• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEKYURIDIS PENGGUNAAN KARTU ATM (ANJUNGAN TUNAI MANDIRT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASPEKYURIDIS PENGGUNAAN KARTU ATM (ANJUNGAN TUNAI MANDIRT)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERSPEKTIF Yolume VII No.3 Tahun 2002 Edisi Juli

ASPEKYURIDIS PENGGUNAAN KARTU ATM (ANJUNGAN TUNAI MANDIRT)

O l e h : Endang Retnowrti ABSTNACT

Tle launching of ATM (autonatic teller mochine), as a sef semice banking was widely accepted be- cauc of ia fl*ible otd efiiciency. Unfortunately, a so - called flexible and effcient service not alw)a ofcred a fully s$ety guarantee. The "ATM" appliance sense, customerc was oflen treated as ttg wea*

bargaining power party. to increase customer borgaining potver, lherefore a study to nakc a regulation Itul give the Wtection and guarantee should be immediately conducted.

Kcyuords : Automotive te ller machine protect ion, regulal ion

PONDAIIULUAN

Berlakunya Buku III KUH Pcrdata I'lustmya yang tc*ait dengan aspek norm*if pasal 1320 dan 1338 KLJH Perdata dilandasi adanya ases.

AsalkantidakbateffangEndenganUdang-Undang, kcssilaandankcutibanumum. Primip inijrgatclah mcmpengaruhi pelaksanaan usaha perbankan kftmsnya yang berkaitan langsung den ganseflser- vice banking diantaranya terdapat suatu pros€s pclayanan jasa perbankan yang tanpa melibatkan penryas Bank secara langsung.

Kebebasan berkontrak telah menegaskan bahwa setiap orang bisa melakukan berbagai bentuk perjanjian pekerjaannya mungkin sangat kecil dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan

manusia Hanya sqia bekerjanya mesin terschrtjugg tergantung dalam mengopcrasikan s€suai dcngan peftnjukyangberlaku Se*rirggatidakadakesalalnn yang bshkan mungkin dafqt berdampak

kepentiryan pitnk penrakai temcbut

Dalam pcrkembangannya terdapat sistem pengambilan tabungan yang dilakukan dengan menggunakan sistcrn ATM (Automated Teller Ma- chine) yang dalam prakteknya mereka cukup mcnggunakan satu bentuk kartu kecil (kartu) ATM) yang dimasukkan ke dalam mesin ATM dan karnr tersebut akan bekerja secara otornatis sehingga mesin ATM akan mangelua*an dana yang telah di pmgram sesuai dengan kepentingan pemiliknya. Tentunya dalam proses pernrograman dan pemanggilan dana

Aspel Yuridis Pengguiaan Kartu ATM (Anjungon

Tumi Mondiri) t 5 5 Endang Relnowari

(2)

PERSPEKTIF Volunre VII No.3 Tahun 2002 Edisi Juli

yang diperlukan itu dilakukan dengan menggunakzm kode-kode tertentu yang hanya diketahui oleh pihak pemilik dan Bank yang benangkutan saja.

Sistem pelayanan yang demikian itu (dengan kartu ATM) tidak lagi melibatkan secara langsung seorang petugas Bank untuk mengambil dana akan tetapi pemakai kartu ATM justru hanya berhadapan dengan sebuah mesin yang bekerja secara otomatis.

sehingga dalam pemikiran kita manakala yang bekeria sebuah mesin tentunya tingkat kekeliruan dalam melaksanakan.

Berdasarkan persetujuan pembentuk nya, maka penggunaan kartu ATM in diawali dengan penandatanganan persetujuan antara Bank dengan pihak penggunajasa Bank (pemegang kartu ATM) dimana pihak pemegang kartu ATM harus memiliki saldo dana tertentu di Bank yang bersangkutan, sehingga dengan dana tersebut dapat melakukan transaksi pengambilan dana secara otomatis. Oleh karena itu bila ditinjau dari aspek hukum perjaniian, maka penggunaan kartu ATM juga didasari prinsip- -prinsip dan asas-asas berlakr.rnya hukum perlanj ian sebagaimana yang diatur dalam Buku Ill KUI'{

Perdata yang mana para pihak tersebut akan mematuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tentunya perjanjian penggunaan kartu ATM ini didasari pula sifat terbuka dari hukum perjanjian tersebut.

Terkait dengan penggunaan kartu ATM tersebut, maka ada hat yang perlu mendapatkan

perhatian bilamana sampai terjadi permasalahan hukum dalam arti sebagai akibat digunakannya kartu ATM itu yang mungkin bisa menimbulkan kerugian bagi pihak pemegang kadu ATM semisal seperti yang terjadi di Sidoarjo tersebut terdapat uang palsu, sehingga yang bersangkutan mengajukan klaim kepada Bank terkait untuk minta ganti uang palsu yang diterimanya dari mesin A'fM tersebut. Akan tetapi justru Bank yang bersangkutan rnenolak klaim

tersebut dan rnengatakan adalah tidak mungkin Bank akan memberikan uang palsu dalam lnesin ATM-ny4 tetapi itulah salah satu kenyataan yang dialami pemegang kartu ATM (Suara Indonesia Maret 1998).

Demikian pula yang terjadi di mesin ATM Bak BNI Raya Gubeng yang dialami oleh Sdr. Nuryanto dengan Nomor Ka(u 60100404 1026 6215 saat melakukan pengambilan uang sebesar Rp. 600.000,- sampai 4 kali pengambilan (semestinya mendapatkan Rp.

2 . 4 0 0 0 0 0 . 0 0 ) . A k a n r e t a p i dalam proses pcnganrbilan yang ketiga justru mengalami masalah dinrana saat itu teriadi pada mesin ATM uangnya hanya nruncul setinggi 2 cm dengan tatanan yang kurang rapi sehingga tidak dapat dicabut, karena itu s e c e p a t n y a y a n g b e r s a n g k u t a n m e n g h u b u n g i SATPAM Bank untuk melihat dan melaporkan kejadian tersebut. selan jutnya justru uang program pengambilan akan diambil Rp. 600.000,00 itu masuk kembali dan hanya tertinggal Rp. 50.000,00 saja sehingga praktis uang yang lainnya sejumlah Rp.

550.000,00 n.rasuk kenrbali ke dalam data mesin

Aspck Yuridis Penggunaan K<trtu ATA4 (Anjtngan

'funui Alonliri) 1 5 6 LndLtnu Re(nottatt

(3)

PERSPEKTIF l/olunte VII No.3 Tahun 2002 Edisi Juli

ATM tersebut. Berdasarkan laporan Sdr. Nuryanto tersebut dibuatlah berita kejadian dan informasi yang diberikan SATPAM kejadian-kejadiar.r seperti ilu biasanya uangnya langsung dimasukkan ke rekening tabungan. Oleh karena itu setelah 3 (tiga) minggu kemudian Sdr Nuryanto menanyakan pada Bank BNI 1946 Jl. Raya Gubeng tentang uangnya Rp.

550.000,00 tersebut dan ternyata dikatakan oleh petugas yang melayani bahwa tidak ada rekaman uang kembali dan Bank BNI 1946 menganggap saya telah berhasil mengarnbil uang Rp. 600.000,00 penuh.

Kejadian yang demikian itu sangat merugikan pihak pemegang ATM brakibat pemilik kartu kehilangan uangnya. Permasalahan yang demikian itu mungkin saja bisa terjadi pada pemilik kartu ATM yang lain, namun meski denrikian itu pengguna kartu ATM semakin banyak saja yang memakainya karena dirasakan lebih praktis. (Surya 2000, h. 2).

Berpijak pada proses pelayanan Bank yang demikian itu secara umum dapat dikatakan bahwa d a l a m s i s t e m p e r b a n k a n t e l a h m e n g a l a m i perkembangan dan perubahan diantaranya yang berkaitan dengan sistem pelayanan perbankan dalam bentuk "se i/sen'ice banking" yang telah mampu mengubah ciri perbankan dan memunculkan bentuk baru kegiatan perbankan yang disebut elcctronic banking. (Sutan Emy Sjahdeini. 6, h. l 3). I)cngan demikian dalam penggunaan kartu Al-M tcrscbut bisa menimbulkan berbagai permasalahan-pcrnrasalalran hukum yang harus segera dialtisipasi penyelesaiiurnya

dengan landasan yuridis.

B e r d a s a r k a n la t a r b e l a k a n g r e a l i t a p c n g g u n a n k a r t u A T M tersebut, maka pcnnasalahannya dapat dilumuskan secara baku sebagai berikut :

a. Bagaimana landasan hukum berlakunya kartu A ] ' M ?

b. Bagaimana penyelesaiannyabilamanaterjadi sesuatu hal yang merugikan pihak pemilik kartu A 1 ' M ' ?

PEMBAHASAN

Karakteristik ATM Dalam Kaitannya Dengan Surat llerharga

lJ ntuk nrenielaskan permasalahan terebut pcrlu dikeurhui tcntrng pelaksanaan usaha perbankan diantanurya adalah yang berkaitan dengan p€nggunaan A-fM, rnaka perarran kartu ATM sebagai " .self .ser- vice banking" sangat terkait dengan karakteristik ATM scbagai termasuk bentuknya maupun landasan hukum berlakunya dan prinsip penyelesaian masalah bila terjadi hal yang merugikan pemegang kartu ATM tersebut. tentang bentuk ATM dalam arti fisik pada dasamya adalah berwuiud sebuah karnr dalam ukuran terlcntu dengar identitas tertentu pula yang digunakan untuk penganrbilan dana sejumlah tertentu dari suatu lJank dan l)cnganrbilan tersebut pada hakekatnya h a n y a d a p a t d i l a k u k a n olch pemilik yang bcrsangkutan dcngan nrenggunakan kode tertentu sebagai PIN (l)crsonal Identity Number). Akan tetapi

Aspek Yuridis Penggunaon Kartu ATM (Anjungun Tunai llantli'i)

157 Endang Retnowati

(4)

PERSPEKTIF Volunrc VII No.3 Tahun 2002 Edisi.luli

dalam hal tertentu bisa saja pengambilan tersebut dilalarkan oleh omng lain yang dengan sengaja diminta bantuan oleh pemilik untuk mengambilkan dananya dengan serta merta memberitahukan tentang kode tertentu miliknya. Dalam hal ini Bank tidak akan m e m p e r m a s a l a h k a n s i a p a y a n g d a t a n g d a n menggunakan kartu ATM tersebut, sebab se gala konsekuensi akibat digunakannya kartu ATM tersebut secara yuridis dapat pula dikatakan sebagai bukti kepemilikan hak atas sejumlah dana tertentu di suatu Bank yang tersimpan dalam jumlah yang, sudah ditentrkan sebagaimana dalam perjanjian awal antara Bank dengan nasabah pemilik atau pemegang ka4u ATM). Berdasarkan kepemilikan itulah, maka kartu ATM dapat pula dikatakan sebagai surat berharga dalam arti bukan sebagai alat pembayaran namun sebagai surat yang mempunyai harga atau suatu surat yang mempunyai nilai.

Perlu diketahui bahwa menurut pemahaman teori hukum dagang khususnya tentang surat beftarga itu sendiri dibedakan dalam dua macam surat yaitu surat berharga (waarde papier) dan surat yang mempunyai harga atau nilai (paper van waarder) ataupun disebut "letter of vulue' '. (Abdulkadir Muhamrnad, 1984, h. 3).

Mengenai surat berharga dalam arti sebagai a l a t p e m b a y a r a n ( w a a r d e p a p i e r ) , n l e n u r u t Abdulkadir Muhammad pada dasarnya dikatakan sebagai suatu surat yang oleh penerbitnya sengaja diterbitkan sebagai pelaksanaan pemenuhan suatu

prestasi yang bcrupa pembayaran itu tidak dilakukan dengan menggunakan mata uang melainkan dengan menggunakan alat bayar lain yaitu berupa sumt yang didalamnya mengandung suah.r perintah kepada pihak ketiga atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut.

dengan diterbitkannya surat itu oleh penerbit, maka pemegangnya diserahi hak untuk memperoleh p e m b a y a r a n d e n g a n i a l a n m e n u n j u k k a n s e r t a menyemhkan surat itu kcpada pihak ketiga atau yang nrcr.ryarrggupi itu (scbagai hak tagih) (Abdulkadir Muhanrnrad. 1984. h. 3 ).

O l e h s e b a b it u s e t i a p p e m e g a n g s u r a t dimaksud memiliki hak tagih tersebut kemudian dapat pula diperalihkan kepada pemegang berikutnya dengan mudah atau sederhana baik dengan cara membuat suatu pemyataan atau akta pada surat itu, lalu suratnya diberikan kepada pemegang berikutnya tersebut. (Emmy Pangaribuan S., 1982, h. l0).

Denda demikian dilihat dari aspek fungsi surat berharga terlihat bahwa surat berharga tersebut nrcrniliki tiga (3) liurgsi utar.ra yaitu :

a. Sebagaialat pembayalan uang;

b. Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih ( d i p e r j u a l b e l i k a n d e n g a n n r u d a h a t a u sederhana) dan ;

c . S e b a g a i s u r a t b u k t i h a k t a g i h ( s u r a t legitimasi).

Berdasarkan sifat dan ciri surat berharga sebagai alat pembayaran tersebut maka terhadap

Aspek Yuridis Penggunaan Kartu ATM (At1jttt1g.tn T ndi Mandiri)

't 58 Ittldung Retno\,.t1i

(5)

PERSPEKTIF yolunr( Vll No.3 Tuhun 2002 Edisi.luli

kartu ATM secara formal tidak dapat diklasifikasikan sebagai surat berharga dalam arti sebagai alat pembayaran ini yang mana kartu ATM dimaksud hanya dapat untuk mengambil sejumlah dana te(entu sesuai yang dikehendaki oleh pemegang kartu ATM tersebut. Oleh karena itu ATM secara yuridis hanya bisa diklasifikasikan sebagai surat yang mempunyai harya atau nilai.

Sebagai surat yang mempunyai harga maka sebagai karakteristiknya bahwa dikatakan bukan sebagai surat untuk pemenuhan prestasi yang berupa pembayaran sej umlah uang melainkan sebagai bukti diri bagi pemegangnya sebagai orang yang berhak atas apa yang tersebut diatasnya. Sehingga surat ini t i d a k d a p a t d i p e r j u a l b e l i k a n k a r e n a tu j u a n penerbitannya bukan untuk pembayaran bahkan surat tersebut hanya untuk menikmati hak yang disebutkiur.

di dalam surat itu.

T e r k a i t d e n g a n s i f a t d a r i s u r a t y a n g m e m p u n y a i h a r g a i n i , m a k a s e c a r a y u r i d i s karakteristik dari kartu ATM memiliki unsur--unsur sebagai berikut :

a. Hanya bersifat sebagai bukti diri atas hak kepemilikan dana sejumlah tertentu yang terdapat pada suatu Bank tertentu.

b. Sebagai surat legitimasi yang hanya dapat digunakan secara operasional untuk menganrbil uang tertentu dengan cara menyebutkan kode idenlitas (PIN) yang dimiliki pada satu Bank tertentu.

c. Mengandung sistem "self service banking"

k a r e n a s a a t d i o p e r a s i o n a l k a n n y a h a n y a berhadapan dengan mesin ATM dan bukan belhadapan dalanr sistem manual pengambilan dana di []ank.

d. Secara prinsip dalam arti kondisi fisik kartu ATM tidak tercantum tentang junrlah dana yang diperlukan untuk pembayaran, sehingga kartu Al'M dimaksud tidak memiliki ciri sebaqai alat pernbayaran.

e. Di dalam kartu ATM tersebut juga tidak mencantumkan kepada siapa pembayaran . sejunrlah uang itu ditujukan sebagaimana yang

dikehendaki oleh KUHD apabila sebagai surat berharga untuk alat grmbayaran, sehingga secara nyala tidak dapat dilungsikan sebagai alat pernbayaran.

Akan tetapi dalarrr perkembangan berikut sebagainrana terdapat dalam masyarakat terutama untuk memenuhi kepentingan pemenuhan pembayaran dalam suatu t-ansaksijual bell barang tertentu, temyata kartu ATM ini dapat difi.rngsikan secara khusus untuk melakukan transaksi pembayaran padahal dalam arti yuridis kondisi substantive dari karakteristik kartu ATM tersebut tidak mencirikan secara spesifik sebagai a l a t p e r n b a y a r a n . S e l a i n i t u dalam sifat karaktcristiknya justru rlasyarakat banyak yang mcnggurakan kartu ATM tersebut sebagai salah satu altcrrratr l'Jrnggunzrzur rrngiunbilan uangdi Bank guna rrernenuhi rcalisasi transaksi oenrbavaran atau

Aspck Yuridis Pengguneun K.lrtu ATM (,1niungcul Tunai A|andii)

1 5 9 Ettlang Retnowoti

(6)

PERSPEKTIF Volunrc VII No.3 Tahun 2002 Edisi.luli

kepentingan tertentu. Hal inilah van-justru dikatakan s e b a g a i s a l a h s a t u b e n t u k p e n e r o b o s a n d a n kecanggihan teknologi electronic banking yang mampu menciptakan berb2gai sistem penempan asas kepercayaan dan perjanjian dalam suatu perbuatan hukum. Dikatakan demikian ini, karena apa yang dilakukan para pihak baik itu yang dilakukan pihak Bank maupun pemilik kartu ATM dapat dikategorikan sebagai perbuatan van- dapat menimbulkan akibat hukum secara lang$ng maupm tidak langsLutg. Selain itu dengan akibat hukum yang terjadi, maka dapat menimbulkan konsekuensi hukum din.rana pam pihak harus mematuhi dan melaksanakan sistem yang digunakan tersebut dan apabila salah satu pihak melakukan perbuatan yang bisa merugikan salah satu pihak lainnya, dengan sendirinya secara yuridis semestinya yang bersangkutan dapat dikenakan sanksi hukum.

Dengan demikian berdasarkan karakteristik kartu ATM dalam kaitannya dengan berlakunya surat berharg4 maka perlu adanya kekuatan hukum yang melandasi berlakunya kartu ATM atau setidak tidaknya yang mernberikan jaminan secara yuridis dari aspek penggunaannya yang mampu urendasari seseorang itu percaya dan menggunakan ATM sebagai sefsen,i ca hanking..

Landasan Hukum Berlakunya dan Kekuatan Yuridis Kartu ATM

Berlakunya kartu ATM sebagai sarana

penganrbilan uang dt Bank yang dikatakan sebagai salah satu bentuk selfservice banking pada dasamya lebih merupakan salah satu bentuk pengembangan sistem perbankan yang dominan timbulnya di dasarkan pada aspek hukum perjanjian antara pihak Bank dengan nasabah, sehingga para pihak tersebut dalam mematuhi dan melaksanakan ketentuan- ketentuan pengaturannya adalah berdasarkan kesepakatan ataupun perjanl ian yang diciptakannya sendiri. Secara yuridis formal pengaturan mengenai A I'M tersebut dalam suatu peraturan perundangan sel.ragai landa-san hukunr berlakturya sanpai sekarang i n i m a s i h b c l u n t terwujudkan. P a d a h a l d a l a m kcnyalaannya A-l'M tersehut oleh beberapa Bank terlentujuga clapat digunakan untuk alat melakukan pembayaran, sehingga hal ini bisa menimbulkan berbagai pernrasalahan baru apabila tidak segera d i l a k u k a n p e n g a t u r a n dalam pe ratu ran perundangannya. Jadi sebagian besar masyarakat menggunakan ATM tersebut hanya berdasarkan dasar perjanjian yang digunakan saat dilakukan pcnda{iaran dan pcnandatanganan penerbitan karlu A'IM.

Mcngcnai 1^-rjanjian yang dilakukan rersebur biasanva bcrsilat sangat scderlrana yaitu nasabah ( c a l o n p c m i l i k kartu n'l'M) nrcngisi lernbar pcrnrolronan kartu A'l M dongan didasari berbagai klausula perlaniian secara tak langsung dan bersifal s c p i h a k d i n r a r r a Bank rnenentukan dalam

;rcrjanji.mnya bahwa nasabah tersebut harus bersedia

Aspek Yuridis Penggunaan Kartu ATM (Anjungun

Tunai lt4andiri) 1 6 0 Iindang Rctnou'at i

(7)

PERSPEKTIF Volunte VII No.3 Tcthun 2002 Edisi Juli

trxrduk dan memanfii ketentuan yang diberlakukannya oleh pihak Bank. Oleh karena itu dalanr klausula perjanjian tersebut pada dasamya mengandung unsur es€nsial yang sebagai berikut :

a. Adanya pihak-pihak yang terkait dengan maleri perjanj ian yaitu pihak Bank dan-nasabah (calon pemilik kartu ATM).

b. Bank sebagai lembaga keuangan yang ntembantu proses penggunaan kartu ATM dan menyediakan fasilitas operasional. kartu ATM dimaksud : c. Pihak calon pemilik kartu ATM wajib mematuhi

segala ketentuan yang berlaku selama dalam konteks perjanjian (kesepakatan) yang telalr ditentukan Bank.

d. Calon pemilik kartu ATM wajib memiliki simpanan dana sampai jumlah tertentu (minimal Rp. 500.000,00) sebagai simpanan dana awal d e n g a n m a k s u d u n t u k d a p a t m e l a k u k a n p e n g a m b i l a n u a n g m a n a k a l a d i p e r l u kan menggunakan kartu ATM itu.

e. Dalam kartu ATM hanya tertulis nama-pemilik serta kode angka identitas sebagai spesifikasi dan legalitas kartu ATM.

f Dalammengoperasionalisasikan-ATMtersebut nantinya pemilik harus memiliki nomor PIN tersendiri yang hanya diketahui oleh pihak pemilik kartu ATM tersebut nantinya pemilik harus memiliki nomor PIN tersendiri yang hanya diketahui oleh pihak pemilik kartu ATM dan disarankan untuk tidak menggwrakan kode angka

nornor kelahiran atau nomortelepon, sebab hal itu dapat merugikan pemilik kartu ATM apabila kaftu tersebutjatuh ke tangan orang yang tidak berhak dan temyata pihak tenebut mengetahui identitas pemilik kartu ATM tersebut.

Apabila memperhalikan klausula-klausula tcrsebut. maka tcrlihat bahwa landasan hukum berlakunya kartu A'IM tersebut hanya di dasarkan pada aspek inrplementasi pcrianiian terutama dengan mengaou pada lingkup usaha perbankan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 6 butir I Undang-undang Nomor 7 'fahun 1992 (tentang perbankan) yaitu bergerak dalam usaha penggunaan kartu kredit.

Sedangkan usaha perbankan tersebut dalam perkembangannya banyak dilakukan penerobosan dan altematif penggunaan samna pembayaran yang lebih efisien dan elbktifdiantnranya bentuk kartu ATM tersebu(. dengan demikian apabila berpijak pada landas:rn lrukunr aspck usaha perbankan tersebut (dalarn Undang-(Jndang Nornor 7 tahun 1992 yang telah di lakukan perubahan danr Ltndang-Undang N o m o r I 0 ' t a h u n I 9 9 t l ), maka nrunculnya penggunaan kartu ATM sang at terkait dengan aspek hukum bcrkembangnya unsur electronic ke dalam industri pcrbankan. Pengaruh electronics ini menurut Dimitris N. Chorafas dalam bukunya yang berjudul

" Illecn'onic F'und.y I'runslir" yangdisitiroleh Sutan R e m y S j a h d e i n i , n r a k a dalam perbankan nrcrnungkirrkan dilakukiur kegiatan-kegiatan sebagai bcrikut :

Aspck llridis Pengztnaun Kartu ATM (Aniutlguh

Tunui Alandiri) 1 6 1 lindattg Retnowati

(8)

PERSPEKTIF Volunte VII No.3 Tohun 2002 Edisi .luli

a. Credil lransfer, yaitu memungkinkan si pembayaran mengirimkan dana langsung kc dalam rekening Bank penerimanya.

b. Standing orders, yaitu memungkinkan seorang nasabah untuk menginstruksikan banyaknya melakukan credit transfer secara berulang-ulang tanpa setiap kali harus memberikan instruksi baru dalam jumlah yang telah ditentukan dan pada waktu-waktu tertentu.

c. Direct debits, yakni yang memungkinkan untuk memberikan wewenang kepada Bank untuk melakukan pembayaran--pembayaran den gan cara mendebit suatu rekening di Bank tersebut, misalnya untuk pembayaran uang langganan tahunan, premi asuansi, rekening listrik telepon dan lain-lain. (Sutan Remy Sjalrdeini, 1996. h.

t7).

Kegiatan dalam industri perbankan tersebut dikatakan merupakan ETF (Electronic Funds Trans- fer) yang menurut Chorafas di kelompokkan dalam dua kelompok yaitu customer oriental dan designed for conesponding banks. Dalam hal ini ATM tennasuk lingkup customer oriental yang dalam pelaksanaannya fasilitas ini memberikan kepada nasabah adanya k e m a m p u a n u n t u k m e m p e r o l e h uang lunai, mengetahui berapa saldo pada rekeningnya dan menrperoleh ordc r slalaments.

Selanjutnya bila dililiat dari sisi hukunr perjanjian sebagaimanadalam Buku Ill KUH I,erdatq maka digunakannya ATM dimaksud sangat terkait

d c n g a r r d a s a r p c l a k s a n a a n a s a s k e b e b a s a n b c r k o n t r a k y a n g t c r l i h : r t a t a s dilakukannya pengesahan pernrohonan karlu ATM oleh nasabah pada Bank tcrtentu dan dcngarr dasar pengesahan tersebut secara yuridis para pihak dianggap telah sepakat atas pcrjari ian tersebut. asas ini mengandung rnaksud bahwa setiap orang adalah berhak untuk melakukan bentuk perjanlian apapun asalkan tidak bertentnngan dengan Undang-turdang. kesusilaan dan ketcrtiban umum. Sehiugga perianjian yang dilakukan itu akan berliku rnengikat terhadap para pihak untuk nrematuhi clan nrelaksanakan apa yang diperjanjikan.

