• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aktivitas yang terjadi pada suatu pusat perdagangan seperti pasar tradisional sebagai salah satu sub sistem pusat perdagangan di suatu kota, merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan dan dinamika ekonomi suatu kota (Kiik 2006, 2). Ginanjar (1980, 53) berpendapat bahwa pasar adalah tempat untuk menjual dan memasarkan barang atau sebagai bentuk penampungan aktivitas perdagangan. Semakin tinggi aktivitas yang terjadi di pasar merupakan salah satu indikator semakin dinamisnya perputaran roda perekonomian kota (Kiik 2006, 3). Menurut Aliyah (2007, 19) sehubungan dengan hirarki pusat-pusat, pasar dapat dikategorikan dalam beberapa kelas menurut ukuran pasar dan jangkauan pelayanannya. Semakin tinggi jangkauan pelayanan, semakin besar kontribusi pasar terhadap kota. Jangkauan pelayanan pasar tertinggi dimiliki oleh pasar regional yang dapat melayani kota/kabupatennya sendiri dan melayani kota/kabupaten disekitarnya.

Eksistensi pasar tradisional sepertinya masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat pada saat ini. Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mendefinisikan pasar tradisional sebagai pasar yang bentuk bangunannya relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurang menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai, kurang menjaga kebersihan pasar, dan penerangan yang kurang baik). Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari dengan mutu barang yang kurang diperhatikan, harga barang relatif murah, dan cara pembeliannya dengan sistem tawar menawar.

(2)

Indonesia ada 13.550, namun pada 2009 jumlahnya berkurang menjadi 13.450 unit, bahkan merosot menjadi 9.950 unit pada 2011 sehingga pertumbuhan pasar rakyat minus 8%. (Pasar Tradisional, Rumah Ekonomi Rakyat, Kompas 18 Juni 2015, 17). Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag), yaitu dengan melakukan revitalisasi pasar. Revitalisasi pasar artinya perubahan pasar yang dilakukan secara modern yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan pasar dengan menyelaraskan pasar dengan lingkunganya, serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pasar sesuai dengan kelasnya masing-masing. Kritik terhadap revitalisasi pasar tradisional salah satu yang terpenting adalah revitalisasi pasar hanya mempertimbangkan komponen fisik atau merenovasi bangunan gedung, tidak menyentuh komponen lain yang lebih mendasar seperti pengelolaan, spasial, sosial dan ekonomi pasar (Indroyono 2014, 1)

Dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Klaten tahun 2011-2031, Kawasan Perkotaan Klaten dan Kawasan Perkotaan Delanggu merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dengan pengembangan fungsi kegiatan utama perdagangan, dan permukiman perkotaan. Salah satu isu perdagangan yang ada di Kabupaten Klaten adalah revitalisasi pasar regional tidak mempertimbangkan komponen revitalisasi secara menyeluruh sehingga menyebabkan penurunan jumlah pedagang dan pembeli. Menurut data UPTD Pasar Kabupaten Klaten setelah pasar regional direvitalisasi jumlah kios mengalami penurunan sebesar 7,27% dan jumlah pedagang mengalami penurunan sebesar 0,84%.

(3)

Kejadian-kejadian yang diuraikan dalam teori dan isu di atas yang menjadi motivasi dalam melakukan penelitian dengan maksud untuk membuktikan teori tersebut di lapangan. Dengan melihat kejadian-kejadian yang diuraikan pada teori di atas maka penelitian ini akan mengambil wilayah studi makro di Kabupaten Klaten dengan alasan karena fenomena-fenomena yang diuraikan teori secara amatan awal telah terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas revitalisasi pasar regional di Kabupaten Klaten.

1.2. Permasalahan

Memberdayakan pasar tradisional terutama pasar tradisional regional dengan revitalisasi sangat penting, mengingat pasar tradisional merupakan salah satu sarana dalam melaksanakan kegiatan ekonomi masyarakat, sehingga banyak pedagang kecil, koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah yang mempunyai harapan besar terhadap keberadaan pasar tersebut. Pasar Tradisional menyangkut hajat hidup masyarakat yang lebih banyak terutama masyarakat kecil. Hal ini berarti pasar tradisional mempunyai nilai strategis dalam menjaga keseimbangan wilayah (Alexander 1987 dalam Aliyah 2007, 14).

(4)

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut antara lain:

1. Menganalisis nilai komponen revitalisasi di tiap Pasar Regional Kabupaten Klaten

2. Menganalisis tingkat prioritas tiap komponen revitalisasi Pasar Regional 3. Menganalisis efektivitas revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten 1.4. Ruang Lingkup dan Batasan

Ruang lingkup yang dibahas dalam laporan ini terdiri atas ruang lingkup wilayah yang membahas mengenai batasan wilayah serta justifikasi pemilihan wilayah, ruang lingkup substansi yang membahas batas dari isi penelitian yang dilandaskan pada sasaran dan ruang lingkup waktu yang merupakan batasan waktu dari aspek yang diteliti.

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dipilih berdasarkan isu dan fenomena yang ada di lapangan. Isu yang ada di wilayah yang dipilih yaitu:

a. Kecamatan Delanggu dan Kota Klaten merupakan kawasan strategis perdagangan menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klaten yang mengalami peningkatan penduduk sehingga menyebabkan kebutuhan akan sarana perdagangan meningkat.

b. Adanya isu terkait pasar regional di Kabupaten Klaten yaitu revitalisasi pasar regional tidak mempertimbangkan komponen revitalisasi secara menyeluruh sehingga menyebabkan penurunan jumlah pedagang dan pembeli.

(5)
(6)

6 1.4.2. Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai efektivitas revitalisasi pasar regional di Kabupaten Klaten. Menentukan efektivitas revitalisasi pasar regional di Kabupaten Klaten dapat dengan melihat pendekatan efektivitas dan komponen revitalisasi pasar regional. Pendekatan efektivitas dapat dilihat dari pendekatan tujuan dan pendekatan sistem sedangkan komponen revitalisasi pasar regional terdiri dari komponen fisik, komponen spasial, komponen sosial ekonomi dan komponen pengelolaan pasar yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Komponen fisik dapat dilihat melalui variabel luas area dan sarana prasarana b. Komponen spasial dapat dilihat melalui variabel jangkauan pelayanan

c. Komponen sosial-ekonomi dapat diketahui melalui variabel kenyamanan, kelengkapan jenis barang, dan pendapatan pedagang

d. Komponen pengelolaan pasar dapat dilihat melalui variabel pengelola dan keamanan.

1.4.3. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu yang digunakan yaitu saat ini tahun 2016. Menggunakan waktu saat ini dikarenakan data yang digunakan merupakan data efektivitas revitalisasi pasar regional di Kabupaten Klaten pada saat ini.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dibahas dalam laporan ini terdiri atas manfaat praktis yang membahas mengenai tujuan penelitian untuk stakeholder dan manfaat teoritis yang membahas manfaat penelitian untuk perkembangan ilmu terkait. 1. Manfaat Praktis

(7)

Klaten. Sehingga dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kabupaten Klaten dalam memajukan pasar tradisional khususnya melalui kegiatan revitalisasi.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan mampu meningkatkan ilmu perencanaan wilayah kota secara umum dan meningkatkan ilmu yang lebih khusus seperti ilmu terkait komponen revitalisasi pasar dan cara mengetahui efektivitas revitalisasi pasar regional.

1.6. Posisi Penelitian

Posisi Penelitian dalam ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota termasuk dalam lingkup perencanaan kota terkait dengan sarana di Kabupaten Klaten. Jenis sarana difokuskan pada sarana perdagangan yaitu pasar tradisional dengan kelas pasar regional. Penelitian yang dilakukan akan dikaitkan pada salah satu upaya peningkatan daya saing pasar tradisional yaitu revitalisasi dan tujuan pengembangan pasar tradisional yaitu efektivitas pasar. Maka dari itu, teori terkait revitalisasi pasar, karakteristik pasar regional dan efektivitas pasar digunakan sebagai dasar penelitian. Berikut merupakan skema posisi penelitian yang dilakukan penulis:

Dalam ranah penelitian Perencanaan Wilayah Kota penelitian ini merupakan studi kasus dari isu yang ada dan disusun dengan pendekatan penelitian deduktif. Penelitian ini berkaitan dengan studi terkait pasar yang merupakan salah satu elemen sarana perkotaan.

Hubungan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas tentang revitalisasi pasar tradisional dengan perbedaan pada penelitian

Fokus

Gambar 1.2 Skema Posisi Penelitian

(8)

ini yaitu peneliti mencoba mengetahui efektivitas revitalisasi pasar regional di Kabupaten Klaten. Peneliti menggunakan pendekatan efektivitas dan komponen revitalisasi pasar regional yang diolah dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) menjadi bobot untuk kemudian dikalikan dengan nilai tiap komponen pada pasar regional sehingga diketahui efektivitas revitalisasi tiap pasar regional di Kabupaten Klaten. Penelitian sebelumnya memiliki jenis kuantitatif tentang jangkauan pelayanan pasar tradisional pasca revitalisasi berdasarkan preferensi dan asal konsumen sedangkan penelitian ini menggunakan jenis kualitatif untuk mengetahui efektivitas revitalisasi pasar regional di Kabupaten Klaten melalui komponen revitalisasi yang salah satunya mencakup jangkauan pelayanan pasar regional.

Tabel 1.1 Posisi Penelitian Terhadap Penelitian Sebelumnya

No Nama

Peneliti Universitas Judul Penelitian

Jenis

Penelitian Hasil Penelitian 1 Alan Tandiyar Thesis

Magister PWK UNDIP, 2002

Kajian Perkembangan Pasar Tanah Baru sebagai Acuan bagi Pembangunan Pasar Tradisional Baru di Wilayah Perluasan Kota Bogor

Kuanlitatif Penelitian ini mengkaji perkembangan pasar

Kuantitatif Menganalisis tentang eksistensi pasar pasca

Konsumen di Kota Surakarta

Kuantitatif Penelitian dilakukan untu mengetahui

Efektivitas Revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten

Kuantitatif Melihat komponen revitalisasi yang dilakukan di tiap pasar regional dan

(9)

1.7. Alur Penelitian

Gambar 1.3 Alur Penelitian Sumber: Analisis Penulis, 2015

Aktivitas

Ekonomi-Sosial Penduduk Pasar Tradisional Pertumbuhan

ekonomi kota semain baik bila pasar tradisional

efektif Revitalisasi pasar

sebagai upaya

Bagaimana efektivitas revitalisasi pasar regional di Kabupaten Klaten?

Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan: Mengetahui efektivitas revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan tersebut antara lain:

1. Menganalisis nilai komponen revitalisasi yang dilakukan di Pasar Regional Kabupaten Klaten 2. Menganalisis bobot komponen revitalisasi Pasar Regional Kabupaten Klaten

3. Menganalisis efektivitas revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten

Tinjauan Teori Kebutuhan Data

 Teori Pasar

 Data komponen fisik luas area dan sarana prasarana  Data komponen spasial  jangkauan pelayanan

 Data komponen sosial ekonomi kenyamanan, penghasilan pedagang dan kelengkapan jenis barang

 Data komponen pengelolaan pasarkelengkapan pengelola dan keamanan.

 Data kuesioner AHP

Metode Analisis

 Analisis skoring komponen revitalisasi Pasar Regional Kabupaten Klaten

 Analisis AHP efektivitas komponen revitalisasi Pasar Regional Kabupaten Klaten

 Analisis skoring efektivitas revitalisasi Pasar Regional di Kabupaten Klaten

Kesimpulan

(10)

1.8. Sistematika Penulisan

Laporan ini terdiri dari enam bab mulai dari bab pendahuluan hingga bab kesimpulan, berikut penjabaran masing-masing bab yang akan disajikan dalam penelitian ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang yang mendasari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, posisi penelitian, urgensi penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, alur penelitian serta sistematika penulisan Tugas Akhir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II Tinjauan Literatur merupakan bab yang memuat literatur yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian dan pustaka yang digunakan terkait dengan pasar tradisional, pasar regional, efektivitas dan revitalisasi pasar.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian menjelaskan tentang tahapan yang dijadikan acuan penelitian agar terstruktur. Bab ini menjelaskan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, kerangka rancangan penelitian, variabel penelitian, kebutuhan data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, serta teknik analisis.

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Bab IV Tinjauan Khusus adalah bab yang berisi tentang gambaran komponen revitalisasi tiap pasar regional di Kabupaten Klaten dan nilai tiap komponen revitalisasi. Selain itu dijelaskan hasil bobot komponen revitalisasi dan efektivitas revitalisasi pasar regional di kabupaten Klaten.

BAB V PEMBAHASAN

Bab V Pembahasan merupakan penjelasan dari hasil analisis yang telah dilakukan BAB VI PENUTUP

(11)

Gambar

Gambar 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Sumber: Analisis Penulis, 2015
Gambar 1.2 Skema Posisi Penelitian Sumber: Analisis Penulis, 2015
Tabel 1.1 Posisi Penelitian Terhadap Penelitian Sebelumnya Jenis Penelitian
Gambar 1.3 Alur Penelitian  Sumber: Analisis Penulis, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar dan untuk

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa model revitalisasi pasar tradisional Berbasis Modal Sosial, dari hasil data dilapangan di pasar Tradisional Titi Kuning

Melalui Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang pemerintah Kota Tangerang melakukan revitalisasi pasar tradisional di Pasar Bandeng, yang menjadi locus dalam

Pasar tradisional dikelola tanpa inovasi yang berarti mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif (Kasali, 2007).Revitalisasi pasar merupakan salah satu

Dari sisi output, dilakukan evaluasi hasil yang dicapai oleh pedagang, setelah pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional pada pasar-pasar di Kota Denpasar,

Program revitalisasi pasar tradisional juga menyentuh tata kelola (kelembagaan) pasar. Mewujudkan pasar yang profesional haruslah dikelola dengan manajemen yang terpadu dimana

Program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Bulu Kota Semarang dikatakan belum efektif karena belum adanya perubahan mindset pedagang dari pasar tradisional

Pasar tradisional saat ini menjadi perhatian banyak pihak, terutama setelah pemerintah mencanangkan program revitalisasi pasar tradisional. Kementerian Perdagangan,