• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI KASUS PERDAGANGAN ANAK KE MALAYSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI KASUS PERDAGANGAN ANAK KE MALAYSIA"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA

DALAM MENANGANI KASUS PERDAGANGAN ANAK KE MALAYSIA

Oleh :

Patri Tangdikamma 4510023006

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2018

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Strategi Pemrintah Indonesia Dalam Menangani Kasus Perdagangan Anak Ke Malaysia

Nama Mahasiswa : Patri Tangdikamma Stambuk / Nim : 4510 023 006

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Mengesahkan :

Pembimbing I Pembimbing II

Arief Wicaksono, S.Ip., MA Zulkhair Burhan, S.Ip., MA

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ketua Prodi

dan Ilmu Politik Hubungan Internasional

Arief Wicaksono, S.Ip., MA Zulkhair Burhan, S.Ip., MA

(3)

iii

HALAMAN PENERIMAAN

Judul Skripsi : Strategi Pemrintah Indonesia Dalam Menangani Kasus Perdagangan Anak Ke Malaysia

Nama Mahasiswa : Patri Tangdikamma Nomor Stambuk : 4510 023 006

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Hubungan Internasional

Telah diterima oleh panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa Makassar, untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

Makassar, 29 November 2018

PANIITIA UJIAN :

Ketua Sekretaris

Arief Wicaksono, S.Ip., MA. Zulkhair Burhan, S.Ip., MA.

Dekan Fisipol Ketua Jurusan Ilmu Hubungan

Universitas Bosowa Makassar Internasional

TIM PENGUJI :

1. Arief Wicaksono, S.Ip., MA (... ) 2. Zulkhair Burhan, S.Ip., MA (... ) 3. Beche BT Mamma, S.Ip., MA (... ) 4. Fivi Elvira Basri, S.Ip., MA (... )

(4)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNya yang berlimpah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof Saleh Pallu selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar

2. Bapak Arief Wicaksono, S.IP, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta selaku Dosen Pembimbing I

3. Bapak Zulkhair Burhan, S.IP, MA selaku Ketua Program Studi Hubungan Internasional sekaligus selaku Dosen Pembimbing II

4. Segenap Dosen Mata Kuliah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta civitas akademik pada Universitas Bosowa Makassar yang dalam kesempatan ini penulis tidak dapat menyebutkan satu per satu.

5. Rekan Mahasiswa terutama pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, dan seluruh mahasiswa FISIP

6. Terkhusus untuk Ayah Thomas Parapa’ Palallo, terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang, dan pengorbanan yang tak terhingga.

Penulis memohon kiranya segala bantuan, baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis dapat memperoleh berkat dan hikmat dari Tuhan. Amin

(5)

v Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum dapat dikatakan sempurna, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan dalam rangka memberikan gambaran yang lebih baik kepada mahasiswa ilmu Hubungan Internasional dan bidang studi lainnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Makassar, 29 November 2018

Patri Tangdikamma

(6)

vi

Abstrak

Indonesia adalah merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, Malaysia tetap menjadi tujuan utama bagi pekerja migran Indonesia diikuti dengan Arab Saudi. Pemerintah memperkirakan lebih dari satu juta dari 1,9 juta pekerja Indonesia berstatus tak resmi berada di Malaysia, membuat Indonesia rentan terhadap perdagangan manusia terutama perempuan dan anak-anak. Salah satu perbatasan yang rentan terhadap perdagangan perempuan dan anak-anak adalah Entikong, perbatasan Indonesia dengan Malaysia Timur di Barat Kalimantan. Dalam penanganan perdagangan manusia, Pemerintah Kalimantan Barat bekerja sama dengan salah satu aktor non-negara yang berperan dalam membantu proses perdagangan perempuan dalam hal ini International Organization for Migration (IOM).

Indonesia sebagai negera kepulauan terbesar di Asia tenggara yang secara geografis memiliki banyak perbatasan darat dengan negara tetangga seperti Malaysia , Singapura , Filipina dan Thailand sehingga menjadikan Indonesia rentan terhadap tipe kejahatan dalam perdagangan manusia.

Perdagangan perempuan paling banyak terjadi di Perbatasan Entikong dan sering disebut jalur sutera karena pos lintas batas antara Indonesia dan Malaysia bisa dilewati langsung tanpa harus menyebrangi sungai maupun laut seperti beberapa pos lintas batas ( PLB) yang lain . Hal ini menjadikan Entikong rentan terhadap tipe kejahatan lintas perbatasan termasuk perdagangan manusia di bandingkan dengan perbatasan di Kalimantan Barat yang lain karena akses untuk sampai di beberapa perbatasan yang lain . Sejak dibukanya pintu resmi Entikong-Tebedu, membuka peluang baru dengan bisnis pengiriman tenaga kerja perempuan untuk bekerja di Malaysia Timur dengan kemudahan untuk pergi dengan menggunakan jalan darat.

(7)

vii Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menjalin kerjasama dengan salah satu aktor non negara yang berperan aktif dalam membantu proses penanggulangan perdagangan manusia dalam hal ini International Organization for Migration (IOM).

IOM dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat resmi bekerja sama dalam membantu korban trafficking antara lain untuk memulangkan korban ke tempat asalnya , memberikan pelayanan kesehatan dan psikologis , menyediakan paket reintegrasi termasuk program pendidikan serta bantuan untuk memulai usaha kecil bagi para korban khusunya perempuan dan anak-anak. Pelayanan kesehatan dan psikologis pada korban trafficking diberikan di Pusat pemulihan yang berada di Kota Pontianak.

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENERIMAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAKSI ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 9

1. Batasan Masalah ... 9

2. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Kegunaan Penelitian ... 11

D. Kerangka Konseptual ... 11

E. Metode Penelitian ... 18

1. Tipe Penelitian ... 19

2. Jenis dan Sumber Penelitian ... 19

3. Teknik Pengumpulan Data ... 19

4. Teknik Analisis Data ... 20

F. Rancangan Sistematika Penulisan ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Internasional ... 21

B. Human Trafficking ... 24

C. Strategi ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM A. Faktor-faktor dan Bentuk perdagangan Anak ke Malaysia ... 31

B. Dampak Perdagangan Anak ... 39

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN Strategi Pemerintah Indonesia dalam Menangani Kasus Perdagangan Anak ke Malaysia ... 42

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, Malaysia tetap menjadi tujuan utama bagi pekerja migran Indonesia diikuti dengan Arab Saudi. Pemerintah memperkirakan lebih dari satu juta dari 1,9 juta pekerja Indonesia berstatus tak resmi berada di Malaysia, membuat Indonesia rentan terhadap perdagangan manusia terutama perempuan dan anak-anak. Salah satu perbatasan yang rentan terhadap perdagangan perempuan dan anak-anak adalah Entikong, perbatasan Indonesia dengan Malaysia Timur di Barat Kalimantan. Transnational crime merupakan pelanggaran hukum yang melibatkan lebih dari satu negara dalam proses perencanaan, tindakan, dan akibat yang ditimbulkan (Albanese, 2011, pp. 1-16). Jenis kejahatan ini telah menyebar secara luas seiring dengan proses globalisasi yang meliputi tindak pencucian uang, aktivitas terorisme, perdagangan senjata, pembajakan, perompakan, cyber crime, perdagangan obat-obatan terlarang, human trafficking, dan lainnya.Kasus human trafficking merupakan salah satu isu yang semakin marak terjadi, termasuk di di

kawasan Asia Tenggara. Korban kasus human trafficking yang terdiri dari laki- laki, wanita, dan anak-anak diperdagangkan selayaknya barang untuk kepentingan-kepentingan yang merenggut Hak Asasi Manusia (HAM) yang seharusnya mereka dapatkan. Para korban diperdagangkan dengan tujuan perbudakan paksa (forced labour), eksploitasi seksual (sexual exploitation), dan juga tidak jarang untuk diambil organ tubuhnya (organ removal)(UNODC, 2015).

(10)

2 Sasaran kasus human trafficking saat ini tidak hanya orang dewasa saja, melainkan mulai menyasar kepada anak-anak. Dengan berbagai tujuan, banyak ditemukan kasus anak yang menjadi korban perdagangan. Hal ini kemudian manjadi isu yang patut untuk diberikan perhatian lebih dengan mempertimbangkan bahwa anak belum memiliki akal yang sempurna dan kondisi fisik yang berbeda dengan orang dewasa.Hubungan Internasional didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antar beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional seperti negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, pemerintah domestik dan individu-individu. Dalam perkembangannya hubungan internasional kontemporer tidak hanya memperhatikan politik antar negara saja, tetapi juga subjek lainnya yang meliputi terorisme, ekonomi, lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Selain itu, Hubungan Internasional kompleks dengan adanya interaksi yang tidak hanya dilakukan oleh negara saja, melainkan juga aktor-aktor lain yaitu aktor non-negara yang memiliki peranan penting dalam Hubungan Internasional (Perwita dan Yani 2005, h. 3-8).

Dengan demikian, Hubungan Internasional kontemporer dapat dimaknai sebagai interaksi yang melibatkan fenomena sosial, yang menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan yang melintas batas nasional suatu negara antar aktor-aktor, baik yang bersifat pemerintah maupun non-pemerintah, termasuk kajian mengenai kondisi-kondisi relevan yang mengitari interaksi tersebut. Aksi diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan aktor, sedangkan kondisi dimaksudkan segala sesuatu yang melingkupi aksi baik yang memberikan peluang hambatan sehingga di antara aksi

(11)

3 dan kondisi dapat saling mempengaruhi satu sama lain (Perwita dan Yani 2005,h.9).

Hubungan Internasional kontemporer tidak hanya memperhatikan politik antar negara saja tetapi juga dengan subjek lain seperti interdepedensi ekonomi, hak asasi manusia, perusahaan transnasional, organisasi internasional, lingkungan hidup, ketimpangan gender, keterbelakangan dan kejahatan terorganisir (Jackson dan Sorensen 1999, h.34).

Hubungan internasional yang berkembang belakangan ini juga dipengaruhi dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi secara rapi dengan modus operandi yang sulit dilacak, hal ini disebut dengan kejahatan terorganisir. Kejahatan terorganisir dewasa ini dipandang sebagai salah satu ancaman serius bagi keamanan negara dan keamanan global karena kejahatan terorganisir umumnya terjadi pada lintas batas negara sehingga terjadi kejahatan transnasional.

Kejahatan transnasional memiliki karakteristik yang sangat kompleks.

Beberapa faktor yang menunjang kompleksitas perkembangan kejahatan transnasional antara lain adalah globalisasi, migrasi atau pergerakan manusia, perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang pesat, perdagangan narkoba serta perdagangan manusia, dimana kejahatan ini masuk kategori kejahatan transnasional terorganisir (www.kemlu.go.id).

Salah satu kejahatan transnasional yang kini menjadi perhatian masyarakat internasional adalah migrasi ilegal. Migrasi antar negara di satu sisi diakui telah memberikan kontribusi yang tidak kecil terhadap kemajuan ekonomi baik negara

(12)

4 pengirim maupun penerima. Migrasi ilegal merupakan salah satu bentuk kejahatan transnasional yang menimbulkan banyak kerugian bagi suatu negara, bahkan bagi daerah-daerah tertentu di dalam negara tersebut.

Migrasi ilegal merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya tindak kejahatan Perdagangan manusia1. Perdagangan manusia telah menjadi perhatian internasional sejak maraknya perdagangan manusia di sekitar perbatasan antar negara. Perdagangan manusia terjadi diberbagai belahan negara di dunia dan melintas batas negara, sehingga masalah ini perlu ditangani secara bersama-sama, tidak hanya satu negara melainkan negara-negara yang bersangkutan serta lembaga-lembaga internasional yang terkait dengan masalah ini.

Perdagangan manusia menjadi masalah internasional ketika melibatkan lebih dari satu negara karena kejahatan ini umumnya memindahkan korbannya dari satu negara ke negara lain. Kerjasama antar negara ataupun aktor negara sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan perdagangan manusia, karena perdagangan manusia merupakan jenis kejahatan yang dilakukan secara terorganisir oleh para pelaku kejahatan transnasional.

Menurut Budi Winarno (2011, h.308-312) beberapa hal yang melatar belakangi terjadinya perdagangan manusia meliputi:

1. Kemiskinan melemahkan posisi tawar manusia dalam kehidupan.

Dalam kasus perdagangan manusia, individu dijadikan sebagai komoditas ekonomi yang dieksploitasi secara fisik dan psikologis. Alasan individu yang

1Perdagangan manusia adalah proses terjadinya seseorang atau sekelompok orang dari suatu tempat untuk direkrut, diangkut, dikirim, dipindahkan, atau ditampung dengan cara diancam, ditipu, diculik, dengan menggunakan kekerasan atau dengan menyalahgunakan kekuasaan ataupun melalui jeratan hutang.

(13)

5 terjebak dalam kejahatan perdagangan manusia tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup atau mencari pendapatan. Fenomena ini tidak hanya terjadi pada masyarakat negara-negara berkembang namun juga negara maju. Kemiskinan negara-negara berkembang meningkat tajam karena tingginya jumlah hutang luar negeri yang harus di bayar setiap tahunnya sehingga pembayarannya telah menghasilkan sebagian besar pendapatan negara. Di sisi lain investasi asing tidak mampu menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan. Kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi tampaknya menjadi wabah yang melanda dunia. Oleh sebab itu, kondisi ekonomi lemah yang dialami masyarakat dapat menjadi faktor pendorong masing-masing individu untuk mencari pekerjaan negara lain. Negara yang belum mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya mendorong mereka mencari penghidupan dengan berbagai cara meskipun hal tersebut membawa mereka menjadi sebuah komoditas ekonomi yang tidak manusiawi.

2. Lemahnya peran dan kontrol pemerintah ( Law Enforcement)

Negara adalah sebuah wilayah hukum yang berdaulat dan berkewajiban menjamin kesejahteraan warga negaranya. Pemerintah harus berada di garda depan dalam membuat kebijakan sosial dan ekonomi untuk mengatasi jurang kemiskinan dan memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat dari tindak kejahatan perdagangan manusia.

3. Kejahatan transnasional di balik fenomena globalisasi

Kejahatan transnasional merupakan implikasi negatif dari fenomena globalisasi. Kejahatan perdagangan manusia muncul sebagai sebuah kasus

(14)

6 yang dihasilkan dari mekanisme permintaan dan penawaran. Kejahatan perdagangan manusia juga semakin meningkat seiring dengan maraknya perpindahan manusia lintas negara. Adapun mekanisme penawaran karena globalisasi menyebabkan peningkatan ekonomi dan perbedaan demografi antara negara maju dengan negara berkembang.

Perdagangan manusia seringkali dipahami secara tumpang tindih dengan penyelundupan migran. Untuk menghindari kerancuan tersebut perlu dijabarkan beberapa hal utama yang dapat membedakan kedua istilah tersebut antara lain:

Pertama, perdagangan manusia dapat terjadi baik antar wilayah di dalam suatu negara maupun lintas negara, sedangkan penyelundupan migran hanya terjadi dalam konteks lintas negara. Kedua, di dalam perdagangan manusia, manusia yang diperdagangkan disebut sebagai korban sehingga berhak mendapatkan dukungan seperti dukungan medis, finansial, hukum, psikologis, dan lain-lain sesuai dengan norma universal perlindungan korban sedangkan penyelundupan migran, orang yang diselundupkan disebut sebagai smuggled people yang dianggap sebagai pelaku tindak pidana itu sendiri. Ketiga, biasanya pada kasus perdagangan manusia para calo (traffickers) memperbudak atau mengeksploitasi korban sedangkan pada kasus penyelumdupan imigran gelap, para imigran pada permulaannya memiliki hubungan yang erat dengan para penyelundup (smugglers) dan cenderung bekerja sama. Maka dari itu sebagaian besar korban perdagangan manusia adalah imigran gelap atau orang-orang yang sengaja diperdaya untuk dieksploitasi (Lalu.M.Iqbal, Kerjasama Internasional di Bidang Penanggulangan Perdagangan Manusia).

(15)

7 Korban yang direkrut di bawa ke tempat transit atau ke tempat tujuan sendiri-sendiri atau dalam rombongan, menggunakan pesawat terbang, kapal atau mobil tergantung pada tujuannya. Biasanya agen atau calo menyertai mereka dan menanggung biaya perjalanan. Untuk ke luar negeri, mereka dilengkapi dengan visa turis, tetapi seluruh dokumen dipegang oleh agen termasuk dalam penanganan masalah keuangan. Seringkali perjalanan dibuat memutar untuk memberi kesan bahwa perjalanan yang ditempuh sangat jauh sehingga sulit untuk kembali. Bila muncul keinginan korban untuk kembali pulang, mereka ditakut- takuti atau diancam.

Perdagangan manusia dan penyelundupan manusia merupakan dua hal yang berbeda tetapi menjadi sebuah mata rantai ketika diketahui bahwa peluang untuk bermigrasi melalui jalur resmi sangat terbatas dan banyak migran yang pergi ke luar negeri bukan hanya untuk meningkatkan standar hidup tetapi juga untuk mempertahankan hidup. Perdagangan manusia menjadi salah satu isu yang sudah lama menjadi perhatian dunia. Hal itu disebabkan karena perdagangan manusia merupakan kejahatan terbesar ketiga setelah obat bius dan perdagangan senjata. Kasusnya mencapai 1 hingga 2 juta jiwa yang diperdagangkan setiap tahun. Perdagangan manusia sudah menjadi masalah kemanusiaan berskala global. Dengan banyaknya negara yang terkait baik sebagai negara asal, tujuan maupun transit menyebabkan isu ini bersifat kompleks.

Menurut informasi PBB yang diterbitkan dan dipublikasikan dalam The United States Department of Justice (DOJ), data yang ditemukan berkaitan

(16)

8 dengan perdagangan manusia antara lain (Christopher H.Smith dalam Harkristuti Harkrisnowo, 2003):

1. Sebagian besar manusia yang diperdagangkan berasal dari negara-negara berkembang yang rendah tingkat ekonominya, untuk dibawa ke negara- negara maju.

2. Sebagian besar korban perdagangan manusia adalah perempuan dan anak- anak.

3. Para korban umumnya dijanjikan kehidupan yang lebih baik, pekerjaan dengan imbalan yang menarik oleh sang pedagang.

4. Umumnya mereka dipaksa bekerja sebagai pelacur, pekerja paksa, pembantu rumah tangga, bahkan pengemis.

5. Untuk mengendalikan mereka biasanya dipakai upaya kekerasan atau ancaman kekerasan.

6. Lebih dari 2,3 juta perempuan bekerja di industri seks diluar keinginan mereka dan diperkirakan sekitar 40% adalah anak dibawah umur.

Hubungan Internasional dewasa ini sangat ditentukan oleh interdependensi antara berbagai aktor yang terdapat di dalamnya. Masalah perdagangan manusia (Human Trafficking) bukan lagi hal yang baru, tetapi sudah menjadi maslah nasional dan internasional yang berlarut-larut, yang sampai saat ini belum dapat diatasi secar tepat, baik oleh pemerintah setiap Negara, maupun oleh organisasi- organisasi internasional yang berwenang dalam menangani masalah perdagangan manusia tersebut.

(17)

9 Perdagangan manusia (Human Trafficking) berkaitan erat dengan hubungan antar negara, karena perdagangan tersebut biasanya dilakukan di daerah perbatasan negara dan modus operasi yang dilakuakan adalah pengiriman ke berbagai negara penerima seperti Malaysia dan singapura. Lemahnya penjagaan dan keamanan daerah perbatasan menjadikan faktor utama perdagangan manusia, sehingga dengan mudah seseorang dapat melakukan transaksi perdagangan tersebut.

Indonesia adalah negara di kawasan ASEAN yang letaknya strategis dan merupakan negara yang 2/3 daerahnya merupakan lautan. Di sebelah barat Indonesia berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Papua New Guinea, sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan, Singapura, Malaysia, dan Filipina, serta sebelah selatan berbatasan dengan Australia. Dari penjelasan tersebut, dapat kita ketahui Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai banyak daerah yang langsung berbatasan dengan negara lain. Banyaknya negara yang berbatasan langsung dengan negara Indonesia ini memiliki banyak keuntungan dan kerugian yang didapatkan

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Praktek perdagangan manusia khususnya perempuan dan anak-anak sebenarnya bukan masalah baru di Indonesia, karena dengan begitu banyaknya kasus-kasus yang terungkap selama ini tidak terpublikasikan dengan baik kepada masyarakat. Lemahnya birokrasi yang bertanggung jawab, merupakan bukti betapa mulusnya jalur perdagangan perempuan dan anak-anak di Indonesia. Tidak

(18)

10 hanya dari segi pemerintahan, masalah lain yang juga menjadi penyebab antara lain kemiskinan, keterbatasan pendidikan, dan jeratan hutang.

Perdagangan anak adalah suatu permassalahan yang berdampak pada negara di seluruh dunia. Pada umumnya alur perdagangan adalah dari negara-negara yang kurang berkembang menuju negara-negara industri, termasuk Malaysia atau menuju negara-negara tetangga yang secara marjinal mempunyai standart hidup yang lebih baik.

2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah tersebut diatas maka penulis menyajikan 2 buah rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

a. Faktor apa yang mendorong terjadinya Perdagangan Anak?

b. Bagaimana Upaya/Strategi pemerintah Indonesia dalam menangani perdagangan anak ke Malaysia?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Dapat mengetahui factor yang menjadi pendorong terjadinya Perdagangan anak.

b. Dapat mengetahui upaya/strategi Pemerintah Indonesia dalam menangani masalah perdagangan anak ke Malaysia.

(19)

11 2. Kegunaan Penelitian

Apabila penelitian tersebut dapat dicapai, maka penelitian tersebut :

a. Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai bagaimana kasus serta upaya pemerintah Indonesia dalam menangani perdagangan anak ke Malaysia dapat terjadi di Indonesia pada khususnya dan seluruh dunia.

b. Diharapkan dapat memberikan motivasi dan masukan kepada pembaca dalam hal menyikapi kasus perdagangan anak.

D. Kerangka Konseptual Human Trafficking

Pasal 3 dari Protokol Palermo PBB , mendefinisikan human trafficking sebagai perekrutan, pengangkutan, pemindahan, penampungan atau penerimaan orang, dengan cara ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk pemaksaan, penculikan, kecurangan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi atau menerima pembayaran atau keuntungan untuk mencapai persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Definisi ini menjelaskan bahwa proses human trafficking dapat dibagi menjadi tiga komponen yang berhubungan dengan : perekrutan orang, cara pengendalian orang, dan tujuan eksploitasi . Pertama, pergerakan orang mencakup : perekrutan, transportasi, pemindahan, penampungan atau penerimaan orang . Kedua, cara pengendalian korban meliputi : ancaman atau penggunaan kekuatan atau bentuk pemaksaan lain, penculikan, kecurangan, penipuan, peyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang rentan atau pemberian atau penerimaan pembayaran

(20)

12 atau keuntungan untuk mencapai kesepakatan seseorang yang memeiliki kendali atas orang lain. Terakhir, tujuan trafficking in persons atau eksploitasi meliputi : eksploitasi , prostitusi atau bentuk eksploitasi seksual lain, buruh atau kerja paksa, perbudakan atau praktek yang sama dengan perbudakan dan pengambilan organ., dalam hal ini juga dinyatakan bahwa perekrutan, transportasi, pemindahan, penampungan atau penerimaan anak child untuk tujuan eksploitasi disebut

“traffickingin persons” sekalipun tidak menggunakan cara-cara yang dijelaskan di atas. Human Trafficking merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia terburuk, dengan dampak yang sangat dalam. Hampir 95% korban trafficking mengalami kekerasan fisik dan seksual. Banyak korban mengalami gangguan stres paska trauma, kecemasan, depresi dan kehilangan tujuan. Perundang- undangan dan penegakan hukum yang tidak memadai, kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang perundang-undangan menjadi tantangan dalam menghadapi persoalan human trafficking.Human trafficking mudah dibedakan dan dikenali , sebuah proses yang komplek dan tersembunyi yang bekerja dengan sistem dan struktur illegal sehingga sulit ditelusuri dan dituntut . Human trafficking mudah dibedakan dan dikenali , sebuah proses yang komplek dan tersembunyi yang bekerja dengan sistem dan struktur illegal sehingga sulit ditelusuri dan dituntut.

Menurut The Global Alliance Against Trafficking in Women (GAATW), perdagangan manusia dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau tindakan yang berkaitan dengan perektrut, transportasi di dalam atau melintasi perbatasan, pembelian, penjualan, transfer pengiriman atau penerimaan seseorang dengan menggunakan penipuan atau tekanan atau termasuk penggunaan ancaman,

(21)

13 penggunaan kekerasan, penyalahgunaan kekerasan atau lilitan hutang dengan tujuan untuk menempatkan atau menahan orang tersebut baik dibayar atau pun tidak untuk kerja yang tidak diinginkan dalam kerja paksa atau ikatan kerja atau dalam kondisi seperti perbudakan dalam situasi lingkungan lain. Dalam kasus perdagangan manusia (Human Trafficking) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tindak pidana tersebut semakin meningkat.

Perdagangan anak merupakan salah satu bentuk tindakan kejahatan yang dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau sebuah lembaga terhadap anak yang belum berusia 18 tahun. Perdagangan anak didefenisikan oleh ODCCP (Office For Drug Control and Crime Prevention) sebagai perekrutan, pemidahan, pengiriman, penempatan atau menerima anak-anak di dibawah umur untuk tujuan eksploitasi dengan menggunakan ancaman, kekerasan, ataupun pemaksaan lainnya seperti penculikan, penculikan, kecurangan, penyalahgunaan wewenang maupun posisi penting.

Human trafficking, adalah sebagai berikut:

a. Mencakup kegiatan pengiriman tenaga kerja, yaitu kegiatan memindahkan atau mengeluarkan seseorang dari lingkungan tempat tinggalnya atau keluarganya. Tetapi pengiriman tenaga kerja yang dimaksud tidak harus atau tidak selalu berarti pengiriman ke luar negeri.

b. Meskipun trafficking dilakukan atas izin tenaga kerja yang bersangkutan, izin tersebut sama sekali tidak menjadi relevan (tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk membenarkan trafficking tersebut) apabila terjadi penyalahgunaan atau korban berada dalam posisi tidak berdaya. Misalnya

(22)

14 karena terjerat hutang, terdesak oleh kebutuhan ekonomi, dibuat percaya bahwa dirinya tidak mempunyai pilihan pekerjaan lain, ditipu, atau diperdaya.

c. Trafficking mempunyai tujuan eksploitasi, terutama tenaga kerja (dengan menguras habis tenaga yang dipekerjakan) dan eksploitasi seksual (dengan memanfaatkan kemudaan, kemolekan tubuh, serta daya tarik seks yang dimiliki tenaga kerja yang yang bersangkutan dalam transaksi seks).

Menurut konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hak Anak-anak (United Nations Convention on the Rights of the Child 1989), seorang anak berarti setiap manusia yang berusia 18 tahun. Anak adalah manusia yang belum matang, didefenisikan dalam hokum internasional adalah mereka yang berusia 18 tahun, masa kanak-kanak adalah tahapan dalam siklus kehidupan anak sebelum mereka mendapat peran dan tanggung jawab penuh sebagai orang dewasa. Masa anak-anak masih memerlukan perhatian dan perlindungan khusus.

Perdagangan anak biasanya bertujuan untuk:

1. Eksploitasi untuk pekerjaan (termasuk perbudakan dan tebusan) 2. Eksploitasi seksual (termasuk prostitusi dan pornografi anak)

3. Eksploitasi untuk pekerjaan illegal (seperti mengemis dan penjualan obat terlarang)

4. Perdagangan adopsi 5. Penjodohan

6. Penari, Penghibur dan Pertukaran Budaya

(23)

15 7. Trafficking/penjualan Bayi

Adapun sasaran yang rentan menjadi korban perdagangan perempuan dan anak- anak, di antaranya:

a. Anak-anak jalanan.

b. Orang yang sedang mencari pekerjaan dan tidak mempunyai pengetahuan informasi yang benar mengenai pekerjaan yang akan dipilih.

c. Perempuan dan anak di daerah konflik dan yang menjadi pengungsi.

d. Perempuan dan anak miskin di kota atau pedesaan.

e. Perempuan dan anak yang berada di wilayah perbatasan anatar Negara.

f. Perempuan dan anak yang keluarganya terjerat hutang.

g. Perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga, korban pemerkosaan Ada beberapa Hukum yang terkait dengan human trafficking di Indonesia, di antaranya:

a. Undang–Undang Dasar RI 1945

b. Tap MPR XVII Tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

c. Undang–Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia d. Undang–Undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak e. Konvensi Hak Anak

f. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang–Undang Hukum Pidana (KUHP)

g. Undang–Undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Human Trafficking)

(24)

16 h. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Perdangangan Orang (Human Trafficking) Perempuan dan Anak

Pelaku dalam perdagangan anak dan perempuan dibedakan dalam 3 unsur.

Pembedaan dilakukan berdasarkan peranannya masing-masing dalam tindakan perdagangan (trafficking) yaitu :

a. Pihak yang berperan pada awal perdagangan

b. Pihak yang menyediakan atau menjual orang yang diperdagangkan c. Pihak yang berperan pada akhir rantai perdagangan sebagai

penerima/pembeli orang yang diperdagangkan atau sebagai pihak yang menahan korban untuk dipekerjakan secara paksa dan yang mendapatkan keuntungan dari kerja itu.

Modus operandi rekrutmen terhadap kelompok rentan biasanya dengan rayuan, menjanjikan berbagai kesenangan dan kemewahan, menipu atau janji palsu, menjebak, mengancam, menyalahgunakan wewenang, menjerat dengan hutang, menculik, menyekap atau memerkosa.

Modus lain berkedok mencari tenaga kerja untuk berbisnis, kerja di perkebunan atau bidang jasa di luar negeri dengan upah besar.

Tingkat analisis yang digunakan penulis adalah perilaku kelompok yang dikemukakan oleh Mohtar Mas’oed, yang berasumsi bahwa individu umumnya melakukan tindakan internasional dalam kelompok hubungan internasional sebetulnya adalah hubungan antar berbagai kelompok kecil di berbagai Negara.

Peristiwa internasional sebenarnya ditentukan bukan oleh individu, tetapi oleh kelompok kecil dan organisasi, birokrasi, departemen, badan-badan pemerintahan

(25)

17 dan sebagainya. Perspektif yang digunakan oleh penulis adalah pluralism. Diana L. Eck, dalam pluralism actor non Negara adalah actor paling penting dalam bahasaan hubungan internasional.

Ada 4 aspek penting dalam perspektif pluralism, yaitu :

a. Aktor non Negara adalah salah satu unsure penting dalam dunia politik.

Organisasi Internasional adalah salah satu contoh actor politik non Negara.

b. Kaum Pluralis beranggapan bahwa Negara bukanlah actor yang berdiri sendiri, Negara dalam hal ini terdiri dari individu (rakyat), kelompok kepentingan dan birokrat lainnya.

c. Pluralis juga bertentangan dengan kaum realis yang mengatakan bahwa Negara adalah actor rasional. Dalam situasi pembuat keputusan, actor politik dalam hal ini cenderung untuk saling berkompromi tergabung dalam suatu forum atau kelompok lainnya, menggunakan posisi tawar dan mengedepankan kepentingan nasionalnya.

d. Agenda internasional bagi kaum pluralis cenderung bersifat ekstensif.

Pluralis tidak hanya membahas masalah keamanan nasional secara fisik, tetapi juga melalui aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya.

Pluralism erat kaitannya dengan perkembanngan yang terjadi dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan bahwa dalam kemasyarakatan merupakan hal yang paling penting untuk mengupayakan kesejahteraan rakyat dan di sisi lain pluralism menawarkan pendekatan sosial juga dapat berinteraksi dengan pemerintah dan cara kerjanya yang mengutamakan pengakuan bentuk

(26)

18 multikulturalisme dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar NGO melakukan pendekatan langsung pada masyarakat terlebih dahulu untuk memulai program kerjanya. Mereka meyakini bahwa apabila mereka menyediakan sumber daya, maka penduduk local akan lebih untuk mendidik masyarakat untuk lebih mandiri dan bijaksana dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.

UNICEF adalah kekuatan pendorong yang membantu membangun dunia dimana hak-hak setiap anak terealisasikan. Unicef memiliki otoritas global untuk mempengaruhi para pengambil keputusan. Unicef merespon terhadap anak dalam situasi darurat, seperti produk makanan dan membangun kembali infrastruktur kesehatan di daerah yang di landa perang. Unicef juga bekerja untuk mempromosikan kesehatan anak dan kesejahteraan non-situasi darurat, dengan program berkelanjutan yang berupaya untuk mengurangi pekerja anak atau menyusui advokat.

Prioritas Unicef dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) bidang strategis, yaitu : 1. Kelangsungan hidup anak dan pembangunan

2. Pendidikan dasar dan kesetaraan gender 3. HIV/AIDS dan anak

4. Perlindungan anak

5. Advokasi dan Kemitraan untuk Hak Anak E. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang optimal mengenai permasalahan dalam tulisan ini, maka memperhatikan hal berikut :

(27)

19 1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif yaitu menggambarkan Strategi Pemerintah Indonesia dalam Menangani Kasus Perdagangan Anak ke Malaysia, kemudian menelaah serta menganalisa fenomena yang ada berdasarkan rumusan masalah.

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder yaitu data yang berasal dari berbagai sumber literatur yaitu berupa buku, majalah, surat kabar, situs internet, dan data olahan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diterbitkan lembaga terkait, terbitan berkala dan sumber- sumber lainnya yang relevan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data untuk merampungkan penulisan ini, penulis menggunakan teknik Telaah Pustaka (Liibrary Research) yaitu penelusuran terhadap literatur yang berkaitan dengan topik penelitian.

Adapun tempat-tempat yang akan penulis kunjungi dalam rangka mencari dan mengumpulkan data, antara lain:

a. Perpustakaan Umum Universitas Bosowa makassar

b. Perpustakaan Jurusan HI FISIP Universitas Bosowa makassar c. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin Makassar

d. Situs-situs internet yang berkaitan dengan judul penelitian.

(28)

20 4. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang penulis gunakan dalam menganalisis data-data, keterangan, dan fakta-fakta yang diperoleh dari penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif yang tidak menggunakan perhitungan matematik.

Sementara analisa data kuantitatif penulis sertakan sebagai pelengkap.

F. Rancangan Sistematika Pembahasan

Penulisan ini terdiri dari I Bab yang mencakup Pendahuluan, yang terbagi atas :

1. Bab I, yaitu berisikan Latar Belakang Masalah, Batasn dan Rumusan Masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, Kerangka Konseptual, Metode penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bab II, yaitu Tinjauan Pustaka berisi penelusuran kepustakaan dan literature.

3. Bab III, yaitu berisikan tentang gambaran umum yang mengenai factor-faktor dan bentuk-bentuk perdagangan manusia.

4. Bab IV, Analisa pembahasan yaitu berisikan tentang Strategi pemerintah Indonesia terhadap kasus perdagangan Anak ke Malaysia.

5. Bab V, yaitu Penutup berisi Kesimpulan dan Saran.

(29)

21 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hukum Internasional

Hukum Internasional adalah suatu sistem hukum yang mengatur hubungan antar negara-negara, lahir dengan kelahiran masyarakat internasional yang didasarkan atas negara-negara nasional. Sebagai titik lahirnya negara-negara nasional yang modern biasanya diambil saat ditandatanganinya perjanjian perdamaian West Phalia yang mengakhiri perang tiga puluh tahun (Thirty Years War) di Eropa. Perdamaian West Phalia dianggap sebagai peristiwa penting di dalam sejarah hukum internasional modern yang didasarkan atas negara-negara nasioanal. Akan tetapi keliru jika menganggap perjanjian West Phalia ini sebagai suatu peristiwa yang mencanagkan suatu jaminan baru didalam sejarah masyarakat internasional yang tidak ada hubungannya dengan masa lampau.

Kiranya lebih tepat untuk memandang perjanjian West Phalia ini sebagai titik puncak dari suatu proses yang sudah dimulai di jaman abad pertengahan, yaitu gerakan reformasi dan sekularisasi kehidupan manusia, khususnya perebutan kekuasaan duniawi antar gereja dan negara.

Menurut J. G. Starke, Hukum Internasional dapat dirumuskan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar negara-negara satu sama lain, yang meliputi :

(30)

22 1. Peraturan-peraturan hukum mengenai pelaksanaan fungsi lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi itu masing-masing serta hubungannya dengan negara-negara dan individu-individu.

2. Peraturan-peraturan hukum tersebut mengenai individu-individu dan kesatuan-kesatuan bukan negara, sepanjang hak-hak atau kewajiban- kewajiban individu dan kesatuan itu merupakan masalah persekutuan internasional.

Hukum internasional merupakan hukum yang harus ditaati oleh negara- negara yang memiliki asas-asas yang harus di taati yang bagaimana pelaksanaan fungsi lembaga seperti organisasi-organisasi serta antar negara dan individu dan juga bagaimana peraturan individu dan kesatuan dalam menjaga kesatuan yang memberikan hak-hak dan kewajiban individu yang merupakan persekutuan internasional.

Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, yang dimaksud dengan istilah hukum internasional adalah hukum internasional publik yang harus dibedakan dengan dari hukum internasional perdata. Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasioanal) yang bukan bersifat perdata.

Hukum Internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara :

1. Negara dengan negara

2. Negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara, satu sama lain.

(31)

23 Hukum internasional dan hukum dunia, hukum internasional didasarkan atas pemikiran bahwa :

1. Masyarakat internasional yang terdiri dari sejumlah negara yang berdaulat dan merdeka (independen) dalam arti masing-masing

2. Tidak ada suatu badan yang berdiri diatas negara-negara baik didalam bentuk negara (world state) maupun badan supranasional yang lain

3. Merupakan suatu tertib hukum koordinasai antara anggota masyarakat internasional sederajat. Masyarakat internasional tunduk pada hukum internasional sebagai suatu tertib hukum yang mengikat secara koordinatif untuk memelihara dan mengatur berbagai kepentingan bersama.

Hukum dunia berpangkal pada pemikiran yang lain :

1. Banyak dianologikan dengan hukum tata negara, hukum dunia merupakan semacam negara (federasi) dunia yang meliputi semua negara di dunia.

2. Negara dunia secara hirarki berdiri di atas negara-negara nasional.

3. Hukum dunia merupakan suatu tertib hukum sub-ordinasi.

Berdiri sendiri di bawah kekuasaan yang lain (multi state system).

Dalam undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan anak dijelaskan bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangasa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan serta agar setiap anak kelak mampu memiliki tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun sosial, dan berakhlak

(32)

24 mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi 11.

B. Human Trafficking

Dengan perkembangannya yang demikian pesat, kejahatan lintas negara (transnasional crimes) dewasa ini dipandang sebagai salah satu ancaman serius terhadap keamanan global. Pada lingkup multilateral lebih sering disebut Transnasional Organizes Crimes (TOC). Kejahatan lintas negara memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Beberapa faktor yang menunjang kompleksitas perkembangan kejahatan lintas batas negara antara lain adalah globalisasi, migrasi atau pergerakan manusia, serta perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi yang pesat. Keadaan ekonomi politik yang tidak stabil juga berperan menambah kompleksitas tersebut. Salah satu kejahatan lintas negara adalah human trafficking atau peerdagangan manusia khususnya perempuan dan anak-anak.

Human trafficking atau perdagangan manusia adalah tindak perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalasuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, penjeratan utang sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebuut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi 12.

(33)

25 Perdagangan manuisa terutamaperempuan dan anak merupakan salah satu isu serius yang harus ditangani oleh pemerintah indonesia, karena Indonesia merupakan negara terbesar dalam pengiriman manusia dengan urutan 27 negara terbesar perdagangan anak di dunia, oleh karena itu pemerintah harus lebih cepat dalam mengambil tindakan dalam menangani kasus perdagangan anak dan tindak kejahatan terhadap anak, seperti yang diketahui bahwa pijakan konvensi ILO No.

182 mengenai pelarangan dan tindakan segera untuk penghapusan terhadap bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, yang telah diratifikasikan oleh pemerintah melalui UU No. 1 Tahun 2000, akan lebih muda untuk menelusuri sejauh mana keseriusan pemerintah memberikan perhatian terhadap berbagai permasalahan yang menyangkut perdagangan anak, namun banyak pihak beranggapan bahwa belum ada ksesriusan pemerintah dalam memberantas praktik perdagangan manusia yang mana setiap tahun menunjukkan gejala meningkat, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kondisi inilah yang diperparah lagi oleh kenyataan bahwa Indonesia sampai sekarang belum meratifikasi konvensi mengenai human trafficking , yakni sebuah konvensi buruh migran. Kita akan melihat bahwa anak yang terperangkakp dalam jaringan trafficking umumnya dipekerjakan sebagai pekerja seks, pekerja rumah tangga, pengemis, peredaran obat terlarang.

Keluarga miskin dan angka putus sekolah di berbagai tingkat pendidikan, menurunya kesempatan kerja dan maraknya konflik sosial di berbagai daerah yang muncul sebagai dampak krisis sangat potensial mendorong timbulnya perdagangan anak. Hal ini diperparah oleh kenyataan melemahnya peranan

(34)

26 lembaga keluarga dan solidaritas antar warga masyarakat untuk melaksanakan fungsi pemenuhan kebutuhan ekonomi, sosial dan psikologis sekaligus kontrol terhadap para anggotanya.

Perdagangan anak merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk dari tindak kekerasan yang dialami anak. Dari kaca mata Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan pelanggaran dan kejahatan terhadap manusia. Perdagangan manusia juga dapat menghambat sumber daya manusia mengingat dampak sosial dan psikologis yang dialami para korban menghalangi mereka untuk berfungsi secara sosial, memberikan kontribusi dalam proses pembangunan dan melanjutkan proses regenerasi yang berkualitas.

Memang trafficking adalah suatu kegiatan yang sangat memberikan keuntungan dan omset yang sangat besar bagi setiap pelakunya, uang akan berputar dalam kegiatan ini mencapai milyaran dollar per tahunnya seperti di Amerika Serikat setiap tahunnya ada sekitar 50.000 orang yang melakukan lintas batas untuk masuk ke Amerika Serikat sedangkan di Asia seperti Asia Tenggara ada 115.000 dari Asia Selatan dan Uni Soviet ada 100.000 orang dan di Eropa Timur ada 75.000 orang. Dari atas dapat diketahui bahwa begitu meningkatnya kasus perdagangan manusia dan begitu besar pula keuntungan yang dicapai oleh para pelaku yang melakukan perdagangan manusia ini, dan yang paling banyak pengiriman yang dilakukan terlihat jelas di kawasan Asia dengan jumlah 115.000 orang.

(35)

27 C. Strategi

Menurut Daoed Yoesoef (1981) Studi strategi dan studi hubungan internasional merupakan dua hal yang dapat dibedakan secara substansial namun sulit untuk dipisahkan. Ia menilai terwujudnya sesuatu strategi pada asasnya melalui empat tahapan 14 :

1. Tahapan Perumusan : perbuatan intelektual 2. Tahapan Pemutusan : perbuatan politis 3. Tahapan pelaksanaan : pembuatan teknis 4. Tahap Penilaian : perbuatan intelaktual

Tahap pertama diartikan sebagai keseluruhan keputusan-keputusan kondisional yang menetapkan tindakan-tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap keadaan yang mungkin terjadi di masa depan. Menurut Daoed Yoesoef, tahap kedua yakni peralatan politik meliputi diplomasi, kebijakan (politik), pertahanan ekonomi, peralatan psikologi dan angkatan bersenjata.

Peralatan ekonomi meliputi semua potensi ekonomi masyarakat. Pada tahap ketiga, pengertian stratergi mengalami evolusi dari pengertian sempit ke pengertian luas.

Dalam pengertian sempit, strategi diartikan sebagai seni menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh politik. Situasi yang mendorong terbentuknya pengertian yang sempit ini adalah : 1. Perang berfungsi sebagai wasit dalam sengketa antar nasional berhubung

dimungkinkannya eskalasi (peningkatan pertarungan senjata) tanpa mengakibatkan kehancuran total pada pihak yang bersengketa. Oleh sebab itu

(36)

28 peperangan disnggsp sebagai sekedar lanjutan dari politik dengan cara lain.

Pendapat ini diikuti oleh Clausewitz, pakar strategi dari Jerman.

2. Tujuan peperangan hanya menghancurkan kekuatan militer lawan (sebagai satu-satunya cara untuk menundukkan lawan).

3. Yang dipertarukan oleh peperangan terbatas pada faktor-faktor fisik, material (wilayah, kekayaan nasipnal) yang hendak dikuasai dan atau dinikmati oleh pihak pemenang. Maka itu jalannya peperangan diatur menurut ketentuan yang disepakati bersama demi mencegah kehancuran.

Secara luas strategi diartikan seni (art) menggunakan semua kekuatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh politik (pengertian ini dianut Beaufire). Adapun situasi yang mendorong terbentunya pengertian yang luas ini adalah :

1. Kemajuan teknologi melahirkan sejenis senjata yang mempunyai daya menghancurkan yang praktis tidak terbatas, yaitu senjata nuklir.

2. Karena kehadiran senjata atom ini, perang tidak mungkin lagi dengan mudah diberlakukan sebagai wasit berhubung eskalasi praktis tidak mungkin dilakukan kecuali bila pihak yang bersengketa bersedia mengalami resiko kematian kolektif yang bersifat total.

3. Walaupun perang sudah tidak dapat lagi berfungsi sebagai wasit, persengketaan antar nasional tetap ada, bahkan menjadi semakin kompleks.

Oleh karena itu ada kecenderungan untuk menempuh segala jalan dan cara serta menggunakan tidak hanya kekuatan militer, jadi semua kekuatan yanng ada, guna memecahkan persengketaan sesuai dengan yang dikehendaki.

(37)

29 4. Karena semua macam jalan ditempuh dan semua jenis kukuatan dipakai, maka batas antara perang dan damai menjadi kabur. Maka itu dikatakan perdamaian hanya merupakan lanjutan dari pertarungan dengan cara lain (pengertian ini dianut Chapochnikov) atau perdamaian adalah lanjutan belaka dari peperangan dengan cara lain (defenisi ini dianut o Nguyen Glap, panglima angkatan bersenjajta di Vietnam).

5. Yang dipertarukan oleh peperangan bukan lagi faktor fisik material, tetapi faktor spiritual-immaterial, yaitu ideologi dan/atau nilai-nilai kehidupan yang dihayati, maka itu perang sudah bersifat total.

Dalam perdagangan manusia khususnya perdagangan anak, pemerintah perlu melaksanakan strategi yang mampu menyeimbangi kepentingan nasionalnya yakni perlindungan hak-hak asasi warga negaranya. Strategi tersebut antara lain misalnya dengan cara meningkatkan kerja sama dan hubungan bilateral dengan negara-negara lain khususnya negara yang menjadi tujuan perdagangan tersebut dalam penyedikan dan penegakan hukum serta konsisten sesuai aturan hukum positif masing-masing negara, serta pertukaran informasi dan data-data dari masing-masing negara.

Organisiasi internasional atau yang disebut ”Multilateralisme” adalah suatu istilah hubungan internasionalyang menunjukkan kerja sama antar beberapa negara yang dibentuk dalam suatu gerakan organisasi yang tujuannya bersifat umum ataupun khusus, serta ruang lingkup keanggotaan dari organisasi internasional ini bisa bersifat global maupun regional. Organisasi internasional tersebut tidak dapat bertindak tanpa persetujuan pihak yang terlibat dalam suatu

(38)

30 masalah, dan persetujun untuk melakukan kerjasama biasanya di buat berdasarkan penyesuaian terhadap negara yang paling kecil tingkatannya untuk bersikap kooperatif. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan organisasi internasional yang paling besarselama ini dalam sejarah pertumbuhan kerjasama di dunia di dalam berbagai sektor kehidupan internasional. Organisasi ini telah meletakkan kerangka konstitusinya melalui instrumen pokok berupa piagam , dengan tekad semua anggotanya untuk menghindari terulangnya acaman perang dunia yang pernah dua kali terjadi dan telahmenimbulkan bencana seluruh umat manusia. Disamping itu Piagam PBB juga telah meletakkan tujuannya dan prinsip yag mulia dalam rangka memelihara perdamaian dan keamanan internasional, meningkatkan hubungan bersama dan mencapai kerjasama internasional di semua bidang. Salah satu karakter politik global yang paling ini adalah semakin menjamurnya organisasi internasional di penjuru dunia. Walaupun demikian, negara tetap menjadi aktor yang mendominasi hubungan internasional. Hal ini dikarenakan, interaksi yang dilakukan organisasi internasional yang merupakan aktor non-negara tetap berada di bawah pengawasan pemerintah atau negara setempat.

(39)

31 BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Faktor-Faktor dan Bentuk Perdagangan Anak ke Malaysia 1. Faktor-faktor perdagangan anak ke malaysia

Beberapa faktor tertentu dapat mendorong seseorang untuk melakukan situasi psikologi inilah yang dapat menjadi salah satu penyebabnya. Penyebab- penyebab inilah yang mendorong pihak-pihak tertentu sehingga terjadilah perdagangan manusia. Istilah yang kemudian diseerap kedalam bahasa indonesia dengan kata trafficking ini, sampai saat ini belum mendapat perhatian yang intensif dari pihak-pihak terkait, misalnya aparat penegak hukum dan pemerintah Republik Indonesia. Jadi, sangat tidak mengherankan jika paraa korban trafficking terus berjatuhan. Bahkan pada faktanya, rentetan korban kemungkinan besar bertambah apabila tidak ditangani dengan serius.

Trafficking dapat terjadi karena berbagai macam faktor, kondisi, pemicu, serta persoalan yang berbeda-beda.15 Faktor pertama yang mempengaruhi terjadinya trafficking adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya trafficking. Kesadaran ini tidak hanya didapatkan dai mereka yang telah menjadi korban perdagangan manusia, kesadaran trafficking seharusnya juga didapatkan dari mereka yang menjalankan atau terlibat langsung dalam kegiatan perdagangan manusia. Kurangnya perhatian mengenai trafficking dapat disebabkan karena kurangnya kewaspadaan dan kurangnya informasi. Selain itu, pengetahuan yang terbatas mengenai motif-motif dari perdagangan manusia juga menjadi salah satu penyebab kurangnya perhatian mengenai trafficking.

(40)

32 Faktor kedua adalah faktor kemiskinan atau ekonomi. Permasalahan ini sering sekali menjadi pemicu utama terjadinya kasus perdagangan manusia.

Tanggung jawab yang besar untuk menopang hidup keluarga, keperluan yang tidak sedikit sehingga membutuhkan uang yang tidak sedikit pula, terlilit hutang yang sangat besar, dan motif-motif lainnya yang dapat memicu terjadinya tindakan perdagangan mannusia. Tidak hanya itu, hasrat ingin cepat kaya juga mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tersebut dan karena kebutuhan keluarga yang tidak terpenuhi.

Faktor ketiga adalah kebudayaan masyarakat setempat. Memang tidak terlihat jelas terjadinya perdagangan anak, namun pada kebudayaan masyarakat tertentu, terdapat suatu kebiasaan yang menjurus padaa tindakan perdagangan manusia. Sebagai contoh, dalam hirarki kehidupan pada hampir semua kebudayaan, memang sudah kodrat perempuan untuk tidak mengejar karir.

Mereka ditakdirkan untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, serta bersolek. Kalau memang diperlukan perempuan bertugas untuk mencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Sedangkan laki-laki dalam hirarki kehidupan pada mayoritas kebudayaan, berfungsi sebagai pencari nafkah, dan juga pemimpin setidaknya bagi keluarganya sendiri.

Namun pada kenyataanya, tidak semua keluarga tercukupi kebutuhannya hanya dari pendapatan utama, yaitu pendapatan laki-laki. Tidak semua dapat sejahtera hanya dengan satu sumber penghasilan. Biasanya, hal inilah yang mendorong kaum perempuan untuk tetap melangsungkan kehidupan keluarga mereka sehingga mereka melakukan migrasi dengan menjadi tenaga kerja.

(41)

33 Contoh lainnya, seorang anak mempunyai peran dalam sebuah keluarga.

Kepatuhan terhadap orang tua, rasa tanggung jawab terhadap masa depan orang tua merela, atau situasi ekonomi keluarga yang jauh dari cukup terkadang memaksa anak-anak ini untuk bekerja. Terkadang hanya bekerja di sekitar lingkungan. Namun tidak sedikit juga yang melakukan migrasi untuk mendapatkan uang. Contoh terakhir adalah kasus pernikahan dini. Pernikahan dini mempunyai dampak yang serius bagi pelakunya, terlebih bagi kaum perempuan.

Mereka tidak hanya diintai oleh bahaya kesehatan, namun juga kesempatan menempuh pendidikan yang juga semakin menjadi terbatas bagi mereka. Hal itu berdampak pula pada kesempatan kerja yang terbatas sehingga situasi ekonomi mereka semakin terjepit. Pernikahan dini juga menghambat perkembangan psikologis pelakunya, sehingga hal ini menimbulkan gangguan perkembangan pribadi, rusaknya hubungan dengan pasangan. Bahkan tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pula perceraian dini. Pada peerempuan, apabila mereka sudah menikah sudah dianggap sebagai wanita dewasa. Apabila sewaktu-waktu mereka bercerai, mereka tetap dianggap sudah dewasa. Mereka yang rentan menjadi korban tindakan perdagangan manusia yang dapat disebabkan karena kerapuhan ekonomi, emosi yang masih labil, dan lain-lain.

Faktor selanjutnya adalah faktor pendidikan yang kurangnya atau minimnya pengetahuan masyarakat. Orang dengan tingkat pendidikan yang rendah memiliki lebih sedikit keahlian daripada orang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi. Hal ini menimbulkan kesempatan kerja yang semakin sedikit sehingga akan sangat sulit untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

(42)

34 Dengan iming-iming bisa cepat kaya, orang-orang dengan situasi seperti ini dapat mudah untuk direkrut dan di dapat mennjadi korban perdagangan manusia.

Faktor keenam adalah kurangnya pencatatan/dokumentasi. Dokumentasi ini meliputi akta kelahiran atau surat keterangan kelahiran. Karena hal ini minim dilakukan, maka akan sangat mudah untuk melakukan pemalsuan identitas.

Sampai saat ini, masih banyak orang tua yang tidak mencatatkan kelahiran anaknya di kantor catatan sipil. Para orang tua melakukan hal tersebut karena mereka dianggap bahwa untuk mencatatkan kelahiran anak-anak mereka dibutuhkan sejumlah uang yang besar. Akibat yang ditimbulkan dari hal ini adalah anak-anak tersebut tidak akan tercatat oleh negara. Apabila sewaktu-waktu mereka menjadi korban perdagangan manusia, mereka akan sangat sulit untuk mendapatkan bantuan dari pihak terkait.

Faktor terakhir adalah lemahnya aparat penegak hukum dan pihak-pihak terkait dalam melakukan penjagaan terhadap indikasi terjadinya kasus perdagangan manusia. Sampai saat ini, para pelaku kasus perdagangan manusia masih dapat bebas berkeliaaran tanpa adanya pengawasan yang ketat dari aparat penegak hukum. Hal inilah yang membuat kasus perdagangan manusia seolah- olah dihalalkan dan tidak ada titik terang mengenai penyelesaiannya bahkan dari para penegak hukum sendiri yang melakukan tindak perdagangan anak.

Memang yang menjadi penyebab terjadinya perdagangan anak karena beberapa faktor seperti diatas yaitu faktor kurangnya kesadaran masyarakat tentang trafficking, faktor ekonomi, faktor kebudayaan, faktor pendidikan, pencatatan/dokumentasi dan kurangnya atau lemahnya penegakan hukum yang

(43)

35 ada di Indonesia. Dari beberapa faktor diatas yang paling utama yang menjadi permasalahan terjadinya perdagangan anak yaitu faktor ekonomi. Kesadaran dan pendidikan seperti tabel berikut menjelaskan tenteng korban perdagangan anak menurut tingkat pendidikannya :16

2. Bentuk Perdagangan Anak ke Malaysia

Ada beberapa bentuk perdagangan mannusia yang ditemukan di Indonesia 19. Bentuk pertama adalah buruh migran. Buruh migran adalah orang yang berimigrasi dari wilayah kelahirannya ke tempat lain dan kemudian bekerja di tempat yang baru tersebut dalam jangka waktu relatif menetap. Pekerja migran mencakup sedikitnya dua tipe : pekerja migran internal dan pekerja migran internasional. Pekerja migran internal (dalam negeri) merupakan orang yang berimigrasi dari tempat asalnya untuk bekerja di tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah Indonesia. Karena perpindahan penduduk umumnya dari desa ke kota (rural-to-urban migration), maka pekerja migran internal seringkali diidentikkan dengan orang desa yang bekerja di kota. Pekerja migran internasional (luar negeri) nerupakan orang yang meninggalkan tana airnya untuk mrngisi pekerjaan di negara lain. Di Indonesia, pengertian ini menunjukkan pada orang Indonesia yang bekerja di luar negeri atau yang dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Karena persoalan TKI inii seringkali menyentuh para buruh wanita yang menjadi pekerja kasar luar negeri, TKI biasanya diidentikkan dengan Tenaga Kerja Wanita (TKW atau Nakerwan).

Bentuk kedua adalah perdagangan anak. Perdagangan anak dapat diartikan sebagai segala bentuk tindakan, dan percobaan tindakan yang melibatkan

(44)

36 perekrutan, transportasi baik di dalam maupun antar negara, pembelian, penjualan, pengiriman, dan penerimaan anak dengan menggunakan tipu daya, kekerasan, atau dengan pelibatan hutang untuk tujuan pemaksaan pekerjaan domestik, pelayanan seksual, perbudakan, buruh ijon, atau segala kondisi perbudakan lain, baik anak tersebut mendapatkan bayaran atau tidak, di dalam sebuah komunitas yang berbeda dengan komunitas dimana anak tersebut tinggal ketika penipuan, kekerasan, atau pelibatan hutang tersebut pertama kalinya terjadi. Namun tidak jarang perdagangan anak ini di tujukan pada pasangan suami isttri yang ingin mempunyai anak.

Bentuk ketiga adalah tindakan prostitusi. Secara harafiah, prostitusi berarti pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah sebagai transaksi perdagangan. Secara hukum, prostitusi diidefenisikan sebagai penjualan jasa seksual. Pembayaran dapat d ilakukan dalam bentuk uang atau modus lain kecuaali untuk suatu tindakan seksual timbal balik. Banyak yang merasa bahwa jenis defenisii dengan penegakan semua dukungan bahasa termasuk selektif hukum sesuai dengan keinginan dan angan-angan dari badan penegak terkemuka untuk mengontrol mutlak perempuan. Prostitusi dibagi ke dalm dua jenis, yaitu prostitusi dimana anak perempuan merupakan komoditi perdagangan dan prostitusi dimana wanita dewasa sebagai komoditi perdagangan. Prostitusi anak dapat diartikan sebagai tindakan mendapatkan atau menawarkan jasa seksual dari seorang anak oleh seseorang atau kepada orang lainnya dengan imbalan uang atau imbalan lainnya.

(45)

37 Bentuk lainnya adalah perbudakan berkedok pernikahan dan pengantin pesanan. Biasanya, praktik perbudakan berkedok pernikahan dan pengantin pesanan dilakukan oleh pria warga negara asing dengan wanita warga negara Indonesia. Hal ini yang membedakan antara perbudakan berkedok pernikahan dengan pengantin pesanan adalah tidak semua kasus pengantin pesanan berakhir dengan nasib yang mengerikan.

Pada kasus trafficking ada beberapa arti dan pengertian istilah penting yang dipakai sesuai defenisi trafficking istilah-istilah tersebut adalah :

1. Eksploitasi, yaitu memanfaatkan seseoramg secara tidak etis demi kebaikan dan keuntungan seseorang.

2. Eksploitasi pekerja, yaitu mendapat keuntungan dari hasil kerja orang lain tanpa memberikan imbalan yang layak.

3. Perekrutan, yaitu tindakan mendaftarkan seseorang untuk suatu pekerjaan atau aktivitas.

4. Agen, yaitu orang yang bertindak atas nama pihak lain, seseorang yang memfasilitasi proses migrasi (pemindahan) baik migrasi legal maupun migrasi illegal.

5. Broker/makelar, yaitu seseorang yang membeli atau menjual atas nama orang lain.

6. Kerja paksa dan praktek serupa perbudakan, yaitu memerintahkan seseorang untuk bekerja atau memberikan jasa dengan menggunakan kekerasan atau ancaman, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi yang dominan, penjeratan utang, kebohongan atau bentuk-bentuk pemaksaan

(46)

38 lainnya. Kerja paksa dapat dilakukan demi keuntungan pemerintah, individu, perusahaan atau asosiasi.

7. Penghambaan, yaitu keadaan di mana seseorang berada di bawah penguasaan seorang pemilik atau majikan; atau hilangnya kebebasan pribadi, untuk bertindak sebagaimana yang dikehendakinya.

8. Perbudakan, yaitu keadaan dimana seseorang terbelebggu dalam penghambaan sebagai milik seorang penguasa budak atau suatu rumah tangga, atau praktik untuk memiliki budak, atau metode produksi dimana budak merupakan tenaga kerja pokok.

9. Perbudakan seksual, yaitu ketika seseorang emiliki orang lain dan mengeksploitasinya untuk aktivitas seksual.

10. Pekerja seks komersial, yaitu seseorang yang melakukan tindakan seksual untuk memperoleh uang.

11. Pekerja hiburan, yaitu seseorang yang dipekerjakan di bidang jasa layanan/service dengan kondisi kerja eksploitatif, porno aksi/striptease dan kondisi rentan.

Trafficking memang merupakan jaringan perdagangan anak dan wanita yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Setidaknya ada tiga unsur di balik fenomena perdagangan yaitu, pertama adanya praktek penipuan dan pemaksaan terhadpa korban, kedua memanfaatkan ketidakberdayaan korban dan orang tua korban, dan ketiga adanya eksploitasi ysang keji dan menjadikan korban sebagaimana layaknya komoditi yang biasa diperjual belikan dengan sesuka hati.

(47)

39 B. Dampak Perdagangan Anak

Dampak yang terjadi pada perdagangan anak adalah para korban perdagangan manusia mengalami banyak hal yang sangat mengerikan. Dimana mereka yang menjadi korban dari tindak perdagangan anak akan mengalami trauma yang sangat besar sehingga sangat berpengaruh bagi kehidupan mereka.

Tidak jarang, dampak negatif hal ini meninggalkan pengaruh yang permanen bagi para korban. Dari segi fisik, korban perdagangan manusia sering sekali terjangkit penyakit akibat adanya pernikahan dini dab kesempatan dalam menempuh pendidikan akan semakin terbatas, hal ini juga akan mengakibatkan pula pada kesempatan kerja yang terbatas sehingga situasi ekonomi mereka semakin terpuruk, bukan hanya itu dampak dari perdagangan anak akan menghambat perkembangan psikologi anak sehingga mengakibatkan gangguan perkembangan, tidak menutup kemungkinan juga dengan adanya perdagangan anak dari faktor kurangnya pencatatan maka akan sulit untuk mendapatkan bantuan dari pihak terkait karena anak tersebut tidak tercatat oleh negara. Selain itu mereka akan mengalami stres, mereka dapat terjangkit penyakit karena situasi hidup serta pekerjaan yang mempunyai dampak besar terhadap kesehatan. Tidak hanya penyakit, pada korban anak-anak seringkali mengalami pertumbuhan yang terhambat dan karena rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan orang tua dari anak dapat dengan mudah di iming-imingi dengan gaji yang besar, sehingga orang tua pun akhirnya melepaskan anaknya, termasuk memaksa anak agar mau bekerja di luar daeerah.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kaukes Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan, dengan jumlah siswa 15 orang. Fokus permasalahan

mempunyai  tujuan  untuk  mengakomodasi  kebutuhan PKL yang ada sehingga diharapkan  mampu  mengoptimalkan  potensi  PKL  tanpa  mengabaikan  kepentingan 

Tanggul alamiah (‘natural levee’) merupakan gambaran dari kondisi sistem sungai tua. Tanggul alamiah terbentuk dekat dengan alur sungai sebagai proses pengendapan material

Efek murni dari kebiasaan makan makanan khas etnik Minahasa yang kaya ALJ terhadap kejadian PJK adalah bahwa orang yang mempunyai kebiasaan makan makanan yang kaya asam lemak

Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku organisasi dan antar organisasi menentukan keberhasilan implementasi melalui perbaikan/penguatan struktur organisasi,

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ronawati Tjandra (2007) menemukan bahwa locus of control memoderasi pengaruh Computer Anxiety terhadap Kemahiran Penggunaan

Aturan yang dipakai adalah, bahwa suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, sehingga titik tersebut merupakan perpotongan antara ketinggian (garis kontur) dengan lapisan

3 Spammer yang melakukan spam di Twitter dengan menduplikasi