( S u b c k t i . I 9 t 1 4 . h . 1 2 7 )

A k i h a t d i l a k u k a n n y a p c r j a r r j i a n i r u . rn a k a secara tidak langsung para pihak rlrenundukkan diri pada berlakunya asas-.lsas urrurn dalant suatu pcljanjian dan para pihak terikat pada apa yang d i p e r _ i a n . j i k a n d a n w a j i b m e m a t u h i n y a serta melaksanakan apa yang telah diperjanjikan itu.

Terikatnya secara y,uridis dari aspek hukurn p€rjanjian ini sebagaimana yang dilegaskan dalam pasal 1338 KtJH Perdata yang nrcngalakan sebagai berikut :

"Sernua persetujuan yang dibuat secara sah bellaku sebagai IJndang-untlang bagi mereka y u n g n r c r l h r r i t t r r y a . l ) c r s c t r r i r u r r t - p c r s c t u j u a n i t u tidlk dapat clitarik kcrnbali scllin dclgan sepakat k e t l L r a b c l a h p i h a k a t a u k a r c n a a l a s a n - a l a s a n yang olch t lrrdang-undang di nyatakan cukup u n t u k i t u . P e r s c t u . l u a n - - p c r s e t u . i u a n h a r u s dilaksanakan dentran itikad baik."

Aspek Yuridis Penggunoan Kartu ATM (Anjungan Tunai lvtandiri)

162 Ltldetlg Rclnot'ot t

(9)

PERSPEKTIF Volunrc VII No.3 Tahun 2002 Etlisi .luli

Dimmping sifat perjanjian yang mengikat pam pihak tetsebut, maka apabila dilihat dari aspek yuridis pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat-syarat p e r j a n j i a n s e c a r a la n g s u n g n a m p a k b a h w a penggunaan kartu ATM tersebut telah berusaha memenuhi kriteria ketentuan pasal 1320 KUH Perdata. Adapun mengenai syarat--syarat perjaniian sebagaimana dalam l320 KUH Perdata pada dasamya meliputi syarat subjektifdan syarat obiektif yang diuraikan sebagai berikut : (Subekti, 1987, h.

1 7 - 2 t ) .

a. Syarat Subjektif

Dimaksudkan disini bahwa syarat subyektif tersebut adalah berkaitan densan unsur-unsur yang berikut :

l. Unsur Sepakat

Makna sepakat disini sangat terkait langsung dengan kepentingan para pihak yaitu antara pihak Bank dengan nasabah, sebab apabila sepakat tersebut sudah bisa diterima oleh masing-masing pilmk berarti para pihak telah terikat berarti parapihak telah terikat dalam konsensus. tersebut. tentunya dalam proses menerima kesepakatan dimaksud para pihak tidak boleh merasa ditekan, dipaksa ataupun diintimidasi bahkan di tipu sehubungarr dengan objek perjanjian yang dilakukannya.

S e d a n g k a n b e r k a i t a n d e n g a n o b j e k perjanjian sepihak dari Bank tentang p e r m o h o n a n A T M d a n y a n g h a r u s

ditandatangani oleh nasabah tersebut, pada dasanrya pihak nasabah terikat dengan prosedur Bank yang harus d ilaksanakan.

Oleh karena itu biavnya pihak nasabah akan dengan mudah menyetuiui proses dan prosedur tersebut sejauh kepentingannya bisa terperruhi dalam proses perbankan dalanr masa-masa selanjutnya termasuk clalun pcnggturuur Al'M itu.

2 . ( J n s u r c a k a p b a g i y a n g m e l a k s a n a k a n Jrrianjian.

S e c a r a y u r i d i s l b r n r i l , b a h w a y a n g dinraksudkan dengan cakap disini adalah berkaitan dengan kecakapan seseorang rultuk melaksanakan perjanjian yakni dengan memoruhi perianlian yakni dengan memenuhi syarat mampu bertanggungjawab. Akan tetapi dalam pengertian cakap yang berkaitan dengan kartu A1 M justru cakap disini tidak digunakarr. semua bisa dikatakan hampir semtnonurgdapat memiliki A'fM dan boleh mengajukan perrnohonan tanpa harus nre'menuhi prosedur cakap tersebul. Oleh kiuena itu dalanr lrngerlian cakap disini yang dipentingkan adalah mereka sebagai pihak yang manrpu dan memiliki dana untuk kepcrrtingan penggunaan ATM.

b. SyaratObjektif

1'entang syarat objektif disini, secara yuridis ditentukan adalah yang berhubungan dengan

1 6 3 Aspek Yutidis Penggutruan Karlu ATM (Atlj ngan

Tunti l4andiri)

l )ulotg Retn<tu,ali

(10)

PERSPEKTIF Volune VII No.3 Tahun 2002 Edisi.luli

unsur obyek tertentu Ian sebab yang halal sebagaimana yang dij elaskan sebagai beri kr.rt :

I . Unsur Obyek tertentu

Berkaitan dengan obyek tertentu tcrsebut a d a l a h s u d a h i e l a s d a n n t e m e n u h i sebagaimana ketentuan perundangan yang berlaku yakni bentuk objek nrengenai penggunaan kartu ATM sebagai sarana pengambilan uang secara tunai dengan sistem self service banking.

2. Unsur sebab yang halal

Mengenai sebab yang halal juga telah terpenuhi sebagaimana banyak terjadi digunakannya ATM dimana pihak Bank mengharapkan jasa perbankannya dapat digunakan oleh masyarakat dan pihak n a s a b a h m e n g g u n a k a n n y a u n t u k kepentir.rgan transaksi pembayaran yang dilakukan sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya.

Dengan demikian terkait dengan dasar pengembangan lingkup usaha perbankan dalarn pasal 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan aspek yuridis dalam pasal 1320 KUH Perdata, rlakajelas sekali hal tersebut merupakan landasan yuriclis berlakunya ATM. Di samping itu terkait dcngan berlakunya asas-asas dalam perjaniian rnaka secara yuridis digunakannya ATM tersebut telalr mempunvai kekuatan hukurn berdasarkan asas perjanjiarr dalanr pasal 1338 KUH Perdata. Sebab dalanr hal ini AI M

dimaksud tidak diatur dalam KUIID, hanya saja s ! - c a r a t c r s i r a t t e r d a p a t h a l - h a l y u r i d i s y a n g r r c n d a s a r k a n p a d a p r i n s i p - - p r i n s i p b c r l a k u n y a K[.l I ID antala laitr pcnycbutan iclentitas kartu ATM sebagai bagian kepenrilikan suatu hak. Oleh karena itu berhubungiur berlaliunya A'l'M berda-vrkan prinsip kcpercayaan dengan kekuatarr hukum berdasarkan pcrlanjian saja, maka sangatlah riskan apabila terjadi lral-hal yang merugikan kepentingan pengguna kartu A'['M atau setidak tidaknya tirnbul masalah hukum seperti pencurian. penyalahgunaan karlu ATM oleh o r a n g la i n . S e h i n g g a a p a b i l a a k a n d i l a k u k a n ynnindakan secara hukunr akan mengalami kesulitan dalanr rnenentukan bukti-bukti matcriil. oleh karena itrr semcstinya dalarr 1 ^--rkcnrbangan ;r:nggunaan kartu A l'M clinraksud harLrs scgcra ditentukan salah salu bentuk alternatif penvolcsa ian yLrliclisnya apabila tirntrul rrmsalah-masalalr itLr.

P c n y c l c s a i a n D a l a m H a l Yang Merugikan I'omilik Kartu ATM

Sebagaimana diielaskan sebelumnya, bahwa berlakunya A-l-M sanlgat riskan untuk terjadi hal yang rrerugikan pihak pcmilik ka*u ATM, oleh karena iru sccara yuridrs pcrlu segera di tentr"rkan alternatif bcntuk perundang-undangan ataupun peraturan lain ytrng nrcngikat gurra nrcngantisipasi permasalahan h L r k u n r y a n g tcrjadi. S c b a b d a l a n t k e n y a t a a n n y a pcngutrnaan kartu A l'M tcrsebut scrnakirr disenangi olch nlrsyanrkat bahkarr.juga sudah tcrjadi beberapa

Aspek yuridis Penggunaan Kartu ATM (Anjungun Tunai Mandiri)

1 6 4 [,tklang Relnou'It l

(11)

PERSPEKTIF yolunk' VII No.3 l'uhun 2002 lilni ,ltrli

hal yang menyebabkan kerugian pada pihak pemilik kartu ATM, sehingga dengan pengaturan perundangan i t u d i m a k s u d k a n a g a r d a p a t m e m b e r i k a n . perlindungan hukum bagi pemilik kartu ATM serta terpenuhinya aspek keadilan dalam pengaturan tersebut dan pihak Bank tidak selalu menjadi pihak yang diundangkan terus menerus.

Kehendak yuridis yang demikian ini adalah sesuai dengan prirsipprirsip dalam tujuan pengahran dan pemberlakuan hukum sebagaimana pendapat Geny dalam ajaran tujuan hukum yang mengaiarkan bahwa hukum bernrjuan dan unsur-unsur keadilan itu terdiri dari kepentingan daya guna dan kemanfhatan.

Sedangkan mengenai kemanfaatan itu sendiri menurut J. Bentham dalam ajaran utilitas dimaksudkan, bahwa hukum bertujuan untuk mewujudkan semata matr apa yang berfaedah bagi orang. (Kansil SCT, 1986, h.

43-44).

Memang bila dilihat dari aspek sanksi yuridis, selama ini masih belum terjadi perkara hukum yang terkait langsung dengan permasalahan kartu ATM, akan tetapi sementara ini bilamanaterjadi klainr dan sebagainya, cenderung Bank mengarahkan hal itu padaresiko pengguna kamr ATM Selain itu ntcnurut Sutan Remy S. sebagairnana menyitir dari pendapat Toh See Kiat, bahwa justru dalam permasalahan hukumnya akan kesulitan untuk menentukan bukti- bukti materiilnya seperti yang pada umumnya digunakan sebagai bukti terjadinya transaksi seperti hasil printout, hard copy bahkan bukti dan konrputer

nrudah sekali merrghilang, mudah diubah tanpa dapat dilacak kcnrbali. tidak berwujud clan sulit dibaca.

Schingga dalam hal ini perlu segera ditentukan p e r a t u r a n p e r u n d a n g a n n y a d e n g a n merekomendasikan permasalahan-permasalahan y a n g b e r k a i t a n d e n g a n berlakunya ATM, keauterttikasi proses pengambilan uang dari mesin ATM lermasuk keaslian uangnya, perlindungan kcpenti ngan kepemilikannya dan sebagainya.

