• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media dalam Bahasa Latin adalah medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media dalam Bahasa Latin adalah medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media dalam Bahasa Latin adalah medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, dan pengantar (Ratna Sari, 2019). Sedangkan dalam Bahasa Arab media memiliki arti perantara pesan antara pengirim dan penerima. Media pembelajaran merupakan segala hal yang digunakan untuk menyalurkan pesan, dalam konteks ini pesan yang dimaksud adalah materi pebelajaran, sehingga dapat memancing perhatian, minat, fikiran dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sariastuti, 2019).

Komunikasi diantara guru dan peserta didik tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa adanya bantuan media (Sariastuti, 2019) maka dari itu media disebut juga sebagai perantara penyampai penyampai pesan pembelajaran. Media pembelajaran menjadi salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran, serta dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik juga (Bagaskoro, 2019).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru menyampaikan pesan atau materi pembelajaran kepada peserta didik. Dimana media tersebut juga dapat menumbuhkan motivasi dan perhatian peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar sehingga hasil belajar juga ikut meningkat.

(2)

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat yang dapat meningkatkan daya tarik dari suatu materi serta perhatian peserta didik (Sariastuti, 2019). Fungsi media dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai alat untuk memperjelas materi pembelajaran yang ingin disampaikan oleh guru, sumber belajar bagi peserta didik, serta mengangkat masalah sehingga dapat dianalisis dan dicari solusinya (Bagaskoro, 2019).

Ada enam fungsi utama media dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu : (1) membuat pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas; (2) mengatasi terbatasnya ruang, waktu, tenaga dan indera; (3) menciptakan motivasi peserta didik untuk belajar; (4) membuat peserta didik belajar dengan mandiri karena berinteraksi secara langsung dengan sumber belajar; (5) membuat persepsi peserta didik menjadi sama rata; (6) memicu minat, perhatian, pikiran dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar (Bagaskoro, 2019).

Dapat disimpulkan fungsi dari media pembelajaran adalah memfasilitasi peserta didik dalam proses kagiatan belajar mengajar untuk mendapatkan pembelajaran yang bermakna dan efektif, meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Fungsi lainnya yaitu mengurangi keterbatasan ruang, waktu, tenaga serta indera. Media juga dapat membuat persepsi yang diterima oleh peserta didik menjadi sama rata. Berkaitan dengan penelitian ini, media pembelajaran video animasi muatan matematika materi operasi bilangan bulat berfungsi untuk memperjelas penyampaian materi tersebut, membuat pemahaman peserta didik sama, dan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

(3)

c. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki delapan manfaat umum, diantaranya : (1) membuat materi pembelajaran yang diterima peserta didik menjadi sama atau seragam; (2) membuat pembelajaran lebih jelas dan menarik; (3) kegiatan belajar mengajar lebih interaktif; (4) menghemat waktu dan tenaga; (5) meningkatkan hasil belajar; (6) dapat digunakan kapan saja dan dimana saja; (7) menciptakan sikap positif dalam proses pembelajaran dan materi belajar;

(8) meningkatkan peran guru menjadi lebih produktif (Sariastuti, 2019).

Manfaat media dalam proses pembelajaran yaitu : (1) pembelajaran akan menjadi lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi peserta didik; (2) materi belajar akan lebih jelas dan bermakna membuat peserta didik lebih memahami dan menguasai pembelajaran dengan baik; (3) metode belajar lebih bervariasi, tidak hanya melalui verbal antara guru dan peserta didik sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga; (4) peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, dan lain sebagainya, tidak hanya mendengarkan guru menjelaskan; (5) sebagai variasi penjelasan verbal guru dalam memperjelas materi ajar; (6) alat untuk menciptakan persoalan sehingga peserta didik memiliki topik untuk dikaji dan dipecahkan, minimal guru dapat menggunakan media sebagai sumber pertanyaan untuk menstimulasi peserta didik diawal pembelajaran; (7) sumber belajar bagi peserta didik, dalam hal ini media berisi bahan-bahan yang akan dipelajari peserta didik secara individu maupun kelompok (Hasanah, 2017).

Kegunaan lain dari media pendidikan dalam proses kegiatan belajar mengajar memiliki manfaat sebagai berikut : (1) membuat penyajian pesan atau materi menjadi tidak terlalu verbalistis; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan indera; (3) kejadian dimasa lalu dapat disajikan kembali dengan media gambar, video, film dan sejenisnya; (4) penggunaan media yang tepat dapat mengatasi sikap pasif peserta didik (Hasanah, 2017).

(4)

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat dimaknai manfaat media belajar sangatlah besar dalam kegiatan belajar mengajar. Manfaat tersebut adalah membuat pembelajaran lebih variatif, tidak terlalu verbalistis, proses kegiatan belajar mengajar lebih interkatif, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan indera, membuat peserta didik lebih mendiri karena mendapat pengalaman secara langsung sehingga pembelajaran juga akan lebih bermakna bagi pesertra didik.

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media belajar dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu : (1) media visual, hanya mengandalkan indera penglihatan saja, memiliki ketersediaan dan aksebilitas yang mudah; (2) media audio, hanya mengandalkan indera pendengaran dalam proses pelaksanaannya; (3) media audio visual, melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus dalam satu waktu kegiatan belajar mengajar; (4) multimedia, melibatkan beberapa peralatan sekaligus dalam proses pembelajaran. Multimedia menggunakan indera penglihatan dengan teks, visual diam dan visual gerak. Menggunakan indera pendengaran dengan audio seperti musik atau lagu dan pengisian suara, serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi informasi (Sariastuti, 2019).

Jenis media berdasarkan perkembangan teknologi dibagi menjadi empat jenis, antara lain : (1) media hasil teknologi cetak seperti buku dan materi visual yang melalui percetakan fotografis; (2) media hasil audio-visual, penyampaian pesan atau materinya melalui mesin- mesin elektronik; (3) media hasil teknologi komputer, penyampaian pesan atau materi berbasis mikro-proseror; (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, menggabungkan beberapa bentuk media dengan menggunakan komputer (Hasanah, 2017).

Media yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut : (1) media grafis atau biasa juga disebut dengan media dua dimensi, memiliki panjang dan lebar seperti foto, poster, kartun, komik dan sejenisnya; (2) media tiga dimensi

(5)

seperti model susun, model penampang, diorama dan lain lain; (3) media proyeksi seperti film, slide dan lainnya; (4) menggunakan media sebagai media pembelajaran (Hasanah, 2017).

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, jenis-jenis media pembelajaran sangatlah beragam. Beberapa jenis media adalah visual, audio, audio visual, multimedia dan lain sebagainya. Adapun media yang akan dikembangkan oleh peneliti termasuk pada media audio visual karena berbentuk video animasi yang dimana didalamnya terdapat teks, gambar bergerak, dan audio dalam satu media.

2. Video Animasi

Media video termasuk pada media audio visual yang menggunakan unsur gambar dan suara secara bersamaan dalam menyampaikan pesan (Lukman, dkk, 2019). Video dapat memudahkan peserta didik dalam memahami materi karena menggunakan dua indera sekaligus. Media ini dianggap efektif karena membahas materi dengan tuntas dan langsung kehadapan peserta didik (Agustien, dkk, 2018).

Animasi merupakan tampilan yang disusun dengan menggabungkan teks, gambar dan suara dalam aktifitas gerakan (Widjayanti, dkk, 2019). Media pembelajaran animasi berisi kumpulan gambar yang bergerak dan dilengkapi audio sehingga berkesan hidup, didalamnya terdapat pesan-pesan pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik (Prasetyo dan Baehaqie, 2017). Beberapa kelebihan animasi sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) meningkatkan keterampilan, interaktivitas dan motivasi peserta didik; (2) merangsang respon peserta didik menjadi lebih cepat; (3) dapat lebih menarik perhatian peserta didik; (4) mudah digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar (Widjayanti, 2019).

Penggunaan video animasi sebagai media pembelajaran membuat peserta didik lebih termotivasi untuk memahami materi karena adanya gambar, animasi, dan narasi penjelas didalamnya (Farindhni, 2018).

Membuat media video animasi harus melakukan tahap desain atau perencanaan, dimana dalam tahap ini dibuat naskah sebelum video animasi dibuat secara utuh. Naskah video animasi

(6)

dapat disebut juga dengan storyboard, fungsinya yakni sebagai patokan atau acuan yang didalamnya berisi gambaran kasar media pembelajaran yang akan dibuat yaitu mulai dari pengenalan hingga evaluasi (Ditama, 2015).

Berdasarkan beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa media video animasi adalah media pembelajaran yang tergolong dalam media audio visual karena mengandalkan dua indera, yaitu indera penglihatan dan pendengaran. Video animasi dinggap efektif sebagai media pembelajaran karena dapat menarik perhatian peserta didik, menghemat waktu dan tenaga, memberikan pengalaman langsung dan tuntas kepada peserta didik sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna.

3. Bilangan Bulat

a. Konsep Bilangan Bulat

Bilangan yang terletak di sebelah kanan 0 disebut dengan bilangan bulat positif, sedangkan bilangan yang terletak di sebelah kiri 0 disebut dengan bilangan bulat negatif. Jadi bilangan bulat ada tiga, yakni bilangan bulat negatif, 0, dan bilangan bulat positif (Dewi, 2013).

Penjelasan mengenai bilangan bulat dapat dilihat dari garis bilangan berikut :

| | | | | | | | | |

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Misalkan α adalah bilangan bulat, jika α ≥ 0 maka α dikatakan positif, namun jika α ≤ 0 maka α dikatakan negatif. 1,2,3,4,5 dan seterusnya merupakan bilangan bulat positif. -1,-2,-3,- 4,-5 dan seterusnya merupakan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, 0, dan bilangan bulat negatif (Dewi, 2013).

Bilanga n nol

Bilangan bulat positif Bilangan bulat negatif

(7)

Beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, 0, dan bilangan bulat negatif. Dimana bilangan bulat positif berada di sebelah kanan 0 dan bilangan bulat negatif berada di sebelah kiri 0. bilangan bulat positif lebih besar dari 0 dan bilangan bulat negatif lebih kecil nilainya dari 0.

b. Operasi Hitung Bilangan Bulat

Ada empat operasi hitung dalam bilangan bulat, yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian (Directory UMM, 2011). Setiap operasi bilangan bulat memiliki sifat- sifat didalamnya, berikut operasi bilangan bulat beserta sifat-sifatnya :

1) Penjumlahan dan Sifat-sifatnya a) Sifat Asosiatif

Rumus : (a + b) + c = a + (b + c) Contoh : (5 + 3) + 4 = 5 + (3 + 4) = 12 b) Sifat Komutatif

Rumus : a + b = b + a Contoh : 7 + 2 = 2 + 7 = 9

c) Unsur Identitas terhadap Penjumlahan

Bilangan nol (0) disebut unsur identitas atau netral terhadap penjumlahan.

Rumus : a + 0 = 0 + a Contoh : 6 + 0 = 0 + 6 = 6

d) Unsur Invers terhadap Penjumlahan

Invers jumlah maksudnya adalah lawan, contohnya invers jumlah dari a adalah -a dan invers jumlah dari -a adalah a.

Rumus : a + (-a) = (-a) + a Contoh : 5 + (-5) = (-5) + 5 = 0

(8)

e) Bersifat Tertutup

Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga.

Misalkan a dan b adalah bilangan bulat maka a+ b = c dimana c juga merupakan bilangan bulat.

Contoh : 4 + 5 = 9 ; 4, 5 dan 9 merupakan bilangan bulat.

2) Pengurangan dan Sifat-sifatnya a) Untuk semua bilangan bulat berlaku : a - b = a + (-b)

a - (-b) = a + b

Contoh : 8 - 5 = 8 + (-5) = 3 7 - (-4) = 7 + 4 = 11

b) Sifat komutatif dan sifat asosiatif tidak berlaku a - b ≠ b - a

(a - b) - c ≠ a - (b - c) Contoh :

7 - 3 ≠ 3 - 7 → 4 ≠ -4

(9 - 4) - 3 ≠ 9 - (4 - 3) → 2 ≠ 8 c) Pengurangan bilangan nol (0) a - 0 = a dan 0 - a = -a

d) Bersifat tertutup

Pengurangan bilangan bulat bersifat tertutup apabila dua buah bilangan bulat dikurangi, hasilnya bilangan bulat juga. Misalkan a dan b adalah bilangan bulat, maka a - b = c dimana c adalah bilangan bilangan juga.

Contoh : 7 - 8 = -1; 7, 8 dan -1 merupakan bilangan bulat.

(9)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

No. Nama Peneliti Tahun Hasil Penelitian

1. Duwi Arista Ismawati 2016

Media pembelajaran video animasi matematika, penggunaan video animasi meningkatkan hasil belajar peserta didik, serta berpengaruh positif pada mata pelajaran matematika.

2. Tutik Sulistiyowati 2018

Media pembelajaran video animasi pembentukan tanah, peningkatan hasil belajar peserta didik, berpengaruh secara signifikan pada hasil posttest menandakan bahwa memiliki pengaruh positif dan membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik.

3. Meli Ratna Sari 2019

Media pembelajaran film animasi matematika materi limas dan prisma, penggunaan video animasi yang memberi pengaruh signifikan dalam peningkatan hasi belajar peserta didik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Duwi Arista pada tahun 2016 adalah menghasilkan media pembelajaran berupa video animasi dan pada mata pelajaran matematika.

Perbedaannya adalah pada penelitian ini berisi materi tentang operasi bilangan bulat dengan subjek penelitian peserta didik kelas VI SD dan pada penelitian Duwi materi yang dibahas adalah hubungan antar sudut dengan subjek penelitian peserta didik kelas VII SMP.

Persamaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan Tuti Sulistiyowati adalah menghasilkan video animasi. Perbedaannya adalah penelitian ini membahas materi matematika operasi bilangan bulat untuk kelas VI SD sedangkan peneliti Tuti membahas tentang pembentukan tanah pada mata pelajaran IPA untuk peserta didik kelas V SD, dan penelitian Tuti menggunakan pretest dan posttest sebagai alat ukur keberhasilan penelitian sedangkan penelitian ini tidak menggunakan pretest dan posttest.

(10)

Penelitian yang dilaksanakan Meli Ratna Sari memiliki persamaan dengan penelitian dan pengembangan ini, yaitu menghasilkan video animasi matematika. Perbedaannya, peneliti Meli mengangkat materi limas dan prisma dengan subjek penelitian pesertda didik kelas VIII SMP sedangkan penelitian ini membahas materi tentang operasi bilangan bulat dengan subjek penelitian peserta didik kelas VI SD, dan menggunakan pretest dan posttest sebagai alat ukur keberhasilan sedangkan penelitian ini tidak menggunakan pretest dan posttest.

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir atau kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang teori yang berhubungan dengan faktor yang sudah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Hasanah, 2017). Kerangka pikir penelitian ini adalah pemahaman peserta didik kelas VI SD yang belum maksimal dan menunjukkan hasil yang belum memuaskan dalam materi operasi bilangan bulat pada muatan matematika. Peserta didik merasa kesulitan memahami materi operasi bilangan bulat karena kurang bisa merealisasikan konsep operasi bilangan bulat yang abstrak, hal ini disebabkan oleh kurangnya media pembelajaran yang membuat guru merasa kesulitan dalam menjelaskan meteri operasi bilangan bulat.

Sehubungan dengan kesulitan peserta didik dan guru, peneliti akan mengembangkan media video animasi yang mengandung materi operasi bilangan bulat. Dengan menggunakan media video animasi ini, peserta didik akan lebih mudah memahami materi karena penjelasan dalam video animasi lebih real dan melibatkan peserta didik secara langsung.

(11)

Bagan Kerangka Pikir Kondisi Ideal

1. Adanya media pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.

2. Terdapat media pembelajaran yang efektif dan meningkatkan motivasi peserta didik.

Kondisi Faktual

1. Peserta didik kesulitan dan sedikit lambat dalam memahami materi.

2. Guru sulit menentukan media yang sesuai dengan materi bilangan bulat selain garis bilangan.

Analisis Kebutuhan

Peserta didik merasa kesulitan dan lambat dalam memahami materi bilangan bulat terutama pada sub bab operasi bilangan bulat, serta guru yang sulit menentukan

media yang tepat selain garis bilangan.

Model Pengembangan

Model penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Lee and Owens yang terdiri dari tahap yakni Analysis (Need Analysis dan front end

analysis), Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi 2. Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi

Instrumen Penelitian 1. Lembar observasi 2. Lembar pertanyaan wawancara

3. Angket 4. Dokumentasi

Teknik Analisis Data 1. Kualitatif (kritik dan saran)

2. Kuantitatif (angket penilaian dan respon peserta didik)

Hasil yang diharapkan

Media pembelajaran video animasi matematika materi operasi bilangan bulat.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan pada RSUD Gemolong Kabupaten Sragen perlu adanya Pola Tarif tentang Retribusi

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif dan signikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menemukan

(1993.) koji su dobijeni u eksperimentalnim grupama i placebo grupi su u saglasju sa rezultatima analognih grupa iz ovog istraživanja za smanjenje dubine

 ada daerah daerah &y &yoming' oming' (merika. Metodologi Metodologi yang yang digunakan digunakan dalam dalam embuatan embuatan aer aer ini

YANUAR AMNUR, S.SOS ALEXANDER INDRA LUKMAN, S.SOS ARTERIA DAHLAN, ST, SH HJ. RANELY RAFKI MARLON, SH, SE, MBA ARNI DASRIANTI, A.MD AFWAN MAKSUM,

AlMgSi 1 memiliki ketahanan lelah yang lebih tinggi pada daerah elastis, tetapi dengan derajat regangan yang tinggi sehingga timbul regangan plastis, kekuatan lelah siklus rendah

Namun jika barang itu berubah, hilang, terjual, berupa makanan yang telah dikonsumsi, atau kain yang telah dijahit menjadi baju, maka tidak boleh diambil kembali, baik dalam