu yang disediakan : 10 jam/minggu :

(22)

15

% +

(23)
(24)
(25)

18 Perbedaan Standard (7.29, 12.20) (53.2, 148.8) Adjusted (7.40, 11.92) (54.7, 142.1)

95% Bonferroni confidence intervals for standard deviations

N Lower StDev Upper

Two sample T for postes vs pretes

N Mean StDev SE Mean postes 31 88.71 8.66 1.6 pretes 31 75.0 11.0 2.0

Difference = mu (postes) mu (pretes) Estimate for difference: 13.71

95% lower bound for difference: 9.52

(26)

19

Gambar

Tabel 1. Nilai Evaluasi Siswa Kelas VII SMPN 1 Sawan
Gambar 1. Hasil Uji Kenormalan Nilai Siswa SMPN 1 Sawan
Gambar 2. Hasil Uji Kehomogenan Ragam Nilai Siswa SMPN 1 Sawan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar

ke lapangan (Gudang Produsen/Distributor) terhadap ketersedian barang yang ditawarkan dengan Jadwal Pelaksanaan yang akan ditentukan kemudian, jiika saudara tidak

[r]

HASIL EPROF ECCT 2016 - S1 ILMU KOMUNIKASI Berlaku efektif. BAGIAN PUSAT

Dakwah islam Masyarakat kaum muslim merupakan satu state(negara) dibawah bimbingan nabi muhammad saw yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak