i
PENGARUH REVITALISASI PASAR TRADISIONAL
DAN SUMBER DAYA PEDAGANG TERHADAP KINERJA PEDAGANG PASAR DI KOTA DENPASAR
SKRIPSI
Oleh :
A. A. GEDE PRATHIWA PRADIPTA NIM : 1206105004
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
PENGARUH REVITALISASI PASAR TRADISIONAL
DAN SUMBER DAYA PEDAGANG TERHADAP KINERJA PEDAGANG PASAR DI KOTA DENPASAR
SKRIPSI
Oleh :
A. A. GEDE PRATHIWA PRADIPTA NIM : 1206105004
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 1 April 2016
Tim Penguji: Tanda tangan
1. Ketua : Prof. Dr. I Made Sukarsa, SE., MS. ...
2. Sekretaris : Drs. I Gusti Putu Nata Wirawan, M.Si. ...
3. Anggota : Made Dwi Setyadhi Mustika, SE.,M.Si. ...
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Pembimbing
(Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE.,MS) (Drs. I Gusti Putu Nata Wirawan, M.Si)
NIP. 19540429 198303 1 002 NIP. 19521231 198503 1 004
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 3 Maret 2016
Mahasiswa,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Revitalisasi Pasar dan Sumber Daya Pedagang Terhadap Kinerja Pedagang Pasar di Kota Denpasar” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.
3. Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS., dan Bapak Dr. Ida Bagus Putu
Purbadharmaja, SE., ME., masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
4. Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE., SU., sebagai Pembimbing
Akademik.
5. Drs. I Gusti Putu Nata Wirawan, M.Si., selaku dosen pembimbing atas
waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian
skripsi ini.
6. Made Dwi Setyadhi Mustika, SE.,M.Si., selaku dosen pembahas atas
waktu yang telah diberikan, bimbingan dan masukan sehingga penulis
7. Prof. Dr. I Made Sukarsa, SE.,MS selaku ketua penguji atas waktu yang
telah diberikan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga tercinta, kedua orang tua penulis A.A. Putu Gede Bawa, Gusti
Nyoman Ayu Sujarni, Kakak A.A. Made Satwika Bhawana. Atas
dukungan serta doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh
studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.
9. Teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis
tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, 3 Maret 2016
vi
Judul : Pengaruh Revitalisasi Pasar Tradisional dan Sumber Daya Pedagang Terhadap Kinerja Pedagang Pasar di Kota Denpasar Nama : A. A. Gede Prathiwa Pradipta
NIM : 1206105004
Abstrak
Pasar adalah tempat dimana calon pembeli dan penjual melakukan transaksi untuk memperoleh suatu barang dan jasa dengan sejumlah pengorbanan. Pasar dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Pasar modern merupakan pasar yang dikelola pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga. Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki aktivitas jual beli yang sederhana, terjadi tawar menawar dengan alat pembayaran berupa uang tunai. Kedudukan pasar tradisional masih tetap penting dan menyatu dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar dan untuk mengetahui pengaruh sumber daya pedagang terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu analisis faktor dan analisis regresi linier berganda. Analisis faktor digunakan untuk memperoleh skor faktor dari variabel laten yang dibentuk oleh variabel indikator, sedangkan analisis regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hasil analisis menunjukkan secara parsial variabel revitalisasi pasar dan sumber daya pedagang berpengaruh signifikan terhadap kinerja pedagang di Kota Denpasar. Analisis terhadap faktor-faktor yang diuji dalam penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pedagang di Kota Denpasar adalah variabel revitalisasi pasar.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.5 Sistematika Penulisan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 12
2.1.1 Pasar ... 12
2.1.2 Pasar Tradisional ... 13
2.1.3 Revitalisasi Pasar Tradisional ... 15
2.1.4 Sumber Daya Pedagang ... 18
2.1.5 Kinerja Pedagang ... 21
2.2 Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 26
3.2 Lokasi Penelitian ... 26
3.3 Obyek Penelitian ... 26
3.4 Identifikasi Variabel ... 27
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 28
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 32
3.6.1 Jenis Data ... 32
3.6.2 Sumber Data ... 33
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 33
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.9 Instrumen Penelitian ... 37
3.9.1 Uji Validitas ... 37
viii
3.10.3 Uji Asumsi Klasik ... 40
3.10.5 Uji Signifikansi Koefisien Secara Parsial ... 42
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian ... 46
4.2 Karakteristik Responden ... 47
4.2.1 Umur dan Jenis Kelamin Responden ... 47
4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 48
4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 49
4.3.1 Uji Validitas ... 49
4.3.2 Uji Realibilitas ... 50
4.4 Analisis Faktor ... 50
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
4.5.1 Uji asumsi klasik ... 54
4.6 Uji Kecocokan Model ... 56
4.6.1 Uji Hipotesis ... 57
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 62
5.2 Saran ... 62
DAFTAR RUJUKAN ... . 65
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Revitalisasi Pasar Periode 2008-2014 Perusahaan Daerah Pasar
di Kota Denpasar ... 2
3.1 Jenis dan Variabel Penelitian ... 28
3.2 Jumlah Tempat Dan Pedagang Pasar Tradisional di Kota Denpasar Setelah Direvitalisasi Tahun 2014... 34
3.3 Jumlah Populasi dan Sampel Pasar Tradisional Yang Telah Direvitalisasi di Kota Denpasar Tahun 2008-2014 ... 36
4.1 Pedagang Pasar Tradisional di Kota Denpasar Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 47
4.2 Pedagang Pasar Tradisional di Kota Denpasar Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ... 48
4.3 Hasil Uji Validitas ... 49
4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 50
4.5 Evaluasi Terhadap Validitas Variabel Konstruk ... 51
4.6 Hasil Communalities ... 53
4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 54
[image:10.595.114.507.118.551.2]x
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 27
3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel
revitalisasi pasar (X1) ... 43
3.3 Derah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel
Sumber Daya Pedagang (X2) ... 45
4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho untuk Variabel
Revitalisasi pasar (X1) ... 58
4.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho untuk Variabel
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Kuisioner Penelitian ... 69
2. Tabulasi Data dan Karakteristik Responden... 72
3. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 75
4. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ... 80
5. Analisis Faktor konfimatori………....83
6. skor faktor variabel………86 7. Regresi linier berganda………..89
8. Uji Normalitas………90
9. Uji Multikolinearitas ... 91
10. Uji Heteroskedastisitas ... 92
11. Tabel Distribusi F ; α = 0,05 ... 93
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, perekonomian,
pariwisata dan pusat kegiatan lainnya. Sebagai pusat kota, perkembangan
ekonomi suatu wilayah tergantung dari kegiatan sosial ekonomi, yang kegiatan itu
sendiri ditentukan oleh permintaan barang dan jasa. Sehingga kegiatan ekonomi
erat kaitannya untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, dan tempat
kegiatannya dapat di jumpai dalam bentuk fisik yang disebut pasar.
Fadly (2009) dalam Adiyadnya (2015), pasar dianggap sebagai suatu tempat
yang relatif memenuhi segala kebutuhan masyarakat untuk melakukan transaksi
berjual-beli barang. Pasar adalah tempat dimana calon pembeli dan penjual
melakukan transaksi untuk memperoleh suatu barang dan jasa dengan sejumlah
pengorbanan. Transaksi adalah kesepakatan dalam kegiatan jual-beli yang
mempunyai syarat adanya barang yang diperjual belikan, ada pedagang, ada
pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan tidak ada paksaan dari pihak
manapun.
Pasar tradisional menjadi salah satu jantung perekonomian masyarakat.
Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki aktivitas jual beli yang
sederhana, terjadi tawar menawar dengan alat pembayaran berupa uang tunai.
masyarakat. Banyak masyarakat yang masih membutuhkan pasar tradisional
dalam mencari pendapatan dan juga kebutuhan dalam transaksi jual beli.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Denpasar terus mengoptimalkan pasar-pasar
yang dikelolanya dengan berbagai cara, salah satunya dengan adanya program
revitalisasi pasar. Tujuan dari revitalisasi pasar adalah agar pasar menjadi bersih
dan nyaman bagi pengunjung, dengan demikian akan berdampak meningkatkan
jumlah pengunjung dan meningkatkan pendapatan pedagang. Berikut data pasar
[image:14.595.114.512.373.643.2]tradisional yang telah direvitalisasi di Kota Denpasar.
Tabel 1.1 Revitalisasi Pasar Periode 2008 – 2014 Perusahaan Daerah Pasar di Kota Denpasar
No Nama Pasar Alamat
Luas/m2 Jumlah Pedagang
Tanah Bangunan Kios Los Tanah Pelataran
1 Kumbasari Jalan Gajah
Mada 7.000 12.572,16 490 448 - -
2 Kreneng Jalan Kamboja 13.700 12.894,14 185 672 46 43
3 Badung Jalan Sulawesi 6.230 8.016 311 1.387 - -
4 Lokita Sari Jalan Thamrin 2.750 2.626 34 - - -
5 Ketapian Jalan Pucuk I 2.200 1.338 64 154 - -
6 Anyasari Jalan Galunggug 20.900 4.275,35 347 221 1 12
7 Abiantimbul Jalan Imam
Bonjol 1.470 577,40 33 88 5 82
8 Gunung Agung Utara
Jalan Gunung
Agung 6.200 1.509 20 142 - -
9 Satrya Jalan Abimanyu 1.234 2.500 43 208 5 37
10 Sanglah Jalan
Watorenggong 5.227 3.797,40 122 215 31 170
3
Berdasarkan data yang telah diperoleh ada sepuluh pasar tradisional yang
telah direvitalisasi dari tahun 2008-2014 di Kota Denpasar. Pasar tradisional
dengan kondisi yang kumuh dan kotor memberikan atmosfer yang tidak nyaman
untuk berbelanja, ini menjadi salah satu kelemahan pasar tradisional. Sebaliknya,
pasar modern memberikan suasana nyaman dalam berbelanja dengan fasilitas
belanja yang bersih dan higienis serta dengan pendingin ruangan, tidak salah bila
konsumen berbelanja memilih di pusat perbelanjaan modern dibandingkan pasar
tradisional. Keberadaan pasar tradisional terancam dengan pasar modern yang
lebih memiliki keunggulan. Pasar modern yang memiliki eksistensi dibandingkan
pasar tradisional menimbulkan persaingan antara kedua pasar tersebut. Pasar
modern yang berkembang pesat, tidak hanya di daerah perkotaan tapi hingga
masuk ke pelosok desa. Minimarket, hypermarket, dan supermarket begitu
menjamur di kalangan masyarakat.
Menurut Ayuningsasi (2010), keunggulan pasar modern dengan lingkungan
yang bersih serta ditunjang fasilitas lainnya seperti toilet, tempat parkir yang
memadai sehingga memberikan kenyamanan berbelanja kepada konsumen.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih memilih bertransaksi di pasar
modern menyebabkan peran pasar tradisional dalam kehidupan masyarakat mulai
terpinggirkan. Menurut Masitoh (2013), ekspansi besar-besaran pasar modern di
daerah-daerah telah menghadapkan para pedagang kecil pada persaingan terbuka
yang keras. Persaingan akan menjadi tidak seimbang karena perbedaan modal
Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 Tahun 2007, pasar tradisional
adalah pasar yang dibangun dan di kelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerja
sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang
dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau
koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli
barang dagangan melalui tawar menawar. Kebijakan Pemerintah Peraturan
Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern dan Peraturan Menteri
Perdagangan nomor 53/MDag/Per/12/2008 tentang Pedoman Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, merupakan
salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatasi persaingan
yang tidak seimbang antara pasar tradisional dengan pasar modern. Regulasi yang
dikeluarkan pemerintah diharapkan benar-benar dilaksanakan dengan tepat
khususnya oleh pelaku dalam pasar modern.
Menurut Kasali (2007), pasar tradisional dikelola tanpa inovasi yang berarti
yang mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif. Revitalisasi
pasar merupakan salah satu bentuk dari program yang dikeluarkan oleh
pemerintah terkait dengan pengembangan pembangunan Kota Denpasar. Program
revitalisasi dikeluarkan untuk menghapus citra kurang baik yang biasanya melekat
pada pasar tradisional. Kelemahan-kelemahan yang ada di pasar tradisional
5
kelola pasar yang menjadi titik lemah harus diperbaiki untuk menambah jumlah
konsumen di pasar tradisional.
Menurut Sukriswanto (2012), menjelaskan pasar tradisional mempunyai
peran strategis dalam perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga
tidak mampu menggeser peran pasar tradisional bagi masyarakat. Kebijakan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam merevitalisasi pasar tradisional masih
lebih menekankan pada perbaikan (renovasi) fisik bangunan pasar. Masih sangat
jarang yang disertai dengan pembangunan kelembagaan (institutional building)
seperti mengembangkan organisasi (organizational development) pengelola dan
pembina pasar tradisional, termasuk di dalamnya pengembangan sistem
manajemen pasar beserta sumber daya manusia (SDM) yang terlibat serta
pedagang pasar.
Pasar tradisional juga memegang peran strategis dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat, selain itu pasar tradisional memiliki tantangan untuk
dapat direvitalisasi ada beberapa tantangan dalam revitalisasi pasar tradisional,
yaitu faktor desain, waktu operasional, kurang dalam penerapan teknologi,
kualitas barang yang kurang baik, belum menerapkan prinsip promosi penjualan,
rendahnya tingkat keamanan, dan ketidakteraturan parkir. Ada dua tantangan
lainya yang perlu diperhatikan yaitu tantangan manajemen pasar dan pedagang
pasar.
Tata kelola pasar yang masih menganut kebiasaan dan pola pikir status kuno
menjadi penyebab kelambatan perkembangan pasar tradisional. Selain itu
dan efisiensi operasional pasar. Tantangan ini dapat diselesaikan melalui
pengembangan wawasan, dan peningkatan pengetahuan dan pengelola pasar,
selanjutnya pemerintah daerah perlu juga memiliki komitmen dalam menegakan
peraturan terkait dengan operasional pasar tradisional. Peran pemerintah dan
pengelola pasar perlu ditingkatkan untuk memberdayakan para pedagang sehingga
memahami praktek-praktek modern dalam arti yang sebenarnya. Solusi yang
dapat di usulkan dalam pemberdayaan pasar tradisional dengan memperhatikan
berbagai tantangan diatas dapat dimulai dengan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Hal-hal yang patut dilakukan antara lain peningkatan kemampuan
manajerial baik pengetahuan dan kepemimpinan, pembenahan struktur organisasi
pasar yang mengakomodir seluruh proses bisnis.
Pemberdayaan pasar juga perlu memperhatikan ukuran-ukuran keberhasilan
yang mengakomodir kepentingan pengelola pasar, pemerintah desa dan para
pedagang. Setiap pasar tradisional mempunyai ukuran-ukuran kinerja
masing-masing, sehingga pemerintah daerah dapat memformulasikan berbagai ukuran
dasar untuk acuan para pengelola pasar tradisional. Intinya ukuran tersebut dapat
dirumuskan berdasarkan aspek pelanggan, aspek finansial, aspek bisnis internal,
serta aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Pasar tradisional juga menjadi salah
satu pembangkit dari kemajuan ekonomi suatu wilayah dan dapat dijadikan
sebagai indikator paling nyata dari kegiatan ekonomi masyarakat di suatu
wilayah.
7
pedagang, tidak di sediakannya tempat-tempat sampah di sekitar kios pedagang,
membuat para pedagang merasa kurang nyaman berdagang di tempat ini,
sehingga banyak pedagang yang mengeluhkannya. Bau sampah yang sangat
menyengat ketika pedagang itu membuka kiosnya, membuat sebagian
pedagang merasa kurangnya keterlibatan pihak pasar terhadap lingkungan di
pasar. Sehingga rasa kenyamanan dalam berbelanja tidak di rasakan oleh para
pembeli.
Benardin dan Russel dalam Moeljono (2003), menyatakan kinerja
merupakan hasil keluaran yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas kerja tertentu
selama periode tertentu. Hal ini berarti kinerja identik dengan hasil upaya dalam
menjalankan tugasnya. Rendahnya kinerja usaha skala kecil dari hasil berbagai
studi disebabkan karena kelemahan yang mendasar yang merupakan ciri
pengusaha kecil di Indonesia yaitu lemahnya akses terhadap permodalan,
keterampilan dan penguasaan teknologi yang masih rendah serta pengelolaan
usaha yang rendah. Untuk mencapai kinerja yang tinggi pedagang di pasar
tradisional dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana memilih berbagai
keputusan yang pada umumnya mereka mengambil keputusan dengan intuisi,
sehingga pedagang pasar tradisional harus mulai mempertimbangkan suatu cara
yang tepat dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan kinerja usaha yang
tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha pedagang pasar
tradisional menjadi penting agar dapat memberikan rangsangan bagi faktor
pendukung dan mengurangi faktor-faktor penghambat bagi keberhasilan usaha
Sumber daya atau “Resource” didefinisikan sebagai sesuatu yang
dipandang memiliki nilai ekonomi dan merupakan komponen dari ekosistem
yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Sumber daya harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk
memanfaatkannya serta harus ada permintaan terhadap sumber daya tersebut.
Revitalisasi bertujuan agar dapat lebih maksimal dan menambah jumlah
pelayanan publik dan peningkatan kinerja pedagang. Mengacu pada
permasalahan tersebut, maka penelitian mengenai pengaruh revitalisasi pasar
tradisional dan sumber daya pedagang yang berkaitan dengan kinerja pedagang di
pasar tradisional di Kota Denpasar penting untuk dilakukan.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah, sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap kinerja pedagang
pasar di Kota Denpasar?
2. Bagaimana pengaruh sumber daya pedagang terhadap kinerja pedagang pasar
di Kota Denpasar?
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disimpulkan tujuan dalam
9
1. Untuk mengetahui pengaruh revitalisasi pasar tradisional terhadap kinerja
pedagang pasar di Kota Denpasar.
2. Untuk mengetahui pengaruh sumber daya pedagang terhadap kinerja
pedagang pasar di Kota Denpasar.
1.4 Kegunaan penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka kegunaan penelitian ini
adalah :
a. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya ragam
penelitian dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi
mahasiswa, mengenai revitalisasi pasar tradisional dan sumber daya pedagang
sehingga dapat menambah referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
untuk membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan, khususnya
pada bidang kinerja pedagang pasar.
b. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai berbagai
pertimbangan pengambilan kebijakan dalam bidang revitalisasi pasar
tradisional dan sumber daya pedagang terkait halnya dengan peningkatan
1.5 Sistematika Penulisan
Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara
sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan
yang erat. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam
kaijan pustaka dibahas mengenai teori pasar, definisi pasar tradisional
definisi revitalisasi pasar, dan sumber daya pedagang, diuraikan
mengenai landasan teori yang mendukung dan berhubungan dengan
masalah yang akan dibahas yang digunakan sebagai pedoman dalam
pemecahan masalah dalam laporan penelitian, hasil penelitian
sebelumnya yang terkait yang digunakan sebagai acuan dalam
penelitian ini serta disajikan hipotesis atau dugaan sementara atas
pokok permasalahan yang diangkat sesuai dengan landasan teori yang
ada.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang
11
dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta
teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilakukan serta memberikan saran-saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar
Menurut Kottler (2005), menjelaskan bahwa pasar merupakan kumpulan
seluruh pembeli dan potensial atas tawaran tertentu. Pasar merupakan pranata
penting dalam kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat
(Wikipedia, 2007). Pasar diartikan sebagai institusi ekonomi yang berperan dalam
pertukaran ataupun tempat transaksi jual beli yang dilakukan oleh pembeli dan
pedagang. Ilmu ekonomi mengenal dua kegiatan ekonomi yaitu ekonomi
subsisten dan ekonomi pasar.
Pasar menurut Sudirmansyah (2011), memiliki sekurang-kurangnya tiga
fungsi utama, yaitu:
a. Fungsi Distribusi, pasar berperan sebagai penyalur barang dan jasa dari
produsen ke konsumen melalui transaksi jual beli.
b. Fungsi Pembentukan Harga, di pasar penjual yang melakukan permintaan
atas barang yang dibutuhkan.
c. Fungsi Promosi, pasar juga dapat digunakan untuk memperkenalkan
produk baru dari produsen kepada calon konsumennya.
13
b. Pasar modern : Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri
dan dilayani oleh pramuniaga.
2.1.2 Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan di kelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko,
kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,
swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan
dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (Peraturan
Presiden RI No. 112, 2007)
Penelitian ini juga dipaparkan beberapa potensi dan ciri pasar tradisional,
yaitu:
a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan
sekitarnya.
b. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta
kebutuhan pokok masyarakat secara luas.
c. Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya
dari pasar modern.
d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga
sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita,
dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria
e. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat
dengan sistem pembayaran tunai.
Menurut Sukriswanto (2012), menjelaskan pasar tradisional mempunyai
peran strategis dalam perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga
tidak mampu menggeser peran pasar tradisional bagi masyarakat. Kebijakan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam merevitalisasi pasar tradisional masih
lebih menekankan pada perbaikan (renovasi) fisik bangunan pasar. Pasar
tradisional merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen yang lebih
tradisional dan simpel dari pada pasar modern.
Pasar tradisional cenderung menjual barang-barang lokal dan kurang
ditemui barang impor, karena barang yang dijual dalam pasar tradisional
cenderung sama dengan pasar modern, maka barang yang dijual mempunyai
kualitas yang relatif sama dengan barang-barang di pasar modern. Menurut
Utami dan Winarni (2013), secara kuantitas, pasar tradisional umumnya
mempunyai persediaan barang yang jumlahnya sedikit sesuai dengan modal
yang dimiliki pemilik atau permintaan dari konsumen, dari segi harga, pasar
tradisional tidak memiliki label harga yang pasti karena harga disesuaikan
dengan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh setiap pemilik usaha
sendiri-sendiri. Selain itu, harga pasar selalu berubah-ubah, sehingga bila
menggunakan label harga lebih repot karena harus mengganti-ganti label harga
15 2.1.3 Revitalisasi Pasar Tradisional
Revitalisasi merupakan suatu proses dan cara yang dilakukan untuk
menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terperdaya. Menurut
Danisworo (2000), revitalisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup,
namun mengalami degradasi oleh perkembangan jaman. Menurut Laretna (2002),
mengemukakan revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada
penyelesaian keindahan fisik saja, tetapi juga harus dilengkapi dengan
peningkatan ekonomi masyarakatnya. Penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna Devi, L.V (2012), mengenai revitalisasi pasar
tradisional pada masyarakat modern yang mengungkapkan bahwa dengan adanya
pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional akan meningkatkan pendapatan pedagang.
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern menyatakan
bahwa dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala
kecil dan menengah, usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka
pasar tradisional perlu diberdayakan agar dapat tumbuh dan berkembang serasi,
saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan. Pasal 2
mengenai penataan pasar tradisional, lokasi pendirian pasar tradisional wajib
mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana
Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, termasuk Peraturan Zonasinya. Pendirian
a. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar
tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta usaha kecil, termasuk
koperasi, yang ada di wilayah yang bersangkutan
b. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah
kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 (seratus meter persegi) luas lantai
penjualan pasar tradisional.
c. Menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang bersih, sehat
(higienis), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.
Beberapa strategi yang perlu diperhatikan pemerintah dalam menjaga
kebertahanan pasar tradisional diantaranya pembangunan fasilitas dan renovasi
fisik pasar, peningkatan kompetensi pengelola pasar, melaksanakan program
pendampingan pasar, penataan dan pembinaan pasar, yang dikemukakan dalam
peraturan presiden No.112/2007 dan optimalisasi pemanfaatan lahan pasar.
Persaingan usaha antara pasar modern dan pasar tradisional memang penuh
dinamika, oleh karena itu memerlukan upaya dalam meningkatkan eksistensi
pasar tradisional antara lain, dengan revitalisasi pasar tradisional dan pembatasan
komoditas barang dari pasar modern untuk menjaga daya saing pasar tradisional
serta regulasi zoning dengan pertimbangan ekonomi.
Menurut Adiyadnya (2015), program revitalisasi pasar tradisional di Pasar
Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berdampak positif dan signifikan
terhadap pendapatan pedagang, sehingga disarankan kepada pemerintah agar
17
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelaksanaan program revitalisasi pasar
tradisional yang mencakup perbaikan tata kelola, infrastruktur, kebersihan hingga
keamanan pasar akan mendukung kenyamanan konsumen untuk melakukan
kegiatan transaksi.
Revitalisasi dalam membangun pasar tradisional yang mampu mendukung
peningkatan ekonomi masyarakat tidak hanya bertumpu pada hal fisik saja
melainkan perlu menciptakan pasar tradisional dengan berbagai fungsi, seperti
tempat bersantai dan rekreasi bersama keluarga. Selain itu perlu meningkatkan
kinerja pedagang pasar tradisional agar dapat mampu bersaing dengan pasar
modern sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan para pedagang. Pada
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa revitalisasi pasar dapat diukur dengan
beberapa indikator, indikator revitalisasi pasar tradisional terdiri atas :
a. Pendapatan
Menurut Sukirno (1995), pendapatan adalah hasil pencarian usaha.
Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor
produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Faktor produksi akan
memperoleh balas jasa, misalkan saja, tanah akan memperoleh balas jasa dalam
bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah atau
gaji, modal akan memperoleh balas jasa, dalam bentuk modal, serta keahliaan
para entrepreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.
b. Kondisi fisik
Lukman, dkk. (2012), menyatakan bahwa kondisi fisik pasar tradisional
oleh faktor umur (bangunan atau infrastruktur) relatif tua ditambah lagi dengan
kurangnya perhatian pemerintah, pengelola dan pedagang pasar mengenai
pemeliharaan pasar.
c. Tata kelola
Menurut Hadiwiyono (2011), tugas utama pengelola pasar selaku leading
sector yakni memberikan fasilitas berupa tempat berdagang bagi pedagang
tradisional yang telah membeli atau menyewa kios. Menurut Lukman, dkk.
(2012), seorang pengelola pasar harus memiliki kemampuan manajerial yang
memadai dan memiliki kemampuan teknis di bidang perencanaan,
pengorganisasian serta pengawasan pasar.
2.1.4. Sumber Daya Pedagang
Pengembangan sumber daya manusia dalam arti peningkatan kualitas
manusia, pada dasarnya harus merupakan suatu rangkaian proses berlanjut, dari
pendidikan latihan dan pengembangan (education, training dan development)
yang disesuaikan dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi maupun tuntutan
pembangunan (Soeharsono, 1989:25).
Pengertian pedagang dalam kamus ekonomi, pedagang merupakan
seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual barang kembali tanpa
mengubah bentuk dan tanggung jawab sendiri dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Pedagang dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (1) Pedagang Besar,
19
jumlah sedang dan menjualnya kembali kepada konsumen akhir. (3) Pedagang
menengah, pedagang yang membeli barang dagangan dalam jumlah besar dan
menjualnya kembali kepada para pedagang kecil dalam jumlah sedang atau kecil
(penyalur dan toko-toko besar).
Danim (1996), kualitas Sumber Daya Manusia adalah sumber daya yang
memenuhi kriteria kualitas fisik dan kesehatan, kualitas intelektual (pengetahuan
dan keterampilan), dan kualitas mental spiritual/kejuangan. Pengaruh kualitas
sumber daya manusia dapat diukur dari indikator, tingkat pendidikan, kedisiplinan
dan profesionalisme dalam bekerja. Sumber daya manusia dapat dikatakan
berkualitas jika mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kewenangan dan
tanggung jawab yang diberikan. Kemampuan tersebut dapat dicapai apabila
mempunyai bekal pendidikan, latihan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawab yang diberikan.
Sajogyo dan Pudjiwati (2002), Status sosial ekonomi masyarakat dapat
dilihat dari status sosial keluarga yang diukur melalui tingkat pendidikan kepala
keluarga, pendidikan kepala keluarga, perbaikan lapangan pekerjaan dan tingkat
penghasilan keluarga. Indikator status sosial ekonomi menurut Rogers (1985)
adalah kasta, umur, pendidikan, status perkawinan, aspirasi, pendidikan dan
partisipasi sosial. Melly G. Tan dalam Koentjaraningrat (1989), menyebutkan
status sosial ekonomi seseorang diukur lewat pekerjaan, pendidikan dan
pendapatan.
Sumber daya pedagang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
terkait dengan bidang sosial pedagang, yaitu tingkat pendidikan, pengalaman
berdagang dan umur. Sedangkan faktor ekonominya yaitu modal. Dapat
disimpulkan penelitian ini sumber daya pedagang diukur menggunakan beberapa
indikator, yaitu modal, umur, pendidikan dan pengalaman.
a. Modal
Istilah “modal” dalam pemikiran ekonomi sebenarnya berarti sejumlah uang
yang terkumpul, yang dapat diinvestasikan dengan harapan mendapat keuntungan
di masa mendatang (Field, 2011: 10).
b. Umur
Menurut Nuswantari (1998), istilah usia diartikan dengan lamanya
keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik,
individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan
fisiologik sama. Menurut Hoetomo (2005), usia adalah lama waktu hidup atau ada
(sejak dilahirkan atau diadakan).
c. Pendidikan
Menurut Ihsan Fuad (2005), pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia
untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendidikan juga
berarti lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan)
pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi
21
d. Pengalaman
Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai,
ditanggung) ( KBBI, 2003). Berdasarkan hal tersebut pengalaman dapat diartikan
mengalami, melakoni, menempuh, menghadapi, menanggung, mendapat, dan
merasakan.
2.1.5 Kinerja Pedagang
Menurut Rivai (2005:14), kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
seseorang/perusahaan secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah
terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English
Distionary, berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu:
(1) melakukan, menjalankan, melaksanakan, (2) memenuhi atau melaksanakan
kewajiban suatu niat, (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab,
dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.
Sumber Daya Manusia memiliki peran penting diantara faktor-faktor yang
lain dalam organisasi perusahaan, hal tersebut menuntut perusahaan perlu
memperhatikan kinerjanya. Beberapa uraian tentang kinerja menurut Rivai
(2005:15), adalah sebagai berikut: (1) Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan
dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
dapat dicapai dengan baik dan kinerja tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi tiga
faktor yaitu kemampuan, keinginan dan lingkungan.
Mulyaningsih (2006), menyimpulkan bahwa harga, promosi, dan distribusi
mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan. Adapun volume penjualan
merupakan bagian dari kinerja pemasaran.
Kinerja pedagang merupakan suatu tujuan usaha yaitu dapat memberikan
kepuasan kepada pembeli dan masyarakat yang lain dalam pertukarannya untuk
sejumlah laba atau perbandingan antara penghasilan dan biaya menguntungkan
(Swastha & Irawan, 2003). Indikator dari variabel kinerja pedagang yaitu: (1)
Peningkatan pendapatan, (2) Naiknya jumlah pembeli atau pelanggan, (3)
Peningkatan jumlah barang yang dijual (omset).
McDonald dan Lawton dalam (Ratminto dan Winarsih, 2005:174),
mengemukakan indikator kinerja antara lain: output oriented measures
throughput, efficiency, effectiveness.
Selanjutnya indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya
perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.
b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,
baik dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organsiasi.
Menurut Arifin (2012), analisis kinerja pedagang pakaian di pasar jepara
23
meningkat, trend jumlah pelanggan yang relatif meningkat, omzet penjualan
meningkat, variasi barang yang dijual juga bervariasi sesuai trend. Meskipun
secara umum pedagang memiliki kinerja yang meningkat, terdapat pula pedagang
yang kinerjanya menurun. Pedagang yang kinerjanya menurun cenderung hanya
bertahan dengan modal seadanya.
Kinerja merupakan sebuah cerminan dari tingkat keberhasilan yang ingin
dicapai dalam suatu usaha yang dapat dilakukan oleh perseorangan, kelompok,
organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan. Dalam penelitian ini dapat
disimpulkan indikator kinerja pedagang sebagai berikut.
a. Peningkatan pembeli
Purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan
barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood
(2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source,
ordering, and acquiring goods or services.” Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih
sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
b. Peningkatan penjualan
Menurut Swastha (2004:403), penjualan adalah interaksi antara individu
saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai
atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak
lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk
menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang
c. Peningkatan efisiensi
Menurut Miller and Mainers (2000:261), efisiensi lebih tertumpu pada
hubungan antara output dan input. Dalam kaitannya yang bertumpu pada
hubungan antara ouput dan input, efisiensi terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1) Efisiensi Teknis
Efisisensi teknis atau technical efisiensi mengharuskan adanya proses
produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi
menghasilkan output dalam jumlah yang sama.
2) Efisiensi Ekonomis
Konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomi adalah meminimalkan
biaya artinya suatu proses produksi akan efisien serta ekonomis pada
suatu tingkatan output apabila tidak ada proses lain yang dapat
dihasilkan output serupa dengan biaya yang lebih murah.
Mengalokasikan sumber daya dalam proses produksi harus dilakukan secara
efektif dan efisien. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba di
waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila dalam kegiatan produksi mampu
mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan
efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut mampu menghasilkan keluaran
25 2.2 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan
penelitian terdahulu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
1) Revitalisasi pasar tradisional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.
2) Sumber daya pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja