• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANCANGAN ALAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERANCANGAN ALAT"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

MikrokontrolerAT89S51

BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian

Pada diagram blok di atas, mikrokrontroler AT89S51 sebagai pusat kendali dari seluruh sistem dihubungkan dengan 4 input dan 2 output. Input yang pertama berasal dari ADC, dimana input ADC ini dihubungkan dengan positip, maka tegangan pada baterei akan diubah menjadi data biner oleh ADC sebagai outputnya, dan kemudian oleh ADC data ini akan diinputkan ke mikrokontroler AT89S51. Dengan demikian mikrokontroler akan mengetahui nilai tegangan dari betere.

Input yang kedua berasal dari rangkaian setting nilai minimum. Rangkaian ini

Batere ADC

Rangkaian Setting Nilai Minimum

Rangkaian Setting Nilai Maksimum

Rangakaian Keypad

Display Relay Rangkaian Pen-

Charge Baterei

(2)

220 V AC

0 V

LED1 330

Relay

( - ) Baterei 18 V

18 V CT

membandingkan nilai yang diterimanya dari ADC dengan nilai yang diterima dari rangkaian ini.

Input yang ketiga dari rangkaian setting nilai masksimum. Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan nilai maksimum ke mikrokontroler AT89S51. Sehingga mikrokontroler dapat membandingkan nilai yang diterimanya dari ADC dengan nilai yang diterima dari rangkaian ini. Input yang empat merupakan input dari keypad.

keypad ini berfungsi sebagai tombol setting untuk memasukkan nilai maksimum dan nilai minimum dan run (menjalankan program pembacaan nilai ADC).

Mikrokontroler juga dihubungkan dengan display seven segmen. Displai ini akan menampilkan nilai tegangan baterei. Relay pada rangkaian ini berfungsi untuk memutuskan/menghubungkan antara rangkaian pen-charge baterei dengan baterei.

3.2 Rangkaian Pen-Charge Batere

Rangkaian pen-charge baterei pada alat ini berfungsi untuk men-charge baterei ketika baterei dalam keadaan kosong. Gambar rangkaian pen-charge baterei ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2 Rangkaian Pen-charge baterei

(3)

Komponen utama pada rangkaian ini adalah dua buah dioda penyearah. Dioda ini dihubungkan ke output trafo stepdown pada tegangan 18 volt. Dengan menggunakan dua buah dioda ini, maka tegangan bolak-balik yang dihasilkan oleh travo akan disearahkan oleh dioda penyearah tersebut.

Komponen lainnya yang ada pada rangkaian pen-charge baterei ini adalah sebuah resistor 330 ohm dan sebuah LED. Resistor berfungsi untuk membatasi arus yang mengalir ke LED. Sedangkan LED tersebut berfungsi sebagai indikator dari rangkaian.

Rangkaian ini akan dihubungkan ke relay, sehingga dengan demikian dengan mengaktipkan/menonaktipkan relay, maka hubungan rangkaian ini ke baterei dapat dihubungkan atau diputuskan.

3.3 Rangkaian ADC

Rangkaian ADC pada alat ini berfungsi untuk mengubah tegangan yang dihasilkan oleh baterei menjadi 8 bit data biner. Gambar rangkaian ADC ini ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini:

D1 D0

D2 D3 D4 D5 D6 D7 VCC CLK R CS

RD WR CLK IN INTR V IN (+) V IN (-) A GND V REF/2 D GND

ADC0804

P3.7 (AT89S51)

P2.0 (AT89S51) P2.1 (AT89S51) P2.2 (AT89S51) P2.3 (AT89S51) P2.4 (AT89S51) P2.5 (AT89S51) P2.6 (AT89S51) P2.7 (AT89S51) 10k

150nF 1 K

VCC 5V

1 K 10k

2 K (+) Baterei

(4)

Komponen utama pada rangkaian ADC adalah IC ADC0804. Input rangkaian ini berasal dari (+) baterei. Rangkaian ini akan mengubah tegangan yang dihasilkan oleh baterei menjadi 8 bit data biner sebagai outputnya. Output dari ADC akan dihubungkan ke mikrokontroler AT89S51. Dengan demikian setiap perubahan data output yang dihasilkan oleh ADC dapat dikenali oleh mikrokontroler.

3.4 Rangkaian Relay

Rangkaian relay pada alat ini berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan rangkaian pen-charge batere dengan batere yang akan di-charge.

Gambar rangkaian relay ini ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini:

Gambar 3.4 Rangkaian relay

Output dari relay yang satu dihubungkan ke batere dan yang lainnya dihubungkan ke rangkaian pen-charge batere. Hubungan yang digunakan adalah normally open. Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik. Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 3.5 (P3.5). Pada saat logika pada port 3.5 adalah

2SC945

4.7k

P3.5 AT89S51 Dioda

K Relay

( + ) Baterei

2SA733

10k

VCC 12V

VCC 12V

1.0k

LED1

10k Charger

(5)

10k VCC

5V

74ALS245AN A3 4 A5 6 A4 5 A6 7 A7 8 A8 9 DIR 1 A2 3 A1 2

~G 19 18 B1

17 B2 16 B3 15 B4 14 B5 13 B6 12 B7 11 B8

P0.0

P0.7

VCC 5V P1.1

Deep Switch 0 1

tinggi (high), maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktip (saturation), sehingga adanya arus yang mengalir ke kumparan relay. Hal ini akan menyebabkan sakar pada relay menjadi tertutup, sehingga rangkaian pen-charge batere akan terhubung ke batere (terjadi proses pen-chargeran). Begitu juga sebaliknya pada saat logika pada P3.5 adalah rendah (low) maka relay tidak dialiri arus. Hal ini akan menyebabkan saklar pada relay terbuka, sehingga hubungan antara rangkaian pen-charge batere dengan batere akan terputus (tidak terjadi proses pen-chargeren).

3.5 Rangkaian Setting Nilai Minimum dan Maksimum

Rangkaian ini berfungsi untuk mensetting nilai minimum dan nilai maksimum.

Dengan menggunakan rangkaian ini, maka nilai minimum dan nilai maksimum dapat diubah-ubah. Rangkaian setting nilai maksimum ini ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut ini :

(6)

Komponen utama dari rangkaian ini adalah sebuah deepswitch dan sebuah IC 74LS245. Pada rangakain ini kaki 1 dari IC 74LS245 yang merupakan direction control dihubungkan ke VCC, sehingga arah pembacaan data berasal dari A menuju ke B (A berfungsi sebagai input dan B berfungsi sebagai output). Kaki 19 yang merupakan enable dihubungkan ke mikrokontroler , sehingga IC ini dapat diaktipkan atau dinonaktipkan dengan menggunakan program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51. Input IC 74LS245 ini berasal dari deepswitch, dimana deepswitch ini berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan hubungan input ke ground dengan cara menggeser posisi switch pada deepswitch tersebut.

Rangkaian setting nilai minimum sama dengan rangkaian setting nilai maksimum. Perdedaannya hanya terletak pada hubungan enablenya. Jika pada rangkaian setting nilai maksimum enable dihubungkan dengan P1.1, maka pada rangkaian setting nilai minimum enable dihubungkan dengan P1.0. Dengan demikian maka kedua rangkaian ini dapat diaktipkan/dinonaktipkan melalui program yang diisikan ke mikrokontroler.

