• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan pertumbuhan organisasi bisnis tak lepas dari pengaruh perubahan internal dan eksternal lingkungan. Rumah sakit di Indonesia saat ini dalam putaran perubahan tersebut. Jumlah rumah sakit dari tahun ke tahun makin meningkat, sehingga di era kompetisi ini sumberdaya sebuah rumah sakit dituntut unggul dan berdaya saing tinggi. Data jumlah rumah sakit yang diambil dari data Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2008 terdapat 1. 320 rumah sakit, lima tahun sebelumnya tahun 2003 sebanyak 1234 atau hingga tahun 2008 bertambah sejumlah 86 rumah sakit. Dari 1. 320 rumah sakit tahun 2008 ini 657 diantaranya adalah milik swasta, separuh lainnya milik pemerintah, rumah sakit TNI, POLRI, RS kabupaten/provinsi/kotamadya atau Departemen Kesehatan Pusat dan BUMN (Depkes, 2009). Sedangkan data dari Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI terbaru per Juni 2013, menunjukkan rumah sakit di Indonesia berjumlah 2. 141 rumah sakit. Terdapat kenaikan 821 rumah sakit dari angka tahun 2008, yang terdiri dari 1. 312 rumah sakit swasta murni dan 829 rumah sakit pemerintah dan lainnya. Jika kita bandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2003-2008, periode tahun 2008-2013 terdapat penambahan 821 rumah sakit (atau lebih banyak 735 rumah sakit dari 5 tahun sebelumnya, yang hanya sebesar 86 rumah sakit baru).

Pengelola rumah sakit menyadari peningkatan jumlah rumah sakit, berarti kompetisi juga makin tinggi agar suatu rumah sakit menjadi pilihan utama masyarakat . Di Kabupaten Karawang hingga saat ini sudah terdapat lebih dari dua puluh (20) rumah sakit. Dan di masa yang akan datang dengan perkembangan industri kea rah timur Jakarta dan kepadatan penduduk yang makin meningkat, bertambah pula unit pelayanan kesehatannya. Seiring perkembangan tersebut, regulasi pemerintah atas rumah sakit juga makin ketat. Ketentuan perijinan yang terbaru mulai pada tahun 2012, rumah sakit diwajibkan melakukan assessment guna mendapatkan akreditasi internasional standar Joint International Commission sebagai syarat diperkenankan operasional pelayanan sebuah rumah

(2)

sakit. Pelayanan profesional customer care oriented atau market care herus diiringi dengan patient safety program yang melibatkan semua unsur rumah sakit dan lingkungannya. Dengan demikian bagaimana citra rumah sakit, sikap,

fasilitas, kemampuan memberikan nilai lebih (value added), kemampuan

mengakomodir pelayanan yang diminati dan dibutuhkan masyarakat (market) menjadi faktor penentu dipilihnya sebuah rumah sakit diantara rumah sakit yang lainnya. Apabila di rangkum, tantangan organisasi usaha era saat ini antara lain:

1. Perlunya institusi melakukan perubahan perilaku budaya kerja untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas, secara efektif dan efisien. Pengelolaan perubahan budaya dan strategi manajemen yang memunculkan institusi dengan keunggulan bersaing (High Performance Organization).

2. Optimalisasi pemberdayaan segenap sumber daya.

3. Upaya mempertinggi loyalitas dan mempertinggi tingkat kesetiawanan , yang

merupakan potensi pengikat tak ternilai organisasi

4. Era globalisasi perusahaan menghilangkan batas geografis dan waktu ke

seluruh dunia. Oleh karemya penguasaan sistem teknologi informasi suatu keharusan agar proses usaha, pemasaran, keragaman produk dan kegiatan organisasi, efektif efisien. .

5. Tantangan dari situasi faktor internal dan eksternal yang berkembang cepat, membawa keragaman budaya dalam organisasi. Suatu budaya baru dalam organisasi yang menjadi acuan, diperlukan menghadapi perubahan cepat dunia usaha, dimana hasil usaha jasa atau produk dapat semakin memenangkan konsumen lokal namun bertindak dengan pengakuan standar global.

6. Munculnya rumah sakit dengan jarak yang berdekatan, kebutuhan nilai lebih produk layanan, yang menjadi ciri khas organisasi.

7. Tuntutan kualitas jasa pelayanan, produk, dan layanan purna rawat. 8. Tuntutan dalam beretika bisnis.

9. Pengelolaan rumah sakit dengan sistem manajerial yang adaptif dan inovatif,

dan kepemimpinan yang partisipatif, serta melalui fungsi actuating

(3)

ditengarai mampu menghantarkan organisasi memiliki performa atau capaian organisasi yang tinggi (High Performed Organization).

Keberhasilan organisasi bertahan pada tiap situasi, sekaligus berupaya mencapai visi misi memerlukan strategi dan inovasi guna melampaui tantangan kondisi eksternal dan hambatan internal yang ada. Agar organisasi bergerak secara progresif maka strategi pengelolaan budaya organisasi

diperlukan. Cameron & Quinn peneliti budaya organisasi, meyakini

keberhasilan perubahan budaya organisasijika dilakukan secara kelompok atau

melalui organisasi, dibandingkan melalui individu. Instrument analisis

perubahan budaya dari Cameron & Quinn, meneliti bagaimana tipe budaya organisasi yang ada saat ini dan tipe budaya organisasi yang diinginkan. Instruments atau tools ini diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan strategik manajemen, yang secara internal bertujuan optimalisasi potensi organisasi dan sebagai alat pemersatu maupun alat pengendalian organisasi, juga menghasilkan organisasi yang kuat dalam ciri dan karakteristiknya sehingga optimalisasinya akan memenangkan persaingan saat ini dan di masa yang akan datang melalui budaya organisasi performa tinggi (High Perform Organization).

Budaya organisasi Rumah Sakit Puri Asih ini telah terbentuk dalam termanifestasi bentuk artefak-artefak bangunan, peraturan, ritual kebersamaan, seragam, nilai-nilai dalam interaksi dan kebiasaan bersama yang dilakukan dan nilai-nilai informal yang menjadi komitmen bersama. Lebih lanjut mengingat tantangan eksternal organisasi rumah sakit saat ini perlu daya tahan organisasi, maka peningkatan kinerja organisasi sangat dibutuhkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kotter dan Hesket (Kotter dan Hesket, 1992), budaya organisasi yang kuat dapat berkorelasi positif terhadap peningkatan kinerja atau keunggulan organisasi dalam kurun waktu yang panjang. Suatu telaah akurat atas tipe budaya organisasi saat ini dan mendatang sangat dibutuhkan, guna merumuskan dasar penyusunan strategi organisasi secara tepat sesuai ciri atau karakter budaya organisasi tersebut.

(4)

B. Perumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas diididentifikasi suatu rumusan masalah penelitian, bagaimana profil budaya organisasi yang ada saat ini dan yang diinginkan di RS Puri Asih Karawang, baik secara menyeluruh maupun dalam dua sub organisasi, tingkat manajerial maupun fungsional, yang selanjutnya akan dijadikan dasar penyusunan strategi kebijakan perubahan budaya organisasi yang diinginkan serta menghasilkan budaya organisasi yang memiliki performa tinggi (High Perform Organization).

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi dan memahami tipe budaya organisasi RS Puri Asih pada saat ini dan yang diinginkan di kemudian hari.

2. Mengidentifikasi dan memahami tipe budaya organisasi yang terdapat di tingkat manajerial dan pelaksana fungsional RS Puri Asih pada saat ini dan yang diinginkan di kemudian hari.

3. Membuat usulan strategi perubahan budaya organisasi menuju tipe budaya

yang diinginkan dan memiliki performa organisasi yang tinggi (High Perform

Organization).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan di bidang budaya organisasi, karena penelitian yang dilakukan ini:

1. Konfirmasi teori, yang dapat memperkuat atau menyanggah teori yang ada sebagai bahan pertimbangan penelitian selanjutnya

2. Konfirmasi teknis operasional metode penelitian dengan alat OCAI

a. Penelitian ini sebagai konfirmasi dapat dilakukannya pembandingan hasil analisis saat ini dan yang diharapkan antar berbagai tipe budaya organisasi.

b. Dengan diketahuinya tipe budaya organisasi, dapat menjadi landasan arah strategi kebijakan organisasi

(5)

c. Sebagai dasar pengambilan langkah perubahan RS Puri Asih memperoleh budaya organisasi yang cocok dan mampu menumbuhkan kinerja tinggi bagi stake-holdernya.

d. Sebagai masukan arah pola pemberdayaan organisasi, juga pelaksana fungsional dan manjerial sebagai dua pilar utama keberlangsungan proses usaha RS Puri Asih saat ini dan di masa yang akan datang.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian profil budaya organisasi dilakukan Alifiery Leda Kio tahun 2011 meneliti Budaya Organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, menggunakan dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif berdasarkan Teori Cameron dan Quinn. Dengan kesimpulan budaya organisasi di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang adalah budaya Klan, dan budaya yang diinginkan penguatan dari budaya Klan, diharapkan penulis karyawan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan sehingga menumbuhkan komitmen pada organisasi menuju tercapainya tujuan visi misi organisasi.

Penelitian sejenis lainnya dilakukan oleh Rike Leyla Qodriani tahun 2007 yang berjudul Analisis Budaya Organisasi di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, menggunakan Teori Cameron dan Quinn yang menggunakan penelitian observasi. Dengan hasil penelitian budaya rumah sakit saat ini tipe Klan, dan menghendaki kemudian hari penguatan budaya Klan, dengan saran perubahan, diterapkan adalah pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai investasi organisasi dengan kinerja tinggi.

Penelitian sejenis tersebut memiliki kesamaan dan ketidak samaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Adapun kesamaannya adalah:

1. Pada landasan teori yang digunakan yaitu teori yang digagas Cameron dan Quinn pada tahun 1999,

2. Cara analisis budaya organisasi, sama yaitu dengan memetakan budaya

melalui formulasi 4 kuadran budaya organisasi Cameron dan Quinn. Perbedaan dengan penulis adalah:

(6)

1. Penelitian penulis membandingkan profil sub budaya organisasi di tingkat organisasi, sub organisasi tingkat manajerial dan pelaksana fungsional saat ini dan mendatang.

2. Merumuskan strategi pemberdayaan budaya organisasi berkinerja tinggi

Referensi

Dokumen terkait

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

[r]

“Kecuali mengenai Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Labuan dan Putrajaya, hukum Syarak dan undang-undang diri dan keluarga bagi orang yang menganut agama Islam,

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Khusus untuk akses jurnal online yang dilanggan pihak Perpustakaan UGM yang merupakan bagian dari jurnal elektronik belum pernah dikaji sebelumnya, terutama untuk

Artinya dalam bidang hukum dan sosial, Partai Kebangkitan Bangsa ingin menegakkan hukum yang adil di dalam masyarakat yang pluralism, baik di SUMSEL maupun di

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk