• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan aset kehidupan manusia. Jika aset ini berkurang. atau habis, dipastikan manusia tidak dapat melangsungkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan aset kehidupan manusia. Jika aset ini berkurang. atau habis, dipastikan manusia tidak dapat melangsungkan"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air merupakan aset kehidupan manusia. Jika aset ini berkurang atau habis, dipastikan manusia tidak dapat melangsungkan kehidupannya dan jauh dari kemartabatannya sebagai manusia. Dasar logis ini membuahkan pola pikir dan sikap dalam memosisikan air sebagai sumber daya utama kehidupan. Bahkan, air adalah kehidupan itu sendiri (aqua vitae, life water, ma’ul hayat). Meskipun air bisa terus dimanfaatkan, tetapi harus disadari air bisa berkurang dan menipis. Tak terbantahkan selain air sebagai sumber kehidupan, air juga menjadi komoditas sentra ekonomi. Persoalan ini semakin mengkhawatirkan ketika ketersediaan air bersih dan sehat tidak sebanding dengan tingkat kebutuhan manusia itu sendiri. Pertumbuhan jumlah penduduk yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat, memberikan pengaruh signifikan terhadap ketersediaan air bersih dan sehat. Ketersediaan pelayanan air bersih di Indonesia tidaklah tanpa masalah. Akibat keterbatasan anggaran dan minimnya kemauan politik penyelenggara pemerintahan daerah, mengakibatkan tersendatnya pengadaan distribusi air bersih. Hal ini tidak hanya terjadi bagi pelanggan air bersih, tetapi juga dirasakan oleh banyaknya rumah tangga yang tidak ter-cover air bersih.

(3)

2 Bahkan dalam tingkat dunia Hak atas Air sebagai Hak Asasi Manusia Secara lebih tegas, melalui sidang ke-29 tanggal 28 November 2002, Komite Hak Ekosob memberikan pandangannya tentang hak atas air, sebagaimana ditegaskan dalam komentar umum (General Comment) Nomor 15 yang menegaskan sebagai berikut hak asasi manusia atas air memberikan hak kepada setiap orang atas air yang memadai, aman, bisa diterima, bisa diakses secara fisik, dan mudah didapatkan untuk penggunaan personal dan domestik. Jumlah air bersih yang memadai diperlukan untuk mencegah kematian karena dehidrasi, untuk mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan air, serta digunakan untuk konsumsi, memasak, dan kebutuhan higienis personal dan domestik. Penegasan ini merefleksikan tiga aspek penting sebagai elemen dasar HAM atas air, yakni ketersediaan (availability), kualitas (quality), dan mudah dicapai (accessibility), termasuk di dalamnya (1) mudah dicapai secara fisik (physical accessibility); (2) mudah dicapai secara ekonomis (affordability) (or economic accessibility); (3) non-diskriminasi (non-discrimination); dan (4) kemudahan informasi (information accessibility). Penegasan ini menunjukkan negara bertanggung jawab dan berkewajiban melindungi dan memenuhi HAM atas air secara maksimal.1

Kehadiran Pemerintah melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) atau perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai operator air bersih di banyak wilayah di Indonesia, menjadikannya sebagai bagian penting dari tanggung jawab negara guna memastikan perlindungan dan

1 Koran Sindo 23 Maret 2013

(4)

3 pemenuhan HAM atas air. Dalam UUD Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat satu pasal dan satu ayat yang secara tegas mengatur perihal lingkungan hidup yang sehat, yakni Pasal 28H ayat (1) yang berbunyi;

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sementara berkaitan dengan penguasaan akan air oleh Pemerintah telah ditentukan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 yang menuatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah sebagai bagian integral dari Pemerintah sebagai representative dari Negara kiranya dapat mengaktualisasikan hak dan kewenangannya berkakta dengan pemenuhan air bersih bagi masyarakat. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan salah satu Daerah Pemekaran yang dimekarkan dari Kabupaten Bolaang Mongondow pada Tahun 2007. Kabupaten ini disetujui pemekarannya oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.

Kabupaten ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007.2 Dalam usia yang relative masih sangat muda sebagai sebuah daerah otonim baru yang harus membetrikan pelayanan kepadsa masyarakat. Kabupaten bolaang Mongondow Utara secara geografis dan sosiologis kemasyarakatan memiliki mempunyai jumlah penduduk 70.706, dengan sebaran penduduk paling tinggi berada di Kecamatan Kaidipang, dan terendah di

2 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bolaang_Mongondow_Utara

(5)

4 Kecamatan Sangkub dan Bolang Itang yang diproyeksikan sampai akhir Tahun 2016 sebagai berikut :

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Nama Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan

Tahun Tahun Tahun

2012 2014 2016 2012 2014 2016 2012 2014 2016 Sangkub 8.916 9.641 10.366 2.231 2.346 2.522 -11,28 8,13 7,52 Bintauna 12.654 13.963 15.272 3.627 3.431 3.752 0,25 10,34 9,37 Bolangitang Timur 12.862 14.459 16.055 3.557 3.717 4.127 2,46 12,42 11,04 Bolangitang Barat 14.042 14.371 14.699 3.673 3.366 3.442 2,63 2,34 2,28 Kaidipang 12.334 12.639 12.944 3.119 3.550 3.636 5,39 2,47 2,41 Pinogaluman 9.898 10.438 10.977 2.922 2.924 3.075 -3,20 5,46 5,16 Sumber: RTRW Kab. Bolaang Mongondow Utara 2011 - 20313

Jumlah penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara hasil proyeksi penduduk tahun 2014 adalah 75.290 jiwa yang tersebar di 6 (lima) kecamatan. Distribusi penduduk antar kecamatan terlihat cukup bervariasi. Kecamatan dengan penduduk terbesar adalah kecamatan Bolangitang Barat yaitu sebesar 20,17 persen dari total penduduk Kabupaten dan terkecil adalah Sangkub yaitu sebesar 12,87 persen.4

Dengan tingginya jumlah penduduk dan sebaran yang sangat luas dari tempat tinggal masyarakat di Kabupaten Bolaang Mopngondow Utara. Tentunya akan menimbulkan kesulitan tersendiri bagi Pemerintah

3 Buku Putih Sanitasi 2012, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

4 Profil Kab. Bolaang Mongondow Utara Tahun 2015.

(6)

5 Daerah dalam melaksanakan salah satuy kewajiban di bidang pemenuhan Air Bersih bagi masyarakat.

Namun Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tetap terus mengusahakan pemenuhan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat melalui berbagai program pembangunan sistem penyediaan Air Minum (SPAM) yang telah dibangun dan menjangkau masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Berdasrkan data dari UPTD SPAM Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, bahwa sampai akhir Tahun 2016 Pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah memberikan pelayanaan air bersih bagi masyarakat dengan data sebagai berikut :

Data Sambungan

No U R A I A N Jumlah Sambungan

Langsung Tidak Langsung

1. Sambungan Aktif s/d Bulan ini 2.444

2. Permintaan Sambungan -

3. Pelanggan tidak pakai meter -

4. Permintaan Sambungan yang ditunda 1.050 (Untuk Thn.2017) 5. Pemutusan Sambungan

6. Pemasangan Kembali 7. Hydran Kebakaran

(7)

6 Data Kapasitas Produksi Saat ini Penggunaan Instalasi5

Instalasi Lokasi Kapasitas saat ini

Jam Operasi Instalasi

Jam Operasi Distribusi

Keterangan

Kaidipang

Bintauna

Bolangitang Barat

Pinogaluman

Desa Pontak

Desa Huntuk

Desa Paku

Desa Busato

10 L/dtk

10 L/dtk

10 L/dtk

10 L/dtk

1×24 Jam

1×24 Jam

-

-

24 Jam

24 Jam

-

-

Dioperasikan 10 L/dtk Dioperasikan 10 L/dtk Belum Dioprasikan Belum Dioprasikan

Pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan air bersih bagi masyarakat tentunya masih perlu ditingkatkan untuk dapat memberikan pemerataan pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Namun sekali lagi sama dengan persoalan penyelenggaraan air bersih di daerah lainnya yaitu keterbatasan anggaran dari Pemerintah untuk melakukan pembangunan dan pelyanan air bersih. Kan tetapi melalui koordinasi dan komunikasi yang dibangun oleh Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, sehingga Kabupaten Bolaang Mongoindow Utara dapat memperoleh bantuan pembangunan sarana air bersih.

Bahkan pada Tahun 2016 yang lalu, dengan adanya berbagai proyek dari Pemerintah pusat yang dilaksanakan di Kabupaten Bolaang

5 data dari UPTD SPAM Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2016.

(8)

7 Mongondow Utara melalui Dinas Pekerjaan Umum melalui pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM).

BOLMUTPOST – Dalam waktu dekat ini, warga di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) bakal kecipratan air bersih. Hal ini menyusul hasil survey yang dilakukan pihak Balai Sungai Provinsi Sulut yang menemukan ada sekitar lima titik sungai di Kabupaten Bolmut dinyatakan sebagai sumber air bersih. “Berdasarkan hasil survey tim balai sungai provinsi, ke lima sungai tersebut memiliki kapasitas suplai air bersih diatas 100 liter per detik. Itu artinya di tahun 2017 nanti, air bersih di daerah ini melimpa, sebab pada Perubahan APBN nanti, Kabupaten Bolmut akan mendapatkan bantuan besar untuk menggarap sumber- sumber air bersih ini ke rumah warga,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bolmut, Ir Saeroji MSi. Menurutnya distribusi air bersih ini nantinya akan ditangani langsung oleh pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Bolmut yang kini telah mampu melayani 800 warga di Kecamatan Kaidipang. “Di Kecamatan Kaidipang saja sumber air yang

(9)

8 ada hanya berkapasitas 40 liter per detik, namun mampu melayani 800 warganya. Sehingga, jika suber-sumber air tersebut bisa digarap maksimal, maka bisa akan melayani puluhan ribu warga di Bolmut yang masih membutuhkan sarana air bersih,” ujarnya. Dia mengaku kalau pihaknya akan terus berupaya mendapatkan tambahan anggaran pengelolaan air bersih mulai dari tinjauan hingga teknis, dari tingkat pusat. “Inilah salah satu bukti pembangunan yang akan langsung menyentuh masyarakat.

Program seperti akan kami luncurkan di selang tahun 2016 hingga 2018 mendatang,” jelasnya.(spl/rhp)6

Akan tetapi bantuan pembangunan penyelenggaraan Air Bersih di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ini terbatas pada pembangunan prasarana. Sedangkan untuk meningkatkan pelayanan dan konstitensi dalam menyediakan kebutuhan air bersih bagi masyarakat tetap menjadi tanggungjawab dari Pemerintah Daerah. Sehingga pembebanan berkaitan dengan hal tersebut akan sangat membebani Angaran pendapatan dan Belanja Daerah Kabuopaten Bolaang Utara yag juga harus membiayai berbagai kebutuhan masyarakat dan pembangunan lainnya untuk membangun dan mengembangkan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara ke arah yang lebih maju.

Apalagi air bersih merupakan kebutuhan primer masyarakat yang harus terseduia setia waktu untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Tetunya membutuhkan adanya sistem yang baik dan manajeman profesional yang akan melaksanakan penyelenggaraan penyediaan air bersih bagi masyarakat. Walaupun pada akhirnya semuanya itu akan sangat bergantung pada ketersediaan anggaran yang layak dalam menunjang operasional dan kebutuahn lainnya yang

6 https://bolmutpost.com/20741/2016/03/27/2016-ribuan-warga-bolmut-kecipratan-air-bersih/

(10)

9 dibutuhkan dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat. Untuk itu perlu ditentukan sebuah kebijakan yang dapat menjamin ketersediaan anggaran bagi penyelenggaraan air bersih di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dalam mengupayakan pemenuhan air bersih bagi masyarakat.

Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Air merupakan sumber kehidupan utama bagi masyarakat dan seluruh mahkluk hidup untuk dapat beraktivitas dan bertahan hidup. Oleh karena itu ketersediaan air bersih bagi masyarakat merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan dan dipenuhi oleh Pemerintah Daerah sebagai salah satu wujud penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Penyelenggaraan pemenuhan air bersih bagi masyarakat merupakan bagian dari pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) bagi masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Dalam Pasal 26 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum secara jelas menegaskan kewenangan Pemerintah Daerah untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Oleh karena itu adalah suatu hal yang bijak apabila Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dalam rangka untuk melaksanakan kewenangan dan kewajiban Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan dan merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) bagi

(11)

10 masyarakat, berkeinginan untuk menunjang dan mendukung pelaksanaan pelayanan air bersih yang dilaksanakan UPTD SPAM Kabupaten Bolaang Mongondow Utara . Untuk dapat menciptakan kemandirian dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab dibidang penyediaan air bersih bagi masyarakat. Penyelenggaraan secara Profesional terhadap penyelenggaraan penyediaan air bersih bagi masyarakat selain berguna untuk dapat menjamin dan memenuhi kebutuhan akan air bersih bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Juga dapat memiliki dampak pada upaya untuk menunjang peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang bersumber dari keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan penyelengaraan penyediaan air bersih bagi masyarakat. Pendapatan atau keuntungan dari penyelenggaraan penyediaan air bersih bagi masyarakat diharapkan dapat mampu untuk menunjang peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang pada akhirnya kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara .

Dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk dapat melaksanakan pemungutan baik dalam bentuk Pajak Daerah atau Retribusi Daerah dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Dikaitkan dengan pelayanan Pemerintah Daerah dalam menghasilkan produk Usaha dalam bentuk Air bersih bagi masyarakat, maka hasil produksi usaha pemrintah ini dapat

(12)

11 dilaksanakan pemungutan Retribusi sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 127 huruf k Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Retribusi hasil usaha produkssi digolongkan dalam Retribusi Jasa Usaha. Namun untuk melaksanakan pemungutan dalam bentuk Retribusi Daerah, berdasarkan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daereah dan Retribusi Daerah harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Dengan adanya pendapatan yang dapat diperoleh Pemerintah Daerah memlaui pemungutan dalam bentuk Retribusi, maka diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pendapatan yang akan menjadi tumpuan dalam mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan penyelenggaraan aiar bersih bagi masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sebagai bagian dari pemenuhan hak masyarakat dalam memperoleh aur bersih. Termasuk didalamnya berkaitan dengan pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana penyediaan air bersih bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari hasil pengumpulan dan inventarisasi permasalahan berkaitan dengan Retribusi Kegiatan Hasil Produksi Usaha Air Minum Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Maka didapatkan Daftar Inventarisir Masalah (DIM) sebagai berikut :

1. Penyelenggaraan pelayanan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sampai saat ini telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara melalui UPTD

(13)

12 SPAM dibawa Dinas. Tetapi banyak kendala berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat

2. UPTD SPAM Kabupaten Bolaang Mongondow Utara membutuhkan anggaran tambahan untuk mengganti, memperbaharui, dan melakukan perawatan terhadap fasilitas perpipaan dan sarana prasarana penyediaan air bersih bagi masyarakat.

3. Untuk memperluas dan menjangkau seluruh masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, maka perlu adanya penambahan jalur perpipaan yang baru diwilayah yang selama ini belum terjanglau pelayanan air bersih.

4. Masih banyak masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang belum terjangkau pelayanan air bersih, terutama bagi masyarakat yang tinggal didaerah pedesaan.

5. Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sulit untuk melakukan pengawasan dan mendorong peningkatan kualitas pelayanan air bersih bagi masyarakat.

6. Perlu adanya sumber pendapatan baru bagi Pemerintah Daerah untuk dapat membiayai pelaksanaan peneyelenggaraan pelayanan di bidang pemenuhan air minum bagi masyarakat, sehingga tidak membebani APBD melalui sebuah pungutan dalam bentuk Retribusi.

7. Selain berkaitan dengan Retribusi kiranya dapat juga mengatur mengenai laranagan atau pengaturan mengenai tindakan masyarakat yang dilarang dilaukan berkaitan dengan pelayanan

(14)

13 misalnya peruskan sarana air bersih, pencurian air bersih dan tindakan lainnya yang dapat merugikan dan mengganggu pelayanan air bersih bagi masyarakat.

8. Perlu adanya pengaturan yang dapat memberikan pedoman dalam penyelenggaran layanan bagi masyarakat, termasuk berkaiutan dengan penggolongan pelanggan air bersih dan biaya serta anggaran yang harus dibayar oleh masyarakat dalam menerima pelayanan air bersih di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

9. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kewenangan dan mengoptimalisasikan rencana pelaksanaan penyelenggaraan penyediaan air bersr oleh masyarakat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow. Maka perlu mengatur mengenai pengawasan dan pembinaan pelaksanaan penyelenggaraan air bersih secara terperinci dan tegas diatur dalam sebuah Peraturan Daerah.

10. Untuk menetapkan pelaksanaan pungutan Retribusi berkaitan dengan hasil produksi usaha Air Minum, maka perlu menetapkan Rancangan Peraturan daerah tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Air Minum.

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN KEGIATAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK

1. Tujuan.

Tujuan dibentuknya naskah akademik ini adalah sebagai landasan ilmiah bagi penyusunan Rancangan Peraturan daerah

(15)

14 tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Air Minum Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, yang memberikan arah dan ruang lingkup dari Rancangan Peraturan Daerah yang akan dibentuk.

Pembentukan Rancangan Peraturan daerah tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Air Minum Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daereah serta peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Sistem Penyelenggaraan Air Minum bagi masyarakat.

Dengan dibentuknya Rancangan Peraturan daerah tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Air Minum Kabupaten Bolaang Mongondow Utara diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi seluruh masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sebagai bagian dari pelaksanaan pemberiaan pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara kepada seluruh masyarakat.

2. Kegunaan.

Kegunaan Naskah Akademik Peraturan Daerah ini ditujukan selain sebagai dokumen resmi yang menyatu dengan konsep Rancangan Peraturan Daerah yang akan diajukan dalam pembahasan Pembentukan Peraturan Daerah, juga berguna sebagai pertanggung jawaban secara ilmiah mengenai konsepsi dan kemanfaatan dari Pembentukan Peraturan Daerah.

(16)

15 D. METODE.

Naskah Akademik ini disusun dengan menggunakan metode pendekatan yuridis normatif di mana untuk penyusunannya digunakan data-data berupa:

1. Data sekunder, yang mencakup:

a.bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan, termasuk juga Peraturan Daerah dari daerah-daerah lain sebagai bahan perbandingan antara lain:

- Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 16 Tahun 2011 tentang Retribusi Penjualan Hasil Usaha Daerah Air Minum

- Peraturan Daerah Kabupaten Indarmayu Nomor 15 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Darma Ayu Kabupaten Indramayu.

- Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pelayanan Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Kota Ternate.

- Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 1 Tahun 2012 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja Kabupaten Bandung.

2. bahan hukum sekunder, yaitu berbagai buku-buku literatur hukum, artikel, dictionary, dan sebagainya.

(17)

16 BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

A. KAJIAN TEORITIS.

a. Pelayanan Publik.

Untuk memahami mengenai pelaksanaan tugas Negara dalam hal ini yang hendak dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Maka perlu dipahami terlebih dahulu mengenai Pelayanan Publik sebagai salah satu dasar dan tujuan dibentuknya suatu Negara.

Pengertian pelayanan publik yang diperoleh dari Wikipedia Indonesia ensiklopedi bebas berbahasa Indonesia, adalah :

“Segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.”7

Tetapi berdasarkan unsur penyelenggaraan pelayanan publik, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

7 www.wikipedia.com

(18)

17 1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, adalah semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti misalnya Sekolah, Jasa Transportasi, atau Rumah Sakit yang dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta.

2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik yang masih dapat dibedakan ketiga golongan yaitu:

1) Pelayanan Publi bersifat primer.

Pelayan Publik yang bersifat primer adalah semua bentuk pelayanan publik penyediaan barang / jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah yang di dalamnya pemerintah atau pemerintah daerah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna / konsumen mau tidak mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di Kantor Kelurahan untuk Pengurusan Kartu Tanda Penduduk, atau Pengurusan Akta Kelahiran di Kantor Catatan Sipil.

2) Pelayanan Publik bersifat sekunder.

Pelayanan Publik bersifat sekunder adalah sebuah bentuk pelayanan publik dalam bentuk penyediaan barang / jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah, tetapi yang di dalamnya pengguna / konsumen tidak mesti menggunakan layanan publik itu, karena layanan publik itu dapat juga dilaksanakan atau dijalankan oleh pihak swasta

(19)

18 lainnya. Contoh : Penyediaan bahan Bakar Minyak Premium oleh Pertamina, masih dapat dilakukan oleh pihak swasta Shell dan Petronas.

Dalam wikipedia Indonesia diutarakan mengenai 5 (lima) karakteristik yang dapat dipakai untuk membedakan ketiga jenis penyelenggaraan pelayanan publik tersebut, yaitu:

a. Adaptabilitas layanan.

Maksudnya adalah bahwa derajat perubahan layanan dalam pelayanan publik sesuai dengan tuntutan perubahan yang diminta oleh pengguna/konsumen.

b. Posisi tawar pengguna / konsumen.

Dalam pelayanan publik semakin tinggi posisi atau nilai tawar pengguna/koneume, maka akan semakin tinggi pula peluang pengguna untuk meminta pelayanan yang lebih baik.

c. Tipe Pasar.

Melalui pembedaan tipe pasar dapat menggambarkan jumlah penyelenggara pelayanan yang ada dan hubungannya dengan pengguna/konsumen.

d. Locus Kontrol.

Pelayanan publik dengan karakteristik ini menjelaskan siapa yang memegang kontrol atas transaksi, apakah pengguna/onsumen atau penyelenggara pelayanan publik itu sendiri.

e. Sifat Pelayanan .

(20)

19 Pelayanan publik dengan karakteristik ini menunjukkan kepentingan pengguna / konsumen atau penyelenggara pelayanan yang lebih dominan.

Pengertian Pelayanan publik itu sendiri Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan bahwa: “Pelayanan adalah hal, cara atau hasil pekerjaan melayani 8. Sementara itu istilah publik berasal dari bahasa Inggris, public yang berarti umum, masyarakat dan negara. Dalam perjalanannya, kata publik telah dibakukan dalam bahasa Indonesia, yang berarti umum, orang banyak, ramai. Oleh karena itu pelayanan publik dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Pelayanan publik juga diartikan pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai denganaturan pokok atau tata cara yang telah ditetapkan.

Pengertian Pelayanan Publik berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah “Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”. Sedangkan pengertian penyelenggara pelayanan publik

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke III Balai Pustaka.

(21)

20 berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah “ setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik”.

Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 memberikan pengertian pelayanan publik adalah: “Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Dengan demikian dapat disimpulkan pelayanan publik adalah pemberiaan pelayanan baik berupa barang atau jasa bagi masyarakat sebagai pelaksanaan dari perintah peraturan perundang-undangan oleh penyelenggara pelayanan publik.

b. Kepuasan Pelanggan Sebagai Penilaian Kinerja Sektor Publik Pada umumnya perusahaan lebih banyak memusatkan diri pada kapasitas internal dengan mengandalkan kinerja produk dan inovasi teknologi tanpa memahami dan memperhatikan aspek eksternal yaitu pelanggan. Hal ini nantinya akan dimanfaatkan oleh pesaing untuk menyerang melalui penawaran produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan prepensi pelanggan. Kinerja yang buruk dengan sendirinya akan menurunkan jumlah pelanggan dan bahkan kehilangan pelanggan yang dapat sangat menimbulkan kerugian bagi suatu Perusahaan termasuk

(22)

21 Perusahaan Daerah. Kaitannya dengan perusahaan daerah adalah kepuasan pelanggan merupakan suatu gambaran mengenai keberhasilan pemerintah daerah dalam mengupayakan pelayanan publik yang optimal, sehingga dalam jangka panjang kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

Menurut Tjiptono (2000) kepuasan pelanggan terhadap jasa yang diperoleh pada umumnya dapat dievaluasi dengan menggunakan atribut dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :

1. Bukti langsug (tangible), secara umum meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan sarana komunikasi.

2. Keandalan (reability), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang menjanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness) mencakup keinginan para karyawan untuk membantu para pelanggan dalam memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan atau kepastian (insurance) mencakup pengetahuan, kemampuan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki karyawan, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.

5. Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi dengan baik, perhatian, dan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan. 9

9Tjiptono, Fauzi. 2000. Prinsip-Prinsip Total Quality Services. Jakarta : Andi.

(23)

22 c. Pungutan.

Secara etimologi pemungutan berasal dari Pungut yang berarti menarik atau mengambil. Pengertian pemungutan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ”Proses, cara, perbuatan memungut atau mengambil” Sedangkan pengertian pemungutan menurut Liberti Pandiangan adalah sebagai berikut: “Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data obyek dan subyek Pajak atau Retribusi, penentuan besarnya Pajak atau Retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan Pajak atau Retribusi kepada wajib Pajak atau wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya10. Dalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997, Pasal 1 yang dimaksud pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perhimpunan data objek subjek Pajak Retribusi, penetapan besarnya Pajak atau Retribusi yang tertuang sampai kegiatan penagihan Pajak atau Retribusi wajib Pajak atau Retribusi serta pengawasan atau penyetoran. Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tidak mengenal istilah pungutan tetapi menggunakan istilah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

d. Retribusi Daerah.

Penerimaan pemerintah daerah selain dari pajak daerah dan bagi hasi pajak pusat yang diperuntukkan ke pemerintah daerah berasal dari retribusi daerah. Akan tetapi, untuk retribusi tiap daerah memiliki potensi yang berbeda satu sama lain, untuk itu pemerintah daerah harus

10 Kamus Besar Bhasa Indonesia, Balai Pustaka Tahun 2002.

(24)

23 dapat melihat peluang apa saja yang dapat dilakukan dalam menggali penerimaan dari retribusi untuk menunjang penerimaan. Di dalam jenis pungutannya pajak dan retribusi tidaklah sama, perbedaannya ialah pada Take and Give.11

Pajak merupakan iuran wajib yang dibayarkan wajib pajak ke kas negara tanpa ada kontra prestasi langsung dan yang dapat dipaksakan serta memiliki sanksi yang tegas yang ditetapkan sesuai dengan undang- undang. Namun tidak semua jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial, ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi.12

Retribusi adalah pembayaran dari penduduk kepada Negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi penduduknya secara perorangan.13 Sementara itu menurut Pasal 1 angka 64 Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud Retribusi daerah adalah: Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau orang. Salah satu contoh retribusi adalah retribusi pelayanan parkir yang disediakan oleh pemerintah dan dikelola oleh pemerintah Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut di Indonesia14 adalah sebagai berikut :

11 Soebechi, Imam. JUDICIAL REVIEW Peraturan Daerah Pajak dan Retribusi Daerah. 2012. Jakata: Sinar Grafika

12 Ibid.

13 Marihot Pahala Siahaan, S.E., M.T. 2010, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Rajawali Pers, Jakarta, hlm. 4 14 Marihot Pahala Siahaan, S.E., M.T., Ibid, hlm. 6-7

(25)

24 a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan

undang – undang dan peraturan daerah yang berkenaan.

b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintahan daerah.

c. Pihak yang membayar retribusi mendapat kontra prestasi (balas jasa) secara langsung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya.

d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang dinikmati oleh orang atau badan.

e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Sejak tahun 2001 telah dilakukan perubahan terhadap tata pemerintahan di Indonesia yang sangat berarti dan bersifat fundamental yaitu telah terjadi perubahan didalam pola pengaturan hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pola yang semula sentralistik diubah menjadi desentralisasi dan otonomi daerah guna membentuk kemandirian daerah. Untuk merealisasikan hal tersebut, sebagaimana daerah lain, Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara perlu berusaha secara aktif untuk meningkatkan serta menggali sumber- sumber penerimaan daerah terutama penerimaan yang berasal dari daerah sendiri atau yang sering disebut dengan Pendapatan Asli Daerah.

Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu sumber penerimaan daerah mempunyai peranan penting dalam pembangunan daerah. Hal ini dapat

(26)

25 dilihat dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sebagaimana peranan Pendapatan Asli Daerah diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah.

Sumber Pendapatan Asli Daerah di antaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah dimana daerah diberi kewenangan untuk melaksanakan pemungutan berbagai jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini digunakan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan daerah. Disini perlu dipahami oleh masyarakat bahwa pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah ini sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Untuk mengatur tentang pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah diatur dalam Undang- Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Dalam Pasal 1 angka 64 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dijelaskan yang dimaksud dengan retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayarn atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Dalam ketentuan pada Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, dijelaskan bahwa Retribusi Daerah dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

a. Retribusi Jasa Umum.

(27)

26 b. Retribusi Jasa Usaha.

c. Retribusi Perizinan Tertentu.

Retribusi Jasa Umum Menurut Pasal 1 angka 66 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa retibusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis Retribusi Jasa Umum tersebut terdiri atas:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan Retribusi Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di puskesmas, Balai Pengobatan dan Rumah Sakit Umum Daerah. Retribusi Pelayanan Kesehatan ini tidak mancakup pelayanan pendaftaran.

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan meliputi pengambilan, pengangkutan, dan pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, industri, dan perdagangan, tidak termasuk pelayanan kebersihan jalan umum, taman dan ruang/tempat umum.

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil Kartu penduduk diterbitkan untuk jangka waktu 5 tahun. Akta catatan sipil meliputi akta kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing dan akta kematian.

(28)

27 d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat meliputi pelayanan

penguburan/pemakaman/pembakaran/pengabuan mayat dan sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerh.

e. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Pelayanan parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah.

f. Retribusi Pasar Pelayanan Pasar adalah fasilitas pasar tradisional/sederhana yang berupa pelataran/los yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor Pelayanan pengujian kendaraan bermotor adalah pelayanan pengujian bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran adalah pelayanan pemeriksaan dan atau pengujian oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam yang dimiliki dan atau digunakan masyarakat. i. Retribusi Pengganti Alat Cetak Peta Peta adalah peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

(29)

28 i. Retribusi Penyediaan dan/ atau Penyedotan Kakus Pelayanan penyediaan dan/ atau penyedotan kakus adalah pelayanan yang dimiliki dan/ atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta. k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair Pelayanan pengolahan limbah cair adalah pelayanan pengolahan limbah cair yang disediakan, dimiliki, dan/ atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD,dan pihak swasta serta pembuangan limbah cair secara langsung ke sungai, drainase, dan/ atau sarana pembuangan yang lainnya.

j. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang Pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya serta pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. m. Retribusi Pelayanan Pendidikan Pelayanan atas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

k. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Pelayanan atas pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.

Retribusi Jasa Usaha Menurut Pasal 1 angka 67 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dijelaskan bahwa Retribusi Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah yang menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh swasta. Menurut Pasal 127

(30)

29 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, Retribusi Jasa Usaha ini dibagi menjadi 11 (sebelas) jenis retribusi antara lain:

a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi kekayaan daerah antara lain pemakian tanah dan bangunan/pemakaian ruang pesta, pemakaian kendaraan, alat-alat berat milik daerah.

b. Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan Pasar dan atau pertokoan adalah pasar grosir berbagai jenis barang yang dikontrakkan, disediakan, diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

c. Retribusi Tempat Pelelangan Pelayanan penyediaan tempat khusus lelang ikan, ternak, hasil bumi dan hasil hutan yang disediakan di tempat pelelangan.

d. Retribusi Terminal Retribusi terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum. Tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, dengan ketentuan ini maka pelayanan peron tidak dipungut retribusi.

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir Pelayanan tempat khusus parkir adalah pelayanan penyediaan tempat parkir khusus disediakan, dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk di dalamnya disediakan dan dikelola oleh pihak swasta.

(31)

30 f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa Pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa milik daerah adalah pelayanan penyediaan tempat penginapan/ pesanggrahan/

villa yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta.

g. Retribusi Rumah Potong Hewan Pelayanan rumah potong hewan adalah pelayanan dan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan termasuk pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong yang disediakan, dmiliki, dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan Pelayanan kepelabuhan kapal adalah pelayanan jasa kepelabuhan temasuk fasilitas kepelabuhan lainnya di lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

i. Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga Pelayanan tempat rekreasi dan olahraga adalah tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang dimilki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

j. Retribusi Penyebrangan Di Air Pelayanan penyeberangan di atas air adalah pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di atas air yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

k. Retribusi Penjualan Hasil Produksi Usaha Daerah Penjualan hasil produksi usaha daerah adalah penjualan hasil produksi

(32)

31 usaha Pemerintah Daerah antara lain bibit tanaman, bibit ternak, Air Minum dan bibit ikan.

Retribusi Perizinan Tertentu Menurut Pasal 1 angka 68 Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dikemukakan bahwa Retribusi Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang/prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Menurut Pasal 141 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, dikemukakan jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu yang dikelompokkan sebagai berikut:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

b. Retribusi Izin tempat penjualan minuman beralkohol c. Retribusi Izin Gangguan .

d. Retribusi Izin Trayek

Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan No..2 Paragraf 22 Tahun 2005 tentang Realisasi Anggaran Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Karena retribusi merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah maka Retribusi diakui pada sat diterima pada rekening kas umum daerah.

(33)

32 Penghitungan Retribusi Didalam menghitung retribusi maka besarnya retribusi yang dibayar oleh orang pribadi atau badan tergantung jenis retribusi apa yang yang ia gunakan atau pakai. Dalam perhitungan retribusi, perhitungannya disesuaikan dengan jenis retribusi yang digunakan sesuai dengan tingkatan tarif yang berbeda, karena masingmasing retribusi memiliki tarif yang berbeda dan tingkatan yang berbeda. Cara perhitungan retribusi Besarnya retribusi daerah yang harus dibayar oleh orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa yang bersangkutan dihitung dari perkalian antara tarif retribusi dan tingkat penggunaan jasa dengan rumus berikut ini:

Retribusi Terutang = Tarif Retribusi x Tingkat Penggunaan Jasa.

Pelaporan Retribusi Pelaporan retribusi dilaporkan dalam Laporan Keuangan dan Peraturan yang mengatur secara umum tentang pelaporan terhadap retribusi terdapat dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 1 Paragraf 8 tentang Penyajian Laporan Keuangan (Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2005) menyatakan bahwa “Unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan”.

Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan menyediakan

(34)

33 informasi mengenai posisi sumber dayaekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintahan. Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun. Retribusi merupakan bagian dari Pendapatan Asli Daerah dan merupakan bagian dari pos Laporan keuangan dan disajikan dalam Laporan Keuangan Pemerintah. Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha

e. Pelayanan.

Menurut pandangan kita layanan adalah suatu tindakan sukarela dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan hanya sekedar membantu atau adanya permintaan kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya secara sukarela Pelayanan adalah aspek yang tidak bisa disepelehkan dalam persaingan bisnis manapun. Karena dengan pelayanan konsumen akan menilai kemudian menimbang apakah selanjutnya dia akan loyal kepada pemberi layanan tersebut. Hingga tak jarang para pebisnis memaksimalkan layanannya untuk menarik konsumen sebesarbesarnya. Maka dari itu, bila ingin menarik konsumen dengan sebanyakbanyaknya harus mengetahui arti dari layanan itu sendiri. Pengertian layanan atau pelayanan secara umum, menurut Purwadarminta adalah meneyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain.15 Sedangkan menurut Tjiptono definisi layanan adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang telah membeli produknya.16 Sedangkan menurut Barata bahwa suatu pelayanan akan

15 Purwadarminto, kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996),hlm 245 16 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi, Ed. I, Cet,III, 2004), hlm 94

(35)

34 terbentuk karena adanya proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan kepada pihak yang dilayani. 17 Ada beberapa ciri pelayanan yang baik yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan :

a. Memiliki karyawan yang profesional khususnya yang berhadapan langsung dengan pelanggan

b. Tersedianya sarana dan prasaranayang baik yang dapat menunjang kelancaran produk ke pelenggan secara cepat dan tepat.

c. Tersedianya ragam produk yang diinginkan. Dalam artian konsumen sekali berhenti dapat membeli beragam produk dengan kualitas produk dan pelayanan yang mereka inginkan

d. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan dari awal hingga selesai.

e. Mampu melayani secara cepat dan tepat, tentunya jika dibandingkan dengan pihak pesaing.

f. Mampu berkomunikasi dengan jelas, menyenangkan dan mampu menangkap keinginan dan kebutuhan pelanggan.

g. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi, terutama dalam hal keuangan.

h. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik tentang produk yang dijual dan pengetahuan umum lainnya

17 Atep Adya Barata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Cet. II, 2004),

(36)

35 i. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan, sehingga pelanggan merasa yakin dengan apa yang telah dilakukan perusahaan.18

f. Pelanggan (konsumen).

Sejauh ini terdapat berbagai macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, di antaranya sebagai berikut19 :

a) Perilaku konsumen (consumen behavior) adalah “aktivitas- aktivitas individe dalam pencarian, pengevaluasian, pemerolehan, pengonsumsi, dan penghentian pemakaian barang dan jasa”.

b) Perilaku konsumen adalah “studi mengenai proses-proses yang terjadi saat individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu”.

c) Perilaku konsumen adalah “studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan, serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat”

18 Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,Ed. I, Cet. I, 2005), hlm 15.

19 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang: Bayu Media, 2006), 273

(37)

36 Beberapa definisi diatas memiliki kemiripansatu sama lain, dimana domain perilaku konsumen adalah tingkah laku untuk memenuhi segala keinginannya dalam rangka untuk memuaskan kebutuhannya.. Dimensi Perilaku Konsumen Bila dilihat dari skemanya, dimensi perilaku konsumen meliputi tiga aspek utama, yakni tipe, perilaku dan peranan pelanggan :

1) Tipe pelanggan hal-hal sebagai berikut :

Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga, yaitu konsumen yang mealukan pembelian untuk kepentingan diri sendiori, keluarga atau keperluan hadiah bagi teman maupun saudara, tanpa ermaksut untuk memperjualbelikannya. Dengan kata lain pembelian dilakukan semata-mata untuk keperluan konsumsi sendiri Konsumen bisnis adalah jenis konsumen yang melakukan pembelian untuk keperluan pemrosesan lebih lanjut, kemudian dijual(produsen); disewakan kepada pihak lain;

dijual kepada pihak lain(pedagang); dll. Dengan demikian, tipe konsumen ini meliputi organisasibisnis maupun organisasi nitlaba.

2) Peranan konsumen terdiri atas hal-hal sebagai berikut User adalah orang yang benar-benar (secara aktual) mengonsumsi atau menggunakan produk atau mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli Prayer adalah orang yang

(38)

37 mendanai atau membiayai pembelian. Buyer adalah orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk dari pasar 3) Perilaku pelanggan, terdiri atas : Aktivitas mental, seperti

menilai kesesuaian merek produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pengalaman aktual dari konsumsi produk/jasa

Aktivitas fisik, meliputi mengunjingi toko, membaca panduan konsumen atau katalog, berinteraksi dengan wiraniaga, dan memesan produk. Empat Tipe Perilaku Konsumen Perilaku konsumen yang dilihat dari cara pembeliannya dapat dikelompokkan kedalam empat tipe yaitu :

1) Complex Decision Making Konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan (timbul kebutuhan mencari informasi dan mengevaluasi merek serta memutuskan pembelian) dan dalam pembeliannya memerlukan keterlibatan tinggi.

2) Brand Loyalty Perilaku konsumen yang melakukan pembelian terhadap satu merek tertetntu secara berulang- ulang dan konsumen mempunyai keterlibatan tinggi dalam proses pembeliannya. Perilaku konsumen seperti itu menghasilkan tipe perilaku konsumen yang koyal terhadap merek.

3) Limited Decision Making Perilaku konsumen yang melakukan pembelianyya dengan pembuatan keputusan,

(39)

38 dan pada proses pemnbelianyya konsumen merasa kurang terlibat.

Perilaku konsumen yang dalam pembelian atas suatu merek produk bersdasarkan kebiasaan, dan pada saat melakukan pembelian, konsumen merasa kurang terlibat. Inertia merupakan perilaku konsumen yang berulang kali dilakukan, tetapi sebenarnya konsumen tidak loyal karena mudah mengubah pilihan mereknya jika ada stimulus.

20

g. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yang tertuang dalam pasal 1 butir 13 undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, Pendapatan asli daerah adalah hak pemerintah daerah yang di akui sebagai penambah nilai kekayaan yang bersih. Dalam Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang di maksud dengan Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagaimana penambahan nilai kekayaan bersih dalam priode tahun anggaran yang bersangkutan.

Sementara dalam Pasal 1 butir 17 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah menentukan bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang di peroleh daerah yang di pungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan ketentuan pasal 6 Undang-Undang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan 5 Pasal 1 Butir 13 Undang-Undang No

20 Sutisna, Perilaku Konsumen Komunikasi Pemasaran ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm 48

(40)

39 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 6 Pasal 1 butir 15 Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1 butir 17 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Pusat dan Daerah, Pendapatan Asli Daerah dapat di peroleh melalui sumbersumber dana yang di dapat dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil pengelolahan kekayaan daerah yang dipisahkan. Sumber-sumber pendapatan tersebut diharapkan menjadi sumber pembiyaan penyelenggaraan dan pembangunan untuk meningkatkan dan memeratkan kesejahteraan rakyat.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber dana pembiayaan pembangunan daerah pada kenyataannya belum cukup memberikan sumbangan bagi pertumbuhan daerah, hal ini mengharuskan pemerintah daerah menggali dan meningkatkan pendapatan daerah terutama sumber pendapatan asli daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi Daerah, basil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalampelaksanaan otonomi daerah sebagai mewujudan asas desentralisasi. (Penjelasan UU No. 33 Tahun 2004). Dalam upaya memperbesar peran pemerintah daerah dalam pembangunan, pemerintah daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasionah rumah tangganya. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa pendapatan daerah tidak dapat

(41)

40 dipisahkan dengan belanja daerah, karena adanya saling terkait dan merupakan satu alokasi anggaran yang disusun dan dibuat untuk melancarkan roda pemerintahan daerah. Ketentuan Pasal 6 Undang- Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah Adanya hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan Kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, merupakan satu upaya untuk meningkatkan peran pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi daerahnya dengan mengelola sumber-sumber pendapatan daerah secara efisien dan efektif khususnya Pendapatan asli daerah sendiri.

Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 yaitu :

1. Pendapatan asli daerah (PAD) yang terdiri dari :

a. Hasil pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak daerah sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah daerah yang hasilnya digunakan untu pengeluaran umum yang balas jasanya tidak langsung diberikan sedang pelaksanannya bisa dapat dipaksakan.

b. Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan. Retribusi daerah mempunyai sifat-

(42)

41 sifat yaitu pelaksanaannya bersifat ekonomis, ada imbalan langsung walau harus memenuhi persyaratan-persyaratan formil dan materiil, tetapi ada alternatif untuk mau tidak membayar, merupakan pungutan 9Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Pasal 10 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah yang sifatnya budgetetairnya tidak menonjol, dalam hal-hal tertentu retribusi daerah adalah pengembalian biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan anggota masyarakat.

c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang dipisahkan, sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan dareah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah pendapatan daerah, member jasa, menyelenggarakan kemamfaatan umum, dan memperkembangkan perekonomian daerah.

d. Lain-lain pendapatan daerah yang sah ialah pendapatan- pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak

(43)

42 daerah, retribusli daerah, pendapatan dinas-dinas. Lain- lain usaha daerah yang sah mempunyai sifat yang pembuka bagi pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegitan tersebut bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memantapkan suatu kebijakan daerah disuatu bidang tertentu.

2. Retribusi daerah sebagai pembayaran atas jasa atau peberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

3. Dana perimbangan diperoleh melalui bagian pendapatan daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan baik dari pedesaan, perkotaan, pertambangan sumber daya alam dan serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.

4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan daerah dari sumber lain misalnya sumbangan pihak ketiga kepada daerah yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

B. KAJIAN TERHADAP ASAS/PRINSIP YANG TERKAIT DENGAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH.

(44)

43 Dalam upaya membentuk Perusahaan Daerah yang diarahkan untuk meleksanakan penyelenggaraan penyediaan air bersih bagi masyarakat dan sebagai lembaga atau institusi yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), maka asas yang digunakan sebagai dasar dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Air Minum adalah :

a) Asas Kelestarian.

Asas kelestarian mengandung pengertian bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) diselenggarakan dengan cara menjaga kelestarian mber daya air minum secara berkelanjutan.

b) Asas Keseimbangan.

Asas keseimbangan mengandung pengertian keseimbangan antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup dan fungsi ekonomi terutama dalam memberikan akses kemudahan pada masyarakat golongan rendah (miskin).

c) Asas Kemanfaatan Umum.

Asas kemanfaatan umum mengandung pengertian bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilaksanakan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan umum secara efektif dan efisien.

d) Asas Keterpaduan.

Asas Keterpaduan mengandung pengertian dilakukan bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan secara terpadu

(45)

44 untuk berbagai kepentingan dengan memperhatikan sifat air yang dinamis.

e) Asas Keseraisan.

Asas keserasian mengandung pengertian bahwa dalam pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) harus dilaksanakan secara serasi antara pemanfaatan air dan perlindungan lingkungan agar pemnafaatan air untuk kemanfaatan masyarakat tidak membawa dampak yang merusakan lingkungan.

f) Asas Keberlanjutan.

Asas Keberlanjutan mengandung pengertian bahwa pelaksanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) harus dilaksanakan secara keberlanjutan atau berkesinambungan untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

g) Asas Keadilan.

Asas Keadilan mengandung pengertian bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan secara merata keseluruh lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang berhak memperoleh kesempatan yang sama untuk berperan dan menikmati hasilnya secara nyata.

h) Asas Kemandirian.

Asas Kemandirian mengandung pengertian bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan dengan memperhatikan kemampuan dan keunggulan sumberdaya daerah setempat, dan

(46)

45 tidak dapat dipengaruhi pihak manapun sehingga dapat melaksanakan sepenuhnya amanta pemberian pelayanan kepada masyarakat.

i) Asas Transparansi.

Asas Transparansi mengandung pengertian bahwa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilaksanakan secara transparan dan tebuka sehingga semua pihak termasuk masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap pengelolaan dan penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

j) Asas Akuntabilitas.

Asas Akuntabilitas mengandung pengertian bahwa penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilaksanakan secara bertanggung jawab, baik pertanggungjawaban secara operasional maupun tanggung jawab dalam arti pemberian pelayanan yang sepenuhnya kepada masyarakat.

Asas-asas ini diharapkan menjadi dasar yang akan mewarnai setiap pembentukan norma dalam Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Air Minum.

C. KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENYELENGGARAAN, KONDISI YANG ADA, SERTA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT.

Penyediaan air bersih bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari dari masyarakat merupakan tanggungjawab dari

(47)

46 pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan di daerah.

Tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar masayarakat yang salah satunya berkaitan dengan pemenuhan air bersih.

Dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan diuraikan mengenai bidang urusan yang dimaksud dalam pasal 11:

Pasal 12

(1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi:

a. pendidikan;

b. kesehatan;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang;

d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan f. sosial.

(2) Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi:

a. tenaga kerja;

b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

c. pangan;

d. pertanahan;

e. lingkungan hidup;

Gambar

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Bolaang  Mongondow Utara

Referensi

Dokumen terkait

Kristalisasi senyawa dalam larutan langsung pada permukaan transfer panas dimana kerak terbentuk memerlukan tiga faktor simultan yaitu konsentrasi lewat jenuh

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengusaha kultur jaringan tumbuhan untuk menangani kendala-kendala yang dihadapi selama menjalani usahanya sehingga ada

Berdasarkan hasil simulasi pada enam kombinasi virus dengue, PSO dapat menemukan parameter SPA yang optimal secara pendekatan. Parameter SPA yang optimal juga

Pada orientasi serapan sinar dari sampel yang direaksikan dengan DPPH, pada orientasi pertama yaitu 0,503 g serbuk daging buah pepaya tua dalam 5 mL etanol

Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan sistem ini dapat memberikan hasil diagnosa sesuai data acuan, dengan mencari alternatif suatu penyakit yang rnerniliki

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya nilai menulis teks iklan pada siswa sekolah menengah pertama, hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara terhadap guru Bahasa

Oleh karena itu, perilaku seksual yang hadir di tengah kehidupan napi demikian merupakan realitas sosial yang menarik untuk dilihat, karena, pertama, pada

proses pembuatan dan pengolahan data masih manual sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahan penulisan,keterlambatan karena proses pencatatan,pencarian dan pembuatan laporan