3.6 Rangkaian Keypad

Rangkaian keypad ini berfungsi sebagai tombol-tobol setting. Pada alat ini terdapat 4 rangkaian keypad, yang masing-masing mempunyai fungsi sebagai tombol setting, tombol nilai maksimum, tombol nilai minimum dan tombol run. Ketika terjadi penekanan pada tombol setting, maka program akan menghentikan pembacaan nilai dari ADC dan mengalihkan pembacaan ke rangkaian setting nilai maksimum dan nilai minimum. Saat terjadi penekanan tombol setting nilai maksimum, maka program akan membaca input nilai maksimum dan menampilkannya pada display. Demikian juga ketika terjadi penekanan pada tombol nilai minimum, maka program akan

(7)

10k

P3.2 AT89S51

VCC 5V

VCC

Keypad

1 0

menampilkan nilai minimum pada display. Dan saat ada penekanan pada tombol run, maka program akan kembali menampilkan pembacaan nilai dari ADC. Rangkaian keypad ditunjukkan oleh gambar 3.6 berikut ini :

Gambar 3.6 Rangkaian keypad

Rangkaian keypad ini terdiri dari sebuah keypad yang salah satu pinnya dihubungkan ke ground dan pin yang laindihubungkan ke VCC dan P3.2, sehingga ketika tidak terjadi penekanan keypad maka P3.2 akan mendapatkan logika high dan sebaliknya saat terjadi penekanan pada keypad, maka P3.2 akan mendapatkan logika low.

3.7 Rangkaian LED Indikator

Rangkaian ini berfungsi sebagai indikator ketika terjadi penekanan pada salah satu tombol setting. Pada alat yang dibuat terdapat 3 buah rangkaian LED indikator, yaitu sebagai indikator ketika ada penekanan pada tombol setting, sebagai indikator ketika ada penekanan tombol setting nilai maksimum dan sebagai indikator ketika ada penekanan tombol setting nilai minimum.

(8)

Rangkaian LED indikator datunjukkan oleh gambar 3.7 berikut ini :

Gambar 3.7 Rangkaian LED indikator

Prinsip kerja rangkaian ini pada dasarnya memanfaatkan fungsi transistor sebagai saklar elektronik Tegangan atau sinyal pemicu dari transistor berasal dari mikrokontroler Port 1.7. Pada saat logika pada port 1.7 adalah tinggi (high), maka transistor mendapat tegangan bias dari kaki basis. Dengan adanya tegangan bias ini maka transistor akan aktip (saturation) sehingga LED akan menyala. Demikian juga sebaliknya, Pada saat logika pada port 1.7 adalah rendah (low), maka transistor tidak mendapat tegangan bias dari kaki basis. Tanpa adanya tegangan bias ini maka transistor tidak akan aktip (saturation) sehingga LED akan mati.

3.8 Rangkaian Display Seven Segmen

Rangkaian display seven segmen ini berfungsi untuk menampilkan nilai tegangan dari baterei, dan juga menampilkan nilai maksimum dan minimum dari rangkaian setting nilai maksimum dan minimum.

5V

2SA733

10k 1.0k

330 LED1 P1.7 AT89S51

(9)

Rangkaian display seven segmen ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut ini :

Gambar 3.8 Rangkaian Display Seven Segmen

Display ini menggunakan 3 buah seven segmen yang dihubungkan ke IC 4094 yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data serial yang masuk menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan P3.0 dan P3.1 AT89S51. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang disediakan oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock untuk pengiriman data serial.

Dengan menghubungkan P3.0 dengan IC serial to paralel (IC 4094), maka data serial yang dikirim akan diubah menjadi data paralel. Kemudian IC 4094 ini dihubungkan dengan seven segmen agar data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk angka. Seven segmen yang digunakan adalah aktip low, ini berarti segmen akan hidup jika diberi data low (0) dan segmen akan mati jika diberi data high (1).

5V VCC

SEV EN_SEG_DISPLAY

A B CDE F G

In

Clock

Out D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

4094

D7 2310 141312117654

SEVEN_SEG_DISPLAY

A B C DE F G

In

Clock

Out D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

4094

D7 2310 141312117654

SEVEN_SEG_DISPLAY

A B CDE F G

In

Clock

Out D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

4094

D7 2310 141312117654

P3.0 AT89S51

P3.1 AT89S51

(10)

2 1

30pF 30pF

XTAL 12 MHz

AT89S51

P0.3 (AD3) P0.0 (AD0) P0.1 (AD1) P0.2 (AD2) Vcc P1.0

P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7

P0.4 (AD4) P0.5 (AD5) P0.6 (AD6) P0.7 (AD7) RST

EA/VPP P3.0 (RXD)

P3.1 (TXD) P3.2 (INT0) P3.3 (INT1) P3.4 (T0)

ALE/PROG PSEN

P2.7 (A15) P2.6 (A14) P2.5 (A13) P2.4 (A12) P2.3 (A11) P2.2 (A10) P2.1 (A9) P3.6 (WR)

P3.5 (T1)

P3.7 (RD)

XTAL2 XTAL1

GND P2.0 (A8)

1 2 3 4 5 6 7 8

40

39 38 37 36 35 34 33 9

10 11 12 13 14 15

32

31 30 29

28 27 26 16

17

18 19 20

25 24 23 22 21

VCC 5V

3.9 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian mikrokontroler ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh rangkaian yang ada pada alat ini. Gambar rangkaian mikrokontroler AT89S51 ditunjukkan pada gambar 3.9 berikut ini :

Gambar 3.9 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3.

Pin 40 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground.

Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.

(11)

Vreg LM7805CT

IN OUT TIP32C

100ohm

100uF

330ohm 220V 50Hz 0Deg

TS_PQ4_12

2200uF 1uF

1N5392GP 1N5392GP

12 Volt

5 Volt

3.10 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mengaktipkan relay. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.9 berilut ini :

Gambar 3.10 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.

(12)

3.11 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

Diagram alir pemrogramam adalah sebagai berikut:

Tdk Ya

Tidak

Ya Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Tidak Ya

Ya

Ya Mulai

Baca Tegangan Batere (V)

Tampilkan Nilai Tegangan Baterei

V > Nilai Maksimum V < Nilai

Minimum

Penekanan Tbl Setting Aktipkan Relay

Non_aktipkan Relay

Tbl Setting Minimum

Baca Nilai Minimum

Tbl Setting Maksimum

Baca Nilai Minimum

Tombol Run

Tampilkan Nilai Minimum Tampilkan Nilai

Minimum

(13)

Pada saat power dihidupkan, maka program akan langsung membaca nilai ADC yang merupakan nilai dari tegangang batere. Kemudian program akan menampilkan nilai dari tegangan tersebut pada display seven segmen. Setelah itu program akan membandingkan nilai tegangan batere dengan nilai minimum yang disetting pada rangkaian, jika tidak sama, maka program akan membandingkan dengan nilai maksimum, jika tidak sama maka program akan melihat apakah ada penekanan pada tombol setting, jika tidak ada, maka program akan kembali membaca nilai tegangan baterei kemudian menampilkannya.

Jika nilai tegangan baterei sama dengan nilai minimum, yang berarti batere telah lemah, maka program akan mengaktipkan relay, untuk men-charge baterei tersebut. Selanjutnya program akan kembali membaca nilai tegangan batere dan menampilkannya.

Jika nilai tegangan baterei sama dengan nilai maksimum, yang berarti batere telah penuh, maka program akan menonaktipkan relay. Dengan demikian maka hubungan batere dengan rangkaian pen-charge batere terputus sehingga proses pen- chargeran terhenti. Selanjutnya program akan kembali membaca nilai tegangan batere dan menampilkannya.

Jika terjadi penekanan pada tombol setting, maka selanjutnya program akan melihat penekanan pada tombol setting minimum, jika tidak ada penekanan, maka program akan melihat penekanan pada tombol setting maksimum, jika tidak ada maka program akan melihat penekanan pada tombol run, jika tidak ada juga, maka program akan kembali melihat penekanan pada tombol setting minimum.

Jika terjadi penekanan pada tombol setting minimum, maka program akan

(14)

kemudian menampilkannya pada display. Selanjutnya program akan kembali melihat penekanan tombol minimum.

Jika terjadi penekanan pada tombol setting maksimum, maka program akan membaca nilai maksimum yang dihasilkan oleh rangkaian setting nilai maksimum, kemudian menampilkannya pada display. Selanjutnya program akan kembali melihat penekanan tombol minimum.

Jika terjadi penekanan pada tombol Run, maka program akan kembali ke rutin awal untuk membaca nilai tegangan baterei dan menampilkannya.

(15)

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

4.1 Pengujian Rangkaian Charger Baterei

Pengujian pada bagian rangkaian charger baterei ini dapat dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan keluaran sebesar 15,886 volt.

Tegangan ini cukup untuk mencharger baterei, karena untuk mencahrger baterei dibutuhkan tegangan yang lebih besar dari 13,7 volt

4.2 Pengujian Rangkaian Relay

Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN, transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktip jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktipnya transistor akan mengaktipkan relay. Pada alat ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan baterei dengan charger, dimana hubungan yang digunakan adalah normally open (NO), dengan demikian jika relay tidak aktip maka hubungan baterei ke charger akan terputus, sebaliknya jika relay aktip, maka baterei dengan charger akan terhubung.

Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor, jika relay aktip dan rangkaian charger terhubung ke baterei maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

(16)

4.3 Pengujian Rangkaian Keypad

Pengujian rangkaian ini dilakukan dengan cara menekan keypad. Pada saat keypad tidak ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini sebesar 5 volt. Namun saat keypad ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini sebesar 0 volt. Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

4.4 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Pengujian rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan sebuah transistor A733 yang dihubungkan dengan sebuah LED indikator, dimana transistor disini berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan hidup/mati LED. Dengan demikian LED akan menyala jika transistor aktip dan sebaliknya LED akan mati jika transistor tidak aktip. Tipe transistor yang digunakan adalah PNP A733, dimana transistor ini akan aktip (saturasi) jika pada basis diberi tegangan 0 volt (logika low) dan transistor ini akan tidak aktip jika pada basis diberi tegangan 5 volt (logika high). Basis transistor ini dihubungkan ke pin I/O mikrokontroler yaitu pada kaki 8 (P1.7).

Langkah selanjutnya adalah mengisikan program sederhana ke mikrokontroler AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut :

Loop:

Cpl P1.7 Acall tunda sjmp loop tunda:

mov r7,#255 tnd:

(17)

mov r6,#255 djnz r6,$

djnz r7,tnd ret

Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P1.7 selama selang waktu tunda. Jika logika pada P1.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian jiga sebaliknya jika logika pada P1.7 low maka akan diubah ke high, demikian seterusnya.

Logika low akan mengaktipkan transistor sehingga LED akan menyala dan logika high akan menonaktipkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian program ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED telah berkedip terus menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian mikrokontroler telah berfungsi dengan baik.

4.5 Pengujian Rangkaian Display Seven Segmen

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian mikrokontroler, kemudian memberikan data tertentu pada port serial dari mikrokontroler. Seven segmen yang digunakan adalah common anoda, dimana semen akan menyala jika diberi logika 0 dan sebaliknya segmen akan mati jika diberi logika 1.

Dari hasil pengujian diperoleh data yang harus dikirimkan ke port serial untuk menampilkan angka desimal adalah sebagai berikut:

(18)

Angka Data yang dikirim

1 0ECH

2 18H

3 88H

4 0C4H

5 82H

6 02H

7 0E8H

8 0h

9 80H

0 20H

Program yang diisikan pada mikrokontroler untuk menampilkan nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h Loop:

mov sbuf,#bil0 Jnb ti,$

Clr ti sjmp loop

(19)

Program di atas akan menampilkan angka 0 pada semua seven segmen.

Sedangkan untuk menampilkan 3 digit angka yang berbeda pada seven segmen adalah dengan mengirimkan ke 3 data angka yang akan ditampilkan pada seven segmen.

Programnya adalah sebagai berikut : Loop:

mov sbuf,#bil1 Jnb ti,$

Clr ti

mov sbuf,#bil2 Jnb ti,$

Clr ti

mov sbuf,#bil3 Jnb ti,$

Clr ti sjmp loop

Program di atas akan menampilkan angka 1 pada seven segmen ketiga, angka 2 pada seven segmen kedua dan angka 3 pada seven segmen pertama.

4.6 Pengujian Rangkaian Setting Nilai Minimum dan Maksimum

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian mikrokontroler yaitu pada port 0 (P0), kemudian rangkaian mikrokontroler dihubungkan dengan rangkaian display seven segmen.

Mikrokontroler diisi dengan program untuk membaca nilai yang ada pada rangkaian setting, kemudian hasil pembacaannya ditampilkan pada display seven segmen.

(20)

Program yang diisikan ke mikrokontroler adalah sebagai berikut : mov a,p0

mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b

Program di atas akan memerintahkan mikrokontroler untuk mengambil data pada port 0, dimana port 0 dihubungkan ke rangkaian setting. Kemudian nilai ini akan dibagi dengan 100 dan hasilnya disimpan pada alamat 70h untuk kemudian nilai ini akan dikirimkan pada seven segmen pertama sebagai nilai ratusan. Sisa dari pembagian tersebut akan dibagikan lagi dengan 10 kemudian hasilnya disimpan pada alamat 71h untuk kemudian nilai ini akan dikirimkan pada seven segmen kedua sebagai nilai puluhan dan sisanya akan disimpan pada alamat 72h untuk kemudian dikirimkan pada seven segmen ketiga sebagai nilai satuan.

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan mengubah posisi switch pada deepswitch. Pada saat posisi minimum, yaitu posisi dimana semua switch dihubungkan ke ground, maka display akan menunjukkan nilai 00.0. Kemudian pada saat posisi maksimum, yaitu posisi dimana semua switch dihubungkan ke VCC, maka display akan menunjukkan nilai 25.5. Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

(21)

4.7 Pengujian Rangkaian ADC

Pengujian pada bagian rangkaian ADC ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ADC ini dengan rangkaian mikrokontroler. Selanjutnya rangkaian mikrokontroler dihubungkan dengan rangkaian display seven segmen.

Mikrokontroler diisi dengan program untuk membaca nilai yang ada pada rangkaian ADC, kemudian hasil pembacaannya ditampilkan pada display seven segmen.

Program yang diisikan ke mikrokontroler ini hampir sama dengan program pada pengujian rangkaian setting, bedanya hanya pada port yang digunakan, jika pada rangkaian setting port yang digunakan adalah port 0, maka pada rangkaian ADC port yang digunakan adalah port 2. Programnya adalah sebagai berikut :

mov a,p2 mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan memberikan tegangan 0 volt pada input ADC (kaki 6 ADC0804), maka display akan menunjukkan nilai 00.0. Kemudian memberikan tegangan 5 volt pada input ADC (kaki 6 ADC0804), maka display akan menunjukkan nilai 25.5. Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

(22)

4.8. PROGRAM

4.8.1 Program Intelegent Charger Menggunakan Setting Max dan Min bil0 equ 20h

bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h Utama:

jb p3.2,terus acall setting sjmp Utama setting:

clr p1.7 jb p1.4,n_min clr p1.6 setb p1.5 setb p1.0 clr p1.1 mov a,p0 acall display sjmp setting n_min:

jb p1.3,run clr p1.5 setb p1.6 setb p1.1 clr p1.0 mov a,p0 acall display sjmp setting run:

jb p1.2,setting setb p1.0 setb p1.1 setb p1.7 setb p1.6 setb p1.5

(23)

sjmp utama terus:

acall display mov a,p2 setb p1.1 clr p1.0

cjne a,p0,cekcarry1 setb p3.6

sjmp utama cekcarry1:

mov 77h,a mov a,psw anl a,#80h cjne a,#80h,relay setb p3.6

sjmp utama relay:

mov a,77h setb p1.0 clr p1.1

cjne a,p0,utama clr p3.6

sjmp utama display:

mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b mov r0,70h acall konversi

mov 73h,r1 ;73h nilai satuan des mov r0,71h

acall konversi

mov 74h,r1 ;74h nilai puluhan des mov r0,72h

acall konversi

mov 75h,r1 ;75h nilai ratusan des

(24)

konversi:

cjne r0,#0,satu mov r1,#bil0 ret

satu:

cjne r0,#1,dua mov r1,#bil1 ret

dua:

cjne r0,#2,tiga mov r1,#bil2 ret

tiga:

cjne r0,#3,empat mov r1,#bil3 ret

empat:

cjne r0,#4,lima mov r1,#bil4 ret

lima:

cjne r0,#5,enam mov r1,#bil5 ret

enam:

cjne r0,#6,tujuh mov r1,#bil6 ret

tujuh:

cjne r0,#7,delapan mov r1,#bil7 ret

delapan:

cjne r0,#8,sembilan mov r1,#bil8 ret

sembilan:

cjne r0,#9,konversi mov r1,#bil9 ret

kirim_disp:

mov sbuf,75h jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,74h jnb ti,$

(25)

clr ti

mov sbuf,73h jnb ti,$

clr ti ret tunda:

mov r7,#255 tnd: mov r6,#255 djnz r6,$

djnz r7,tnd ret

2.8.2 Program Traffic Light Menggunakan Catu Daya Baterei Hijau1 Bit P0.5

kuning1 Bit P0.4 Merah1 Bit P0.3 Hijau2 Bit P0.0 kuning2 Bit P0.1 Merah2 Bit P0.2 Hijau3 Bit P2.7 kuning3 Bit P0.7 Merah3 Bit P0.6 Hijau4 Bit P2.4 kuning4 Bit P2.5 Merah4 Bit P2.6 Sensor Bit P3.2 Relay Bit P3.3 Mov P0,#0

Mov p2,#0 Clr Relay Utama:

Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Hijau1 Setb Merah2 Setb Merah3 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu Mov P0,#0

(26)

Setb Merah4 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu Mov P0,#0

Mov p2,#0 Setb Hijau2 Setb Merah1 Setb Merah3 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu Mov P0,#0

Mov p2,#0 Setb Kuning2 Setb Merah1 Setb Merah3 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu Mov P0,#0

Mov p2,#0 Setb Hijau3 Setb Merah2 Setb Merah1 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu Mov P0,#0

Mov p2,#0 Setb Kuning3 Setb Merah2 Setb Merah1 Setb Merah4 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu Mov P0,#0

Mov p2,#0 Setb Hijau4 Setb Merah2 Setb Merah3 Setb Merah1 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu Acall Tunda_Lampu

(27)

Mov P0,#0 Mov p2,#0 Setb Kuning4 Setb Merah2 Setb Merah3 Setb Merah1 acall Cek_Suhu Acall Tunda_Lampu ljmp Utama

Cek_Suhu:

Jnb Sensor,Lanjut ret

Lanjut:

acall tadc mov a,p2 mov b,#14 add a,b mov 68h,a mov b,#100 div ab mov 70h,a mov a,b mov b,#10 div ab mov 71h,a mov 72h,b mov r0,70h acall tranfer mov 73h,r1 mov r0,71h acall tranfer mov 74h,r1 mov r0,72h acall tranfer mov 75h,r1 acall kirim mov a,68h

cjne a,#135,cek_carry1 ; nilai atas Clr Relay

acall tunda acall tunda acall tunda ret

(28)

cjne a,#0,cek_Carry2 Clr Relay

acall tunda acall tunda acall tunda ret

cek_Carry2:

mov a,68h

cjne a,#90,cek_Carry3 ;batas bawah Setb Relay

acall tunda acall tunda acall tunda ret

cek_carry3:

mov a,psw anl a,#90h

cjne a,#80h,cek_Carry4 Setb Relay

acall tunda acall tunda acall tunda ret

cek_Carry4:

Clr Relay acall tunda acall tunda acall tunda ret

tranfer:

cjne r0,#0,satu mov r1,#20h ret

satu:

cjne r0,#1,dua mov r1,#0ech ret

dua:

cjne r0,#2,tiga mov r1,#18h ret

tiga:

cjne r0,#3,empat mov r1,#88h

(29)

ret empat:

cjne r0,#4,lima mov r1,#0c4h ret

lima:

cjne r0,#5,enam mov r1,#82h ret

enam:

cjne r0,#6,tujuh mov r1,#2h ret

tujuh:

cjne r0,#7,delapan mov r1,#0e8h ret

delapan:

cjne r0,#8,sembilan mov r1,#0h

ret sembilan:

cjne r0,#9,tranfer mov r1,#80h ret

kirim:

mov sbuf,75h jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,74h jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,73h jnb ti,$

clr ti acall tunda ret

tunda:

mov r7,#255 tnd: mov r6,#255 djnz r6,$

djnz r7,tnd ret

(30)

djnz r7,adc ret Tunda_lampu:

mov r7,#5 tnd_lampu:

mov r6,#255 td_lampu:

Mov r5,#255 djnz r5,$

djnz r6,td_lampu Djnz r7,tnd_lampu

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian dan perakitan alat maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Mikrokontroller dapat digunakan dalam berbagai aplikasi didalam kehidupan kita sehari-hari contohnya intelegent charger.

b. Pengisian dengan arus berlebihan dapat mengakibatkan rusaknya baterei akibat suhu yang tinggi. Suhu yang tinggi membuat pelat positif mengembang (berubah) bentuk dan oksigen bebas masuk Dengan adanya intelegen charger ini maka masalah di atas dapat diatasi, karena intelgen charger akan mati sendiri apabila baterei telah penuh.

c. Intelegen charger yang menggunakan Setting maksimum dan minimum ini memiliki kelebihan yaitu kita dapat mensetting nilai tegangan maximum untuk menghentikan pengecasan dan mensetting nilai tegangan minimum untuk kapan ia akan melakukan pengecasan. Dan harganya tidak jauh berbeda dengan intelegen charger pada traffic light.

5.2 Saran

a. Diharapkan kedepannya alat ini dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai rangkian tambahan dan memiliki fungsi yang lebih luas.

b. Baterei yang digunakan adalah baterei basah maka sebaiknya pengguna harus sering memeriksa alektrolit baterei.

Gambar

Gambar 3.1  Diagram blok rangkaian
Gambar 3.2   Rangkaian Pen-charge baterei
Gambar rangkaian relay  ini ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini:
Gambar  3.6  Rangkaian keypad
+6

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil penelitian atau eksperimen diuji secara statistik untuk mengetahui variabel proses mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap jenis pahat, kecepatan

Teknik bimbingan kelompok yang akan digunakan adalah bermain peran ( role play ). Diharapkan melalui penelitian tindakan kelas kemandirian belajar mahasiswa melalui

 =umla, kumulati&amp; &gt;aktu tunggu ,asil #elayanan laboratorium #asien yang di survey dalam satu bulan.  =umla, #asien yang

Garap gerak sebagai bahan atau materi pokok tari Asmarasih memiliki bentuk gerak tradisi Yogyakarta dan Surakarta yang pada gilirannya merupakan gaya yang berbeda dengan

Berdasarkan patofisiologi syok dan perubahan hemodinamik, rasio laju jantung terhadap tekanan darah sistolik (LJ/TDS) yang disebut sebagai indeks syok berkorelasi negatif

Gambar 5.32 Hasil Analisis Levene’s Test of Equality of Error Variance dengan SPSS pada Sesi Structure and Written Expression Kelompok Kontrol Kedua dan Kelompok Percobaan... 72

Kadar glukosa darah rata-rata tikus sehat, tikus hasil induksi MLD-STZ dan tikus hasil terapi herbal spray Spirulina sp.. Perlakuan Rata-rata Glukosa

Menurut Moleong dalam Triago (2013:4) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh