• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of EFEKTIVITAS PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER TERHADAP KETERTIBAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI RUTAN KELAS IIB KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of EFEKTIVITAS PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER TERHADAP KETERTIBAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI RUTAN KELAS IIB KEBUMEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN: 2356-4164, E-ISSN: 2407-4276

Open Access at : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/jkh

Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

1129

EFEKTIVITAS PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER TERHADAP KETERTIBAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI RUTAN KELAS IIB KEBUMEN

Asep Dwi Haryanto, Mitro Subroto Politeknik Ilmu Pemasyarakatan E-mail: subrotomitro07@gmail.com

Info Artikel Abstract Masuk: 1 Desember 2022

Diterima: 15 Januari 2023 Terbit: 1 Februari 2023 Keywords:

Leadership style, order, psychological

The author conducted a study on the effectiveness of the application of the authoritarian leadership style on the orderliness of the inmates at the Class IIB Kebumen Rutan with the aim of conducting an in-depth analysis to be able to draw the conclusion that how effective the application of the authoritarian leadership style is to the discipline possessed by the correctional inmates in the Class IIB Rutan Kebumen. This study focuses on research points on authoritarian leadership styles and behaviors that affect one's leadership so that conclusions can be drawn based on these 2 points whether the application of an authoritarian leadership style can significantly make the existing correctional inmates have a high level of order or preferably officers those in the Class IIB Kebumen Rutan evaluate on the leadership style applied In order for an orderly environment to occur in the Kebumen Class IIB Rutan area.

Abstrak Kata kunci:

Gaya kepemimpinan, ketertiban, psikologis Corresponding Author :

Asep Dwi Haryanto, e-mail :

Penulis melakukan penelitian terhadap evektivitas penerapan gaya kepemimpinan otoriter terhadap ketertiban warga binaan pemasyarakatan di Rutan Kelas IIB Kebumen dengan tujuan melakukan analisis mendalam untuk dapat menarik kesimpulan bahwa seberapa efektif penerapan gaya kepemimpinan otoriter terhadap kedisiplinan yang di miliki oleh warga binaan pemasyarakatan yang ada di Rutan Kelas IIB Kebumen.

Pada penelitian ini menititik beratkan poin penelitian pada gaya kepemimpinan otoriter serta perilaku – perilaku yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang

(2)

1130 sehingga dapat di Tarik kesimpulan berdasarkan 2 poin tersebut apakah penerapan gaya kepemimpinan otoriter secara signifikan dapat membuat warga binaan pemasyarakatan yang ada memiliki tingkat ketertiban yang tinggi atau sebaiknya petugas yang ada di Rutan Kelas IIB Kebumen melakukan evaluasi terhadap gaya kepemimpinan yang di terapkan Agar terjadi lingkungan tertib di wilayah Rutan Kelas IIB Kebumen.

@Copyright 2023.

PENDAHULUAN

Kepemimpinan merupakan salah sifat yang harus dimiliki oleh seseorang dalam kehidupanya karena kepemimpinan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang tersebut mampu menyelesaikan tugas – tugas yang dimilikinya.

kepemimpinan menurut Wahjosumidjo sendiri mendefinisikan kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu hal yang melekat pada seorang pemimpin yang memiliki sifat tertentu, seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.

Kepemimpinan dapat dikategorikan juga sebagai rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri Kepemimpinan sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi, mengarahkan, serta melakukan pengorganisasian dengan tujuan untuk dapat mencapai target yang telah di tentukan. Seorang pemimpin tentu saja berbeda dengan bos, seorang pemimpin yang baik tentu saja memiliki aspek – aspek yang tidak dimiliki oleh seorang bos misalnya saja contoh yang paling jelas adalah seorang bos hanya akan mampu memerintahkan bawahanya untuk dapat mencapai target yang di tentukan tanpa mau mengetahui bagaimana pun prosesnya.

Sedangkan seorang pemimpin merupakan orang yang harus mampu mencapai target – target yang ada dengan cara mengarahkan seluruh orang yang ada di organisasinya dengan memperhatikan kebutuhan serta kendala – kendala yang di temu dalam prosesnya sehingga kendala tersebut dapat di atasi dengan demikian maka proses yang di jalankan untuk mencapai target yang di tentukan dapat terwujud dengan efektif serta efisien.

Kepemimpinan sendiri sebenarnya bukan berarti harus berprofesi sebagai atasan karena pada dasarnya memang kepemimpinan ini berbeda dengan seorang bos. Kepemimpinan sendiri dapat di lakukan di ligkungan terkecil misalnya saja di dalam suatu regu pramuka, regu ssebuah kerja kelompok dan kelompok – kelompok kecil lainya. Kepemimpinan sendiri lebih mengarah ke leadership dimana ini merupakan kemampuan seseorang dalam mengorganisasikan anggota anggotanya dalam melaksanakan setiap kegiatan yang dilakukan agar seluruh pekerjaan yang di lakukan tetap dalam koridor pekerjaan yang efektif untuk mencapai sebuah tujuan.

Dalam penerapanya seorang pemimpin harus memiliki sifat – sifat yang baik seperti misalnya cerdas, pandai memecahkan masalah, jujur, pandai berkomunikasi, pintar mencari peluang serta ketrampilan – ketrampilan lainya yang tentu saja ketrampilan tersebut akan sangat menunjang orang tersebut yang berperan sebagai seorang leader.Selain menunjang dirinya sebagai seorang leader tentu juga ketrampilan tersebut akan menjadi nilai plus di mata orang – orang yang ada di

(3)

1131 bawah komando leader tersebut sehingga orang – orang yang menerima instruksi dari seorang leader ini percaya serta mengerjakan seluruh pekerjaanya sesuai dengan arahan leader. Leadership sendiri memiliki beberapa gaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu gaya demokratis, gaya otoriter, gaya transformasional, gaya transaksional, dan gaya laissez – faire.

Pada dasarnya kepemimpinan memiliki fungsi - fungsi tertentu dalam pelaksanaanya. fungsi – fungsi yang di maksud adalah :

1. fungsi Instruktif

fungsi instruktif adalah fungsi yang menjadikan seorang pemimpin sebaga seseorang yang mengambil seluruh kendali atas keputusan yang ia ambil agar di jalankan oleh seluruh bawahnya dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan sebeumnya

2. fungsi Delegasi

fungsi delegasi atau perwakilan merupakan fungsi yang dimiliki oleh seorang pemimpin dimana hasil penunjukan perwakilan suatu organisasi atau lembaga tersebut dapat dilakukan baik melalui penunjukan secata langsung maupun melalui proses musyawarah.

3. Fungsi Partisipasi

fungsi partisipasi merupakan fungsi yang mendorong anggota dari suatu lembaga atau organisasi untuk berperan secara aktif dalam pekerjaan – pekerjaan yang sedang di jalankan oleh suatu lembaga atau organisasi dengan tujuan akhir tercapainya program yang ingin di capai. fungsi pemimpin disini sangat kuat dimana pemimpin harus mampu memotivasi anak buahnya untuk suka rela dan senang hati dalam berartisipasi di dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.

4. Fungsi Pengendalian

fungsi pengendalian merupakan fungsi selanjutnya yang dimiliki oleh seorang pemimpin yakni memastikan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh anak buahnya sesuai dengan tugas – tugasnya sehingga seluruh pekerjaan yang dilakukan tidak sia – sia dan tetap mengaju pada tugas pokok dalam tujuan untuk dapat mencapai target dari kelompok organisasi atau suatu lembaga itu sendiri.

5. fungsi konsultatif

merupakan fungsi dimana seorang pemimpin harus mampu menjadi orang yang dapat memberikan saran – saran atau masukan – masukan terhadap bawahan atau anggotanya ketika seorang anggotanya berkonsultasi kepada dirinya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pendahuluan diatas penulis berupaya menyusun rumusan masalah terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. rumusan masalah sendiri merupakan aspek – aspek atau nilai – nilai pokok yang memiliki sebuah aspek yang ingin di jabarkan untuk dapat di pahami secara rinci yang di dalamnya menganut aspek - aspek meliputi :

a. bagaimana bentuk penerapan gaya kepemimpinan otoriter di rutan kelas IIB Kebumen ?

(4)

1132 b. Bagaimana respon warga binaan pemasyarakatan yang ada di dalam Rutan

Kelas IIB Kebumen terhadap penerapan gaya kepemimpinan otoriter ? METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode deskripitif kualitatif untuk dapat membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Hal ini dapat menjelaskan seberapa efektif penerapan gaya kepemimpinan otoriter terhadap ketertiban yang ada di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan. Lokasi penelitian ini dilakukan di dalam lembaga pemasyarakatan tepatnya pada unit pelaksana teknis Rutan Kelas IIB Kebumen. Sumber data dalam penelitian ini meliputi kata-kata dan tindakan. Metode pengumpulan dilakukan dengan cara observasi, wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

pemimpin secara etimologi berasal dari kata leader dan kepemimpinan yang mengambil dari kata leadership. kepemimpinan merupakan sebuah ketrampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan arahan, mengatur, memerintah, dan membagi pekerjaan – pekerjaan yang harus dilakukan oleh anak buahnya agar pekerjaan yang dilakukan berjalan dengan efektif sehingga target yang di tentukan dapat tercapai. dalam memimpin seorang pemimpin di tuntut untuk memiliki kemampuan – kemampuan yang diperlukan untuk menunjang pekerjaanya sebagai seseorang yang memimpin para bawahanya. kemampuan - kemampuan tersebut diantaranya meliputi :

a. jujur

kejujuran merupakan salah satu factor penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, dengan memiliki kejujuran ini maka seorang pemimpin akan bekerja dengan terbuka dan tidak memiliki beban yang di simpan oleh dirinya sendiri maka dengan demikian seorang pemimpin akan bekerja dengamn sepenuh hati bekerja untuk pekerjaanya tanpa memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri b. kreatif

kreatif merupakan salah satu ketrempilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. kreatifitas ini berguna untuk membuat suatu gagasan atau trobosan – trobosan baru untuk lebih mengembangkan produk – produk yang di miliki oleh perusahaanya sehingga perusahaan tidak kalah di tengah semakin ketatnya persaingan di luar sana. dengan demikian maka laju perkembangan perusahaan akan tetap mampu bersaing

c. mampu berkomunikasi dengan baik

komunikasi merupakan salah satu ketrampilan yang harus melekat pada seorang pemimpin. komunikasi merupakan hal utama yang harus di lakukan dengan tujuan menyamakan pendapat sehingga tidak terjadi kesalah pahaman serta perbedaan pendapat antara atasan dan bawahan. dengan adanya komunikasi yang baik maka seorang bawahan akan mampu mencerna apa yang di perintahkan oleh atasanya sehingga pekerjaan yang di lakukan oleh pekerja tersebut maka akan sesuai dengan arahan yang telah di perintahkan. komunikasi ini juga berguna untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama atasan apabila dalam melakukan pekerjaan di temukan kendala – kendala yang di anggap dapat

(5)

1133 menjadi penghambat proses pekerjaan yang dapat mengganggu jalanya pekerjaan sehingga target yang di tentukan tidak dapat tercapai maka perlu di lakukan komunikasi bagaimana cara mengatasi masalah tersebut sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan pekerjaan dapat kembali berjalan dengan lancar.

d. Percaya diri

sikap percaya diri merupakan factor penting penentu keberhasilan seorang pemimpin dalam memimpin, sikap percaya diri di perlukan karena dalam memimpin seorang pemimpin harus menunjungan rasa kepercayaan dirinya sebagai seorang pemimpin sehingga dirinya lebih terkesan memiliki charisma dan dengan adanya kepercayaan diri tersebut seorang pemimpin tidak akan ragu – ragu dalam memberikan perintah kepada bawahanya sehingga bawahan yang menerima perintah akan menjalankan setiap perintah tanpa adanya keraguan dalam diri mereka.

e. bertanggung jawab

Seorang pemimpin yang baik juga harus memiliki tanggung jawab. Bahkan ketika ada seorang karyawan yang tidak bekerja dengan maksimal, karyawan lain dan pemimpin turut serta ambil bagian untuk bertanggung jawab atas kesalahannya.

Melempar kesalahan pada karyawan dan tidak mencarikan jalan keluar bukan contoh pemimpin yang baik.

f. mampu memanagemen waktu

Menjadi pemimpin berarti harus siap menerima tugas yang lebih besar, bukan hanya melakukan pengecekan atas pekerjaan yang dilakukan karyawan. Oleh karena itu, pemimpin harus bisa mengelola waktu sebaik-baiknya untuk diri sendiri maupun bisnisnya.

g. memiliki selera humor

seorang pemimpin yang baik harusnya memiliki selera humor yang bagus.

Pemimpin yang baik tahu kapan harus serius dan kapan untuk mendinginkan kondisi dengan lelucon yang bagus.

dengan demikian maka pemimpin yang baik adalah pemimpin yang di anggap mampu mempengaruhi bawahanya untuk bekerja dengan baik dan sepenuh hati tanpa adanya sikap memaksa, munculnya kemauan untuk bekerja dengan sepenuh hati ini dapat muncul dengan seorang pemimpin yang dianggap mampu dijadikan sebagai panutan dimana seorang pemimpin tersebut memiliki gaya kepemimpinan yang memberikan perintah dengan turun langsung dan memahami bagaimana kondisi para bawahanya, apa saja yang dibutuhkan oleh para bawahanya serta mengerti apa saja yang menjadi kendala bawahanya sehingga pemimpin tersebut mampu memberikan solusi – solusi akan kendala dan masalah – masalah yang sedang di alami oleh bawahanya sehingga dapat di temukan jalan keluar dan penyelesaian dari permasalahan tersebut.

pemimpin yang seperti itulah yang di anggap sebagai pemimpin yang ideal serta dinilai sebagai pemimpin yang mampu membawa perusahaan ataupun organisasi yang di pimpin oleh pemimpin dengan gaya kepemimpinan seperti ini sebagai gaya kepemimpinan yang di anggap mampu membawa organisasinya menjadi sebuah organisasi yang maju dan menganggap gaya kepemimpinan seperti ini sebagai gaya kepemimpinan yang revolusioner.

(6)

1134 dalam penelitian yang dilakukan oleh penile di rumah tahanan Negara kelas IIB Kebumen di temukan bahwa gaya kepemimpinan yang di terapkan di rutan Kelas IIB Kebumen ini menerapkan gaya kepemimpinan otoriter. gaya kepemimpinan otoriter sendiri merupakan gaya kepemimpinan yang menrapkan segala bentuk kekuasaan ada di tangan pemimpin sedangkan bawahan hanya bertugas mematuhi perintah atau instruksi yang di berikan oleh atasan tanpa bisa melakukan negosiasi atau memberikan pendapat terhadap pemimpin. gaya kepemimpinan ini memiliki banyak kekurangan beberapa di antaranya adalah bawahan hanya bisa menjalankan perintah, pemimpin tidak mengetahui kendala yang di hadapi oleh bawahan, kurangnya komunikasi antara atasan dan bawahan sehingga kurang nya rasa saling melengkapi antara bawahan dan atasan, serta masih ada kekurangan – kekurangan yang lainya.

gaya kepemimpinan otoriter yang di terapkan di rumah tahanan Negara Kelas IIB Kebumen ini di anggap belum efektif karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan masih terdapat warga binaan pemasyarakatan yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan tersebut hanya mematuhi setiap perintah serta instruksi yang di berikan ketika para petugas masih melakukan pengawasan terhadap warga binaan pemasyarakatan tersebut. sedangkan ketika warga binaan pemasyarakatan tidak berada dalam pengawasan petugas maka warga binaan pemasyarakatan yang ada cenderung berbuat seenak mereka tanpa memperdulikan aturan – aturan yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan termasuk di antaranya adalah menyimpan barang – barang atau benda – benda yang sudah dengan jelas di larang dalam aturan yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan Negara kelas IIB Kebumen ini.

hal tersebut menunjungan masih kurangnya kesadaran dari warga binaan pemasyarakatn itu sendiri untuk mematuhi segala bentuk aturan maupun larangan – larangan yang telah di atur dalam kehidupan yang ada di lembaga pemasyarakatan yakni Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kebumen. hal ini menunjukan kurangnya efektifitas gaya kepemimpinan otoriter yang di terapkan di Lembaga pemasyarakatan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kebumen.

gaya kepemimpinan yang seharusnya di terapkan di dalam sebuah lembaga pemasyarakatan adalah gaya kepemimpinan yang mampu membangkitkan kesadaran warga binaan pemasyarakatan itu sendiri agar mampu menaati segala bentuk aturan dan larangan yang ada di lingkungan rumah tahanan Negara kelas IIB Kebumen karena dengan adanya kesadaran dari warga binaan itu sendiri maka dengan ada maupun tidaknya pengawasan yang di lakukan oleh petugas pemasyarakatan dengan sendirinya warga binaan pemasyarakatan tersebut akan mematuhi segala aturan dan lrangan yang ada katena muncul dari kesadaran diri sendiri untuk mematuhi hal – hal tersebut.

PENUTUP Kesimpulan

berdasarkan pemaparan diatas dapat di Tarik kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan otoriter yang di terapkan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kebumen dapat di katakan belum efektif karena warga binaan pemasyarakatan yang ada di dalam lingkungan lembaga pemasyarakatan Rumah Tahanan Negara

(7)

1135 Kelas IIB Kebumen ini masih bergantung terhadap ada tidaknya pengawasan yang dilakukan oleh petugas pemasyarakatan yang bertugas.

sedangkan gaya kepemimpinan yang di anggap sebagai gaya kepemimpinan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang mampu membangun kesadaran warga binaan pemasyarakatan untuk selalu mematuhi aturan – aturan serta larangan – larangan yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan sehingga warga binaan yang ada tidak hanya mematuhi aturan serta larangan yang ada ketika ada petugas pemaysrakatan yang melakukan pengawasan terhadap mereka serta tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan dan larangan apabila tidak ada petugas yang melakukan pengawasan terhadap mereka.

Implikasi

gaya kepemimpinan yang harus di terapkan adalah gaya kepemimpinan yang mampu membangun kesadaran warga binaan pemasyarakatan itu sendiri. gaya kepemimpinan yang dapat di terapkan seperti contohnya adalah gaya kepemimpinan bertipe demokratis lebih berfokus kepada dasar kemanusiaan dalam menerapkan kepemimpinannya. Pemimpin dengan tipe demokratis ini sangat menjunjung tinggi derajat dan harkat yang dipimpinnya. Seorang pemimpin demokratis memandang bahwa anggotanya sebagai kekuatan yang mendukung keberhasilan kepemimpinannya. Karenanya, pemimpin dengan tipe demokratis ini mengajak anggotanya untuk ikut serta secara aktif dan kreatif dalam mewujudkan keberhasilan visi dan misi yang diembannya, sambil berusaha keras untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan anggotanya.

dengan adanya ajakan dari pemimpin kepada bawahanya maka di harapkan adanya penyampaian kemauan dan harapan dari warga binaa kepada petugas yang ada sehingga muncul kesadaran dari warga binaan tersebut untuk mematuhi aturan – aturan serta larangan larangan karena apa yang mereka rasakan telah di dengarkan oleh petugas yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Mattayang, B. (2019 ). TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN: SUATU TINJAUAN TEORITIS. JEMMA, Volume 2 Nomor 2.

Nurjaya. (2020). GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI, PENGARUHNYA TERHADAP. B a l a n c a, (35 – 43).

Sari, H. M. (2016). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER TERHADAP LOYALITAS. Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis & Call For Paper FEB UMSIDA.

Zuniasih, P. A. (2018). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP. JURNAL MANAJEMEN, Vol. 06. No. 1A.

Referensi

Dokumen terkait

1. Studi ekploratori kepustakaan meng- hasilkan variabel pas kunjungan yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas pengalaman wisatawan adalah: kepuas- an dan ketidakpuasan,

Dalam pembuatan e- Commerce ini ada kerangka sistem informasi yang akan di kerjakan, untuk variable yang akan digunakan adalah data barang yaitu miniature menara kudus, jumlah

Tercapainya pengelolaan dan pemeliharaan sarana rumah sakit dengan baik, bermutu, profesional dan memuaskan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku

Purwaningsih Desain Pembelajaran Sudut Pada Bangun Ruang Sisi Datar dengan Pendekatan Realistik Universitas Muhammadiyah Purworejo 16. Aziz Bayu Prasetya LKS Cerita

Pada skenario yang kedua ini, dengan menambahkan rectifier di belakang antena yang dihubungkan oleh konektor SMA dan kemudian titik yang akan diukur adalah pada

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilaksanakan baik secara deskrip- tif maupun statistik, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil uji hipotesis

Alat analisis data menggunakan Struktural Equation Model (SEM). Hasil pengujian instrumen menyimpulkan bahwa semua variabel valid dan reliabel sebagai alat pengumpul

Kawasan hutan mangrove di stasiun riset Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dipilih sebagai tempat penelitian karena