• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

15

Dalam laporan ini, penulis merancang suatu sistem informasi pelayanan jasa laundry sehingga untuk lebih memahami mengenai perancangan sistem informasi pelayan tersebut maka penulis perlu mengkaji masing-masing pengertian dari sistem, informasi, pelayanan itu sendiri, karakteristik dari sistem, kualitas dari informasi, lalu pengertian sistem informasi secara keseluruhan, komponen yang ada didalam sistem informasi, analisis PIECES sistem informasi, bentuk pelayanan, dan dimensi pelayanan.

2.1.1 Pengertian Sistem

Romney, dkk dalam Karim, dkk (2020:83) menyatakan sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih dari komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan, sebagian besar sistem terdiri dari sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar.

Sedangkan menurut Mulyadi dalam Djahir, dkk (2014:45), sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa sistem adalah komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama- sama.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Hutahaean (2015:3) mengatakan supaya sistem itu dikatakan sistem yang baik, memiliki karakteristik yaitu:

1. Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan sistem (boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan

(2)

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environment)

Lingkungan luar sistem (environment) adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus tetap dijaga dan yang merugikan harus dijaga dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung sistem (interface)

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lain. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi masukkan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.

5. Masukkan sistem (input)

Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem yang dapat berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh dalam sistem komputer program adalah maintenance input sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Contohnya komputer menghasilkan panas yang merupakan sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolah sistem

Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

8. Sasaran sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Sasaran dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Maka dari itu suatu sistem harus memiliki karakteristik atau sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem yaitu adanya komponen-komponen, batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung antar subsistem, input, output, proses dari pengolahan sistem, dan sasaran sistem.

(3)

2.1.3 Pengertian Informasi

Dikatakan McLeod dalam Yakub (2012:8), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Berbeda dengan Romney, dkk (2015:4), informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan, sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

Maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah dikelola dan dapat digunakan sebagai pengambil keputusan.

2.1.4 Kualitas Informasi

Sutabri (2012:33) berpendapat bahwa kualitas dari suatu informasi tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan relevan (relevance).

a. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat waktu (timeliness)

Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat.

Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

c. Relevan (relevance)

Informasi tersebut harus mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda. Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan.

Dapat dikatakan bahwa informasi yang berkualitas adalah informasi yang jelas maksud dan artinya (akurat), informasi yang disampaikan dengan tepat waktu, dan informasi yang mempunyai manfaat yang relevan untuk penggunanya.

(4)

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi

Krismiaji (2015:15) mengatakan bahwa sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukan, dan mengolah dan menyimpan data dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lain halnya dengan Sutabri (2012:46), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu cara yang digunakan oleh suatu organisasi untuk menyampaikan informasi dari laporan-laporan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

2.1.6 Komponen Sistem Informasi

Menurut Zakiyudin (2012:9) di dalam sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti:

1. Perangkat keras (hardware), mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Basis data (database), adalah sekumpulan tabel, hubungan dan lain- lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

4. Prosedur, adalah sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Jaringan komputer dan komunikasi data, merupakan sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen hardware, software, database, prosedur, jaringan komputer dan komunikasi data. Kelima komponen tersebut yang membentuk sistem informasi.

(5)

2.1.7 Analisis PIECES Sistem Informasi

Dalam sistem terdapat metode analisis sistem yang disebut PIECES. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Wetherbe &

Vitalari pada tahun 2012.

Wetherbe, dkk dalam Pratiwi, dkk (2021) mengatakan bahwa PIECES merupakan metode evaluasi yang terdiri dari aspek Performance, Information and Data, Economic, Control and Security, Efficiency, and Service.

Sistem perlu dievaluasi guna mengetahui kesuksesan sistem sehingga perlu dilakukan analisis terhadap kinerja, informasi, keamanan, efisiensi, dan pelayanan dari sistem informasi tersebut.

Wetherbe, dkk dalam Pratiwi, dkk (2021) membagi PIECES menjadi 6 (enam) aspek yang digunakan untuk menganalisis sistem informasi yaitu:

1. Keandalan (Performance)

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sebuah sistem, apakah berjalan dengan baik atau tidak. Kinerja ini dapat diukur dari jumlah temuan data yang dihasilkan dan seberapa cepat suatu data dapat ditemukan.

2. Data dan Informasi (Information and Data)

Dalam sebuah temuan data pasti akan dihasilkan sebuah informasi yang akan ditampilkan, analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jelas informasi yang akan dihasilkan untuk satu pencarian.

3. Nilai Ekonomis (Economics)

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sistem itu tepat diterapkan pada suatu lembaga informasi dilihat dari segi finansial dan biaya yang dikeluarkan. Hal ini sangat penting karena suatu sistem juga dipengaruhi oleh besarnya biaya yang dikeluarkan.

4. Pengendalian dan Pengamanan (Control and Security)

Dalam suatu sistem perlu diadakan sebuah control atau pengawasan agar sistem itu berjalan dengan baik. Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengawasan dan kontrol yang dilakukan agar sistem tersebut berjalan dengan baik.

5. Efisiensi (Efficiency)

Efisiensi dan efektivitas sebuah sistem perlu dipertanyakan dalam kinerja dan alasan mengapa sistem itu dibuat. Sebuah sistem harus bisa secara efisien menjawab dan membantu suatu permasalahan khususnya dalam hal otomasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sistem itu efisien atau tidak, dengan input yang sedikit bisa menghasilkan output yang memuaskan.

(6)

6. Pelayanan (Service)

Peningkatan pelayanan memperlihatkan kategori yang beragam.

Peningkatan pelayanan yang lebih baik bagi manajemen, user, dan bagian lain merupakan simbol kualitas dari suatu sistem informasi.

2.1.8 Pengertian Pelayanan

Kasmir (2017:47) berpendapat bahwa pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang atau suatu organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, faktor karyawan, dan juga pimpinan.

Sedangkan pendapat Daryanto, dkk (2014: 35), pelayanan adalah suatu kumpulan atau kesatuan yang melakukan kegiatan menguntungkan dan menawarkan suatu kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak terikat kepada produk.

Dari pengertian diatas maka pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu pihak untuk menawarkan dan memberikan kepuasan kepada pihak lainnya.

2.1.9 Bentuk Pelayanan

Moenir (2015:190) menjelaskan bahwa layanan umum yang dilakukan oleh siapapun, bentuknya tidak terlepas dari 3 macam, yaitu:

1. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang Hubungan Masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

2. Layanan melalui tulisan

Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dalam segi jumlah tetapi jika dari segi peranannya. Apalagi kalau diingat bahwa sistem layanan pada abad informasi ini, menggunakan sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama bagi layanan jarak jauh karena faktor biaya.

Agar layanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak dilayani, satu hal yang harus diperhatikan adalah faktor kecepatan, baik dalam pengelolaan masalah maupun dalam proses penyelesaiannya (pengetikan, penandatanganan, data pengirim kepada yang bersangkutan).

3. Layanan melalui perbuatan

Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80% dilakukan oleh petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor

(7)

keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau pekerjaan. Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan melalui hubungan pelayanan secara umum (kecuali yang khusus dilakukan melalui hubungan menulis, karena faktor jarak). Hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh yang berkepentingan. Jadi tujuan utama orang yang berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan.

Dalam melakukan pelayanan terdapat 3 bentuk pelayanan yang umum dapat dilakukan yaitu pelayanan dengan bicara (lisan), pelayanan dalam bentuk tulisan, dan pelayanan dalam bentuk perbuatan yang dilakukan.

2.1.10 Dimensi Pelayanan

Parasuraman, dkk dalam Tjiptono (2014:198) mengidentifikasi dimensi kualitas pelayanan menjadi 10 dimensi, yaitu:

1. Reliabilitas

Mencakup dua aspek utama, yaitu konsisten kerja (performance) dan sifat terpercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan layanannya secara benar sejak awal (right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal (misalnya, memberikan pelayanan sesuai dengan jadwal yang disepakati), menyimpan data (record) secara tepat, dan mengirimkan tagihan yang akurat.

2. Responsivitas atau daya tanggap

Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan segera. Beberapa contoh diantaranya: ketepatan waktu layanan, pemberian slip transaksi secepatnya, kecepatan menghubungi kembali pelanggan, dan menyampaikan layanan secara cepat.

3. Kompetensi

Kompetensi yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan karyawan.

4. Akses

Meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (approachability). Hal ini berarti lokasi fasilitas layanan mudah dijangkau, waktu mengantri atau menunggu tidak terlalu lama,

(8)

saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi (contohnya telepon, email, fax, website) dan jam operasi nyaman.

5. Kesopanan (courtesy)

Meliputi sikap santun, respect, atensi, dan keramahan karyawan.

6. Komunikasi

Artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai jasa/layanan yang ditawarkan, biaya layanan, trade off antara layanan dan biaya, serta proses penanganan masalah potensial yang mungkin timbul.

7. Kredibilitas

Sifat jujur dan dapat dipercaya.

8. Keamanan (security)

Bebas dari bahaya resiko atau keragu-raguan.

9. Kemampuan memahami pelanggan

Berupa memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler.

10. Bukti fisik (tangibles)

Meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan- bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop surat dan lain-lain).

Dari hal diatas berarti ukuran kualitas jasa memiliki 10 dimensi yang terdiri dari kehandalan (reliabilitas), daya tanggap (responsivitas), kompetensi, kemudahan untuk dihubungi atau ditemui (akses), tata krama atau sopan santun, komunikasi yang baik dan benar, jujur dan dapat dipercaya (kredibilitas), keamanan, kemampuan dalam memahami pelanggan, dan hal-hal yang berwujud meliputi penampilan dari fasilitas fisik, materi komunikasi, peralatan, dan karyawannya. 10 dimensi ini dinilai sewaktu pelanggan diminta menyatakan ekspektasi dan persepsi atas kualitas jasa yang diterimanya.

2.1.11 Pengertian Sistem Informasi Pelayanan

Ibrahim, dkk (2017) mengatakan bahwa sistem informasi pelayanan publik yang selanjutnya disebut sistem informasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk lisan, tulisan latin, tulisan dalam huruf Braille, bahasa gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan secara manual maupun elektronik.

(9)

Maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi pelayanan adalah sistem yang dapat digunakan untuk mempermudah kegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan informasi serta penyampaian informasi dari penyelenggara kepada masyarakat.

2.1.12 Kelebihan Sistem Informasi Pelayanan

Riki (2016) berpendapat bahwa sistem informasi berbasis komputer memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Lebih efisien dalam waktu maupun tempat.

Dapat mengakses informasi yang diinginkan kapanpun dan dimanapun selagi terhubung dengan jaringan internet. Oleh karena itu, dapat lebih efisien dalam waktu dan juga tidak memerlukan tempat yang luas dalam menyimpan informasi yang telah didapatkan, karena informasi yang telah diakses dapat disimpan dalam bentuk file.

2. Informasi yang diperoleh dapat diupdate dengan cepat.

Pada dasarnya informasi online sangat mudah untuk diperbarui, oleh karena itu dapat dengan mudah update informasi yang dibutuhkan, walaupun informasi tersebut sedang terjadi.

3. Informasi yang diperoleh dapat dishare dengan lebih cepat dan mudah.

Jika membutuhkan hubungan dengan pihak lain dan saling membutuhkan informasi, maka akan memperoleh kemudahan dengan adanya sistem berbasis komputer, dikarenakan dapat membagikan informasi dengan pihak-pihak lain dengan lebih mudah dan tidak perlu repot-repot menulisnya kembali atau melakukan hal-hal lain yang bisa saja merepotkan. Hanya perlu mengklik share dan memilih kepada siapa informasi tersebut akan dibagikan.

4. Dapat menemukan informasi yang dibutuhkan dengan lebih mudah.

Salah satu keunggulan dari sistem yang terkomputerisasi adalah dapat menemukan informasi yang dibutuhkan dengan lebih mudah.

Dengan adanya sistem maka informasi yang disajikan akan lebih teratur dan tersusun dengan rapi sehingga memudahkan dalam mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan.

5. Dapat dengan mudah menyimpan informasi yang terdahulu telah digunakan.

Informasi yang telah digunakan biasanya masih berguna di masa mendatang oleh karena itu biasanya masih menyimpannya sebagai arsip/kumpulan data yang suatu saat dapat digunakan lagi jika dibutuhkan. Oleh karena itu dengan adanya sistem informasi maka dapat menyimpan informasi-informasi tersebut dengan mudah.

(10)

Dikarenakan terdapat hardware yang berfungsi sebagai penyimpanan data, misalkan flashdisk, DVD, VCD maupun jenis komputer itu sendiri dan informasi tersebut akan tetap tersimpan dengan baik, selagi tidak dihapus dan kondisi hardware penyimpanan terbebas dari virus.

Menurut Tinuqu (2021) sistem informasi pelayanan publik memiliki kelebihan yaitu:

1. Waktu lebih cepat

Pengurusan berkas menggunakan sistem informasi akan lebih cepat dilakukan karena urusan berkas dilakukan secara tersistem.

2. Pemantauan lebih mudah

Dengan sistem online masyarakat dapat memantau berkas yang mereka miliki dengan mudah, hanya dengan mengakses secara online.

3. Informasi memadai

Penggunaan sistem berbasis web akan mudah memberikan informasi terkait persyaratan pembuatan berkas. Publik dapat mengetahui informasi hanya dari sistem dan dapat dilakukan secara online.

4. Sistem terintegrasi

Sistem informasi pelayanan publik memiliki sistem yang terintegrasi dengan mempunyai banyak fitur dan kecanggihan yang akan menjadikan urusan pemberkasan serta persuratan mudah dilakukan. Fitur yang dimiliki memudahkan pekerjaan para aparatur dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

Dari tinjauan diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari sistem informasi pelayanan yaitu penggunaan waktu yang lebih cepat dan efisien, dapat memantau dan menemukan informasi dengan lebih mudah, dan informasi yang memadai dikarenakan dapat menyimpan informasi terdahulu yang telah digunakan.

Selain perlu mengkaji mengenai sistem informasi pelayanan, Penulis juga perlu mengkaji lebih dalam mengenai jasa laundry dari segi pengertian jasa, karakteristik jasa, dan pengertian dari laundry itu sendiri. Hal ini perlu penulis lakukan agar penulis dapat lebih mengetahui mengenai jasa laundry.

(11)

2.2 Jasa Laundry

2.2.1 Pengertian Jasa

Kotler dalam Lupiyoadi (2014:7) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

Berbeda dengan Zeithaml, dkk dalam Lupiyoadi (2014:7), jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen.

Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa jasa adalah kegiatan ekonomi yang tidak berwujud yang ditawarkan dari penyedia jasa yaitu perusahaan kepada pengguna jasa atau konsumen.

2.2.2 Karakteristik Jasa

Nasution (2015:5) menyatakan bahwa jasa memiliki empat karakteristik utama yaitu:

1. Tidak Berwujud (Intangibility)

Sifat tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasakan, dicium, atau didengar sebelum dibeli.

2. Tidak Terpisah (Inseparability)

Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual dan baru nantinya dikonsumsi. Sebaliknya, jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi bersamaan. Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jasa tidak tidak terpisahkan berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya atau sumbernya, apakah penyedia atau sumber itu merupakan orang atau mesin, apakah penyedia atau sumber itu hadir atau tidak. Bila karyawan jasa menyediakan jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa baik penyedia jasa maupun pelanggan mempengaruhi hasil jasa tadi.

3. Bervariasi atau Keanekaragaman (Variability)

Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena merupakan non standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

4. Tidak Tahan Lama (Perishability)

Daya tahan satu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan mantap karena penghasilan jasa dimuka dengan

(12)

mudah. Bila permintaan akan turun, maka masalah yang sulit akan segera muncul.

Tidak dapat dikatakan sebuah jasa jika memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli, barang dijual dan dikonsumsi secara terpisah, tidak beraneka ragam, dan daya tahan yang lama. Dikarenakan hal-hal tersebut tidak menggambarkan karakteristik dari jasa itu sendiri.

2.2.3 Pengertian Laundry

Laundry merupakan proses pencucian pakaian biasa menggunakan air dan deterjen (Kuswiyata, 2016:1). Pelayanan Jasa Laundry merupakan sebuah bisnis yang berkaitan dengan jasa pencucian pakaian dengan mesin cuci maupun mesin pengering otomatis dan cairan pembersih serta pegawai khusus.

Usaha laundry adalah suatu usaha/bisnis yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang menerima jasa pencucian seperti cuci pakaian, bed cover, selimut, dan lain-lain. Usaha laundry bukan hanya sekedar tempat mencuci melainkan sebagai tempat perawatan pakaian agar lebih bersih dan awet, dan faktor serba instan serta praktis menjadi trend bagi masyarakat saat ini. Begitu pentingnya keberadaan laundry saat ini maka bisnis ini begitu berkembang pesat.

Dalam perancangan sistem informasi pelayanan jasa laundry ini, penulis menggunakan Microsoft Access sebagai aplikasi untuk melakukan perancangan tersebut. Sebelum memulai perancangan penulis harus mengkaji dan mengenal lebih jauh mengenai Microsoft Access seperti pengertian dari Microsoft Access itu sendiri, kelebihan dan kekurangan dari Microsoft Access, komponen-komponen yang terdapat pada Microsoft Access, database pada Microsoft Access, pengertian database itu sendiri, dan langkah-langkah untuk memulai Microsoft Access.

(13)

2.3 Microsoft Access 2019

2.3.1 Pengertian Microsoft Access 2019

Madcoms (2013:2) menjelaskan bahwa Microsoft Access merupakan salah satu software pengolah database yang sudah cukup populer, karena kemampuan kemampuannya yang dapat mengolah berbagai jenis data serta menampilkan hasil akhir berupa laporan dengan tampilan menarik.

Sedangkan Tim EMS (2014:1) berpendapat bahwa Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan aplikasi RDMS (Relational Database Management System) dan anggota dari beberapa Microsoft Office, selain Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft Power Point.

Banyak kemudahan yang akan diperoleh jika menggunakan Microsoft Access diantaranya dapat melakukan pengaturan data, pembuatan tabel data serta laporan pembuatan data kegiatan sehari-hari.

Microsoft Access 2019 merupakan perkembangan dari versi sebelumnya.

Dalam Microsoft Access 2019, akan dijumpai tampilan yang berbeda dengan versi sebelumnya, tetapi tidak mengubah fungsi dari versi sebelumnya.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Access 2.3.2.1 Kelebihan Microsoft Access

Sarwandi (2017:1) menyebutkan kelebihan dari Microsoft Access yaitu:

a. Menggunakan tampilan grafis yang intuitif untuk memudahkan pengguna.

b. Digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks bagi para pengguna/programmer yang mahir.

Sementara bagi para programmer yang kurang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana.

c. Mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi objek.

d. Para pengguna dapat mencampurkan dan menggunakan kedua jenis bahasa VBA dan Macro untuk memprogram form, logika, dan untuk mengaplikasikan konsep berorientasi objek.

(14)

e. Access mengizinkan form untuk mengandung kode yang dapat dieksekusi ketika sebuah perubahan terhadap tabel basis data.

f. Semua tabel, basis data, query, form, dan report disimpan di dalam berkas basis data miliknya (*.MDB).

Berbeda halnya dengan Dzikry (2020) ia berpendapat bahwa kelebihan Microsoft Access adalah:

a. Mudah digunakan.

Kelebihan dari Microsoft Access yang pertama adalah mudah untuk digunakan, program Microsoft Access ini mempunyai berbagai macam wizard serbaguna dan pilihan template yang siap digunakan oleh pengguna seperti form, report, query dan masih banyak lagi. Lebih dari itu, fitur yang tersedia pada Microsoft Access juga dapat dikustomisasi dengan mudah sesuai kebutuhan.

b. Lebih mudah dalam mengatur relasi dan Query table.

Dengan menggunakan program Microsoft Access ini dapat menghubungkan relasi antar data tabel dan membuat skema relasi beserta tabel dengan lebih mudah, hal ini juga tergantung dari kemampuan masing masing pengguna.

c. Terdapat fitur visual table designer.

Keunggulan Microsoft Access yang selanjutnya ialah terdapat fitur visual table designer yang kehadirannya akan lebih mempermudah para pengguna dalam melakukan berbagai konfigurasi data pada struktur tabel seperti membuat, menghapus dan mengedit data secara visual.

d. Terhubung dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.

Microsoft Access telah terhubung dengan program Microsoft Visual Basic, khususnya pada versi Visual Basic 6.0 yang tentunya sebagian besar database program Microsoft Access juga dibuat dengan bahasa pemrograman tersebut.

e. Keamanan basis data yang canggih.

Keamanan yang terdapat pada Microsoft Access dapat dikatakan cukup canggih, salah satu contohnya ialah database MDB yang dilengkapi dengan proteksi tambahan berupa kata sandi yang dapat digunakan sesuai kebutuhan pengguna, hal ini juga bertujuan untuk melindungi data yang telah dibuat supaya tidak dapat dibuka oleh orang lain tanpa persetujuan pembuatnya.

f. Mendukung Query SQL.

Kelebihan Microsoft Access yang selanjutnya ialah mendukung query SQL. Microsoft Access telah mendukung terhadap pemanggilan database melalui function pada bahasa pemrograman yang dijalankan menggunakan SQL, hal ini mempunyai artian bahwa basis data pada Microsoft Access dapat menggunakan berbagai sintaks standar pada SQL yang

(15)

diantaranya seperti SELECT, WHERE, UPDATE, INSERT dan sebagainya.

g. Dapat menyimpan basis data dalam jumlah besar.

Program Microsoft Access juga dapat menyimpan basis data dalam jumlah besar, hal ini juga merupakan keuntungan bagi penggunanya yang dimana tidak perlu membuat basis data baru apabila yang dibutuhkan cukup banyak.

h. Dapat berjalan dengan bahasa pemrograman VBA milik Microsoft.

Microsoft Office Access menggunakan bahasa pemrograman yang sama dengan Visual Basic For Applications atau VBA yang juga digunakan pada program Microsoft Office lainnya seperti Microsoft Excel dan Microsoft Word. Tentu hal ini merupakan salah satu kelebihan dari Microsoft Access yang cukup populer dan dapat dipelajari dengan mudah melalui berbagai tutorial yang terdapat pada internet.

i. Kompatibel terhadap pemrograman database SQL

SQL merupakan singkatan dari Structured Query Language yang juga kompatibel dengan Microsoft Access, dalam penggunaannya pengguna dapat menerapkan konsep pemrograman dengan basis data yang berfokus pada objek.

Lebih dari itu, VBA dan Macro juga dapat dipadukan dalam membuat form dan logika dengan mudah.

j. Tabel, Form, Report, dan Query tersimpan rapi dalam satu struktur file mdb.

Didalam program Microsoft Access juga terdapat berbagai fitur query design grid yang merupakan bahasa pemrograman yang dapat dijalankan secara visual untuk query SQL tanpa perlu mempelajari terlebih dahulu bahasa tersebut, tentu hal ini cukup membantu bagi seorang pemula yang baru menggunakan program Microsoft Access.

k. Cukup ringan dan tidak membutuhkan banyak sumber daya.

Kelebihan dan kekurangan Microsoft Access yang terakhir ialah tidak membutuhkan banyak sumber daya komputer, khususnya pada komputer dengan spesifikasi menengah kebawah. Pada dasarnya, program Microsoft Access ini cukup ringan saat digunakan dalam menyelesaikan berbagai tugas atau pekerjaan yang berhubungan dengan basis data.

Kelebihan dari Microsoft Access yang menggunakan tampilan grafis yang mudah digunakan pengguna sangat cocok digunakan untuk perancangan ini, dikarenakan perancangan ini perlu menggunakan perangkat lunak aplikasi yang sederhana dan mudah dipahami. Microsoft Access juga memiliki keamanan yang

(16)

canggih salah satu contoh adanya penggunaan kata sandi yang dapat digunakan untuk melindungi data yang hanya bisa diakses oleh pembuatnya. Selain itu, dapat menyimpan basis data dalam jumlah besar dan Tabel, Form, Report, Query tersimpan rapi dalam satu struktur file mdb.

2.3.2.2 Kekurangan Microsoft Access

Sarwandi (2017:4) menyatakan kekurangan dari Microsoft Access yaitu:

a. Kurang begitu bagus jika diakses melalui jaringan.

b. Kurang disarankan penggunaannya untuk aplikasi web dasar yang disimpan di dalam server, mengingat telah ada Microsoft SQL Server yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi.

Sedangkan Umam (2022) menyebutkan bahwa kekurangan dari Microsoft Access yaitu:

a. Kapasitas penyimpanan terbatas.

Apabila penyimpanan melebihi kapasitas 2 GB, maka pengguna akan mendapatkan hambatan dalam mengelola database. Oleh karena itu, Microsoft Access ini sangat cocok digunakan untuk bisnis kecil sampai menengah. Tetapi, apabila ingin menambah data dalam jumlah yang besar dan berat, akan sangat disarankan untuk menggunakan program aplikasi lain, seperti bisnis menengah ke atas.

b. Multi Pengguna yang terbatas.

Batas teknis multi pengguna adalah 255 orang secara bersamaan, namun untuk batas multi pengguna Microsoft Access yang sebenarnya adalah 10 hingga 80. (Bergantung juga jenis aplikasinya)

c. Aplikasi berbayar.

Sebelum mengoperasikan program aplikasi Microsoft Access, hal yang perlu dilakukan adalah membelinya terlebih dahulu karena program ini satu paket dengan Microsoft Office.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kekurangan Microsoft Access adalah kurang begitu bagus jika diakses melalui jaringan dan kapasitas penyimpanan terbatas. Akan tetapi, tidak mempengaruhi untuk menggunakan Microsoft Access ini sebagai aplikasi perancangan pelayanan jasa, dikarenakan rancangan ini memang tidak perlu diakses melalui jaringan dan memang sangat cocok digunakan untuk bisnis kecil

(17)

sampai menengah. Dapat dikatakan bahwa Penulis sangat tepat memilih Microsoft Access sebagai aplikasi perancangan pelayanan jasa laundry ini.

2.3.3 Komponen Microsoft Access

Madcoms (2013:3) mengidentifikasikan komponen-komponen yang terdapat pada Microsoft Access antara lain:

• Title Bar, adalah judul dari jendela program atau nama file yang sedang aktif.

• Menu File, adalah tombol yang menampung perintah-perintah menu yang sering digunakan dalam Microsoft Access, antara lain perintah:

Open, Save, Save As, Close, dan perintah lainnya.

• Quick Access ToolBar, adalah sebuah batang yang berisi kumpulan tombol untuk menjalankan suatu perintah tertentu dalam mengoperasikan Microsoft Access.

• Minimize Tool, tombol yang berfungsi untuk meminimalkan ukuran jendela program Microsoft Access sehingga tampilannya berubah menjadi sebuah ikon yang diletakkan pada bagian Taskbar.

• Maximize Tool, tombol yang berfungsi untuk memaksimalkan ukuran jendela program Microsoft Access sehingga tampilannya menjadi satu layar monitor.

• Restore Down Tool, tombol yang berfungsi untuk mengembalikan ukuran jendela program Microsoft Access menjadi ukuran standard.

• Close Tool, tombol yang berfungsi untuk menutup jendela program atau keluar dari program Microsoft Access.

• Status Bar, merupakan batang di bagian bawah jendela program Microsoft Access, yang digunakan untuk menampilkan informasi dan kondisi dari lembar kerja program Microsoft Access. Misalnya: status aktif Caps Lock, Num Lock, Scroll Lock, dan sebagainya.

• Ribbon, adalah area di atas jendela program dimana dapat memilih tombol perintah.

• Command Tab, adalah kumpulan dari grup yang berbentuk tabulasi secara otomatis menyesuaikan dokumen aktif.

• Contextual Command Tab, adalah tab yang tampil secara otomatis berdasarkan dokumen atau objek yang sedang dikerjakan.

• Grup, adalah isi dari tab yang berupa kumpulan dari beberapa tombol perintah yang saling berkaitan.

• Tombol Dialog, tombol yang terletak di sebelah kanan bawah suatu grup dan jika diklik akan menampilkan kotak dialog.

• Navigation Pane, bagian pada sisi sebelah kiri jendela database yang menampilkan objek-objek database.

(18)

• Tabbed Documents, menampilkan objek-objek dalam Microsoft Access seperti: tabel, query, form, report, dan lainnya dalam bentuk tabulasi/kartu jika kondisinya terbuka.

Dari hal diatas maka dalam suatu Microsoft Access terdapat komponen-komponen yang memiliki fungsi masing-masing. Komponen- komponen tersebut akan membantu penulis dalam melakukan perancangan ini dengan fungsi yang dimilikinya.

Sebelum mengetahui database apa saja yang terdapat pada Microsoft Access, Penulis perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian dari database itu sendiri.

2.3.4 Pengertian Basis Data (Database)

Shalahuddin, dkk (2018:43) mengartikan basis data adalah sistem komputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah ada yang diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan.

Sedangkan menurut Yanto (2016:11), basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan membuat informasi tersedia untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Maka disimpulkan bahwa pengertian basis data adalah kumpulan data yang sudah ada yang diolah sedemikian rupa dan membuat informasi tersedia untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

2.3.5 Database Microsoft Access 2019

Dikatakan Tofik (2016:12) bahwa database pada Microsoft Access adalah sekumpulan table, query, form, report, macro, dan module untuk mengelola suatu data tertentu, dapat diuraikan sebagai berikut:

• Table, berguna untuk menyimpan data.

• Query, berguna untuk memanipulasi data-data yang dimasukkan dalam table. Manipulasi disini adalah seperti perhitungan, pencarian, penyaringan, dan lain-lain.

• Form, digunakan sebagai sarana untuk menginput/output data dan meletakkan objek-objek untuk memanipulasi data yang sudah dimasukkan dalam table.

(19)

• Report, digunakan untuk melakukan pelaporan terhadap data-data yang ada pada table dan query. Laporan ini nantinya akan dicetak melalui printer.

• Macro, digunakan untuk membuat langkah-langkah untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang nantinya dapat dijalankan secara otomatis. Langkah-langkah ini bisa dikonversi ke dalam kode Visual Basic Application (VBA).

• Module, digunakan untuk menuliskan kode-kode program Visual Basic.

Database yang dijelaskan diatas akan digunakan oleh penulis dalam merancang sistem pelayanan jasa laundry yaitu dengan menggunakan table, query, form, report, macro, dan module.

2.3.6 Memulai Microsoft Access

Madcoms (2013:2) menjelaskan bahwa untuk menjalankan program Microsoft Access dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

➢ Klik tombol Start pada bagian Taskbar.

➢ Pilih All Programs kemudian klik Microsoft Office lalu klik Microsoft Access. Maka akan tampil jendela program Microsoft Access yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1 Tampilan Awal Jendela Program Microsoft Access

Sumber: Madcoms, 2013

(20)

➢ Klik Database Kosong lalu Klik Buat maka akan muncul tampilan kerja Microsoft Office seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Access

Sumber: Madcoms, 2013

Referensi

Dokumen terkait

Hanandjoeddin dilakukan beberapa pendekatan, yaitu analisis kesesuaian antara kondisi terminal penumpang saat ini dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 69

Abstrak Pada kasus-kasus aktual di lapangan, penelitian mengenai kondisi air tanah adalah sulit untuk dilakukan, sehingga untuk mempelajari lebih lanjut mengenai tinggi muka air

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien terhadap perawat dan penggunaan

Nilai outlet ini sudah jauh sangat memenuhi baku mutu yang diberlakukan (BM = 5 ppm). IPAL juga dilengkapi dengan bak biokontrol, dimana di dalam bak ini ditanam

Untuk menghasilkan telur dengan berat yang optimal diperlukan pakan dengan kandungan protein pakan yang tinggi, Menurut IP2TP Jakarta (2000) untuk itik periode bertelur,

Dari awal sebelum adanya kegiatan pelatihan komputer ini, pengurus Yayasan Embun Surabaya berharap dapat memberikan kegiataan yang bermanfaat bagi para korban kekerasan

Efek berkelanjutan (multilier effect) dari pembentukan karakter positif anak akan dapat terlihat, seperti yang digambarkan oleh Jan Wallander, “Kemampuan sosial dan

Selain mempunyai data masing-masing member , The Springs Club juga berusaha untuk memberikan yang terbaik maupun dalam melakukan service, fasilitas, dan