PIINU'TI.II'

Berdasarkan pcrr.jelasan tcrsebut di atas.

nraka tlapallah dilentukan mengcnai kesimpulan nrakalah ini yang terdiri scbagai berikut :

a. Bahwa kartu ATM memiliki kankteristik sebagai sumt yang mempunyai harga (papier van waarde) dar hanya merniliki fasilitas dapat mengambil uang tunai secara langsung melalui mesin ATM. Oleh setnb itu sebagai bagian customer oriented, n.nka kaltu A-l'M dalarn lingkup usaha perbankan nrcrniliki silht.r'ef ' Scrvicc hunki ng.

b. Ilahwa landnsan hukunr berlakunya kartu ATM sccira tcrsinrt ad nya prinsip-plinsip KtJI-lD dan aspek hukum pasal (r ( lndang-tJndang Nomor 7 l ' a l r u n 1 9 9 2 ( p c l b a n k a n ) s e r t a p r i r r s i p kepcrcayaan yang diimplikasikan dalam asas p e r l a n . j i a n p a d a I l u k u I I I K U H Perdala khususnya essensi pasal 1320 KUH Perdata, sehingga kekuatan yuridisnya terfokus dalam penerapan pasal I 338 -KUH l)erdata.

Aspek Ytu'idis Penggun<tan Kartu ATM (Anjungan Tunai lt4andiri)

1 6 5 lindang Relttou,ati

(12)

PERSPEKTIF Volunre VII No.3 Tuhun 2002 Edisi .Juli

c. Bahwabilaterjadi klaim dalam penggunaan kadu ATM cenderung pihak Bank mengarahkan sebagai resiko perrgguna kartu ATM, akan tetapi selama beluln terjadi perkara yang bcrkailan dengan ATM padahal realitasnyajuga teriadi hxl yang merugikan pemilik kartu Al'M.

Sebagai saran tentunya seyogyanya segcra dilakukan studi tentang pengaturan penggurunn karlu ATM yang dituangkan dalam peraturan pemndangan.

DAFTARPUSTAKA

Anonim, Undang-undang Perbankan Undang- Undang Nomor l0 Tahun 1998, Pcnerbit Sinar Grafika, Jakarta. 1986.

Kansil, CST., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum [ndonesia, Penerbit Balai Pustaka.

Jakarta. 1986.

Muhammad, Abdulkadir, Hukum Dagang Tcnt:rng Surat-surat Berharga, Penerbit Alumni.

Bandung. 1984.

Pangaribuan, Emmy Simanjutak, Hukum Dagang S u r a t - s u r a t B c r h a r g a , P e n e r b i t S c k s i Hukum Dagang Fakultas Hukum IJGM, Yogyakarta, I 982.

R e m i . S u t a n S . B e b c r a p a P o k o k P i k i r a n M e n g e n a i R c f o r m a s i H u k u m P e r b a n k a n I n d o n c s i a . F a k u l t a s I - l u k u n r Universitas Airlangga Surabaya, I 99(r.

Subekti dan !itrosudibio, Kitab Undang-tlndan g H u k u m P e r d a t a . P c n e r b i t l, r ' a d n v a

Paramita.lakarla. I 980

Subekli, I lukum l'crj:rnjian. Pcnetbit I)T. Intermasa, J a k a r t a . I 9 8 7 .

Suhekti. lbkok-pokok Hukum lrcrdata.. Penerbit.

l ) 1 . l n t c r n t r s a . . l a k a r t a , I 9 t 1 4 .

M c d i a M a s a S u l r a I n d u n c s i a . E d i s i M a r e t 1 9 9 8 . Mcdia Masa Surya, l:disi | 7 Agustus 2000.

Aspek Yuridis Penguunaan Kart ATM (/ltljungun T hdi \4andiri)

1 6 6 lintlung lletnov'at i

Referensi

Dokumen terkait

Penicillium marneffei PCR/hibridizáció specifikus próbával (18S rDNS), specifikus primerek (egyszerű, seminested, nested PCR) RFLP ( Hae III), RAPD (6 primer kombináció),

PT Nasmoco Gombel Semarang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif yang tidak hanya berfokus pada penjualan unit mobil saja melainkan juga pada

Hasil penelitian yang menunjukkan ada pengaruh penyuluhan terhadap perilaku ibu dalam stimulasi tumbuh kembang anak usia 3 dan 4 tahun di PAUD Tapak Dara Bangunjiwo Kasihan

Cara melakukan SADARI pada wanita usia 20-40 tahun di Pedukuhan Pranti Srihardono Pundong Bantul sebelum dilakukan Demonstrasi tentang teknik SADARI tidak terdapat responden

Ante Natal Care adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan atau dalam masa hamil. ANC bersifat preventif care yang bertujuan mencegah hal-hal yang

Tujuan penelitian ini antara lain untuk membandingkan pertumbuhan pedet Sapi Sumbawa melalui pengukuran lingkar dada (LD), panjang badan (PB), tinggi gumba (TG), bobot

Oleh karena itu mohon kepada Mahkamah untuk membatalkan penetapan hasil perolehan suara PSU yang ditetapkan Termohon Nomor 37/Kpts/KPU- Kab-030.434166/TAHUN 2017 tentang

Sebuah penelitian yang membandingkan kondisi antara manula yang memiliki hewan peliharaan dan yang tidak memelihara hewan ( dalam Pet Benefits and Iriformation, para 1)